Anda di halaman 1dari 19

PUBLISIA

JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


Diterbitkan Oleh
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Merdeka Malang

PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) merupakan terbitan berkala ilmiah yang diterbitkan Oleh
Program Studi Administrasi Publik - FISIP Universitas Merdeka Malang. Memuat berbagai hasil kajian
teoritik dan hasil penelitian di bidang Administrasi Publik dengan tujuan untuk membangun kolaborasi
antar komunitas epistemik di bidang Administrasi Publik.
Awal berdirinya, ditahun 1997 jurnal ini bernama "Publisia: Jurnal Kebijakan Publik" terbit sebanyak 4 kali
dalam setahun, kemudian ditahun 2004 mendapatkan ISSN (p) 1410-0983 dengan judul terbitan "Publisia:
Jurnal Sosial dan Politik". Ditahun 2014, terbitan berkala ini berganti judul dengan "PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Administrasi Publik) yang terbit secara cetak. Ditahun 2016 terbit dalam 2 versi (Cetak dan Online),
perubahan sub judul pada terbitan berkala ini diajukan pembaruan sehingga ISSN (p): 2541-2515, di versi
online ISSN (e): 2541-2035. Setiap tahun terbit sebanyak 2 kali, di Bulan April dan Oktober.
Link Jurnal Online: http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jkpp

Ketua Penyunting
Chandra Dinata

Wakil Ketua Penyunting


Umi Chayatin

Penyunting Pelaksana
Budhy Priyanto
Catur Wahyudi
Praptining Sukowati
Dwi Suharnoko

Penyunting Ahli
Sukardi (Universitas Merdeka Malang)
Purwo Santoso (Universitas Gadjah Mada)
Bambang Supriono (FIA Universitas Brawijaya Malang)
Mas’ud Said (Universitas Muhammadiyah Malang)
Agus Solahuddin, MS. (Universitas Merdeka Malang)
Yopi Gani (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian)
Kridawati Sadhana (Universitas Merdeka Malang)
Sujarwoto (FIA Universitas Brawijaya Malang)
Tri Yumarni (Universitas Jenderal Soedirman)

Mitra Bestari
Mudjianto (Universitas Negeri Malang)

Alamat Penyunting & Tata Usaha: Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP)
Unversitas Merdeka Malang, Jl. Terusan Raya Dieng 62-64 Malang 65145,
Telp. (0341) 580537, e-mail: publisia.jopad@unmer.ac.id
PUBLISIA
JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK - FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

VOLUME 01, NOMOR 01, APRIL 2016

DAFTAR ISI

Fajar Apriani Buruh anak: mampukah kebijakan negara


melindungi? 1-14

Dipa Pratama Implementasi Undang – Undang Nomor 23


Tjahjanulin Domai Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Dalam
Riyanto Rangka Mewujdukan Kota Malang Sebagai Kota
Layak Anak (Studi pada Dinas Sosial
Pemerintah Kota Malang) 15-23

Erfinandus G. Setiawan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Home Shelter


Catur Wahyudi “Griya Baca” Kota Malang Sebagai Upaya
Sri Hartini Jatmikowati Menuju Kota Layak Anak 24-37

Ani Agus Puspawati Penerapan New Public Management (NPM) DI


Indonesia (Reformasi Birokrasi, Desentralisasi,
Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam
Meningkatkan Pelayanan Publik) 38-53

Happy Susanto Remunerasi dan Problem Reformasi Birokrasi


Di Indonesia 54-69

Rina Hardiyantina Studi Etnografi Perilaku Pengemis Masyarakat


Sukardi Desa Pragaan Daya Kabupaten Sumenep 70-91

Saudah Media Difusi Efektif untuk Sosialisasi Kebijakan


Akselerasi Pengembangan Pasar Tradisional
Menuju Semi Modern 92-104
PEMBINAAN ANAK JALANAN MELALUI HOME SHELTER “GRIYA BACA” KOTA MALANG
SEBAGAI UPAYA MENUJU KOTA LAYAK ANAK

ERFINANDUS G. SETIAWAN
CATUR WAHYUDI
SRI HARTINI JATMIKOWATI
Program Studi Administrsai Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Merdeka Malang

Abstract
Home Shelter "Griya Baca" of the places for training street children and a non-profit organization. The
function and purpose of home shelter “Griya Baca” is to accompany and steer of street children to find the
identity, and facilitate the process to achieve his goals. Another function that becomes the institutional
mission is to reduce the rate of growth of street children in Malang City. The activities of home shelter
“Griya Baca” is coaching about spiritual values and morality asbasis capital for changing of behavior
patterns without any sense of presure.

Key Word : Home Shelter , spiritual values, morality, change of behavior

Intisari
Home Shelter (rumah singgah) “Griya Baca” merupakan salah satu tempat untuk pembinaan anak jalanan
dan merupakan organisasi non-profit. Fungsi dan tujuan rumah singhah “Griya Baca” iniadalah untuk
mendampingi dan mengarahkan anak-anak jalanan agar menemukan jati diri serta memfasilitasi proses
untuk meraih cita-citanya. Fungsi lain yang menjadi misi kelembagaan adalah untuk menurunkan laju
pertumbuhan anak-anak jalanan di Kota Malang. Kegiatan-kegiatan pembinaan dalam rumah singgah
“Griya Baca” adalah menanamkan nilai-nilai spiritual dan moral sebagai modal dasar untuk merubah pola
laku peserta binaan tanpa ada rasa paksaan.

Kata Kunci: Rumah singgah, nilai spiritual, moralitas, perubahan perilaku.

