PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelayanan di Rumah Sakit, 40% - 60% pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan
keperawatan (Gillies, 2004). Salah satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan
pelayanan dan asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari sistim pelayanan
mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, saran dan prasarana dalam
melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang
harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan yang nyata, yaitu di
Rumah Sakit dan komunitas masyarakat sehingga perawat perlu memahami konsep
dan aplikasinya.
sebagai mana yang sedang berlangsung dibanyak rumah sakit di indonesia saat ini,
secara jujur haruslah diakui bahwa manjemen keperawatan belum mendapat perhatian
pelayanan profesi yang mandiri, 70% belum dilakukan sepenuh hati. Dari pengamatan
dari banyak rumah sakit, didapat kesan bahwa perawat belum diberi kesempatan
keperawatan masih di anggap sebagai bagian dari pelayanan medis, dan oleh karena
aplikasinya.
daya manusia dan materi secara efektif. Tujuan dari manajemen keperawatan untuk
pasien melalui peningkatan produktifitas dan kualitas kerja perawat (Nursalam, 2000).
Umum Pusat Bukittinggi yang Secara historis berasal dari Rumah Sakit Immanuel
Kelas C.
No.21/Men.Kes/SK/I/2002.
Pada tanggal 5 April 2005 di tetapkan sebagai Rumah Sakit Khusus dengan
Pada tanggal 18 Oktober 2019 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Khusus Otak
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 Tahun 2019 dengan nama Rumah
1. Tujuan Umum
profesional.
2. Tujuan Khusus
b. Menentukan alternatif pemecahan masalah yang ada di Ruangan Kelas III IRNA
c. Merencanakan intervensi dari masalah yang telah ditetapkan dari hasil pengkajian
Bukittinggi.
Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi.
1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
Diharapkan pasien puas dengan informasi yang diberikan, dan juga diharapkan
3. Bagi Perawat
Diharapkan tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal serta terbinanya
hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain
keperawatan.
4. Untuk Mahasiswa
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Manajemen
1. Pengertian Manajemen
suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan Asuhan
( Huber, 2000 ).
Swanburg (2000).
mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana
orang atau staf keperawatan sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai secara
keperawatan meliputi:
terhadap pekerjaan
kenyamanan pasien.
a. Manajemen Operasional/Pelayanan
1. Planning
2. Organization
3. Staffing
4. Directing
5. Controling
1) Pengkajian
2) Perencanaan
3) Pelaksanaan
4) Evaluasi
perawat
fungsi yang jelas mengenai manajemen (Suarli dan Bahtiar, 2009). Fungsi manajemen
ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri dari perencanaan,
controlling. Sedangkan menurut S.P Siagian fungsi manajemen terdiri dari planning,
Secara umum peran dan fungsi manajeme keperawatan terdiri dari palnning,
a. Planning
tujuan dari unit, bekerja dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan dan
c. Staffing
d. Directing
e. Controlling
- Man
Merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-
- Money
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh
karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan
karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji
tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang
- Methods
cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat
Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusia itu sendiri.
- Material
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli
- Marketing
penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi
barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab
itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan
harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.
Sistem model asuhan keperawatan profesional merupakan suatu kerangka kerja yang
pada klien sangat ditentukan oleh metode pemberian asuhan keperawatan profesional.
1. Model fungsional
perawat melaksakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada.
Penaggung jawab Model fungsional adalah perawat yang bertugas pada tindakan
saja.
2. Model Kasus
perawat bertanggung jawab terhadap Asuhan observasi pada pasien tertentu dan
kebutuhannya pada saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda oleh
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasanya ditetapkan
satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat private untuk
perawatan khusus seperti isolasi, intensive care. Penanggung jawab pada Model
b. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama
3. Model Tim
perawat profesional dan perawat associate bekerja sebagai suatu tim, disupervisi
oleh tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri dari tenaga profesional, teknikal
dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Penanggung jawab
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
4. Model Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap Asuhan Keperawanan pasien mulai dari pasien masuk sampai
antara si pembuat rencana Asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang
selama pasien dirawat. Penanggung jawab pada model primer ini adalah Perawat
primer.
