Anda di halaman 1dari 31

Kuliah

Ketigabelas
V. PENYELIDIKAN TANAH
(SOIL INVESTIGATION/EXPLORATION)

● Latar Belakang :

- Sulit mendapatkan sampel tanah


representatif

- Analisis kelakuan tanah biasanya


berdasarkan kondisi yang diidealisasikan
/disederhanakan
● Tujuan :

- Menentukan jenis, ketebalan, penyebaran lapisan tanah,


& jika diperlukan posisi bedrock (deskripsi & stratifikasi)

- Mendapatkan contoh tanah atau batuan untuk


deskripsi dan uji laboratorium

- Menentukan kondisi air tanah

- Menentukan karakteristik tanah dg. uji lapangan

- Mendapatkan cukup informasi u/ menentukan jenis


pondasi yg sesuai & memperkirakan kesulitan yang
akan dihadapi dalam pekerjaan tanah
● Tahapan Penyelidikan Tanah :

- Inspeksi awal (site visit)

- Penyelidikan awal
(preliminary invsetigation)

- Penyelidikan rinci (detail investigation)

- Penyelidikan tambahan
(additional investigation)
● Metode Penyelidikan Tanah :
- Pengeboran (boring)
- Pengambilan contoh tanah (sampling)
- Test pit
- Uji penetrasi standar (SPT)
- Uji sondir (CPT)
- Uji-uji lapangan lainnya: vane shear test,
pressuremeter test, dilatometer test,
plate bearing test, & CBR test.
● Metode Pengeboran
1. Hand / Machine Auger

Sederhana penggunaannya, tetapi


terbatas pada pengeboran dangkal (a) Iwan Auger (b) Slip Auger
2. Wash boring

Sangat dianjurkan untuk tanah lunak & sensitif, tetapi


tidak dapat mengidentifikasi tanah
3. Core Drilling

Digunakan pada jenis tanah relatif keras dan tidak sensitif


● Peralatan Bor :
● Informasi Detail tentang Pengeboran
● Metode Pengambilan Contoh Tanah
(Sampling Method) :

1. Pengambilan contoh tanah asli


(undisturbed soil sampling) :
Dilakukan hanya u/ tanah kohesif dg cara test
pit atau memasukkan tabung contoh tanah ke
dlm tanah dg menekan atau memukul.
Digunakan u/ uji triaksial dan UCS.

2. Pengambilan contoh tanah terganggu


(disturbed soil sampling) :
Dapat diperoleh dari potongan tanah core
drilling, atau dari tabung SPT, dari hand auger.
Digunakan u/ uji gradasi dan Batas-batas Atterberg.
● Gambar Peralatan Sampling

Do2 

Do2  Di2 Dimana : Ar = tingkat gangguan contoh tanah


Ar (%) = 2
x 100
Di Do = diameter luar
Ar ≤ 10 % dianggap undisturbed sample Di = diameter dalam
● Tabel Pengambilan Contoh Tanah Asli
● Pengambilan Contoh Batuan (Rock Coring)

Dianjurkan pengambilan contoh batuan minimal sedalam 3 m.


▪ Single Core Barrel u/ batuan kuat, utuh & homogen;
▪ Double Core Barrel u/ batuan lunak, retak-retak, & tdk homogen;
▪ Triple Core Barrel u/ batuan lunak, sangat retak-retak, & tdk homogen.
● Evaluasi Kualitas Batuan
1. Rasio Keutuhan (Recovery Ratio, RR = RQD) :
PanjangContoh Batuan yg Utuh
RR =
PanjangContoh Batuan

RR = 1  batuan kuat
RR ≤ 0,5  batuan sangat retak2 rapuh

2. Kualitas Batuan (Rock Quality Designation, RQD) :


RQD : 1,00 – 0,90  sangat bagus
RQD : 0,90 – 0,75  bagus
RQD : 0,75 – 0,50  sedang
RQD : 0,50 – 0,25  jelek
RQD : 0,25 – 0,00  sangat jelek
● Standard Penetration Test (SPT)

Salah satu uji lapangan yang banyak digunakan u/ menunjukkan


kekuatan tanah berdasarkan nilai N (jumlah tumbukan yang dibuthkan
tabung SPT u/ berpenetrasi ke dalam tanah dg kedalaman ttt)
● Metode Pengujian SPT
- Lakukan pengeboran sampai kedalaman yang akan diuji.
- Masukkan tabung SPT ke dalam lubang bor sampai ke
dasar lubang dengan stang bor.
- Penetrasi tabung SPT ke dalam tanah sedalam 45 cm
dengan mekanisme tumbukan.
(Catat jumlah tumbukan setiap interval kedalaman penetrasi 15 cm.
Hentikan pengujian jika jumlah tumbukan > 50 pd salah satu interval
kedalaman penetrasi, atau jml. keseluruhan tumbukan > 100).
- Hitung nilai N dengan menjumlahkan jumlah tumbukan
pada penetrasi tabung SPT 30 cm terakhir.
(Penetrasi 15 cm pertama tdk diperhitungkan/hanya referensi karena
dianggap tanah pada dasar lubang bor terganggu akibat pengeboran
atau tanah lepas yg jatuh dari dinding lubang bor).
- Keluarkan tabung SPT dari lubang bor, kemudian keluarkan
contoh tanah dari tabung kemudian diamankan.
- Lanjutkan pengeboran untuk uji SPT berikutnya dengan interval
minimal 45 cm.
● Tipe-tipe Penumbuk Tabung SPT
● Faktor-faktor Koreksi Hasil Uji SPT