PENDAHULUAN Persoalan yang berkaitan dengan


Anak adalah sebagai generasi penerus anak-anak jalanan seperti yang terjadi dikota
dan pewaris cita-cita perjuangan bangsa dan Malang saat ini khususnya di salah satu
merupakan potensi sumber daya manusia rumah singgah dimana penulis melakukan
(SDM) yang berkualitas, anak mempunyai hak observasi yakni di “Griya Baca”, disebabkan
dan kebutuhan untuk hidup yang perlu atau dilatarbelakangi oleh beberapa alasan
dipenuhi yaitu: hak dan kebutuhan untuk yang sangat fundamental. Alasan-alasan
makan dengan zat-zat yang bergizi, hak untuk tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
mendapat kesehatan, hak untuk bermain, Anak-anak jalanan memilih hidup dijalanan
kebutuhan emosional, pengembangan moral, karena disebabkan oleh factor kondisi
spiritual, pendidikan, serta memerlukan kesulitan ekonomi dan faktor dari dalam
lingkungan keluarga dan sosial dan keluarga ,dimana dalam suatu keluarga sering
mendukung kelangsungan hidupnya. terjadi pertengkaran sehingga mereka anak

24 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016


jalanan juga menikmati kondisi lingkungan daerah setempat, yakni Pemerintah Kota
dijalanan, anak jalanan tidak selalu tidak Malang merupakan bentuk implikasi dari
memiliki tempat tinggal. Disisilain, anak-anak kebijakan yang diformulasikan dalam rangka
merasa stress dengan kondisi keluarga dan mengatasi permasalahan anak jalanan yang
lingkungan rumahnya terkadang memilih multidimensional.
jalanan sebagai lingkungan hidupnya. Tahun 2010 Kota Malang ditunjuk
Dilingkungan hidupnya, anak jalanan sebagai salah satu pengembang Kota Layak
melakukan banyak aktifitas seperti yang Anak (KLA). Salah satu indicator bagi Kota
sudah dikatakan sebelumnya yaitu Layak Anak adalah adanya kebijakan
mengamen, mengemis dan masih banyak mengenai Peraturan Daerah Perlindungan
aktifitas lainnya. Perempuan dan Anak. Jika Kota Malang
Melihat kenyataan diatas, sungguh sudah ditetapkan menjadi bagian dari
sangat memprihatinkan bagi pencapaian pengembangan Kota Layak Anak, maka Kota
kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. Malang harus mempunyai Peraturan Daerah
Oleh karena itu, salah satu langkah untuk yang otonom. Dengan adanya Perda
menanggulangi atau mengatasi persoalan Perlindungan Perempuan dan Anak, maka
tersebut, peran pemerintah sebagai upaya dan tindakan dalam perlindungan anak
penanggung jawab sangat dibutuhkan. jalanan akan lebih fokus, tidak seperti pada
Penanganan permasalahan anak jalanan jika Keputusan Walikota Nomor 88 Tahun 2011
dimasukkan dalam kebijakan PMKS masih yang focusnya masih terpecah dalam 28
terlalu umum, sehingga kebijakan ini belum kategori PMKS.
mampu memberikan dampak positif bagi anak Dalam implementasi kebijakan
jalanan itu sendiri, dan pada kenyataanya terhadap anak jalanan di kota Malang saat ini
masih banyak anak jalanan yang belum telah tersedia sebanyak 7 (tujuh) rumah
mendapat perlindungan yang maksimal dari singgah yang menjadi potensi signifikan untuk
pemerintah daerah setempat sebagai mengatasi persoalan anak jalanan. Dari
penanggung jawab utama. Sebagai sekian banyak rumah singgah yang telah
penanggung jawab, pemerintah daerah harus dibangun atau dikembangkan pemerintah
melakukan beberapa upaya yang berkaitan daerah maupun dari Lembaga Swadaya
dengan fenomena tersebut. Dibawah ini ada Masyarakat (LSM), salah satu rumah singgah
beberapa upaya yang dilakukan pemerintah

Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 25


yang menjadi tempat penulis melakukan 18 tahun. Usia diatas 18 tahun keatas tidak
penelitian adalah rumah singgah “Griya Baca”. lagi dilakukan pembinaan tetapi masih dalam
Adapun beberapa fenomena yang pengawasan dan bimbingan serta organisasi
terjadi dirumah singgah Griya Baca seperti: atau LSM yang bersangkutan. Pada ketiga,
Pertama menyangkut tingkat-tingkat menyangkut kegiatan-kegiatan yang dilakukan
kerberhasilan yang diperoleh atau dicapai dari oleh anak-anak jalanan di rumah singgah
anak-anak tersebut terutama yang “Griya Baca”. Dari proses penelitian yang
berhubungan dengan hal pembinaan mental dilakukan penulis, kegiatan-kegiatan yang
dan spiritual, baik fisik maupun psikis. Selain dilakukan bermacam-macam seperti
hal-hal yang berhubungan dengan tingkat penyuluhan, memberikan pembelajaran
keberhasilan, adapun hal lain yang terjadi tentang materi yang ada di sekolah
seperti variasi dalam arti hal yang (bimbingan belajar), kegiatan mengaji Iqra’
berhubungan dengan banyaknya anak-anak dan Qur’an, belajar tari, dan belajar musik.
jalanan yang berasal dari berbagai wilayah Malang sebagai kota pendidikan tak
atau daerah yang terbentang diwilayah luput dari wilayah persdaran anak-anak
Nusantara. jalanan.hampir disetiap perempatan lampu
Pada bagian yang kedua berkaitan merah atau di depan pertokohan mewah dan
dengan jumlah anak-anak jalanan yang dialun-alun kota menjadi tempat yang amat
terdapat di rumah singgah “Griya Baca”. Dari strategis bagi anak jalanan dalam mencari
data-data yang telah dikumpulkan, pada tahun penghidupan. Kehidupan jalanan yang keras
2014 sampai tahun 2015 ada 75 anak jalanan tercermin pada tampang sangar, acak-acakan
yang dibina di “Griya Baca”. Dari data bahkan kumuh yang melekat pada tubuh
tersebut, lembaga PAUD (Pendidikan Anak mereka.pandangan negatif menambah
Usia Dini) tidak termasuk dalam proses gambaran kelam keberadaan mereka di
pendataan. Bahkan lebih dari itu, masih ada tengah hiruk pikuk ramainya kota.
banyak anak-anak jalanan yang belum terdata Tulisan ini merupakan hasil penelitian
kurang lebih 100 anak. Berkaitan dengan yang dilakukan di Kecamatan Klojen Kota
pendataan anak-anak jalanan yang terdapat di Malang dengan tujuan untuk: Pertama,
“Griya Baca”, proses pembinaan dan mendeskripsikan dan menganalisis proses
pembimbingan terhadap anak-anak tersebut manajemen HomeShelter (rumah singgah)
diprioritaskan pada golongan usia kurang dari “Griya Baca” di Kota Malang; dan kedua,

