“IBADAH PUASA”
Disusun Oleh :
1. Muhammad Yodha
2. Rangga Wiranata
3. Restu Fajar
4. M.Farhan
Kelas : XI BDP 1
Konsepsi puasa dalam pemaknaan istilah seringkali dimaknai dalam pengertian sempit
sebagai suatu prosesi menahan lapar dan haus serta yang membatalkan puasa yang dilakukan
pada bulan ramadhan. Padahal hakekat puasa yang sebenarnya adalah menahan diri untuk
melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.
Selain itu, puasa juga memberikan ilustrasi solidaritas muslim terhadap umat lain yang
berada pada kondisi hidup miskin. Dalam konteks ini, interaksi sosial dapat digambarkan
pada konsepsi lapar dan haus yang dampaknya akan memberikan kemungkinan adanya
tenggang rasa antar umat manusia.
Pengkajian tentang hakekat puasa ini dapat dikatakan universal dan meliputi seluruh
kehidupan manusia baik kesehatan, interaksi sosial, keagamaan, ekonomi, budaya dan
sebagainya. Begitu universal dan kompleksnya makna puasa hendaknya menjadi acuan bagi
muslim dalam mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari. Dengan pengertian lain
puasa dapat dijadikan pedoman hidup.
A. Pengertian Puasa
Puasa adalah meninggalkan makanan, minuman, pernikahan dan pembicaraan (Ibnu Manzur,
1968).
Pengertian menurut etimologi pada dasarnya menunjukkan bahwa puasa memiliki makna
menahan, meninggalkan dan menjauhkan.
B. Rukun Puasa
Rukun puasa ada dua yaitu :
1. Menahan segal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam
matahari. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 187 (QS. 2 : 187). Dalam puasa
hal-hal yang harus ditahan atau dicegah tidak semata-mata makan, minum dan
hubungan seksual, tetapi juga perkataan kotor dan perbuatan tidak pantas.
2. Niat | Niat adalah tekad kuat (`azam) untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Niat puasa
cukup didalam hati tidak perlu diucapkan dengan lisan (Sayid Sabiq, 1992).
C. Macam-macam Puasa
Berikut merupakan macam-macam puasa:
1. Puasa Fardu
Fardu tertentu seperti puasa dibulan ramadhan.
Fardu tidak tertentu yaitu tidak memiliki waktu tertentu seperti pelunasan puasa
kafarat membunuh, puasa menyamakan istri dengan ibu kandungnya, dll.
2. Puasa Wajib
Puasa wajib terdiri dari :
Wajib tertentu, seperti puasa nazar yang telah ditentukan waktu pelaksanaanya.
Wajib tidak tertentu seperti puasa nazar yang hanya menyebut bilangan harinya tanpa
waktu yang telah ditentukan untuk melaksanakannya.
3. Puasa Sunnah
Puasa enam hari dibulan syawal
Puasa disaat berjihad atau berjuang
Puasa hari arafah
Puasa bulan muharram
Puasa asyura
4. Puasa yang Dilarang
Puasa pada hari raya
Puasa pada hari-hari tasyrik (pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah)
Puasa pada hari yang diragukan
Puasa pada hari jum`at
Puasa ad dahr; Yaitu puasa dilakukan sepanjang tahun tanpa memperhatikan apakah
hari-hari itu dilarang atau tidak.
Puasa wisall
Puasa paruh kedua bulan syakban
Puasa seorang istri tanpa seizin suami
D. Tujuan Puasa
Firman Allah surat Al-Baqarah ayat 183 menyebut tujuan puasa yaitu takwa.
Taqwa yang dalam Bahasa Indonesia berarti menjaga atau memelihara diri. Sedangkan
menurut termonologi taqwa berarti menjaga atau memelihara diri agar terbebas dari azab,
dari siksa, laknat dan murka dari kutukan Allah SWT.
E. Hikmah Puasa
Hikmah ibadah adalah manfaat atau nilai taubah diluar tujuan yang diperoleh dari
pengalaman beribadah.
2. Landasan Hukum
a. Al-Qur`an
1) Al-Baqarah ayat 183 (Qs. 2 : 183)
2) Al-Baqarah ayat 185 (Qs. 2 : 185)
b. As-Sunah
G. Batalnya Puasa
Adapun hal-hal yang membatalkan puasa yaitu ada dua macam yaitu :
1. Batal puasa dan wajib mengqada
Makan Minum dengan sengaja, Seorang dalam keadaan berpuasa dengan sengaja
makan atau minum, maka puasanya batal dan harus mengqada.
Terpaksa dan tersalah, Seorang pembantu rumah tangga dipaksa dengan ancaman
oleh majikan untuk berbuka.
Muntah sengaja
Sengaja mengeluarkan sperma
Haid dan nifas, Wanita yang sedang berpuasa kemudian melahirkan yang berarti dia
melahirkan darah nifas atau datang haid. Puasa wanita batal walaupun pada waktu
sore menjelang waktu magrib.
Murtad
Niat berbuka
H. Sunnah-Sunnah Puasa
Orang-orang yang berpuasa dusunnahkan antara lain :
1. Menyegarkan berbuka
2. Berbuka dengan kurma atau minum air
3. Berdoa seusai berbuka
4. Makan sahur
5. Mengakhirkan makan sahur
I. Hal-Hal yang Dibolehkan Pada Saat Berpuasa
1. Menggunakan celak dan parfum
2. Mencium wewangian
3. Injeksi dan infus
4. Mandi dan untuk menghilangkan dahaga dan rasa panas
5. Mencicipi makanan (hanya sebatas menggunakan lidah, tidak boleh sampai ditelan)
6. Mengunyak makan untuk anak
7. Berbekam dan donor darah
8. Memasuki waktu subuh belum sempat mandi jinabat
9. Menggosok gigi
K. Mengqada Puasa
Barang siapa yang berbuka (maksudnya tidak berpuasa) di bulan ramadhan karena alasan
syar`i yang mengharuskan qada, maka ia berkewajiban mangqadanya pada hari-hari lain
selain ramadhan (Qs. 2 : 184-185).