Anda di halaman 1dari 14

PERSALINAN

1.    Pengertian
Menurut Varney (2007), persalinan adalah serangkaian proses yang berakhir pengeluaran
hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai
oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta.
Menurut JNPK-KR dalam Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (2008), mengatakan
bahwa persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit.

2.    Sebab-Sebab Mulainya Proses Persalinan


Sampai saat ini sebab-sebab terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga
menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulainya kekuatan his. Hormon-hormon
yang dominan pada saat kehamilan dan berperngaruh pada proses persalinan yaitu :

a.    Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitifitas otot rahim dan memudahkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin dan rangsangan
mekanis.
b.    Progesteron
Berfungsi menurunkan sensitifitas otot rahim dan menyulitkan  penerimaan rangsangan dari
luar seperti rangsangan oiksitoksin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis, dan
menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi. Pada kehamilan, kedua hormon tersebut
berada dalam keadaan seimbang sehingga kehamilan bisa dipertahankan. Dengan demikian
ada beberapa teori yang memungkinkan  terjadinya proses persalinan :

1)      Teori keregangan


Otot rahim mepunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
2)      Teori penurunan progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu, dimana terjadi penimbunan
jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
3)     Teori oksitoksin internal
Oksitoksin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise parst posterior.
4)    Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan
oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga terjadi persalinan.
5)      Teori berkurangnya nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hippokrates untuk yang pertama
kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi segera dikeluarkan.

3.    Tanda dan Gejala dalam Proses Persalinan


a.      Perubahan servik, kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika serviks secara
progresif menipis dan membuka.
b.      Kontraksi yang cukup/ adekuat, kontraksi dianggap adekuat :
1)     Kontraksi terjadi teratur, minimal 4 kali dalam 10 menit, setiap kontraksi
berlangsung sedikitnya 40 detik.
2)     Uterus mengeras selama kontraksi, sehingga tidak bisa menekan uterus dengan
menggunakan jari tangan.
c.      Menjelang 36 minggu, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena
penurunan kepala janin sudah masuk pintu atas panggul  sehingga menyebabkan sering
ingin BAK atau susah BAK karena kandung kemih tertekan kepala janin.

4.    Pembagian Tahap Persalinan


a.      Kala I
Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show),
karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (affacement). Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika
serviks mendatar dan membuka.
Proses ini dibagi menjadi 2 fase yaitu; fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
dan fase aktif (6 jam) dari pembukaan 4 cm sampai 10 cm, untuk primigravida (1
cm/jam) dan multigravida (2 cm/jam). dengan perhitungan tersebut maka waktu
pembukaan lengkap dapat di perhitungkan :

1)      Fase Laten


Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm
berlangsung dalam 7-8 jam.
2)      Fase Aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase :
a)      Periode Akselerasi, berlangsung 2 jam,  pembukaan menjadi 4 cm.
b)     Periode Dilatasi maksimal, selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi
9 cm.
c)      Periode Deselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10
atau lengkap.

Frekuensi Minimal Penilaian Dan Intervensi Dalam Persalinan Normal


Parameter Frekuensi pada fase Frekuensi pada fase aktif
laten
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit
Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembuahan serviks Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*
Penurunan Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*

 Dinilai pada setiap pemeriksaan dalam.


Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan, dan
setelah selaput ketuban pecah. Pada setiap pemeriksaan dalam, catatlah hal-hal sebagai
berikut:
a.       Warna cairan amnion
b.      Dilatasi serviks
c.       Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan periksa luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosa in partu
belum dapat ditegakkan. Jika terdapat kontraksi yang menetap, periksa ulang wanita
tersebut setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini, jika serviks
terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu, jika tidak terdapat
perubahan, maka diagnosisnya adalah persalinan palsu.

Penurunan kepala janin menurut sistem perlimaan


Periksa Luar Periksa Dalam Keterangan

= 5/5 Kepala di atas PAP, mudah digerakkan

Sulit digerakkan, bagian terbesar kepala belum


= 4/5 H I-II
masuk panggul

= 3/5 H II-III Bagian terbesar kepala belum masuk panggul

= 2/5 H III+ Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul

= 1/5 H III-IV Kepala di dasar panggul

= 0/5 H IV Di perineum

b.      Kala II
Dimulai ketika pembukaan servik sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya
bayi. Kala II disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala II adalah
sebagai berikut:
1)     Ibu merasa ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi.
2)     Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan vaginanya.
3)     Perineum menonjol.
4)     Vulva vagina dan sfingter ani membuka.
5)     Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

 Tanda pasti kala 2 ditentukan melalui periksa dalam yang hasilnya:


1)      Pembukaan serviks telah lengkap.
2)      Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

Lamanya Proses kala II ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi

c.       Kala III


Dimulai sejak lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya placenta dan selaput ketuban
Kala III ini berlangsung tidak lebih dari 30 menit
Pada kala tiga persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan
volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi
semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat,
menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke
bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.

