Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TAFSIR TARBAWI

“Al-Qalam ayat 1”

Dosen Pembimbing:
Mardhiya Agustina, S.Th.I, M.Pd.I
Disusun oleh:
Andika Fitri Perdana 180101030042

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
BANJARMASIN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Media dapat membantu memperjelas materi yang disampaikan.
Namun begitu banyak kita jumpai guru yang tidak mampu menggunakan media
yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Akibatnya siswa mengalami
kesulitan memahami materi pembelajaran yang disampaikan, banyak juga siswa
yang merasa jenuh dan bosan.
Pada pendidikan Islam, proses pendidikannya sudah dilakukan semenjak
zaman Rasulullah Saw. Pada zaman Nabi Saw. sebenarnya media pembelajaran
itu sendiri sudah ada dan diaplikasikan oleh Rasulullah Saw.. Beliau dalam
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada sahabat-sahabatnya tidak lepas dari
adanya media sebagai sarana penyampaian materi ajaran agama Islam. Tulisan
ini membahas mengenai pengertian media, dasar penggunaan, manfaat
penggunaannya sampai pembahasan tentang pemanfaatan media pembelajaran
dalam persepektif Alquran dan Hadis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa isi ayat dan terjemahan surah Al-Qalam ayat 1?
2. Bagaimana penafsiran dari surah Al-Qalam ayat 1?
3. Bagaimana analisis implikasi surah Al-Qalam ayat 1 terhadap media
pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui isi ayat dan terjemahan surah Al-Qalam ayat 1
2. Untuk mengetahui penafsiran dari surah Al-Qalam ayat 1
3. Untuk mengetahui analisis implikasi surah Al-Qalam ayat 1 terhadap media
pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. QS. Al-Qalam/68:1
1. Ayat

َ‫ن ۚ َو ْالقَلَ ِم َو َما يَ ْسطُرُون‬

Terjemah :
Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan
2. Tafsir
Ketika dipahami pada arti kosa kata ayat 1-3 melalui berbagai
interpertasi pakar tafsir al-Qur’an ternyata terjadi perbedaan pendapat. Hal ini
didasarkan pada arti kata secara literlek itu sendiri dengan didukung hadits
yang ada relevansinya. Kemudian ada yang didasarkan pada substansi dari
kata demi kata dengan tetap memposisikan al-Qur’an sebagai kitab petunjuk
yang fungsinya tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Adapun mengenai tafsirannya terdapat beberapa pendapat. Pertama,
Abi Bakar Jabir al-Jaza’iri memberikan penafsiran bahwa tidak ada yang
mengetahui maksudnya kecuali Allah SWT.1 Kedua, Imam Sahl (semoga
Allah mensucikan makamnya) seperti yang dikutip Imam Isma’il Haqqi al-
Burusawi yang mengatakan bahwa Nun termasuk salah satu nama Allah,
alasan beliau ketika awal 3 surat, yakni : ‫ر حم ن‬KK‫ ال‬berkumpul dalam satu
kalimat, maka menjadi ” ‫” الرحمن‬. Juga ada yang mengatakan Nun termasuk
nama Nabi Muhammad SAW.yang terdapat dalam kitab ” Takmilah”,
pendapat ini didasarkan pada sabda beliau yang artinya : ” Pertama kali
yang diciptakan Allah adalah Nurku.”2 Pendapat serupa disampaikan oleh
Imam Qurtubi yang mengutip perkataan Imam Dlahhak dari Abdullah Bin

1
Al-Jaza’iri, Abi Bakar Jabir, Aisaru at-Tafasir Jilid V, ( Madinah : al-Ulum Wa al-Hikam), hal. 406
2
Al-Burusawi, Ismai’l Haqqi, Tafsir Ruh al-Bayan Jilid 10, ( Libanon : Dar al-Fikr ) hal. 114

