Anda di halaman 1dari 27

RENCANA KERJA DAN SYARAT

PROGRAM PEMBANGUNAN/RENOVASI/REHABILITASI/REDESAIN
RUANG PRAKTEK SISWA (RPS)
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PUSAT KEUNGGULAN (CoE)

A. SPESIFIKASI UMUM

Pasal 1
LINGKUP PEMBANGUNAN

1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Pembangunan adalah


pekerjaan “Pembangunan/renovasi/rehabilitasi/redesain Ruang Praktek Siswa
(RPS)”.
Termasuk didalamnya meliputi pekerjaan :
a. Pekerjaan Persiapan.
b. Pekerjaan Konstruksi (struktur bangunan, arsitektur dan mekanikal elektrikal)
termasuk interior dan pengadaan mebelairnya sebagai kelengkapan gedung
sesuai fungsinya.
c. Pekerjaan perawatan, selama jangka waktu pemeliharaan, termasuk bangunan
yang tidak terpakai, sampah, kerusakan-kerusakan atau hal –hal yang merupakan
akibat dari pekerjaan Tim Pelaksana Pembangunan.
d. Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambar-gambar
dan Spesifikasi Teknis.

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ


dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat
ini.

2. Pekerjaan meliputi :
Pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak Tim Pelaksana Pembangunan
antara lain mendatangkan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan
alat bantu dan sebagainya. Baik pengadaannya langsung atau tidak langsung
termasuk dalam usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan
sempurna dan lengkap.
Termasuk pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam persyaratan teknis
dan gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk Tim Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan.

3. Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada di dalamnya diserahkan


sebagai tanggung jawab Tim Pelaksana Pembangunan.

4. Tim Pelaksana Pembangunan harus menyerahkan pekerjaan dengan dalam


keadaan selesai dengan hasil sempurna, dimana termasuk pembersihan lokasi
pekerjaan dan sebagainya.

5. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksanaan pekerjaan utama, Tim


Pelaksana Pembangunan berkewajiban antara lain:
a Mempersiapkan dan membersihkan halaman pekerjaan dari hal-hal yang dapat
menganggu jalannya pekerjaan.

1
b Pengamanan lokasi pekerjaan sehingga para pekerja dapat melaksanakan
pekerjaan dengan nyaman dan aman, demikian pula bahan dan alat dalam
keadaan aman.
c Mengadakan segala sesuatu yang diperlukan pada penunjang pelaksanaan
pekerjaan.

6. Tim Pelaksana Pembangunan dibantu oleh Tim Perencana dan Pengawas


Pembangunan harus menyiapkan gambar detail pelaksanaan (shop drawing) yang
telah disesuaikan dengan kondisi lapangan. Gambar ini sebagai penjelas secara
detail mengenai pekerjaan khusus/spesifik yang belum tercakup lengkap dalam
gambar kerja.

7. Pekerjaan yang harus dikerjakan, harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan di


dalam Spesifikasi Teknis, Gambar Kerja, Perintah Pejabat Pembuat Komitmen
dan/atau pihak yang ditunjuk serta petunjuk-petunjuk teknis dari Tim Perencanaan
dan Pengawasan selama pekerjaan berlangsung.

8. Ukuran-Ukuran :
a. Ukuran-ukuran patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam
gambar.
b. Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang tertera didalam gambar utama
dengan ukuran yang tertera di dalam gambar detail, maka yang mengikat
adalah ukuran yang berada di dalam gambar skala besar. Namun kejadian
tersebut harus dilaporkan segera kepada Tim Perencanaan dan Pengawasan
untuk mendapat persetujuan yang akan dilaksanakan.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan selama
pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Tim Pelaksana
Pembangunan sepenuhnya.
d. Sebagai patokan/ukuran pokok + 0.00 diambil petunjuk yang diadakan di
lapangan, yaitu pada ketinggian lantai +.0.20 dari muka tanah.
e. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku senantiasa dijaga dan diperhatikan
ketelitiannya dengan mempergunakan waterpass dan alat ukur lainnya yang
diperlukan.

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia
atau Algemene voor warden voor de uitvoering bijaanneming van openbare
werken ( AV ) 1941
2.2. Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 541/C.C3/Kep/MN/2004, tanggal 30
Desember 2004, tenang Pembakuan Tipe Sekolah Menengah Pertama.
2.3. Pedoman Perencanaan Gedung Sekolah Menengah Umum SNI 03-1730-
2002
2.4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991) SK SNI T-15.1991.03
2.5. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
2.6. Peraturan Muatan Indonesia NI.8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-
1.2.53.1987)
2.7. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-0106-1987
2.8. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987
2.9. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5

2
2.10. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994
2.11. Peraturan Umum instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
2.12. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
2.13. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun1972.
2.14. Peraturan Plumbing Indonesia.
2.15. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
2.16. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-
1991
2.17. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
2.18 Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

Apabila penjelasan dalam Penjelasan Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Konstruksi


Beton ini tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan dan syarat
dalam peraturan di atas, maka Tim Pelaksana Pembangunan wajib mengikuti
ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan di atas.

Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Lingkup Pekerjaan


3.1.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
3.1.2. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
3.1.3. Pembuatan papan nama program
3.1.4. Pemasangan bouwplank
3.1.5. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan

3.2. Persyaratan bahan


3.2.1. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum / bak penampung air
yang dapat menjamin agar kualitas air tetap terjaga.
3.2.2. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat
putih.
3.2.3. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti atau sengon 5/7 dan
papan meranti atau sengon ukuran 2/20 cm.
3.2.4. Untuk lalat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak
dorong dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat.

3.3. Pedoman Pelaksanaan


3.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran
akar-akar pohon yang terkena bangunan dan halaman sekolah
disekeliling bangunan, termasuk perataan tanah/pembuatan terasering
jika diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang ke luar lokasi
pekerjaan.
3.3.2. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air
terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah
disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang
cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat
yang tercantum dalam PBI 71.
3.3.3. Pembuatan papan nama program
Membuat papan nama program dari papan dengan ukuran sesuai
dengan gambar kerja. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240

3
cm. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum.
3.3.4. Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat. Papan diketam halus dan
lurus pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan
sudut-sudutnya harus siku.
B. SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 4
PEKERJAAN TANAH/URUGAN

4.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,
gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu:
4.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran keliling
bangunan).
4.1.2. Septictank dan peresapan
4.1.3. Timbunan kembali galian tanah pondasi
4.1.4. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk
pemadatannya.
4.1.5. Perataan tanah sekelilling bangunan
4.1.6. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang di
syaratkan.

