Anda di halaman 1dari 25

Khairul Basar

Catatan Kuliah
FI2101 Fisika Matematik IA
Semester I 2015-2016

r
sa
ba
kh
5_
1
20
1_
em
_s
01
21
l_fi
ku
ca

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Institut Teknologi Bandung
ca
ku
l_fi
21
01
_s
e m
1_
20
15_
kh
ba
sa
r
ca
ku
l_fi
21
01
_s
e m
1_
20
15_
kh
ba
sa
r
Bab 7
Deret dan Transformasi Fourier

7.1 Fungsi Periodik


Suatu fungsi dikatakan periodik jika nilai fungsi tersebut berulang untuk
selang besaran tertentu. Secara denisi, dapat dikatakan bahwa suatu fungsi
f (x) disebut periodik jika f (x + p) = f (x) untuk setiap x; bilangan p disebut
sebagai perioda. Misalnya fungsi f (x) = sin x periodanya adalah 2πkarena

r

2πx

sa
sin(x + 2π) = sin x. Secara umum diperoleh perioda dari fungsi sin
ba T
adalah T .
kh

Gerak benda yang dinyatakan dalam gerak harmonik sederhana (simple


5_

harmonic motion ) merupakan contoh gerak yang periodik dan gerak tersebut
1
20

dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi sinus ataupun fungsi cosinus. Telah
1_

diuraikan sebelumnya bahwa bilangan kompleks (diagram Argand) dapat ju-


m

ga digunakan untuk menyatakan posisi benda. Hubungan antara penulisan


e

bilangan kompleks dengan sinus dan cosinus dapat dituliskan dalam bentuk
_s
01

z = x + iy = A(cos ωt + sin ωt) = Aeiωt (7.1)


21
l_fi
ku

7.2 Nilai Rata-rata Fungsi Kontinu


ca

Konsep nilai rata-rata suatu fungsi serupa dengan konsep rata-rata suatu
kumpulan bilangan. Bila terdapat sekumpulan bilangan, maka nilai rata-rata
bilangan tersebut diperoleh dengan menjumlahkan bilangan-bilangan terse-
but kemudian membaginya dengan banyaknya bilangan yang dijumlahkan.
Demikian halnya dengan rata-rata suatu fungsi f (x). Misalkan ingin dica-
ri rata-rata suatu fungsi f (x) dalam selang interval antara x = a sampai
x = b. Rata-rata tersebut dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai fungsi
f (x) di setiap nilai x kemudian membaginya dengan banyaknya x. Penjum-
lahan fungsi dalam konsep rata-rata juga dinyatakan dalam bentuk integral.

161
162 Deret dan Transformasi Fourier
Dengan demikian rata-rata suatu fungsi f (x) pada interval [a, b] dapat di-
nyatakan sebagai
ˆb
f (x)dx
hf (x)i[a,b] = a
(7.2)
b−a

Contoh
Tentukan nilai rata-rata fungsi f (x) = sin(x) pada interval [0, π]

Dengan menggunakan pengertian tentang nilai rata-rata, maka nilai


rata-rata fungsi sin(x) pada interval [0, π] adalah
ˆπ π
1 1 1+1 2
hsin(x)i[0,π] = sin x dx = (− cos x) = =

(π) π 0 π π
0

Tinjau dua buah fungsi yang dinyatakan dengan f (x) = sin2 x dan g(x) =
cos2 x sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 7.1. Nilai rata-rata fungsi ini

r
sa
y = sin2 (x) y = cos2 (x) ba
kh
1 5_
20
1_
e m

x x
_s
01
21

Gambar 7.1 Plot fungsi sin2 (x) dan cos2 (x).


l _fi
ku

untuk interval [−π, π] (satu periode) adalah


ca

ˆπ
2 1
sin2 x dx


sin x [−π,π]
=

−π
ˆπ
1
cos2 x cos2 x dx


[−π,π]
=

−π

Kemudian bila keduanya dijumlah, maka akan dapat dinyatakan

c khbasar2015

7.3 Koesien Fourier 163
ˆπ
2 1
2
(sin2 x + cos2 x) dx



sin x [−π,π]
+ cos x [−π,π]
=

−π
ˆπ
1
= dx = 1

−π

Karena luas daerah di bawah kurva sin2 x dan


cos2 x untuk interval [−π, π]
adalah sama, berarti dapat diperoleh bahwa sin2 x [−π,π] = cos2 x [−π,π] .

