Analisa Pendapatan Usaha Penggemukan Domba
Analisa Pendapatan Usaha Penggemukan Domba
Dewi
ABSTRAK
Pendapatan tunai merupakan selisih antara total penerimaan, biaya
variabel, pajak, dan asuransi. Besar pendapatan sangat penting diketahui didalam
suatu perusahaan untuk meningkatkan produktivitas usaha yang dilakukan.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Agro Jaya Mulya Kabupaten Subang, sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang penggemukan domba mulai Tanggal 1 Maret
sampai dengan 15 Maret 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besar
pendapatan usaha penggemukan domba yang terdiri atas domba jantan bertanduk
dan domba jantan tidak bertanduk. Teknik pelaksanaan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus, sedangkan metode yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif kuantitatif. Materi penelitian yang digunakan adalah domba
jantan bertanduk sebanyak 492 ekor, dan domba jantan tidak bertanduk sebanyak
274 ekor. Penelitian ini menggunakan analisis pendapatan tunai yang merupakan
selisih dari penerimaan dan biaya tunai (total biaya variabel, asuransi, dan pajak).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pendapatan rata-rata domba jantan
bertanduk sebesar Rp. 415.953,00 per ekor yang dipelihara selama 93 hari,
sedangkan pendapatan rata-rata domba jantan tidak bertanduk sebesar
Rp.293.084,00 per ekor yang dipelihara 83 hari. Total pendapatan tunai pada
tahun 2014 untuk domba jantan bertanduk sebesar Rp. 294.298.350, sedangkan
untuk domba jantan tidak bertanduk Rp. 78.477.649. Pendapatan terbesar yang
diperoleh perusahaan berasal dari penggemukan domba jantan bertanduk.
ABSTRACT
Cash income is the difference between total revenue, variable cost, taxes
and insurance. Is very important to know the large income within a company to
improve the productivity of the work done. The research was conducted at PT.
Agro Jaya Mulya Subang, a company in the field of fattening sheep from March
1st to 15th March 2015. This study was held to find out the income of sheep
fattening consisting of a ram with horned and a ram without horned.
Implementation system used in this research is a case study, and the method used
is descriptive quantitative research methods. The research material used is a ram
with horned as much as 492 sheeps and ram without horned as much as 274
sheeps. This study used analysis of net cash income is the difference of revenue
and cash expenses (total variable cost, insurance, and taxes). The results of the
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi
research showed that the average income of a ram with horned was Rp.415.953,00
are kept for 93 days, while the average income of a ram without horned was
Rp.293.084,00 are kept 83 days. Total cash income in 2014 for a ram with horned
was Rp. 294.298.350, while for a ram without horned was Rp. 78.477.649 The
largest income obtained by the company comes from a ram with horned fattening.
Keywords: Net Cash Income, Sheep Fattening
PENDAHULUAN
tahun ke tahun semakin meningkat, dan salah satu subsektor yang dapat
diandalkan memenuhi kebutuhan protein adalah peternakan. Hal tersebut sangat
diharapkan sebab konsumsi protein hewani per kapita per hari termasuk dalam
protein hewani bagi masyarakat. Keberadaan domba ini merupakan modal usaha
dapat menciptakan lapangan pekerjaan maupun lapangan usaha, namun juga dapat
berdasarkan data statistik pada Tahun 2011 populasi domba sebanyak 7.041.437
ekor, Tahun 2012 sebanyak 8.249.844 ekor dan pada Tahun 2013 sebanyak
populasi domba tersebut sesuai dengan rencana Gubernur untuk menjadikan Jawa
Barat sebagai sentra ruminansia kecil. Salah satu daerah yang mengalami
peningkatan populasi domba adalah Kabupaten Subang, hal ini berkaitan dengan
jumlah populasi yang terus meningkat sepanjang tahun, dari Tahun 2011 populasi
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi
domba di Subang sebanyak 234.796 ekor, Tahun 2012 sebanyak 237.283 ekor,
dan Tahun 2013 menjadi 240.029 ekor (Dinas Peternakan Jawa Barat, 2013).
peternakan yang memiliki populasi domba cukup banyak yaitu PT. Agro Jaya
PT. Agro Jaya Mulya bertujuan untuk dapat memenuhi permintaan pasar domba
seperti untuk aqiqah, qurban, pasar hewan dan pedagang sate domba. Dalam
tersebut terdiri dari domba jantan bertanduk dan domba jantan tidak bertanduk,
METODE PENELITIAN
analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan tunai yang merupakan hasil
dari penerimaan dikurang total biaya variabel, asuransi, dan pajak. Total populasi
pada penelitian ini terdiri dari 492 ekor domba jantan bertanduk dan 274 ekor
pertimbangan kelengkapan data recording perusahaan yang terdiri dari, data harga
beli bakalan, harga jual domba, bobot awal bakalan, dan bobot jual domba.