4.2. Persyaratan Bahan


Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi.
Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah atau pasir pasang kualitas
baik.

4.3. Pedoman Pelaksanaan


4.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Tim
Perencanaan dan Pengawasan. Bentuk galian dilaksanakan sesuai
dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila ditempat galian
ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya
yang masih berfungsi, maka Tim Pelaksana Pembangunan
secepatnya memberitahukan kepada Tim Perencanaan dan
Pengawasan atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat
petunjuk seperlunya. Tim Pelaksana Pembangunan bertanggung
jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan
galian tersebut.
Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala,
maka Tim Pelaksana Pembangunan wajib melaporkannya kepada
Pemerintah Daerah setempat.
Galian-galian untuk septictank, saluran air hujan, saluran air kotor dan
air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar
kerja dan gambar detail.
Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Tim Pelaksana
Pembangunan harus memasang turap kayu pengaman yang cukup
kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi
selesai.
4.3.2. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang
disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam Site Plan.

4
4.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan
dalam gambar, maka Tim Pelaksana Pembangunan harus mengisi
kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
4.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septictank, galian saluran air
hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis
dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan
dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang
baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian
seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.
4.3.5. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis
demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga
padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10
cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis
tersebut.
4.3.6. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.
Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga
jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan.
Hasil akhir harus mendapat persetujuan Tim Perencanaan dan
Pengawasan atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.
4.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan
setebal 10 cm dan dipadatkan.

Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI

5.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
5.1.1. Pondasi plat tapak beton bertulang
5.1.2. Pondasi pasangan batu kali/batu belah
5.1.3. Pondasi batu bata
5.1.4. Pasangan cerucuk kayu atau bambu

5.2. Persyaratan Bahan


5.2.1. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang. Campuran
yang digunakan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
5.2.2. Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat yang
berkualitas baik.
5.2.3. Untuk pasangan cerucuk digunakan kayu atau bambu yang
berdiameter 10 cm.
5.2.4. Pondasi batu belah dengan menggunakan spesi 1 PC : 5 Psr, bagian
bawah pondasi dibuat aanstamping dari batu belah kosong yang
dipasang berdiri rapat, setebal 20 cm dengan tidak terdapat batu-batu
bertumpuk.

5.3. Pedoman Pelaksanaan


5.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan
dimintakan persetujuan Tim Perencanaan dan Pengawasan tentang
kesempurnaan galian.
5.3.2. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang dan dipadatkan,
sebagai lantai kerja. Diatas pasir dipasang aanstampang, untuk

5
pondasi plat tapak beton bertulang, dan pondasi batu kali/batu belah,
terdiri dari batu kali dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan
ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga
pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan
dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.
5.3.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah
pondasi dipasang cerucuk kayu gelam/kelukup yang ditumbuk hingga
mencapai kedalaman tanah keras.
5.3.4. Untuk pondasi beton atau batu kali dilaksanakan dengan ukuran
sesuai gambar kerja dan gambar detail. Campuran yang digunakan:
- Plat tapak beton adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. Untuk pondasi plat
tapak beton bertulang Pedoman pelaksanaan, adukan dan
pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton
bertulang.
- Pondasi batu kali/belah dipasang dengan perekat 1 Pc : 5 Ps.
- Pondasi batu bata dipasang dengan perekat 1 Ps : 4 Ps dan
pada bagian sisi diplester kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.

Pasal 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG

6.1. Lingkup Pekerjaan


Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat untuk :
6.1.1. Sloof
6.1.2. Kolom-kolom induk
6.1.3. Kolom-kolom praktis
6.1.4. Ring balok dan balok-balok latai
6.1.5. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai
dengan gambar rencana

6.2. Bahan
6.2.1. Semen
- Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan
memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portlandia yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
- Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya
dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya
sebagai bahan campuran.
- Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 15 lapis. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
6.2.2. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI-1971.
6.2.3. Kerikil
- Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam PBI 1971.

6
- Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua
jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.
6.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang layak diminum.
6.2.5. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja dengan mutu U-24 (tegangan
leleh karakteristik minimum 2400kg/cm2).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak,
karat lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Tim Perencanaan dan
Pengawasan terlebih dahulu. Jika Tim Pelaksana Pembangunan tidak
berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter
yang terdekat dengan catatan:
- Harus ada persetujuan Tim Perencanaan dan Pengawasan
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang
diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggungjawab
Tim Pelaksana Pembangunan
Prinsip penulangan mengacu pada gambar kerja, dan sesuai seperti
yang diatur dalam PBI atau SNI.
6.2.6. Pekerjaan Bekisting
Bahan yang digunakan untuk bekisting harus bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang
sesuai dengan yang ditujukkan oleh gambar rencana dan uraian
pekerjaan.
Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan dalam gambar.
Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap
pada kedudukan selama pengecoran. Bekisting harus rapat dan tidak
bocor permukaanya, bebas dari kotoran seperti serbuk gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, agar mudah pada
saat dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
Tiang-tiang bekisting harus dipasang papan hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pemindahan letak, tiang-tiang tidak boleh disambung
lebih dari satu, tiang-tiang dari dolken / kaso 5/7 cm , antara tiang satu
dengan lain harus diikat dengan palang papan/balok secara
menyilang.
Pembukaan bekisting baru dilakukan setelah memenuhi syarat yaitu
kurang lebih 21 hari.
6.2.7. Mutu Beton
Kualitas beton yang digunakan adalah dengan campuran/
perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr sehingga mempunyai kekuatan tekan
setara dengan mutu beton K 175 dan harus memenuhi ketentuan-

7
ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971.

6.3. Pedoman Pelaksanaan


6.3.1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini,
maka sebagai pedoman dipakai acuan seperti disebutkan pada pasal
2: Peraturan teknis bangunan yang digunakan.
6.3.2. Tim Pelaksana Pembangunan harus menginformasikan secara tertulis
pada Tim Perencanaan dan Pengawasan apabila ada perbedaan
yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
6.3.3. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Tim
Perencanaan dan Pengawasan, yaitu:
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara
beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk
berbagai pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan.
6.3.4. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Tim Perencanaan dan Pengawasan. Selama pengecoran berlangsung
pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penuangan. Untuk
dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan
papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki
tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Tim Perencanaan dan
Pengawasan. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus
tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan
dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses
pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
6.3.5. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban
untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut
ditetapkan cara sebagai berikut :
- Beton yang telah di cor dihindarkan dari benturan benda keras
selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
- Beton harus dilindingi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan
dari pekerjaan lain.
- Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya
pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas
resiko Tim Pelaksana Pembangunan
6.3.6. Faktor air semen
Untuk mengendalikan kualitas beton maka factor air semen dalam
campuran ( mortel ) harus dikendalikan.

