Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PLATFORM HORIZON DALAM SERVICE

DASHBOARD BERBASIS OPENSTACK

IMPLEMENTATION AND ANALYSIS OF HORIZON PLATFORM IN


DASHBOARD SERVICE BASED ON OPENSTACK

Devy Febri Fetria1, Tody Ariefianto Wibowo2, Joko Purnomo3


1,2
Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
3
Senior Engineering, Ericsson Corp.
devfetria@gmail.com, tody.wibowo@gmail.com, joko.purnomo@ericsson.com
_____________________________________________________________________________________________________________

Abstrak - Openstack merupakan sebuah satuan kontrol dalam SDN (Software Define Network) yang
dapat menyatukan beberapa blok layanan ke dalam satu kendali. Beberapa blok layanan tersebut antara
lain Service Application, Dashboard, Compute, Storage dan Network. Untuk menunjang layanan – layanan
tersebut dibutuhkan suatu sistem visualisasi dalam memudahkan user dalam melakukan
pengkonfigurasian jaringan agar lebih mudah. Sistem ini dinamakan Dashboard yang berada dalan
platform Horizon yang merupakan sebuah web interface bagi user untuk membuat jaringan baru,
melakukan konfigurasi, melakukan pemeliharaan dan pengelolaan perangkat jaringan atau dapat
dikatakan sebagai cloud administrators.

Dari hasil analisis servis Dashboard pada tugas akhir ini dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja dari
servis Dashboard dapat dikatakan cukup baik. Dari hasil pengujiannya didapatkan kesimpulan dengan
pengujian Click bandwidth maksimum pada server adalah 1100 Kbps dan pada user adalah 1500 Kbps,
untuk pengujian Time bandwidth maksimum pada server adalah 2200 Kbps dan pada user adalah 1100
Kbps, dan untuk pengujian Ramp bandwidth maksimum pada server adalah 2200 Kbps dan pada user
adalah 1100 Kbps.

Kata kunci : OpenStack, Dashboard, Horizon, Cloud Computing.


_______________________________________________________________________________________

Abstract – OpenStack is a main control of SDN (Software Define Network) which able to combining
several blocks into one control. There are Application Service, Dashboard Service, Compute Service,
Storage Service, and Service Network. For supporting the services, it needs a visualization system for
facilitate user to do the networking configuration more easier. This system is named Dashboard in
Horizon platform which is a user web interface for creating a new network, do some maintenance and
managing the network devices or its called cloud administrators. From the result of Dashboard service
analysis in this final project, it could be deduced that the performace from its service is good enough.
From the testing obtained with Click testing the maximum bandwidth in server is 300 kbps and in user
side is 1200 kbps, for Time testing the maximum bandwidth in server is 650 kbps and in user side is 2200
kbps, and for Ramp testing the maximum bandwidth in server is 2400 Kbps and in user side is 1200
Kbps.

Keywords : Openstack, Dashboard, Horizon, Cloud Computing.


_______________________________________________________________________________________

1. PENDAHULUAN
Dewasa ini semua tidak lepas dari teknologi yang membuat kebutuhan manusia akan dunia teknologi dan
informasi semakin meningkat, terutama dalam hal perkembangan dunia jaringan (Network) telekomunikasi yang
berbasis Internet Protocol (IP). Dengan semakin banyaknya pengaplikasian teknologi itu, maka semakin
dibutuhkan banyak perangkat dengan pengkonfigurasian yang berbeda-beda untuk mendukung terealisasinya
infrastruktur jaringan yang sangat luas tersebut, hal tersebut dikarenakan untuk melakukan pengaturan perangkat
tersebut kita harus melakukannya satu per satu dan akan memakan waktu yang lama untuk infrastruktur yang
begitu besar dan luas. Openstack merupakan sebuah satuan kontrol dalam SDN (Software Define Network)
yang dapat menyatukan beberapa blok layanan ke dalam satu kendali. Beberapa blok layanan tersebut antara
lain Service Application, Dashboard, Compute, Storage dan Network. Untuk menunjang layanan – layanan -
tersebut dibutuhkan suatu sistem visualisasi dalam memudahkan user dalam melakukan pengkonfigurasian
jaringan agar lebih mudah. Sistem ini dinamakan Dashboard yang berada dalan platform Horizon yang
merupakan sebuah web interface bagi user untuk membuat jaringan baru, melakukan konfigurasi, melakukan
pemeliharaan dan pengelolaan perangkat jaringan atau dapat dikatakan sebagai cloud administrators.

