Disusun oleh :
Muhammad Nuh Firdaus
1506738353
(085332612385)
Avivah Gusti Rahma
1506729935
1506732122
1506725861
1506729310
1506767441
Aqila Mazi
1506727103
1506727293
1506733232
1506737571
UNIVERSITAS INDONESIA
Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16424
2015
Page | 1
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3 PEMBAHASAN / ISI
3.1 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter
3.2 Nilai-Nilai Pembentuk Karakter
3.3 Faktor-Faktor Pembentuk Karakter
3.4 Kontribusi Mahasiswa dalam Memberikan Pendidikan Karakter
3.5 Proses Pengajaran Pendidikan Karakter
3.6 Dampak dari Pengajaran Pendidikan Karakter
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Page | 2
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang di Asia Tenggara yang memiliki penduduk
lebih dari 207 Juta jiwa. Pada tahun 2010, sekitar 19 persen penduduk Indonesia adalah
anak yang di bawah sepuluh tahun, sekitar 37 persen di bawah dua puluh tahun dan sekitar
setengah populasi Indonesia berusia di bawah tiga puluh tahun. Dengan ini, usia produktif
(15-64 tahun) menjadi komposisi demografi terbanyak,
Penduduk Indonesa sebanyak dua pertiga nya memusat di kota yang menjadi pusat
kegiatan ekonomi. Urbanisasi besar-besaran masyarakat desa tidak diimbangi dengan
tingkat pendidikan yang memadai untuk bekerja di kota. Sehingga terjadi kesenjangan
sosial yang di masyarakat kota. Tak jarang anak-anak dibawah umur menjadi korban karena
disalahgunakan untuk mencari nafkah. Masalah ini melahirkan berbagai fenomena, antara
lain fenomena anak jalanan.
Anak jalanan dirundung banyak masalah. Mereka dibesarkan di lingkungan yang
kurang sejahtera sehingga kurang terpenuhinya hak-hak anak. Hak-hak asasi anak terlantar
dan anak jalanan, seperti halnya tercantum dalam UU No. 39 tahun 1999, salah satunya
adalah pendidikan. Pendidikan kurang dianggap penting di kalangan keluarga anak jalanan
karena tingginya biaya pendidikan dan keharusan mereka untuk mencari nafkah. Padahal
sekolah menjadi salah satu agen yang penting untuk masa depan dan perilakunya. Di
lingkungan tempat tinggal dan jalanan yang keras, mereka beradaptasi dengan perilaku
tersebut sehingga setelah dewasa menghasilkan karakter yang kurang baik.
Pendidikan karakter sangat diperlukan bagi anak jalanan untuk menanamkan karakter
yang bertakwa, berbudi luhur, dan sesuai budaya bangsa. Dengan populasi anak jalanan
yang besar, menurut data Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat
Statistik Republik Indonesia tahun 2010 sebanyak 3,1 juta, pendidikan karakter ini
berpengaruh besar terhadap masa depan bangsa. Disamping pendidikan akademis,
pendidikan karakter ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup anak jalanan di masa
mendatang.
Page | 3
Karena mereka tidak mendapat pendidikan langsung dari lembaga pendidikan formal,
maka salah satu yang dapat membantu mereka ialah mahasiswa. Mahasiswa memiliki peran
yang penting sebagai generasi penerus bangsa. Mahasiswa juga turut berkontribusi dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini ditekankan oleh Tri Dharma Perguruan Tingi
sebagai dasar pelaksanaan pendidikan di universitas universitas. Poin ketiga menekankan
perlunya kepedulian seorang mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya dalam hal ini
adalah anak jalanan. Seorang mahasiswa dituntut untuk dapat membagikan ilmu yang telah
di dapat di bangku kuliah kepada orang yang ada disekitarnya dan salah satu contohnya
adalah anak jalanan.
Penelitian ini ditujukan untuk membantu tugas agen keluarga dan sekolah yang hilang
pada kehidupan anak jalanan yaitu mendidik karakter anak-anak jalanan. Disamping itu,
penelitian ini adalah salah satu gerakan untuk mengubah keadaan bangsa menuju
masyarakat adil dan makmur seperti yang tertera pada Ikatan Keluarga Mahasiswa
Universitas Indonesia (IKM UI).