Pasal 7
PEKERJAAN DINDING

8
7.1. Lingkup Pekerjaan
7.1.1. Dinding Bata/Batako
Pemasangan dinding bata merah/Batako setebal ½ bata dilakukan
untuk seluruh pembatas ruangan, bagian saluran keliling emperan
bangunan dan septicktank, seperti tertera dalam gambar dan
dijelaskan dalam gambar detail.

7.2. Persyaratan Bahan


7.2.1. Bata
Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera
dalam NI-10 atau dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
- Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu
kualitas.
- Ukuran yang digunakan :
Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5 cm.
Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah
panjang maksimal 3%, lebar maksimal 4% tebal maksimal 5% dengan
selisih maksimal ukuran antara bata terkecil.
Warna satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna
penampang harus sama merata kemerah-merahan.
Bentuk bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau
bersudut 90 derajat. Bidangnya tidak boleh retak-retak.
Berat satu sama lain harus sama, yang berarti ukuran, pembakaran
dan pengadukan sama dan sempurna.
Suara apabila dipukul oleh benda keras suaranya nyaring.
7.2.2. Batako
Batako press dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu
batu.
Dimensi ukuran panjang 36-40 cm, tebal 8–10 cm, dan tinggi 18-20
cm.
7.2.3. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen,
harus memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam
PBI-1971/ NI-2. Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat
dihancurkan dengan jari. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
Butiran butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm
persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan.
7.2.4. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang
telah digariskan pada pasal beton bertulang.
7.2.5. Papan digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat, dan untuk
triplek digunakan produksi dalam negeri.

7.3. Pedoman Pelaksanaan


7.3.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
- Pasangan kedap air/ trasraam (1 PC : 3 PS)
 Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20
cm diatas lantai
 Pasangan dinding saluran keliling bangunan
 Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan
lantai
 Pasangan dinding septictank
- Pasangan adukan 1 PC : 5 PSR berada diatas pasangan kedap
air.

9
7.3.2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak
kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus
dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak
habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan
adukan yang baru.
7.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Tim Pelaksana
Pembangunan secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat:
- Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran
harus dilakukan dengan benang.
- Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangn bata yang telah selesai.
7.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan
ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
7.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian
hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom–kolom
praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
7.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum
diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup
dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,
dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
7.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu
hujan lebat harus diberi perhitungan dengan sesuatu penutup yang
sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan
dengan cara membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari
setelah pemasangannya.
7.3.8. Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar 9 m 2 = (3m x 3m)
maksimal 12 m2 = (3m x 4m) harus ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12x12 cm dengan tulangan
pokok 4 Ø12 mm, begel Ø8 – 15 mm, jarak antara kolom 3-3,5 m.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton Ø8
mm, jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang terlebih dahulu ditanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm. Pasangan batu
bata merah untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat rapi dan benar-
benar tegak lurus.

Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

8.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata/batako, beton
bertulang, saluran keliling bangunan dan septictank.

8.2. Persyaratan Bahan


Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam

10
pasal beton bertulang.

8.3. Pedoman Pelaksanaan


8.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
- Dinding dibersihkan dari semua kotoran
- Dinding dibasahi dengan air
- Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
- Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.
8.3.2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC:3
PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC: 5
PSR.
8.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50
cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
yang digerakan secara horisontal dan vertikal.
8.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus
diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
8.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran.
8.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup
atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.
8.3.7. Pekerjaan plesteran kedua berupa acian semen (PC)

Pasal 9
PEKERJAAN DINDING KERAMIK

9.1. Lingkup Pekerjaan


9.1.1. Dinding KM/WC dilapisi dengan keramik ukuran 20 x 20 cm, atau 20 x
25 cm
9.1.2. Lantai dan dinding didepannya dilapisi dengan keramik 20 x 20 cm, atau
20 x 25 cm dengan tinggi seperti yang ditunjukan dalam gambar kerja.

9.2. Persyaratan Bahan


Bahan keramik yang digunakan produksi Dalam Negeri dengan kualitas KW 1.

9.3. Pedoman Pelaksanaan


9.3.1 Dinding bata tempat pemasangan keramik atau porselin diplester
kasar dengan campuran 1 PC : 3 PS, kemudian diatas plester tersebut
ditempel keramik atau dengan menggunakan pasta semen.
9.3.2 Permukaan pasangan keramik atau porselin harus datar, rata alurnya,
harus sama besarnya. Celah-celah antar keramik diisi dengan semen
berwarna sama dengan warna keramik.

Pasal 10
PEKERJAAN LANTAI

10.1. Lingkup Pekerjaan

11
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, KM/WC,
Selasar depan dan keliling bangunan, plint lantai dan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar. Pekerjaan lantai terdiri dari :
10.1.1. Lantai beton tumbuk atau beton rabat atau rabat kerikil pada emperan
samping kiri kanan, belakang dan depan bangunan.
10.1.2. Keramik polos/bermotif pada seluruh ruang dan selasar bangunan.
10.1.3. Keramik kulit jeruk/ anti slip atau tegel wafel/galar pada WC/KM serta
teras/selasar

10.2. Bahan Yang digunakan


10.2.1. Keramik 30 X 30 atau 40 X 40 Produksi Dalam Negeri dengan kualitas
KW 1. Warna ditentukan kemudian.
10.2.2. Beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
10.2.3. Sement portland
10.2.4. Pasir dan air

10.3. Pedoman Pelaksanaan


10.3.1. Dasar lantai
Dilapisi pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan
10.3.2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Tim Pelaksana Pembangunan harus
memeriksa semua pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain
sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum
pemasangan lantai dimulai.
10.3.3. Adukan
- Adukan untuk lantai 1 Pc : 3 Pc
- Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
- Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat
campuran yang plastis.
10.3.4. Pemasangan
- Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan sesuai gambar .
Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr.
- Alas dari lantai keramik adalah beton tumbuk dengan ketebalan 5
cm, dan dibawahnya adalah pasir setebal 10 cm.
- Lantai keramik yang terpasang harus datar dan waterpass. Pada
lantai KM/WC, permukaan lantainya dimiringkan 1 % ke arah floor
drain.
- Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar dan
petunjuk Tim Perencanaan dan Pengawasan.
- Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
sesuai dengan petunjuk Tim Perencanaan dan Pengawasan.
- Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar
tidak terdapat rongga-rongga dibawah lantai keramik yang dapat
melemahkan konstruksi. Sambungan antara keramik dengan
keramik harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi bahan pengisi
berwarna/grout semen. Hasil pasangan akhir harus rata tidak
bergelombang dan waterpass.
- Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan
cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian
cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan
pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
- Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, lantai harus
dilindungi dari lalu lintas orang dan barang.