2. DASAR TEORI
2.1 Cloud Computing
Secara umum, definisi cloud computing (komputasi awan) merupakan gabungan pemanfaatan teknologi
komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet (awan) yang mempunyai
fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer – komputer yang terkoneksi pada waktu yang
sama, tetapi tak semua yang terkonekasi melalui internet menggunakan cloud computing. Teknologi komputer
berbasis sistem cloud ini merupakan sebuah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat server untuk
mengelola data dan juga aplikasi pengguna. Teknologi ini mengizinkan para pengguna untuk menjalankan
program tanpa instalasi dan mengizinkan pengguna untuk mengakses data pribadi mereka melalui komputer
dengan akses internet[1]. cloud computing mempunyai 3 tingkatan layanan yang diberikan kepada pengguna,
yaitu :
 SaaS (Software as a Service) : Layanannya berupa software siap pakai.
 PaaS (Platform as a Service) : Menawarkan layanan berupa platform-platform untuk membuat aplikasi
 Iaas (Infrastructure as a Service) : Menyediakan layanan sumber daya komputasi seperti prosesor, memori,
dan storage yang sudah tervirtualisasi.
2.2 Openstack
Openstack adalah sebuah platform awan yang terdiri dari software open source untuk menyediakan basis
menjalankan cloud IaaS (Infrastructure as a Service), baik pribadi maupun yaitu berupa sumber daya untuk
komputasi dan penyimpanan data dalam bentuk mesin virtual. Openstack mempunyai kemampuan skalabilitas
yang lebih besar dibandingkan kerangka kerja awan lainnya. Tujuan Openstack adalah untuk memungkinkan
setiap organisasi atau perusahaan membuat dan menyediakan layanan komputasi awal dengan menggunakan
perangkat lunak opensource yang berjalan di atas perangkat keras yang standar. Di dalam Openstack terdapat
beberapa komponen yang memudahkan pengguna dalam melakukan konfigurasi infrastruktur cloud computing
ini, di antaranya adalah: Openstack Compute, Openstack Storage, dan Openstack Image Service. Openstack
memiliki keunggulan dengan banyaknya jumlah instance atau virtual machine yang dapat dibuat. Diperlukan
alokasi sumber daya (bandwidth, memori, CPU (Central Processing Unit), storage) di awal pembuatan sebuah
server instance yang disesuaikan dengan kebutuhan. Tetapi alokasi sumber daya seperti itu dirasa kurang
maksimal, karena komputasi dari suatu instance bisa saja berubah-ubah sesuai tugas yang diberikan secara real-
time.[6]
2.3 OpenStack Dashboard
Openstack Dashboard merupakan suatu layanan user interface dalam infrastruktur Openstack yang
memberikan akses visusalisasi bagi user dalam menciptakan cloud. Akan tetapi, agar sistem ini dapat berfungsi
sepenuhnya dengan baik, beberapa platform pendukung sistem cloud Openstack seperti Nova, Swift, Glance,
Keystone, Neutron dan, Cinder ini harus sudah terinstal sepenuhnya terlebih dahulu dalam server. Openstack
Dashboard ini didesain dengan sangat fleksibel sehingga mudah untuk disesuaikan dengan produk atau jenis
layanan lainnya, seperti bisa ditambahakannya layanan monitoring, maintenance dll. Pada layanan Dashboard
ini user dapat mendapatkan beberapa kemudahan dalam menggunakan Openstack ini, diantaranya :
1. Informasi pemakaian dan quota cloud.
2. Dapat dengan mudah mengoperasikan cloud virtual machine.
3. Mengelola volume untuk control pembuatan, penghapusan, dan konektivitas ke Block Storage.
4. Menjamin akses dan keamanan sistem cloud.[9]

