Abstrak
Artikel ini membahas dua hal utama menggunakan konsep dasar hukum perdata dan hukum ketenagakerjaan. Isu
yang akan ditinjau adalah kontrak antara klub sepakbola dengan pemain sepakbola di Indonesia dan klausula
peminjaman yang terdapat di dalam kontrak tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif dengan
menggunakan analisis kualitatif atas data sekunder. Hasil penelitian ini adalah: (1) Kontrak antara klub sepakbola
dengan pemain sepakbola di Indonesia didasarkan pada pasal 1320 dan pasal 1338 KUH Perdata. Untuk konteks
pinjam meminjam pemain sepakbola, tidak dapat digunakan konsep sewa menyewa yang ada di dalam KUH
Perdata, karena manusia bukan objek sewa menyewa di dalam KUH Perdata. (2) Dalam konteks hukum
ketenagakerjaan, hubungan hukum antara pihak klub dengan pemain sepakbola merupakan hubungan
perjanjian/pekerjaan jasa tertentu, yang unsur utamanya adalah unsur koordinatif dan unsur keahlian. Untuk konteks
pinjam meminjam pemain sepakbola, terdapat konsep yang mirip dengan konteks tersebut dalam hukum
ketenagakerjaan, yaitu konsep alih daya.
Kata kunci: kontrak, klub sepakbola, pemain sepakbola, pinjam meminjam, hukum perdata, hukum
ketenagakerjaan.
Abstract
The article reviews two main things using basic concepts of civil law and employment law. Issues that will be
reviewed are a contract between a football club and football players in Indonesia together with the loan clause
mentioned in the contract. This research is a normative legal research with qualitative analysis on secondary data.
The results of this research are: (1) The contract between the football club and the players is based on Article 1320
and Article 1338 Indonesian Civil Code. For the loan agreement, the application couldn't based on the Indonesian
Civil Code because human can't be categorized as an object of loan. (2) In the context of employment law, the legal
relationship between football club and the players is merely providing professional services towards both parties in
which the main elements are coordinative and skills. In the context of football player loan agreement, there is a
similar concept in the employment law that is known as the concept of outsourcing.
Keywords: contract, football club, football player, loan agreement, civil law, employment law.
Sepakbola adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang beranggotakan masing-
masing sebelas orang. Kedua kesebelasan bertujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan. Tim
yang dapat menghasilkan gol lebih banyak dari lawannya menjadi pemenang pertandingan.
Olahraga tersebut merupakan olahraga paling populer di dunia saat ini, mengalahkan pamor
olahraga basket, tenis, voli, dan sebagainya.1 Menurut Bill Muray, pakar sejarah sepak bola,
sepak bola sudah dimainkan sejak awal Masehi. Saat itu, orang-orang di era Mesir Kuno sudah
mengenal permainan membawa dan menendang bola yang dibuat dari buntalan kain linen.
Sejarah Yunani Purba juga mencatat ada sebuah permainan yang disebut episcuro, permainan
menggunakan bola. Bukti tersebut tergambar pada relief-relief di dinding museum yang
melukiskan anak muda memegang bola bulat dan memainkannya dengan paha.2 Sepak bola juga
disebut-sebut berasal dari daratan Cina. Dalam sebuah dokumen militer disebutkan, sejak 206
SM, pada masa pemerintahan Dinasti Tsin dan Han, orang-orang sudah memainkan permainan
bola yang disebut tsu chu. Tsu mempunyai arti “menerjang bola dengan kaki”. Adapun chu,
berarti “bola dari kulit dan ada isinya”. Mereka bermain bola yang terbuat dari kulit binatang
dengan cara menendang dan menggiringnya ke sebuah jaring yang dibentangkan pada dua tiang.
Jepang pun tidak mau ketinggalan. Sejak abad ke-8, konon masyarakatnya sudah mengenal
permainan ini. Mereka menyebutnya sebagai Kemari. Bolanya terbuat dari kulit kijang berisi
udara.3 Sejarah sepak bola Indonesia dimulai sekitar tahun 1914. Ketika itu, Indonesia masih
berada dalam kekuasaan penjajah, yaitu pemerintah Hindia Belanda. Pada waktu itu, mulai
diselenggarakan kompetisi antar kota di Jawa. Ada dua tim yang mendominasi kejuaraan ini,
yaitu Batavia City dan Soerabaja City. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang selanjutnya
disebut PSSI, dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta merupakan suatu organisasi
olahraga yang dilahirkan pada zaman penjajahan Belanda, terkait dengan kegiatan politik yang
menentang penjajahan. Jika meneliti dan menganalisis saat-saat sebelum, selama dan sesudah
kelahirannya, sampai 5 tahun pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal
1
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/marketing/research.html, diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
2
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/01/04/sepakbola-nasionalisme-dan-diego-michiels-
424818.html, diakses pada tanggal 30 Februari 2014.
3
http://puspa-swara.com/caribuku/2014/05/sejarah-sepak-bola-dunia/, diakses pada tanggal 30 Februari
2014.