12
Pasal 11
PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN KUSEN

11.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat
bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi kayu selesai dilaksanakan. Bagian
pekerjaannya adalah :
11.1.1. Pekerjaan kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap
11.1.2. Pekerjaan kusen pintu dan jendela
11.1.3. Daun pintu/jendela dan ventilasi
11.1.4. Listplank, papan talang

11.2. Persyaratan Bahan


11.2.1. Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan,
bahwa segala akibat dari kekurangan-kekurangan yang berhubungan
dengan pemakaian tidak akan merusak atau mengurangi nilai
konstruksi, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan
dalam PKKI-1961.
11.2.2. Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.
a. Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat-syarat
pelaksanaan sebagai berikut:
 Harus kering udara ( kadar lengas 16%).
 Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga
tidak boleh lebih dari 3,5 cm.
 Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih
besar dari 1/10 dari tinggi balok..
 Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu,
dan retak-retak menurut lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal
kayu.
 Miring arah serat ( tangensial ) tidak melebihi 1/10.
b. Yang dimaksud dengan kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk
dalam mutu A, tetapi memenuhi syarat-syarat Pelaksanaan
sebagai berikut :
 Kadar lengas kayu ≤ 30%.
 Besar mata kayu tidak melebihi 1/4 dari lebar balok dan juga
tidak boleh lebih dari 5 cm.
 Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu radial kayu
yang lebih besar 1/10 dari tinggi balok.
 Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu,
dan retak-retak menurut lingkaran tidak melebihi 1/4 tebal
kayu.
 Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.

11.2.3. Bahan-bahan kayu yang berlapis :


Teakwood harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih
dan baik, warnanya merata, yang dihasilkan dari kayu jati terpilih dan
baik.
Playwood/triplek harus berkualitas baik, corak maupun serat harus
terpilih dan warnanya merata dengan susunan lapisan yang padat.
11.2.4. Untuk semua rangka kuda-kuda termasuk termasuk gording, kusen
pintu dan jendela, daun pintu dan jendela, listplank, papan talang dan
papan riuter digunakan kayu Pendampingas II kualitas terbaik (mutu A)
11.2.5. Untuk semua daun pintu dan daun jendela digunakan kayu kelas II

13
kualitas terbaik (mutu A).
11.2.6. Untuk lisplank digunakan papan kelas II Kualitas terbaik (mutu A).
11.2.7 Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.
Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata

11.3 Pedoman Pelaksanaan


11.3.1 Kayu kuda-kuda
- Semua kayu untuk kuda-kuda dan gording diawetkan dengan
residu. Pengecatan dengan residu harus dilakukan 2 lapis sehingga
menghasilkan warna yang merata pada seluruh permukaan kayu.
- Konstruksi harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran kayu
maupun cara penyambungannya.
- Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian
dengan memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam SK-SNI-
5-10-1990-F
- Konstruksi sambungan kuda-kuda harus dilengkapi dengan baut
dan besi strip/plat 4 X 0,4 cm

11.3.2. Rangka Atap


Rangka atap berupa gording, kaso dan reng, dipasang dengan ukuran
yang ditetapkan dalam gambar. Hasil akhir pasangan harus rata dan
tidak bergelombang.
11.3.3 Kusen pintu dan jendela
- Ukuran dan dimensi kayu untuk kusen pintu yaitu 6/15 atau
mengacu pada gambar.
- Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar ikatan
perkuatan harus menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya
bidang sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu, agar
sambungannya dapat melekat dengan baik.
- Setiap kusen pintu harus dilengkapi angker minimal 3 buah untuk
kiri kanan kusen yang melekat ke tembok. Untuk kusen jendela 2
buah di kiri kanan kusen yang melekat ke tembok. Khusus untuk
kusen pintu dibawah kusen dilengkapi dengan dook yang diangkur
ke dalam neut beton.
- Semua bidang kusen yang bersinggungan dengan dinding/beton
dibuat alur-alur kapur, kemudian bidang tersebut diawetkan dengan
cat meni 2 (dua) lapis.
11.3.4 Daun pintu / jendela dan ventilasi
- Daun pintu disyaratkan agar utamanya Tim Pelaksana
Pembangunan memesan langsung pada tempat khusus pembuat
pintu atau pada toko. Tim Pelaksana Pembangunan diperkenankan
membuat sendiri dilapangan pekerjaan apabila memungkinkan.
- Khusus untuk pintu KM/WC, pada bagian dalam dilapisi dengan
seng plat aluminium. Pelapisan dengan seng plat aluminium ini
harus rapi. Pada sudut-sudut daun pintu tidak boleh ada penonjolan
seng plat. Apabila menurut penilaian Tim Perencanaan dan
Pengawasan pemasangan tidak rapi, maka Tim Perencanaan dan
Pengawasan berhak menolak daun pintu tersebut.
- Jendela dibuat model sesuai dengan gambar detail. Kaca untuk
jendela dipasang kaca polos tebal 5 mm. Pasangan kaca harus
memperhatikan muai susut baik dari kusen, maupun bahan kaca
tersebut.
11.3.5 Lisplank dibuat dari papan lebar sesuai gambar. Pemasangannya
dipakukan langsung pada usuk atau kaso. Pemasangan harus rapi

14
dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka
bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban
Tim Pelaksana Pembangunan

