Anda di halaman 1dari 9

P a g e |431

Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)


Volume 2 No. 5 2019

Realisasi Program Dinas Sosial Kota Jambi dalam


Membentuk Mental dan Keterampilan Anak Jalanan
Elvi Wahyu Jenia, Suryanef
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Universitas Negeri Padang
E-mail: elviwahyujenia22@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan realisisasi program Dinas Sosial kota Jambi
dalam membentuk mental dan keterampilan anak jalanan. Jenis penelitian kualitatif
deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh
melalui wawancara dan dokumentasi. Informan ditentukan secara purposive, beberapa
informan penelitian yaitu Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial,
Anak dan Lanjut Usia Dalam Dinas Sosial kota Jambi dan Dinas Satuan Polisi Pamong Praja
kota Jambi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa realisasi program Dinas Sosial kota Jambi
dalam membentuk mental dan keterampilan anak jalanan tahun 2017-2018 cukup baik dalam
melaksanakan pembinaan anak jalanan. Dalam program ini anak jalanan diberikan empat
bentuk bimbingan yaitu bimbingan mental, fisik, sosial, dan keterampilan namun bimbingan
keterampilan belum terealisasikan dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya kerja
sama antara Dinas Sosial kota Jambi dengan masyarakat, kurangnya kesadaran diri pada
anak jalanan dan keterbatasan dana sehingga program ini terkesan tidak berkelanjutan. Oleh
karena itu pemerintah memberikan bantuan berupa uang dan peralatan yang dibutuhkan
anak jalanan untuk membuka usaha.
Kata Kunci: Dinas Sosial, mental, keterampilan, anak jalanan, Jambi

ABSTRACT

This article is aims to explain how the realization of the program that carried out by
the Jambi City Social Service in shaping the mental and skills of street children in 2017-2018.
This research used descriptive qualitative methods. Data sources that have been used are
primary and secondary data obtained through interviews and documentation. The informants
in this study were determined by purposive sampling, some of the research informants are:
the Head of Social Rehabilitation, the Head of the Social Rehabilitation Section, Children and
Elderly in the Jambi City Social Service and the Jambi Municipal Civil Service Police Unit.
The results showed that the realization of Social Service program in Jambi City shaping the
mental and skills of street children in 2017-2018 was quite good in carrying out street
children's development programs. In this program street children are given four forms of
guidance, namely mental, physical, social, and skill guidance but the guidance of skills has
not been fully realized. This is due to the lack of cooperation between the Jambi City Social
Service and the community so that the program seems unsustainable.
432 | Realisasi program..

Keywords : social department, mental, skill, homeless people, Jambi province


This work is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. ©2019
by author.

