Anda di halaman 1dari 9

PERBEDAAN PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DAN

VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN


BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN RETENSI MEMORI
SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA
DI KELAS V SD

Suwisnawati Gowasa1* Fauziyah Harahap2 Retno Dwi Suyanti3


1. Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan
2. Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan
3. Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan
*Email: suwisnawati.gowasa@gmail.com

Abtract: This study aims to compare: (1) High-level thinking skills and (2) Retention of
students' memory in respiratory system material in humans who are taught by using
power point media and learning video media on respiratory system material in humans.
This quasi-experimental study was conducted at SD RK No. 3 Sibolga City, with a
sample of 2 classes determined by cluster random sampling technique. The results of the
study showed: (1) the high-level thinking skills of students who were taught with learning
video media were better than students who were taught with power point media (63.06:
56.96) which were significantly statistically significant (t = 2.100; p = 0.040), likewise
(2) memory retention of students taught with learning video media is better than students
taught with power point media (83.28: 78.03) which is significantly different (t = 2.728; p
= 0.008 ) It is expected that the teacher can use learning video media in the material of
human respiratory system in an effort to improve students 'high-level thinking skills and
students' natural science memory retention.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan: (1) Kemampuan berpikir
tingkat tinggi dan (2) Retensi memori siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia
yang dibelajarkan dengan menggunakan media power point dan media video
pembelajaran pada materi sistem pernapasan pada manusia. Penelitian quasi eksperimen
ini dilaksanakan di SD RK No. 3 Kota Sibolga, dengan sampel penelitian sebanyak 2
kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dibelajarkan dengan
media video pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan
dengan media power point (63,06 : 56,96) yang beda yang sangat signifikan secara
statistik (t= 2,100; p= 0,040), demikian juga (2) retensi memori siswa yang dibelajarkan
dengan media video pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
dibelajarkan dengan media power point (83,28 : 78,03) yang berbeda signifikan (t=2,728;
p= 0,008). Diharapkan kepada guru untuk dapat menggunakan media video
pembelajaran pada materi sistem pernapasan manusia dalam upaya meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dan retensi memori IPA siswa.
Kata Kunci: Powerpoint, Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, IPA
PENDAHULUAN mata pelajaran wajib dalam setiap
jenjang pendidikan. Samatowa (2010)
Kedudukan mata pelajaran IPA menyatakan bahwa Jenjang pendidikan
dalam dunia pendidikan sangat penting. Sekolah Dasar (SD) merupakan dasar
Mata pelajaran IPA menjadi salah satu untuk mempelajari mata pelajaran IPA

19
JURNAL TEMATIK Volume 9 No. 1 April 2019

dan cabang-cabangnya seperti biologi, prestasinya tidak memuaskan atau tidak


kimia dan fisika yang ada di tingkat semaksimal yang diinginkan
pendidikan yang lebih tinggi. Alasan Rendahnya kualitas
lainnya bahwa IPA mengasah peserta pembelajaran siswa dapat diamati dari
didik berpikir, menganalisa dan minat belajar siswa yang kurang dan
merancang hingga menciptakan suatu hasil belajar siswa. Minat belajar siswa
temuan. Karena itu, mata pelajaran ini dapat diamati dari bagaimana proses
tidak semata mata pelajaran hafalan pembelajaran di dalam kelas sedangkan
belaka tetapi berpotensi membentuk hasil belajar siswa dapat diamati dari
kepribadian anak didik secara pencapaian ketuntasan belajar siswa.
keseluruhan Masalah yang sama dapat diamati dari
Widodo (2009) menyatakan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
bahwa pengalaman belajar IPA di SD IPA di SD Swasta RK No. 3, Kota
bukan hanya mempengaruhi aspek Sibolga. Sekolah ini telah difasilitasi
pengetahuan siswa tentang IPA tetapi dengan projector dan setiap guru
juga mempengaruhi minat siswa untuk memiliki laptop masing-masing,
belajar IPA pada jenjang berikutnya. dengan harapan para guru
Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sesungguhnya dapat merancang
SD harus lebih dioptimalkan dengan pembelajaran yang lebih berkualitas.
memberikan dasar-dasar pengetahuan Berdasarkan hasil wawancara penulis
dan ketrampilan IPA sehingga menjadi dengan guru IPA SD Swasta RK No.3
modal untuk belajar IPA dijenjang Sibolga, yaitu Bapak Suheri,
berikutnya serta membangkitkan minat mengatakan bahwa hasil belajar siswa
siswa untuk terus belajar IPA. pada mata pelajaran IPA khususnya
Terbatasnya sumber belajar pada materi sistem pernapasan pada
seperti kurangnya fasilitas laboratorium manusia di kelas V SD Swasta RK No.
dan waktu yang terbatas, metode 3 Kota Sibolga masih rendah. Sesuai
pembelajaran yang diterapkan oleh dengan nilai rata-rata ujian hasil belajar
guru bersifat konvensional, abstrak dan IPA yang telah dilaksanakan pada
kompleks (Ishak dan Kasa, 2009). Kelas V SD, tiga tahun terakhir ini
Akibatnya, kesan pembelajaran yang presentase tingkat keberhasilan proses
dirasakan oleh siswa adalah mata pembelajaran IPA di sekolah tersebut
pelajaran IPA itu membosankan karena masih rendah. Sekolah yang
hanya menghafal materi. Sebagai bersangkutan belum mencapai nilai 73,
hafalan, materi yang dipelajari tidak sebagai nilai KKM yang ditetapkan di
semua ditanggap dan dihafal dan kalau SD Swasta RK No.03. Faktor
pun dihafal tidak bertahan lama dalam penyebabnya adalah guru cenderung
ingatan siswa. Pengaruh selanjutnya menggunakan metode ceramah dalam
pada hasil belajar siswa dimana proses belajar-mengajar dan guru
menekankan siswa untuk menghafal.

