Anda di halaman 1dari 18

Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S.

Dewi

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA


(Studi Kasus Di PT. Agro Jaya Mulya Subang)

THE INCOME ANALYSIS OF SHEEP FATTENING


(Case Study at PT. Agro Jaya Mulya, Subang)

Ulwiya Setia Dewi*, Muh. Hasan Hadiana**, Anita Fitriani**


Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
*Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015
**Staf Pengajar Fakultas Peternakan Unpad
e-mail: ulwiya28@gmail.com

ABSTRAK
Pendapatan tunai merupakan selisih antara total penerimaan, biaya
variabel, pajak, dan asuransi. Besar pendapatan sangat penting diketahui didalam
suatu perusahaan untuk meningkatkan produktivitas usaha yang dilakukan.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Agro Jaya Mulya Kabupaten Subang, sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang penggemukan domba mulai Tanggal 1 Maret
sampai dengan 15 Maret 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besar
pendapatan usaha penggemukan domba yang terdiri atas domba jantan bertanduk
dan domba jantan tidak bertanduk. Teknik pelaksanaan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus, sedangkan metode yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif kuantitatif. Materi penelitian yang digunakan adalah domba
jantan bertanduk sebanyak 492 ekor, dan domba jantan tidak bertanduk sebanyak
274 ekor. Penelitian ini menggunakan analisis pendapatan tunai yang merupakan
selisih dari penerimaan dan biaya tunai (total biaya variabel, asuransi, dan pajak).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pendapatan rata-rata domba jantan
bertanduk sebesar Rp. 415.953,00 per ekor yang dipelihara selama 93 hari,
sedangkan pendapatan rata-rata domba jantan tidak bertanduk sebesar
Rp.293.084,00 per ekor yang dipelihara 83 hari. Total pendapatan tunai pada
tahun 2014 untuk domba jantan bertanduk sebesar Rp. 294.298.350, sedangkan
untuk domba jantan tidak bertanduk Rp. 78.477.649. Pendapatan terbesar yang
diperoleh perusahaan berasal dari penggemukan domba jantan bertanduk.

Kata Kunci : Pendapatan Tunai, Penggemukan Domba

ABSTRACT
Cash income is the difference between total revenue, variable cost, taxes
and insurance. Is very important to know the large income within a company to
improve the productivity of the work done. The research was conducted at PT.
Agro Jaya Mulya Subang, a company in the field of fattening sheep from March
1st to 15th March 2015. This study was held to find out the income of sheep
fattening consisting of a ram with horned and a ram without horned.
Implementation system used in this research is a case study, and the method used
is descriptive quantitative research methods. The research material used is a ram
with horned as much as 492 sheeps and ram without horned as much as 274
sheeps. This study used analysis of net cash income is the difference of revenue
and cash expenses (total variable cost, insurance, and taxes). The results of the
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

research showed that the average income of a ram with horned was Rp.415.953,00
are kept for 93 days, while the average income of a ram without horned was
Rp.293.084,00 are kept 83 days. Total cash income in 2014 for a ram with horned
was Rp. 294.298.350, while for a ram without horned was Rp. 78.477.649 The
largest income obtained by the company comes from a ram with horned fattening.
Keywords: Net Cash Income, Sheep Fattening

PENDAHULUAN

Peternakan merupakan subsektor pertanian yang memiliki peranan penting

terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari

tahun ke tahun semakin meningkat, dan salah satu subsektor yang dapat
diandalkan memenuhi kebutuhan protein adalah peternakan. Hal tersebut sangat

diharapkan sebab konsumsi protein hewani per kapita per hari termasuk dalam

indikator kunci pembangunan sosial ekonomi (Kuncoro, 1997).

Domba merupakan ternak kecil yang memiliki banyak manfaat dan

kegunaan, salah satunya menghasilkan daging yang dapat memenuhi kebutuhan

protein hewani bagi masyarakat. Keberadaan domba ini merupakan modal usaha

bagi peternak yang membudidayakan, sehingga keberadaan domba tidak hanya

dapat menciptakan lapangan pekerjaan maupun lapangan usaha, namun juga dapat

memberikan penghasilan bagi pelaku usaha.