4
http://www.pssi-football.com/id/view.php?page=pssi# , diakses pada tanggal 30 Februari 2014
5
http://www.pssi.or.id/dev/page/detail/5/Sejarah-PSSI, diakses pada tanggal 30 Februari 2014
6
Asep, "Sejarah Sepakbola Indonesia" http://www.mataelang.net/2011/03/sejarah-sepakbola-indonesia/,
diakses pada tanggal 4 Oktober 2013.
8
http://www.talkmen.com/articles/read/366/inilah-akar-permasalahan-sepakbola-indonesia/ , diakses pada
tanggal 1 Maret 2014.
9
Industri adalah kumpulan unit-unit bisnis yang sejenis. Ini berarti industri sepakbola adalah
lapangan/sektor ekonomi yang pada intinya terdiri dari klub-klub yang menjalankan fungsi bisnis utama di bidang
sepakbola. Dalam industri sepakbola di Indonesia, banyak sekali pihak-pihak yang terkait, misalnya: para pemain
sepakbola yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Walaupun berbagai klausula yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban masing-
masing pihak telah diatur di dalam kontrak, tidak jarang terjadi banyak penyimpangan.
Penyimpangan yang terjadi biasanya terkait dengan kesejahteraan pemain, karena dalam industri
sepakbola Indonesia seringkali pemain menjadi pihak yang dirugikan. Oleh karenanya,
permasalahan tersebut menarik untuk dikaji melalui skripsi ini yang meninjau isu terkait
berdasarkan konsep dasar hukum perdata dan ketenagakerjaan.
Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penulisan artikel ini berbentuk penelitian
yuridis normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data
sekunder.10 Dalam penulisan artikel ini, penulis memakai penelitian yuridis normatif. Oleh
karena itu, upaya untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan
10
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: Raja
Grafindo, 2001), hlm. 13-14.
Pembahasan
Pada dasarnya hubungan antara klub sepakbola dengan pemain didasarkan pada sebuah
kontrak pokok yang mencakup prestasi dan kewajiban dari kedua belah pihak. Kontrak yang
dibuat ini tidak dibatasi bentuk dan ketentuannya, sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-
Undang yang berlaku. Pada kontrak pemain sepakbola di Indonesia, isinya tetap mengacu kepada
standar kontrak yang dikeluarkan oleh FIFA selaku badan sepakbola tertinggi di dunia.
Berdasarkan kontrak pokok tersebut, bentuk perjanjian antara pemain dan klub dapat
dikembangkan lebih lanjut. Salah satunya menjadi kontrak peminjaman seorang pemain ke klub
lain. Hal ini berarti jasa pemain bersangkutan dipindahkan/diberikan kepada klub lain, namun
11
Ibid. hlm. 13
12
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press),
2007), hlm. 21.
13
Sri Mamudji et al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2005), hlm. 67.
14
Soerjono Soekanto, op. cit., hlm. 52 menyatakan bahwa, “bahan hukum primer yaitu bahan-bahan
hukum yang mengikat.”
15
Ibid., dinyatakan bahwa, “bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer.”
16
Ibid., dinyatakan bahwa, “bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sumber sekunder.”
17
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek], Diterjemahkan oleh R.Subekti, (Jakarta :
Pradnya Paramita, 1999), Ps. 1338.
18
R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, (Bandung : Bina Cipta, 1979), hlm. 64.
19
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek], Op. Cit., Ps. 1320.
21
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek], Op. Cit., Ps. 1321.
22
Handri Raharjo, Hukum Perusahaan , (Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2009), hlm. 25.
23
http://bola.kompas.com/read/2011/08/22/06113119/Hari.Ini.Batas.Akhir.Pendaftaran, diakses pada
tanggal 10 Mei 2014.
Asas-asas hukum perjanjian sewa menyewa tercantum dalam Pasal 1548 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa sewa menyewa merupakan suatu perjanjian
dimana terdapat pihak-pihak yang mengikatkan diri yang saling memberi prestasi dan tegen
prestasi yaitu pihak yang menyewakan memberikan kenikmatan atas sesuatu barang kepada
pihak yang lain selama suatu waktu tertentu dan pihak penyewa memberikan tegen prestasi
24
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), (Yogyakarta : Liberty, 1999), hlm. 68.
25
Qirom Meliala, Pokok Pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya, (Yogyakarta : Liberty,
1985), hlm. 78.
26
http://www.oregonlaws.org/glossary/definition/professional_employee, diakses pada tanggal 21 Mei
2014.
27
Imam Soepomo, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja. (Jakarta : Pradnya Paramita, 1974), hlm.
2.
28
PSSI, Statuta PSSI, Ps. 7 ayat 3.
29
PP nomor 16 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Mengenai Penyelenggaraan Olahraga, PP No. 16
tahun 2007, Ps. 57 ayat 3.
30
UU No. 3 Tahun 2005, Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional, LN Tahun 2005 No. 89, TLN
No. 4535, Ps. 55 ayat 2.