Model analisis :
waktu tertentu. Pertambahan bobot badan harian (PBBH) dapat dihitung dengan
rumus
Bt – Bt-1
PBBH = ∆t
2. Biaya Produksi
produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi (Sukirno,
2010).
TC = TVC
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi
3. Biaya Tunai
Biaya tunai merupakan total biaya variabel ditambah dengan asuransi keamanan
dan pajak. Jika dirumuskan sebagai berikut (Doll and Orazem, 1984).
Insurance = Asuransi
Tax = Pajak
4. Penerimaan Total
TR = Q x P
5. Pendapatan Tunai
apabila nilainya positif berarti pendapatan lebih besar daripada biaya produksi,
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi
𝜋 = TR – CE
Keterangan : = Pendapatan
permintaan pasar daging domba di wilayah Subang dan sekitarnya baik untuk
Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang Jawa Barat dengan luas lahan 3 hektar.
dan kantor.
Penjualan domba pada perusahaan dikelompokan menjadi dua, (1) domba jantan
bertanduk terdiri dari Domba Garut dan Domba Priangan, (2) domba jantan tidak
bertanduk terdiri dari Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis (Lokal),
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi
dengan harga jual yang berbeda pada setiap masing-masing domba. Domba yang
dijual merupakan domba yang memiliki bobot badan berkisar antara 14-34
Perfoma produksi pada domba dapat dilihat dari pertambahan bobot badan
Pertambahan bobot badan diperoleh dari selisih bobot badan awal dengan bobot
penggemukan domba terkait dengan pertumbuhan domba. Oleh karena itu, kunci
sukses usaha penggemukan domba adalah laju pertumbuhan yang tinggi, dapat
120.00
108.97
101.34
96.14 98.26
100.00 92.73 94.29 89.34
88.30
90.85 87.99
PBBH (gram)
sampai suatu titik puncak, dan setelah melalui titik ini PBBH menurun meski
lama pemeliharaan terus ditambah. PBBH tertinggi sebesar 108,97 gram per hari
berada pada saat lama pemeliharaan 90 hari. Puncak produksi ini terjadi pada saat
rata-rata bobot awal domba sebesar 17,68 kilogram dengan bobot akhir 27,22
120.00
105.83
100.63
100.00 99.55
88.06 90.68 87.75
PBBH (gram)
83.35
80.00 77.70 79.14
78.22 77.07
72.91
60.00
40.00
20.00
-
0 20 40 60 80 100 120
Lama Pemeliharaan (Hari)
Ilustrasi 2. Pertambahan Bobot Badan Harian Domba Jantan Tidak Bertanduk
Tahun 2014 Di PT. Agro Jaya Mulya
meningkat pada saat awal pemeliharaan 68 hari, terus meningkat sampai puncak
ditambah. Puncak PBBH dengan lama pemeliharaan 85 hari sebesar 105,83 gram
per hari, puncak tersebut terjadi pada saat rata-rata bobot badan awal 15,10
kilogram dan bobot akhir 23,82 kilogram, terjadi kenaikan bobot badan sebesar
8,72 kilogram.
titik balik atau titik infleksi saat kecepatan pertumbuhan cepat menjadi lambat
terjadi pada saat ternak pubertas (dewasa kelamin), yaitu pada umur 8 bulan
jantan bertanduk dan domba jantan tidak bertanduk disebabkan oleh perbedaan
lama pemeliharaan dan genetik domba, namun tidak diketahui rumpun domba apa
perusahaan.
Biaya produksi yang digunakan pada analisis pendapatan ini adalah biaya tidak
tetap (variable cost). Biaya tidak tetap adalah biaya operasional yang artinya
biaya yang berubah tergantung pada besar kecilnya produksi yang dihasilkan
(Prawirokusumo,1990).
Domba Persentase
Biaya Variabel
JB JTB JB JTB
…Rp/ekor… …%...