p-ISSN:1979-6633 20
e-ISSN:2460-7738
Suwisnawati Gowasa: Perbedaan Penggunaan Media Powerpoint …

Kondisi seperti ini mempengaruhi terlalu verbalistis, mengatasi


kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterbatasan ruang, waktu dan daya
retensi memori siswa. indera serta sikap pasif peserta didik.
Penggunaan multimedia dalam Namun Munadi (2012) menambahkan
proses pembelajaran dapat menjadi dalam implementasinya tidak banyak
solusi efektif dengan merekayasah guru yang memanfaatkannya, bahkan
kondisi pembelajaran sehingga menjadi penggunaan metode ceramah (lecture
lebih nyata. Menurut Irianto (2009), method) monoton, hal ini masih cukup
bahwa penggunaan multimedia dalam populer dikalangan guru dalam proses
pembelajaran dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran di kelas.
pemahaman konsep materi bila Menurut Sutjiono (2005),
dibandingkan dengan menggunakan Masalah utama yang sering ditemukan
media lain (charta, torso, dan model). di sekolah, sampai saat ini masih
Selain itu pembuatan suatu program banyak guru yang “enggan”
multimedia sangat fleksibel, sehingga menggunakan media pembelajaran.
guru dapat berkreasi atau dapat juga Ada beberapa alasan guru tidak
mencari sumber-sumber media belajar menggunakan media pembelajaran,
yang semakin lengkap tersedia. diantaranya: adanya pendapat bahwa
Keterlibatan berbagai organ menggunakan media itu repot, mahal
tubuh mulai dari telinga (audio), mata dan sulit dikerjakan. Sebagian guru
(visual), dan tangan (kinetik) membuat berpendapat bahwa media itu
informasi lebih mudah dimengerti cenderung bersifat hiburan sehingga
(Arsyad, 2011). De Porter et al (2005) dapat mengakibatkan murid bermain-
menambahkan bahwa manusia dapat main dan tidak serius).
menyerap suatu materi sebanyak 50 %
dari apa yang didengar dan dilihat
METODE PENELITIAN
(audio visual), sedangkan dari yang
Penelitian ini dilakukan di kelas
dilihatnya hanya 30% (visual), dari
V SD Swasta RK No.3 Kota Sibolga.
yang didengarnya hanya 20% (audio),
Populasi dalam penelitian ini adalah
dan dari yang dibaca hanya 10%, hal
seluruh siswa kelas V SD Swasta RK
ini berkaitan erat dengan upaya untuk
No.3 Kota Sibolga yang terdiri dari dua
meningkatkan hasil belajar siswa.
kelas yaitu kelas VA berjumlah 32
Penggunaan media atau alat
siswa dan VB berjumlah 33 siswa.
bantu disadari oleh banyak praktisi
Teknik pengambilan sampel secara
pendidikan bahwa itu sangat membantu
purposive sampling. Sehingga kedua
aktivitas proses pembelajaran, terutama
kelas akan menjadi kelas eksperimen,
meningkatkan prestasi belajar siswa.
dimana-mana masing-masing diberikan
Menurut Sadiman dkk (2010)
perlakuan media video pembelajaran
penggunaan media dalam pembelajaran
((kelas VA) dan media powerpoint
dapat memperjelas pesan agar tidak
(kelas VB). Jenis penelitian ini adalah

