Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL MAGANG

PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI PROGRAM PEER TO


PEER OUTREACH DAN LIFE SKILL TRAINING DI SANGGAR ANAK AKAR
JAKARTA TIMUR

Nama:
1.Siti Nurisa Prikasih (155120101111017)

2.Satria Gunawan (155120101111013)

SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

DKI Jakarta merupakan ibukota Nnegara sekaligus pusat segala kegiatan ekonomi yang
dirasa oleh masyarakat daerah paling banyak lapangan pekerjaan. Dalam mencari pekerjaan
sendiri tentunya banyak perusahaan yang lebih memilih pegawai dengan pendidikan yang
tinggi dan keterampilan yang baik yang ditunjang dengan kesehatan yang baik, yang
membuat persaingan dalam mendapatkan pekerjaan formal sangatlah ketat. Karena selain
bersaing dengan warga yang tinggal di Jakarta mereka juga bersaing dengan masyarakat dari
kota lain penunjang Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Selain itu, Jakarta
juga menjadi daerah yang merupakan tujuan urbanisasi masyarakat dari kota-kota lainnya
yang tak jarang hanya menempuh pendidikan yang rendah dan juga tidak di dukung dengan
keterampilan dalam pekerjaan. Dari sulitnya mendapatkan pekerjaan tersebut maka banyak
dari mereka yang memilih untuk bekerja di sektor informal.
Kesulitan warga dalam mendapatkan pekerjaan ini tentunya berdampak kepada
pendidikan anak mereka sehingga tak jarang anak-anak mereka hanya mampu menempuh
pendidikan tidak sampai pada perguruan tinggi dan bahkan tidak mendapat pendidikan
formal yang tak jarang tidak memiliki bekal berupa keahlian-keahlian lain yang berguna
dalam dunia kerja. Padahal pada Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga Nnegara yang berusia 7-15 tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar. Pada Pasal 34 ayat 2 disebutkan bahwa pemerintah dan
pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang
pendidikan dasar tanpa dipungut biaya, dan pada ayat 3 disebutkan bahwa wajib belajar
merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Akan tetapi masih banyak dan dari anak-
anak di Indonesia khususnya di DKI Jakarta yang belum bisa mendapatkan pendidikan
tersebut. Sehingga kerena rendahnya pendidikan tersebut juga mendorong mereka terjun ke
pergaulan-pergaulan yang tidak sehat fisik maupun sosialnya seperti anak jalanan, pengamen,
dan lain-lain.
Anak-anak dan remaja yang diharapkan mampu meningkatkan kondisi ekonomi dan
sosial keluarganya menjadi semakin kesulitan karena kondisi-kondisi yang membuat mereka
makin kesulitan karena kondisi tersebut. Sehingga jika tidak segera dilakukan upaya-upaya
perubahan terhadap kondisi tersebut maka lingkaran kemiskinan yang terjadi akan terus
berlanjut dan akan berdampak pada pembangunan berkelanjutan yang sedang dilaksanakan
oleh pemerintah. Artinya disiniuntuk dalam memerangi lingkaran kemiskinan dan untuk
mendukung usaha pemerintah dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan pendidikan
yang didukung dengan kesehatan yang baik menjadi aspek yang sangat penting sehingga
mampu bersaing dan berkarya di likungannya.