1.2
Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
jalanan?
5. Adakah dampak yang dihasilkan setelah melakukan pengajaran pendidikan karakter?
6. Bagaimana peran mahasiswa dalam memberikan pendidikan karakter kepada anak
jalanan?
1.3
Tujuan Penulisan
Page | 4
4.
jalanan;
5. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan karakter terhadap karakter anak jalanan;
6. Untuk mewujudkan pemerataan pendidikan ke semua lapisan sosial.
7. Untuk mengetahui peran mahasiswa dalam memberikan pendidikan karakter kepada
anak jalanan.
1.4
Manfaat Penulisan.
Penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi kami sendiri sebagai penulis,
masyarakat, maupun untuk lembaga terkait. Adapun manfaat yang diharapkan dari
penulisan ini adalah:
1. Manfaat untuk Peneliti
a. Sebagai sumber pengetahuan tambahan mengenai pendidikan karakter;
b. Memberikan sikap peduli sosial;
c. Memberikan pengalaman untuk memberikan pendidikan karakter kepada anak
jalanan.
2. Manfaat untuk Masyarakat
a.
b.
c.
b.
BAB II
Page | 5
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pemberdayaan adalah proses, cara,
perbuatan memberdayakan. Artinya pemberdayaan merupakan suatu cara yang dilakukan
terhadap suatu objek, agar objek tersebut dapat melakukan suatu hal yang diharapkan oleh
pemberdaya. Dalam penelitian kami, objek yang dimaksud adalah anak jalanan. Anak
jalanan adalah individu yang berumur di bawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian
atau seluruh waktunya
di
anak
jalanan
di
Indonesia
dari
tahun
ketahun
mengalami
Page | 6
melakukan tindakan kriminal, dan melakukan kegiatan yang rentan terhadap eksploitasi
seksual (Shalahuddin, 2000, h. 20-27).
Masalah anak jalanan merupakan hal yang sangat penting dan harus dikelola
denganbaik, karena anak jalanan termasuk investasi bangsa Indonesia yang berupa sumber
daya manusia, namun keberadaananak jalanan diabaikan dan tidak dianggap ada oleh
sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat awam (PratiwiWijayanti, 2010).
Salah satu cara mengelola anak jalanan adalah dengan pemberdayaan melalui
pendidikan karakter, karena sumber daya manusia yang berkualitas pada umumnya lahir
melalui proses pendidikan yang baik dan bermutu (Fenny Oktaviany, 2010).
Konsep pendidikan karakter pada hakikat nya merupakan pendidikan tentang nilainilai luhur yang bersumber dari budaya sendiri dan bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian anak atau siswa didik ke arah yang baik sehingga bias menjadi generasi muda
yang membanggakan bangsa dan negara (T. Ramli, 2003).
Nilai-nilai luhur pada masyarakat Indonesia telah hilang, dapat dilihat dari perilaku
anti budaya yang tercemin diantaranya dari memudarnyasikap kebhinekaan dan kegotongroyongan bangsa Indonesia, disamping kuatnya pengaruh budaya asing di tengah-tengah
masyarakat.Adapun perilaku anti karakter bangsa diantaranya ditunjukkan oleh hilangnya
nilai-nilai luhur yang melekat pada bangsa Indonesia, seperti kejujuran, kesantunan, dan
kebersamaan, serta ditandai dengan munculnya berbagai kasus kriminal (Marzuki, 2013).
Mursyid Itsnaini (2010) judul penelitian ini adalah Pemberdayaan Anak Jalanan oleh
Rumah Singgah Kawah di Kelurahan Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta. Penelitian ini
membahas
non formal, dimana anak anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal
sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut. Rumah Singgah memiliki tujuan
untuk memberikan perlindungan kepada anak anak jalanan dalam bingkai
mengembangkan sikap dan perilaku yang positif untuk memperoleh kembali nilai nilai
dan hak hak sebagai anak yang selama ini tidak terpenuhi oleh anak jalanan.