Dengan demikian dapat dinyatakan


1
(7.3)

2
sin x [−π,π] = cos2 x [−π,π] =


2
Hal yang sama juga berlaku untuk sin2 nx dan cos2 nx
1
(7.4)

2
sin nx [−π,π] = cos2 nx [−π,π] =


2

7.3 Koesien Fourier

r
sa
ba
Tinjau suatu fungsi periodik yang merupakan superposisi dari fungsi-fungsi
kh
harmonik sinus dan cosinus dalam bentuk
5_

1
1

f (x) = a0 + a1 cos x + a2 cos 2x + a3 cos 3x + . . .


20

2 (7.5)
1_

+ b1 sin x + b2 sin 2x + b3 sin 3x + . . .


e m

Fungsi sin nx dan cos nx mempunyai perioda sebesar 2π , sehingga berarti


_s

fungsi f (x) tersebut juga mempunyai perioda sebesar 2π . Kemudian dengan


01

mengingat beberapa hubungan berikut ini


21
_fi

ˆπ
l

1
ku

hsin mx cos nxi[−π,π] = sin mx cos nx dx = 0 (7.6)



ca

−π

ˆπ
1
hsin mx sin nxi[−π,π] = sin mx sin nx dx

−π
 (7.7)
0,
 m 6= n
1
= 2, m = n 6= 0

0, m=n=0

c khbasar2015

164 Deret dan Transformasi Fourier
ˆπ
1
hcos mx cos nxi[−π,π] = cos mx cos nx dx

−π
 (7.8)
0,
 m 6= n
1
= 2, m = n 6= 0

1, m=n=0

1
maka bila f (x) pada persamaan 7.5 dikalikan dengan kemudian diinte-

gralkan pada interval [−π, π] akan diperoleh
ˆπ ˆπ ˆπ ˆπ
1 a0 1 1 1
f (x) dx = dx + a1 cos x dx + a2 cos 2x dx + . . .
2π 2 2π 2π 2π
−π −π −π −π
ˆπ
1
+ b1 sin x dx + . . .

−π

yang memberikan
ˆπ ˆπ
1 a0 1

r
f (x) dx = =⇒ a0 = f (x) dx (7.9)

sa
2π 2 π
−π ba−π
kh

Kemudian koesien a1 dapat diperoleh dengan mengalikan fungsi f (x) de-


5_

1
ngan cos x lalu mengintegralkannya dalam interval [−π, π]
1
20


1_

ˆπ ˆπ ˆπ
m

1 a0 1 1
f (x) cos x dx = cos x dx + a1 cos2 x dx
e
_s

2π 2 2π 2π
−π −π −π
01

ˆπ
21

1
+ a2 cos 2x cos x dx + . . .
_fi


l

−π
ku

ˆπ
ca

1
+ b1 sin x cos x dx + . . .

−π

dan dengan menggunakan persamaan 7.6 - 7.8, maka akan diperoleh


ˆπ ˆπ
1 1 a1
f (x) cos x dx = a1 cos2 x dx =
2π 2π 2
−π −π

atau

c khbasar2015

7.3 Koesien Fourier 165
ˆπ
1
a1 = f (x) cos x dx
π
−π

Cara yang sama dapat dilakukan untuk memperoleh koesien an lainnya,


yang secara umum memberikan

ˆπ
1
an = f (x) cos nx dx (7.10)
π
−π

1
Selanjutnya bila fungsi f (x) tersebut di atas dikalikan dengan sin x dan

kemudian mengintegralkannya pada interval [−π, π] maka akan diperoleh ko-
esien bn dengan cara yang sama yaitu yang dapat dinyatakan dalam bentuk
umum sebagai berikut

ˆπ
1
bn = f (x) sin nx dx (7.11)
π

r
−π

sa
ba
Dengan cara seperti yang dijelaskan di atas, maka suatu fungsi periodik dapat
kh

diuraikan (dieskpansikan) ke dalam suatu deret sinus cosinus yang dikenal


5_

sebagai deret Fourier.


1
20

Contoh
1_
m

Suatu fungsi periodik dengan periode 2π yang dalam satu periode


e

dinyatakan dengan
_s
01

(
21

0, −π < x < 0,
f (x) =
_fi

1, 0 < x < π,
l
ku

uraikanlah fungsi f (x) tersebut dalam deret Fourier.


ca

Untuk mengekspansikan fungsi tersebut berarti harus dicari koesien


an dan bn yang bersesuaian dengan menggunakan persamaan 7.10 dan
7.11.

c khbasar2015

166 Deret dan Transformasi Fourier

ˆπ
1
an = f (x) cos nx dx
π
−π
ˆ0 ˆ
 
π
1
= 0 · cos nxdx + 1 · cos nxdx
π 0
−π
ˆπ (
1 0, untuk n 6= 0,
= cos nxdx =
π 1, untuk n = 0
0

ˆπ
1
bn = f (x) sin nx dx
π
−π
ˆ ˆπ
 0 
1
= 0 · sin nxdx + 1 · sin nxdx
π
−π 0
ˆπ

1  0, untuk n genap,
= sin nxdx = 2

r
 , untuk n ganjil

sa
π
0 nπ ba
kh
Dengan demikian diperoleh
5_

 
1

1 2 sin x sin 3x sin 5x


20

f (x) = + + + + ...
2 π 1 3 5
1_
m

Uraian deret Fourier dari fungsi f (x) untuk n = 3, 9 dan 15 ditun-


e

jukkan dalam Gambar 7.2.


_s
01

y
21
l _fi
ku
ca

n=3
n=9
n = 15

c khbasar2015

7.5 Deret Fourier Bentuk Kompleks 167

Gambar 7.2 Plot uraian deret Fourier untuk f (x) dengan n = 3, 9 dan 15
pada interval [−π, π].
Terlihat bahwa semakin banyak n yang digunakan, uraian deret Fou-
rier akan semakin mendekati fungsi yang dimaksud.

7.4 Syarat/ Kondisi Dirichlet


Syarat agar suatu fungsi f (x) dapat diuraikan (diekspansikan) dalam deret
Fourier adalah syarat (kondisi) Dirichlet yaitu:
• fungsi tersebut haruslah periodik
• fungsi tersebut haruslah bernilai tunggal (single-valued ) dan kontinu ke-
cuali pada sejumlah berhingga titik
• fungsi tersebut haruslah memiliki sejumlah terbatas titik maksimum dan
minimum
• nilai integral |f (x)| dalam satu periode haruslah konvergen (berhingga)
Jika suatu fungsi memenuhi keempat syarat tersebut di atas, maka deret

r
sa
Fourier dari fungsi tersebut akan konvergen menuju nilai f (x) pada seluruh
ba
nilai x yang memberikan f (x) kontinu. Pada aplikasi yang sering dijumpai,
kh
umumnya ketiga syarat terakhir selalu dapat terpenuhi. Sedangkan syarat
5_

pertama tidak selalu dapat terpenuhi, namun dengan beberapa pendekat-


1

an suatu fungsi yang tidak periodik dapat dianalisa sebagai fungsi periodik
20

dengan menganggap fungsi tersebut berulang pada interval lainnya. Dengan


1_

demikian berarti uraian deret Fourier ini akan dapat digunakan untuk hampir
m

semua fungsi yang sering dijumpai.


e
_s
01
21

7.5 Deret Fourier Bentuk Kompleks


l_fi
ku

Dalam pembahasan tentang bilangan kompleks, telah diuraikan bahwa fungsi


ca

sinus dan cosinus dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan kompleks yaitu
einx − e−inx einx + e−inx
sin nx = , cos nx = (7.12)
2i 2
Dengan demikian berarti deret Fourier dapat pula dinyatakan dalam bentuk
fungsi kompleks.

c khbasar2015

168 Deret dan Transformasi Fourier
f (x) = c0 + c1 eix + c−1 e−ix + c2 e2ix + c−2 e−2ix + . . .
n=+∞
X (7.13)
= cn einx
n=−∞

Tinjau kembali persamaan 7.5


1
f (x) = a0 + a1 cos x + a2 cos 2x + a3 cos 3x + . . .
2
+ b1 sin x + b2 sin 2x + b3 sin 3x + . . .
e + e−ix e + e−2ix
 ix   2ix 
a0
= + a1 + a2 + ...
2 2 2
e − e−ix e − e−2ix
 ix   2ix 
+ b1 + b2 + ...
2i 2i

Sehingga dapat dituliskan dalam bentuk


f (x) = c0 + c1 eix + c−1 e−ix + c2 e2ix + c−2 e−2ix
+ c3 e3ix + c−3 e−3ix + . . .
n=+∞
(7.14)
X
inx
= cn e

r
sa
n=−∞
ba
Untuk memperoleh koesien cn cara yang sama juga dilakukan sebagaimana
kh

ketika menentukan koesien an dan bn . Perhatikan integral berikut ini


5_
1

ˆπ
20

eikx π eikπ − e−ikπ


eikx dx = (7.15)
1_

= =0
ik −π ik
m

−π
e
_s

1
01

Dengan demikian bila fungsi f (x) dikalikan dengan kemudian diintegralk-



21

an dari x = −π hingga x = π , maka akan diperoleh


_fi

ˆπ ˆπ
l
ku

1 1
f (x)dx = c0 =⇒ c0 = f (x)dx
ca

2π 2π
−π −π

Selanjutnya bila fungsi f (x) tersebut dikalikan dengan e−inx kemudian diin-
tegralkan dari x = −π hingga x = π , maka akan diperoleh

c khbasar2015

7.5 Deret Fourier Bentuk Kompleks 169
ˆπ ˆπ ˆπ
1 −inx 1 −inx 1
f (x)e dx = c0 e dx + c1 e−inx eix dx
2π 2π 2π
−π −π −π
ˆπ
1
+ c−1 e−inx e−ix dx + . . .

−π

yang memberikan nilai untuk koesien cn yaitu

ˆπ
1
cn = f (x)e−inx dx (7.16)

−π

Contoh
Suatu fungsi periodik dengan periode 2π dalam interval [−π, π] dide-
nisikan sebagai berikut

0,
 −π < x < 0

r
f (x) = 1, 0 < x < π2

sa
π


0, 2 <x<π
ba
kh

Ekspansikan fungsi tersebut dalam deret Fourier kompleks.


1 5_
20

Ekspansi fungsi f (x) dalam bentuk kompleks artinya f (x) =


1_

+∞ ˆπ
1
m

cn einx dengan cn = f (x)e−inx dx.


X
e


_s

n=−∞ −π
01

Untuk bentuk fungsi f (x) tersebut di atas maka akan diperoleh


21

 
ˆ0 ˆπ/2 ˆπ
_fi

1 
l

cn = f (x)e−inx dx + f (x)e−inx dx + f (x)e−inx dx


ku




ca

−π 0 π/2

ˆπ/2
1
= e−inx dx

0

Sehingga akan diperoleh koesien c0 , yaitu


ˆπ/2
1 1 π  1
c0 = dx = −0 =
2π 2π 2 4
0

c khbasar2015

170 Deret dan Transformasi Fourier

Sedangkan untuk koesien cn lainnya (n 6= 0) dapat diperoleh

ˆπ/2 ˆπ/2
1 −inx 1
cn = e dx = − e−inx d(−inx)
2π 2inπ
0 0
1  −inπ/2  1 − cos(nπ/2) + i sin(nπ/2)
=− e −1 =
i2nπ i2nπ
yang memberikan
1 − i
 , untuk n = 1, 5, 9, . . .
2nπ







−2i

untuk n = 2, 6, 10, . . .


 2nπ ,


cn =

 −1 − i ,

untuk n = 3, 7, 11, . . .


2nπ







untuk n = 4, 8, 12, . . .


0,

r
sa
Dengan demikian akan dapat dinyatakan
ba
kh
+∞
X
f (x) = cn einx
1 5_

n=−∞
20

1 (1 − i)eix 2iei2x (1 + i)ei3x


 
1
− −
1_

= + + ...
4 2π 1 2 3
m

−ix −i2x
(1 + i)e−i3x
 
1 (1 − i)e
e

2ie
_s

+ − − + ...
2π −1 −2 −3
01
21

Uraian deret Fourier sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian terda-
_fi

hulu adalah untuk fungsi periodik dengan periode sebesar 2π yang dinyatakan
l
ku

dalam interval [−π, π]. Fungsi dengan periode 2π namun dengan interval la-
ca

innya yaitu misalnya [0, 2π] juga mempunyai bentuk ungkapan koesien an ,
bn dan cn yang sama, hanya berbeda pada batas integralnya, yaitu

c khbasar2015

7.5 Deret Fourier Bentuk Kompleks 171

ˆ2π
1
an = f (x) cos nx dx (7.17)
π
0
ˆ2π
1
bn = f (x) sin nx dx (7.18)
π
0
ˆ2π
1
cn = f (x)e−inx dx (7.19)

0

Bagaimana halnya dengan uraian untuk fungsi yang periodanya tidak sa-
ma dengan 2π tapi misalkan 2l (baik dalam interval [−l, l] ataupun [0, 2l])?
Untuk mendapatkan ungkapan koesien deret Fourier dalam
 nπx  bentuk yang
lebih umum tersebut perhatikanlah bahwa fungsi sin mempunyai pe-
l
rioda sebesar 2l, yang dapat ditunjukkan dengan
 nπ   nπx   nπx 
sin (x + 2l) = sin + 2nπ = sin
l l l
 nπx 
Demikian juga halnya dengan fungsi cos dan einπx/l yang mempunyai
l

r
perioda sebesar 2l. Dengan demikian f (x) dalam persamaan 7.5 diuraikan

sa
menggunakan fungsi sinus dan cosinus yang mempunyai perioda 2l sehingga
ba
menjadi
kh
5_

1 πx 2πx 3πx
1

f (x) = a0 + a1 cos + a2 cos + a3 cos + ...


20

2 l l l (7.20)
1_

πx 2πx 3πx
+ b1 sin + b2 sin + b3 sin + ...
m

l l l
e
_s

Demikian juga f (x) pada persamaan 7.13 dapat dituliskan dalam bentuk
01
21

f (x) = c0 + c1 eiπx/l + c−1 e−iπx/l + c2 e2iπx/l + c−2 e−2iπx/l + . . .


_fi

n=+∞
(7.21)
l
ku

X
= cn einπx/l
ca

n=−∞

Kemudian dengan menggunakan beberapa persamaan sebagaimana persama-


an 7.6 − 7.8, namun dengan perioda dan interval yang berbeda

c khbasar2015

172 Deret dan Transformasi Fourier
ˆl
1 mπx nπx
sin cos dx =0 (7.22)
2l l l
−l

ˆl 0,
 m 6= n
1 mπx nπx
sin sin dx = 12 , m = n 6= 0 (7.23)
2l l l 
0, m=n=0

−l

ˆl 0,
 m 6= n
1 mπx nπx
cos cos dx = 12 , m = n 6= 0 (7.24)
2l l l 
1, m=n=0

−l

Selanjutnya dengan proses yang sama sebagaimana ketika mendapatkan


koesien-koesien Fourier di atas, maka akan diperoleh (untuk interval [−l, l])
ˆl
1 nπx
an = f (x) cos dx
l l
−l
ˆl
1 nπx
bn = f (x) sin dx (7.25)
l l

r
sa
−l
ˆl ba
1
f (x)e−inπx/l dx
kh
cn =
2l
5_

−l
1
20

sedangkan untuk interval [0, 2l] dapat dinyatakan


1_
m

ˆ2l
e

1 nπx
_s

an = f (x) cos dx
l l
01

0
21

ˆ2l
1 nπx
_fi

bn = f (x) sin dx (7.26)


l

l l
ku

0
ca

ˆ2l
1
cn = f (x)e−inπx/l dx
2l
0

Contoh
Ekspansikan fungsi berikut

c khbasar2015

7.6 Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil 173

(
0, 0 < x < l,
f (x) =
1, l < x < 2l,

dalam deret Fourier.

Fungsi tersebut didenisikan dalam interval [0, 2l], bila digunakan ko-
esien cn maka dapat dinyatakan
ˆ2l
1
cn = f (x)e−inπx/l dx
2l
0
ˆl ˆ2l
1 −inπx/l 1
= 0·e dx + 1 · e−inπx/l dx
2l 2l
0 l
ˆ2l
1 e−inπx/l 2l (e−2inπ − e−inπ )

1
= e−inπx/l dx = =
2l 2l −inπ/l l −2inπ
l

0, n genap 6= 0

r
= 1
, n ganjil

sa
−
inπ ba
kh
dan juga
5_

ˆ2l
1 1
1

c0 = f (x)dx =
20

2l 2
1_

l
m

Dengan demikian diperoleh


e
_s

 
1 1 1 1
01

f (x) = − eiπx/l − e−iπx/l + e3iπx/l − e−3iπx/l + . . .


2 iπ 3 3
21

 
_fi

1 2 πx 1 3πx
= − sin + sin + ...
l

2 π l 3 l
ku
ca

7.6 Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil


Suatu fungsi f (x) dikatakan sebagai fungsi genap jika f (−x) = f (x). Misal-
nya adalah f (x) = x2 , f (x) = cos x dan lain sebagainya. Sedangkan suatu
fungsi f (x) dikatakan sebagai fungsi ganjil jika f (−x) = −f (x). Contoh
fungsi ganjil adalah f (x) = x, f (x) = sin x, f (x) = x3 dan lain sebagainya.
Secara gras fungsi genap ditandai dengan kesimetrian terhadap sumbu verti-

c khbasar2015

174 Deret dan Transformasi Fourier
kal sedangkan fungsi ganjil ditandai dengan kesimetrian terhadap titik pusat
koordinat. Dengan sifat kesimetrian fungsi genap dan fungsi ganjil tersebut,
maka dapat dituliskan bahwa
ˆ
 l
ˆl 
jika f (x) fungsi genap