PENDAHULUAN sudah bekerja di jalanan. Menurut


Anak jalanan dibagi dalam tiga wawancara yang dilakukan dengn
kelompok berdasarkan hubungan Bapak Drs.Jaharuddin,ME, Kepala
dengan orang tuanya, yaitu: pertama, Bidang Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial
anak yang putus hubungan dengan Kota Jambi, kegiatan yang sering
orang tuanya, tidak sekolah, dan dilakukan oleh anak jalanan ini
tinggal di jalanan (anak yang hidup di biasanya mengamen di pinggir jalan
jalanan); kedua, anak yang raya, atau menjadi pengatur lalu lintas
berhubungan tidak teratur dengan yang membantu mobil menyebrang
orang tuanya, tidak sekolah, kembali atau berbelok di persimpangan
ke orang tuanya seminggu sekali, dua dengan begitu maka mereka akan
minggu sekali, dua bulan atau tiga dibayar senilai seribu atau dua ribu
bulan sekali, biasa disebut anak yang rupiah. Beberapa lagi, ada yang
bekerja di jalanan ; ketiga, anak yang mengemis, meminta belas kasihanan
masih sekolah atau sudah putus dari pengemudi yang berhenti pada
sekolah, kelompok ini masuk kategori saat lampu merah dan berjualan tisu di
anak yang rentan menjadi anak jalanan pinggir jalan. Dari hasil penelitian
(Herlina,2014). Erwin (2013) menunjukkan bahwa
lamanya waktu anak jalanan
Kementrian Sosial Republik melakukan kegiatan di jalanan sekitar
Indonesia menjelaskan definisi anak delapan sampai dengan 12 jam (54%).
jalanan sebagai anak yang melewatkan
atau memanfaatkan sebagian besar Bapak Drs. Jaharuddin,ME
waktunya untuk melakukan kegiatan sebagai kepala bidang Rehabilitas
sehari-hari di jalanan termasuk di Sosial di Dinas Sosial Kota Jambi
lingkungan pasar, pertokoan dan menjelaskan bahwa anak-anak
pusat keramaian lainnya. Berdasarkan tersebut setelah melalui proses
UU No.35 Tahun 2014 tentang penjaringan kemudian akan dilatih
perlindungan anak, pasal 1 ayat 1 fisik, spriritual, kejiwaannya serta
“anak adalah seseorang yang belum keterampilannya selama tiga sampai
berusia 18 (delapan belas) tahun, empat hari. Untuk melatih fisik anak
termasuk anak yang masih dalam jalanan Dinas Sosial bekerja sama
kandungan”. Jadi menurut Undang- dengan Batalyon 142 Kesatria Jaya.
Undang No.35 Tahun 2014 Pasal 1 ayat Dalam pelatihan ini, anak jalanan
1, dapat dikategorikan umur anak dididik dengan disiplin, latihan fisik
berkisar dimulai dari baru lahir hingga seperti sit up, push up dan lari. Selain
usia 18 tahun. Rata-rata di Jambi itu didikan militer ini yang
mereka sering dijumpai berkelompok membentuk fisik akan memberikan
dan berumur dari 6 tahun sampai 18 efek jera kepada anak jalanan yang
tahun. Rentang usia ini seharusnya sudah terjaring untuk tidak kembali ke
mendapatkan pendidikan yang layak jalanan lagi. Kemudian didikan
serta kasih sayang dari orang tua, selanjutnya adalah pendidikan
namun justru sebaliknya mereka kerohanian. Anak jalanan akan
P a g e | 433
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 2 No. 5 2019
diberikan pelajaran dan sikap spiritual beberapa hal yang memerlukan
sesuai dengan agamanya masing- penyempurnaan seperti mekanisme
masing. Bagi yang beragama Islam, perencanaan program, kualitas
mereka akan diajarkan mengaji, sholat pelayanan, keterbatasan Sumber Daya
lima waktu berjamaah, sholat tahajud Manusia (SDM) dan pengembangan
dan mendengarkan ceramah. Mereka alternatif program pelayanan yang
didampingi oleh ustad yang sukarela lebih responsif terhadap kebutuhan
memberikan ilmunya sehingga dari anak jalanan.
kegiatan ini akan sedikit membantu
Berdasarkan alasan diatas,
membentuk jiwa spiritual anak jalanan
permasalahan ini perlu diteliti untuk
untuk terus melakukan ibadah dan
mengetahui bagaimana realisasi
dilarang melakukan perbuatan dosa.
progam yang sudah dilakukan Dinas
Kemudian pendidikan selanjutnya Sosial Kota Jambi dalam
mereka dilatih mental dan
menanggulangi permasalahan anak
kejiwaannya. Dalam hal ini juga
jalanan sehingga dapat diketahui
dianalisis faktor yang membuat kendala dan kelebihan dari program
mereka turun ke jalanan. Pendidikan ini. Penelitian ini juga bertujuan untuk
ini dilakukan oleh psikolog yang
mengetahui upaya yang harus
sukarela dalam membina anak jalanan. dilakukan oleh pemerintah guna
Undang Undang Dasar meningkatkan program Dinas Sosial
Republik Indonesia 1945 pasal 34 ayat dalam menanggulangi anak jalanan.
(1) mengatakan bahwa fakir miskin METODE PENELITIAN
dan anak jalanan dipelihara oleh
negara. Jadi negara bertanggung jawab Metode penelitian yang
dalam melindungi, mensejahterakan, digunakan adalah deskriptif kualitatif.
merawat, memberikan pendidikan dan Penelitian ini dilakukan di Dinas Sosial
mengembangkan kemampuan anak. Kota Jambi khususnya bidang
Negara berkewajiban dalam bidang Rehabilitasi Sosial sebagai
kesejahteraan sosial, untuk penanggung jawab program anak
mewujudkan Indonesia sebagai negara jalanan. Penelitian ini juga dilakukan
kesejahteraan sehingga rakyat dapat di Dinas Satuan Polisi Pamong Praja
hidup sesuai harkat dan martabat (Satpol PP) Kota Jambi sebagai instansi
kemanusiaan. Pemerintah Kota Jambi penanggungjaab sebelum mereka
memberikan perlindungan kepada diserahkan pada Dinas Sosial Kota
anak jalanan melalui Peraturan Jambi. Untuk mendapatkan informasi
Walikota No.29 Tahun 2016 tentang yang lebih akurat dari anak jalanan
penanganan gelandangan, pengemis yang belum melalui proses pembinaan
(gepeng) dan anak jalanan. Melalui oleh Dinas Sosial kota Jambi, maka
program ini, Dinas Sosial Kota Jambi peneliti juga terjun langsung ke
menanggulangi anak jalanan melalui lapangan seperti persimpangan jalan
rehabilitasi sosial. maupun tempat yang biasanya
menjadi titik kumpul anak jalanan
Pembinaan yang diterapkan tersebut. Jenis data yang digunakan
selama ini dalam berbagai bidang adalah jenis data Primer dan data
belum terealisasikan dengan optimal Sekunder. Teknik pengumpulan data
seperti yang diharapkan. Ada menggunakan metode observasi,
434 | Realisasi program..