11.4 PEKERJAAN RANGKA ATAP ( BAJA RINGAN )


11.4.1 Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :
- Pekerjaan Rangka Atap / Kuda-kuda
- Pekerjaan Reng
- Pekerjaan Jurai
11.4.2 Persyaratan Bahan :
- Harus memiliki sertifikat SNI untuk produk Rangka Atap Baja Ringan
yang digunakan ( didukung oleh hasil tes Lab. Struktur dan Bahan
dari lembaga yang kompeten )
- Profil bahan yang digunakan :
- Frame ( rangka utama) pada bahan batang atas memiliki spesifikasi
tebal minimal 0.75 mm
- Cremona memiliki spesifikasi tebal minimal 0.65 mm
- Reng memiliki spesifikasi tebal minimal 0.50 mm
- Desain dan perhitungan struktur atas pemasangan rangka atap baja
ringan sebagaimana dimaksud disesuaikan dengan sistem
pemasangan ( software ) yang dimiliki pabrik produsen rangka atap
baja ringan yang bersangkutan.
11.4.3 Prosedur Pelaksanaan/Pemasangan
- Pemasangan rangka atap baja ringan ( galvalum ) harus dilakukan
oleh aplicator resmi yang ditunjuk oleh pabrik produsen ( dibuktikan
oleh surat penunjukan oleh pabrik produsen yang bersangkutan )
- Setiap unit pekerjaan ( lokasi ) harus memiliki gambar kerja ( 1 asli
dan 2 copy ) yang dibuat oleh aplicator berdasarkan sistem
pemasangan ( software ) serta disahkan oleh pabrik produsen atap
baja ringan yang bersangkutan.
- Setiap gambar kerja memiliki detail tentang ukuran jarak kuda-kuda
( maksimal 120 cm ), cremona, konektor dll yang menjamin kuat dan
baiknya struktur pemasangan struktur rangka atap baja ringan
tersebut.
- Aplikator wajib menyerahkan contoh spesimen masing –masing
bahan sepanjang sepuluh (10) cm untuk masing-masing lokasi
terpasang.
- Setelah proses pemasangan rangka atap selesai, sebelum
pemasangan penutup atap ( genteng ) harus diperiksa dan
mendapat persetujuan terlebih dulu dari aplicator resmi pabrik yang
bersangkutan.
- Apabila terjadi perubahan dilapangan yang tidak sesuai desain yang
ada maka aplicator harus mengajukan perubahan desain terlebih
dahulu sebelum dilaksanakan.
- Semua proses sebagaimana diatas, harus tertulis/tertuang
(diadministrasikan) dalam buku direksi atau dibuatkan Berita Acara
bilamana diperlukan.
- Pabrik Produsen Rangka Atap Baja Ringan ( Galvalum ) wajib
memberikan garansi untuk bahan dan struktur dengan perkecualian
kerusakan struktur gedung dan faktor Force Major.

Pasal 12
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

15
12.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada Ruang Praktek
Siswa, sesuai yang ditunjukkan pada gambar. Termasuk dalam lingkup
pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka langit-langit dan list langit-langit
ukuran 4 cm.

12.2 Persyaratan Bahan


12.2.1 Rangka langit-langit induk dipakai kayu kelas II kualitas baik. Rangka
pembagi digunakan kayu Pendampingas II kualitas baik.
12.2.2. Untuk langit-langit digunakan tripleks 4 mm kualitas baik dengan
ukuran 60 X 120 cm, produksi dalam negeri kualitas terbaik.
12.2.3. Semua rangka langit-langait harus diberi bahan anti rayap.
12.2.4. Spesifikasi bahan yang digunakan seperti tercantum dalam syarat-
syarat teknis bahan tentang kayu.

12.3 Pedoman pelaksanaan


12.3.1. Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua
pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang
secara sempurna.
12.3.2. Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit dimulai, diwajibkan
mengadakan pengecekan/pemeriksaan kembali terhadap pekerjaan
yang erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini, untuk
diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi) yang baik dengan semua
unsur Pelaksana Lapangan.
12.3.3. Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang
dipakukan pada gapit kuda-kuda (balok tarik). Rangka ini kemudian
dipakai penggantung dari papan kualitas terbaik ke kiri kuda-kuda dan
gording. Setelah rangka induk terpasang, dilanjutkan pemasangan
rangka pembagi.
12.3.4 Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Tim Pelaksana
Pembangunan bertanggung jawab atas kerapian pemasangan rangka
ini.
12.3.5 Tripleks super quality dipasang pada rangka ini, dengan
memakukannya menggunakan paku eternit. Hasil akhir harus
waterpass. Apabila ada plat tripleks yang retak (cacat), pecah harus
diganti tripleks yang baru.
12.3.6 Pertemuan antara dinding dengan plafon dipasang list dengan ukuran
4-6 cm.
12.3.7 Pola pemasangan harus sesuai dengan gambar dan arahan dari Tim
Perencanaan dan Pengawasan.

Pasal 13
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
13.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap
bangunan dan sesuai yang ditunjukan dalam gambar.

13.2. Bahan yang digunakan


13.2.1 Penutup atap menggunakan atap jenis genteng tanah dimana
ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
13.2.2. Untuk atap yang menggunakan bahan genteng keramik/gerabah,

16
ketebalan cukup, tidak mudah retak, pembakarannya sudah matang
dengan warna merah kehitaman dan berbunyi nyaring bila diketuk,
serta kuat menahan injakan kaki.
13.2.3. Penggunaan bahan atap ini dilengkapi dengan semua asesoris
(nok/bubungan, flashing, baut dll) yang disyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.

13.3. Pedoman Pelaksanaan


13.3.1. Pemasangan penutup atap disusun rapi dengan bertumpu pada reng,
dan pada bagian sisi kiri dan kanan sebagai pengunci sebaiknya
genteng lekatkan dengan dipakukan pada reng.
13.3.2 Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Minimal tumpang tindih atau overlap antara satu lembaran dengan
lembaran lainnya 2,5 alur. Alur harus dipasang merata (tidak bolak
balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
13.3.3 Bubungan ditutup dengan bahan yang sama dengan ketebalan setara
BJLS 35 mm. Tindisan / overlap antara satu lebaran bubungan dengan
lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik.
13.3.3 Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
berakibat bocor. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya,
maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
13.3.4 Pemasangan disesuaikan dengan brosur/ persyaratan yang diterbitkan
oleh produsen bahan atap tersebut.

Pasal 14
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

14.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan
jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.