Populasi domba di Jawa Barat terjadi peningkatan dari tahun ke tahun,

berdasarkan data statistik pada Tahun 2011 populasi domba sebanyak 7.041.437

ekor, Tahun 2012 sebanyak 8.249.844 ekor dan pada Tahun 2013 sebanyak

9.391.590 ekor (Dinas Peternakan Jawa Barat, 2013). Adanya peningkatan

populasi domba tersebut sesuai dengan rencana Gubernur untuk menjadikan Jawa

Barat sebagai sentra ruminansia kecil. Salah satu daerah yang mengalami

peningkatan populasi domba adalah Kabupaten Subang, hal ini berkaitan dengan

jumlah populasi yang terus meningkat sepanjang tahun, dari Tahun 2011 populasi
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

domba di Subang sebanyak 234.796 ekor, Tahun 2012 sebanyak 237.283 ekor,

dan Tahun 2013 menjadi 240.029 ekor (Dinas Peternakan Jawa Barat, 2013).

Peternakan domba di Kabupaten Subang selain berkembang di masyarakat

sebagai peternakan rakyat, juga dijumpai perusahaan peternakan. Salah satu

peternakan yang memiliki populasi domba cukup banyak yaitu PT. Agro Jaya

Mulya, perusahaan ini bergerak di bidang penggemukan domba. Sasaran bisnis

PT. Agro Jaya Mulya bertujuan untuk dapat memenuhi permintaan pasar domba

seperti untuk aqiqah, qurban, pasar hewan dan pedagang sate domba. Dalam

melakukan penjualan, perusahaan mengelompokkan domba yang dijual untuk

memudahkan konsumen memilih domba yang diinginkan. Pengelompokkan

tersebut terdiri dari domba jantan bertanduk dan domba jantan tidak bertanduk,

perbedaan tersebut mempengaruhi besar pendapatan karena harga jual setiap

kelompok domba berbeda.

Keberhasilan dalam suatu usaha akan dicapai jika usaha tersebut

memperoleh pendapatan yang maksimal, sehingga dapat terus berjalan dan

semakin berkembang. Penelitian tentang pendapatan usaha ternak di perusahaan

sangat diperlukan. Untuk mengetahui pendapatan suatu usaha harus diketahui

total biaya produksi yang dikeluarkan sehingga perusahaan dapat mengalokasikan

biaya-biaya tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.

Usaha penggemukan domba dapat dikatakan untung jika pendapatan yang

diperoleh melebihi biaya-biaya produksi dan dapat melakukan penggemukan

dengan pertambahan bobot badan optimal. Berdasarkan uraian di atas maka

penulis tertarik untuk mengetahui “Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan

Domba di PT. Agro Jaya Mulya Subang”.


Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, sedangkan metode

analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan tunai yang merupakan hasil

dari penerimaan dikurang total biaya variabel, asuransi, dan pajak. Total populasi

pada penelitian ini terdiri dari 492 ekor domba jantan bertanduk dan 274 ekor

domba jantan tidak bertanduk. Populasi tersebut dipilih berdasarkan

pertimbangan kelengkapan data recording perusahaan yang terdiri dari, data harga

beli bakalan, harga jual domba, bobot awal bakalan, dan bobot jual domba.

Model analisis :

1. Analisis Pertambahan Bobot Badan


Pertambahan bobot badan adalah penambahan bobot badan pada selang

waktu tertentu. Pertambahan bobot badan harian (PBBH) dapat dihitung dengan

rumus

Bt – Bt-1

PBBH = ∆t

Keterangan : Bt = Bobot jual (kg)

Bt-1 = Bobot beli (kg)

∆t = Interval waktu pemeliharaan (hari)

2. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan semua biaya yang berhubungan dengan fungsi

produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi (Sukirno,

2010).

TC = TVC
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

Keterangan : TC = Total Cost

TVC = Total Variable Cost

3. Biaya Tunai

Biaya tunai merupakan total biaya variabel ditambah dengan asuransi keamanan

dan pajak. Jika dirumuskan sebagai berikut (Doll and Orazem, 1984).

CE = TVC + Insurance + Tax

Keterangan : CE = Cash Expenses (Biaya Tunai)

TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel)

Insurance = Asuransi

Tax = Pajak

4. Penerimaan Total

Penerimaan total adalah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari hasil

penjualan sejumlah produk atau barang yang dihasilkan (Prawirokusumo,1990).