Bakalan 860.099 537.415 76,33 69,08
Pakan 249.816 224.891 22,17 28,91
Obat-obatan 5.000 5.000 0,44 0,64
Tenaga kerja 11.896 10.651 1,06 1,37
Total 1.126.812 777.956 100 100
Keterangan :
JB: Domba jantan bertanduk
JTB : Domba jantan tidak bertanduk
Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa biaya variabel terbesar berasal dari
bertanduk, dan 69,08% untuk domba jantan tidak bertanduk. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Erwansyah, dkk. (2013) yang menyatakan bahwa biaya produksi
36,82% untuk skala usaha kecil dan 41,59% untuk skala usaha menengah.
Biaya variabel terbesar kedua berasal dari pakan. Biaya pakan terbesar
berasal dari domba jantan bertanduk rata-rata biaya pakan domba per ekor
Rp.249.816 atau 22,17% dari total biaya variabel per ekor. Besar biaya pakan
domba jantan tidak bertanduk Rp.224.891 per ekor, atau 28,91% dari total biaya
biaya tenaga kerja kandang untuk domba jantan bertanduk Rp. 11.896 per ekor,
sedangkan besar biaya tenaga kerja domba jantan tidak bertanduk Rp.10.651 per
ekor. Rata-rata biaya obat-obatan untuk domba jantan bertanduk dan domba
jantan tidak bertanduk Rp.5.000 per ekor. Obat-obatan yang digunakan, yaitu
obat cacing, antibiotik, dan vitamin B kompleks yang diberikan saat bakalan
datang.
rata biaya yang dikeluarkan untuk domba jantan bertanduk sebesar Rp. 1.126.812
per ekor, sedangkan domba jantan tidak bertanduk sebesar Rp. 776.956 per ekor.
Pembiayaan Tunai
Pembiayaan tunai pada usaha penggemukan domba terdiri total biaya
variabel, asuransi keamanan, dan pajak. Biaya tunai adalah biaya yang
dikeluarkan dalam bentuk tunai (uang). Dalam penelitian ini biaya tunai dihitung
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi
dalam waktu satu tahun, sehingga dapat diketahui total biaya tunai yang
Domba Persentase
Biaya Tunai
JB JTB JB JTB
…Rp … …%...
Biaya tunai terbesar berasal dari biaya variabel atau biaya tidak tetap.
Biaya variabel merupakan komponen biaya tunai terbesar jika dibandingkan biaya
asuransi dan pajak, biaya variabel merupakan biaya yang digunakan untuk
banyaknya populasi, semakin banyak populasi maka semakin besar pula biaya
variabel yang dikeluarkan. Total biaya variabel pada tahun 2014 untuk domba
jantan bertanduk sebesar Rp. 575.679.714, sedangkan untuk domba jantan tidak
Biaya tunai terbesar kedua berasal dari pembayaran asuransi. Total biaya
asuransi yang dikeluarkan perusahaan selama satu tahun untuk domba jantan
bertanduk sebesar Rp. 11.561.358 dan domba jantan tidak bertanduk sebesar
Pajak merupakan komponen biaya tunai terendah dibandingkan biaya variabel dan
asuransi. Pajak yang dibayarkan perusahaan ini adalah pajak bumi dan bangunan
yang wajib dibayarkan setiap tahunnya tanpa melihat banyaknya populasi domba
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi
yang ada di perusahaan. Besarnya pajak yang dibayarkan untuk domba jantan
bertanduk sebesar Rp. 1.538.945 dan domba jantan tidak bertanduk sebesar Rp.
Rp.213.423.673.
Penerimaan
output, sehingga penerimaan merupakan perkalian antara total hasil dengan harga.
Penerimaan pada usaha ini berupa domba hasil penggemukan yang dikelompokan
2,500,000
2,000,000
Rp/ekor
1,500,000
JB
1,000,000
JTB
500,000
- Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
domba jantan bertanduk sebesar Rp. 1.542.765 per ekor dengan bobot jual 26,69
kilogram, sedangkan total penerimaan selama satu tahun sebesar Rp. 883.078.367
diperoleh perusahaan pada Tahun 2014 dari domba jantan tidak bertanduk sebesar
Rp. 1.071.040 per ekor dengan bobot jual 22,51 kilogram, sedangkan total
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi
penerimaan selama satu tahun sebesar Rp. 291.901.321 dengan volume penjualan
Pendapatan Produksi
pengeluaran. Nilai penerimaan adalah hasil yang dicapai suatu usaha jika
300
200
Ekor
JB
100 JTB
0 Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mulya pada Tahun 2014 mengalami fluktuasi. Pada Bulan Oktober, penjualan
domba jantan bertanduk paling tinggi sebanyak 249 ekor dibandingkan dengan
bulan lain karena bertepatan dengan hari raya Idul Adha. Besarnya permintaan
terhadap domba jantan bertanduk pada momen tersebut, menyebabkan harga jual
ikut meningkat, rata-rata harga jual domba pada Bulan Oktober Rp. 2.005.624 per
ekor dengan bobot badan rata-rata 25,32 kilogram, pendapatan yang diperoleh
perusahaan pada bulan ini paling besar dibandingkan bulan-bulan lainnya, yaitu
domba jantan tidak bertanduk paling banyak terjadi pada bulan April, yaitu
sebanyak 58 ekor. Rata-rata harga jual Bulan April sebesar Rp. 969.888 per ekor
dengan bobot badan 21,33 kilogram, pendapatan yang diperoleh pada bulan ini
sebesar Rp.331.843 per ekor. Domba jantan tidak bertanduk lebih banyak dijual
untuk aqiqah, PT. Agro Jaya Mulya bermitra dengan perusahaan lain yang
bergerak di bidang jasa rumah aqiqah sehingga sebagian domba ini disalurkan ke
rumah aqiqah. Selain itu, pemasaran domba juga dilakukan ke pedagang sate, dan
jagal.