26 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016


mendeskripsikan serta menganalisis berbagai sebagai wujud kewajiban negara (state
pendukung dan penghambat dalam obligation)dalam memenuhi hak-hak sosial
pelaksanaan tatakelola homeshelter (rumah warganya (Suharto, 2005:13).
singgah) “Griya Baca” di Kota Malang. Menurut Suharto (2000:10) secara
garis besar, kebijakan sosial diwujudkan
PEMBINAAN ANAK JALAN SEBAGAI dalam beberapa kategori yakni perundang-
BENTUK KEBERPIHAKAN KEBIJAKAN undangan, program pelayanan sosial, dan
SOSIAL sistem perpajakan, seperti berikut ini :
Kebijakan sosialadalah salah satu 1. Peraturan dan perundang-undangan:
bentuk dari kebijakan publik. Kebijakan sosial Pemerintah memiliki kewenangan
merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat membuat kebijakan publik yang
untuk merespon isu-isu yang bersifat publik, mengatur pengusaha, lembaga
yakni mengatasi masalah sosial atau pendidikan, perusahaan swasta agar
memenuhikebutuhan masyarakat banyak. mengadopsi ketetapan-ketetapan yang
Kebijakan sosial Menurut Suharto, (2008:9) berdampak langsung pada kesejahteraan.
dipahami sebagai kebijakan yang berkaitan 2. Program pelayanan sosial: Sebagian
dengan kesejahteraan (welfare), baik dalam besar kebijakan diwujudkan dan
arti luas, yang menyangkut kualitas hidup diaplikasikan dalam bentukpelayanan
manusia, maupun dalam arti sempit, yang sosial yang berupa bantuan barang,
menunjuk pada beberapa jenis pemberian tunjangan uang, perluasan kesempatan,
pelayanan kolektif tertentu guna melindungi perlindungan sosial, dan bimbingan sosial
kesejahteraan rakyat. (konseling, advokasi, pendampingan).
Sebagai sebuah kebijakan publik, 3. Sistem perpajakan: Dikenal sebagai
kebijakan sosial memiliki fungsi preventif kesejahteraan fiskal. Selain sebagai
(pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan sumber utama pendanaan kebijakan
pengembangan. Kebijakan sosial adalah sosial, pajak juga sekaligus merupakan
ketetapan yang didesain secara kolektif instrumen kebijakan yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya masalah sosial langsung mencapai distribusi pendapatan
(fungsi preventif), mengatasi masalah sosial yang adil.
(fungsi kuratif) dan mempromosikan
kesejahteraan (fungsi pengembangan)

Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 27


Kebijakan sosial seringkali yakni para Pemerlu Pelayanan
melibatkan program-program bantuan yang Kesejahteraan Sosial (PPKS), seperti
sulit diraba atau dilihat secara kasat mata keluarga miskin, anak telantar, pekerja
(intangible aids). Masyarakat luas kadang- anak, korban HIV/AIDS, penyalahguna
kadang sulit mengenali kebijakan sosial dan Narkoba dan kelompok-kelompok rentan
membedakannya dengan kebijakan publik lainnya, baik secara ekonomi maupun
lainnya. Secara umum, kebijakan publik lebih psikososial.
luas daripada kebijakan sosial. Kebijakan
transportasi, jalan raya, air bersih, pertahanan “GRIYA BACA” SEBAGAI LOKOMOTIF
dan keamanan merupakan beberapa contoh REVOLUSI SOSIAL BAGI ANAK JALANAN
kebijakan publik. Sedangkan kebijakan Sejarah Berdirinya “Griya Baca” Malang
mengenai jaminan sosial, seperti bantuan Munculnya fenomena anak jalanan
sosial dan asuransi sosial yang umumnya yang merupakan product dari industrialisasi
diberikan bagi kelompok miskin atau rentan, maka perlu penanganan serius. Anak-anak
adalah contoh kebijakan sosial. jalanan perlu memperoleh perhatian dari
Setiap negara memiliki perbedaan semua jajaran masyarakat. Barangkali yang
dalam mengkategorikan kebijakan publik dan lebih perlu diperhatikan adalah anak-anak
kebijakan sosial. Di Inggris misalnya, jalanan yang muncul dengan terpaksa, karena
kebijakan mengenai air bersih termasuk pada mereka ini pada hakikatnya kehilangan hak
kebijakan sosial. Di China, kebijakan sosial secara fisik, psikologis, ekonomi, dan lain-lain
mencakup pemberian makanan dan pakaian sehingga perlu perubahan nasib.
kepada masyarakat yang kurang mampu. Dalam konteks Kota Malang fenomena
Sedangkan di Belanda, kegiatan-kegiatan anak jalanan tidak bisa dielakkan lagi. Anak-
kebudayaan (cultural activities) merupakan anak jalanan ini sering beroperasi di pusat-
bagian penting dari kebijakan social. pusat keramaian seperti di seputar alun-alun,
Kebijakan sosial sejatinya merupakan pasar besar, perempatan-perempatan lampu
kebijakan kesejahteraan (welfare policy), merah, dll.
yakni kebijakan pemerintah yang secara Anak-anak jalanan yang sering
khusus melibatkan program-program beroperasi di kawasan Jagalan, alun-alun dan
pelayanan sosial bagi kelompok-kelompok sekitarnya sangat perlu mendapatkan
kurang beruntung (disadvantegd groups), pembinaan secara intensif. Berdasarkan

