Cakul BAB VII Deret Dan Transformasi Fourier 04112015 - 2
Cakul BAB VII Deret Dan Transformasi Fourier 04112015 - 2
Catatan Kuliah
FI2101 Fisika Matematik IA
Semester I 2015-2016
r
sa
ba
kh
5_
1
20
1_
em
_s
01
21
l_fi
ku
ca
r
2πx
sa
sin(x + 2π) = sin x. Secara umum diperoleh perioda dari fungsi sin
ba T
adalah T .
kh
harmonic motion ) merupakan contoh gerak yang periodik dan gerak tersebut
1
20
dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi sinus ataupun fungsi cosinus. Telah
1_
bilangan kompleks dengan sinus dan cosinus dapat dituliskan dalam bentuk
_s
01
Konsep nilai rata-rata suatu fungsi serupa dengan konsep rata-rata suatu
kumpulan bilangan. Bila terdapat sekumpulan bilangan, maka nilai rata-rata
bilangan tersebut diperoleh dengan menjumlahkan bilangan-bilangan terse-
but kemudian membaginya dengan banyaknya bilangan yang dijumlahkan.
Demikian halnya dengan rata-rata suatu fungsi f (x). Misalkan ingin dica-
ri rata-rata suatu fungsi f (x) dalam selang interval antara x = a sampai
x = b. Rata-rata tersebut dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai fungsi
f (x) di setiap nilai x kemudian membaginya dengan banyaknya x. Penjum-
lahan fungsi dalam konsep rata-rata juga dinyatakan dalam bentuk integral.
161
162 Deret dan Transformasi Fourier
Dengan demikian rata-rata suatu fungsi f (x) pada interval [a, b] dapat di-
nyatakan sebagai
ˆb
f (x)dx
hf (x)i[a,b] = a
(7.2)
b−a
Contoh
Tentukan nilai rata-rata fungsi f (x) = sin(x) pada interval [0, π]
Tinjau dua buah fungsi yang dinyatakan dengan f (x) = sin2 x dan g(x) =
cos2 x sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 7.1. Nilai rata-rata fungsi ini
r
sa
y = sin2 (x) y = cos2 (x) ba
kh
1 5_
20
1_
e m
x x
_s
01
21
ˆπ
2 1
sin2 x dx
sin x [−π,π]
=
2π
−π
ˆπ
1
cos2 x cos2 x dx
[−π,π]
=
2π
−π
c khbasar2015
7.3 Koesien Fourier 163
ˆπ
2 1
2
(sin2 x + cos2 x) dx
sin x [−π,π]
+ cos x [−π,π]
=
2π
−π
ˆπ
1
= dx = 1
2π
−π
r
sa
ba
Tinjau suatu fungsi periodik yang merupakan superposisi dari fungsi-fungsi
kh
harmonik sinus dan cosinus dalam bentuk
5_
1
1
2 (7.5)
1_
ˆπ
l
1
ku
−π
ˆπ
1
hsin mx sin nxi[−π,π] = sin mx sin nx dx
2π
−π
(7.7)
0,
m 6= n
1
= 2, m = n 6= 0
0, m=n=0
c khbasar2015
164 Deret dan Transformasi Fourier
ˆπ
1
hcos mx cos nxi[−π,π] = cos mx cos nx dx
2π
−π
(7.8)
0,
m 6= n
1
= 2, m = n 6= 0
1, m=n=0
1
maka bila f (x) pada persamaan 7.5 dikalikan dengan kemudian diinte-
2π
gralkan pada interval [−π, π] akan diperoleh
ˆπ ˆπ ˆπ ˆπ
1 a0 1 1 1
f (x) dx = dx + a1 cos x dx + a2 cos 2x dx + . . .
2π 2 2π 2π 2π
−π −π −π −π
ˆπ
1
+ b1 sin x dx + . . .