21 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738
JURNAL TEMATIK Volume 9 No. 1 April 2019

uasi eksperimen dengan model group penelitian ini sebagai berikut


pretest-postest design. Desain
Tabel 1
Desai Penelitian
Kelompok Pretest Media belajar Postest Uji retensi
A T1 Powerpoint (X1) T2 T3

B T2 Video Pembelajaran (X2) T2 T3


Keterangan:
T1 : Pretest Kemampuan berpikir tingkat tinggi dan retensi memori
X1 : kelas yang diajarkan dengan media powerpoint
X2 : kelas yang diajarkan dengan media video pembelajaran
T2 : Postest Kemampuan berpikir tingkat tinggi dan retensi memori
T3 : Postest uji retensi memori tahap 2, setelah 21 hari posttest 1. Posttest
menggunakan test hasil belajar yang sama dengan test retensi memori tahap 1
Sebelum perlakuan terlebih dahulu eksperimen; (5) setelah selang waktu
ditinjau dari faktor-faktor kesamaan 21 hari maka dilakukan post tes kedua
dari dua kelas eksperimen yaitu berupa tes retensi tahap 1 untuk
kesamaan yang mempengaruhi mengetahui memori dan hasil belajar
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. siswa; (6) melakukan uji normalitas
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui dan homogenitas dari data penelitian;
bahwa kedua kelas eksperimen (7) menganalisis data unutk menguji
mempunyai karakteristik yang dapat hipotesis yang akan digunakan untuk
dianggap sama. Factor-faktor yang membuat kesimpulan.
dapat dipengaruhi kegiatan belajar
mengajar antara lain faktor tujuan Instrument Penelitian
pembelajaran siswa, guru, situasi dan
kondisi kelas dan strategi Instrument yang digunakan untuk
pembelajaran. mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi dan retensi memori siswa dibuat
Prosedur penelitian ini adalah (1) dalam bentuk tes pilihan berganda.
menentukan kelas eksperimen yang Soal tes yang dibuat mengukur
akan diberi perlakuan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi
menggunakan teknik purposive terdiri dari C4,C5 dan C6 sedangkan
sampling; (2) memberikan pretest Soal tes yang dibuat mengukur retensi
tertulis pada siswa untuk mengetahui memori siswa sebanyak 40 butir terdiri
kemampuan awal siswa tentang materi dari C1, C2 dan C3. Tes hasi belajar
system pernafasan pada manusia di dua dilakukan melalui kegiatan posttest
kelas eksperimen; (3) memberikan sebanyak dua kali posttest I dan
treatmen kepada kelas yang dijadikan posttest II. Untuk menghasilkan butir
subjek penelitian; (4) memberikan tes soal yang berkualitas maka butir soal
akhir (posttest) yang terdiri dari tes akan dianalisis menggunakan
retensi memori tahap 1 dengan soal- Microsoft excel. Uji analisis soal
soal yang sama pada kedua kelas dilakukan sebagai berikut:

p-ISSN:1979-6633 22
e-ISSN:2460-7738
Suwisnawati Gowasa: Perbedaan Penggunaan Media Powerpoint …

