Anda di halaman 1dari 5

VIDEO 1

Immunoglobulin (antibodi)
Immunoglobulin merupakan blobulin gamma yang terbagi menjadi 5 tipe dan tiap
immunoglobulin terdiri dari 2 rantai berat dan rantai ringan. Rantai berat terbagi menjadi 5 tipe
yaitu gamma (γ), miu (δ), alfa (α), delta (μ) dan epsilon (ε), sedangkan rantai ringan hanya
terbagi menjadi 2 tipe yaitu lambda (λ) and kappa (κ). Pada tiap rantai berat dan rantai ringan
terdapat region konstan (C) dan region variable (V). Rantai ringan dibagi menjadi dua bagian,
bagian distal yang bergelombang adalah daerah variabel rantai ringan dan bagian proksimal
adalah daerah konstan rantai ringan. Rantai berat dibagi menjadi empat bagian, 1/4 distalnya
adalah dartah variabel rantai berat dan tiga bagian proksimal adalah daerah konstan yang diberi
nomor C1, C2, & C3. Daerah konstan memberikan sifat spesifik pada antibodi dan menentukan
pada permukaan mana antibodi akan berikatan (misalnya IgE berikatan dengan sel mast). Daerah
variabel menentukan jenis antigen mana yang akan bereaksi dengan antibodi. Dua rantai berat
terikat satu sama lain oleh ikatan disulfida dan demikian pula rantai berat dan rantai ringan
terikat satu sama lain oleh ikatan disulfida. Terdapat lima jenis antibodi atau imunoglobulin IgG
IgA IgM IgE dan IgG, mereka dapat diingat dengan penamaan mnemonic sederhana.
Imunoglobulin G ini adalah jenis antibodi yang paling melimpah pada manusia dan
menyumbang sekitar 80% dari total antibodi dalam darah. IgG adalah antibodi unit tunggal yang
hanya terdiri dari monomer berbentuk y. Berat molekul IgG adalah 150.000, IgG merupakan
antibodi kecil yang dapat dengan mudah melintasi pembuluh darah dan plasenta. imunoglobulin
G adalah antibodi utama yang bertanggung jawab atas imunitas humoral. Mekanisme kerja
utama IgG adalah dengan penghancuran sel asing yang diperantarai komplemen. Imunoglobulin
G terdiri dari rantai berat tipe gamma.
Imunoglobulin A dapat berbentuk satu unit atau dimer, dalam bentuk dimer, IgA terdiri dari dua
antibodi yang bergabung bersama oleh polimer rantai J. Berat molekul IgA adalah 160.000 dan
terutama hadir dalam sekresi tubuh seperti air liur, keringat, dll. Imunoglobulin A bertugas untuk
mencegah berbagai jenis antigen memasuki sel-sel tubuh manusia. IgA terdiri dari rantai berat
tipe alpha.
Imunoglobulin M adalah imunoglobulin terbesar pada manusia yang terdiri dari lima unit
berbentuk Y yang disatukan oleh rantai J. IgM adalah antibodi yang sangat besar dan tidak dapat
melintasi aliran darah atau plasenta dan merupakan antibodi pertama yang diproduksi dalam
kondisi invasi antigen asing kedalam tubuh dan juga merupakan jenis antibodi yang paling
efisien terhadap antigen. Berat molekul IgM adalah 900.000. Rantai berat yang ada di IgM
adalah tipe miu.
IgE juga merupakan monomer dan hadir dalam jumlah kecil di aliran darah. Kadar IgE terutama
meningkat pada orang yang memiliki alergi. Mekanisme kerja IgE adalah berikatan dengan sel
mast dan menyebabkan pelepasan histamin dari sel mast. Berat molekul IgE adalah 190.000.
IgE terdiri dari rantai berat tipe epsilon.
Immunoglobulin D merupakan monomer yang terdiri dari satu unit dan ada dalam tubuh dalam
konsentrasi rendah. IgD tidak memiliki peran penting dalam tubuh tetapi terdapat pada
permukaan sel B dan diduga bahwa IgD bertindak sebagai reseptor sel b untuk antigen. Berat
molekul IgD adalah 180.000. IgD memiliki rantai berat tipe delta.