14.2. Persyaratan Bahan


14.2.1. Engsel pintu dipakai engsel kupu-kupu, berkualitas baik, dipasang
sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun pintu dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama, jumlah
engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban dan berat
daun pintu, setiap engsel memikul beban maximum 20 kg.
14.2.2. Kunci pintu dipasang 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau yang setaraf
dengan kualitas baik.
14.2.3 Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik.
14.2.4. Expanyolet berkualitas baik.
14.2.5. Kunci lemari laboratorium dan engsel panjang untuk lemari
laboratorium serta grendel untuk menarik pintu lemari tersebut.

14.3. Pedoman pelaksanaan


14.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag, yang
berkualitas baik.
14.3.2 Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah
sedang untuk engsel ke 3 (tiga) dipasang ditengah. Pemasangan
dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan
melengketkan engsel ke pintu dan kusen dengan menggunakan paku.
Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng,

17
sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang
dipasang
14.3.3 Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu, dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.
14.3.4 Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Tim Pelaksana
Pembangunan harus berkoordinasi dan memperlihatkan contoh
terlebih dahulu untuk disetujui Tim Perencanaan dan Pengawasan
14.3.5 Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai
dengan yang disyaratkan, maka Tim Perencanaan dan Pengawasan
berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat
yang disyaratkan atas biaya Tim Pelaksana Pembangunan.
14.3.6 Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun
jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk
melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur.
14.3.7. Expanyolet dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun
pintu pada satu pintu.
14.3.8 Untuk lemari laboratorium dipasang kunci khusus untuk lemari. Engsel
dipasang engsel panjang. Pada lemari dipasang alat untuk menarik
pintu lemari tersebut.

Pasal 15
PEKERJAAN SANITAIR.

15.1. Lingkup Pekerjaan.


15.1.1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah
penyediaan tenaga kerja, bahan -bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang akan digunakan, sehingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya.
15.1.2. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam detail gambar, uraian dan syarat-syarat teknis.

15.2. Persyaratan Bahan.


15.2.1. Semua bahan harus memenuhi ukuran, standar dan mudah
didapatkan dipasaran, kecuali bila ditentukan lain dan harus disetujui
oleh Tim Perencanaan dan Pengawasan.
15.2.2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap, sesuai dengan yang telah
disediakan oleh pabrik untuk masing-masing tipe yang dipilih.
15.2.3. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam
uraian syarat-syarat dalam buku.

15.3. Syarat-syarat Pelaksanaan.


15.3.1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Tim
Perencanaan dan Pengawasan beserta persyaratan/ketentuan pabrik
untuk mendapatkan persetujuan, bahan yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.
15.3.2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/pengganti bahan,
penggantian harus disetujui oleh Tim Perencanaan dan Pengawasan
berdasarkan contoh yang diusulkan oleh Tim Pelaksana
Pembangunan. Sebelum pemasangan dimulai, kepala
pelaksana/kepala tukang harus meneliti gambar-gambar yang ada
sesuai dengan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan
detail-detail sesuai gambar.

18
15.3.3. Apabila ada perbedaan antara gambar satu dengan lainnya, termasuk
spesifikasi dan sebagainya, maka Tim Pelaksana Pembangunan harus
segera melaporkannya kepada Tim Perencanaan dan Pengawasan.
15.3.4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
15.3.5. Tim Pelaksana Pembangunan wajib memperbaiki/ mengulangi/
mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan
dan masa garansi, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
Tim Perencanaan dan Pengawasan.

15.4. Pekerjaan Closet Jongkok.


15.4.1. Closet jongkok adalah produk standar kualitas baik. termasuk
accessoriesnya seperti tercantum dalam brosur. Tipe yang dipakai
adalah sesuai dengan yang diusulkan dalam proposal dan disepakati
dalam klarifikasi dan negosiasi. Warna akan ditentukan kemudian
berdasarkan kesepakatan di lapangan.
15.4.2. Closet beserta kelengkapan yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik. tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya
dan telah disetujui Tim Perencanaan dan Pengawasan.
15.4.3. Closet harus terpasang dengan kokoh, letak dan ketinggian sesuai
gambar.

15.5. Perlengkapan Toilet/Sanitair.


15.5.1. Pada toilet dimana ditunjukan dalam gambar, dipasang perlengkapan
kran dinding dengan kualitas baik.
15.5.2. Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa
ada cacat, sudah mendapat persetujuan dari Tim Perencanaan dan
Pengawasan. Letak dan cara pemasangan disesuaikan dengan gambar
dan mengikuti petunjuk serta prosedur pemasangan seperti diterangkan
dalam brosur-brosur yang bersangkutan.
15.5.3. Semua kran yang dipakai, adalah produk standar berbahan dasar
kuningan / besi berkualitas baik. Ukuran disesuaikan dengan keperluan
masing-masing. Kran-kran yang dipasang dihalaman harus mempunyai
ulir, sedang kran yang digunakan di ruang laboratorium (pada zink)
menggunakan kran leher angsa.
15.5.4. Stop kran yang dapat digunakan adalah produk standar dengan kualitas
baik, bahan kuningan dengan putaran berwarna hijau, diameter dan
penempatan sesuai gambar.
15.5.5. Floor drain dan clean out yang digunakan adalah produk standar kualitas
baik, metal vercroom dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor
drain, dop vercroom dengan draad untuk clean out.
15.5.6. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar. Pada tempat-
tempat yang akan dipasangan floor drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapih, mengunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran floor drain tersebut.

Pasal 16
PEKERJAAN PEMIPAAN DAN PERLENGKAPAN SANITASI

Pekerjaan Instalasi Air Bersih.


16.1. Lingkup Pekerjaan.

19
16.1.1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit
peralatan utama yang diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih
yaitu instalasi pipa beserta alat bantunya.
16.1.2. Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi kesetiap peralatan
sanitasi dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar.
16.1.3. Memperbaiki semua kerusakan, yang diakibatkan baik oleh bobokan-
bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
16.1.4. Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air
bersih secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai
sistem berjalan baik sesuai dikehendaki yaitu suatu sistem instalasi
yang sempurna dan terpadu.
16.1.5. Sebelum sistem penyediaan air bersih atau bagian dari sistem ini
dipakai harus dilakukan cara disinveksi yaitu air yang ada dalam sistem
dibuang lebih dahulu.

Pekerjaan Instalasi Air Kotor.