Tanda lepasnya plasenta:


1)     Perubahan bentuk dan tingginya fundus uteri, setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya
dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah, uterus
berbentuk segitiga atau seperti buah pir  dan fundus berada diatas pusat.
2)     Tali pusat memanjang, tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva
3)     Semburan darah mendadak dan singkat, darah yang terkumpul dibelakang plasenta
akan membantu mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan
darah (retroplacental poling), dalam ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam
plasenta melebihi kapasitas tampungannya maka darah tersembur keluar dan tepi plasenta
yang terlepas.
Melahirkan plasenta dilakukan dengan teknik manajemen aktif kala 3 yaitu :
1)     Pemberian oksitosin.
2)     Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
3)     Masase fundus uteri.

Tujuan manajemen aktif kala 3 :


adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat
memperpendek waktu kala tiga persalinan dan mengurangi kehilangan darah dibanding
dengan penatalaksanaan fisiologis.

Keuntungan manajemen aktif kala 3 :


1)      Persalinan kala tiga lebih singkat.
2)      Mengurangi jumlah kehilangan darah.
3)      Mengurangi kejadian retensio plasenta

d.   Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu  Kala IV dimaksudkan
untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam
pertama

Yang dilakukan pada pemantauan kala IV :


1)      Memperkirakan kehilangan darah.
2)      Memeriksa perdarahan dari perineum.
3)      Pencegahan infeksi.
4)      Pemantauan keadaan umum ibu. 

5.    Tanda-tanda Bahaya Persalinan


ada beberapa tanda bahaya ibu bersalin yang mengancam jiwa diantaranya:
a.    Syok saat pada persalinan
b.    Perdarahan pada saat persalinan
c.    Nyeri kepala
d.   Gangguan penglihatan
e.    Kejang atau koma
f.     Tekanan darah tinggi
g.    Persalinan yang lama
h.    Gawat janin dalam persalinan
i.      Demam dalam persalinan
j.      Nyeri perut hebat
k.    Sukar bernafas

6.    Asuhan Sayang Ibu


a.    Pendampingan keluarga
     Pendampingan bisa dilakukan oleh suami, orang tua, atau kerabat yang disukai oleh ibu.
Dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan sangat
membantu mewujudkan persalinan lancar.
b.    Melibatkan keluarga
     Keterlibatan keluarga dalam asuhan antara lain membantu ibu mengganti posisi, teman
bicara, memberikan makanan dan minuman, membantu mengatasi rasa nyeri dengan
memijat bagian lumbal/ pinggang belakang.
c.    KIE proses persalinan
Penolong persalinan memberi pengertian tentang tahapan dan kemajuan proses persalinan
atau kelahiran bayi pada ibu dan keluarga agar ibu tidak cemas menghadapi persalinan.
d.   Dukungan psikologi
Memberikan kenyamanan dan berusaha untuk menenangkan hati ibu dalam menghadapi
dan menjalani proses persalinan.
e.    Membantu ibu memilih posisi
Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu dapat mnegubah-ibah posisi
secara teratur selama kala dua karena hal ini dapat membantu kemajuan persalinan,
mencari posisi yang paling efektif dan menjaga sirkulasi utero-plasenter tetap baik
Posisi duduk atau setengah duduk dapat memberikan rasa nyaman bagi ibu dan memberi
kemudahan baginya untuk beristirahat diantara kontraksi. Keuntungan dari kedua posisi
ini adalah gaya gravitasi untuk membantu ibu melahirkan bayinya
Jongkok atau berdiri membantu mempercepat kemajuan kala dua persalinan dan
mengurangi rasa nyeri
Beberapa ibu merasa bahwa merangkak atau berbaring miring ke kiri membuat mereka
lebih nyaman dan efektif untuk meneran. Kedua posisi tersebut juga akan membantu
perbaikan posisi oksiput yang melintang untuk berputar menjadi posisi oksiput anterior.
Posisi merangkak seringkali membantu ibu mengurangi nyeri punggung saat persalinan.
Posisi berbaring miring ke kiri memudahkan ibu untuk beristiraat diantara kontraksi jika ia
mengalami kelelahan dan juga dapat mnegurangi risiko terjadinya laserasi perineum.
f.     Cara meneran
Menganjurkan ibu untuk meneran bila ada dorongan yang kuat dan spontan untuk meneran.
Memberikan saran untuk beristirahat dalam waktu relaksasi kontraksi. Hal ini dimaksudkan
untuk mengantisipasi agar ibu tidak kelelahan dan menghindari resiko asfiksia (kekurangan
O2 pada janin) karena suplay oksigen melalui plasenta berkurang.
g.    Pemberian nutrisi
Ibu yang sedang bersalin membutuhkan cairan, elektrolit, dan nutrisi. Hal ini untuk
mengantisipasi ibu mengalami dehidrasi. Dehidrasi pada ibu bersalin dapat berpengaruh
terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang penting dalam menimbulkan
kontraksi uterus. 