Validitas butir soal adalahalat ukur Untuk mengetahui daya pembeda


yang menunjukkan tingkat-tingkat item dapat digunakan rumus adalah
kevalidan atau kesukaran soal. sebagai berikut:
Validitas soal dapat dihitung
menggunakan rumus korelasi produk - = PA – PB
momen:
Dimana :
JA = Banyaknya peserta kelompok
√ atas
JB = Banyaknya peserta kelompok
Keterangan : bawah
Xb = rata-rata skor menjawab benar BA = Banyaknya peserta kelompok
Xs = rata-rata skor menjawab salah atas yang menjawab soal
SDt = simpangan baku skor total dengan benar
P = proporsi jawaban benar q = 1 – p BB = Banyaknya peserta kelompok
bawah yang menjawab soal
Indeks Kesukaran dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas
Indeks kesukaran adalah angka yang menjawab benar
yang menunjukkan tingkat kesukaran PB = Proporsi peserta kelompok
tiap butir soal. Butir soal yang bawah yang benar
dinyatakan baik adalah butir soal yang
tidak terlalu sukar dan tidak terlalu Tabel 2
mudah, dapat dihitung dengan rumus : Rentang Daya Beda
D Klasifikasi
P= 0,00 – 0,20 Jelek
Dimana : 0,21 – 0,40 Sedang
P = Indeks kesukaran 0,41 – 0,70 Baik
B = Banyaknya siswa yang menjawab 0,71 – 1,00 Baik sekali
soal benar
JS = Jumlah seluruh peserta tes Reliabilitas Tes
Menurut Arikunto (2006) untuk
Dan untuk kriteria taraf kesukaran soal menentukan koefisien reliabilitas dapat
yaitu : digunakan rumus KR-20 dan
0,00 – 0,29, soal sukar, direvisi memperoleh angka reabilitas tes
0,30 – 0,70, soal sedang, diterima sebesar 0,8702 angka tersebut
0,71 – 1,00, soal mudah dan direvisi tergolong kategori sangat tinggi.
Rumus sebagai berikut:
Daya Pembeda
Daya pembeda adalah
kemampuan suatu butir item tes hasil Dimana:
belajar untuk dapat membedakan antara K = Jumlah butir soal
tes yang berkemampuan tinggi dengan P = proporsi subjek yang menjawab
tes yang kemampuannya rendah. benar
q = proporsi subjek yang menjawab
benar (q = p-1)

23 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738
JURNAL TEMATIK Volume 9 No. 1 April 2019

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p denganstandar deviasi 11,42; nilai


dan q tertinggi 50,00 dan nilai terendah
SDt = jumlah skor total 15,00. Untuk kelas control rata-rata
32,12 dengan standar deviasi 11,66;
nilai tertinggi 50,00 dan nilai terandah
Teknik Analisis Data 15,00. Berdasarkan uji normalitas
kolmogrov-smirnov diperoleh bahwa
Uji Normalitas kelompok siswa yang dibelajarkan
Mengetahui normal tidaknya dengan menggunakan media video
data yang berkaitan dengan analisis pembelajaran berdistribusi normal (Z=
data dilakukan dengan bantuan SPSS 0,124; p= 0,200). Demikian juga
19.00 dengan kelas yang dibelajarkan dengan
media PPT, uji normalitas kolmogrov
Uji Homogenitas
smirnov menunjukkan bahwa data
Untuk menguji kelompok berdistribusi normal (Z= 0,123; p=
eksperimen berasal dari populasi 0,200). Berdasarkan uji homogenitas
dengan varians yang homogen, maka dengan pendekatan levenes test atau uji
digunakan ui homogenitas varians. F menunjukkan bahwa variasi data
Perhitungan data dilakukan dengan kedua kelompok kelas perlakuan
menggunakan SPSS 19.00. adalah homogenitas (F= 0,025; p=
Uji Hipotesis 0,874).
Hasil analisis uji independent
Jika data telah homogeny dan
sample t test menunjukkan bahwa tidak
terdistribusi dengan normal maka akan
terdapat perbedaan yang signifikan
dilakukan uji hipotesis yakni
pada hasil pre-test siswa (t= 0,0009).
menggunakan uji t terhadap data
Berdasarkan hasil ini dapat
kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
diasumsikan kemampuan awal siswa
retensi memori. Data retensi memori
pada dua kelas perlakuan adalah sama.
adalah selisih data hasil posttest setiao
kegiatan pembelajaran (posttest I) Retensi Memori Siswa Yang
dengan selisih hasil belajar setelah 21 Dibelajarkan dengan Media
hari (posttest II). Seluruh analisis data
Powerpoint dan Video Pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 19.00 dengan tingkat Rata-rata nilai siswa
signifikan 5%. eksperimen adalah 74,94 dengan
standar deviasi 21,78; nilai tertinggi
84,00 dan 14,00. Untuk kelas control
HASIL DAN PEMBAHASAN rata-rata 48,00 dengan standar deviasi
PENELITIAN 19,33; nilai tertinggi 80,00 dan nilai
terendah 16,00. Berdasarkan uji
Data Pretest normalitas kolmogrov-smirnov
diperoleh bahwa kelompok siswa yang
Kemampuan Berpikir Tingkat dibelajarkan dengan menggunakan
Tinggi dengan Media Powerpoint media video pembelajaran berdistribusi
dan Video Pembelajaran normal ((Z= 0,080; p= 0,200).
Rata-rata nilai siswa kelas Demikian juga dengan kelas yang
eksperimen adalah 32,66 dibelajarkan dengan media PPT, uji