16.2. Lingkup Pekerjaan.
16.2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa beserta perlengkapannya yang
diperlukan dalam sistem pembuangan, dan semua alat sanitasi yang
ada sampai TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
16.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa dari alat sanitasi sampai
keseluruh jaringan air buangan (riol).
16.2.3. Memperbaiki semua kerusakan, yang diakibatkan baik oleh adanya
bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para
pekerja.
16.2.4. Pengujian sistem perpipaan terhadap kebocoran dan tekanan dari
sistem plumbing air kotor secara keseluruhan dan mengadakan
pengamatan sampai sistem bekerja baik sesuai yang dikehendaki
yaitu suatu sistem yang sempurna dan terpadu.
16.2.5. Pengadaan dan pemasangan instalasi drainase dari talang atap
sampai kepada saluran pembuangan diluar lokasi.

16.3. Persyaratan Bahan


16.3.1. Pengadaan dan Pemasangan Kran.
Pengadaan dan pemasangan kran-kran air terdapat di kamar mandi,
dapur dan tempat penampungan air bersih, Closet, wastafel, urinoir.
16.3.2. Pekerjaan Septic Tank dan rembesan
Septick tank, dari pasangan bata kedap air dengan tutup dari beton
bertulang, dan resapan dari batu gunung/kali dengan ijuk, ukuran
seperti gambar detail.
16.3.3. Saluran air hujan
Untuk saluran air hujan digunakan beton cetak ½ diameter 20 cm
atau pasangan batu bata 1 Pc : 4 Ps dan diplester dengan adukan
yang sama.
16.3.4. Pekerjaan lain.
Melaksanakan pekerjaan lain yang berhubungan dengan lingkup
pekerjaan plumbing ini antara lain:
- Pekerjaan pembersihan tempat kerja.
- Pekerjaan pengecatan semua pipa-pipa yang kelihatan.
- Pekerjaan pemasangan pipa yang terbuat dari bahan besi dan
ditanam didalam tanah harus menggunakan lapisan tahan karat
dan goni.
16.3.5. Untuk Pekerjaan Instalasi Air Bersih.

20
- Pipa air bersih harus menggunakan pipa dari bahan PVC tipe D,
kualitas no 1.
- Fiting harus dari bahan yang sama dengana pipa diatas (dengan
kualitas no: 1).
- Gantungan-gantungan, Pendampingem-Pendampingem dan
lain-lain, harus terbuat dari bahan yang sama.
- Valve/Stop Kran untuk instalasi air bersih harus dipakai mutu
yang terbaik/kualitas no 1 atau setara.
- Kran-kran/fictures harus dipakai yang terbaik
16.3.8. Untuk Pekerjaan Instalasi Air Kotor.
- Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang
terbuat dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 kg/cm2 standar
JIS k 674 /kualitas baik.
- Fiting-fiting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk
yang sama
- Floor drain dan clean dari bahan stainless steel kualitas baik.

16.4. Pedoman Pelaksanaan


16.4.1. Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam
dinding (in bouw). Pasangan pipa-pipa tersebut harus horisontal
dan vertikal, tidak boleh dipasang miring.
16.4.2. Air diambil dari sumber air (sumur gali) dengan menggunakan
pompa . Pengambilan air tersebut dihubungkan dari pompa ke toren
air atau sistim distribusi tertentu sesuai gambar, memakai pipa PVC
diameter ¾” dan diteruskan ke bangunan yang memerlukan tapping
air. Dari sini digunakan shock ½”-¾” untuk mengubah besaran pipa
ke ½”. Pipa ½” ditanam didalam dinding, dikeluarkan pada tempat-
tempat yang dibutuhkan, dan disini digunakan kran air diameter ½”.
Pipa pengambilan dan pipa distribusi harus ditanam didalam tanah.
16.4.3. Toren air dibuat dari konstruksi baja (bentuk sesuai gambar) siku
50.50.5 dengan ikatan perkuatan sambungan menggunakan mur
baut atau pengelasan sehingga konstruksinya kuat. Konstruksi baja
tersebut harus dicat dengan cat dasar/cat meni 1 (satu) kali
kemudian di cat khusus untuk besi dengan kualitas baik dua lapis.
Diatas toren dipasang bak air dari fiber glas.
16.4.4. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan
pengetesan yang disaksikan oleh Tim Pelaksana Pembangunan
dan Tim Perencanaan dan Pengawasan, Pengujian harus
menghasilkan tekanan hydraulik sebesar 10 kg/cm 2 selama satu
jam tanpa penurunan tekanan. Segala cacat dan kekurangan-
kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian harus diperbaiki dan
semua biaya yang timbul akibat kegagalan pengujian adalah
tanggungan Tim Pelaksana Pembangunan.
16.4.5. Air kotor dari KM/WC dialirkan dengan pipa kesaluran terdekat,
harga satuan untuk saluran harus termasuk harga grill didepan jalan
masuk.
16.4.6. Pembuangan air limbah / kotoran dari WC dialirkan dengan pipa
PVC diameter 4” ke septic tank. Pada tempat-tempat tertentu
sebelum pipa dihubungkan ke septicktank, harus dipasang satu
buah bak kontrol tergantung dari jarak dan tikungan saluran.
16.4.7. Untuk lokasi pekerjaan yang sudah mempunyai jaringan PDAM
sumber air untuk kebutuhan sekolah diambil dari jaringan PDAM
tersebut. Segala biaya yang timbul dari penyambungan air ini
dibebankan pada Tim Pelaksana Pembangunan.

21
Pasal 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

17.1. Lingkup Pekerjaan

17.1.1. Pekejaan listrik termasuk pekerjaan instalasi ini merupakan


pekerjaan seluruh sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi
ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
17.1.2. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat
penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi
pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan.
17.1.3. Tim Pelaksana Pembangunan dengan di bantu oleh Tim
Perencanaan dan Pengawasan harus mengurus penyambungan
daya listrik ke PLN termasuk pengurusan administrasinya atau
Generator Set (genset), penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa
PVC dan lain-lain yang terkait.

17.2. Persyaratan Bahan

17.2.1. Kabel NYA


Kabel berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi
luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning,
biru dan hitam. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah
cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah
digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus
dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup.
Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila
ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.
(untuk stop kontak minimal yang boleh digunakan 2,5 mm 2 dan
sambungan lampu minimal yang boleh digunakan 1,5 mm2)

17.2.2. Kabel NYM


Kabel memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-
abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan
isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari
kabel NYA. (untuk stop kontak minimal yang boleh digunakan 3x2,5
mm2 dan sambungan lampu minimal yang boleh digunakan 2x1,5
mm2).