7.      Faktor penting dalam persalinan


Faktor-faktor penting dalam persalinan meliputi:
a.      Passage (jalan lahir)
Jalan lahir/ panggul keras
Bagian lunak panggul
b.      Passenger (Janin dan Plasenta)
c.       Power (Kekuatan)
Kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk
mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus
d.      Provider (Penolong)
e.       Psikologis
8.      Perubahan Fisiologi Dalam Persalinan

Sejumlah perubahan fisiologis terjadi pada ibu selama persalinan. Sangat penting bagi
bidan untuk memahami perubahan-perubahan ini agar dapat membedakan tanda-tanda dan
gejala persalinan normal dan abnormal. Perubahan fisiologis meliputi :
a.      Tekanan darah meningkat, selama terjadinya kontraksi (sistolik     rata-rata naik 10-20
mmHg dan diastolik 5-10 mmHg) antara kontraksi, tekanan darah kembali normal pada
level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan meningkatkan tekanan
darah.
b.     Metabolisme, metabolisme karbohidrat anaerob dan aerob akan meningkat secara
berangsur, disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot skeletal. Peningkatan ini
ditandai dengan adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan
dan cairan yang hilang.
c.      Suhu tubuh, karena terjadi peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit
meningkat selama persalinan, terutama selama dan segera setelah persalinan.
Peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak
autput, pernafasan dan cairan yang hilang.
d.      Detak jantung, berhubungan dengan peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit
meningkat selama persalinan, terutama selama dan segera setelah persalinan.
Peningkatan ini jangan melebihi 0,5°C,  sampai dengan 1°C, dan masih dikatakan
normal dalam 3 hari post partum.
e.      Pernafasan, karena terjadinya peningkatan metabolisme, maka terjadi sedikit
peningkatan laju pernafasan yang dianggap normal. Hiperventilasi yang lama dianggap
tidak normal dan bisa menyebabkan alkalosis.
f.      Perubahan pada ginjal, poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin disebabkan
oleh peningkatan kardiak autput, peningkatan filtrasi glomerolus dan peningkatan aliran
plasma ginjal. Protein urine yang sedikit dianggap biasa dalam persalinan.
g.     Perubahan gastrointestinal, motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara
substansi berkurang banyak sekali selama persalinan. Selain itu pengeluaran getah
lambung menjadi sangat lamban. Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut
dalam tempo yang biasa. Mual dan muntah biasa terjadi sampai ibu mencapai akhir kala
I.
h.      Perubahan hematology, hemoglobin meningkat.

9.      Kebutuhan Wanita Dalam Persalinan


a.       Asuhan fisik dan psikologis.
b.      Kehadiran seorang pendamping.
c.       Pengurangan rasa nyeri.
d.      Penerimaan sikap atas nyeri.
e.       Penerimaan sikap atas prilakunya.
f.       Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman
      
10.  Mekanisme persalinan normal
Mekanisme persalinan normal merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan dengan
ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul.
Mekanisme dalam persalinan diantaranya :

a.       Engagemant
Peristiwa ketika diameter biparietal melewati pintu atas panggul dengan sutura sagitalis
melintang/ oblik didalam jalan lahir dan sedikit fleksi.
b.      Penurunan kepala
Dimulai sebelum persalinan/ inpartu. Penurunan kepala terjadi bersamaan dengan
mekanisme lainnya.
c.       Fleksi
Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju tetapi kepala janin
terhambet oleh servik, dinding Panggul atau dasar panggul. Pada kepala janin dengan
adanya fleksi maka diameter oksipitofrontalis 12cm berubah sub oksipitofrontalis 9cm,
Posisi dagu bergeser kearah dada janin, Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih
jelas teraba daripada ubun-ubun besar.