p-ISSN:1979-6633 24
e-ISSN:2460-7738
Suwisnawati Gowasa: Perbedaan Penggunaan Media Powerpoint …

normalitas kolmogrov-smirnov diasumsikan kemampuan awal siswa


menyatakan bahwa data terdistribusi pada dua kelas perlakuan adalah sama.
normal (Z= 0,069; p= 0,200).
Berdasarkan uji homogenitas dengan Posttest
pendekatan levene’s test atau uji F Data tentang hasil posttest
menunjukkan bahwa variasi data kedua kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
kelompok kelas perlakuan adalah retensi memori IPA siswa yang
homogeny (F= 0,309; p= 0,372). dibelajarkan dengan menggunakan
Hasil analisis uji independent media powerpoint dan media video
sample t test menunjukkan bahwa tidak pembelajaran pada siswa kelas V SD
terdapat perbedaan yang signifikan Swasta RK No.3 Kota Sibolga,
pada hasil pretest siswa (t= 0,012; p= disajikan pada table berikut ini:
0,990). Berdasarkan hasil ini dapat
Tabel 3
Hasil Belajar Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Retensi Memori
Siswa Dibelajarkan dengan Media Video Pembelajaran
Powerpoint Video
Perlakuan Posttest Posttest Posttest Posttest
BTT Retensi BTT Retensi
Mean 56,97 78,03 63,06 83,28
Median 55 77 64 84
Nilai Min 40 67 45 72
Nilai Max 75 90 81 96
SD 11,91 7,87 11,47 7,64

Berdasarkan tabel di atas tingkat tinggi pada materi pelajaran


menjelaskan bahwa kemampuan system pernapasan pada manusia
berpikir tingkat tinggi dan retensi dengan menggunakan media video
memeori siswa pada kelas yang dinyatakan bahwa data terdistribusi
diberikan dengan media video normal (Z= 0,103; p= 0,200).
pembelajaran skornya lebih tinggi, bila Demikian juga normalitas kolmogrov
dibandingkan dengan kemampuan smirnov yang dibelajarkan dengan
berpikir tingkat tinggi dan retensi menggunakan powerpoint dinyatakan
memori yang dibelajarkan dengan terdistribusi normal (Z= 0,115; p=
media powerpoint. 0,200).
Berdasarkan uji homogenitas
Hasil Uji Normalitas dan hasil belajar kemampuan berpikiri
Homogenitas tingkat tinggi pada kedua kelas
eksperimen dengan pendekatan
Kemampuan Berpikir Tingkat levene’’s test diperoleh bahwa varian
Tinggi Yang Dibelajarkan Media data kemampuan berpikir tinggkat
Powerpoint dan Media Video tinggi pada kedua kelas tersebut
Pembelajaran bersifat homogeny (F= 0,240; p=
Uji normalitas kolmogrov 0,6266). Dengan demikian dapat
smirnov data hasil kemampuan bepikir disimpulkan bahwa varians data

25 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738
JURNAL TEMATIK Volume 9 No. 1 April 2019