31
http://www.soccerbible.com/performance/football-apparel/2012/10/the-world-s-best-selling-club-
football-shirts/, diakses pada tanggal 24 Mei 2014.
32
Sehat Damanik, Outsourcing & Perjanjian Kerja Menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan, (Jakarta : DSS Publishing, 2006), hlm 2.
33
Demo buruh hapuskan outsourcing.
Kesimpulan
Dari hasil penulisan dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat disampaikan adalah:
1. Berdasarkan konsep dasar hukum perdata, kontrak pemain sepakbola dengan klub di
Indonesia diadakan berdasarkan asas kebebasan berkontrak yang terdapat pada pasal
1338 KUH Perdata. Para pihak juga perlu memperhatikan ketentuan pasal 1320 KUH
Perdata mengenai syarat-syarat sahnya sebuah perjanjian, dimana ada syarat objektif
yang mutlak harus dipenuhi dan syarat subjektif. Terkait dengan pinjam meminjam
pemain sepakbola, di dalam KUH Perdata sendiri tidak ada pasal yang mengatur
mengenai hal tersebut. Di dalam KUH Perdata hanya terdapat konsep sewa-menyewa
benda. Selama belum terobosan hukum yang menyatakan bahwa seorang pemain
34
Ady. "Hubungan Kerja Tak Jelas, Pekerja Outsourcing Menggugat"
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt508e90e1466d8/hubungan-kerja-tak-jelas--pekerja-ioutsourcing-i-
menggugat, diakses pada tanggal 15 Juni 2014.
35
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian
Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain, Permen Nomor 19 Tahun 2012, Ps. 27 ayat (1).
5.2 Saran
Dari kesimpulan tersebut di atas, maka saran atau rekomendasi yang dapat penulis
sampaikan adalah:
1. Menimbang banyaknya permasalahan kontraktual di industri sepakbola Indonesia, maka
hal terpenting yang perlu dijadikan dasar atau landasan dalam sebuah kontrak, termasuk
kontrak pemain sepakbola adalah adanya itikad baik dari kedua belah pihak yakni pihak
klub dengan pihak pemain sepakbola. Itikad baik dapat membantu para pihak untuk
mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan yang tercantum di
dalam kontrak bersangkutan. Selain itu, perlu adanya terobosan hukum dalam bidang
hukum perdata terkait dengan pinjam meminjam pemain. Yang menjadi objek
peminjaman adalah pemain, dimana pemain merupakan manusia yang bukan merupakan
obejek sewa menyewa di dalam KUH Perdata dan sekaligus sebagai sebuah aset (harta)
Daftar Referensi
Daftar referensi atau daftar acuan berisi daftar pustaka yang digunakan untuk menulis naskah
ringkas atau artikel ini.
Buku
Badrulzaman, Mariam Darus. Kerangka Dasar Hukum Perjanjian, dalam buku Hukum Kontrak
di Indonesia. Jakarta: ELIPS, 1998.
Badrulzaman, Mariam Darus, et. al. Kompilasi Hukum Perikatan. Bandung: Citra Aditya Bakti,
2001.
Prodjodikoro, R. Wirjono. Hukum Perjanjian dan Perikatan. Jakarta : Pradya Paramita, 1987.
Uwiyono, Aloysius, et al. Asas-Asas Hukum Perburuhan. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014.
Disertasi
Simamora, Y. Sogar. "Prinsip Hukum Kontrak Dalam Pengadaan Barang dan Jasa oleh
Pemerintah." Disertasi Doktor Universitas Airlangga. Surabaya, 2005.
Makalah/Artikel Ilmiah
Dolles, Harald dan Sten Soderman. "Globalization of Sports -The Case of Professional Football
and its International Management Challenge." Deutches Institut Fur Japanstudien
(Vol.5, 2005) : 5.
Freek, Colombijn. "The Politics of Indonesian Football" (Vol. 59, 2000) : 171- 200.
Giulianotti, Richard dan Roland Robertson. "The Globalization of Football: A Study In the
Globalization of the Serious Life." The British Journal of Sociology (Vol. 55, 2004) :
545.
Sulistiyono."Upaya Industri Sepakbola." Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (Juli 2011):
76
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Statuta PSSI. Statuta Edisi Revisi tahun 2011.
Internet
"FIFA"
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/marketing/research.html, 30 November
2013.
"FIFA"
http://www.fifa.com/worldranking/rankingtable/, diakses pada tanggal 1 Maret 2014.
"FIFA"
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/, diakses pada tanggal 10 April 2014.
"FIFA"
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/ifab/aboutifab.html, diakses pada tanggal
13 April 2014.
"Hukumonline"
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5253cb5b05436/rawan-korupsi-- audit-
keuangan-klub-sepakbola-penting, diakses pada tanggal 9 April 2014.
"PSSI"
http://www.pssi.or.id/dev/page/detail/5/Sejarah-PSSI, diakses pada tanggal 10 April
2014.