wawancara dan dokumentasi. Untuk yang dilakukan sudah cukup baik,


menguji keabsahan data, penulis namun ada beberapa rencana yang
menggunakan metode triangulasi tidak sesuai dengan proses
data. Teknik analisis data dalam pelaksanaan pembinaan seperti dana
penelitian ini terdiri dari tiga yang tidak sesuai target serta sumber
komponen yaitu reduksi data, daya manusia yang masih terbatas
penyajian data, dan verifikasi untuk membina keterampilan anak
(penarikan kesimpulan). jalanan.
HASIL DAN PEMBAHASAN b. Indikator Proses adalah
Realisasi Program Dinas Sosial Kota panduan antara cara pelaksanaan
Jambi Dalam Membentuk Mental dengan bahan-bahan yang sudah
Dan Keterampilan Anak Jalanan dipersiapkan dalam merealisasikan
(Kajian Terhadap Program Tahun program pembinaan anak jalanan
2017-2018) sesuai dengan program yang sudah
dirancang. Dalam pelaksanaan
Program pembinaan anak program ini terdapat tiga bentuk usaha
jalanan Dinas Sosial kota Jambi yang dilakukan dalam proses
bertujuan untuk mencegah dan pelaksanaannya yaitu; usaha
mengantisipasi bertambah suburnya preventif, represi dan rehabilitasi
anak jalanan serta mendidik mereka sosial. Pertama, usaha preventif
agar dapat hidup secara layak dan dilakukan oleh orang yang bertugas
normal sebagaimana masyarakat pada melakukan pengawasan patroli
umumnya. Hasil dari evaluasi keliling di kota Jambi. Patroli ini
program Dinas Sosial Kota Jambi dilakukan oleh Dinas Satpol PP, Dinas
dalam pembinaan anak jalanan, terdiri sosial maupun polisi yang
dari beberapa indikator yaitu: bertanggung jawab untuk melakukan
indikator masukan, indikator proses, pengawasan.
dan indikator pengeluaran (Elvira,
2017). Selain patroli yang dilakukan
oleh instansi terkait, penncegahan juga
a. Indikator Masukan merupakan dilakukan dengan melakukan
bahan-bahan dan sumber daya yang sosialisasi kepada masyarakat maupun
digunakan untuk sekolah untuk mencegah munculnya
mengimplementasikan kebijakan. anak jalanan. Kedua, usaha represif.
Bahan - bahan dan sumber daya yang Dalam usaha ini dilakukan
dipersiapkan oleh Dinas Sosial Kota penjaringan terhadap anak jalanan
Jambi dalam pelaksanaan program dengan instansi terkait. Setelah itu
adalah susunan program yang dilakukan penahanan anak jalanan
dirancang sesuai jangka waktu yang untuk proses identifikasi dan
telah ditargetkan. Selain itu, sumber penyeleksian. Dalam proses represif
daya manusia dan sumber daya dana ini, pelaksanaannya masih belum baik
yang cukup dalam merealisasikan karena kurangnya kerjasama yang
program tersebut juga menjadi bagian dilakukan dengan psikolog untuk
dari indikator masukan. Untuk pemeriksaan mental anak. Hal ini
melaksanakan program pembinaan berpengaruh terhadap proses
anak jalanan oleh Dinas Sosial Kota penyeleksian tahap rehabilitasi.
Jambi ini dapat dikatakan persiapan Ketiga, usaha rehabilitasi sosial. Dalam
P a g e | 435
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 2 No. 5 2019
