Anda di halaman 1dari 23

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

PENGEMBANGAN MORAL ANAK JALANAN MELALUI PENDIDIKAN


KARAKTER

Disusun oleh :
Muhammad Nuh Firdaus

1506738353

(085332612385)
Avivah Gusti Rahma

1506729935

Annisa Nursyifa Qolbi

1506732122

Lia Yulia Deliana

1506725861

Muhammad Indra Saputra

1506729310

Alvin Rizalsan Chaniago

1506767441

Aqila Mazi

1506727103

Adinda Nabila Herdani

1506727293

Chaterina Dwi Puspita

1506733232

Fridha Aprilia Pertiwi

1506737571

UNIVERSITAS INDONESIA
Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16424
2015

Page | 1

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3 PEMBAHASAN / ISI
3.1 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter
3.2 Nilai-Nilai Pembentuk Karakter
3.3 Faktor-Faktor Pembentuk Karakter
3.4 Kontribusi Mahasiswa dalam Memberikan Pendidikan Karakter
3.5 Proses Pengajaran Pendidikan Karakter
3.6 Dampak dari Pengajaran Pendidikan Karakter
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

Page | 2

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

1.1

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang di Asia Tenggara yang memiliki penduduk

lebih dari 207 Juta jiwa. Pada tahun 2010, sekitar 19 persen penduduk Indonesia adalah
anak yang di bawah sepuluh tahun, sekitar 37 persen di bawah dua puluh tahun dan sekitar
setengah populasi Indonesia berusia di bawah tiga puluh tahun. Dengan ini, usia produktif
(15-64 tahun) menjadi komposisi demografi terbanyak,
Penduduk Indonesa sebanyak dua pertiga nya memusat di kota yang menjadi pusat
kegiatan ekonomi. Urbanisasi besar-besaran masyarakat desa tidak diimbangi dengan
tingkat pendidikan yang memadai untuk bekerja di kota. Sehingga terjadi kesenjangan
sosial yang di masyarakat kota. Tak jarang anak-anak dibawah umur menjadi korban karena
disalahgunakan untuk mencari nafkah. Masalah ini melahirkan berbagai fenomena, antara
lain fenomena anak jalanan.
Anak jalanan dirundung banyak masalah. Mereka dibesarkan di lingkungan yang
kurang sejahtera sehingga kurang terpenuhinya hak-hak anak. Hak-hak asasi anak terlantar
dan anak jalanan, seperti halnya tercantum dalam UU No. 39 tahun 1999, salah satunya
adalah pendidikan. Pendidikan kurang dianggap penting di kalangan keluarga anak jalanan
karena tingginya biaya pendidikan dan keharusan mereka untuk mencari nafkah. Padahal
sekolah menjadi salah satu agen yang penting untuk masa depan dan perilakunya. Di
lingkungan tempat tinggal dan jalanan yang keras, mereka beradaptasi dengan perilaku
tersebut sehingga setelah dewasa menghasilkan karakter yang kurang baik.
Pendidikan karakter sangat diperlukan bagi anak jalanan untuk menanamkan karakter
yang bertakwa, berbudi luhur, dan sesuai budaya bangsa. Dengan populasi anak jalanan
yang besar, menurut data Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat
Statistik Republik Indonesia tahun 2010 sebanyak 3,1 juta, pendidikan karakter ini
berpengaruh besar terhadap masa depan bangsa. Disamping pendidikan akademis,
pendidikan karakter ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup anak jalanan di masa
mendatang.