Page | 7
Mardiana (2008) judul penelitian ini adalah Perilaku Belajar Anak Jalanan. Dalam
penelitian ini penulis menuturkan bahwa usaha guru mengembangkan perilaku belajar anak
jalanan dalam mengembangkan perilaku belajar anak jalanan dapat dikategorikan ke dalam
enam cara. Pertama, mengondisikan kelas. Kedua, membimbing. Ketiga member cara/trik.
Keempat menstimulus. Kelima, memberi hukuman. Keenam, mengimplementasikan
kebersamaan.
Dwinda Reina Sari (2008) judul penelitian ini adalah Motivasi Belajar Anak Jalanan
di Rumah Singgah DILTS Foundation. Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa
motivasi belajar anak lebih bersifat eksternal, dimana sangat di pengaruhi oleh lingkungan
yang ada, harapan akan mempengaruhi munculnya motivasi sebagai pendorong untuk
merealisasikan dalam perilaku kuat atau tidaknya sebuah motivasi dalam diri subjek
tergantung pada besar atau kecilnya keyakinan anak dalam mencapai harapannya.
Thianzi Zakarya (2012) judul penelitian ini adalah Sisi Kehidupan Anak Jalanan. Dari
penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya pemberdayaan anakanak jalanan seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang manusiawi dan berpihak satu
sama lain bukan hanya salah satu saja. Seperti melakukan berbagai program pendidikan ,
bimbingan belajar, pendidikan agama, pelatihan seni,kreatifitas dan olahraga serta adanya
forum yang memiliki rasa kekeluargaan sehingga mereka tidak sendiri dan merasa kesepian
bahkan mereka akan terus bahagia dengan cara yang benar.
Pratiwi Wijiyanti (2010) judul penelitian Aspirasi Hidup Anak Jalanan. Dibalik
kehidupan jalanan yang sulit, ada sebuah harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih
baik. Aspirasi sesungguhnya didasari oleh kebutuhan dasar manusia untuk berprestasi
(need for achievement) yaitu kebutuhan untuk mewujudkan keinginan dan berbuat yang
lebih baik dari keadaan sekarang. Oleh karena itu semua orang bisa memiliki aspirasi,
termasuk anak jalanan.
BAB III
PEMBAHASAN
Page | 8
5) Kerja Keras
6) Kreatif
7) Mandiri
8) Demokratis
9) Rasa Ingin Tahu
10) Sikap Kebangsaan
11) Cinta Tanah Air
12) Menghargai Prestasi
13) Bersahabat / Komunikatif
14) Cinta Damai
15) Gemar Membaca
16) Peduli Lingkungan
17) Peduli Sosial
18) Tanggung Jawab
3.3 Faktor-Faktor Pembentuk Karakter
Adanya perbedaan kepribadian setiap individu sangatlah bergantung pada faktor-faktor
yang memengaruhinya. Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan
proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
a. Faktor Biologis
Faktor biologis yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian adalah
jika terdapat karakteristik fisik unik yang dimiliki oleh seseorang. Contohnya, adanya hal
ganjil dalam bentuk fisik dapat membuat seorang anak menjadi pemalas karena adanya
Page | 10
tekanan terhadap kejiwaannya. Perlu dipahami bahwa faktor biologis yang dimaksudkan
dapat membentuk kepribadian seseorang adalah faktor fisiknya dan bukan warisan genetik.
b. Faktor Geografis
Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalam mempengaruhi kepribadian
seseorang.Faktor geografis yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim,
topografi, sumberdaya alam) dan lingkungan sosialnya.
c. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian
seseorang. Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang
berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia
dapat bertahan hidup.
d. Faktor Pengalaman Kelompok
Kelompok yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seseorang
dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
Kelompok Acuan (Kelompok Referensi). Sepanjang hidup seseorang, kelompokkelompok tertentu dijadikan model yang penting bagi gagasan atau norma-norma perilaku.
Dalam hal ini, pembentukan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh pola hubungan
dengan kelompok referensinya. Pada mulanya, keluarga adalah kelompok yang dijadikan
acuan seorang bayi selama masa-masa yang paling peka. Setelah keluarga, kelompok
referensi lainnya adalah teman-teman sebaya.