TR = Q x P

Keterangan : TR = Penerimaan total perusahaan

Q = Jumlah produk yang dihasilkan

P = Harga jual per unit

5. Pendapatan Tunai

Pendapatan tunai diperoleh dari penerimaan dikurangi total biaya tunai,

apabila nilainya positif berarti pendapatan lebih besar daripada biaya produksi,
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

maka perusahaan akan mengalami keuntungan. Jika dirumuskan sebagai berikut

(Doll and Orazem, 1984).

𝜋 = TR – CE

Keterangan : = Pendapatan

TR = Total Revenue (Total Penerimaan)

CE = Cash Expenses ( Biaya Tunai)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Perusahaan

PT. Agro Jaya Mulya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

penggemukan domba. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi

permintaan pasar daging domba di wilayah Subang dan sekitarnya baik untuk

konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom,

Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang Jawa Barat dengan luas lahan 3 hektar.

Lahan tersebut digunakan untuk kandang penggemukan domba, mess pegawai,

dan kantor.

Cakupan pemasaran PT. Agro Jaya Mulya meliputi wilayah Subang,

Jakarta, Bandung, Cirebon, dan Cilegon. Penjualan domba dilakukan melalui,

pasar hewan, jagal, pemesanan, dan lembaga yang bekerjasama dengan

perusahaan seperti lembaga aqiqah. Mekanisme penjualan dilakukan dengan cara

konsumen datang langsung ke perusahaan, namun bagi konsumen diluar Subang

melalui pemesanan via telepon kemudian domba dikirimkan ke daerah tersebut.

Penjualan domba pada perusahaan dikelompokan menjadi dua, (1) domba jantan

bertanduk terdiri dari Domba Garut dan Domba Priangan, (2) domba jantan tidak

bertanduk terdiri dari Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis (Lokal),
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

dengan harga jual yang berbeda pada setiap masing-masing domba. Domba yang

dijual merupakan domba yang memiliki bobot badan berkisar antara 14-34

kilogram. Sistem jual beli yang dilakukan di perusahaan yaitu dengan

menggunakan harga perkilogram bobot badan domba, namun jika permintaan

tinggi seperti saat Idul Adha menggunakan harga taksiran.

Perfoma Produksi Domba

Perfoma produksi pada domba dapat dilihat dari pertambahan bobot badan

domba. Keuntungan usaha penggemukan domba yang paling utama adalah

mendapatkan pertambahan bobot badan yang tinggi dalam waktu cepat.

Pertambahan bobot badan diperoleh dari selisih bobot badan awal dengan bobot

badan akhir program penggemukan. Waktu juga menjadi penting dalam

penggemukan domba terkait dengan pertumbuhan domba. Oleh karena itu, kunci

sukses usaha penggemukan domba adalah laju pertumbuhan yang tinggi, dapat

diukur dari pertambahan bobot badan harian.

120.00
108.97
101.34
96.14 98.26
100.00 92.73 94.29 89.34
88.30
90.85 87.99
PBBH (gram)

80.00 82.38 77.13


60.00
40.00
20.00
-
0 20 40 60 80 100 120 140
Lama Pemeliharaan (Hari)
Ilustrasi 1. Pertambahan Bobot Badan Harian Domba Jantan Bertanduk
Tahun 2014 Di PT. Agro Jaya Mulya
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

Ilustrasi 1 menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan harian (PBBH)

domba jantan bertanduk berangsur-angsur meningkat cepat dan terus meningkat

sampai suatu titik puncak, dan setelah melalui titik ini PBBH menurun meski

lama pemeliharaan terus ditambah. PBBH tertinggi sebesar 108,97 gram per hari

berada pada saat lama pemeliharaan 90 hari. Puncak produksi ini terjadi pada saat

rata-rata bobot awal domba sebesar 17,68 kilogram dengan bobot akhir 27,22

kilogram, terjadi kenaikan bobot badan sebesar 9,5 kilogram.

120.00
105.83
100.63
100.00 99.55
88.06 90.68 87.75
PBBH (gram)

83.35
80.00 77.70 79.14
78.22 77.07
72.91
60.00
40.00
20.00
-
0 20 40 60 80 100 120
Lama Pemeliharaan (Hari)
Ilustrasi 2. Pertambahan Bobot Badan Harian Domba Jantan Tidak Bertanduk
Tahun 2014 Di PT. Agro Jaya Mulya

Ilustrasi 2 menunjukkan bahwa PBBH domba jantan tidak bertanduk

meningkat pada saat awal pemeliharaan 68 hari, terus meningkat sampai puncak

pemeliharaan 85 hari, dan setelah itu menurun meskipun lama pemeliharaan

ditambah. Puncak PBBH dengan lama pemeliharaan 85 hari sebesar 105,83 gram

per hari, puncak tersebut terjadi pada saat rata-rata bobot badan awal 15,10

kilogram dan bobot akhir 23,82 kilogram, terjadi kenaikan bobot badan sebesar

8,72 kilogram.