Maka dari keadaan itulah hadir Sanggar Anak Akar. Sanggar Anak Akar adalah model
pendidikan alternatif dan nonformal untuk anak-anak miskin perkotaan di Jakarta yang
berusia 6 - -12 tahun dan 12-17 tahun. Program yang diusulkan akan secara langsung
menguntungkan anak-anak kurang mampu di Jakarta dengan menyediakan pendidikan
berkualitas dan gratis yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kegiatan diimplementasikan di
Sekolah Otonomi Sanggar Anak Akar dan juga di empat komunitas basis di sekitar Jakarta.
Dimana dDalam melaksanakan kegiatan sekolah otonom tersebut Sanggar Anak Akar
mengusung beberapa program dalam bidang pendidikan informal yang bertujuan umum
untuk: (1). Mmelakukan model pendidikan alternatif berkualitas yang sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan anak-anak miskin perkotaan.; (2). Mmemfasilitasi pengembangan ketrampilan
dan kapasitas anak-anak miskin kota dalam menghadapi tantangan dan kebutuhan hidup; dan
. (3). Mmenjadi model pendidikan alternatif sebagai gerakan budaya yang menghormati hak
anak. Maka dari itu kami ingin bergabung dengan Sanggar Anak Akar dalam menjalankan
tujuan umum yang pertama dan kedua yang tentunya berkaitan sekali ketika berbicara tentang
anak jalanan dan pendidikan nonformal. Kami ingin berpartisipasi melalui kerjasama dengan
pihak Sanggar Anak Akar yang memfasilitasi kami untuk melaksanakan dengan mengangkat
dua beberapa program pemberdayaan: yang akan kami usung yaitu “program pemberdayaan
melalui Peer To Peer Outreach (Pembekalan Pola Hidup Sehat) dan Life Skill Training.”
dimana program yang kami angkat
1.2 Rumusan Program Kegiatan
Berangkat dari penjelasan mengenai permasalahan pendidikan yang ada di Jakarta serta
peran Sanggar Anak Akar, kami ingin mengajukan program “program pemberdayaan melalui
Peer To Peer Outreach (Pembekalan Pola Hidup Sehat) dan Life Skill Training ” sebagai
bentuk pemberdayaan terhadap anak-anak jalanan yang kurang mampu dan putus sekolah.
1. Tujuan Program
Dengan adanya program “program pemberdayaan melalui Peer to Peer Outreach
(Pembekalan Pola Hidup Sehat) dan Life Skill Training” di harapkan anak-anak muda yang
belum formal mendapatkan pendidikan nonformal sehingga terbangun modal sosial dalam
bidang pendidikan dan keterampilan pada anak jalanan.
Apa (saja) mata kuliah yang sedang dirujuk untuk kegiatan PKN ini?
BAB II
LANDASAN PROGRAM DAN KONSEP KEGIATAN
2.1 Landasan Konsep
2.1.1 Anak Jalanan
Menurut (Surbakti dkk, 1997) berdasarkan hasil kajian di lapangan, secara garis besar anak
jalanan dibedakan dalam 3 kelompok yaitu:
1. Children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi – sebagai
pekerja anak- di jalan, tetapi masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua
mereka. Sebagian penghasilan mereka dijalankan pada kategori ini adalah untuk
membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau tekanan
kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orang
tuanya.
2. Children of the street, yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik
secara sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai
hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu.
Banyak diantara mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab lari atau pergi dari
rumah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak pada kategori ini sangat
rawan terhadap perlakuan salah, baik secara sosial, emosional, fisik maupun seksual.
3. Children from families of the street, yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang
hidup di jalanan. Meskipun anak-anak ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang
cukup kuat, tetapi hidup mereka terombang-ambing dari satu tempat ke tempat lain
dengan segala risikonya. Salah satu ciri penting dari kategori ini adalah 17
pemampangan kehidupan jalanan sejak anak masih bayi, bahkan sejak anak masih
dalam kandungan. Di Indonesia kategori ini dengan mudah dapat ditemui di berbagai
kolong jembatan, rumah-rumah liar sepanjang rel kereta api dan pinggiran sungai,
walau secara kuantitatif jumlahnya belum diketahui secara pasti.