3. PERANCANGAN SISTEM
3.1 Blok Diagram Sistem
Dibawah ini merupakan gambar arsitektur secara keseluruhan dari Openstack yang terdiri dari beberapa
blok layanan dengan fungsi kerja masing-masing, yaitu :
• Dashboard : Sebagai user interface.
• Network : Jaringan yang berfugsi sebagai jembatan semua layanan pada Openstack.
• Compute : Sistem yang mengatur dan mengontrol layanan-layanan pada Openstack.
• Storage : Menyediakan media penyimpanan.
• Identify : Untuk keamanan data bagi user.[10]
Gambar 1 Arsitektur OpenStack [9]
3.2 Topologi Jaringan

Controller
Network

Compute1
Compute 4

Compute2
Cinder

Compute3

Management Tunnel

Management

Ext-Network

SW Management

Tunnel
INTERNET

Router

SW Tunnel

Gambar 2 Topologi jaringan


3.3 Spesifikasi Perangkat
Pada tugas akhir ini digunakan beberapa perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung arsitektur
dari sistem cloud Openstack sebagai berikut :
• PC (Personal Computer) dengan kapasitas harddisk 7 TB, RAM 32 GB, dan Processor i7 (4 socket, 8 core),
digunakan sebagai server induk dari sistem Openstack.

Gambar 3 Kapasitas PC

 Linux Ubuntu 14.04 (LTS)


 Software VMware (Virtual Machine)
 Putty
 WinSCP
 Router Mikrotik
 Switch
 Kabel LAN
 UPS (Uninterrruptible Power Supply)
3.4 Desain Halaman
Desain halaman Openstack yang dibuat untuk Tugas Besar ini sudah dirubah begitu juga dengan logonya.
Desain yang diterapkan pada halaman login ini adalah bertema Flat Design
Gambar 4 Halaman Login Dashboard Openstack

Gambar 5 Halaman utama Dashboard Openstack


Dari desain pada halaman utama admin tersebut,diharapkan proses monitoring keseluruhan sistem dapat
dipahami dan dilakukan dengan mudah oleh user admin. Selain itu fitur lain dari Openstack Dashboard ini
adalah dengan penggunaan konsol VNC (Virtual Network Computing) yang digunakan untuk melakukan
pengaksesan pada cloud computing Openstack ini secar langsung oleh setiap user secara manual. Berikut adalah
tampilan konsol VNC yang berada didalam menu Instance Dashboard.

Gambar 6 Tampilan konsol VNC pada Dashboard Openstack


Pada gambar 6 diatas menunjukan bahwa konsol tersebut sedang melakukan generating IP untuk
pengaksesan ke servernya, dimana ketika pengaksesan tersebut berhasil maka user dapat melakukan konfigurasi
virtual pada server Openstack dengan hak akun yang dimiliki oleh user tersebut.

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS


Pengujian dan analisis pada service dashboard dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui performansi
service tersebut dengan platform horizon. Dengan dilakukan pengujian pada platform tersebut dapat diketahui
apakah platform dapat bekerja dengan baik atau benar. Untuk pengujian, yang menjadi acuan dasarmya adalah
pengujian pada bagian user interface dari layanan Openstack ini, yaitu pada Desain UI, UX, lalu kinerja website
seperti : kecepatan pengaksesan tiap halaman, beban penggunaan website oleh banyak user.
4.1 Pengujian Desain UI (User Interaface)
Pada pengujian UI (User Interface) ini yang menjadi acuan pengujian adalah menitik beratkan kepada
desain yang ditampilkan pada layanan website Openstack ini. Karena UI (User Interface) merupakan
mekanisme komunikasi antara pengguna dengan sistem.
Gambar 7 Grafik hasil penilaian UI
4.2 Pengujian Desain UX (User Experience)
Pada pengujian UX (User Experience) ini yang menjadi acuan dalam pengujiannya adalah menitik
beratkkan pada pengalaman pengguna layanan website Openstack dalam menggunakannya, apakah setiap menu
dan eksekusi ke aksi berikutnya sudah dapat dimengerti dan dipahami oleh pengguna atau tidak.