Berdasarkan kedua ilustrasi tersebut dapat diketahui bahwa pertumbuhan

ternak berbentuk kurva sigmoid, mula-mula pertumbuhan cepat kemudian lambat,


Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

titik balik atau titik infleksi saat kecepatan pertumbuhan cepat menjadi lambat

terjadi pada saat ternak pubertas (dewasa kelamin), yaitu pada umur 8 bulan

(Purbowati, 2009). Adanya perbedaan pertambahan bobot badan pada domba

jantan bertanduk dan domba jantan tidak bertanduk disebabkan oleh perbedaan

lama pemeliharaan dan genetik domba, namun tidak diketahui rumpun domba apa

yang berkontribusi terhadap besarnya pertambahan bobot badan harian setiap

kelompok domba karena kurang lengkapnya pencatatan yang dilakukan oleh

perusahaan.

Biaya Produksi Perusahaan

Biaya produksi yang digunakan pada analisis pendapatan ini adalah biaya tidak

tetap (variable cost). Biaya tidak tetap adalah biaya operasional yang artinya

biaya yang berubah tergantung pada besar kecilnya produksi yang dihasilkan

(Prawirokusumo,1990).

Tabel 1. Biaya Variabel Rata-rata Usaha Penggemukan Domba Tahun 2014


PT. Agro Jaya Mulya

Domba Persentase
Biaya Variabel
JB JTB JB JTB
…Rp/ekor… …%...
Bakalan 860.099 537.415 76,33 69,08
Pakan 249.816 224.891 22,17 28,91
Obat-obatan 5.000 5.000 0,44 0,64
Tenaga kerja 11.896 10.651 1,06 1,37
Total 1.126.812 777.956 100 100
Keterangan :
JB: Domba jantan bertanduk
JTB : Domba jantan tidak bertanduk

Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa biaya variabel terbesar berasal dari

pembelian bakalan dengan persentase sebesar 76,33% untuk domba jantan


Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

bertanduk, dan 69,08% untuk domba jantan tidak bertanduk. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Erwansyah, dkk. (2013) yang menyatakan bahwa biaya produksi

terbesar dari usaha penggemukan domba adalah pembelian bakalan sebesar

36,82% untuk skala usaha kecil dan 41,59% untuk skala usaha menengah.

Biaya variabel terbesar kedua berasal dari pakan. Biaya pakan terbesar

berasal dari domba jantan bertanduk rata-rata biaya pakan domba per ekor

Rp.249.816 atau 22,17% dari total biaya variabel per ekor. Besar biaya pakan

domba jantan tidak bertanduk Rp.224.891 per ekor, atau 28,91% dari total biaya

variabel per ekor.

Biaya tenaga kerja dan obat-obatan merupakan biaya terendah. Besar

biaya tenaga kerja kandang untuk domba jantan bertanduk Rp. 11.896 per ekor,

sedangkan besar biaya tenaga kerja domba jantan tidak bertanduk Rp.10.651 per

ekor. Rata-rata biaya obat-obatan untuk domba jantan bertanduk dan domba

jantan tidak bertanduk Rp.5.000 per ekor. Obat-obatan yang digunakan, yaitu

obat cacing, antibiotik, dan vitamin B kompleks yang diberikan saat bakalan

datang.

Berdasarkan biaya-biaya variabel tersebut maka dapat diketahui total rata-

rata biaya yang dikeluarkan untuk domba jantan bertanduk sebesar Rp. 1.126.812

per ekor, sedangkan domba jantan tidak bertanduk sebesar Rp. 776.956 per ekor.

Pembiayaan Tunai
Pembiayaan tunai pada usaha penggemukan domba terdiri total biaya

variabel, asuransi keamanan, dan pajak. Biaya tunai adalah biaya yang

dikeluarkan dalam bentuk tunai (uang). Dalam penelitian ini biaya tunai dihitung
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

dalam waktu satu tahun, sehingga dapat diketahui total biaya tunai yang

dikeluarkan perusahaan selama setahun.