Page | 3

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Karena mereka tidak mendapat pendidikan langsung dari lembaga pendidikan formal,
maka salah satu yang dapat membantu mereka ialah mahasiswa. Mahasiswa memiliki peran
yang penting sebagai generasi penerus bangsa. Mahasiswa juga turut berkontribusi dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini ditekankan oleh Tri Dharma Perguruan Tingi
sebagai dasar pelaksanaan pendidikan di universitas universitas. Poin ketiga menekankan
perlunya kepedulian seorang mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya dalam hal ini
adalah anak jalanan. Seorang mahasiswa dituntut untuk dapat membagikan ilmu yang telah
di dapat di bangku kuliah kepada orang yang ada disekitarnya dan salah satu contohnya
adalah anak jalanan.
Penelitian ini ditujukan untuk membantu tugas agen keluarga dan sekolah yang hilang
pada kehidupan anak jalanan yaitu mendidik karakter anak-anak jalanan. Disamping itu,
penelitian ini adalah salah satu gerakan untuk mengubah keadaan bangsa menuju
masyarakat adil dan makmur seperti yang tertera pada Ikatan Keluarga Mahasiswa
Universitas Indonesia (IKM UI).
1.2

Perumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Apakah fungsi dan tujuan pendidikan karakter?


Apa saja nilai nilai yang terdapat dalam pembentukan karakter?
Apakah faktor yang menyebabkan penyimpangan karakter pada anak jalanan?
Bagaimana proses pengajaran pendidikan karakter yang dilakukan terhadap anak

jalanan?
5. Adakah dampak yang dihasilkan setelah melakukan pengajaran pendidikan karakter?
6. Bagaimana peran mahasiswa dalam memberikan pendidikan karakter kepada anak
jalanan?
1.3

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari makalah ini, antara lain :


1. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan karakter;
2. Untuk mengetahui nilai-nilai pembentuk karakter;
3. Untuk mengetahui faktor penyimpangan karakter pada anak jalanan;

Page | 4

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

4.

Untuk mengetahui aktivitas pengajaran pendidikan berkarakter terhadap anak

jalanan;
5. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan karakter terhadap karakter anak jalanan;
6. Untuk mewujudkan pemerataan pendidikan ke semua lapisan sosial.
7. Untuk mengetahui peran mahasiswa dalam memberikan pendidikan karakter kepada
anak jalanan.
1.4

Manfaat Penulisan.

Penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi kami sendiri sebagai penulis,
masyarakat, maupun untuk lembaga terkait. Adapun manfaat yang diharapkan dari
penulisan ini adalah:
1. Manfaat untuk Peneliti
a. Sebagai sumber pengetahuan tambahan mengenai pendidikan karakter;
b. Memberikan sikap peduli sosial;
c. Memberikan pengalaman untuk memberikan pendidikan karakter kepada anak
jalanan.
2. Manfaat untuk Masyarakat
a.

Memberikan sumbangan informasi tentang pentingnya pendidikan karakter bagi


anak bangsa;

b.

Memberikan solusi kepada masyarakat sekitar terkait fenomena anak jalanan;

c.

Sebagai solusi bagi permasalahan kurangnya pendidikan pada kehidupan anak


jalanan.

3. Manfaat untuk Lembaga


a.

Memberikan solusi dalam masalah kurangnya pemerataan pendidikan


khususnya bagi anak jalanan;

b.

Membantu proses pengajaran pendidikan karakter anak bangsa khususnya anak


jalanan.

BAB II

Page | 5

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pemberdayaan adalah proses, cara,
perbuatan memberdayakan. Artinya pemberdayaan merupakan suatu cara yang dilakukan
terhadap suatu objek, agar objek tersebut dapat melakukan suatu hal yang diharapkan oleh
pemberdaya. Dalam penelitian kami, objek yang dimaksud adalah anak jalanan. Anak
jalanan adalah individu yang berumur di bawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian
atau seluruh waktunya

di

jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan guna

mendapatkanuang atau guna mempertahankan hidupnya. Jalanan yang dimaksudkan tidak