VIDEO 2

Struktur dan fungsi antibodi


IgG
Antibodi IgG merupakan antibodi yang melimpah dan dapat ditemukan 60-70% pada
plasma darah. Plasma darah berperan dalam pembentukan monomer dari antibody IgG. Antibodi
ini dapat terbentuk pada respon antibodi pertama dan kedua, akan tetapi lebih banyak dihasilkan
pada respon imun yang kedua.
IgG berkerja dengan cara mengikat dirinya dengan viral antigen spesifik suatu virus,
sehingga virus tidak dapat berikatan dengan host sel, hal ini akan meningkatkan protein
komplemen karena terjadinya membrane attack complex dan opsonisasi, kumpulan peristiwa
tersebut pada suatu virus disebut sebagai netralisasi. Ketika IgG mengikat dengan antigen, reaksi
pengendapan akan terjadi, dimana hal tersebut akan mengingkatkan peristiwa fagositosis dan
opsonisasi.
Pada kasus janin yang masih berada diperut ibu, antibody IgG pada ibu dapat melewati
plasenta sehingga mencapai bayi mendapatkan antibody IgG dari ibunya sendiri, hal ini disebut
sebagai passive antibody
IgA
IgA dibentuk oleh sel plasma. IgA berbentuk seperti monomer yang saling berikatan, atau
yang disebut sebagai dimer. IgA dapat ditemukan pada saliva, keringat, lapisan mukosa pada
saluran gastrointestinal, serta ASI pada ibu. Ketika bayi mengkonsumsi ASI seorang ibu yang
memiliki antibodi IgA, antibodi tersebut dapat disalurkan ke bayi tersebut.
IgA memiliki peranan dalam menghancurkan bakteria tertentu yang sering muncul pada
bagian-bagian tertentu yang telah disebutkan diatas. Bentuk dimer yang dimiliki oleh IgA dapat
mengikat dua antigen dari dua bakteri yang berbeda disaat bersamaan.
IgM
IgM dibentuk oleh sel plasma dalam bentuk pentamer maupun monomer. Jumlah dari IgM
juga terbilang cukup banyak dan terbentuk saat imun respon pertama. Ketika IgM berikatan
dengan antigen, protein komplemen akan beraktivasi yang akan menimbulkan membrane attack
complex atau opsonisasi.
Selain itu, ketika seseorang mengalami kesalahan pencocokan transfuse darah, IgM akan
mengikat antigen yang seharusnya tidak ada pada tubuh pada sel darah merah dan
menghubungkan sel-sel darah merah tersebut melalui ikatan pentamer yang pada di tengahnya
terdapat g-protein. Ikatan tersebut disebut sebagai multiple binding site. Kesalahan pencocokan
transfuse darah tersebut akan mengakibatkan interakti antigen-antibodi yang nantinya akan
menyebabkan aglutinasi. Aglutinasi merupakan hipersentivitas tipe 2.
IgE
IgE dibentuk oleh sel plasma dalam bentuk monomer. Antibodi ini dapat ditemukan pada
lapisan mukosa saluran pernafasan, struktur urogenital, lamina propia, mukosa saluran
gastrointestinal atau jaringan lymphatic. IgE berhubungan dengan syok anafilaktik atau
hipersensitivitas tipe 1. Saat terjadi respon inflamasi, monomer IgG akan berikatan dengan
FcER1-reseptor pada sel mast, peristiwa ini nantinya akan menyebabkan sel mast menghasilkan
zat kimia inflamasi yang beragam, seperti histamins.
Pada kasus aktivasi IgE saluran gastrointestinal, misalnya ketika seseorang mengkonsumsi
daging mentah dan mengakibatkan timbulnya parasite pada gastrointestinal, antibodi IgE akan
berikatan dengan eusinofil dan menghancurkan parasite tersebut.
IgD
IgD dibentuk oleh sel plasma dalam bentuk monomer dan antibodi IgD memiliki peran
sebagai reseptor sel B.

HIPERMUTASI SOMATIK
Ketika seseorang mendapatkan suatu antigen asing, lag period akan terjadi, dimana pada periode
waktu tersebut tidak terjadi apapun. Setelah periode waktu tersebut akan terjadi pembentukan
antibodi, berupa IgM yang merupakan respon antibodi pertama dalam system imun. Respon
imun kedua terjadi sedikit lebih lambat dibandingkan dengan respon imun pertama dengan lag
period lebih lama. Saat respon imun pertama menurun, disitulan pembentukan antibodi pada
respon imun kedua akan terjadi, antibodi yang terbentuk berupa antibodi IgG.
Paparan suatu antigen asing yang sama untuk kedua kalinya akan mengaktifkan respon
imun pertama, akan tetapi tidak sebanyak saat paparan pertama terjadi, sedangkan pada respon
imun kedua akan terjadi lonjakan respon imun kedua atau IgG yang benar benar tinggi. Hal ini
lah yang disebut sebagai hipermutasi somatik.

IMUNITAS
Terdapat dua macam imunitas, yaitu adalah imunitas pasif dan aktif.
Imunitas pasif dapat didapatkan dengan dua cara, yaitu secara natural maupun artificial. Secara
natural bisa didapatkan melalui plasenta (IgG) dan ASI (IgA). Sedangkan secara artificial dapat
didapatkan dari antidote, seperti anti-venom yang diberikan saat seseorang terkena gigitan ular.
Imunitas aktif dapat didapatkan dengan dua cara, yaitu secara natural maupun artificial. Secara
natural bisa didapatkan ketika seseorang terinfeksi oleh pathogen tertentu dan akan terjadi proses
imunitas. Sedangkan secara artificial dapat berupa vaksin, atau suntik booster. Dimana antigen
mati ataupun lemah disuntikan kepada tubuh.
STRUKTUR ANTIBODI
Heavy chain merupakan struktur pengikat yang baik dengan protein komplemen.
Binding site merupakkan bagian yang bisa mengikat berbagai bentuk antigen, bentuk dari
binding site dapat berbeda-beda tergantung dari bentuk antigen itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai