Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KESLING

“MASALAH YANG TERJADI SERTA UPAYA


PENYELESAIAN DI LINGKUNGAN PERKOTAAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

SITTI AISYA (115019063)

ANGELIN PUTRI SEYA (115019052)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA


KELAS PARIGI PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2021
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya untuk Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang
senangtiasa membimbing hamba-hamba-Nya.  Atas bantuan dan tuntunan-Nya
penyusunan makalah yang bertema “masalah yang terjadi serta upaya
penyelesaian di lingkungan perkotaan” dapat diselesaikan. Kami telah berusaha
menampilkan makalah ini dalam kondisi yang  terbaik dan setepat mungkin,
namun karena keterbatasan dan kelemahan sumber dan prasarana yang ada, pasti
terbuka kemungkinan kesalahan. Untuk itu kami mengharap masukan positif dari
pembaca maupun semua pihak untuk perbaikan makalah ini.
Dengan penuh kerendahan hati, kami mengucapkan banyak terima kasih
yang tak terhingga kepada semua pihak yang langsung maupun tidak langsung,
turut ikut serta dan memotivasi  penyelesaian makalah ini.
Alhamdulillah, semoga makalah ini membawa manfaat untuk kami dan
pembaca. Amin.

parigi, 28 Juli 2021

kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 tujuan..............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1 Pemukiman Yang Sehat.................................................................................4
2.1.1 pengertian pemukiman sehat...................................................................4
2.1.2 Syarat Sehat Perumahan dan Lingkungan Pemukiman...........................5
2.2 Sampah...........................................................................................................7
2.2.1 Pengertian Sampah..................................................................................7
2.2.2 Penggolongan Sampah.............................................................................8
2.3 penyediaan air bersih (PAB)..........................................................................9
2.3.1 Pengertian air bersih................................................................................9
2.3.2        Sumber Air Bersih..........................................................................10
2.3.3        penyelesian air bersih diperkotaan..................................................12
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perumahan dan pemukiman  merupakan salah satu kebutuhan dasar


manusia, yang juga mempunyai peran sangat strategis sebagai pusat pendidikan
keluarga, persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi mendatang. Serta
merupakan pengejawantahan jati diri. Permasalahan perumahan dan pemukiman
tidak dapat dipandang sebagai permasalahan fungsional dan fisik semata, tetapi
lebih kompleks lagi sebagai permasalahan yang berkaitan dengan dimensi
kehidupan bermasyarakat yang meliputi aspek sosial, budaya, ekonomi, teknologi,
ekologi maupun politik.
Perbedaan-perbedaan sudut pandang yang ada sesungguhnya bukan untuk
dipertentangkan, tetapi sebagai suatu upaya untuk memperkaya tinjauan agar
dapat lebih memandang persoalan perumahan dan pemukiman secara lebih
holistik. Kesadaran akan adanya keragaman tersebut penting, karena hal tersebut
dapat melahirkan alternatif-alternatif strategi penyelenggaraan di bidang
perumahan dan pemukiman untuk menuju visi yang diinginkan. Kemampuan
pemerintah untuk menyelanggarakan pemenuhan kebutuhan perumahan dan
pemukiman relatif sangat terbatas. Sementara itu, meskipun masalah perumahan
merupakan tanggung jawab bersama, namun kewajiban untuk pemenuhan
kebutuhan rumah tersebut pada hakekatnya merupakan tanggungjawab individual.
Oleh karenanya sumber daya dan potensi masyarakat perluh
ditumbuhkembangkan untuk dapat memenuhi kebutuhan perumahan dan
pemukimannya secara mandiri, dengan diduking oleh upaya pemerintah melalui
penciptaan iklim yang kondusif. Ketidakmampuan masyarakat untuk mewujudkan
perumahannya lebih sering dikarenakan iklim yang ada belum secara optimal
memberikan ruang, kesempatan dan peluang yang memadai bagi masyarakat
untuk mengembangkan kapasitasnya.

1
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni
mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya
yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau
taraf/kualitas hidup masyarakat.

Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat diindonesia masih
dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini
belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai
saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.

Di Negara kita ini masalah lainnya yang perlu di pikirkan adalah tentang samapah.
Sampah akan terus ada dan tidak akan berhenti diproduksi oleh kehidupan
manusia, jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk, bisa
dibayangkan banyaknya sampah-sampah dikota besar yang berpenduduk padat.
Permasalahan ini akan timbul ketika sampah menumpuk dan tidak dapat dikelola
dengan baik

1.2 Rumusan Masalah

1. apa yang di maksud dengan pemukiman sehat ?