kemampuan berpikir tingkat tinggi levene’’s test diperoleh bahwa varians


bersifat homogen (sama). data retensi pada kedua kelas tersebut
bersifat homogeny (F= 0,156; p=
Retensi Memori Siswa Yang 0,694). Dengan demikian dapat
Dibelajarkan Media Powerpoint dan dismpulkan bahwa varians data retensi
Media Video Pembelajaran memori siswa bersifat homogen
Hasil uji normalitas data retensi (sama).
memori siswa pada kelas perlakuan
dengan menggunakan media video Pegujian Hipotesis
pembelajaran dinyatakan berdistribusi Setelah diketahui varians
normal (Z= 0,111; p= 0,200). berasal dari populasi yang sama maka
Demikian juga hasil belajar siswa dapat dilakukan uji hipotesis dengan
dengan pembelajaran menggunakan menggunakan analisis independent
media powerpoint. Pada uji normalitas sample t test. Hasil analisis
kolmogrov smirnov dinyatakan independent sample t test terhadap
berdistribusi normal (Z= 0,133; p= kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
0,150). retensi memori siswa baik di kelas
Berdasarkan ujicoba yang diperlakukan dengan
homogenitas hasil belajar retensi menggunakan media powerpoint
memori siswa pada kedua kelas maupun di kelas yang diperlakukan
eksperimen dengan pendekatan dengan media video pembelajaran.
Tabel 4
Analisis uji independent sample t test terhadap kemampuan berpikir tingkat
tinggi dan retensi memori IPA siswa dengan penggunaan media powerpoint
dan media video pembelajaran
Uji Sampel Independent
T test for equality of means
95% confidence interval of the difference
t df Sig. Mean Std error lower Upper
(2- difference difference
tailed
HOT Equal 2,100 63 0,040 6,092 2,901 0,293 11,89
variances
assumed
Retensi Equal 2,728 663 0,008 5,250 1,924 1,404 9,09
Memori variances
assumed
dengan media video pembelajaran
Perbedaan Kemampuan Berpikir (t=2,100; p=0,04).
Tingkat Tinggi Siswa Berdasarkan pengujian
Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis tersebut maka Ho ditolak dan
independent sample t test menunjukkan Ha diterima.dengan demikian hipotesis
bahwa terdapat perbedaan yang yang diterima adalah terdapat
signifikan pada kemampuan berpikir perbedaan yang signifikan dalam
tingkat tinggi siswa yang diajarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
menggunakan media powerpoint siswa yang dibelajarkan menggunakan

p-ISSN:1979-6633 26
e-ISSN:2460-7738
Suwisnawati Gowasa: Perbedaan Penggunaan Media Powerpoint …

powerpoint pada materi system DAFTAR PUSTAKA


pernapasan. Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran.
Jakarta : PT Rajagrafindo
Perbedaan Tingkat Retensi Memori Persada.
IPA Siswa Ishak, A. dan Kasa, Z. 2009.
Berdasarkan hasil analisis uji Perbandingan Pengajaran
independent sample t test menunjukkan Berasaskan Multimedia dan
bahwa terdapat perbedaan yang Tradisional ke Atas Pencapaian
signifikan hasi retensi memori siswa Matematik dan Sikap
yang dibelajarkan menggunakan media Matematik di Kalangan Pelajar
video pembelajaran dengan media Beresiko. Jurnal Teknologi
powerpoint (t=2,19; p=0,03). Maklumat & Multimedia.
Berdasarkan pengujian (5),(09)
hipotesis tersebut maka Ho ditolak dan Munadi, Yudhi. 2012. Media
Ha diterima, terdapat perbedaan yang Pembelajaran: Sebuah
sangat signifikan pada retensi memori Pendekatan Baru. Jakarta:
IPA pada siswa yang dibelajarkan Gaung Persada Press.
menggunakan media video Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono,
pembelajaran dengan siswa yang A., Rahardjito,. 2010. Media
dibelajarkan dengan media powerpoint Pendidikan, Pengertian,
pada materi system pernapasan pada Pengembangan dan
manusia. Pemanfaatan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
KESIMPULAN Samatowa, Usman, 2010.
Dari hasil penelitian yang telah Pembelajaran IPA Di Sekolah
dilakukan dapat diambil kesimpulan Dasar. Jakarta: PT. Indeks
sebagai berikut: (1) Kemampuan Sutjiono, T.W.A. 2005. Pendayagunaan
berpikir tingkat tinggi siswa yang Media Pembelajaran. Jurnal
dibelajarkan dengan menggunakan Pendidikan Penabur. 04 (4)
media video pembelajaran lebih baik Widodo, A, 2009. Peningkatan
dibandingkan dengan siswa yang Kemampuan Mahasiswa PGSD
dibelajarkan dengan menggunakan Dalam Mengajukan Pertanyaan
media powerpoint pada materi sistem Produktif Untuk mendukung
pernapasan manusia di SD Sw. RK No. Pembelajaran IPA Berbasis
3 Kota Sibolga. (2) Retensi memori Inkuiri, Jurnal Pendidikan,
siswa yang dibelajarkan dengan (10), (1).
menggunakan media video
pembelajaran lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang dibelajarkan dengan
media power point pada materi sistem
pernapasan manusia di SD Sw. RK
No.3 Kota Sibolga.

27 p-ISSN:1979-6633
e-ISSN:2460-7738

Anda mungkin juga menyukai