Tabel 2. Total Biaya Tunai Usaha Penggemukan Domba Tahun 2014


PT. Agro Jaya Mulya

Domba Persentase
Biaya Tunai
JB JTB JB JTB
…Rp … …%...

Biaya Variabel 575.679.714 206.127.975 97,78 96,58


Asuransi 11.561.358 6.438.642 1,96 3,02
Pajak 1.538.945 857.055 0,26 0,40

Total 588.780.017 213.423.673 100 100

Biaya tunai terbesar berasal dari biaya variabel atau biaya tidak tetap.

Biaya variabel merupakan komponen biaya tunai terbesar jika dibandingkan biaya

asuransi dan pajak, biaya variabel merupakan biaya yang digunakan untuk

melakukan proses produksi usaha. Besarnya biaya variabel berhubungan dengan

banyaknya populasi, semakin banyak populasi maka semakin besar pula biaya

variabel yang dikeluarkan. Total biaya variabel pada tahun 2014 untuk domba

jantan bertanduk sebesar Rp. 575.679.714, sedangkan untuk domba jantan tidak

bertanduk sebesar Rp. 206.127.975.

Biaya tunai terbesar kedua berasal dari pembayaran asuransi. Total biaya

asuransi yang dikeluarkan perusahaan selama satu tahun untuk domba jantan

bertanduk sebesar Rp. 11.561.358 dan domba jantan tidak bertanduk sebesar

Rp.6.438.642 pada tahun 2014.

Pajak merupakan komponen biaya tunai terendah dibandingkan biaya variabel dan

asuransi. Pajak yang dibayarkan perusahaan ini adalah pajak bumi dan bangunan

yang wajib dibayarkan setiap tahunnya tanpa melihat banyaknya populasi domba
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

yang ada di perusahaan. Besarnya pajak yang dibayarkan untuk domba jantan

bertanduk sebesar Rp. 1.538.945 dan domba jantan tidak bertanduk sebesar Rp.

857.055. Total biaya tunai untuk domba jantan bertanduk sebesar

Rp.588.780.017, sedangkan untuk domba jantan tidak bertanduk sebesar

Rp.213.423.673.

Penerimaan

Penerimaan adalah nilai uang diperoleh produsen dari hasil penjualan

output, sehingga penerimaan merupakan perkalian antara total hasil dengan harga.

Penerimaan pada usaha ini berupa domba hasil penggemukan yang dikelompokan

menjadi domba jantan bertanduk, dan domba jantan tidak bertanduk.

2,500,000
2,000,000
Rp/ekor

1,500,000
JB
1,000,000
JTB
500,000
- Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ilustrasi 3. Rata-rata Penerimaan Domba per Ekor Tahun 2014


PT. Agro Jaya Mulya

Rata-rata penerimaan yang diperoleh perusahaan pada Tahun 2014 dari

domba jantan bertanduk sebesar Rp. 1.542.765 per ekor dengan bobot jual 26,69

kilogram, sedangkan total penerimaan selama satu tahun sebesar Rp. 883.078.367

dengan volume penjualan sebanyak 492 ekor. Rata-rata penerimaan yang

diperoleh perusahaan pada Tahun 2014 dari domba jantan tidak bertanduk sebesar

Rp. 1.071.040 per ekor dengan bobot jual 22,51 kilogram, sedangkan total
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

penerimaan selama satu tahun sebesar Rp. 291.901.321 dengan volume penjualan

sebanyak 274 ekor.

Pendapatan Produksi

Pendapatan merupakan perbedaan antara nilai penerimaan dengan nilai

pengeluaran. Nilai penerimaan adalah hasil yang dicapai suatu usaha jika

produksinya dijual, sedangkan nilai pengeluaran disini merupakan biaya-biaya

yang harus dikeluarkan saat proses produksi (biaya variabel).

300

200
Ekor

JB
100 JTB

0 Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ilustrasi 4. Volume Penjualan Domba Jantan Bertanduk dan Domba Jantan


Tidak Bertanduk Tahun 2014 PT. Agro Jaya Mulya

Berdasarkan ilustrasi di atas terlihat bahwa penjualan di PT. Agro Jaya

Mulya pada Tahun 2014 mengalami fluktuasi. Pada Bulan Oktober, penjualan

domba jantan bertanduk paling tinggi sebanyak 249 ekor dibandingkan dengan

bulan lain karena bertepatan dengan hari raya Idul Adha. Besarnya permintaan

terhadap domba jantan bertanduk pada momen tersebut, menyebabkan harga jual

ikut meningkat, rata-rata harga jual domba pada Bulan Oktober Rp. 2.005.624 per

ekor dengan bobot badan rata-rata 25,32 kilogram, pendapatan yang diperoleh

perusahaan pada bulan ini paling besar dibandingkan bulan-bulan lainnya, yaitu

sebesar Rp. 820.625 per ekor.


Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

Ilustrasi 4 juga menggambarkan kurva volume penjualan domba jantan

tidak bertanduk mengalami fluktuatif, namun tidak terlalu ekstrim jika

dibandingkan dengan volume penjualan domba jantan bertanduk. Penjualan

domba jantan tidak bertanduk paling banyak terjadi pada bulan April, yaitu

sebanyak 58 ekor. Rata-rata harga jual Bulan April sebesar Rp. 969.888 per ekor

dengan bobot badan 21,33 kilogram, pendapatan yang diperoleh pada bulan ini

sebesar Rp.331.843 per ekor. Domba jantan tidak bertanduk lebih banyak dijual

untuk aqiqah, PT. Agro Jaya Mulya bermitra dengan perusahaan lain yang

bergerak di bidang jasa rumah aqiqah sehingga sebagian domba ini disalurkan ke

rumah aqiqah. Selain itu, pemasaran domba juga dilakukan ke pedagang sate, dan

jagal.

Besar pendapatan produksi rata-rata domba pada tahun 2014 sebesar

Rp.415.953 per ekor untuk domba jantan bertanduk, sedangkan untuk domba

jantan tidak bertanduk sebesar Rp. 293.084 per ekor.

Pendapatan Tunai

Pendapatan tunai merupakan hasil selisih antara total penerimaan, total biaya

variabel, pajak dan asuransi keamanan. Pendapatan tunai pada penelitian ini

merupakan total besarnya pendapatan yang dilihat dalam satu tahun.

Tabel 3. Total Pendapatan Tunai Usaha Penggemukan Domba Tahun 2014


PT. Agro Jaya Mulya

Domba
Pendapatan Tunai
JB JTB
…Rp…
Total Penerimaan 883.078.367 291.901.321
Biaya Tunai 588.780.017 213.423.673
Pendapatan Tunai 294.298.350 78.477.649
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

Total pendapatan tunai terbesar adalah penjualan domba jantan bertanduk

pada tahun 2014 sebesar Rp. 294.298.350, sedangkan total pendapatan tunai yang

diperoleh domba jantan tidak bertanduk tahun 2014 sebesar Rp. 78.477.649.

Besar perbedaan pendapatan domba jantan bertanduk dan domba jantan tidak

bertanduk pada usaha penggemukan yang dijalankan selama satu tahun, yaitu

sebesar Rp. 215.820.701, pendapatan domba jantan bertanduk lebih besar

dibandingkan domba jantan tidak bertanduk.

Berdasarkan data tersebut maka penggemukan domba jantan bertanduk

lebih menguntungkan, sehingga perusahaan dapat memaksimalkan usahanya

dengan meningkatkan jumlah populasi domba jantan bertanduk terlebih pada saat

momen hari raya Idul Adha. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar pendapatan

pada perusahaan penggemukan domba, antara lain harga, volume penjualan, dan

waktu pemeliharaan.

KESIMPULAN

1. Rata-rata pertambahan bobot badan harian domba jantan bertanduk

sebesar 108,97 gram per ekor dengan lama pemeliharaan rata-rata 90 hari,

sedangkan domba jantan tidak bertanduk sebesar 105,83 gram per ekor

dengan lama pemeliharaan rata-rata 85 hari.

2. Besar biaya produksi untuk domba jantan bertanduk adalah Rp. 1.126.812

per ekor, dan untuk domba jantan tidak bertanduk adalah Rp. 777.956 per

ekor. Total biaya tunai Tahun 2014 untuk domba jantan bertanduk

Rp.588.780.017, dan domba jantan tidak bertanduk Rp. 213.423.673.

3. Pendapatan yang diperoleh perusahaan dari penggemukan domba jantan

bertanduk sebesar Rp. 415.953 per ekor, sedangkan domba jantan tidak
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

bertanduk Rp. 293.084 per ekor. Total pendapatan tunai Tahun 2014

untuk domba jantan bertanduk Rp. 294.298.350, dan untuk domba jantan

tidak bertanduk Rp. 78.477.649.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir.