2 f (x) dx,
f (x) dx = (7.27)
 0

jika f (x) fungsi ganjil

−l
0,

Tinjau suatu fungsi f (x) yang merupakan fungsi ganjil dan fungsi lain
g(x) yang merupakan fungsi genap. Misalkan perkalian kedua fungsi tersebut
dinyatakan dengan h(x) = f (x)g(x). Dengan menggunakan sifat fungsi ganjil
dan fungsi genap dapatlah dinyatakan bahwa
h(−x) = f (−x)g(−x) = −f (x)g(x) = −h(x)

Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil perkalian dua fungsi yang berbeda
(yang satu fungsi ganjil dan yang lain fungsi genap) akan menghasilkan fungsi
ganjil. Sedangkan jika keduanya merupakan fungsi ganjil atau keduanya me-
rupakan fungsi genap maka akan diperoleh hasil kali keduanya berupa fungsi
genap.

r
Telah diperoleh sebelumnya ungkapan koesien deret Fourier an dan bn

sa
dalam bentuk yang umum sebagaimana dinyatakan dalam persamaan 7.25. ba
nπx
Dalam hal ini jika f (x) adalah fungsi ganjil, maka f (x) cos menghasilkan
kh

l
5_

fungsi ganjil (karena fungsi cosinus adalah fungsi genap) sehingga berdasark-
1

an persamaan 7.27 dapat diperoleh


20
1_

ˆl
m

1 nπx
an = f (x) cos dx = 0
e

l l
_s

−l
01
21

nπx
Sedangkan f (x) sin menghasilkan fungsi genap, sehingga dengan persa-
_fi

l
maan 7.27 diperoleh
l
ku
ca

ˆl ˆl
1 nπx 2 nπx
bn = f (x) sin dx = f (x) sin dx
l l l l
−l 0

nπx
Sebaliknya jika f (x) adalah fungsi genap, maka f (x) cos menghasilkan
l
fungsi genap sehingga berdasarkan persamaan 7.27 dapat diperoleh
ˆl ˆl
1 nπx 2 nπx
an = f (x) cos dx = f (x) cos dx
l l l l
−l 0

c khbasar2015

7.7 Teorema Parseval 175
nπx
Sedangkan f (x) sin menghasilkan fungsi ganjil, sehingga dengan persa-
l
maan 7.27 diperoleh
ˆl
1 nπx
bn = f (x) sin dx = 0
l l
−l

Jadi dapat disimpulkan


an = 0
ˆl


Jika f (x) fungsi ganjil maka 2 nπx (7.28)
bn = l f (x) sin dx

 l
0

ˆl

a = 2 f (x) cos nπx dx


Jika f (x) fungsi genap maka n l l (7.29)
 0

r

sa
bn = 0

ba
kh
5_

7.7 Teorema Parseval


1
20
1_

Tinjau persamaan 7.5, yang dapat dituliskan kembali dalam bentuk


e m
_s

∞ ∞
1
01

(7.30)
X X
f (x) = a0 + an cos nx + bn sin nx
21

2 1 1
_fi

Nilai rata-rata suatu fungsi dalam interval [−π, π] telah dijelaskan pada ba-
l
ku

gian awal BAB ini. Bila dicari nilai rata-rata dari fungsi [f (x)]2 untuk selang
ca

[−π, π] maka dapat dituliskan


ˆπ
1
2
[f (x)]2 dx (7.31)


[f (x)] [−π,π]
=

−π
D 2 E 2 D E
Dengan mengingat bahwa 1
2 a0 = 2 a0 ,
1
(an cos nx)
2
=
D E [−π,π] [−π,π]

2 an dan (bn sin nx) = 12 b2n , maka dapat dinyatakan


1 2 2
[−π,π]

c khbasar2015

176 Deret dan Transformasi Fourier
ˆπ
1
[f (x)]2 [−π,π] = [f (x)]2 dx



−π (7.32)
 2 ∞ ∞
1 1X 2 1X 2
= a0 + an + b
2 2 n=1 2 n=1 n

Persamaan 7.32 merupakan salah satu bentuk teorema Parseval yang mem-
berikan hubungan antara nilai rata-rata suatu fungsi pada interval tertentu
dengan koesien deret Fourier-nya.