2
Abbas.3 Ketiga, Imam Razi mengatakan Nun adalah nama Ikan, hal ini
didasarkan pada Firman Allah yang berbunyi : (QS. al-Anbiya’ : 87)
pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Muqatil dan Suddy.
Kemudian ada yang mengatakan ikan yang dimaksud adalah ikan yang
menahan Nabi Yunus di dalam perutnya. 4 Ada yang mengatakan ikan besar”
Bahmut”, seperti yang dikatakan Ikrimah saat memberikan penjelasan ayat
ini. Di mana Allah pernah bersumpah kepada ikan yang mengotori panahnya
namrud dengan darahnya, dikarenakan ketika namrud menghujamkan
panahnya ke langit lalu panah tadi kembali dalam keadaan berlumuran darah
ikan di lautan yang ada di udara, dengan memulyakan ikan itu dan
menghalalkannya untuk dimakan tanpa disembelih, sebab tidak dihalalkan
makan bangkai, kecuali bangkai ikan dan belalang.5 Keempat, Imam Alusi
mengatakan bahwa Nun adalah Tinta. Pendapat ini mengutip dari riwayat
Imam Mujahid, Ibnu Abbas, Hasan, Qatadah dan Dlahhak. 6 Dan jika huruf
tersebut dilihat dari segi rangkaiannya dengan sumpah tuhan dengan Qalam
dan apa yang dituliskan, maka tidak terlalu berlebihan kalau dinyatakan
bahwa maksud kata tersebut adalah tinta. Sedangkan yang dimaksud wa ma
yasturun adalah hasil karya.
Kelima, Nun yang penempatannya pada awal surat dipahami oleh
sebagian ulama seperti yang dikutip oleh M. Quraish Shihab sebagai
tantangan kepada orang-orang yang meragukan al-Qur’an sebagai firman
Allah. Huruf tersebut bagaikan menyatakan : ”al-Qur’an terdiri dari kata-
kata yang disusun dari huruf-huruf fomenis yang kamu kenal, misalnya Nun
atau Alif, Lam, Mim. Cobalah buat dengan menggunakan huruf-huruf itu

3
Al-Qurtubi, al-Jami’ Li Ahkami al-Qur’an Juz 14, ( Libanon : Dar al-Fikr ) hal. 208
4
Ar-Razi, at-Tafsir al-Kabir Jilid 15, (Libanon : Dar al-Kutub al-Ilmiah), hal. 68
5
Al-Burusawi, Ismai’l Haqqi, Tafsir Ruh al-Bayan Jilid 10, ( Libanon : Dar al-Fikr ) hal. 114
6
Al-Alusi, Ruh al-Ma’ani Jilid 15, (Libanon : Dar al-Kutub al-Ilmiah), hal. 27

3
suatu susunan kalimat walau hanya sebanyak satu surat yang terdiri dari tiga
ayat guna menandingi keindahanbahasa al-Qur’an. Pasti kamu akan gagal.7
Al-Maraghi mengatakan bahwa Allah SWT. bersumpah dengan kalam
(pena) dan kitab untuk membuka pintu pengajaran dengan keduanya itu,
karena tuhan kita tidak akan bersumpah kecuali dengan urusan-urusan yang
besar. Apabila Allah bersumpah dengan matahari dan bulan, malan dan fajar,
maka itu disebabkan besarnya makhluk dan penciptaannya. Dan jika Dia
bersumpah dengan qalam dan kitab, maka hal itu menunjukkan luasnya ilmu
dan pengetahuan yang dengannya jiwa dididik.8
Oleh sebab itu, seperti huruf ” ‫ ”ن‬ketika difahami sebagai huruf
fomenis, maka pantas saja kalau ada yang mengatakan bahwa maksudnya
tidak ada yang tahu kecuali Allah, seperti halnya huruf-huruf lain yang dibuat
sebagai fawatihus suwar. Tetapi ketika dilihat dari segi rangkainnya dengan
sumpah Tuhan dengan Pena dan apa yang mereka tulis, maka tidak terlalu
berlebihan kalau maksudnya adalah tinta. Dan tentu hal ini merupakan bagian
dari sarana mendapatkan ilmu pengetahuan.
Kemudian kata ” ‫ ” القلم‬jika ia diartikan sebagai media bagi manusia
untuk dapat memahami sesuatu dan dengannya mereka memiliki pengetahuan,
sehingga menjadi orang yang sempurna. Maka secara substansial ia dapat
menampung seluruh pengertian yang berkaitan dengan segala sesuatu sebagai
alat penyimpan, perekam dan lain sebagainnya. Dalam kaitan ini, maka ia
dapat mencakup alat pemotret berupa kamera, alat perekam berupa recording,
alat penyimpan berupa komputer, mikro file, video compact disk (vcd) dan
lain-lain terkait dengan teknologi pendidikan.9 Dan ”Teaching Aids” istilah
yang digunakan Hasan Langgulung, yaitu pengajaran yang betul-betul
memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada sekarang untuk memantapkan