hanya menunjuk pada jalanan saja, melainkan juga tempat-tempat lain seperti pasar,
pusat pertokoan, taman kota, alun-alun, terminal, dan stasiun (Shalahuddin 2000).
Anak jalanan dapat dikategorikan menjadi beberapa macam.Konsorsium Anak
Jalanan Indonesia (Supartono, 2004, h.10) pada tahun 1996 di Ambarita, Sumatera Utara,
mengelompokkan anak jalanan menjadi tiga kelompok, yaitu anak jalanan perantauan
(mandiri), anak bekerja di jalanan dan anak jalanan asli. Shalahuddin dalam penelitiannya
mengkategorikan anak jalanan menjadi beberapa macam diantaranya adalah anak jalanan
yang melakuka kegiatan dijalan tapi masih pulang kerumah baik rutin maupun tidak rutin,
anak jalanan yang seluruh waktunya berada di jalanan dan cenderung tidak memiliki
hubungan dengan orang tua maupun keluarga lagi, serta anak jalanan yang dilahirkan dari
keluarga yang tinggal di jalanan (Shalahuddin, dalam Jurnal Perempuan, 2007 h.40).
Jumlah

anak

jalanan

di

Indonesia

dari

tahun

ketahun

mengalami

peningkatan.Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan Tahun 1997 diyakini


banyak pihak sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah anak jalanan di
Indonesia.Pada awal krisis, peningkatan jumlah anak jalanan mencapai sekitar 400% (Sri
Kustartati, 2004).
Anak jalanan melakukan aktivitas tertentu di jalanan yang bertujuan untuk
mempertahankan hidup. Beberapa aktivitas yang dilakukan anak jalanan antara lain adalah
membangun solidaritas, melakukan kegiatan ekonomi, memanfaatkan barang bekas/sisa,

Page | 6

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

melakukan tindakan kriminal, dan melakukan kegiatan yang rentan terhadap eksploitasi
seksual (Shalahuddin, 2000, h. 20-27).
Masalah anak jalanan merupakan hal yang sangat penting dan harus dikelola
denganbaik, karena anak jalanan termasuk investasi bangsa Indonesia yang berupa sumber
daya manusia, namun keberadaananak jalanan diabaikan dan tidak dianggap ada oleh
sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat awam (PratiwiWijayanti, 2010).
Salah satu cara mengelola anak jalanan adalah dengan pemberdayaan melalui
pendidikan karakter, karena sumber daya manusia yang berkualitas pada umumnya lahir
melalui proses pendidikan yang baik dan bermutu (Fenny Oktaviany, 2010).
Konsep pendidikan karakter pada hakikat nya merupakan pendidikan tentang nilainilai luhur yang bersumber dari budaya sendiri dan bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian anak atau siswa didik ke arah yang baik sehingga bias menjadi generasi muda
yang membanggakan bangsa dan negara (T. Ramli, 2003).
Nilai-nilai luhur pada masyarakat Indonesia telah hilang, dapat dilihat dari perilaku
anti budaya yang tercemin diantaranya dari memudarnyasikap kebhinekaan dan kegotongroyongan bangsa Indonesia, disamping kuatnya pengaruh budaya asing di tengah-tengah
masyarakat.Adapun perilaku anti karakter bangsa diantaranya ditunjukkan oleh hilangnya
nilai-nilai luhur yang melekat pada bangsa Indonesia, seperti kejujuran, kesantunan, dan
kebersamaan, serta ditandai dengan munculnya berbagai kasus kriminal (Marzuki, 2013).
Mursyid Itsnaini (2010) judul penelitian ini adalah Pemberdayaan Anak Jalanan oleh
Rumah Singgah Kawah di Kelurahan Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta. Penelitian ini
membahas

tentang Rumah Singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat

non formal, dimana anak anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal
sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut. Rumah Singgah memiliki tujuan
untuk memberikan perlindungan kepada anak anak jalanan dalam bingkai
mengembangkan sikap dan perilaku yang positif untuk memperoleh kembali nilai nilai
dan hak hak sebagai anak yang selama ini tidak terpenuhi oleh anak jalanan.