7.8 Transformasi Fourier


Deret Fourier sebagaimana yang diuraikan pada bagian terdahulu digunakan
untuk mengekspansi suatu fungsi periodik. Bagaimana halnya dengan fungsi
nonperiodik? Fungsi nonperiodik dapat dipandang sebagai fungsi periodik
dengan periode tak hingga.
Tinjau kembali persamaan 7.20 yang menunjukkan uraian deret fourier
untuk fungsi yang periodik dengan interval [−l, l]. Jika digunakan variabel

baru ωn = , maka persamaan tersebut dapat dituliskan kembali sebagai

r
sa
l
∞ ∞
ba
kh
a0 X
(7.33)
X
f (x) = + an cos ωn x + bn sin ωn x
5_

2 n=1 n=1
1
20

dengan
1_
m

ˆl
e

1
_s

a0 = f (τ ) dτ
l
01

−l
21

ˆl
_fi

1
an = f (τ ) cos ωn τ dτ (7.34)
l

l
ku

−l
ca

ˆl
1
bn = f (τ ) sin ωn τ dτ
l
−l

sebagaimana persamaan 7.25. Dengan demikian persamaan 7.33 menjadi

c khbasar2015

7.8 Transformasi Fourier 177
ˆl ∞ ˆ l
1 1X
f (x) = f (τ ) dτ + cos ωn x f (τ ) cos ωn τ dτ
2l l n=1
−l −l
(7.35)
∞ ˆ l
1X
+ sin ωn x f (τ ) sin ωn τ dτ
l n=1
−l

Kemudian karena
(n + 1)π nπ π 1 ∆ω
∆ω = ωn+1 − ωn = − = =⇒ =
l l l l π
jadi dapat dituliskan kembali
ˆl
1
f (x) = f (τ ) dτ
2l
−l
ˆl ˆl
 

∆ω X 
+ cos ωn x f (τ ) cos ωn τ dτ + sin ωn x f (τ ) sin ωn τ dτ 
π n=1
−l −l

r
Untuk fungsi nonperiodik, sebagaimana telah disebutkan di atas, berarti l →

sa
∞, dan ∆ω → dω . Maka dapat dituliskan ba
kh

ˆ∞ ˆ ˆ
 +∞ +∞

5_

1
f (x) = cos ωx f (τ ) cos ωτ dτ + sin ωx f (τ ) sin ωτ dτ  dω
1

π
20

0 −∞ −∞
1_

Jika kemudian digunakan notasi


em
_s

ˆ
+∞
01

1
A(ω) = f (τ ) cos ωτ dτ
21

π
−∞
_fi

ˆ
+∞
l
ku

1
B(ω) = f (τ ) sin ωτ dτ
ca

π
−∞

Maka dapat dinyatakan


ˆ∞ ˆ∞
f (x) = A(ω) cos ωx dω + B(ω) sin ωx dω (7.36)
0 0

Persamaan 7.36 tersebut di atas dikenal sebagai ungkapan integral Fourier


(Fourier Integral ) atau juga sering dinyatakan sebagai transformasi Fourier.

c khbasar2015

178 Deret dan Transformasi Fourier
Jika f (x) mempunyai sifat sebagai fungsi ganjil atau fungsi genap, maka
ungkapan integral Fourier dapat menjadi lebih sederhana. Jika f (x) meru-
ˆ
+∞ ˆ
+∞

pakan fungsi genap, maka f (−x) = f (x) dan f (x) dx = 2 f (x) dx.
−∞ 0
Selain itu f (τ ) sin ωτ menjadi bersifat fungsi ganjil sehingga B(ω) = 0. De-
ngan demikian jika f (x) merupakan fungsi genap, maka diperoleh integral
Fourier cosinus1 :
ˆ∞
f (x) = A(ω) cos ωx dω
0
ˆ∞
(7.37)
2
A(ω) = f (x) cos ωx dx
π
0

Sedangkan jika f (x) merupakan fungsi ganjil maka f (−x) = −f (x) dan
ˆ
+∞

f (x) dx = 0, selanjutnya f (x) cos ωx bersifat fungsi ganjil sehingga dipe-


−∞
roleh A(ω) = 0. Dengan demikian diperoleh ungkapan integral Fourier sinus:

r
sa
ˆ∞ ba
kh
f (x) = B(ω) sin ωx dω
5_

0
(7.38)
1

ˆ∞
20

2
B(ω) = f (x) sin ωx dx
1_

π
m

0
e

Integral Fourier dapat juga diungkapkan dalam bentuk fungsi eksponen, yaitu
_s
01

dalam bentuk
21

ˆ
+∞
_fi

f (x) = C(ω)eiωx dω
l
ku

−∞
(7.39)
ca

ˆ
+∞
1
C(ω) = f (x)e−iωx dx

−∞

1 Beberapa buku teks menggunakan ungkapan yang sedikit berbeda berkaitan de-
ngan konstanta dalam integral Fourier. Misalnya dalam buku BOAS, ungkapan in-
q
2
´

tegral Fourier cosinus dinyatakan sebagai f (x) = π
A(ω) cos ωx dω dan A(ω) =
0
q
2
´

π
f (x) cos ωx dx
0

c khbasar2015

7.8 Transformasi Fourier 179

Contoh 1
Suatu fungsi nonperiodik dinyatakan dengan
(
1, −1 < x < 1
f (x) =
0, |x| > 1

Nyatakanlah fungsi tersebut dalam bentuk integral Fourier.