2π
−π
yang memberikan
ˆπ ˆπ
1 a0 1
r
f (x) dx = =⇒ a0 = f (x) dx (7.9)
sa
2π 2 π
−π ba−π
kh
1
ngan cos x lalu mengintegralkannya dalam interval [−π, π]
1
20
2π
1_
ˆπ ˆπ ˆπ
m
1 a0 1 1
f (x) cos x dx = cos x dx + a1 cos2 x dx
e
_s
2π 2 2π 2π
−π −π −π
01
ˆπ
21
1
+ a2 cos 2x cos x dx + . . .
_fi
2π
l
−π
ku
ˆπ
ca
1
+ b1 sin x cos x dx + . . .
2π
−π
atau
c khbasar2015
7.3 Koesien Fourier 165
ˆπ
1
a1 = f (x) cos x dx
π
−π
ˆπ
1
an = f (x) cos nx dx (7.10)
π
−π
1
Selanjutnya bila fungsi f (x) tersebut di atas dikalikan dengan sin x dan
2π
kemudian mengintegralkannya pada interval [−π, π] maka akan diperoleh ko-
esien bn dengan cara yang sama yaitu yang dapat dinyatakan dalam bentuk
umum sebagai berikut
ˆπ
1
bn = f (x) sin nx dx (7.11)
π
r
−π
sa
ba
Dengan cara seperti yang dijelaskan di atas, maka suatu fungsi periodik dapat
kh
Contoh
1_
m
dinyatakan dengan
_s
01
(
21
0, −π < x < 0,
f (x) =
_fi
1, 0 < x < π,
l
ku
c khbasar2015
166 Deret dan Transformasi Fourier
ˆπ
1
an = f (x) cos nx dx
π
−π
ˆ0 ˆ
π
1
= 0 · cos nxdx + 1 · cos nxdx
π 0
−π
ˆπ (
1 0, untuk n 6= 0,
= cos nxdx =
π 1, untuk n = 0
0
ˆπ
1
bn = f (x) sin nx dx
π
−π
ˆ ˆπ
0
1
= 0 · sin nxdx + 1 · sin nxdx
π
−π 0
ˆπ
1 0, untuk n genap,
= sin nxdx = 2
r
, untuk n ganjil
sa
π
0 nπ ba
kh
Dengan demikian diperoleh
5_
1
f (x) = + + + + ...
2 π 1 3 5
1_
m
y
21
l _fi
ku
ca
n=3
n=9
n = 15
c khbasar2015
7.5 Deret Fourier Bentuk Kompleks 167
Gambar 7.2 Plot uraian deret Fourier untuk f (x) dengan n = 3, 9 dan 15
pada interval [−π, π].
Terlihat bahwa semakin banyak n yang digunakan, uraian deret Fou-
rier akan semakin mendekati fungsi yang dimaksud.
r
sa
Fourier dari fungsi tersebut akan konvergen menuju nilai f (x) pada seluruh
ba
nilai x yang memberikan f (x) kontinu. Pada aplikasi yang sering dijumpai,
kh
umumnya ketiga syarat terakhir selalu dapat terpenuhi. Sedangkan syarat
5_
an suatu fungsi yang tidak periodik dapat dianalisa sebagai fungsi periodik
20
demikian berarti uraian deret Fourier ini akan dapat digunakan untuk hampir
m
sinus dan cosinus dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan kompleks yaitu
einx − e−inx einx + e−inx
sin nx = , cos nx = (7.12)
2i 2
Dengan demikian berarti deret Fourier dapat pula dinyatakan dalam bentuk
fungsi kompleks.
c khbasar2015
168 Deret dan Transformasi Fourier
f (x) = c0 + c1 eix + c−1 e−ix + c2 e2ix + c−2 e−2ix + . . .
n=+∞
X (7.13)
= cn einx
n=−∞
r
sa
n=−∞
ba
Untuk memperoleh koesien cn cara yang sama juga dilakukan sebagaimana
kh
ˆπ
20
= =0
ik −π ik
m
−π
e
_s
1
01
ˆπ ˆπ
l
ku
1 1
f (x)dx = c0 =⇒ c0 = f (x)dx
ca
2π 2π
−π −π
Selanjutnya bila fungsi f (x) tersebut dikalikan dengan e−inx kemudian diin-
tegralkan dari x = −π hingga x = π , maka akan diperoleh
c khbasar2015
7.5 Deret Fourier Bentuk Kompleks 169
ˆπ ˆπ ˆπ
1 −inx 1 −inx 1
f (x)e dx = c0 e dx + c1 e−inx eix dx
2π 2π 2π
−π −π −π
ˆπ
1
+ c−1 e−inx e−ix dx + . . .