2. apa yang dimaksud dengan sampah ?
3. apa yang di maksud dengan penyediaan air bersih ?

1.3 tujuan

1. untuk mengetahui apa itu pemukiman sehat


2. untuk mengetahui apa itu sampah
3. untuk mengetahui apa itu penyediaan air bersih

BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 Pemukiman Yang Sehat

2.1.1 pengertian pemukiman sehat

Pemukiman adalah daerah diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung prikehidupan dan
penghidupan.
Misalnya: kawasan perumahan, kawasan perdagangan, kawasan industri, dll.
Pemukiman sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang
dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan
pendekatan sosiologis dan teknis. Pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada
lokasi, bangunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen, penggunaan dan pemeliharaan
rumah dan lingkungan di sekitarnya, serta mencakup unsur apakah rumah tersebut
memiliki penyediaan air minum dan sarana yang memadai untuk memasak,
mencuci, menyimpan makanan, serta pembuangan kotoran manusia maupun
limbah lainnya (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2011).
Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama
sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan,
tempat kerja yang memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang
mendukung prikehidupan dan penghidupan. Suatu lingkungan pemukiman adalah
kawasan perumahan dalam berbagai bentuk ukuran dengan penataan tanah dan
ruang, prasarana dan sarana lingkungan terstruktur yang memungkinkan
pelayanan dan pengelolaan yang optimal.
Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan
yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Prasarana utama meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air
limbah dan sampah, jaringan pematusan air hujan, jaringan pengadaan air bersih,
jaringan listrik, telepon, gas, dan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya.
2.1.2 Syarat Sehat Perumahan dan Lingkungan Pemukiman

3
Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik,
kimia, dan biologik di dalam rumah, lingkungan rumah dan perumahan, sehingga
memungkinkan penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah ketentuan
teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan
masyarakat yang bermukim di perumahan dan/atau masyarakat sekitar dari bahaya
atau gangguan kesehatan.
Persyaratan kesehatan perumahan dan pemukiman yang meliputi persyaratan
lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri sangat
diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap
peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat (sanropie 1992).
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999
meliputi parameter sebagai berikut :

1.    Lokasi
 Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan
sebagainya;
 Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
atau bekas tambang;
 Tidak terletak pada derah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti
alur pendaratan penerbangan.

2.    Kualitas Udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut ;
 Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
 Debu dengan diameter kurang dari 10ug  maksimum 150ug/m3
 Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
 Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari;

4
 Kebisingan dan getaran;
 Kebisingan dianjurkan 45 dB A, maksimum 55 dB A
 Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik

3.    Kualitas Tanah Di Daerah Perumahan Dan Pemukiman


 Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
 Kandungan Arsenik (AS) maksimum 100 mg/kg
 Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
 Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg

4.    Prasarana Dan Sarana Lingkungan


 Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit;
 Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan
tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan
pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar
pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata;
 Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus
memenuhi persyaratan kesehatan;
 Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kesehatan;
 Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan;
 Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat
kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, dan lain  sebagainya;
 Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
 Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

5.    Vektor Penyakit

5
 Indeks lalat harus memenuhi standar syarat
 Indeks jentik nyamuk dibawah 5%

6.    Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan
juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan, dan kelestarian alam.

2.2 Sampah

2.2.1 Pengertian Sampah

Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang dari suatu
sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak
mempunyai nilai ekonomi. Dalam Undang-Undang No.18 tentang Pengelolaan
Sampah menyatakan definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan atau dari proses alam yang berbentuk padat.  Permasalahan sampah
merupakan permasalahan yang krusial bahkan sampah dapat dikatakan sebagai
masalah kultural karena berdampak pada sisi kehidupan terutama dikota-kota
besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Makasar, Medan dan kota besar
lainnya. Sampah akan terus ada dan tidak akan berhenti diproduksi oleh
kehidupan manusia, jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk,
bisa dibayangkan banyaknya sampah-sampah dikota besar yang berpenduduk
padat. Permasalahan ini akan timbul ketika sampah menumpuk dan tidak dapat
dielola dengan baik. Sampah menjadi masalah penting untuk penting untuk kota
yang padat penduduknya hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Volume sampah yang sangat besar sehingga melebihi kapasitas daya


tampung tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
2. Lahan TPA semakin sempit karena tergeser penggunaan lain.
3. Teknologi pengelolaan sampah tidak optimal sehingga sampah lambat
membusuknya, hal ini menyebabkan percepatan peningkatan volume sampah