Kelompok
Majemuk. Kelompok
majemuk
menunjuk
pada
kenyataan
masyarakat yang lebih beraneka ragam. Dengan kata lain, masyarakat majemuk memiliki
kelompok-kelompok dengan budaya dan ukuran moral yang berbeda-beda.
e. Faktor Pengalaman
Page | 11
Pengalaman akan memengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian itu berbedabeda antara satu dan lainnya karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak
seorang pun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama. Sekalipun dalam
lingkungan keluarga yang sama, tetapi tidak ada individu yang memiliki kepribadian yang
sama, karena meskipun berada dalam satu, setiap individu keluarga tidak mendapatkan
pengalaman yang sama. Begitu juga dengan pengalaman yang dialami oleh orang yang
lahir kembar, tidak akan sama.
3.4 Kontribusi Mahasiswa dalam Memberikan Pendidikan Karakter
Mahasiswa sebagai golongan terpelajar berperan sebagai Agent of Change yang
memegang tanggung jawab terhadap maju tidaknya Negara ini. Jika kita mencoba untuk
menengok lembaran lembaran sejarah setidaknya sudah dua kali mahasiswa berhasil
menggulingkan rezim otoriter yang pernah berkuasa di negeri ini. Di zaman reformasi ini
peran mahasiswa sebagai agent of change bergeser, dari yang dulunya berperan sebagai
pengontrol pelaksanaan pemerintah di negeri ini menjadi individu yang aktif berkontribusi
terhadap Negara ini. Satu contoh kontribusi nyata mahasiswa terhadap Negara ini adalah
aktivitas pengajaran pendidikan karakter kepada anak jalanan. Sekelompok mahasiswa
yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda beda berangkat ke
sekolah anak jalanan dan putus sekolah. Di sana mereka membagikan pengalaman mereka
dan memberikan motivasi agar anak anak tersebut tetap bermimpi untuk meraih cita cita
mereka.
3.5 Proses Pengajaran Pendidikan Karakter
Dalam pengajaran pendidikan karakter, kami sebagi pengajar mengharapkan adanya
perkembangan potensi daripada anak-anak jalanan yang kami didik. Mungkin untuk
sebagian orang akan merasa kasihan atau tidak ingin repot saat mengajari anak didiknya,
namun setiap niat baik tidak selalu menghasilkan hal yang baik pula. Karena dengan begitu
maka kita tidak membiarkan potensi dalam diri mereka berkembang. Sesungguhnya saat
seorang anak dihadapi dengan suatu masalah sulit dan menyelesaikannya sendiri dapat
membuat anak tersebut menjadi kuat dan berkarakter. Dengan begitu anak telah belajar
Page | 12
untuk bersabar, toleransi dan bertanggung jawab, seperti yang telah tercantum dalam nilai
pembentukan karakter. Sesungguhnya seorang anak jalanan yang tidak pernah mengenyam
bangku pendidikan pun sudah memiliki karakter yang tertanam pada dirinya, seperti
kedisiplinan. Contohnya anak-anak jalanan akan mulai turun ke jalan di waktu yang sama
setiap hari. Maka dari itu disini peran pengajar hanya bertindak sebagai pebimbing yang
menuntun mereka untuk melakukan hal-hal yang seharusnya.
3.6 Dampak dari Pengajaran Pendidikan Karakter
Dampak yang didapatkan terhadap anak-anak berupa kemampuan dalam pengendalian
emosi dan sosial yang dapat menekan tingkat kriminalitas dan tindakan beresiko lainnya.
Selain itu dengan adanya perkembangan emosi dan sosial pada anak-anak dapat
meningkatkan kualitas hidup mereka.