2π
−π
ˆπ
1
cn = f (x)e−inx dx (7.16)
2π
−π
Contoh
Suatu fungsi periodik dengan periode 2π dalam interval [−π, π] dide-
nisikan sebagai berikut
0,
−π < x < 0
r
f (x) = 1, 0 < x < π2
sa
π
0, 2 <x<π
ba
kh
+∞ ˆπ
1
m
2π
_s
n=−∞ −π
01
ˆ0 ˆπ/2 ˆπ
_fi
1
l
2π
ca
−π 0 π/2
ˆπ/2
1
= e−inx dx
2π
0
c khbasar2015
170 Deret dan Transformasi Fourier
ˆπ/2 ˆπ/2
1 −inx 1
cn = e dx = − e−inx d(−inx)
2π 2inπ
0 0
1 −inπ/2 1 − cos(nπ/2) + i sin(nπ/2)
=− e −1 =
i2nπ i2nπ
yang memberikan
1 − i
, untuk n = 1, 5, 9, . . .
2nπ
−2i
untuk n = 2, 6, 10, . . .
2nπ ,
cn =
−1 − i ,
untuk n = 3, 7, 11, . . .
2nπ
untuk n = 4, 8, 12, . . .
0,
r
sa
Dengan demikian akan dapat dinyatakan
ba
kh
+∞
X
f (x) = cn einx
1 5_
n=−∞
20
= + + ...
4 2π 1 2 3
m
−ix −i2x
(1 + i)e−i3x
1 (1 − i)e
e
2ie
_s
+ − − + ...
2π −1 −2 −3
01
21
Uraian deret Fourier sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian terda-
_fi
hulu adalah untuk fungsi periodik dengan periode sebesar 2π yang dinyatakan
l
ku
dalam interval [−π, π]. Fungsi dengan periode 2π namun dengan interval la-
ca
innya yaitu misalnya [0, 2π] juga mempunyai bentuk ungkapan koesien an ,
bn dan cn yang sama, hanya berbeda pada batas integralnya, yaitu
c khbasar2015
7.5 Deret Fourier Bentuk Kompleks 171
ˆ2π
1
an = f (x) cos nx dx (7.17)
π
0
ˆ2π
1
bn = f (x) sin nx dx (7.18)
π
0
ˆ2π
1
cn = f (x)e−inx dx (7.19)
2π
0
Bagaimana halnya dengan uraian untuk fungsi yang periodanya tidak sa-
ma dengan 2π tapi misalkan 2l (baik dalam interval [−l, l] ataupun [0, 2l])?
Untuk mendapatkan ungkapan koesien deret Fourier dalam
nπx bentuk yang
lebih umum tersebut perhatikanlah bahwa fungsi sin mempunyai pe-
l
rioda sebesar 2l, yang dapat ditunjukkan dengan
nπ nπx nπx
sin (x + 2l) = sin + 2nπ = sin
l l l
nπx
Demikian juga halnya dengan fungsi cos dan einπx/l yang mempunyai
l
r
perioda sebesar 2l. Dengan demikian f (x) dalam persamaan 7.5 diuraikan
sa
menggunakan fungsi sinus dan cosinus yang mempunyai perioda 2l sehingga
ba
menjadi
kh
5_
1 πx 2πx 3πx
1
2 l l l (7.20)
1_
πx 2πx 3πx
+ b1 sin + b2 sin + b3 sin + ...