6
lebih besar dari pembusukannya oleh karena itu selalu diperlukan perluasan
area TPA baru
4. Sampah yang sudah layak menjadi kompos tidak dikeluarkan dari TPA
karena beberapa pertimbangan
5. Managemen pengelolaan sampah tidak efektif sehingga seringkali menjadi
penyebab distorsi dengan masyarakat setempat
6. Pengelolaan sampah disarakan tidak memberikan dampak positif terhadap
lingkungan 8.
7. Kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah dalam memanfatkan
produk sampingan sehingga tertumpuknya produk tersebut di lahan TPA.

Ratio timbunan sampah dikota besar umumnya dihasilkan tiap-tiap jiwa


adalah 0.7 kg/kapita/hari termasuk kota medan. Kota yang memiliki jumlah
penduduk  tetap mencapai 2.125.591 jiwa dan komutter yang diperkirakan
mencapai 600.000 jiwa.  jika diestimasikan timbunan sampah yang mampu
diproduksi adalah 6806 m3/hari setara dengan 1701  ton/hari. Jumlah volume
sampah di Kota Medan tergolong besar sehingga perlu ada penanganan khusus,
bila tidak cepat maka kota tersebut akan terus ditimbun oleh  tumpukan sampah
dan berbarengan dengan efek negatif yang ditimbulkan.

2.2.2 Penggolongan Sampah

Ada beberapa penggolongan sampah, penggolongan ini berdasarkan atas


beberapa kriteria yaitu: asal sampah, sifat dan jenisnya.

1. Penggolongan sampah berdasarkan asalnya


A. sampah hasil rumah tangga termasuk didalamya sampah rumah
sakit, hotel dan kantor
B. sampah hasil kegiatan industry
C. sampah hasil kegiatan pertanian meliputi perkebunan, perikanan
dan peternakan.

7
D. sampah hasil kegiatan perdagangan misal sampah pasar, swalayan
dan toko
E. sampah hasil kegiatan pembangunan
F. sampah jalan raya.
G. pengolongan sampah berdasarkan sifatnya
 sampah organik terdiri atas dedaunan, sisa makanan, kertas
sayur dan buah. Sampah organik merupakan sampah yang
mengandung senyawa organik dan tersusun oleh unsur karbon,
hidrogen dan oksigen serta sampah organik mudah terdegradasi oleh
mikroba.
 sampah anorganik terdiri atas kaleng, plastik, besi, kaca dan
bahan-bahan lainnya yang tidak tersusun oleh senyawa organik.
Sampah ini tidak dapat terdegradasi oleh mikroba sehingga sulit
diuraikan.

2.3 penyediaan air bersih (PAB)

2.3.1 Pengertian air bersih

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan dapat diminum apabila dimasak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16


Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat
beberapa pengertian mengenai :

1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah

8
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk
air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk
tinja manusia dari lingkungan permukiman.
4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.
5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM
merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan
sarana air minum.
6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air
minum.
8. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah,
koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan
penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.

9
2.3.2  Sumber Air Bersih

Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu


perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan
bahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:

1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya
sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa
lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di
daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air
baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena
kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air
dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
tampungan dari air hujan.

Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air


minum adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan
Lokal, 1999):

1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami


pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak
dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan
air sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk
diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah

10
dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali penduduk, sebagai hasil
budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan yang jatuh di
permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah mengikuti bentuk topografi,
muka air tanah akan dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di
daerah yang bertopografi rendah.

Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang


adalah air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum,
namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya.
Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak
akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin,
biasanya daerah-daerah sekitar pantai.

1. Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum
berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan atas:
A. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
B. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural
purification).
C. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan
(artificial treatment).