c. Keuntungan terhadap pasien, perawat, dokter dan Rumah Sakit misalnya pasien
5. Model Modular
Model modular adalah suatu variasi dari metode keperawatan primer. Metode
ini sama dengan model keperawatan tim karena baik perawat profesional maupun
kesamaan dengan metode keperawatan primer karena dua atau tiga orang perawat
bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam perawatan
metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga orang perawat, tanggung jawab yang
paling besar tetap ada pada perawat profesional. Perawat profesional juga memiliki
profesional sebagi ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan
tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat profesional lainnya yang berperan
Peran perawat kepala ruang (nurse unit manager) diarahkan dalam hal
1. Kepala Ruangan
Kepala ruangan adalah petugas atau perawat yang diberikan tanggung jawab dan
a. Perencanaan
Keperawatan
b. Pengorganisasian
ketua tim
pasien
c. Pengarahan
2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik
Askep Pasien
tugasnya
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
kepada pasien
2) Melalui supervisi
tugas
3) Evaluasi
4) Audit Keperawatan
2. Ketua Tim
perencanaan, kelancaran dan evaluasi dari askep untuk semua pasien yang di lakukan
a. Membuat perencanaan
kebutuhan pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan komference
3. Perawat Pelaksana
kewenangan
mengenai penyakitnya
j. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
sesuai dengan ketentuan, proses yang sistematis berdasarkan alasan yang jelas untuk
menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan
Langkah – langkah perencanaan tenaga keperawatan menurut dructe dan gillies, 1994
adalah
pelayanan keperawatan
Pada dasarnya semua metode ataupun formula yang telah dikembangkan untuk
meghitung tenaga perawat di Rumah Sakit berakar pada beban kerja dari personal yang
bersangkutan, telah banyak penelitian tentang itu dinegara – negara maju, analisa
kebutuhan tenaga harus dilakukan secara cermat agar tidak berulang – ulang
tempat tidur, hal ini akan berdampak pada rasio tenaga perawat.
pekerjaan terbengkalai, hal ini terjadi karena pimpinan kurang perhatian, tidak ada
rewart, kerja yang ketat dan beban kerja yang banyak, serta tenaga kurang, maka
Agar dapat menghasilkan asuhan keperawatan yang efektif maka dalam menyusun
a. Faktor Pasien
b. Faktor keperawatan
2) Etika
3) Motivasi kerja
c. Faktor lingkungan
2) Keadaan fisik ruangan : lokasi dan tata letak alat berdekatan atau berjauhan
atau tidak
d. Faktor organisasi
1. Cara rasio
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai patokan, metode ini sesuai
SK Menkes RI No. 262 tahun 1979 tentang ketenagaan di RS, mudah digunakan dan
sangat sederhana, hal ini dipakai bila kemampuan dan sumber daya perencanaan
Caranya :
No Tipe RS TM/tt TPP/tt TNTP/tt TNm/tt
Khusus Disesuaikan
Tt = tempat tidur
Contoh perhitungan :
Misalkan RS tipe C dengan 170 tt, maka dibutuhkan tenaga dokter sebanyak 19
( 100/9 ) orang, tenaga perawat sebanyak 170 ( 1/1 x 170 ) orang, tenaga non
perawatan 34 ( 1/5 x 170 ) orang dan tenaga non medis 127 ( ¾ x 170 ) orang.
( perawat ahli ) dan non profesional ( perawat terampil ) yang dibutuhkan adalah :
yaitu :
a. Minimal care
Keperawatan mandiri yaitu klien memerlukan bantuan minimal dalam
mandiri, perawat hanya menyediakan alat – alat seperti perangkat mandi dll
b. Partial care
c. Total care
dilakukan ditempat tidur dengan memakai tindakan atau alat khusus misal
d. Keperawatan intensif
Klien memerlukan observasi ketat dan tindakan yang terus menerus misal
1) Perawatan lansung
Rata – rata waktu yang dibutuhkan adalah 4 – 5 jam per pasien per hari,
gillies 1989 adalah 38 menit, sedang menurut wolf young dalam gillies
adalah 60 menit.
Jml jam kep yg rata - rata jml hr/th jml jam kep
pwt / th
Contoh perhitungan
Dari hasil observasi selama 6 bulan disebuah RS yang mempunyai 20 tt, rata
pasien dirawat ( BOR ) 15 org, kriteria pasien yang dirawat, mandiri 5 orang,
sebagian 5 orang dan total 5 orang. Tingkat pendidikan SPK dan D3, hari kerja
efektif 6 hari per minggi. Berdasarkan situasi diatas maka perhitungan tenaga
Keperawatan lansung
cuti, 12 hr nasional ), perhitungan juga hari cuti hamil 3 bulan dan cuti
lainnya.
4) Memakai suction
5) Gelisah / disorientasi
ketergantungan pasien pada tiap sift dinas pagi, sore, malam, pedomannya
Jml
Klasifikasi pasien
pat Minimal Partial Total
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 1,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst
Contoh penghitungan
- Shift pagi
- Shift sore
- Shift malam
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 5,35 + 3,70 + 2,20 = 11,25 orang
Untuk mengukur jumlah kebutuhan ini harus dilakukan monitor kategori jenis
1) Pengertian
dan cepat diakses secara sistematis sehingga dapat memberikan suatu informasi
yang akurat.
antar profesi dalam satu tim pelayanan kesehatan dan pemberian asuhan
2) Tujuan Dokumentasi
kemajuan pengobatan
d. Teknik evaluasi
e. Syarat akreditasi
e. Dokumen legal
f. Audit Keperawatan
Keperawatan
diperhatikan, yaitu: Isi, informasi yang ditulis harus lengkap, akurat, jelas, mengandung
fakta (obyektif) dan tidak menggunakan istilah atau singkatan yang tidak umum. Benar,
dimana informasi mengenai klien dan tindakan yang diberikan haruslah faktual. Catatan
harus berisi deskripsi, informasi yang objektif dari apa-apa yang perawat lihat, dengar,
Adalah suatu cara dalam menyampaikan atau menerima sesuatu (laporan) yang
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
jawab :
perawat berikutnya
4) Intervensi kolaborasi
Tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan lebih lengkap dan rinci
i. Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buru
M. Confrence Keperawatan
1. Defenisi
Konfren adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
keperawatan pada pasien. Pre konfren adalah diskusi tentang aspek kinis sebelum
Yang terlibat dalam konfren adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota
tim. Pre konfren dilakukan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post
tentang keadaan pasien, perencanaan, tindakan rencana dan data- data yang perlu
2. Tujuan
kebingungan dan frrustasi bagi pemberi asuhan (T. M. Marelli, et. Al, 1997).