Muh. Hasan Hadiana, MS., dan Ibu Anita Fitriani S.Pt., M.Sc., yang telah

membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Ucapan


terimakasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Denie Heriyadi, SU., Dr. Hasni

Arief, S.Pt., M.P., dan Dr. Ir. Lilis Nurlina, MP., yang telah memberikan kritik

dan saran yang menyempurnakan penelitian ini. Tak lupa penulis ucapkan

terimakasih kepada Direktur PT. Agro Jaya Mulya yang telah mengizinkan dan

membantu penulis selama melakukan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sodiq dan Zainal Abidin. 2008. Sukses Penggemukan Domba. Agro
Media. Jakarta. 51 ; 103-104.

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta. 210.

Bagus Harianto dan MT Farm. 2012. Bisnis Penggemukan Domba. Agro Media.
Jakarta. 13-17 ; 45-50.

Dinas Peternakan Jawa Barat. 2013. Statistik Peternakan. Dinas PeternakanJawa


Barat. Jawa Barat.

Doll, J,P. and Orazem, F. 1984. Production Economics Theory with Applications
2nd Edition. John Willey and Sons. Canada. 42 ; 80.

Erwansyah, T., Nugroho, B.A., dan Siswijono, S.B. 2013. Keragaan Kinerja
Finansial Usaha Penggemukan Domba Desa Sengon dan Jarak Kulon di
Kabupaten Jombang. Lembaga Penelitian Universitas Brawijaya. Malang.
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

Hapsari, M,I. 2001. Penampilan Produksi Domba Lokal Jantan dengan


Pemberian Berbagai Tingkat Substitusi Kulit Ari Kedelai Kering dalam
Konsentrat. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro.
Semarang.

Heriyadi, D. 2011. Pernak – Pernik dan Senarai Domba Garut. Unpad Press.
Bandung. 8 ; 19.

Hernanto, F. 1991. Ilmu Usaha Tani Cetakan Kedua. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan Pengolahan Pakan Ternak


Ruminansia. Kanisius, Yogyakarta. 50-51

Mudrajad Kuncoro. 1997. Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah, dan


Kebijakan. UPP AMD YKP. Yogyakarta.

Munawir, S. 1993. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Liberty.


Yogyakarta.

Murtidjo Bambang A. 1993. Memelihara Kambing sebagai Ternak Potong dan


Perah. Kanisius. Yogyakarta.

Nur Baits, A. 2011. Kriteria Hewan Qurban. [Online].


http://www.konsultasisyariah.com. (diakses 27 Juni 2015, jam 20.45 WIB)

Prawirokusumo Soeharto. 1990. Ilmu Usaha Tani. BPFE. Yogyakarta.

Prawoto, J.A., S. Lestari, dan E. Purbowati. 2001. Keragaan dan Kinerja


Produksi Domba Lokal Jantan yang Dipelihara Intensif dengan
Memanfaatkan Ampas Tahu sebagai Pakan Campuran. Lembaga Penelitian
Universitas Diponegoro. Semarang. 68-70.

Purbowati, E. 2007. Kajian Perlemakan Karkas Domba Lokal dengan Pakan


Komplit dari Jerami Padi dan Konsentrat pada Bobot Potong yang
Berbeda. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Disertasi.

. 2009. Usaha Penggemukan Domba. PT. Penebar Swadaya.


Jakarta. 34 ; 41.

Sadono Sukirno. 2010. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 208-209.

Soeharjo dan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu-ilmu


Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis


Fungsi Cobb-Douglas, Edisi Revisi, Cetakan Ketiga. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University.


Yogyakarta. 66-67.
Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Domba .... ................................. Ulwiya S. Dewi

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta. Bandung. 53-54.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi


Revisi VI. PT. Adi Mahasatya. Jakarta. 142.

Sumanto. 1995. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Andi Offset.


Yogyakarta.

Tillman, D.A., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S.


Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. 330-332.

Williamson G, and W.J.A Payne. 1993. An Introduction to Animal Husbandry in


The Tropics. Longman Group. Terjemahan : Darmadja, D. 1993. Pengantar
Peternakan Di Daerah Tropis. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Yacob Ibrahim. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta. 135.

Anda mungkin juga menyukai