Anda di halaman 1dari 2

4 penentuan massa molekul nisbi

Banyak sekali sifat bahan polimer yang bergantung pada massa molekulnya misalnya
kelarutan,ketercetakan,kekentalan, dan larutan serta lelehan. Karena itu perlu diketahui cara menentukan
massa molekul nisbi (Mr) polimer. Seperti yang telah anda pelajari, hasil reaksi polimerisasi adalah
molekuk polimer dengan ukuran beraneka. Dua molekul polimer yang mengandung 100 ataupun 150
kesatuan berulang –CH2-CHCl- masih termasuk polimer poliklororetena (polivilin klorida atau PVC).
Jadi, sampel satu polimer sesungguhnya terdiri dari sebaran ukuran-ukuran molekul dan tentunya sebaran
massa molekul. Oleh karena itu, setiap peentuan massa molekul akan menghasilkan harga rata-rata. Dua
harga rata-rata yang penting bagi polimer ialah rata-rata jumlah dan rata-rata bobot.

Batasan rata-rata jumlah Mn secara matematika ialah

Σ NiMi
Ḿ n =
ΣWi

Ni ialah jumlah molekul dengan derajat polimerisasi (DP) = i, dan Mi ialah massa molekul dari molekul
dengan DP= i. Jika massa molekul ditentukan berdasarkan sifat koligatif, misalnya tekanan osmotik,
maka harga rata-rata jumlah Mn, dapat diperoleh.

Batasan matematika bagi rata-rata bibit, Ḿ w, ialah

Σ WiMi
Ḿ w =
ΣWi

Wi ialah jumlah molekul dengna derajat polimerisasi (DP) = i, dan Mi ialah massa molekul dari molekul
dengan DP=i, dengan perkataan lain, kita rata-ratakan massa molekul menurut massa molekul tiap macam
penyesunan polimer. Harga Ḿ w dapat diperoleh, misalnya dengan cara penghamburan sinar-X.

Marilah kita lihat contoh sederhana untuk menunjukkan perbedaan antara Ḿ n dan Ḿ w,

Contoh

Andaikan suatu sampel polimer terdiri dari:

10 molekul polimer yang mempunyai Mr 10.000

10 molekul polimer yang mempunyai Mr 12.000

10 molekul polimer yang mempunyai Mr 14.000

10 molekul polimer yang mempunyai Mr 16.000

Hitunglah Ḿ n dna Ḿ w,

Penyelesaian
(i). Dari persamaan 4.1

Σ NiMi
Ḿ n =
Σ∋ ¿¿

( 10 x 10.000 ) + ( 10 x 12.000 ) + ( 10 x 14.000 ) +(10 x 16.000)


=
40

= 13.000

(ii). Dari pesamaan 4.2,

Σ W iMi
Ḿ w =
ΣW i

(100.000 x 10.000 )+ ( 120.000 x 12.000 )+ ( 140.000 x 14.000 )+(160.000 x 16.000)


¿
520.000

= 13.385

Ternyata Ḿ w lebih besar dari pada Ḿ n , dan keadaan ini selalu terjadi untuk sampel polidipresi, yakni
sampel polimer yang mengandung sebaran massa molekul. Jika sampel polimer mengandung molekul-
molekul yang sama, sehingga sampel disebut monodispersi, maka Ḿ n= Ḿ w . Untuk membuktikan hal itu
anda dianjurkan untuk menggunakan persamaan 4.1 dan 4.2 untuk sistem monodispersi yang
mengandung 10 molekul, masing-masing mempunyai Mr=10.000. akan anda temukan bahawa Ḿ n= Ḿ w
=10.000. nisbah Ḿ w/ Ḿ n dapat dipandang sebagai ukuran kepolidispersian(atau kemajemukan) sampel
polimer.

Fraksinasi polimer

Untuk memisahkan sampel polimer tertentu kedalam beberapa golongan bermasa molekul sama disebut
fraksinasi. Umumkan cara yang digunakan dalam fraksinasi didasakan pada kenyataan bahwa kelarutan
polimer berkurang dengan naiknya massa molekul. Beberapa cara fraksi nasi diurakan berikut ini.

Dalam pengendapan bertingka, sampel polimer dilarutkan dalam pelarut yang cocok sehingga
membentuk larutan yang biasanya berkonsentrasi 0,1%. Kedalam encer ini kemudian ditambahkan
bukan-pelarut setetes demi setetes, sambil diaduk cepat bahan bermasa molekul tinggi menjadi tak

Anda mungkin juga menyukai