Anda di halaman 1dari 32

IMUNOGLOBULIN

Imunoglobulin
-> Adalah suatu glikoprotein yg terdiri dari
82 – 96% polipeptida dan 4 – 18% karbo
hidrat.
-> Merupakan glikoprotein Tetramer ber
bentuk “ Y “
-> Pada elektroforesis protein, imonoglobulin ter
dapat pada daerah gamma globulin.
-> Sifat biologis ditentukan oleh komponen
polipeptida.
-> memiliki fungsi ganda, yaitu :
- mengikat antigen secara spesifik
- mengaktivasi komplemen.
komplemen => terdapat inaktif dalam
darah
=> sbg mediator dlm reaksi
antigen antibodi.
STRUKTUR IMUNOGLOBULIN

Struktur dasar terdiri atas :


* 2 rantai berat ( H – Chain )
* 2 rantai ringan ( L – Chain )
Masing-masing rantai merupakan bagian dari :
* Antibodi yg konstan alfa “ C “
- Rantai Ringan alfa CL
- Rantai Berat alfa CH1, CH2, CH3.
* Antibodi variabel alfa “ V “
- Rantai Ringan alfa VL
- Rantai Berat alfa VH
Rantai Ringan tersusun dari 2 domain
globuler taitu : CL dan VL

Rantai Barat terbubun dari 4 domain


globuler yaitu : VH, CH1, CH2, CH3.
Ada jembatan Disulfida ( S – S ) berfungsi

* menghubungkan kedua Rantai Berat


satu sama lain dan Rantai Berat dengan
Rantai Ringan.
* Dalam domain -> menstabilkan struktur
tersier
Antibodi dapat dipecah oleh enzim
proteinase didalam / daerah engsel
menjadi 3 fragmen ( F ) yaitu :
* 1 Fragmen yg hanya terdiri dari rantai
berat saja disebut Fc.
* 2 Fragmen yg terdiri dari rantai berat
dan rantai ringan disebut Fab.
Fragmen C ( FC ) adalah bagian kondtan
yg menentukan sifat biologi imunoglobulin,
berfungsi :
* menembus plasenta ( sifat )
* berikatan pada permukaan sel
* fagositosis
* interaksi dengan elemen komplemen
* menstranspor antibodi ke dalam sel.
Fragmen ab ( Fab ) adalah bagian
variabel dari imunoglobulin, bagian yang
menentukan spesifisitas antibodi.
Fungsi => mengikat antigen ( antigen
bindingsite )
Imunoglobulin terdiri dari 5 kelas utama ,
yaitu : IgG, Ig A, IgM, IgD dan IgE.
Imunoglobulin G

Jumlah pada orang dewasa normal 75%


dari total serum imunoglobulin.
Paling banyak diproduksi selama respon
imun humoral sekunder.
Ada 4 sub kelas => IgG1 ( 50 - 70% )
IgG2 ( 14 - 20% )
IgG3 ( 4 - 8% )
IgG4 ( 2 - 6% )
Sifat => dapat menembus plasenta dan
bertanggung jawab melindungi bayi baru
lahir pd bulan pertama kehidupan.
Berikatan dengan antigen dan dapat
mengikat komplemen.
Reseptor IgG terdapat pada permukaan
makrofag
Dalam kolostrum membatasi absorpsi
antigen dari makanan.
Imunoglobulin M ( IgM )

Merupakan imunoglobulin utama pd respon


imun primer.
Respon pendek ( beberapa hari ) oleh karena itu
digunakan untuk indikator infeksi akut.
BM 900.000, bentuk pentamer dan merupakan
imunoglobulin paling besar.
Tidak dapat menembus plasenta, adanya IgM
pada bayi baru lahir -> bayi infeksi
Kemampuan aglutinasi sangat kuat
Dalam serum jumlahnya 10% dari semua
imunoglobulin.
Antibodi natural ( anti bodi gol darah )
merupakan IgM
Imunoglobulin A ( Ig A )

Merupakan predominan imunoglobulin yg


diproduksi oleh sel B di plaque peyer,
tansil dan jaringan limpoid lain di mukosa.
Jumlah IgA dalam serum 10 – 15 %.
IgA ditemukan di air mata, ludah, mukosa
usus, sekretbronkhial, susu, cairan
prostat, dll.
Punya 2 subkelas => IgA1 dan IgA2.
- Pd permukaan sel B IgA bentuk mono
mer.
- Pada / dalam serum bentuk multimer
- Dalam cairan sekresi bentuk climer dan
trimer.
Fungsi IgA :
- mengikat virus / bakteri shg tdk melekat
pada permukaan mukosa.
- mengaktifasi komplemen

- menghasilkan C3b yg dapat mengop


sonisasi mikroorganisme hingga
mudah difagositosis.
Imunoglobulin D

Merupakan monomer dgn BM 180.000.