Fungsi f (x) tersebut merupakan fungsi genap, sehingga dapat dinya-


takan
ˆ∞ ˆ1
2 2 2
A(ω) = f (x) cos ωx dx = cos ωx dx = [sin ω − 0]
π π ωπ
0 0
2 sin ω
=
π ω
ˆ∞
f (x) = A(ω) cos ωx dω
0

r
ˆ∞ 

sa

2 sin ω ba
= cos ωx dω
π ω
kh
0
1 5_
20

Contoh 2
1_

Suatu pulsa dinyatakan dengan bentuk


e m
_s

(
sin 2x, 0 ≤ x ≤ π
01

f (x) =
0, lainnya
21
_fi

Nyatakan f (x) dalam bentuk integral Fourier.


l
ku
ca

A(ω) dan B(ω) masing-masing diperoleh sebagai berikut

c khbasar2015

180 Deret dan Transformasi Fourier

ˆ
+∞ ˆπ
1 1
A(ω) = f (x) cos ωx dx = sin 2x cos ωx dx
π π
−∞ 0
ˆπ 
ei2x − e−i2x + e−iωx
  iωx 
1 e
= dx
π 2i 2
0
ˆπ 
1 
= ei(2+ω)x + ei(2−ω)x − e−i(2−ω)x − e−i(2+ω)x dx
4πi
0
ˆπ
1
= (2i(sin(2 + ω)x) + 2i(sin(2 − ω)x)) dx
4πi
0
ˆπ ˆπ
1 1
= sin(2 + ω)x dx + sin(2 − ω)x dx
2π 2π
0 0
cos(2 + ω)x π cos(2 − ω)x π
=− −
2π(2 + ω) 0 2π(2 − ω) 0

cos(2 + ω)π 1 cos(2 − ω)π 1


=− + − +

r
2π(2 + ω) 2π(2 + ω) 2π(2 − ω) 2π(2 − ω)

sa
2 ba
= (1 − cos ωπ)
kh
π(4 − ω 2 )
ˆ ˆπ
5_

+∞
1 1
1

B(ω) = f (x) sin ωx dx = sin 2x sin ωx dx


20

π π
1_

−∞ 0
ˆπ 
m

ei2x − e−i2x − e−iωx


  iωx 
1 e
e

= dx
_s

π 2i 2i
01

0
21

2 sin ωπ
=
_fi

π(4 − ω 2 )
l
ku
ca

c khbasar2015

Paket Soal Bab 7

1. Nyatakanlah fungsi periodik f (x) yang mempunyai periode 2π berikut ini


dalam deret
( Fourier:  π
1, − π<x<0 0, − π<x<
a. f (x) = b. f (x) = π 2
0, 0<x<π 1, <x<π
 2
 0, − π<x<0 (
π

0, − π<x<0

r

c. f (x) = −1, 0<x< d. f (x) =

sa
π 2 x, 0<x<π

1,

<x<π ba
2
kh
(
π + x, − π<x<0
5_

e. f (x) =
1

π − x, 0<x<π
20

2. Ekspansikan fungsi periodik pada soal di atas ke dalam deret Fourier yang
1_

berbentuk eksponensial kompleks.


m

3. Ekspansikan fungsi periodik berikut dalam deret Fourier eksponensial


e
_s

kompleks dan juga dalam deret sinus-cosinus: (


01

1 + 2x, − 1 < x < 0,


21

a. f (x) = x, −1 < x < 1 b. f (x) =


_fi

1 − 2x, 0 < x < 1.


l

( (
ku

0, − 1 < x < 0, x/2, 0 < x < 2,


c. f (x) = d. f (x) =
ca

1, 0 < x < 3. 1, 2 < x < 3.


4. Tentukan transformasi
( fourier dari fungsi f (x) berikut
( ini:
1, |x| < a, 1 − x2 , |x| < 1,
a. f (x) = b. f (x) =
0, |x| > a. 0, |x| > 1.
5. Dengan menggunakan hasil yang diperoleh dari nomor sebelumnya, hitu-
nglah integral berikut ini:
ˆ∞ ˆ∞  
sin αa cos αx x cos x − sin x
a. dx b. cos(x/2)dx
α x3
−∞ 0

181
ca
ku
l_fi
21
01
_s
e m
1_
20
15_
kh
ba
sa
r

Anda mungkin juga menyukai