7
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah Vol. 14 ,(Jakarta : Lentera Hati,2002), hal. 375-376
8
Al-Maraghi, Ahmad Musthofa, Tafsir al-Maraghi Juz 29, ( Semarang : Toha Putra, 2003) hal. 47
9

4
pengajaran tersebut.10 Sehingga memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam berkomuniksi dan pengembangan diri maupun materi yang
diampu serta kepentingan pembelajaran merupakan bagian dari komponen
kemampuan yang harus dimiliki guru.103
Begitu juga dengan kalimat ” ‫طرون‬KK‫ ” ومایس‬ketika dipahami berupa
karya tulis, maka sangat beralasan bila al-Qur’an dengan ayat-ayatnya,
terutama seperti yang sedang dibahas ini, telah menjadi sumber inspirasi
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan bagi ulama untuk berkarya sesuai
disiplin keilmuan yang dimiliki mereka. As-Syafi’i umpamanya dengan salah
satu karyanya berupa ar-Risalah, Al-Ghazali dengan karya monumentalnya
berupa Ihya’ Ulumuddin, Ibnu Sina dengan al-Qonun yang digunakan standart
ilmu kedokteran bagi universitas di eropa, KH. Hasyim Asy’ari dengan
berbagai karyanya, HAMKA dengan tafsir al-Azhar yang beliau
mengarangnya pada saat di penjara dan masih banyak karya lain yang penulis
tidak bisa menyebutkan satu-persatu. Sehingga tidak mustahil bagi islam telah
mengalami masa keemasan selama berabad-abad, dikarenakan banyak lahir
tokoh-tokoh yang diakui keilmuannya melalui karya-karya yang beliau tulis
semasa hidup.
3. Analisis implikasi ayat dengan media pendidikan
Media pembelajaran adalah seperangkat alat (materi) yang dapat
menyampaikan pesan-pesan dalam proses belajar mengajar, dari penyampai
pesan (pendidik) kepada penerima pesan (peserta didik) untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Dalam ayat tersebut,
Allah sendiri yang bersumpah atas pena dan buku/kitab. Hal tersebut
menunjukkan betapa pentingnya akan sebuah ilmu.
Terlepas dari media apa yang digunakan, itu hanya masalah waktu.
Zaman dahulu tentu saja hanya media sederhana. Dengan media yang
sederhana itupun Islam berkembang pesat. Sekarang dengan berkembangnya
10
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta : Pustaka al-Husna, 1992), hal. 317

5
zaman, berkembang pula media pembelajaran yang ada. Harusnya kita para
pendidik bisa lebih sukses lagi dalam pengajaran. Jadi, saya harap kita
sebagai guru masa depan dapat memaksimalkan penggunaan dari
perkembangan media pendidikan yang ada sekarang ini.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maraghi. 1993. Semarang: PT. Karya


Toha Putra

Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur'an dan Terjemahannya Al-Jumanatul


'Ali Seuntai Mutiara Yang Maha Luhur.Bandung:J-Art

Hamka, 1983. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas

Nasib, Muhammad. Taisiru al-Aliyyu Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsier.


2002. Jakarta: Gema Insani

Syihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati

Anda mungkin juga menyukai