28 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016


realitas yang ada, mayoritas dari mereka tidak wirausaha pada anak jalanan, pengembangan
pernah mengenyam pendidikan di bangku religiusitas anak jalanan, serta pembelajaran
sekolah, mereka lebih banyak menghabiskan wacana sosial pada masyarakat tentang
waktu dengan mengamen dan mengemis. keshalihan sosial. “Griya Baca” sebagai
Adapun unsur eksploitasi yang tinggi dari lembaga pemberdayaan anak jalanan bersifat
orang tua memaksa mereka untuk mencari sosial independen, berdiri pada 2006 dan
nafkah. telah memilikiakte Notarissejak tahun 2007.
Berangkat dari rasa empati dan Konsep Rumah Singgah “Griya Baca”
kepedulian yang tinggi, layaknya anak-anak Rumah singgah sebagai tempat
seusia mereka, sepatutnya anak-anak jalanan perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan
itu mendapatkan perlakuan dan pembinaan yang kerap menimpa anak jalanan dari
yang layak. “Griya Baca”, hadir di tengah- kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual
tengah mereka untuk berbagi. “Griya Baca” ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya,
adalah suatu Lembaga Pemberdayaan Anak sebagai tempat rehabilitasi yaitu
Jalanan di Kota Malang dengan akte notaris mengembalikan dan menanamkan fungsi
Faisal A. Weber., SH No : 11 tanggal 9 sosial anak, dan sebagai akses terhadap
Februari 2007. Griya Baca didirikan pada pelayanan, yaitu sebagai persinggahan
tanggal 08 Oktober 2006 oleh aktivis sementara anak jalanan dan sekaligus akses
mahasiswa yang peduli sosial di Kota Malang, kepada berbagai pelayanan sosial seperti
berdedikasi kepada pembinaan moral anak pendidikan, kesehatan.
jalanan dalam upaya mempercepat Dalam operasionalnya rumah singgah
terwujudnya lingkungan bebas anak jalanan mempunyai prinsip-prinsip yang sesuai
serta mencetak generasi bangsa memiliki dengan karakteristik pribadi anak jalanan.dan
moralitas tinggi. prinsip-prinsip rumah singah adalah Anak
Sampai saat ini jangkauan “Griya Baca” boleh keluar masuk (semi institusional), pusat
hanya berpusat pada alun-alun Kota Malang informasi dan pusat kegiatan, terbuka 24 jam,
tetapi memiliki adik-adik binaan dari berbagai hubungan bersifat kekeluargaan (informal),
daerah seperti Jagalan, Muharto, dan Sukun. bermain dan belajar, tempat persinggahan
Lembaga ini memiliki prioritas dalam dari situasi jalanan kesituasi lain yang dipilih
pengembangan life-skill, penguatan kualitas dan terbaik untuk anak,serta belajar
sikap mental danpengenalan kharakter bermasyarakat.

Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 29


Tahapan pelayanan rumah singgah 4) Mambahas perkembangan kemajuan
(shelter), pelayanan rumah singgah terbagi anak sesuai perubahan-perubahan
menjadi beberapa tahap berikut ini: yang terjadi pada anak.
a. Tahap I: Penjangkauan c. Tahap III: Persiapan Pemberdayaan
1) Secara intensif berlangsung pada tiga 1) Membuat rumah singgah sebagai
bulan pertama dan selanjutnya sesuai suatu keluarga yang terbuka dan mau
kebutuhan dan dapat menggunakan mendengar nasehat;
anak-anak jalanan lainnya; 2) Membuat peraturan yang
2) Para petugas turun ke menyenangkan dan tidak memaksa
jalanan/kantong sasaran, bertemu dan anak;
berkenalan dengan anak jalanan; 3) Memberikan bimbingan sosial baik
3) Membuat pemetaan wilayah dan kasus maupun perilaku sehari-hari
gambarkan keadaan anak jalanan; dengan cara dan metode yang
4) Mengidentifikasi mereka secara menyenangkan;
kelompok seperti jenis kegiatan, asal 4) Membuat jadwal pemeriksaan
daerah, kebiasaan dijalanan, dll; kesehatan setiap bulan;
5) Membentuk kelompok-kelompok, 5) Mengadakan kegiatan-kegiatan yang
memilih ketuanya dan anggota menyenangkan anak seperti
dengan jelas; permainan, olahraga, kesenian, dll;
6) Mensosialisasikan manfaat rumah 6) Membagi penanganan anak jalanan
singgah; oleh pekerja sosial. File untuk itu
7) Menambahkan kepercayaan kepada dapat dimintakan kepada petugas
pekerja sosial. administrasi;
b. Tahap II: Pengkajian Permasalahan Anak 7) Membuat persiapan-persiapan pada
Binaan diri anak terhadap kegiatannya.
1) Induksi peranan anak jalanan di d. Tahap IV: Rujukan Pemberdayaan
rumah singgah; 1) Mengidentifikasi anak secara satu
2) Mengisi file anak; persatu berdasarkan kebutuhan
3) Mendiskusikan permasalahan anak; pelayanan;