Page | 7

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Mardiana (2008) judul penelitian ini adalah Perilaku Belajar Anak Jalanan. Dalam
penelitian ini penulis menuturkan bahwa usaha guru mengembangkan perilaku belajar anak
jalanan dalam mengembangkan perilaku belajar anak jalanan dapat dikategorikan ke dalam
enam cara. Pertama, mengondisikan kelas. Kedua, membimbing. Ketiga member cara/trik.
Keempat menstimulus. Kelima, memberi hukuman. Keenam, mengimplementasikan
kebersamaan.
Dwinda Reina Sari (2008) judul penelitian ini adalah Motivasi Belajar Anak Jalanan
di Rumah Singgah DILTS Foundation. Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa
motivasi belajar anak lebih bersifat eksternal, dimana sangat di pengaruhi oleh lingkungan
yang ada, harapan akan mempengaruhi munculnya motivasi sebagai pendorong untuk
merealisasikan dalam perilaku kuat atau tidaknya sebuah motivasi dalam diri subjek
tergantung pada besar atau kecilnya keyakinan anak dalam mencapai harapannya.
Thianzi Zakarya (2012) judul penelitian ini adalah Sisi Kehidupan Anak Jalanan. Dari
penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya pemberdayaan anakanak jalanan seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang manusiawi dan berpihak satu
sama lain bukan hanya salah satu saja. Seperti melakukan berbagai program pendidikan ,
bimbingan belajar, pendidikan agama, pelatihan seni,kreatifitas dan olahraga serta adanya
forum yang memiliki rasa kekeluargaan sehingga mereka tidak sendiri dan merasa kesepian
bahkan mereka akan terus bahagia dengan cara yang benar.
Pratiwi Wijiyanti (2010) judul penelitian Aspirasi Hidup Anak Jalanan. Dibalik
kehidupan jalanan yang sulit, ada sebuah harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih
baik. Aspirasi sesungguhnya didasari oleh kebutuhan dasar manusia untuk berprestasi
(need for achievement) yaitu kebutuhan untuk mewujudkan keinginan dan berbuat yang
lebih baik dari keadaan sekarang. Oleh karena itu semua orang bisa memiliki aspirasi,
termasuk anak jalanan.

BAB III
PEMBAHASAN

Page | 8

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

3.1 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter


Pada dasarnya, pendidikan karakter bertujuan menciptakan generasi bangsa yang
tangguh, toleran, peduli sesama, cinta tanah air dan terbuka akan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Adapun tujuan pendidikan karakter sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945
pasal 3 (3):
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlaq mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang.
Pendidikan karakter, untuk pencapaiannya dengan hasil terbaik, tentu diperlukan
dukungan dari berbagai media sosialisasi seperti keluarga, satuan pendidikan, pemerintah
dan media massa, sehingga penndidikan ini dapat menjalankan fungsinya dengan baik pula.
Fungsi yang dimaksud adalah
(1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan
berperilaku baik;
(2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur;
(3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.

3.2 Nilai-Nilai Pembentuk Karakter


Adapun terdapat 18 nilai pembentuk karakter yang bersumber dari agama, Pancasila,
budaya,dan tujuan pendidikan nasional, yaitu :
1) Religius
2) Jujur
3) Toleransi
4) Disiplin
Page | 9

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

5) Kerja Keras
6) Kreatif
7) Mandiri
8) Demokratis
9) Rasa Ingin Tahu
10) Sikap Kebangsaan
11) Cinta Tanah Air
12) Menghargai Prestasi
13) Bersahabat / Komunikatif
14) Cinta Damai
15) Gemar Membaca
16) Peduli Lingkungan
17) Peduli Sosial
18) Tanggung Jawab
3.3 Faktor-Faktor Pembentuk Karakter
Adanya perbedaan kepribadian setiap individu sangatlah bergantung pada faktor-faktor
yang memengaruhinya. Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan
proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
a. Faktor Biologis
Faktor biologis yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian adalah
jika terdapat karakteristik fisik unik yang dimiliki oleh seseorang. Contohnya, adanya hal
ganjil dalam bentuk fisik dapat membuat seorang anak menjadi pemalas karena adanya