Adapun dampak lainnya adalah kami selaku pengajar telah berkontribusi besar dalam
meningkatkan kualitas karakter masyarakat. Kami juga membantu dalam membangun
karakter bangsa yang merupakan aspek penting dalam perkembangan socialekonomi.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan karakter yang dimulai sejak dini tanpa memandang status seseorang
dalam masyarakat perlu diselenggarakan di Indonesia saat ini. Pendidikan karakter ini dapat
Page | 13
turut membantu meningkatkan harkat, martabat, dan perekonomian Indonesia. Semua anak
di Indonesia memiliki hak yang sama dalam hal memperoleh pendidikan, termasuk
pendidikan karakter yang bermanfaat dalam kehidupan sosial mereka. Salah satu faktor
utama yang dapat memengaruhi karakter seorang anak adalah lingkungan dimana ia
tinggal. Proses pengajaran yang dilakukan ialah dengan mengerahkan mahasiswa untuk
memberikan pendidikan karakter kepada anak anak jalanan. Setelah anak-anak itu
mendapat pendidikan karakter, setidaknya ia telah memiliki pengetahuan awal tentang
pengertian karakter itu sendiri, mulai dari jenis-jenisnya, seperti apa itu karakter dan
sebagainya. Setelah mendapatkan ilmu tersebut, karakter mereka akan terbentuk dengan
sendirinya dengan pengaruh dari lingkungan dan kebiasaan mereka sehari-hari.
B. Saran
Masalah yang kita hadapi ini bukanlah masalah yang dapat disepelekan dan
memerlukan solusi yang tepat. Krisisnya kepedulian dari berbagai pihak mengenai
pendidikan karakter dan juga kurangnya pengetahuan dari berbagai pihak mengenai
petingnya pendidikan karakter untuk anak bangsa merupukan hal utama yang harus
dibenahi. Untuk pencapaian terbaik, diperlukan dukungan dan kerja sama yang konkret dan
saling melengkapi dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, pemerintahan, media massa,
masyarakat indonesia, dan tak terkecuali kami selaku mahasiswa Universitas Indonesia.
Berikut merupakan saran-saran dari kami untuk pihak-pihak penting terkait upaya
pemberdayaan anak jalanan melalui pendidikan karakter.
Pihak utama yang sangat memengaruhi karakter anak bangsa adalah keluarga.
Untuk itu, keluarga harus memberikan contoh sifat-sifat berkarakter positif kepada anak.
Ajarkanlah anak-anak hal-hal positif mulai dari yang paling sederhana, dan usahakanlah
Page | 14
agar hal-hal positif tersebut menjadi kebiasaan bagi anak. Seperti, ajarkanlah dan
berikanlah contoh kepada anak untuk senantiasa jujur, patuh tata tertib, sopan santun, juga
peduli terhadap sesama.
Pemerintahan juga merupakan pihak yang memegang peranan penting untuk upaya
pemberdayaan anak-anak, terlebih anak jalanan, melalui pendidikan karakter. Pemerintah
harus berperan aktif dalam memfasilitasi pendidikan formal, maupun pendidikan informal
secara merata bagi seluruh masyarakat indonesia. Seperti memberlakukan program
pendidikan berbasis karakter, bimbingan belajar, dan upaya pengembangan bakat dan seni
keterampilan terutama untuk anak-anak jalanan. Selain itu, pemerintah seharusnya
memahami proses dan tahapan merupakan hal yang jauh lebih penting dibanding hasil
akhir.
Media massa juga memiliki peranan penting dalam upaya pemberdayaan anak jalanan
melalui pendidikan karakter. Media massa harus memberikan informasi-informasi yang
patut diteladani sehingga terbentuklah karakter positif bagi anak bangsa. Seperti
memberbanyak menyuguhkan tokoh-tokoh inspiratif, kesuksesan anak bangsa,dan
merangkul anak jalanan seraya pemberian pendidikan karakter anak jalanan yang berbasis
agama.
Selain itu, masyarakat indonesia terutama kita selaku mahasiswa diharapkan juga ikut
turun tangan dalam upaya pemberdayaan anak jalanan melalui pendidikan karakter.
Masyarakat indonesia harus meningkatkan kepededuliannya juga empatiya terhadap anak
jalanan. Masyarakat indonesia dapat memberikan pendidikan gratis secara sukarela kepada
anak jalanan, merangkul mereka agar terbentuklah anak bangsa yang berpendidikan juga
bermoral.