d.      Rotasi dalam


Gerakan ini adalah pemutaran bagian terendah janin dari posisi sebelumnya kearah
depan sampai dibawah simfisis. Bila presentasi belakang kepala dimana bagian terendah
janin yaitu ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar kedepan sampai berada
dibawah simpisis.
e.       Ekstensi
      Gerakan ini mengakibatkan bertambahnya penegangan pada perineum dan itoitus
vagina. Ubun-ubun kecil semakin banyak terlihat dan sebagai hypomochlion atau pusat
pergerakan maka berangsur-angsur lahirlah ubun-ubun kecil, ubun-ubun besar, dahi
mata, hidung, mulut dan dagu.
f.       Rotasi luar
Gerakan ini menjadikan diameter biakromial janin searah dengan diameter
anteroposterior pintu bawah panggul, dimana satu bahu dianterior dibelakang simfisis
dan bahu yang satunya dibagian posterior dibelakang perinium, Sutura sagitalis kembali
melintang.
g.      Ekspulsi
Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai hypomochlion  untuk
kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah kedua bahu lahir disusul lahirnya trochanter
depan dan belakang sampai lahir janin seluruhnya.

11.  Partograf
Partograf adalah alat untuk mencatat hasil observasi dan pemeriksaan fisik ibu dalam proses
persalinan serta merupakan alat utama dalam pengambil keputusan klinik khususnya pada
persalinan kala I   

Partograf dipakai setelah ibu masuk fase aktif, yang meliputi :


a.       Denyut jantung janin. nilai setiap 30 menit.
b.      Air ketuban. nilai warna air ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dengan
menggunakan lambang sebagai berikut :
1)      U   : Selaput utuh.
2)      J     : selaput pecah, air ketuban jernih.
3)      M   : air ketuban bercampur mekonium.
4)      D   : air ketuban bercapur dengan darah.
5)      K   : tidak ada cairan ketuban/kering.
c.       Penyusupan/molase kepala janin :
1)      0    : tulang-tulang kepala janin terpisah.
2)      1    : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
3)      2    : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi dapat dipisahkan.
4)      3    : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
d.      Pembukaan mulut rahim (serviks). Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda (x).
e.       Penurunan. Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba pada pemeriksaan
abdomen/ luar di atas simfisis pubis; catat dengan tanda lingkaran (O) pada setiap
pemeriksaan dalam.
f.       Waktu. menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima.
g.      Jam. Catat jam sesungguhnya.
h.      Kontraksi. Catat setiap setengah jam; lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya
kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap-tiap kontraksi dalam hitungan detik:
1)      Kurang dari 20 detik.
2)      Antara 20 dan 40 detik.
3)      Lebih dari 40 detik.
i.        Oksitosin. Jika memadai oksitosin, catatlah banyaknya oksitosin pervolume cairan infus
dan dalam tetesan permenit.
j.        Obat yang diberikan. Catat semua obat lain yang diberikan.
k.      Nadi. Catatlah setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik  besar (●)
l.        Tekanan darah. Catatlah setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah.
m.    Suhu badan. Catatlah setiap 2 jam
n.      Protein, aseton, dan volume urin. Catatlah setiap kali ibu berkemih. Jika temuan-temuan
melintas ke arah kanan dari garis waspada, petugas kesehatan harus melakukan penilaian
terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukan yang tepat
12.  Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan
sang ibu. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami
dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian
menunjukan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan
kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang
akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman dan hasil yang lebih baik.
Asuhan Sayang ibu dalam proses persalinan:
1.      Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya.
2.       Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan tersebut.
3.      Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
4.      Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir.
5.      Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
6.      Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan hati ibu beserta anggota-anggota
keluarganya.
7.      Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan anggota keluarga yang lain selama persalinan dan
kelahiran bayinya.
8.      Ajarkan suami dan anggota-anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana mereka dapat
memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.
9.      Secara konsisten lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik.
10.  Hargai privasi ibu.
11.  Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi.
12.  Anjurkan untuk minum dan makan-makanan ringan sepanjang ia menginginkannya.
13.  Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak merugikan kesehatan ibu.
14.  Hindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan seperti episiotomi, pencukuran
dan klisma.
15.  Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin.
16.  Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah bayi lahir.
17.  Siapkan rencana rujukan (bila perlu).
18.  Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan bahan-bahan, perlengkapan
dan obat-obatan yang diperlukan. Siap untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada
setiap kelahiran bayi.

Anda mungkin juga menyukai