Page | 10

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

tekanan terhadap kejiwaannya. Perlu dipahami bahwa faktor biologis yang dimaksudkan
dapat membentuk kepribadian seseorang adalah faktor fisiknya dan bukan warisan genetik.
b. Faktor Geografis
Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalam mempengaruhi kepribadian
seseorang.Faktor geografis yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim,
topografi, sumberdaya alam) dan lingkungan sosialnya.
c. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian
seseorang. Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang
berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia
dapat bertahan hidup.
d. Faktor Pengalaman Kelompok
Kelompok yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seseorang
dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
Kelompok Acuan (Kelompok Referensi). Sepanjang hidup seseorang, kelompokkelompok tertentu dijadikan model yang penting bagi gagasan atau norma-norma perilaku.
Dalam hal ini, pembentukan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh pola hubungan
dengan kelompok referensinya. Pada mulanya, keluarga adalah kelompok yang dijadikan
acuan seorang bayi selama masa-masa yang paling peka. Setelah keluarga, kelompok
referensi lainnya adalah teman-teman sebaya.
Kelompok

Majemuk. Kelompok

majemuk

menunjuk

pada

kenyataan

masyarakat yang lebih beraneka ragam. Dengan kata lain, masyarakat majemuk memiliki
kelompok-kelompok dengan budaya dan ukuran moral yang berbeda-beda.
e. Faktor Pengalaman

Page | 11

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Pengalaman akan memengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian itu berbedabeda antara satu dan lainnya karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak
seorang pun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama. Sekalipun dalam
lingkungan keluarga yang sama, tetapi tidak ada individu yang memiliki kepribadian yang
sama, karena meskipun berada dalam satu, setiap individu keluarga tidak mendapatkan
pengalaman yang sama. Begitu juga dengan pengalaman yang dialami oleh orang yang
lahir kembar, tidak akan sama.
3.4 Kontribusi Mahasiswa dalam Memberikan Pendidikan Karakter
Mahasiswa sebagai golongan terpelajar berperan sebagai Agent of Change yang
memegang tanggung jawab terhadap maju tidaknya Negara ini. Jika kita mencoba untuk
menengok lembaran lembaran sejarah setidaknya sudah dua kali mahasiswa berhasil
menggulingkan rezim otoriter yang pernah berkuasa di negeri ini. Di zaman reformasi ini
peran mahasiswa sebagai agent of change bergeser, dari yang dulunya berperan sebagai
pengontrol pelaksanaan pemerintah di negeri ini menjadi individu yang aktif berkontribusi
terhadap Negara ini. Satu contoh kontribusi nyata mahasiswa terhadap Negara ini adalah
aktivitas pengajaran pendidikan karakter kepada anak jalanan. Sekelompok mahasiswa
yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda beda berangkat ke
sekolah anak jalanan dan putus sekolah. Di sana mereka membagikan pengalaman mereka
dan memberikan motivasi agar anak anak tersebut tetap bermimpi untuk meraih cita cita
mereka.
3.5 Proses Pengajaran Pendidikan Karakter
Dalam pengajaran pendidikan karakter, kami sebagi pengajar mengharapkan adanya
perkembangan potensi daripada anak-anak jalanan yang kami didik. Mungkin untuk
sebagian orang akan merasa kasihan atau tidak ingin repot saat mengajari anak didiknya,
namun setiap niat baik tidak selalu menghasilkan hal yang baik pula. Karena dengan begitu
maka kita tidak membiarkan potensi dalam diri mereka berkembang. Sesungguhnya saat
seorang anak dihadapi dengan suatu masalah sulit dan menyelesaikannya sendiri dapat
membuat anak tersebut menjadi kuat dan berkarakter. Dengan begitu anak telah belajar

