Anda di halaman 1dari 51

Kuliah

Kesepuluh
IV. PEMADATAN (COMPACTION)

▪ Masalah : kualitas tanah tidak baik mis:


lunak, compressible, koef.
permeabilitas tinggi

▪ Solusi : - stabilisasi (mekanis & kimiawi)


- penyesuaian dg. kondisi tanah
- relokasi proyek
▪ Maksud Pemadatan :
- Meningkatkan kuat geser tanah
- Mengurangi kompresibilitas tanah
- Mengurangi permeabilitas tanah
- Mengurangi perubahan volume akibat
perubahan kadar air tanah
● Teori Pemadatan
▪ Faktor-faktor yg menentukan kepadatan :
- kepadatan kering awal
(initial dry density)
- kadar air (water content)
- usaha pemadatan (compactive effort)
- jenis tanah (gradation, plasticity, & clay
minerals)
▪ Usaha pemadatan u/ tanah ttt dg variasi kadar air
akan menghasilkan kurva pemdatan khas sbb:


ρd = ; ρd : kepadatan kering (gr/cm3)
1 w
ρ : kepadatan basah (gr/cm3)
w : kadar air
▪ Apabila usaha pemadatan dinaikkan :
- Kurva pemadatan cenderung bergeser ke kiri
atas : ρd max meningkat & wopt. Menurun
- Garis ρd max cenderung // zero air void/sat. line
▪ Efek Pemadatan & Jenis Tanah
● Sifat-sifat & Struktur Tanah
Kohesif yang Dipadatkan
Bergantung pada :
- Metode pemadatan (tipe alat pemadat)
- Usaha pemadatan (berat & tinggi jatuh
alat pemadat)
- Jenis tanah dan kadar air pemadatan
▪ Tipe alat pemadat / metode pemadatan berpengaruh jika
tanah dipadatkan pada kadar air wet of optimum, tdk u/
dry of optimum  kekuatan, penyusutan, kompressibilitas,dll.
Pemadatan statis penyusutan terendah, kemudian pemdatan
getar, lalu pemadatan kneading.
▪ Usaha pemadatan tinggi  soil fabric semakin teratur
▪ Usaha pemadatan yg sama  soil fabric semakin teratur
dengan bertambahnya kadar air

- Pemadatan pada dry of optimum  soil fabric tdk beraturan (flocculated)


- Pemadatan pada wet of optimum  soil fabric beraturan (dispersed)
▪ Usaha pemadatan tinggi  permeabilitas semakin kecil
▪ Usaha pemadatan yg sama  permeabilitas semakin rendah
dengan bertambahnya kadar air & mencapai minimum pd wopt.

- Permeabilitas tanah yg dipadatkan pada dry of optimum >


pada wet of optimum
▪ Kompressibilitas tanah yg dipadatkan :
fungsi stress level yg bekerja pada tanah

- Pada stress level rendah: tanah yg dipadatkan pd wet of opt lebih comp.
- Pada stress level tinggi: tanah yg dipadatkan pd wet of opt kurang comp.
▪ Perubahan volume tanah yg dipadatkan:
fungsi kadar air

-Swelling lebih besar pada tanah yg dipadatkan pada dry of optimum


-Shrinkage lebih besar pada tanah yg dipadatkan pada wet of optimum
Shrinkage juga dipengaruhi o/ metode pemadatan: static compaction 
shrinkage terendah
▪ Kekuatan geser tanah yg dipadatkan dipengaruhi
oleh kadar air dan usaha pemadatan

- Kekuatan geser tanah yg dipadatkan pada dry of opt > pada wet of opt
- Kekuatan geser tanah yg dipadatkan pada dry of opt akan naik seiring
bertambahnya energi pemadatan
▪ Jenis tanah mempengaruhi hasil pemadatan
▪ Perbandingan Sifat Tanah antara Pemadatan
Dry of Optimum dan Wet of Optimum
● Uji Pemadatan di Laboratorium

▪ Uji Pemadatan Proctor Standar : alat


penumbuk 2,5 kg & tinggi jatuh 30 cm,
pemadatan 3 lapisan, aplikasi beban
ringan.

▪ Uji Pemadatan Proctor Modified : alat


penumbuk 4,54 kg & tinggi jatuh 45,7
cm, pemadatan 5 lapisan, aplikasi beban
berat.
▪ Peralatan Pemadatan
▪ Cara Penumbukan u/ Pemadatan Tanah
▪ Hasil Uji Pemadatan
Kuliah
Kesebelas
● Peralatan & Prosedur Pemadatan di Lapangan
▪ Pemilihan alat pemadat tergantung pada jenis tanah yang
akan dipadatkan

- Smooth Wheel Roller :

Cocok u/ semua jenis tanah; efek: static weight & kneading ; 380 kPa
- Rubber Tire Roller atau Pneumatic Tire Roller

Cocok u/ semua jenis tanah; efek: static weight & kneading, 700 kPa
- Sheepsfoot Roller

Cocok u/ tanah kohesif; efek: static weight & kneading, 1400 - 7000 kPa
- Tamping Foot Roller

Sangat baik u/ tanah kohesif;


efek: static weight, kneading, impact, & vibration; 1400 - 8400 kPa
- Grid Roller

Cocok u/ tanah berbatu, berpasir, & berkrikil; Efek: vibration, crushing, & impact
- Tabel Kecocokan Alat Pemadat dengan
Jenis Tanah yang Dipadatkan
- Tabel Penerapan Jenis Alat Pemadat
Tipe Getar
● Variabel-variabel Pemadatan

- Karakteristik alat pemadat: massa,


ukuran, dan frekuensi operasi.