m
l l l
e
_s
Demikian juga f (x) pada persamaan 7.13 dapat dituliskan dalam bentuk
01
21
n=+∞
(7.21)
l
ku
X
= cn einπx/l
ca
n=−∞
c khbasar2015
172 Deret dan Transformasi Fourier
ˆl
1 mπx nπx
sin cos dx =0 (7.22)
2l l l
−l
ˆl 0,
m 6= n
1 mπx nπx
sin sin dx = 12 , m = n 6= 0 (7.23)
2l l l
0, m=n=0
−l
ˆl 0,
m 6= n
1 mπx nπx
cos cos dx = 12 , m = n 6= 0 (7.24)
2l l l
1, m=n=0
−l
r
sa
−l
ˆl ba
1
f (x)e−inπx/l dx
kh
cn =
2l
5_
−l
1
20
ˆ2l
e
1 nπx
_s
an = f (x) cos dx
l l
01
0
21
ˆ2l
1 nπx
_fi
l l
ku
0
ca
ˆ2l
1
cn = f (x)e−inπx/l dx
2l
0
Contoh
Ekspansikan fungsi berikut
c khbasar2015
7.6 Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil 173
(
0, 0 < x < l,
f (x) =
1, l < x < 2l,
Fungsi tersebut didenisikan dalam interval [0, 2l], bila digunakan ko-
esien cn maka dapat dinyatakan
ˆ2l
1
cn = f (x)e−inπx/l dx
2l
0
ˆl ˆ2l
1 −inπx/l 1
= 0·e dx + 1 · e−inπx/l dx
2l 2l
0 l
ˆ2l
1 e−inπx/l 2l (e−2inπ − e−inπ )
1
= e−inπx/l dx = =
2l 2l −inπ/l l −2inπ
l
0, n genap 6= 0
r
= 1
, n ganjil
sa
−
inπ ba
kh
dan juga
5_
ˆ2l
1 1
1
c0 = f (x)dx =
20
2l 2
1_
l
m
1 1 1 1
01
_fi
1 2 πx 1 3πx
= − sin + sin + ...
l
2 π l 3 l
ku
ca
c khbasar2015
174 Deret dan Transformasi Fourier
kal sedangkan fungsi ganjil ditandai dengan kesimetrian terhadap titik pusat
koordinat. Dengan sifat kesimetrian fungsi genap dan fungsi ganjil tersebut,
maka dapat dituliskan bahwa
ˆ
l
ˆl
jika f (x) fungsi genap
2 f (x) dx,
f (x) dx = (7.27)
0
jika f (x) fungsi ganjil
−l
0,
Tinjau suatu fungsi f (x) yang merupakan fungsi ganjil dan fungsi lain
g(x) yang merupakan fungsi genap. Misalkan perkalian kedua fungsi tersebut
dinyatakan dengan h(x) = f (x)g(x). Dengan menggunakan sifat fungsi ganjil
dan fungsi genap dapatlah dinyatakan bahwa
h(−x) = f (−x)g(−x) = −f (x)g(x) = −h(x)
Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil perkalian dua fungsi yang berbeda
(yang satu fungsi ganjil dan yang lain fungsi genap) akan menghasilkan fungsi
ganjil. Sedangkan jika keduanya merupakan fungsi ganjil atau keduanya me-
rupakan fungsi genap maka akan diperoleh hasil kali keduanya berupa fungsi
genap.