Pihak-pihak lain yang tidak disebutkan di atas juga sangat diperlukan dukungan dan
kerja samanya untuk upaya pemberdayaan anak jalanan melalui pendidikan karakter. Agar
terbentuk anak-anak bangsa yang berintelegensi tinggi yang diimbangi moral sehingga siap
untuk bersaing dalam tahap internasional. Karena sesungguhnya anak jalanan bukanlah
Page | 15
anak-anak yang terbuang dan perlu diasingkan, melainkan anak-anak bangsa yang citacitanya terpaksa terbuang karena kurangnya kepedulian dari sesama.
DAFTAR PUSAKA
http://cumadiindonesia.com/makin-maraknya-anak-jalanan-siapa-yang-bertanggungjawab/2014
https://datakata.wordpress.com/2014/04/13/pembentukan-karakteristik-individu/
https://pndkarakter.wordpress.com/category/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-karakter/
http://rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa/
http://www.arhysinjai.com/2013/05/pengertian-pendidikan-karakter.html?m=1
http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/demografi/item67
Itsnaini, Mursyid. (2010). Pemberdayaan Anak Jalanan oleh Rumah Singgah Kawah di Kelurahan
Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta.Skripsi pada Fakultas Ushuludin, Studi Agama dan Pemikian
Islama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta; tidak diterbitkan.
Oktaviany, Fenny.(2010). Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Program Sekolah Otonom oleh
Sanggar Anak Akar di Gudang Seng Jakarta Timur .Skripsi pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: tidak diterbitkan.
Sari, Reina. (2008). Motivasi Belajar Anak Jalanan di Rumah Singgah DILTS Foundation. Makalah
pada Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma: tidak diterbitkan.
Page | 16
Wijayati, Pratiwi. (2010). Aspirasi Hidup Anak Jalanan Semarang .Skripsi Sarjana pada Fakultas
Psikologi Universitas Diponegoro Semarang: tidak diterbitkan.
Zakarya, Thianzi. (2011). Sisi Kehidupan Anak Jalanan. Makalah Diploma pada Departemen
Pendidikan Nasional RI: tidak diterbitkan.
Page | 17
Lampiran
Identitas Kelompok
Ketua Kelompok
Nama
NPM
: 1506738353
Program
: Reguler
Fakultas
: Teknik (FT)
Jurusan
: Teknik Kimia
Anggota Kelompok
Nama
NPM
: 1506727293
Program
: Reguler
Fakultas
Jurusan
: Geofisika
Nama
NPM
: 1506767441
Program
: Reguler
Fakultas
Jurusan
Nama
NPM
: 1506732122
Program
: Reguler
Fakultas
: Ilmu Keperawatan
Jurusan
: Ilmu Keperawatan
Page | 18
Nama
: Aqila Mazi
NPM
: 1506727103
Program
: Reguler
Fakultas
Jurusan
: Ilmu Komunikasi
Nama
NPM
: 1506729935
Program
: Reguler
Fakultas
Jurusan
Nama
NPM
: 1506733232
Program
: Reguler
Fakultas
Jurusan
: Matematika
Nama
NPM
: 1506737571
Program
: Reguler
Fakultas
Jurusan
: Biologi
Nama
NPM
: 1506725861
Program
: Reguler
Fakultas
: Ekonomi (FE)
Jurusan
: Bisnis Islam
Page | 19
Nama
NPM
: 1506729310
Program
: Reguler
Fakultas
: Ekonomi
Jurusan
2.
Pendidikan Kesetaraan
Ditujukan untuk seluruh masyarakat putus sekolah dimana akhir pembelajarannya, peserta
yang telah menjalani kegiatan belajar dan evaluasi berkala yang diadakan akan mengikuti
Ujian Nasional Kesetaraan Paket yang diadakan Pemerintah.
Program Pengembangan Wawasan, Pelatihan dan Keterampilan
Page | 20
Ditujukan untuk masyarakat umum dan/atau putus sekolah yang ingin menambah wawasan
dan/atau memiliki keterampilan praktis.
3.
Kegiatan sharing, berbagi pengalaman dan penanaman pendidikan karakter di sekolah anak
jalanan dan putus sekolah binaan Yayasan Pemimpin Anak Bangsa
Page | 21
Page | 22
Foto bersama siswa sekolah anak jalanan dan putus sekolah binaan Yayasan Pemimpin
Anak Bangsa
Page | 23