Gambar 8 Grafik hasil penilaian UX


4.3 Pengujian Kecepatan Pengaksesan Halaman (Skema Click)
 Pengujian (2000 users 100 kali klik), click delay  5 detik
Server and User Bandwidth
2,200
1,100
2,000 1,000
1,800 900

Avg. User Bandwidth [kbit/s]


Server Bandwidth [kbit/s]

1,600 800
1,400 700
1,200 600
1,000 500
800 400
600 300
400 200
200 100
0 0
0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 5,500
Time Since Start of Test [s]

b
c
d
e
f
g Server Bandwidth [kbit/s] b
c
d
e
f
g Avg. User Bandwidth [kbit/s]

Test Ty pe: CLICKS (run test until 100 clicks per user)
User Simulation: 2,000 simultaneous users - 5 seconds between clicks

Gambar 9 Grafik bandwidth server dan user 2000 user


Pada pengujian 2000 user yang melakukan 100 kali klik dengan delay maksimal 5 detik, sehingga pada
pengujian ini didapat kan suatu analisis bahwa bandwith user didapat 90 sampai 100 Kbps dan bandwith server
rata – rata yang digunkaan 1598,52 Kbps. Bandwith yang digunakan server rata – rata sebesar 1598,52 Kbps
dengan pengambilan sampel tiap 125 detik dan pada pengujian dengan 2000 user ini terdapat error dengan nilai
rata – rata 414,708 error sehingga penyebab terjadinya ripple pada grafik bandwidth server ini adalah karena
jumlah pengakses dan error tersebut. Contoh sampel terjadinya error yang menyebabkan ripple pada grafik
diatas adalah pada detik 249 sampai 259 (interval 10 detik) terjadi error sebanyak 991 error dengan presentase
54,90 % sehingga terjadi penurunan bandwidth server mendekati 200 kbps. Error tersebut disebabkan oleh
adanya paket yang error atau kegagalan pada saat mengakses halaman URL yang sudah didaftarkan. Ripple
pada bandwidth user dalam percobaan 2000 pengakses tidak tampak dikarenakan hasil akumulasi dari jumlah
rata-rata waktu akses per user menghasilkan kecepatan pengaksesan yang sangat kecil dan memiliki rentang
yang tidak terlalu berbeda.
4.4 Pengujian Beban Penggunaan layanan Website Dashboard (Skema Time)
 Pengujian (2000 user dengan click delay maksimum 5 detik) per user
Server and User Bandwidth
2,200 85
80
2,000 75
1,800 70

Avg. User Bandwidth [kbit/s]


65

Server Bandwidth [kbit/s]


1,600 60
1,400 55
50
1,200 45
40
1,000
35
800 30
25
600
20
400 15
10
200
5
0 0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550
Time Since Start of Test [s]

b
c
d
e
f
g Server Bandwidth [kbit/s] b
c
d
e
f
g Avg. User Bandwidth [kbit/s]

Test Ty pe: TIME (run test f or 10 minutes)


User Simulation: 2,000 simultaneous users - 5 seconds between clicks

Gambar 9 Grafik bandwidth server dan user 200 user


Dari grafik pada gambar 9 diatas dapat diamati bahwa :
1. Bandwidth user yang ditunjukan pada grafik diatas bahwa bandwidth maksimal yang diperoleh 85 Kbps
dengan rata – rata bandwidth user adalah 1,3510 kbps.
2. Bandwidth yang digunakan oleh server berdasarkan dari grafik diatas berkisar antara 2200 sampai 2400
Kbps.
Hal ini dikarenakan bandwith user didapat dari packet outgoing yang bukan hanya request tetapi diberi
beban oleh aplikasi web stress tool, dan di rekam bahwa packet outgoing yang memenuhi jaringan dan
yang didapat sebesar 85 Kbps. Sedangkan pada Bandwith server didapat 2200 Kbps dikarenakan packet
incoming dan beban dari aplikasi web stress tool memadati trafik di server sehingga terekam 2200 Kbps
untuk bandwidth maksimumnya.