Page | 12

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

untuk bersabar, toleransi dan bertanggung jawab, seperti yang telah tercantum dalam nilai
pembentukan karakter. Sesungguhnya seorang anak jalanan yang tidak pernah mengenyam
bangku pendidikan pun sudah memiliki karakter yang tertanam pada dirinya, seperti
kedisiplinan. Contohnya anak-anak jalanan akan mulai turun ke jalan di waktu yang sama
setiap hari. Maka dari itu disini peran pengajar hanya bertindak sebagai pebimbing yang
menuntun mereka untuk melakukan hal-hal yang seharusnya.
3.6 Dampak dari Pengajaran Pendidikan Karakter
Dampak yang didapatkan terhadap anak-anak berupa kemampuan dalam pengendalian
emosi dan sosial yang dapat menekan tingkat kriminalitas dan tindakan beresiko lainnya.
Selain itu dengan adanya perkembangan emosi dan sosial pada anak-anak dapat
meningkatkan kualitas hidup mereka.
Adapun dampak lainnya adalah kami selaku pengajar telah berkontribusi besar dalam
meningkatkan kualitas karakter masyarakat. Kami juga membantu dalam membangun
karakter bangsa yang merupakan aspek penting dalam perkembangan socialekonomi.

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan

Pendidikan karakter yang dimulai sejak dini tanpa memandang status seseorang
dalam masyarakat perlu diselenggarakan di Indonesia saat ini. Pendidikan karakter ini dapat
Page | 13

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

turut membantu meningkatkan harkat, martabat, dan perekonomian Indonesia. Semua anak
di Indonesia memiliki hak yang sama dalam hal memperoleh pendidikan, termasuk
pendidikan karakter yang bermanfaat dalam kehidupan sosial mereka. Salah satu faktor
utama yang dapat memengaruhi karakter seorang anak adalah lingkungan dimana ia
tinggal. Proses pengajaran yang dilakukan ialah dengan mengerahkan mahasiswa untuk
memberikan pendidikan karakter kepada anak anak jalanan. Setelah anak-anak itu
mendapat pendidikan karakter, setidaknya ia telah memiliki pengetahuan awal tentang
pengertian karakter itu sendiri, mulai dari jenis-jenisnya, seperti apa itu karakter dan
sebagainya. Setelah mendapatkan ilmu tersebut, karakter mereka akan terbentuk dengan
sendirinya dengan pengaruh dari lingkungan dan kebiasaan mereka sehari-hari.

B. Saran
Masalah yang kita hadapi ini bukanlah masalah yang dapat disepelekan dan
memerlukan solusi yang tepat. Krisisnya kepedulian dari berbagai pihak mengenai
pendidikan karakter dan juga kurangnya pengetahuan dari berbagai pihak mengenai
petingnya pendidikan karakter untuk anak bangsa merupukan hal utama yang harus
dibenahi. Untuk pencapaian terbaik, diperlukan dukungan dan kerja sama yang konkret dan
saling melengkapi dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, pemerintahan, media massa,
masyarakat indonesia, dan tak terkecuali kami selaku mahasiswa Universitas Indonesia.
Berikut merupakan saran-saran dari kami untuk pihak-pihak penting terkait upaya
pemberdayaan anak jalanan melalui pendidikan karakter.
Pihak utama yang sangat memengaruhi karakter anak bangsa adalah keluarga.
Untuk itu, keluarga harus memberikan contoh sifat-sifat berkarakter positif kepada anak.
Ajarkanlah anak-anak hal-hal positif mulai dari yang paling sederhana, dan usahakanlah