mengembangkan kemampuan sosial, kurangnya tenaga ahli dalam
mental dan spiritual anak jalanan, membimbing bidang pembelajaran
kondisi anak jalanan membutuhkan yang sudah ditentukan.
sentuhan yang intensif sebab mereka
d. Indikator Dampak merupakan
masih memiliki kesempatan yang luas
hasil atau akibat yang ditimbulkan
untuk mengembangkan pola pikir,
oleh suatu program (Elvira, 2017).
rasa, dan perilaku, seiring dengan Dampak yang diharapkan dari
pertumbuhan fisiknya (Herlina, 2014).
program ini adalah adanya
Dibutuhkan lingkungan yang sehat,
peningkatan kesejahteraan
terutama pola asuh orang tua agar
masyarakat. Namun dari hasil
anak tidak kehilangan arah dalam
pembinaan yang terbilang tidak
pergaulannya dan mampu memenuhi
efektif, yang terjadi adalah sebaliknya,
kebutuhan fisik dan psikisnya. yaitu dapat berdampak buruk pada
Dalam usaha rehabilitasi anak anak jalanan. Pembinaan yang belum
jalanan pada Dinas sosial Kota Jambi, terealisasikan dengan sepenuhnya
anak diberikan empat bimbingan yaitu tidak akan berpengaruh pada anak
bimbingan mental, fisik, sosial dan jalanan. Setelah proses pembinaan,
keterampilan. Berdasarkan mereka cenderung akan kembali ke
wawancara yang penulis lakukan, jalanan karena proses pembinaan yang
tidak semua bimbingan terealisasikan jalan ditempat, dan tidak berkesan.
dengan baik karena terkendala waktu Setelah proses pembinaanpun mereka
dan sumber daya manusia. Selain itu, tidak membawa bekal keterampilan
Dinas Sosial kota Jambi juga belum yang sangat dibutuhkan dalam dunia
melakukan kerjasama yang baik pekerjaan.
dengan masyarakat, pengusaha dan Terdapat tiga tahap pembinaan yaitu:
organisasi masyarakat yang bergerak
dalam bidang keterampilan. Selain itu, 1. Tahap penyadaran dan
kebutuhan dana yang besar juga pembentukan perilaku. Dalam tahap
menjadi kendala. Jika pembinaan ini dapat membentuk anak untuk
dilakukan dalam jangka panjang maka sadar dan peduli akan peningkatan
dana yang diperlukan juga besar kapasitas diri. Dalam tahap ini anak
sehingga bimbingan keterampilan dapat belajar dari pengalaman, selain
masih belum terealisasikan dengan itu dalam pembentukan perilaku
baik. diperlukan motivasi agar anak dapat
mencapai kesuksesannya. Apabila
c. Indikator Keluaran adala anak tidak termotivasi maka anak
barang atau pelayanan yang cenderung malas dan tidak semangat.
diproduksi oleh suatu program yang Dalam penelitian ini pembinaan yang
dimulai dari input (persiapan) serta dilakukan untuk menyadarkan dan
proses (cara pelaksanaan) yang sudah membentuk perilaku anak jalanan,
dipadukan (Elvira, 2017). Berdasarkan dinas sosial melakukan pembinaan
monitoring dan evaluasi oleh fisik pada anak jalanan. Pembinaan ini
pemerintah daerah, program ini sudah dibimbing oleh anggota TNI untuk
berjalan dengan baik, namun ada membina fisik anak jalanan sehingga
beberapa hal-hal yang menjadi mereka terlatih untuk disiplin dan
kendala seperti dana yang terbatas dan memiliki tubuh yang sehat. Namun
436 | Realisasi program..