30 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016


2) Menghubungi sumber-sumber yang “GRIYA BACA” SEBAGAI TRANSFORMASI
diperlukan dan mendorong anak KEHIDUPAN SOSIAL ANAK JALANAN
mendayagunakannya; Anak jalanan dengan setumpuk
3) Menyiapkan anak memperoleh permsalahannya menjadikannya sebgai
pelayanan tersebut; permsaalahan sosial yang harus segera
4) Membuat kesepakatan dengan sistem ditngani oleh negara. Kehadiran “griya Baca”
sumber; merupakan inisiatif social masyarakat dengan
5) Mengantar anak memperoleh kearifan local yang dimiliki. Dengan demikian
pelayanan; penyelenggaraan pembinaan anak-anak
6) Mendorong anak bertanggung jawab jalanan yang diagendakan oleh “Griya Baca”
untuk melakukan kegiatan dan terdapat beberapa instrument kegiatan yakni:
menerima pelayanan tersebut; 1. Penjangkauan dan pendampingan di
7) Memantau kemajuan anak selama jalanan; yang meliputi kegiatan-kegiatan
memperoleh pelayanan dan Kunjungan lapangan dan perkenalan,
membantu mengatasi kesulitan yang Pemeliharaan hubungan dengan anak,
dihadapi. dan Pembentukan kelompok di jalanan.
e. Tahap V: Pengakhiran (Terminasi) 2. Pengkajian Masalah, meliputi:Pengisian
Tahap pengakhiran berarti anak file profil anak, Pengisian file monitoring
selesai menerima pelayanan. Ada perkembangan anak, dan Pembahasan
beberapa keadaan akhir pada fase ini, kasus.
yakni: 3. Resosialisasi, meliputi:Pengenalan
1) Mandiri/ produktif/ alih kerja; peranan anggota rumah singgah, Kegiatan
2) Anak kembali kepada keluarganya, keagamaan, Pengajaran dan diskusi
panti atau lembaga pengganti; tentang norma social, Permainan,
3) Anak masih di jalanan; pertunjukan seni dan olahraga, Membaca
4) Masuk boarding house; buku, majalah dan menonton televise,
5) Anak masih dijalanan, namun Bimbingan sosial perilaku sehari-hari,
mendapat pekerjaan yang lebih baik; Bimbingan sosial kasus, Pemeliharaan
6) Peningkatan pendapatan bagi orang kesehatan, Penyatuan kembali dengan
tuanya. keluarga, Surat-menyurat dan kunjungan
rumah kepada orang tua anak jalanan, dan

Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 31


Pertemuan dengan warga sekitar rumah a. Bimbingan dan penyuluhan melalui
singgah secara rutin maupun kegiatan kunjungan rumah, suratmenyurat,
bersana. mengundang mereka datang atau pada
4. Rujukan Pemberdayaan untuk Anak saat mereka datang kerumah singgah.
Jalanan; Kegiatan ini dilakukan perorangan atau
a. Pendidikan melalui sekolah-sekolah berkelompok. Materi yang diberikan
seperti beasiswa, alat sekolah, mengenai pengasuhan anak, nilai
bimbingan belajar, kejar paket A dan B, anak, cara mengatasi masalah anak,
ujian persamaan; dan lain sebagainya;
b. Pelatihan anak jalanan untuk b. Pemberian modal dan bimbingan
membekali anak berbagai hal dijalanan usaha;
dan mendidiknya mampu mengatasi 6. Terminasi (Pengakhiran Pelayanan)
persoalan dan ancaman dijalanan; Terminasi dilakukan untuk
c. Pelatihan-pelatihan untuk tingkatan mengakhiri proses penanganan anak
remaja; jalanan. Setelah dapat di normalisasi di
d. Pelayanan keterampilan kerja melalui rumah singgah. Palayanan lanjutan untuk
lembaga pelatihan keterampilan seperti anak-anak sesudah terminasi adalah 1).
perbekalan menjahit, sablon, Berkenalan dengan orang tua anak; 2).
mengemudi, elektro dan lainnya yang Mengidentifikasikan mereka; 3).
disesuaikan keadaan wilayah; Memantau anak-anak yang sudah pulang;
e. Bantuan modal dan bimbingan usaha 4). Memberikan modal usaha kepada
bagi anak baik di daerah asal maupun anak dan orang tua jika diperlukan; 5).
di kota secara perorangan atau Pemantauan terhadap Anak yang masih
berkelompok (KUBE); mengikuti kursus keterampilan, Anak yang
f. Membantu anak menemukan pekerjaan bersekolah, Anak yang alih kerja, Anak
lain. Para pekerja sosial berhubungan yang melakukan usaha, Orang tua yang
dengan berbagi sumber dan membuka telah memperoleh bantuan modal, dan
kesempatan kepada anak untuk Rujukan ke panti-panti sosial.
memperoleh pekerjaan.
5. Pemberdayaan untuk Orang Tua Anak Dengan adanya konsep rumah singgah
Jalanan, meliputi: diatas rumah singgah “Griya Baca”