 Pengujian (2000 user dengan click delay maksimum 5 detik) per URL
Protocol Times for all URLs
14,000
13,000
12,000
11,000
10,000
9,000
Time [ms]

8,000
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550
Time Since Start of Test [s]

b
c
d
e
f
g Click Time b
c
d
e
f
g Time to First Byte b
c
d
e
f
g Time to Connect b
c
d
e
f
g Time for DNS b
c
d
e
f
g Time for local socket

Test Ty pe: TIME (run test f or 10 minutes)


User Simulation: 2,000 simultaneous users - 5 seconds between clicks

Gambar 10 Grafik protokol pengaksesan oleh 2000 user


Pada gambar 10 dapat dianalisis bahwa, Waktu pengaksesan untuk melakukan request dengan inisialisasi
DNS setiap URL dari saat waktu awal dimulainya pengujian hingga akhir yaitu rata – rata 3 - 4 detik.
Selanjutnya dari inisialisasi DNS itu di si server membuka port IP bagi user yang melakukan request tersebut
sehingga dapat mengakses DNS tersebut dengan waktu rata – rata 6 detik, sehingga request dari user tersebut
dijawab oleh server dengan grafik berwarna hijau yaitu Time to first byte dengan rata – rata kecepatan waktu
pengaksesan yaitu 7 - 10 detik. Click time adalah saat semua proses request user terhadap URL yang berada di
server telah selesai, dengan lamanya waktu untuk melakukan proses request terhadap URL adalah 11 - 12
detik.terjadi peningkatan aktivitas lamanya waktu pengaksesan URL dikarenakan jumlah faktor banyaknya user
yang mengakses berbeda dari skenario pertama dan kedua serta jumlah pengakses tiap interval waktunya
berbeda karena pengaksesannya bersifat acak, sehingga dengan penambahan beban pengaksesan user secara
konstan dalam 10 menit kinerja dari sistem menjadi berat dan muncul pola ripple yang sangat jelas dengan
setiap tahapan dari alur pengaksesan pun menunjukan peningkatan lamanya waktu pengaksesan..

4.5 Pengujian Beban Penggunaan layanan Website Dashboard (Skema Ramp)


 Pengujian (2000 user dengan click delay maksimum 5 detik) per user
Server and User Bandwidth
Active Users
0 34 97 160 224 287 351 414 477 541 604 667 730 793 857 920 983 1078 1173 1268 1363 1458 1553 1648 1743 1838 1933 2000 2000 2000 2000 2000
2,200
1,000
2,000
900
1,800
Avg. User Bandwidth [kbit/s]
Server Bandwidth [kbit/s]

800
1,600
700
1,400
600
1,200
1,000 500

800 400

600 300

400 200
200 100
0 0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1,000 1,100
Time Since Start of Test [s]

b
c
d
e
f
g Server Bandwidth [kbit/s] b
c
d
e
f
g Avg. User Bandwidth [kbit/s]

Test Ty pe: RAMP (run test f or 20 minutes)


User Simulation: ramp test with up to 2,000 simultaneous users - 5 seconds between clicks
Gambar 11 Grafik bandwidth server dan user 2000 user

Pada grafik 11 didapatkan suatu suatu hasil pengukuran dengan bandwidth menggunakan
alokasi user sebanyak 2000 user sebagai berikut :
1. Bandwidth user didapat 1100 Kbps untuk rata – rata bandwidth yang digunakan sebesar 2,25 kbps.
2. Bandwidth server yang maksimal digunakan adalah 2200 Kbps.
Hal ini dikarenakan oleh Bandwidth user yang diperoleh dari packet outgoing bukan hanya request
tetapi diberi beban oleh aplikasi web stress tool, dan di rekam packet outgoing-nya yang
memenuhi jaringan dan didapat sebesar 1100 Kbps pada awal terjadinya pengaksesan. Lalu, pada
grafik menunjukan bahwa pada saat pengaksesan sudah memasuki interval 185 – 200 detik terjadi
penurunan bandwidth yang signifikan, hal ini dikarenakan faktor jumlah pengaksesan dimulai dari
interval tersebut hingga akhir sudah mencapai suatu titik yang dapat dikatakan kinerja dari sistem
ini sangat berat sehingga bandwidth yang dialokasikan untuk sejumlah user dihasilkan sangat kecil
(rata – rata bandwidth user adalah 2,2524 Kbps). Dalam hal ini pemakain bandwidth user memiliki
keterkaitan dengan waktu pengaksesan halaman, sehingga semakin kecil bandwidth yang
dihasilkan maka semakin lama pengaksesan terhadap interface Dashboard.
 Pengujian (2000 user dengan click delay maksimum 5 detik) per URL
Protocol Times for all URLs
Active Users
0 34 97 160 224 287 351 414 477 541 604 667 730 793 857 920 983 1078 1173 1268 1363 1458 1553 1648 1743 1838 1933 2000 2000 2000 2000 2000