Page | 14

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

agar hal-hal positif tersebut menjadi kebiasaan bagi anak. Seperti, ajarkanlah dan
berikanlah contoh kepada anak untuk senantiasa jujur, patuh tata tertib, sopan santun, juga
peduli terhadap sesama.
Pemerintahan juga merupakan pihak yang memegang peranan penting untuk upaya
pemberdayaan anak-anak, terlebih anak jalanan, melalui pendidikan karakter. Pemerintah
harus berperan aktif dalam memfasilitasi pendidikan formal, maupun pendidikan informal
secara merata bagi seluruh masyarakat indonesia. Seperti memberlakukan program
pendidikan berbasis karakter, bimbingan belajar, dan upaya pengembangan bakat dan seni
keterampilan terutama untuk anak-anak jalanan. Selain itu, pemerintah seharusnya
memahami proses dan tahapan merupakan hal yang jauh lebih penting dibanding hasil
akhir.
Media massa juga memiliki peranan penting dalam upaya pemberdayaan anak jalanan
melalui pendidikan karakter. Media massa harus memberikan informasi-informasi yang
patut diteladani sehingga terbentuklah karakter positif bagi anak bangsa. Seperti
memberbanyak menyuguhkan tokoh-tokoh inspiratif, kesuksesan anak bangsa,dan
merangkul anak jalanan seraya pemberian pendidikan karakter anak jalanan yang berbasis
agama.
Selain itu, masyarakat indonesia terutama kita selaku mahasiswa diharapkan juga ikut
turun tangan dalam upaya pemberdayaan anak jalanan melalui pendidikan karakter.
Masyarakat indonesia harus meningkatkan kepededuliannya juga empatiya terhadap anak
jalanan. Masyarakat indonesia dapat memberikan pendidikan gratis secara sukarela kepada
anak jalanan, merangkul mereka agar terbentuklah anak bangsa yang berpendidikan juga
bermoral.
Pihak-pihak lain yang tidak disebutkan di atas juga sangat diperlukan dukungan dan
kerja samanya untuk upaya pemberdayaan anak jalanan melalui pendidikan karakter. Agar
terbentuk anak-anak bangsa yang berintelegensi tinggi yang diimbangi moral sehingga siap
untuk bersaing dalam tahap internasional. Karena sesungguhnya anak jalanan bukanlah

Page | 15

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

anak-anak yang terbuang dan perlu diasingkan, melainkan anak-anak bangsa yang citacitanya terpaksa terbuang karena kurangnya kepedulian dari sesama.

DAFTAR PUSAKA

http://cumadiindonesia.com/makin-maraknya-anak-jalanan-siapa-yang-bertanggungjawab/2014
https://datakata.wordpress.com/2014/04/13/pembentukan-karakteristik-individu/
https://pndkarakter.wordpress.com/category/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-karakter/
http://rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa/
http://www.arhysinjai.com/2013/05/pengertian-pendidikan-karakter.html?m=1

http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/demografi/item67
Itsnaini, Mursyid. (2010). Pemberdayaan Anak Jalanan oleh Rumah Singgah Kawah di Kelurahan
Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta.Skripsi pada Fakultas Ushuludin, Studi Agama dan Pemikian
Islama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta; tidak diterbitkan.
Oktaviany, Fenny.(2010). Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Program Sekolah Otonom oleh
Sanggar Anak Akar di Gudang Seng Jakarta Timur .Skripsi pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: tidak diterbitkan.
Sari, Reina. (2008). Motivasi Belajar Anak Jalanan di Rumah Singgah DILTS Foundation. Makalah
pada Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma: tidak diterbitkan.

Page | 16

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Wijayati, Pratiwi. (2010). Aspirasi Hidup Anak Jalanan Semarang .Skripsi Sarjana pada Fakultas
Psikologi Universitas Diponegoro Semarang: tidak diterbitkan.
Zakarya, Thianzi. (2011). Sisi Kehidupan Anak Jalanan. Makalah Diploma pada Departemen
Pendidikan Nasional RI: tidak diterbitkan.

Page | 17

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Lampiran
Identitas Kelompok
Ketua Kelompok

Nama

: Muhammad Nuh Firdaus

NPM

: 1506738353

Program

: Reguler

Fakultas

: Teknik (FT)

Jurusan

: Teknik Kimia

Anggota Kelompok

Nama

: Adinda Nabila Herdani

NPM

: 1506727293

Program

: Reguler

Fakultas

: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan

: Geofisika

Nama

: Alvin Rizalsan Chaniago

NPM

: 1506767441

Program

: Reguler

Fakultas

: Ilmu Administrasi (FIA)