32 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016


menampung Jumlah anak jalanan sampai dibawah ini:
saat ini mencapai 75 anak seperti dalam table
Tabel I
Jumlah Anak Jalanan di Griya Baca Malang

No. Jenis Kelamin Keterangan


1. Laki-laki 35 anak
2. Perempuan 40 anak
Jumlah 75 anak
Sumber: Dokumen Griya baca Malang, 2015

Keseluruhan anak-anak jalanan yang Studi Wisata, kegiatan ini biasa


menjadi warga binaan “Griya Baca” dilaksanakan pada saat libur sekolah.
dibimbing secara formal dan informal Kegiatan ini bertujuan untuk membuang
dengan beragam kegiatan-kegiatan untuk kejenuhan anak jalanan yang setiap
menumbuhkembangkan semangat harinya bergelut dengan kehidupan yang
survivalitas anak binaan. Kegiatan-kegiatan keras. Selain itu kegiatan ini merupakan
yang disusun secara sistematis dan terukur bentuk pengetahuan tambahan bagi anak
setiap tahun untuk menjadikan anak-anak jalanan tentang berbagai macam
jalan berguna bagi bangsa dan negara. keterampilan yang ditawarkan oleh masing-
Pembinaan rutin, kegiatan ini masing tempat yang dikunjungi.
dilaksanakan dua kali dalam seminggu Dunia kreasi Anak Jalanan,
pada hari Selasa dan Sabtu. Kegiatan kegiatan ini dilaksanakan pada saat ulang
diawali dengan berdoa bersama kemudian tahun Griya Baca. Dalam kegiatan tersebut
belajar mengaji, pendalaman mental dan di diisi dengan beragam perlombaan
spiritual serta terakhir dilanjutkan dengan meliputi mewarnai, puisi, tari, musical
pembinaan akademik. jalanan, baca Al-Quran dan lain-lain.
Outbond Anak Jalanan, kegiatan Ramadhan On The Street,
ini bersifat insidental, biasanya kegiatan ini tentunya dilaksanakan pada
dilaksanakan 3 kali dalam sebulan dan bulan ramadhan diantaranya Buka puasa
pada perayaan hari libur nasional atau bersama, shalat tarawih, pengajian, dan
pada saat menerima undangan dan bakti bakti sosial.
sosial dari donatur. Latihan Tari, music, dan
teaterdilaksanakan 1 minggu sekali

Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 33


sebagai wujud kecintaan anak jalanan Pelatihan, program latihan
terhadap budaya bangsa Indonesia. ketrampilan ini adalah upaya Griya Baca
Sementara itu, latihan music dilaksanakan untuk menyalurkan bakat dan minat anak
1 minggu 2 kali yaitu hari selasa dan hari jalanan terhadap berbagai macam keahlian
juma’t sebagai upaya penyaluran minat dan diantaranya, Pembuatan tempe yang
bakat anak jalanan yang kebanyakan bekerja sama dengan kwarcab kota malang
berprofesi sebagai pengamen. Sehingga dan Aliansi Anak Bangsa (ANGKASA),
diharapkan anak jalanan mampu kursus menjahit yang bekerjasama dengan
berekspresi dan menuangkan ide-ide Depnaker, kursus otomotif yang
mereka melalui musik. Dan teater bekerjasama dengan Dinas sosial propinsi
dilaksanakan 1 minggu sekali sebagai Jawa Timur, pembuatan handycraft yang
sarana bagi anak jalanan yang senang diselenggarakan oleh jurusan akuntansi
pada dunia seni peran. Universitas Brawijaya Malang, latihan
Beasiswa, kegiatan ini diberikan menari yang bekerjasama dengan Jaringan
oleh Dinas Sosial Propinsi Jatim sebagai Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT), dan juga
upaya meringankan beban anak jalanan latihan musik yang juga dibina oleh Aliansi
yang masih mengenyam bangku sekolah. Anak Jalanan (ANGKASA).
Sehingga diharapkan mereka akan terus Selain kegiatan–kegiatan tersebut,
termotivasi dalam mengikuti kegiatan dari data lapangan, dimasa akan datang
belajar mengajar di sekolah, dan juga Griya Baca akan terus mengadakan
termotivasi untuk bisa berprestasi baik di berbagai program berbobot sebagai upaya
bidang akademik maupun non akademik. pembinaan anak jalanan dalam rangka
Kunjungan ke rumah anak jalanan, menyiapkan SDM yang berkualitas
kegiatan ini bersifat insidental, sebagai mengikuti program dan harapannya ke
upaya monitoring perilaku anak jalan depan mereka menjadi generasi bangsa
setelah mengikuti kegiatan pembinaan di penerus bangsa yang memiliki moralitas
Griya Baca. Tidak hanya itu, kunjungan tinggi meski sebagian dari mereka tidak
tersebut juga bermaksud untuk lebih sekolah.Sehingga SDM yang diharapkan
mengetahui keadaan keluarga anak binaan tidak hanya matang dari sisi intelaktual juga
dan juga dalam rangka silaturahmi untuk matang secara moral dan spiritual.
lebih dekat dengan wali anak jalanan.