11,000
10,000
9,000
8,000
Time [ms]

7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1,000 1,100
Time Since Start of Test [s]

b
c
d
e
f
g Click Time b
c
d
e
f
g Time to First Byte b
c
d
e
f
g Time to Connect b
c
d
e
f
g Time for DNS b
c
d
e
f
g Time for local socket

Test Ty pe: RAMP (run test f or 20 minutes)


User Simulation: ramp test with up to 2,000 simultaneous users - 5 seconds between clicks

Gambar 4.12 Grafik protokol pengaksesan URL oleh 2000 user


Pada grafik diatas dapat diamati bahwa dalam pengujian pengaksesan menggunakan skema ramp, proses
lamanya waktu pengaksesan terlihat semakin meningkat (lama). Dimulai pada saat 200 user ke atas waktu
pemrosesan waktu terhadap URL menjadi lama yaitu diatas 1 detik. Karena berdasarkan pengujian sebelumnya
(200 user) pada saat mencapai titik puncak terlama saat pengaksesan mencapai 90 ms. Sehingga untuk jumlah
user dibawah 200 tidak Nampak fluktuasi waktu pengaksesan. Pada pengujian dengan 2000 user ini dapat amati
dari data per periode waktunya bahwa semakin lama pengujian semakin banyak user yang mengakses disetiap
intervalnya atau dapat dikatakan bahwa jumlah beban pengakses semakin lama semakin naik sehingga ramp-nya
dapat terlihat. Selain itu pada pengaksesan dengan 2000 user ini juga terdapat ripple, hal ini disebabkan oleh
adanya error pada saat pengaksesan oleh user pada suatu interval, sebagai contoh pada periode 443 – 458 detik
error yang tejadi adalah 10,41 %.

