Nim : 19312174
Pengauditan – E
1. Silahkan jabarkan Bagaimana Prosedur-Prosedur dan uji yang digunakan serta bukti-bukti
untuk mengaudit Perusahaan Manufaktur pada pos-pos berikut: (60)
a. Piutang
Piutang umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok: piutang usahan dan piutang non
usaha. Auditor biasanya menggunakan pengujian substantif untuk memperoleh keyakinan
tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha, membuktikan
keberadaan putang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang
dicantumkan di neraca serta membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan
akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha.
Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam beberapa tahap : Pada tahap awal, auditor
melakukan prosedur audit yang memperoleh keyakinan bahwa informasi yang disajikan oleh
klien dalam laporan keuangn didukung dengan catatan akuntansi. Pada tahap selanjutnya, auditor
mengumpulkan berbagai perbandingan untuk memfokuskan pengujian terhadap transaksi dan
saldo akun rinci. Pada tahap-tahap akhir, auditor melaksanakan pengujian terhadap transksi dan
saldo akun rinci, serta verivikasi tehadap penyajian dan pengungkapan saldo akun dalam laporan
keuangan. Sebelum membuktikan apakah saldo piutang yang dicantumkan oleh klien di dalam
neraca sesuai dengan saldo piutang usaha yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor
menempuh prosedur audit awal dengan cara melakukan persamaan antara informasi piutang
usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.
Keandalan saldo akun Piutang Usaha ditentukan pula oleh ketepatan pisah batas yang digunakan
untuk mencatat berbagai transaksi tersebut. Auditor melakukan pengujian sibstantif terhadap
transaksi rincian yang mendebit dan mengkredit akun Piutang Usaha dan pengujian pisah batas
yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut.
b. Hutang
Akun utang usaha perlu dilakukan audit karena pada akun ini sering terjadi kecurangan yang
dilakukan pada pihak yang tidak bertanggung jawab. Auditor biasanya menggunakan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif, sehingga auditor harus menjalankan kedua pengujian
tersebut. Tahapan untuk mengaudit akun utang usaha yaitu:
1. Auditor dapat mengidentifikasi pengendalian internal perusahaan melalui kuisoner
pengendalian internal.
2. Auditor menentukan salah saji yang dapat ditoleransi yang relatif tinggi.
3. Auditor melakukan pemeriksaan dan penilaian tentang pengendalian internal perusahaan. Jika
pengendalian perusahaan sudah cukup baik, maka auditor hanya membutuhkan sedikit bukti.
4. Auditor perlu menelusuri dari jurnal yang dibuat oleh perusahaan ke dalam buku besar,
menghitung kembali saldo utang yang dicatat dan membandingkan saldo utang tahun berjalan
dengan saldo utang yang dimiliki perusahaan tahun lalu.
5. Auditor perlu melakukan prosedur analitis atas saldo utang usaha untuk mengidentifikasi
perbandingan antara saldo utang tahun berjalan dengan saldo utang tahun lalu untuk memastikan
tidak adanya double entry.
6. Auditor harus fokus pada utang yang kurang catat atau dihilangkan dan memastikan akun
tersebut telah disajikan secara wajar.
2. Jelaskan dan berikan masing-masing contoh dari komponen pengendalian internal. (10)
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian mencakup suasana organisasi dan sikap manajemen serta karyawan
terhadap pentingnya pengendalian yang ada dalam organisasi.
4. Jelaskan perbedaan tujuan antara uji pengendalian dan uji subtantif. (10)
- Tujuan utama dari pemahaman auditor terhadap pengendalian intern adalah untuk
memperkirakan risiko pengendalian dalam setiap tujuan audit berkait transaksi. Pengujian
pengendalian dilakukan untuk menentukan kelayakan dari rancangan dan efektifitas operasi dari
pengendalian intern khusus.
- Tujuan dari pengujian substantif adalah untuk menguji kesalahan dalam nilai rupiah yang
mempengaruhi langsung kebenaran dari saldo-saldo dalam laporan keuangan. Salah saji
(monetary misstatement) seperti itu adalah indikasi yang jelas dari salah saji dari akun-akun.
Atau dengan kata lain tujuan digunakan untuk memastikan bahwa transaksi yang dicatat dalam
jurnal telah sesuai dengan apa yang diposting di buku besar.
5. Bagaimana hubungan antara risiko dan bukti audit? (10)
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor dan tidak memodifikasi pendapatnya
sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas
laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material. Contohnya adalah apabila tingkat
kepastian 99%, risiko audit yang auditor bersedia untuk menanggungnya adalah 1%, sedangkan
apabila tingkat kepastian 95%, maka risiko audit auditor bersedia untuk menanggung adalah 5%.
Karena semakin rendah risiko audit, maka tingkat kepastian semakin tinggi, sehingga bukti audit
yang diperlukan untuk mendukung tingkat kepastian tersebut semakin banyak.
Maka : Risiko audit ↓ bukti audit↑
Risiko audit ↑ bukti audit ↓