2.1.2 Konsep Pendidikan Nonformal


Menurut Paulo Freire (dalam (Fatah, 2012), pendidikan nonformal adalah obat
mujarab bagi seluruh penyakit pendidikan masyarakat pemikiran dan konsep-konsepnya
memberikan keleluasaan kepada pendidikan nonformal untuk tumbuh dan berkembang dalam
melayani masyarakat, dan sebagai pendidikan alternatif didari pendidikan formal. Artinya
disini Freire melihat betapa pentingnya pendidikan nonformal bagi mereka yang yang tidak
dapat menempukh pendidikan formal karena disini dengan adanya pendidikan nonformal
membuka kesempatan bagi tersebut mereka untuk tetaop mampu berkembang dengan baik
dalam menjalankan fungsinya di masyarakat. Adapun Pendididikan nonformal yang kami
dimaksud dalam program ini mengacu pada adalah Secara luas (Coombs (,1973) yang
menjelaskan bahwa pendidikan nonformal adalah: setiap kegiatan pendidikan yang
terorganisasi, diselenggarakan di luar pendidikan persekolahan, dilaksanakan secara
tersendiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas dengan maksud
memberikan layanan khusus kepada warga belajar di dalam mencapai tujuan belajar.
berkembang dalam melayani masyarakat, dan sebagai pendidikan alternatif di pendidikan
formal.
Mengingat pendidikan nonformal juga pendidikan yang penting di luar dari
pendidikan persekolahan maka pendidikan nonformal bagi anak jalanan adalah suatu metode
pendidikan yang dibutuhkan mereka demi mengembangkan diri didalam masyarakat
khususnya masyarakat ibu kota. Dalam kegiatan PKN ini kami ingin memberikan
powersharing dan pengembangan [apa?] kepada anak-anak pinggiran yang mengalami putus
sekolah serta berada pada lingkungan yang kondisi sosial nya perlu diperhatikan seperti anak
yang terbiasa berkelahi atau tawuran dan anak yang menjadi pengemis jalanan.
Pengembangan ini mengutamakan Ppeer to peer outreach, yaitu pembekalan pengetahuan
tentang pola hidup yang sehat yang terhindar dari narkoba serta HIV/AIDS, serta pembekalan
life skills demi menunjang kehidupan yang lebih baik nantinya.

2.2 Program Kami


2.2.1 PEER TO PEER OUTREACH (PEMBEKALAN POLA HIDUP SEHAT)
Karena sSanggar aAnak aAkar bergerak dalam bidang seni maka kami mencoba
menggunakan seni sebagai media sosialisasi kami. Kami akan memaparkan penjelasan
singkat dan menarik (menggunakan gambar, siymbol, pemutaran film animasi) mengenai
pentingnya pola hidup sehat yang terbebas dari narkoba dan HIV/AIDS. Kami akan
mengarahkan anak-anak untuk membuat poster tentang HIV/AIDS serta bahaya narkoba dan
pola hidup sehat. LuaranOutcome-nya adalah diharapkan modal sosial akan tumbuh pada diri
anak-anak tersebut sehingga mereka dapat menjadi Ppeer Eeducators menyebarkan informasi
mengenai pola hidup sehat terbebas dari narkoba dan HIV/AIDS kepada teman-teman
mereka yang masih berada di jalanan, keluarga mereka, tetangga di lingkungan rumah
mereka dengan menunjukan hasil karya berupa poster bertajuk pola hidup sehat tersebut dan
proses tersebut akan efek menyebar dan terus menerus.
2.2.2 LIFE SKILL TRAINING
Kami akan mendata minat dan bakat seluruh anak-anak pinggiran pada sSanggar
aAnak aAkar sehingga kami bekerjasama dengan (pengurus/pendamping?) sanggar anak akar
untuk akan menyediakan beberapa fasilitas yang berkaitan dengan minat serta bakat anak-
anak tersebut. Berikut adalah pengklasifikasian nya:
· Kelompok minat bakat seni: anak-anak yang memiliki keterampilan dalam hal
melukis, peran, bernyanyi serta bermain musik
· Kelompok minat bakat kerajinan tangan: anak-anak yang memiliki keterampilan
dalam pembuatan suatu karya yang bernilai jual seperti: tempat lilin, gelang, dll.
· Kelompok minat bakat Llingkungan: anak anak yang memiliki ketertarikan tinggi
terhadap pelestarian lingkungan.
Setelah melakukan pengklasifikasian minat dan bakat maka anak-anak akan diarahkan
untuk membuat suatu barang bernilai jual, seperti contoh nya: tempat lilin, hiasan taman,
gelang, baju, dll untuk dijual di Bbazar amal. Nantinya keberlangsungan dari life skill
training ini memiliki harapan bahwa anak-anak jalanan nantinya terus mengembangan skill
yang dasar nya sudah kami berikan demi melanjutkan hidup yang lebih baik, terlepas dari
kehidupan menjadi pengemis atau anak yang kerap kali tawuran.

2.2 Tahap dan Skema Kerja


· Tahap Persiapan Program:
1. Dalam tahap ini kami melakukan perkenalan terkait dengan tujuan kami di sanggar
anak akar untuk melakukan PKN dengan program pemberdayaan (Ppeer to pPeer
outreach serta Llife skill training)
2. Selanjutnya kami mempersiapkan alat-alat atau bahan yang digunakan untuk
keberlangsungan program kami seperti alat untuk menggambar dan membuat
kerajinan.

· Tahap Pelaksanaan Program: Awal pelaksanaan program pemberdayaan anak jalanan


melalui program PKN ini akan peer to peer outreach dan life skill training ini
dilakukan antara pada waktu PKN kami yakni akhir jJuni akhir hingga jJuli (kapan) di
sSanggar aAnak aAkar, Jakarta tTimur

· Tahap Evaluasi Program: Dalam tahap ini dilakukan peninjauan atas berjalan atau
tidaknya program yang kami tawarkan. Di tengah perjalanan nanti ketika kami sudah
tidak magang di sana, tidak pernah diketahui apakah program pemberdayaan anak
jalanan melalui program peer to peer outreach dan life skill traning di sanggar anak
akar. Nantinya program yang berjalan akann dilakukan evaluasi untuk memetakan
kendala apa saja yang di hadapi dan melakukan proses diskusi untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
· Tahap Rekomendasi: setelah dilakukan evaluasi, jika program kami berjalan baik
akan kami jadikan rekomendasi ke LSM, rumah singgah pemerhati anak lainnya.
BAB III
TATA PELAKSANAAN
3.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Dalam pelaksanaan program kami yakni “pemberdayaan anak jalanan melalui
program peer to peer outreach dan life skill training” yang kami ajukan untuk Praktik Kerja
Nyata (PKN) kepada Sanggar Anak Akar, Jakarta timur ada beberapa metode yang akan kami
lakukan untuk mewujudkan tujuan program tersebut, yakni:

1. Survey

Kami melakukan surveyi ke sSanggar aAnak aAkar, Jakarta tTimur untuk melihat
anak-anak jalanan yang keseharian nya menjadi pengamen dan kerap melakukan
tawuran. Selain itu kami akan melihat aktivitas mereka di sSanggar aAnak aAkar
yang berkenaan dengan isu pendidikan.

2. Sosialisasi

Kami melakukan sosialisasi, perkenalan maksud dan tujuan kami ke pihak sSanggar
aAnak aAkar Bapak Ibe Karyanto dan rekan-rekannya lalu kami melakukan
perkenalan dan bounding melalui beberapa games kepada anak-anak di sana.
Selanjutnya kami melakukan sosialisasi gaya hidup sehat bebas narkoba dan
HIV/AIDS serta mencoba mengaplikasikannya pada poster sehingga anak-anak dapat
mengkreasikan hasil sosialisasi kami ke dalam bentuk seni. Dengan pendekatan
melalui seni maka anak jalanan akan lebih mudah memahami penjelasan mengenai
gaya hidup sehat, ketika mereka sudah memahami hal tersebut mereka akan membagi
pengetahuannya kepada teman sebaya nya sehingga secara tidak langsung
terbentuklah modal sosial mereka. Kedua, kami melakukan sosialisasi life skills
training dimana anak-anak yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok minat bakat
diminta untuk menuangkan ekspresinya kedalam bentuk barang bernilai jual yang
nantinya akan dijual di bazar amal. Harapannya skills yang mereka dapatkan akan
digunakan sebagai bekal melanjutkan kehidupan yang lebih baik serta dapat
meningkatkan kepercayaan diri mereka bahwa karya yang mereka buat sendiri dapat
bernilai jual.
3. Evaluasi

Evaluasi di sini dilakukan untuk melihat program yang kami rancang sudah berjalan
baik atau belum. Kendala apa saja yang kami hadapi akan kami paparkan nantinya
dan dibahas dengan pihak sSanggar aAnak aAkar agar mendapatkan solusi. Namun
jika dalam pelaksanaan program kami telah berjalan dengan baik maka besar harapan
kami agar sSanggar aAnak aAkar terus melanjutkan program kami atau mungkin
diterapkan pada LSM bidang pemerhati anak yang lainnya.

4. Rekomendasi

Rekomendasi di sini bermaksud apabila program yang kami jalankan berhasil


diterapkan di sSanggar aAnak aAkar dan diterima oleh masyarakat maka kami akan
merekomendasikannya kepada beberapa LSM pemerhati anak lainnya, dengan
harapan semakin anak-anak jalanan yang memiliki bekal pengetahuan gaya hidup
sehat terbebas dari narkoba, HIV/AIDS serta semakin banyak anak jalanan yang
minat bakat nya di gali lebih dalam demi keberlangsungan bekal hidup mereka.

3.2 Skema Pembagian Kerja

Program “pemberdayaan anak jalanan melalui program peer to peer outreach dan life
skill training” yang akan di laksanakan oleh dua mahasiswa dan akan dibantu oleh rekan
sanggar anak akar. Berikut skema pembagian kerja dari kami:

No Pelaksana Keterangan Pembagian Tugas


1. Siti Nurisa Prikasih a. Penulisan -Pembuatan BAB II dan III
Proposal
b. Persiapan dan -Survey awal untuk melihat
Pelaksanaan lokasi sekaligus untuk
Program menetapkan sasaran
program
-Sosialisasi bersama pihak
sanggar anak akar Bapak
Ibe Karyanto mengenai
program yang kami
tawarkan
-Sosialisasi bersama rekan-
rekan lain sanggar anak
akar mengenai program
yang kami tawarkan
-Melaksanakan program
pemberdayaan anak jalanan
melalui program peer to
peer outreach dan life skill
training

c.Penulisan Laporan -Menuliskan masing-


masing terkait dengan
pembagian tugas yang
sudah dibentuk
2. Satria Gunawan a. Penulisan -Pembuatan BAB I
Proposal -Survey awal untuk melihat
b. Persiapan dan lokasi sekaligus untuk
Pelaksanaan menetapkan sasaran
Program program
-Sosialisasi bersama pihak
sanggar anak akar Bapak
Ibe karyanto mengenai
program yang kami
tawarkan
-melaksanakan program
pemberdayaan anak jalanan
melalui program peer to
peer outreach dan life skill
training
-menyiapkan instrument
untuk pembuatan poster
bagi program peer to peer
outreach

c. Penulisan Laporan -Menuliskan masing-


masing terkait dengan
pembagian tugas yang
sudah dibentuk
3.3 Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program Peer To Peer Outreach


dan Life Skill Training kami ajukan untuk Praktik Kerja Nyata (PKN) kepada Sanggar Anak
Akar yang akan dilaksanakan kurang lebih satu setangah bulan yakni sekitar akhir bulan Juni
hingga Agustus. Berikut kami akan menjelaskan jadwal pelaksanaan kegiatan program yang
kami ajukan di dalam table berikut ini:

No Kegiatan Waktu Keterangan Tujuan Capaian


1. Persiapan -Dimulai -Melakukan -Mempersiapkan -Persiapan program
Tahap 1 dari persiapan survey apa saja yang akan tepat sasaran
persiapan lokasi dan kami lakukan, agar
perizinan melakukan tidak terjadi miss
PKN koordinasi dengan communication
(februari- pihak Sanggar Anak antara pihak yang
april 2018) Akar dengan jadwal membantu kami
dan pelaksanaan dalam
kegiatan di lokasi melaksanakan
yang menjadi program dan juga
sasaran program pihak yang
kami. membantu kami
-Minggu -Mempersiapkan dapat mengetahui -Mengenal dan
2. Persiapan pertama bahan-bahan atau program atau merekatkan diri kami
Tahap 2 PKN alat yang akan kegiatan yang akan dengan anak jalanan
digunakan untuk kami laksanakan. di sanggar anak
keberlangsungkan akar(bounding)
program (bahan
untuk menggambar
poster, kerajinan
,dll)
- perkenalan dengan
anak-anak jalanan di
sanggar anak akar,
bermain games
tebak gambar,
bernyanyi sebagai
pembuka kegiatan
PKN kam
2. Pelaksanaan Minggu Ke- -Melaksanakan -Harapan nya - Dengan bekal
Kegiatan 2 program peer to peer anak-anak jalanan pengetahuan tersebut
outreach di sanggar anak maka anak-anak
mengenalkan pola akar akan mengerti akan memiliki modal
hidup sehat bebas dan memberikan sosial yang tumbuh
narkoba dan informasi tersebut dan menjadi peer
HIV/AIDS melalui ke teman sebaya educator.
pembuatan poster. yang masih berada
di jalanan.

-Agar anak jalanan


Minggu ke-3 -Melaksanakan di sanggar anak -Berkembangnya
program life skill akar memiliki keterampilan anak
training berdasarkan bekal untuk masa jalanan sehingga
kelompok minat depan, harapannya dapat menghadapi
bakat dibantu oleh mereka terbebas tantangan dan
rekan sanggar anak dari kebiasaan memenuhi
akar lainnya. Anak- mengemis dan kebutuhan hidup
anak dibantu untuk tawuran. khususnya di ibu
mengasah bakat kota.
bernyanyi, membuat
kerajinan, merawat
tanaman.
Minggu ke-4 -Pelaksanaan Bazar
bertajuk “Bazar -Kepercayaan diri
Amal” yang menjual anak jalanan
barang karya anak meningkat karena
jalanan (poster, hasil karya mereka
lukisan, kerajinan bernilai jual.
3. Evaluasi dan Minggu Ke- -Melakukan evaluasi -Agar kami dapat -Semakin banyak
Rekomendasi 5 terkait program atau melihat apakah anak jalanan yang
kegiatan program yang mendapatkan
“pemberdayaan anak kami buat dapat fasilitas serupa pada
jalanan melalui berjalan dengan LSM dibidang
program peer to baik atau tidak. pendidikan alternatif
peer outreach dan Apakah anak-anak atau pemerhati anak.
life skill training di jalanan menerima
sanggar anak akar, dan berpartisipasi
Jakarta timur” baik dalam
kendala apa saja program kami. Jika
yang dihadapi dan iya di harapkan
apa solusi yang tepat program yang
untuk itu. Apabila kami buat dapat di
program kami sudah lanjutkan ke LSM
berjalan baik maka atau rumah
akan berlanjut ke singgah lain yang
tahap rekomendasi. melakukan
kegiatan di bidang
pemerhati anak

Daftar Pustaka
Coombs, P. (1973). New Path to Learning for Rural Children and Youth. New York: ICED.
Fatah, Z. (2012). PENDIDIKAN NONFORMAL BAGI ANAK JALANAN DI LINGKUNGAN
PONDOK SOSIAL (LIPOSOS) KABUPATEN JEMBER . Jember: Universitas Jember.
Surbakti dkk. (1997). Prosiding Lokakarya Persiapan Survey Anak Rawan : Study Rintisan
di Kotamadnya Bandung. Jakarta: BPS dan UNICEF.

Anda mungkin juga menyukai