5. PENUTUP
Dalam perancangan service Dashboard pada tugas akhir ini dapat didapat beberapa kesimpulan berikut :
1. Semua platform yang membangun Openstack (Nova, Swift, Glance, Keystone, Neutron, Cinder, dan
Horizon) sudah terkonfigurasi dengan baik sehingga semua layanan Openstack tersebut dapat
ditampilkan dan digunakan.
2. Dari hasil pengujian untuk desain UI (User Interface) dengan menggunakan kuesioner terhadap
pengakses layanan Dashboard, didapatkan suatu kesimpulan bahwa rata – rata hasil penilaian kuesioner
seluruhnya sebesar 3,75 dapat dikatakan user merasa puas.
3. Dari hasil pengujian untuk desain UX (User Experience) dengan menggunakan kuesioner terhadap
pengakses layanan Dashboard, didapatkan suatu kesimpulan bahwa rata – rata hasil penilaian kuesioner
seluruhnya sebesar 5,6.
4. Pada pengujian pengaksesan interface Openstack Dashboard didapatkan suatu analisis bahwa dengan
pengujian sebanyak 20 user 100 klik dengan delay 5 detik menghasilkan bandwidth user = 1100 –
1200 Kbps, bandwidth server = 150 Kbps, pengujian 200 user 10 klik dengan delay 5 detik
menghasilkan bandwidth user = 770 – 1000 Kbps, bandwidth server = 1500 - 1550 Kbps, dan
pengujian 2000 user 100 klik dengan delay 5 detik menghasilkan rata - rata bandwidth user = 90
sampai 100 Kbps, rata – rata bandwidth server = 1598,52 Kbps.
5. Pada pengujian beban interface Openstack Dashboard dengan skema Time didapatkan suatu analisis
bahwa dengan pengujian sebanyak 20 user 100 klik dengan delay 5 detik menghasilkan bandwidth user
= 1100 Kbps, bandwidth server = 170 Kbps, pengujian 200 user 10 klik dengan delay 5 detik
menghasilkan bandwidth user = 500 sampai 1100 Kbps, bandwidth server = 1500 sampai 600 Kbps,
dan pengujian 2000 user 100 klik dengan delay 5 detik menghasilkan bandwidth user = 85 Kbps
dengan rata – rata 1,3510 kbps, bandwidth server = 2200 sampai 2400 Kbps.
6. Pada pengujian beban interface Openstack Dashboard dengan skema Ramp didapatkan suatu analisis
bahwa dengan pengujian sebanyak 20 user 100 klik dengan delay 5 detik menghasilkan bandwidth user
= 1100 Kbps, bandwidth server = 150 Kbps, pengujian 200 user 100 klik dengan delay 5 detik
menghasilkan bandwidth user = 1000 – 1100 Kbps, bandwidth server = 1500 Kbps, dan pengujian
2000 user 100 klik dengan delay 5 detik menghasilkan bandwidth user = 1100 Kbps dengan rata- rata
badwidth yang digunakan 2,25 kbps, bandwidth server = 2200 Kbps.
REFERENSI
[1] Anggi, Fersisilia. “Pengertian / Definisi Cloud Computing”. 4 Juni 2014
http://pusatteknologi.com/pengertian-manfaat-cara-kerja-dan-contoh-cloud-computing.html [Tanggal
akses : 18 Maret 2015].
[2] http://www.crosstechno.com/blog/2013/apa-yang-dimaksud-dengan-flat-design/ [Tanggal akses : 10 Mei
2015].
[3] http://docs.openstack.org/training-guides/content/module001-ch004-openstack-architecture.html
[Tanggal akses : 18 Maret 2015].
[4] https://www.openstack.org/software/icehouse/ [Tanggal akses : 27 Mei 2015]
[5] Konovalov, Nikita. 2013, Building Dashboard with Openstack Horizon, Mirantis. Inc.
[6] Kumar, Rakesh. Gupta, Neha. Charu, Shilpi. Jain, Kanishk. Jangir, Sunil Kumar, 2014. Open Source
Solution for Cloud Computing Platform Using OpenStack, Departmennt of Information Technology,
JECRC, Jaipur, India.
[7] Messerschmitt, Zwei “Pengertian SaaS, PaaS dan paaS”. 24 Februari 2012.
https://zweimesserschmitt.wordpress.com/2012/02/24/pengertian-saas-paas-dan-iaas/
[diakses pada tanggal 9 Februari 2015].
[8] Openstack Architecture Design Guide, Openstack Foundation, 2014 – 2015, [Diunduh pada tanggal : 4
Januari 2015].
[9] Openstack Cloud Administrator Guide, Openstack Foundation, 2013 – 2014, [Diunduh pada tanggal : 4
Januari 2015].
[10] Openstack Install Guide apt Icehouse for Ubuntu 14.04, Openstack Foundation, 2012-2013, [Diunduh
pada tanggal : 4 Januari 2015].
[11] Presekal, Alfan. “Software Defined Network (SDN) Sebuah Paradigma Dunia Jaringan”. 21
November 2012. http://alfan.presekal.com/software-defined-network-sdn-paradigma-baru-dunia-jaringan/
[Tanggal Akses : 4 Februari 2015].
[12] Rahma, Norma Fitria Puspa, 2013. Analisis Implementasi Infrastuktur As a Service Menggunakan
Ubuntu Cloud Infrastruktur, Teknik Sistem Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Semarang, Indonesia.
[13] Rodriguez, riyadi. "Remote Computer Server Putty dan Winscp", 2012, http://riyadi-
rodriguez.blogspot.com/2012/02/remote-computer-server-putty-dan-winscp.html [diakses pada tanggal :
14 Maret 2015].
[14] Septian, Ridwan Fajar, 2013. Python “Belajar Pemrograman Python Dasar”, Bandung : POSS-UPI.
[15] S, Girish L. Guruprasad, Dr. H S, 2014. Building Private Cloud using OpenStack, Dept. of ISE, Dept
of CSE, BMSCE, Bangalore.
[16] Triputra, Arifki. 2012. Implementasi dan Analisis Performansi Infrastruktur as a Service (IaaS)
Cloud Computing Berbasis Openstack, Fakultas Elektro dan Komunikasi Institut Teknologi Telkom,
Bandung, Indonesia.
[17] Webserver Stress Tools 8 Guidance [online], Tersedia : http://www.paessler.com/download/webstress
[Diunduh pada tanggal : 8 April 2015].

Anda mungkin juga menyukai