Dalam serum kadar sangat rendah karena
IgD tidak dilepas sel plasma dan sangat
rentan terhadap degradasi oleh proses
proteolitik.
Merupakan komponen utama permukaan
sel B -> menunjukkan kematangan sel B
Jumlah 1% dari imunoglobulin.
Bersama IgM berfungsi sbg reseptor
antigen pada aktivasi sel B.
Tidak mengikat komplemen.
Mempunyai aktifitas antibodi terhadap
insulin, penisilin, protein susu, toksoid
difteri dan antigen tiroid.
Fungsi fisiologi belum jelas.
Imunoglobulin E ( Ig E )

Jumlah sedikit dalam serum 0,004 % dari


seluruh antibodi serum
Penting berperan dlm reaksi alergi . Ada 2
macam sel berperan yaitu mastosit dan
basofil. Kedua sel memiliki reseptor untuk
Fc Ig E.Jika antigen kontak dengan IgE
maka kedua sel mengeluarkan mediator
inflamasi sehingga tampak manifestasi
alergi.
Peningkatan Ig E dalam serum terjadi
pada infeksi cacing atau parasit lain yang
multiseluler.
Bentuk monomer.

Pembentukan Antibodi.
- dibentuk karena ada rangsangan dari
antigen.
- antibodi pertama terbentuk adalah Ig M
- Waktu pemaparan antigen dan
terbentuknya Ig M disebut I ag phase.
- Kadar Ig M mencapai puncak 7 hari.
- Ig G mencapai tertinggi 10 – 14 hari
- Perbedaan dlm respon imun primer dan
sekunder, kadar antibodi yg dibentuk,
lamanya Iag phase tergantung dari jenis
dan dosis serta cara masuknya antigen.
Antigen

Adalah zat-2 yg dapat merangsang


timbulnya respon imun baik seluler
maupun humoral.
Mengandung dua arti :
1. molekul yg memacu respon imun atau
disebut imunogen.
2. molekul yg dapat bereaksi dengan anti
bodi atau sel T.
Secara fungsional di bagi 2 yaitu :
- imunogen -> molekul pembawa / besar
( sel T ).
- hapten -> molekul kecil ( sel B ).

Alergen -> imunogen tertentu yg dapat me


rangsang reaksi hipersensitivi
tas.
Secara operasional antigen ada 2 jenis :
1. Antigen Eksogen -> berasal dari luar
tubuh. Misalnya : mikroorganisme, obat
dan polutan. Antigen dapat
menyebabkan infeksi dan penyakit
imunologik seperti Asma.
2. Antigen Endogen -> terdapat pd individu.
Misalnya : Heterologous, autologous dan
idiotypic.
Epitop / determinan antigen adalah bagian
dari antigen yg dpt membuat kontak fisik
dengan reseptor antibodi, menginduksi
pembentukan antibodi yg dapat diikat
dengan spesifik oleh bagian dari antibodi
atau oleh reseptor antibodi.
Paratop adalah bagian dari antibodi yang
mengikat epitop.
Faktor – 2 Yg mempengaruhi
Imunogenitas.

1. Keasingan -> molekul asing bagi tubuh


bersifat imunogenik.
2. Besar molekul -> zat protein dengan BM
besar merupakan imunogen yg bersifat
poten.
3. Kerumitan struktur kimiawi -> makin
rumit atau kompleks suatu zat maka
semakin imunogenik.
4. Konstitusi Genetik.
susunan genetik / keturunan sangat
mempengaruhi respon imun terhadap
antigen.
5. Metoda memasukkan antigen dan dosis
respon imun tergantung dari dosis dan
cara memasukkan antigen. -> bisa
melalui kulit, saluran pernafasan,
disuntikan, dsb -> respon imun berbeda.
6. Epitop -> jumlah tergantung dari ukuran
dan kerumitan struktur molekul.
Penetapan Antigen Antibodi

Reaksi antigen antibodi ada 3 macam :


1. Tahap I -> Primer
2. Tahap II -> Sekunder
3. Tahap III -> Tersier.
Berdasarkan reaksi ini maka dapat
dilakukan penetapan antigen antibodi baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dan
sangat berguna pada proses penyakit
misal anti DNA pada lupus eritematosus.
Penetapan berdasarkan reaksi primer :
-> metoda presipitasi amonium sulfat
( tehnik Farr ), enzim immunoassay ( Eliza
). Imunoflouresen, radioimmunoassay
( RIA ). Flourolmunoassay, dan labelisasi
pada ferritin.

Penetapan berdasarkan reaksi sekunder.


-> manifestasi :
presipitasi,aglutinasi,neutralisasi
, tes komplemen fiksasi.
Berdasarkan presipitasi
( Pengendapan )

Imunodifusi ganda.
Imunodifusi radial
Imunoelektro foresa.
Elektroimuno difusi.
Rocket imunoelektrophoresis.
Imunone felometri.
Berdasarkan Aglutinasi
( Penggumpalan )
Aglutinasi direk ( aktif ).
-> reaksi widal, reaksi weil felix, reaksi
penetapan golongan darah.
Aglutinasi indirek ( pasif ).
-> penetapan anti HBs,antibodi thd antigen tiroid,
antibodi terhadap TP HA ( Treponema Pallidum )
Aglutinasi pasif terbalik
Uji hambatan aglutinasi -> Coomb Test.
Uji fiksasi komplemen -> pemeriksaan
Wasserman.

Anda mungkin juga menyukai