tidak hanya kesehatan jasmani saja batas tugas masing masing sesuai
anak jalanan ini juga diperhatikan bidang kemampuannya, meskipun
kesehatan rohani. Untuk memastikan tugasnya berbeda bukan berarti tugas
mental anak jalanan sehat maka Dinas tersebut berdiri sendiri melainkan
Sosial juga melakukan bimbingan adanya kerjasama antar bidang. Jika
mental yang dilakukan oleh psikolog dikaitkan dengan teori diatas, Dinas
serta ustadz. Bimbingan ini bertujuan sosial Kota Jambi merupakan
untuk memperbaiki mental anak yang organisasi formal yang memiliki tugas
akan berpengaruh pada perilaku anak resmi yang terikat dengan peraturan
ke depannya. sehingga tidak bisa bertindak bebas.
Namun dalam hal kerja sama untuk
2. Tahap transformasi
melaksanakan program pembinaan
kemampuan dimana dalam tahap ini
anak jalanan ini, dinas sosial diberikan
adalah pemberian pendidikan,
kebebasan untuk bekerjasama dengan
wawasan, dan pengetahuan pada
masyarakat, organisasi nonformal
anak. Dalam program pembinaan anak
ataupun dunia usaha.
jalanan ini anak masih sedikit
menerima wawasan atau pendidikan Kenyataannya dari hasil
yang diberikan oleh Dinas Sosial kota penelitian kerja sama yang dilakukan
Jambi. dengan masyarakat masih sangat
minim yang mengakibatkan program
3. Tahap peningkatan
ini tidak berkelanjutan. Jika anak
kemampuan adalah tahap
tersebut terampil, mereka bisa
peningkatan inisiatif dan inovatif pada
melakukan sebuah usaha atau bekerja
anak sehingga mereka dapat mandiri.
tanpa harus kembali ke jalanan lagi.
Berdasarkan temuan di lapangan,
kemampuan anak jalanan masih b. Kurangnya kesadaran diri pada
sangat minim baik itu dalam segi anak jalanan
pengetahuan maupun keterampilan Pada umumnya anak jalanan
sehingga membuat mereka serba identik dengan kerusakan mental yang
terbatas dalam menyalurkan berasal dari faktor keluarga maupun
kemampuannya untuk bekerja. faktor pergaulan atau lingkungan
Kendala Dalam Realisasi Program sekitarnya. Anak memilih bekerja
Dinas Sosial Kota Jambi Dalam karena kurangnya makanan yang ada
Membentuk Mental dan di rumah. Beberapa dari mereka
Keterampilan Anak Jalanan Tahun meninggalkan rumah dan menjadi
2017-2018 anak jalanan, dan biasanya berasal dari
a. Kurangnya Kerja Sama keluarga yang kasar dan kurangnya
keharmonisan dalam keluarga
Fathoni (2006:24) (Puruhita, 2016). Keputusan yang
mengungkapkan, organisasi formal diambil anak jalanan bukan semata-
memiliki tugas resmi sesuai dengan mata berdasarkan motif ekonomi,
peraturan yang telah ditentukan. melainkan pilihan rasional dalam
Organisasi formal tidak dapat upaya memenuhi kebutuhan
memenuhi hasrat dan perasaan para hidupnya (Indarto, 2009). Tahap
anggota pekerja dalam suatu penyadaran dan pembentukan
organisasi karena adanya peraturan perilaku anak membutuhkan motivasi
yang mutlak. Setiap orang memiliki
P a g e | 437
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 2 No. 5 2019
agar mereka dapat mencapai jalanan yang bergabung di sekolah
kesuksesannya, karena apabila anak singgah akan lari dan kembali ke jalan.
tidak termotivasi maka cenderung Upaya Dinas Sosial Kota Jambi dalam
malas dan tidak bersemangat. Merealisasikan Program
Berdasarkan dari hasil Pembentukan Mental dan
penelitian yang dilakukan, kurangnya Keterampilan Anak Jalanan Tahun
perhatian orang tua dan orang tua 2017-2018
yang bercerai dapat mengakibatkan a. Sosialisasi ke sekolah dan ke
anak rentan untuk kembali ke jalanan. masyarakat untuk pencegahan
Ditambah lagi dengan pembinaan kenakalan anak.
yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kota
Jambi yang masih belum optimal Dalam upaya mencegah dan
dalam menangani permasalahan anak mengantisipasi munculnya anak
jalanan. jalanan maka pemerintah kota Jambi
melalui Dinas Sosial kota Jambi
c. Keterbatasan Dana melakukan sosialisasi guna mencegah
Dana merupakan suatu sumber kenakalan anak. Sosialisasi ini
daya yang penting sebagai penunjang dilakukan ke sekolah-sekolah dan ke
untuk berjalannya sebuah program. masyarakat yang bertujuan untuk
Dalam program pembinaan anak menginformasikan kepada anak anak
jalanan ini dana yang minim menjadi yang masih berusia 6-18 tahun untuk
kendala usaha melakukan rehabilitasi tidak salah mengikuti pergaulan. Di
sosial kepada anak jalanan. Hal ini usia anak yang rentan ini tentunya
berhubungan dengan pembinaan yang mereka selalu mengikuti hal-hal yang
seharusnya dilakukan oleh membuat mereka senang tanpa
pembimbing yang sesuai dengan memikirkan dampaknya.
bidangnya. Namun karena Sosialisasi yang dilakukan ke
keterbatasan dana, maka pembimbing sekolah oleh Dinas Sosial kota Jambi
anak jalanan hanya dilakukan secara adalah dengan memberikan materi
sukarela. Dalam menjalankan mengenai dampak dan bahaya apabila
bimbingan keterampilan ini juga anak melakukan kegiatan di jalanan.
membutuhkan tambahan waktu Sementara itu, sosialisasi yang
selama pembinaan sehingga dana dilakukan ke masyarakat khususnya
yang dibutuhkan juga bertambah. para orang tua bertujuan agar
Sama halnya dengan hasil mengawasi anaknya dalam bergaul
penelitian Tarwilah (2013) yang dan selalu memberikan perhatian
mengungkapkan bahwa pelayanan lebih.
pendidikan anak jalanan masih minim, b. Pemberian bantuan kepada
karena ada persoalan keterbatasan anak jalanan di kota Jambi
sumber daya, baik sumber daya
manusia maupun sumber daya Untuk mencegah timbulnya
keuangan. Kondisi ini juga membawa anak jalanan maka Dinas Sosial
masalah tersendiri dalam memberikan melakukan pengawasan dan
pelayanan pendidikan bagi anak pemantauan terhadap anak jalanan di
jalanan. Jika tidak hati-hati, anak kota Jambi, pengawasan ini bertujuan
untuk melihat apa yang melatar
438 | Realisasi program..