r
Telah diperoleh sebelumnya ungkapan koesien deret Fourier an dan bn
sa
dalam bentuk yang umum sebagaimana dinyatakan dalam persamaan 7.25. ba
nπx
Dalam hal ini jika f (x) adalah fungsi ganjil, maka f (x) cos menghasilkan
kh
l
5_
fungsi ganjil (karena fungsi cosinus adalah fungsi genap) sehingga berdasark-
1
ˆl
m
1 nπx
an = f (x) cos dx = 0
e
l l
_s
−l
01
21
nπx
Sedangkan f (x) sin menghasilkan fungsi genap, sehingga dengan persa-
_fi
l
maan 7.27 diperoleh
l
ku
ca
ˆl ˆl
1 nπx 2 nπx
bn = f (x) sin dx = f (x) sin dx
l l l l
−l 0
nπx
Sebaliknya jika f (x) adalah fungsi genap, maka f (x) cos menghasilkan
l
fungsi genap sehingga berdasarkan persamaan 7.27 dapat diperoleh
ˆl ˆl
1 nπx 2 nπx
an = f (x) cos dx = f (x) cos dx
l l l l
−l 0
c khbasar2015
7.7 Teorema Parseval 175
nπx
Sedangkan f (x) sin menghasilkan fungsi ganjil, sehingga dengan persa-
l
maan 7.27 diperoleh
ˆl
1 nπx
bn = f (x) sin dx = 0
l l
−l
an = 0
ˆl
Jika f (x) fungsi ganjil maka 2 nπx (7.28)
bn = l f (x) sin dx
l
0
ˆl
a = 2 f (x) cos nπx dx
Jika f (x) fungsi genap maka n l l (7.29)
0
r
sa
bn = 0
ba
kh
5_
∞ ∞
1
01
(7.30)
X X
f (x) = a0 + an cos nx + bn sin nx
21
2 1 1
_fi
Nilai rata-rata suatu fungsi dalam interval [−π, π] telah dijelaskan pada ba-
l
ku
gian awal BAB ini. Bila dicari nilai rata-rata dari fungsi [f (x)]2 untuk selang
ca
c khbasar2015
176 Deret dan Transformasi Fourier
ˆπ
1
[f (x)]2 [−π,π] = [f (x)]2 dx
2π
−π (7.32)
2 ∞ ∞
1 1X 2 1X 2
= a0 + an + b
2 2 n=1 2 n=1 n
Persamaan 7.32 merupakan salah satu bentuk teorema Parseval yang mem-
berikan hubungan antara nilai rata-rata suatu fungsi pada interval tertentu
dengan koesien deret Fourier-nya.
r
sa
l
∞ ∞
ba
kh
a0 X
(7.33)
X
f (x) = + an cos ωn x + bn sin ωn x
5_
2 n=1 n=1
1
20
dengan
1_
m
ˆl
e
1
_s
a0 = f (τ ) dτ
l
01
−l
21
ˆl
_fi
1
an = f (τ ) cos ωn τ dτ (7.34)
l
l
ku
−l
ca
ˆl
1
bn = f (τ ) sin ωn τ dτ
l
−l
c khbasar2015
7.8 Transformasi Fourier 177
ˆl ∞ ˆ l
1 1X
f (x) = f (τ ) dτ + cos ωn x f (τ ) cos ωn τ dτ
2l l n=1
−l −l
(7.35)
∞ ˆ l
1X
+ sin ωn x f (τ ) sin ωn τ dτ
l n=1
−l
Kemudian karena
(n + 1)π nπ π 1 ∆ω
∆ω = ωn+1 − ωn = − = =⇒ =
l l l l π
jadi dapat dituliskan kembali
ˆl
1
f (x) = f (τ ) dτ
2l
−l
ˆl ˆl
∞
∆ω X
+ cos ωn x f (τ ) cos ωn τ dτ + sin ωn x f (τ ) sin ωn τ dτ
π n=1
−l −l
r
Untuk fungsi nonperiodik, sebagaimana telah disebutkan di atas, berarti l →
sa
∞, dan ∆ω → dω . Maka dapat dituliskan ba
kh
ˆ∞ ˆ ˆ
+∞ +∞
5_
1
f (x) = cos ωx f (τ ) cos ωτ dτ + sin ωx f (τ ) sin ωτ dτ dω
1
π
20
0 −∞ −∞
1_
ˆ
+∞
01
1
A(ω) = f (τ ) cos ωτ dτ
21
π
−∞
_fi
ˆ
+∞
l
ku
1
B(ω) = f (τ ) sin ωτ dτ
ca
π
−∞
c khbasar2015
178 Deret dan Transformasi Fourier
Jika f (x) mempunyai sifat sebagai fungsi ganjil atau fungsi genap, maka
ungkapan integral Fourier dapat menjadi lebih sederhana. Jika f (x) meru-
ˆ
+∞ ˆ
+∞
pakan fungsi genap, maka f (−x) = f (x) dan f (x) dx = 2 f (x) dx.