34 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April


2016
Dari program revolusi social anak kehidupan social masyarakat lainnya.
jalanan yang dimotori oleh “Griya Baca” Dilihat dari perkembangannya, anak-anak
menjadikan lembaga social seperti griya jalanan yang menjadi binaan griya baca
baca tetap eksis dalam proses terus mengalami peningkatan sejak
pembentukan jiwa-jiwa anak jalanan kreatif didirikan tahun 2010 seperti dalam table
yang terstruktur sehingga bermakna bagi berikut:

Tabel 2
Perkembangan Penghuni Shelter Griya Baca

No. Tahun Jumlah Anak Jalanan di Griya


Baca
1. 2010 65
2. 2011 67
3. 2012 70
4. 2013 72
5. 2014 74
6. 2015 75
Sumber: Data Sekretariat Griya Baca, 2015

Keberadaan “griya baca” di Kota Malang ini dilihat dalam hasil yang diperoleh dari
memberikan manfaat besar bagi kehidupan kegiatan rutin yang dicanangkan, seperti
anak-anak jalanan yang menjadi peserta dalam table berikut:
binaan. Keberlanjutan peserta binaan dapat

Tabel 3
Perkembangan Alumni Penghuni Griya Baca

No. Tahun Jumlah Keberlanjutan


Alumni
1. 2011 3 Lanjut sekolah, dan sudah kerja
mandiri,
2. 2012 4 Sudah kerja mandiri usaha bengkel.
3. 2013 4 Lanjut sekolah dan kerja mandiri
4. 2014 6 Lanjut sekolah dan kerja mandiri
5. 2015 8 Lanjut sekolah,jualan di warung
(kerja mandiri).
Sumber: Sekretariat Griya Baca, 2015

Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik)


| 35
KESIMPULAN beban tertentu. Tidak adanya ikatan dan
Rumah Singgah “Griya Baca”, juga sanksi tersebut menyebabkan kinerja dari
merupakan sebuah bentuk pelaksanaan para anggota pengurus tersebut lebih
proses manajemen yang dilakukan oleh ditekankan kepada kesadaran bukan karena
sebuah badan non profit. Dalam kaitannya paksaan.
dengan pemahaman istilah non profit, Dalam pelaksanaan (Actuating),
manajemen yang dilakukan oleh “Griya Baca” kegiatan dan program yang diagendakan,
lebih kepada pemanfaatan Rumah Singgah “Griya Baca” menekankan kepada kondisi
sebagai tempat pembinaan anak jalanan. kekinian. Hal ini berarti bahwa segala program
Proses perencanaan program di “Griya dan kegiatan selain program dan kegiatan
Baca” terlaksana atas dasar pertimbangan rutin biasanya dilaksanakan dengan melihat
akan berbagai kebutuhan dari para Anak dan membaca kondusif tidaknya situasi untuk
Jalanan yang menjadi anggota dari Rumah kemudian dilaksanakan kegiatan, atau bahkan
Singgah. Hal ini menegaskan bahwa segala melihat dibutuhkan atau tidaknya kegiatan
perencanaan strategis terkait penentuan tersebut pada waktu tertentu oleh para anak
kegiatan dan program selain program rutin, jalanan.
lebih dipengaruhi oleh faktor kondisional dan Sementara itu, system pengawasan
kebutuhan terkini dari para anak jalanan. (Controlling), lebih menekankan kepada
Sehingga dengan demikian program dan pengawasan dengan pendekatan personal
kegiatan yang terlaksana lebih dominan kepada para pengurus. Hal ini dilakukan
merupakan program dan kegiatan rutin yang mengingat tidak adanya ikatan secara insentif
memang sudah menjadi program dan dengan para anggota pengurus, sehingga
kegiatan yang secara teratur dilaksanakan menyebabkan berbagai pengawasan kepada
pada waktu tertentu. anggota pengurus lebih secara
Pengorganisasian “Griya Baca” personal.Berbagai tindakan peringatan dan
memiliki struktur kepengurusan yang jelas dan sanksi tidak diberlakukan karena memang
teratur secara formal. Dari struktur tidak didukung oleh ikatan finansial dalam
kepengurusan yang ada, telah terbagi jelas bentuk insentif. Secara lebih jauh juga
berbagai tugas pokok dan fungsi dari berbagai penekankan kepada setiap upaya
macam bagian kepengurusan.Namun, dalam pengawasan terhadap kinerja yang dilakukan
pelaksanaan tugas dan kewajiban masing- pengurus lebih kepada peningkatan
masing bagian dari kepengurusan tersebut, kesadaran yang kemudian dibahasakan oleh
tidak terikat dengan berbagai sanksi dan ketua lembaga sebagai “panggilan hati”.
36 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 1, Nomor 1, April 2016
Secara umum Rumah Singgah “Griya
http://digilib.uinsuka.ac.id.Penyelenggaraan
Baca” mempunyai rencana program yang
pembinaan anak jalanan melalui
sudah terkonsep dalam visi misi dan program Rumah singgah, Diakses 10 september
2015.
rutin tahunan. Namun dalam pelaksanaanya
terdapat beberapa program yang http://rumagsinggah-ku blogspot.co.id/
Standar pelayanan sosial Anak Jalanan
terlaksanakan dan juga tidak
Melalui Rumah singgah. Artikel.
terlaksanakan.Hal ini dikarenakan oleh kurang Diakses 10 september 2015.
adanya kerjasama terkait program yang telah
direncanakan seperti program seni teater dan Regulasi perundang- undangan.
kurang adanya pemateri sehingga program ini
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tidak terlaksana dan terealisasi. tentang Perlindungan Anak (C 9).
Bandung, Citra Aditya Bakti

DAFTAR PUSTAKA Kebijakan Wali Kota Malang Nomor 88 Tahun


2011 Tentang Pemberdayaan
Departemen sosial Republik Indonesia (2004)
Kesejahtraan Masalah Sosial.
Standar pelayanan Anak Jalanan
melalui Rumah Singgah, Departemen
sosial Republik Indonesia, Jakarta.