3. Pedoman Pelaksanaan
f. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
1. Pengertian
Kewaspadaan Universal atau “Universal Precaution” adalah salah satu dari dua
dengan upaya yang diperlukan oleh tim kesehatan ketika menangani hal yang berkaitan
dengan darah dan beberapa cairan tubuh yang terinfeksi, dimana demi keselamatan tim
kesehatan perlu dilakukan perlindungan dari mereka yang mempunyai HIV positif,
Penerapan dapat diartikan sebagai suatu praktek atau implementasi dari kegiatan
yang dilakukan secara berkesinambungan melalui proses yang diketahui atu didapatkan
dilakukan penekanan untuk perubahan perilaku dalam paya pencegahn dan penularan
Kewaspadaan universal erat kaitannya dengan upaya yang diperlukan oleh tim
kesehatan ketika menangani hal yang berkaitan dengan darah dan beberapa cairan
tubuh yang terinfeksi, diman demi keselamatan tim kesehatan perlu dilakukan
perlindungan dari mereka yang mempunyai HIV positif, Hepatitis B, Hepatitis C atau
penyakit menular lainnya sesuai dengan proses penularannya. Sementara pada pasien
sumber penularan penyakit dapat terjadi melalui peralatan yang terkontaminasi atu
peralatan. Ketiga prinsip tersebut dapat dijabarkan dalam lima kegiatan, yaitu :
Cuci tangan adalah proses membuang debu secara mekanis dari kulit kedua
belah tangan dengan memaki sabun dan air. Sedangkan dalm kebersihan
silang. Cuci tangan tidak hanya mengurangi penyebaran infeksi dari petugas
kesehatan tetapi juga dari pengunjung rumah sakit (Linda Tiejen, 2004).
yaitu :
Teknik cuci tangan dasar atau rutin yang selalu diterapkan yakni menurut
pelindung dan sepatu guna mencegah kontak dengan darah serta cairan
infeksius lainnya.
yaitu :
1) dekontaminasi
2) pencucian alat
2005).
- limbah medis
- limbah berbahaya
- rumah tangga
mata, hidung atau mulut dan percikan pad kulit yang tidak utuh,
kejadian seperti ini harus dicegah dan keselamatan petugas harus
diutamakan.
2005).
Sarana atau fasilitas adalah alat yang digunakan untuk mencapa keberhasilan
dalm bekerja (Sofiyah, 2006). Sebelum petugas kesehatan dapat mematuhi dan
sakit harus memastikan bahwa semua pedoman dan kebijak mereka cocok diterapkan di
lokasi pelayanan, dan sarana atau fasilitas yang dimiliki untuk kewaspadaan universal
serta ketersediaan alatnya telah mencukupi. Pada prinsipnya ketersediaan fasilitas dan
sarana sangat berguna untuk memudahkan petugas kesehatan dalam mematuhi praktek
tangan, air mengalir, sarung tangan disposable, serta alat pelindung diri lainnya,
jarum suntik sekali pakai, wadah benda tajam, tempat peralatan steril dan bersih,
alat-alat untuk proses disenfeksi dan sterilisasi, bahn-ahn atau larutan untuk
insenerator atau pilihan lain dari insenerator, sarana sterilisasi, peningkatan sistem
ventilasi, peralatan laboratorium, obat anti retroviral, dan termasuk alat-alat untuk
memantau serta mengawasi proses ulang yang harus dilakukan, semua ini harus
tersedia dengan cukup walau berada dalm lingkungan dengan sumber daya
Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi.
Bukittinggi. khususnya di Ruang Kelas III IRNA C Lantai III dalam melaksanakan
Model modular adalah suatu variasi dari metode keperawatan primer. Metode ini
sama dengan model keperawatan tim karena baik perawat profesional maupun non
kesamaan dengan metode keperawatan primer karena dua atau tiga orang perawat
bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam perawatan hingga
metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga orang perawat, tanggung jawab yang paling
besar tetap ada pada perawat profesional. Perawat profesional juga memiliki kewajiban
untuk membimbing dan melatih non profesional. Apabila perawat profesional sebagi
ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat
digantikan oleh perawat profesional lainnya yang berperan sebagai ketua tim.
Peran perawat kepala ruang (nurse unit manager) diarahkan dalam hal membuat
jadwal dinas dengan mempetimbangkan kecocokan anggota untuk bekerja sama dan