belakangi anak tersebut turun ke yang dilakukan antara dinas sosial


jalanan. Dinas sosial yang melakukan kota Jambi dengan masyarakat masih
pengawasan juga terjun langsung terbatas, sehingga membuat program
untuk melakukan konseling kepada ini tidak berkelanjutan. Kesadaran diri
para orang tua anak jalanan. Apabila anak jalanan yang masih rendah
anak tersebut merupakan keluarga membuat mereka tidak berubah dan
yang tergolong ekonomi lemah maka kembali ke jalanan.
Dinas Sosial memberikan bantuan DAFTAR PUSTAKA
kepada masing-masing anak jalanan,
baik itu berupa uang maupun Astri, Herlina. (2014). Kehidupan
peralatan seperti gerobak agar mereka Anak Jalanan di Indonesia:
dapat berjualan tanpa harus mengemis Faktor Penyebab,Tatanan
atau mengamen di jalanan. Usaha Hidup dan Kerentanan
lainnya yang dilakukan oleh LSM Berprilaku Menyimpang. Pusat
(Lembaga Swadaya Masyarakat) Pengkajian, Pengelolaan Data
adalah beasiswa pendidikan dan dan Informasi: Sekretariat
pelatihan keterampilan untuk anak Jendral RI.
jalanan di Kota Jambi (Zarfina, 2008). Destia,Elvira. (2017). Evaluasi
Program Anak Jalanan di LSM
SIMPULAN Komunitas Peduli Anak di
Berdasarkan Peraturan Kampung Aur Medan. Skripsi.
Walikota Nomor 29 Tahun 2016 Medan: Universitas Sumetera
tentang Penanganan Gelandangan, Utara.
Pengemis (GEPENG) dan Anak Erwin. (2013). Karakteristik Anak
Jalanan, serta hasil temuan yang telah Jalanan dan Bentuk Bentuk
peneliti dapatkan dapat disimpulkan Kekerasan Terhadap Anak
bahwa realisasi program Dinas Sosial Jalanan di Kota Padang Provinsi
kota Jambi dalam membentuk mental Sumatera Barat: Universitas
dan keterampilan anak jalanan pada Andalas.
tahun 2017-2018 belum terealisasikan Fathoni,Abdurrahmat. (2006).
dengan baik. Diantaranya teknis Organisasi Dan Manajemen
penyeleksian anak jalanan yang tidak Sumber Daya Manusia. Jakarta:
sesuai dengan aturan telah PT. Rineka Cipta.
memberikan dampak pada pembinaan Indarto, Setyo, Sigit. (2009). Strategi
yang terkesan percuma pada anak Hidup Anak Jalanan.
jalanan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Pamuchtia Yunda, Nurmala. (2013).
Bimbingan keterampilan
Konsep Diri Anak Jalanan.
terkendala dengan kurangnya sumber
Jurnal Transdisiplin Sosiologi.
daya manusia dalam melakukan
Jawa Barat.
pembinaan kepada anak jalanan serta
Peraturan Walikota Nomor 29 Tahun
sumber daya dana yang minim
2016 (Penanganan
membuat program menjadi tidak
gelandangan, pengemis dan
efektif. Waktu pembinaan yang
anak jalanan).
singkat tentunya berpengaruh dalam
Puruhita dkk. (2016). Perilaku Sosial
membentuk mental dan keterampilan
Anak Anak Jalanan di Kota
anak jalanan. Selain itu, kerja sama
P a g e | 439
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 2 No. 5 2019
Semarang: Univerritas Negeri
Semarang.
Tarwilah. (2013). Pendidikan
keagamaan Pada Komunitas
Anak Jalanan Kota Banjarmasin.
IAIN Antasari.
UU No.35 Tahun 2014 (Perlindungan
anak).
UUD 1945 Pasal 34 ayat (1)
(Kemiskinan).
Zarfina, Yenti dkk. (2008). Anak
Jalanan di Simpang Lampu
Merah Telanaipura Kota Jambi
(analisis Terhadap Dampak
Eksploitasi Anak). IAIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi

Anda mungkin juga menyukai