Fahrudin, Adi, 2014, Pengantar kesejahteraan


sosial, Refika Aditama, Bandung

Handoko, Hani, 2009, Manajemen, BPFE –


YOGYAKARTA, Yogyakarta.

Suharto, Edi, 2008, Kebijakan sosial sebagai


kebijakan public, Alfabeta, Bandung

----------------, 2009, Membangun masyarakat


memberdayakan rakyat, Reflika
Aditama Bandung.

Cannon, Lisa, 2004, Menjadi ORNOP Mandiri


, Yayasan Obor Indonesia,Jakarta.

Achmad Arief. ”Pemberdayaan Anak


jalanan”,dalam http://www.Anak
jalanan/artikel pendidikan
Network,htm, Tanggal Akses, 9
september 2015.

Volume 1, Nomor 1, April 2016 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 37


PETUNJUK BAGI PENULIS TERBITAN BERKALA ILMIAH
PUBLISIA
Jurnal Ilmu Administrasi Publik

Naskah diketik spasi ganda pada kertas kuarto sepanjang maksimum 20 halaman dan diserahkan dalam
bentuk cetak (print out) computer sebanyak 2 eksemplar beserta soft file didalam disk berbentuk document
(Microsoft Word) atau dikirim melalui alamat email: publisia.jopad@unmer.ac.id
Artikel yang dimuat meliputi kajian dan aplikasi teori, hasil penelitian, gagasan konseptual, tinjauan pustaka,
resensi buku baru, bibliografi, dan tulisan praktis berkaitan dengan ilmu sosial, terutama dalam lingkup kajian
ilmu administrasi Negara.
Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dengan format esai, disertai judul subbab
(heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul subbab. Peringkat
judul subbab dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda (semua judul subbab dicetak tebal atau miring),
dan tidak menggunakan angka nomor subbab:
PERINGKAT 1 (HURUF BESAR SEMUA, RATA DENGAN TEPI KIRI)
PERINGKAT 2 (Huruf Besar Kecil, Rata dengan Tepi Kiri)
Peringkat 3 (Huruf Besar Kecil Miring, Rata dengan Tepi Kiri)
Sistematika artikel setara hasil penelitian: judul (diusahakan cukup impformatif dan tidak terlalu panjang.
Judul yang terlalu panjang harus dipecah menjadi judul utama dan anak judul); nama penulis (tanpa gelar
akademik); abstrak/intisari (maksimum 250 kata dengan disertai 3-5 istilah kunci (key word); pendahuluan
(tanpa subjudul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruang lingkup tulisan; bahasan utama (dibagi
kedalam subjudul-subjudul); daftar rujukan (berisi pustaka yang dirujuk).
Sistematika artikel hasil penelitian: judul (diusahakan cukup impformatif dan tidak terlalu panjang. Judul
yang terlalu panjang harus dipecah menjadi judul utama dan anak judul); nama penulis (tanpa gelar
akademik); abstrak/intisari (maksimum 250 kata dengan disertai 3-5 istilah kunci (key word); pendahuluan
(tanpa subjudul) yang berisi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasil;
pembahasan; simpulan dan saran; daftar rujukan (berisi pustaka yang dirujuk).
Sistematika penulisan rujukan/daftar pustaka: rujukan/daftar pustaka ditulis dalam abjad secara alfabetis
dan kronologis dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk buku: nama pengarang, tahun terbit, judul, edisi, penerbit, tempat terbit.
Contoh: Hicman, G.R. dan Lee, D,S., 2001, Managing humanresources in the public sector: a shared
responsibility, Harcourt College Publisher, Fort Worth.
b. Untuk karangan dalam buku: nama pengarang, tahun, judul karangan, nama editor: judul buku, nama
penerbit, tempat terbit, halaman permulaan dan akhir karangan.
Contoh: Mohanty, P.K., 1999, “Municipal decentralization and governance: autonomy, accountability and
participation”, dalam S.N. Jan and P.C. Mathur (eds): Decentralization and
politics, Sage Publication, New Delhi, pp. 212-236
c. Untuk karangan dalam jurnal/majalah: nama pengarang, tahun, judul karangan, nama jurnal/majalah,
volume/jilid, (nomor), halaman permulaan dan halaman akhir karangan.
Contoh: Sadhana, Kridawati, 2005, “Implementasi kebijakan dinas kesehatan dalam memberikan
pelayanan pada masyarakat miskin”, PUBLISIA, 9 (3): 156-171.
d. Untuk karangan dalam pertemuan: nama pengarang, tahun, judul karangan, nama pertemuan, waktu,
tempat pertemuan.
Contoh: Utomo, Warsito, 2000, “Otonomi dan pengembangan lembaga di daerah”, makalah disampaikan
dalam Seminar Nasional Profesional Birokrasi dan Peningkatan Kinerja
pelayanan Publik, 29 April 2000, Jurusan Administrasi Negara, FISIPOL UGM,
Yogyakarta.
Ketentuan lain:
 Pemeriksaan dan penyuntingan cetak-coba dilakukan oleh penyunting dan/atau dengan melibatkan
penulis. Artikel yang sudah dimuat dalam bentuk cetak-coba tidak dapat ditarik kembali oleh penulis.
 Penulis yang artikelnya dimuat wajib memberi kontribusi biaya cetak sebesar Rp. 250.000,- (Dua Ratus
Lima Puluh Ribu Rupiah)*.
Program Studi Administrasi Publik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
Jl. Terusan Raya Dieng no. 62-64 Kota Malang 65146
Telp. 0341-568395 psw. 873, Fax. 0341-580537

Anda mungkin juga menyukai