Rp.415.953 per ekor untuk domba jantan bertanduk, sedangkan untuk domba
Pendapatan Tunai
Pendapatan tunai merupakan hasil selisih antara total penerimaan, total biaya
variabel, pajak dan asuransi keamanan. Pendapatan tunai pada penelitian ini
Domba
Pendapatan Tunai
JB JTB
…Rp…
Total Penerimaan 883.078.367 291.901.321
Biaya Tunai 588.780.017 213.423.673
Pendapatan Tunai 294.298.350 78.477.649
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi
pada tahun 2014 sebesar Rp. 294.298.350, sedangkan total pendapatan tunai yang
diperoleh domba jantan tidak bertanduk tahun 2014 sebesar Rp. 78.477.649.
Besar perbedaan pendapatan domba jantan bertanduk dan domba jantan tidak
bertanduk pada usaha penggemukan yang dijalankan selama satu tahun, yaitu
dengan meningkatkan jumlah populasi domba jantan bertanduk terlebih pada saat
momen hari raya Idul Adha. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar pendapatan
pada perusahaan penggemukan domba, antara lain harga, volume penjualan, dan
waktu pemeliharaan.
KESIMPULAN
sebesar 108,97 gram per ekor dengan lama pemeliharaan rata-rata 90 hari,
sedangkan domba jantan tidak bertanduk sebesar 105,83 gram per ekor
2. Besar biaya produksi untuk domba jantan bertanduk adalah Rp. 1.126.812
per ekor, dan untuk domba jantan tidak bertanduk adalah Rp. 777.956 per
ekor. Total biaya tunai Tahun 2014 untuk domba jantan bertanduk
bertanduk sebesar Rp. 415.953 per ekor, sedangkan domba jantan tidak
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi
bertanduk Rp. 293.084 per ekor. Total pendapatan tunai Tahun 2014
untuk domba jantan bertanduk Rp. 294.298.350, dan untuk domba jantan
UCAPAN TERIMAKASIH
Muh. Hasan Hadiana, MS., dan Ibu Anita Fitriani S.Pt., M.Sc., yang telah
Arief, S.Pt., M.P., dan Dr. Ir. Lilis Nurlina, MP., yang telah memberikan kritik
dan saran yang menyempurnakan penelitian ini. Tak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada Direktur PT. Agro Jaya Mulya yang telah mengizinkan dan
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sodiq dan Zainal Abidin. 2008. Sukses Penggemukan Domba. Agro
Media. Jakarta. 51 ; 103-104.
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta. 210.
Bagus Harianto dan MT Farm. 2012. Bisnis Penggemukan Domba. Agro Media.
Jakarta. 13-17 ; 45-50.
Doll, J,P. and Orazem, F. 1984. Production Economics Theory with Applications
2nd Edition. John Willey and Sons. Canada. 42 ; 80.
Erwansyah, T., Nugroho, B.A., dan Siswijono, S.B. 2013. Keragaan Kinerja
Finansial Usaha Penggemukan Domba Desa Sengon dan Jarak Kulon di
Kabupaten Jombang. Lembaga Penelitian Universitas Brawijaya. Malang.
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi
Heriyadi, D. 2011. Pernak – Pernik dan Senarai Domba Garut. Unpad Press.
Bandung. 8 ; 19.
Hernanto, F. 1991. Ilmu Usaha Tani Cetakan Kedua. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sadono Sukirno. 2010. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 208-209.
Yacob Ibrahim. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta. 135.