2.3.3  penyelesian air bersih diperkotaan

Untuk mencegah masalah air bersih di Indonesia, diperlukan peran aktif dari


pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat umum :
1. Penetapan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan
oleh sektor swasta maupun masyarakat sekitar. 
Beberapa pabrik masih “nakal” dalam hal membuang limbah. Alih-alih
mengolah atau menetralkan limbah terlebih dahulu, pihak pengelola justru
langsung membuangnya ke sungai. Pemerintah seharusnya lebih tegas
dalam menindak pelanggaran tersebut. Tidak hanya pada sektor swasta,

11
tetapi juga pada masyakarat sekitar yang kerap membuang limbah rumah
tangga secara sembarangan.
2. Teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air bersih perlu
dikembangkan.
 Mengingat kepadatan penduduk di Indonesia, teknologi level standar
tidak bisa betul-betul bekerja efektif pada pengairan. Kurangnya ruang dan
jarak sumber air yang dekat juga menjadi alasan lainnya. Dalam
penyediaan air, melakukan penyebaran sumber daya teknologi ke daerah-
daerah lebih efektif daripada pemusatan di satu sektor. Bagaimanapun,
sumber air yang tersedia tidak terletak pada satu titik saja.
3. Diperlukan pengkajian terhadap PDAM, baik dari segi tugas, proses
kerja, maupun tanggung jawab kelembagaan.
 Pemerintah harus menetapkan standar minimal kinerja untuk PDAM,
melakukan pemantauan rutin, penegakan, dan memberikan insentif sebagai
apresiasi pekerjaan.
4. Sosialisasi intensif kepada masyarakat pun mengambil peran yang
sangat penting.
Pemerintah harus memberikan imbauan terkait beberapa hal penting
kepada masyarakat. Salah satunya adalah penghapusan BAB (buang air
besar) di ruang terbuka, terutama sumber-sumber air semisal sungai dan
danau. Selain itu, limbah rumah tangga juga perlu diolah dengan tidak
mencampur atau membuang limbah cair bersama benda-benda padat dan
cemaran berbahaya. Upaya membenahi kesadaran akan lingkungan ini bisa
dikatakan lebih besar pengaruhnya daripada tindakan memperbaiki.
5. Menanamkan gagasan pentingnya air bersih sejak dini. 
Poin ini juga merupakan tindakan penyuluhan, hanya saja lebih menjurus
kepada anak-anak yang berusia lebih muda. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan menggaet sekolah-sekolah untuk terus mengingatkan para siswa.
Tema-tema kesehatan, lingkungan, dan peduli sosial diangkat menjadi
salah satu materi pembelajaran. Dengan terlibatnya para generasi muda,
kita bisa lebih antisipatif terhadap masalah air bersih di masa depan.

12
6. Melakukan pertolongan alternatif dengan sedekah air bersih. 
Dibandingkan dengan kelompok berfinansial cukup, mereka yang
kekurangan cenderung terbebani biaya besar untuk memenuhi kebutuhan
air bersih. Jika kekeringan melanda, sumber-sumber air dengan jarak dan
biaya terjangkau akan menipis. Akhirnya, masyarakat terpaksa
mengeluarkan dana lebih, atau bahkan mengonsumsi air yang kualitasnya
lebih buruk. Karena itulah, bantuan air bersih dari sesama merupakan
pertolongan yang mulia.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan materi di atas dapat kami simpulkan :


 Pemukiman sehat adalah daerah diluar kawasan lindung, baik yang berupa
kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung prikehidupan dan penghidupan.
 Sampah adalah merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang dari
suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang
tidak mempunyai nilai ekonomi. Dalam Undang-Undang No.18 tentang
Pengelolaan Sampah menyatakan definisi sampah sebagai sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan atau dari proses alam yang berbentuk padat. 
Permasalahan sampah merupakan permasalahan yang krusial bahkan
sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena berdampak pada
sisi kehidupan terutama dikota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya,
Bandung, Makasar, Medan dan kota besar lainnya.
 Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
dimasak.

3.2 Saran

Saran kami yaitu hendaknya memberi masukan dan kritikan yang


bermanfaat bagi kami mengenai tulisan dan isi materi yang dibahas dalam
makalah ini, agar nanti penulisan makalah selanjutnya akan lebih diperbaiki dan
bisa lebih baik lagi. Semoga materi di atas bisa bermanfaat bagi kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://sedekahair.org/sedekah-konten/

file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/index.php.htm
file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/m5o11z-wow-tempat-
pembuangan-sampah-jadi-obyek-wisata…artike.htm
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16528-2208100660-
Chapter2.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_lingkungan/bab2
_sistem_penyedian_air_bersih.pdf
http://www.muchtarpakpahan.com/2012/01/perbandingan-tatatertib-kehidupan-
di.htm, 07 Juni 2014

http://firohakuntansib.blogspot.com/2013/03/dampak-permukiman-kumuh-a.html  07
Juni 2014

              http://www.penataanruang.net/taru/Makalah/sekjen_140604.pdf , 07 Juni
2014

Anda mungkin juga menyukai