▪ Efisiensi Penumbuk ▪ Faktor Koreksi Lubang Bor,


Tabung SPT, & Stang Tabung
● Perhitungan Hasil Uji SPT

▪ Nilai SPT yang terkoreksi atas prosedur pengujian :


Em . C B . C s . C R . N
N60 =
0,60
dimana : Em : efisiensi penumbuk
CB : koreksi diameter lubang bor
CS : koreksi tabung SPT
CR : koreksi stang tabung
N : nilai SPT dari hasil pengujian

Catatan : Nilai SPT (N) merupakan nilai perkiraan dan


tidak cocok digunakan pada tanah yang
mengandung krikil dan batuan.
▪ Nilai SPT yang terkoreksi atas tegangan tanah asli
(overburden stress) :
N60 ‘ = CN . N60

- Untuk pasir halus yang terkonsolidasi normal :


2
CN =
1 
r
v '

- Untuk pasir kasar yang terkonsolidasi normal :

CN = 3
2 
r
v '

- Untuk pasir yang terkonsolidasi lebih (overconsolidated) :


1,7
CN =
0,7  
r
v '

dimana : σr : tegangan acuan, 100 kPa; σv’ : tegangan tanah asli efektif
● Korelasi Nilai SPT vs. Sifat Fisik Tanah
- Korelasi nilai N vs. kekuatan geser lempung
▪ Korelasi nilai N vs sudut gesek dalam tanah berbutir
● Cone Penetration Test (CPT)

Uji lapangan paling populer Jenis-jenis konis:


Hasil pengujian: tahan ujung konis - Konis biasa
(qc), gesekan kulit (fc).
- Bikonis
● Metode Uji CPT
- Instalasi peralatan dengan memasang angker.
- Penetrasi konis dengan menekan stang luar.
- Pembacaan tahanan ujung dan gesekan kulit
dengan menekan stang dalam. Pembacaan
dilakukan setiap interval penetrasi 20 cm.
- Pengujian dihentikan jika pembacaan
manometer > 150 kg/cm2.
● Perhitungan Hasil Uji CPT

Tahanan Gesek (Hambatan Lekat), HL = (JP – PK) A/B


Dimana : JP : jumlah tahanan ujung dan gesekan kulit konis.
PK : tahanan ujung konis
A : interval pembacaan (=20 cm); B : faktor alat (=10)
● Grafik Hasil Uji CPT
● Korelasi Nilai CPT vs. Parameter Tanah
- Modulus Elastisitas : E = 2 qc (Schmertmann)
● Jenis-jenis Penyelidikan Tanah Lainnya :
- Vane Shear Test : mengukur kuat geser tanah
lempung lunak.
- Pressuremeter Test: mengukur modulus
deformasi tanah, Epm  jenis tanah.
- Dilatometer Test: mengukur indeks bahan, ID;
indeks tegangan horizontal, KD; modulus
dilatometer, ED ; indeks tek. air pori, UD 
modulus deformasi, kuat geser, jenis tanah, dll.
- Plate Bearing Test : mengukur penurunan 
menghitung modulus deformasi, E,
menentukan kuat geser tanah, & merancang
pondasi (daya dukung & penurunan).
- California Bearing Ratio (CBR) Test
● Laporan Penyelidikan Tanah
Diperoleh melalui pengamatan & uji lapangan, dan uji laboratorium.

Laporan penyelidikan tanah mencakup :


1. Skop penyelidikan.
2. Deskripsi umum konstruksi yg akan dibangun
3. Kondisi geologis lokasi/lapangan.
4. Sarana drainase lokasi/lapangan.
5. Detail pengeboran.
6. Deskripsi kondisi tanah.
7. Muka air tanah.
8. Rekomendasi detail pondasi dan alternatifnya
9. Permasalahan konstruksi yg diperkirakan.
10. Batasan penyelidikan.

Gambar-gambar yg perlu dilampirkan pada laporan ini :


1. Peta lokasi.
2. Lokasi pengeboran pada layout konstruksi yg akan dibangun.
3. Laporan hasil pengeboran (Boring Logs).
4. Hasil uji laboratorium.
5. Presentasi khusus lainnya.
● Boring Logs

Anda mungkin juga menyukai