−∞ 0
Selain itu f (τ ) sin ωτ menjadi bersifat fungsi ganjil sehingga B(ω) = 0. De-
ngan demikian jika f (x) merupakan fungsi genap, maka diperoleh integral
Fourier cosinus1 :
ˆ∞
f (x) = A(ω) cos ωx dω
0
ˆ∞
(7.37)
2
A(ω) = f (x) cos ωx dx
π
0
Sedangkan jika f (x) merupakan fungsi ganjil maka f (−x) = −f (x) dan
ˆ
+∞
r
sa
ˆ∞ ba
kh
f (x) = B(ω) sin ωx dω
5_
0
(7.38)
1
ˆ∞
20
2
B(ω) = f (x) sin ωx dx
1_
π
m
0
e
Integral Fourier dapat juga diungkapkan dalam bentuk fungsi eksponen, yaitu
_s
01
dalam bentuk
21
ˆ
+∞
_fi
f (x) = C(ω)eiωx dω
l
ku
−∞
(7.39)
ca
ˆ
+∞
1
C(ω) = f (x)e−iωx dx
2π
−∞
1 Beberapa buku teks menggunakan ungkapan yang sedikit berbeda berkaitan de-
ngan konstanta dalam integral Fourier. Misalnya dalam buku BOAS, ungkapan in-
q
2
´
∞
tegral Fourier cosinus dinyatakan sebagai f (x) = π
A(ω) cos ωx dω dan A(ω) =
0
q
2
´
∞
π
f (x) cos ωx dx
0
c khbasar2015
7.8 Transformasi Fourier 179
Contoh 1
Suatu fungsi nonperiodik dinyatakan dengan
(
1, −1 < x < 1
f (x) =
0, |x| > 1
r
ˆ∞
sa
2 sin ω ba
= cos ωx dω
π ω
kh
0
1 5_
20
Contoh 2
1_
(
sin 2x, 0 ≤ x ≤ π
01
f (x) =
0, lainnya
21
_fi
c khbasar2015
180 Deret dan Transformasi Fourier
ˆ
+∞ ˆπ
1 1
A(ω) = f (x) cos ωx dx = sin 2x cos ωx dx
π π
−∞ 0
ˆπ
ei2x − e−i2x + e−iωx
iωx
1 e
= dx
π 2i 2
0
ˆπ
1
= ei(2+ω)x + ei(2−ω)x − e−i(2−ω)x − e−i(2+ω)x dx
4πi
0
ˆπ
1
= (2i(sin(2 + ω)x) + 2i(sin(2 − ω)x)) dx
4πi
0
ˆπ ˆπ
1 1
= sin(2 + ω)x dx + sin(2 − ω)x dx
2π 2π
0 0
cos(2 + ω)x π cos(2 − ω)x π
=− −
2π(2 + ω) 0 2π(2 − ω) 0
r
2π(2 + ω) 2π(2 + ω) 2π(2 − ω) 2π(2 − ω)
sa
2 ba
= (1 − cos ωπ)
kh
π(4 − ω 2 )
ˆ ˆπ
5_
+∞
1 1
1
π π
1_
−∞ 0
ˆπ
m
= dx
_s
π 2i 2i
01
0
21
2 sin ωπ
=
_fi
π(4 − ω 2 )
l
ku
ca
c khbasar2015
Paket Soal Bab 7
r
c. f (x) = −1, 0<x< d. f (x) =
sa
π 2 x, 0<x<π
1,
<x<π ba
2
kh
(
π + x, − π<x<0
5_
e. f (x) =
1
π − x, 0<x<π
20
2. Ekspansikan fungsi periodik pada soal di atas ke dalam deret Fourier yang
1_
( (
ku
181
ca
ku
l_fi
21
01
_s
e m
1_
20
15_
kh
ba
sa
r