- Karakteristik tanah: kepadatan awal,


bentuk & ukuran butir, dan kadar air.

- Prosedur pemadatan: jumlah lintasan


(gilasan), tebal per lapisan, dan
kecepatan penggilasan.
▪ Pengaruh Frekuensi Alat Pemadat

- Kurva frekuensi vs. kepadatan kering u/ berbagai jenis tanah selalu menghasilkan γd max .
- Frekuensi optimum: fungsi sistem tanah – alat pemadat.
- Dibutuhkan alat pemadat yg memiliki rentang frekuensi operasi yg diperlukan u/
memadatkan berbagai jenis tanah sampai mencapai γd max .
▪ Pengaruh Kecepatan &
Jumlah Lintasan Alat Pemadat

- Semakin banyak lintasan semakin tinggi kepadatan kering tanah.


-Semakin lambat alat pemadat semakin efektif proses pemadatan.
Trend kedua hal di atas berbeda antara pasir dan lempung.
▪ Hubungan Kedalaman vs. Kepadatan
Kering (γd) dalam Pemdatan
Pemadatan dengan 5670 kg roller frekuensi
27,5 Hz terhadap pasir setebal 240 cm
dengan kepadatan relatif (Dr) awal
50 % - 60 % menghasilkan :

- 15 cm lapisan teratas menjadi lepas (Dr < Dr awal)


akibat getaran, γd maks. pada kedalaman 45 cm,
kemudian γd terus menurun dengan
bertambahnya kedalaman.

- setelah mencapai 5 lintasan, penambahan


jumlah lintasan tidak menghasilkan penambahan
kepadatan yang berarti.
● Spesifikasi dan Kontrol Pemadatan
di Lapangan
▪ Spesifikasi

- Ada 2 pilihan spesifikasi :


1. Spesifikasi hasil akhir (end-product)
2. Spesifikasi metode (method)
▪ Pada spesifikasi hasil akhir :
biasanya dinyatakan dlm. presentase thd. hasil uji
pemadatan Proctor standar, mis: 95 % γd max ,
sedangkan jenis & berat alat pemadat, jumlah lintasan
tidak ditentukan.
Akan tetapi kadar air pemadatan biasanya menentukan
karakteristik tanah, seperti: CBR, permeabilitas,
shrinkage potential hasil pemadatan, sehingga perlu
melakukan serangkaian pemadatan u/ menentukan
rentang kadar air pemadatan.

▪ Pada spesifikasi metode :


ditentukan jenis & berat alat pemadat, tebal
lapisan, jumlah lintasan per lapisan, dsb. Untuk
menentukan ini diperlukan sejumlah uji di lapangan &
di laboratorium.
- Pertimbangan Ekonomis Rentang Kadar
Air u/ Memperoleh Hasil Pemadatan
● Kontrol Pemadatan di Lapangan

▪ Ada 2 kelompok uji kontrol pemadatan di


lapangan :
1. Uji destructive
2. Uji non-destructive
▪ Pada uji destructive :
penentuan kepadatan dengan melakukan
penggalian pd tanah yg sudah dipadatkan.

Langkah-langkah uji destructive secara


umum sbb:
- Menggali lapisan tanah yang sudah
dipadatkan
- Tentukan berat tanah tsb.
- Tentukan kadar airnya
- Tentukan volume galian dengan berbagai cara
a.l.: sand cone test, rubber balloon, and oil
(water) test.
- Sand Cone Test Method
- Rubber Balloon Test Method
- Oil (Water) Test Method
Kalau tanah yg dipadatkan cukup bervariasi sulit mendapatkan
kepadatan tanah yg mewakili, sehingga u/ mengatasi hal ini
metode berikut dilaksanakan u/ melengkapi kurva pemadatan
tanah yang ada :
- 1 Point Proctor Test
- Hilf Method
▪ Pada Uji Non-destructive :
kadar air & kepadatan tanah ditentukan secara tidak
langsung, mis: uji kepadatan nuklir (nuclear density
test), dimana besarnya penyebaran sinar radio aktif
berkaitan dengan kepadatan tanah.
● Perkiraan Kinerja Tanah yg Dipadatkan

Hal ini dimaksudkan u/ memilih beberapa


tanah timbunan yang belum tersedia data-
data hasil pengujiannya.

Data-data tanah timbunan yang perlu


diketahui:
- Kuat geser (shear strength)
- Kompresibilitas (compressibility)
- Permeabilitas (permeability)
- Stabilitas (stability)
▪ Perkiraan Kinerja Tanah Berdasarkan Nilai CBR
u/ Perancangan Perkerasan Lalu Lintas Ringan
▪ Petunjuk Umum Pemilihan Tanah
Berdasarkan Perkiraan Kinerja Timbunan
▪ Karakteristik dan Kinerja Tanah yang
Dipadatkan u/ Konstruksi Berdasarkan USCS
▪ Sifat-sifat Khas Tanah yg Dipadatkan
▪ Karakteristik Tanah Berkaitan dengan
Penggunaannya pada Jalan & Lapangan Terbang
▪ Daftar Penggunaan Teknik
(Engineering Use Chart)

Anda mungkin juga menyukai