Jurusan

: Ilmu Administrasi Negara

Nama

: Annisa Nursyifa Qolbi

NPM

: 1506732122

Program

: Reguler

Fakultas

: Ilmu Keperawatan

Jurusan

: Ilmu Keperawatan

Page | 18

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Nama

: Aqila Mazi

NPM

: 1506727103

Program

: Reguler

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Nama

: Avivah Gusti Rahma

NPM

: 1506729935

Program

: Reguler

Fakultas

: Kesehatan Masyarakat (FKM)

Jurusan

: Ilmu Kesehatan Masyarakat

Nama

: Chaterina Dwi Puspita

NPM

: 1506733232

Program

: Reguler

Fakultas

: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Jurusan

: Matematika

Nama

: Fridha Aprilia Pertiwi

NPM

: 1506737571

Program

: Reguler

Fakultas

: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Jurusan

: Biologi

Nama

: Lia Yulia Deliana

NPM

: 1506725861

Program

: Reguler

Fakultas

: Ekonomi (FE)

Jurusan

: Bisnis Islam

Page | 19

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Nama

: Muhammad Indra Saputra

NPM

: 1506729310

Program

: Reguler

Fakultas

: Ekonomi

Jurusan

: Ilmu Ekonomi Islam

Foto Pemecahan Masalah


Untuk memecahkan masalah di atas kami melakukan kunjungan ke sekolah anak jalanan
dan putus sekolah binaan Yayasan Pemimpin Anak Bangsa.
Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) merupakan sebuah organisasi non-profit yang
menyelenggarakan pendidikan kesetaraan program Paket A (Setara SD), Paket B (Setara
SMP), dan Paket C (Setara SMA) sejak 10 September 2012 khusus diperuntukkan
masyarakat putus sekolah diberbagai jenjang tanpa dikenakakan biaya pendidikan apapun
atau gratis.
Melalui program Homeschooling Komunitas, YPAB merupakan wadah bagi warga putus
sekolah dari berbagai usia dan pekerjaan mendapatkan pendidikan cuma-cuma yang
berkualitas dan berdaya saing dengan pendidikan formal. YPAB juga merupakan wadah
yang mempertemukan keinginan profesional muda untuk menjadi relawan dan
membagikan ilmunya melalui mengajar warga putus sekolah secara langsung. Sebagian
besar dari tutor di YPAB adalah kalangan profesional dari berabgai macam profesi, agama,
usia, ras, dengan tujuan yang sama yaitu saling berbagi ilmu.

Program pendidikan yang dijalankan YPAB diantaranya:


1.

2.

Pendidikan Kesetaraan
Ditujukan untuk seluruh masyarakat putus sekolah dimana akhir pembelajarannya, peserta
yang telah menjalani kegiatan belajar dan evaluasi berkala yang diadakan akan mengikuti
Ujian Nasional Kesetaraan Paket yang diadakan Pemerintah.
Program Pengembangan Wawasan, Pelatihan dan Keterampilan

Page | 20

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Ditujukan untuk masyarakat umum dan/atau putus sekolah yang ingin menambah wawasan
dan/atau memiliki keterampilan praktis.
3.

Bimbingan Belajar Anak


Ditujukan untuk anak-anak usia sekolah 4 15 tahun untuk mendapatkan bimbingan
belajar, tambahan materi pelajaran, berbagai pengetahuan dan ketrampilan, pendidikan
karakter dan mengikutsertakan mereka ke berbagai kompetisi yang bernilai positif.
(dikutip dari ypab.org)

Kegiatan sharing, berbagi pengalaman dan penanaman pendidikan karakter di sekolah anak
jalanan dan putus sekolah binaan Yayasan Pemimpin Anak Bangsa

Page | 21

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Terlihat siswa tampak tertarik menyimak materi yang di sampaikan

Pemateri juga nampak antusias menyampaikan materi yang ingin disampaikan

Page | 22

Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia 2015

Foto bersama siswa sekolah anak jalanan dan putus sekolah binaan Yayasan Pemimpin
Anak Bangsa

Page | 23

Anda mungkin juga menyukai