17.2.3. Kabel NYWGBY


kabel berinti 4 yang dilapisi PVC dengan lapisan metal yang
menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor
(biasanya warna hitam). Kabel NYWGBY dipergunakan untuk
instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang
lebih kuat dari kabel NYM. Kabel NYWGBY memiliki isolasi yang
terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.

17.2.4. Stop Kontak in-bow (dipermukaan tembok)


Stop kontak biasa yang dipakai untuk pemasangan di dinding
adalah stop kontak satu phasa, ranting 250 volt, 13 ampere, untuk

22
pemasangan ketinggian 120 cm diatas lantai, harus mempunyai
terminal phasa, netral / pentanahan.

17.2.5. Stop Kontak in-low (ditanam dalam tembok).


Stop kontak biasa yang dipakai untuk pemasangan di dinding
adalah stop kontak satu phasa, ranting 250 volt, 13 ampere, untuk
pemasangan ketinggian 120 cm diatas lantai, harus mempunyai
terminal phasa, netral / pentanahan, pemasangan diberi landasan
kayu.

17.2.6. Saklar in-low (ditanam dalam tembok)


SaPendampingar harus dari tipe ini dengan rating 250 volt, 10
ampere, single gang, double gang, untuk pemasangan ketinggian
120 cm diatas lantai.

17.2.7. Sakar in-bow (dipermukaan tembok)


SaPendampingar harus dari tipe ini dengan rating 250 volt, 10
ampere, single gang, double gang, untuk pemasangan ketinggian
120 cm diatas lantai, pemasangan diberi landasan kayu.

17.2.8. Bola lampu pijar, TL (Tube Lamp) dan armaturnya adalah produksi
dalam negeri yang baik, dengan syarat-syarat berikut :
Lampu TL
 Body dari plat besi, tebal minium 0.9 mm, dicat putih didepan,
abu-abu dibelakang.
 Balast produksi dalam negeri atau sejenisnya
 Stater produksi dalam negeri atau sejenisnya
Fitting
 Bagi TL 20 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %
 Pengkabelan didalam harus disolder
 Kap produksi lokal atau sekualitas
17.2.9. Sekering BOX yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik, Produksi dalam negeri (nasional) atau
sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.
Macam-macam switch/oulet yang digunakan untuk tegangan 220
volt adalah :
 Plug dan socket 1 phase untuk power
Pole : 1 Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : minimum 25 ampere
Proteksi : soket dengan tutup dan plug locking
Type : Pemasangan di luar diberi landasan kayu
 Sekering BOX
Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari
gardu induk PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 x 40) tinggi maksimum 175 cm
Potongan : Puc Standing kuat tdak bergetar
Warna : Abu-abu

17.2.10. Pipa instalasi pelindung kabel.


 Pipa instalasi pelindung kabek feeder yang dipakai adalah
pipa PVC Pendampin gas AW atau GIP.

23
 Pipa, elbow, socket, junction box, Pendampingem dan
accessories lainnya harus sesuai antara satu dengan yang
lainnya, yaitu dengan diameter minimal ¾“.
 Pipa fleksible harus dipasang untuk melindungi kabel antara
kontak sambung (junction box) dan armature lampu.

17.2.11. Pengujian (Testing).


Pengujian (testing) dilakukan dengan disaksikan olek Tim
Perencanaan dan Pengawasan yang disyahkan oleh lembaga yang
berwenang, pengujian tersebut meliputi :
 Test ketahanan isolasi.
 Test kekuatan tegangan impuls.
 Test kenaikan temperature.
 Test kontinuitas.

17.3. Pedoman Penggunaan


17.3.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main
panel di gardu induk ke distribution panel ditiap-tiap bangunan. Di
luar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan
memperhatikan peraturan-peratuan yang berlaku.
17.3.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan di
dalam dinding.
17.3.3.. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.

17.4. Pedoman Pelaksanaan


17.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak
serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai
dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistim pemasangan
pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem
inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat
(Pendampingem) khusus dengan jarak 1,00m atau 1,20 m, atau
jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC.
Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde
(pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan
terendam air tanah).
17.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/
komponen-komponennya harus disesuaikan dengan sistem
tegangan lokal 220 Volt.
17.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, Tim Pelaksana Pembangunan
boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin
usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku
dari Perum Listrik Negara (PLN). Tim Pelaksana Pembangunan
tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik
tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian
dengan pihak PLN.
17.4.4 Penyambungan kabel.
 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-
kotak penyambungan yang sudah ditentukan (misalnya
junction box).
 Tim Pelaksana Pembangunan harus berkoordinasi dengan
menginformasikan brosur-brosur mengenai cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Tim
Perencanaan dan Pengawasan.
 Kabel-kabel disambung sesuai dengan warna atau nama

24
masing- masing, serta sebelum dan sesudah penyambungan
harus dilakukan pengetesan tahanan isolasi
 Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan dan
dilapisi dengan timah putih dan kuat.
 Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi
dengan pipa PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
17.4.5 Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai
berikut :
 Fasa 1 : Merah
 Fasa 2 : Kuning
 Fasa 3 : Hitam
 Netral : Biru
 Tanah (ground) : hijau – kuning
17.4.6. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Tim Pelaksana
Pembangunan pada beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus
menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi
tanggung jawab Tim Pelaksana Pembangunan.

Pasal 18
PEKERJAAN PENGECATAN

18.1. Lingkup Pekerjaan


18.1.1. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat ke tembok,
sambungan-sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-
lain.
18.1.2. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.
18.1.3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kusen yang nampak, daun pintu
panel dan ventilasi kayu, listplank, dan list plafon, serta dinding
papan yang dapat dibuka.
18.1.4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan
plafond.
18.1.5. Residu/Teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap.

18.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :


18.2.1. Meni kayu dan besi yang berkualitas baik.
18.2.2. Cat kayu yang berkualitas baik.
18.2.3. Cat tembok yang berkualitas baik.
18.2.4. Residu kualitas baik tidak luntur.
18.2.5. Politur berkualitas baik
18.2.6. Plamur kayu dan dinding berkualitas baik

18.3. Pedoman Pelaksanaan


18.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
18.3.2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,
pengecatan minimal 2 (dua) kali.
18.3.3. Pekejaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
- 1 (satu) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar.
- 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.
- Penghalusan dengan amplas
- Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
18.3.4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai

25
berikut:
- Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,
setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
- Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan
dilap dengan kain kering yang bersih.
- Pengecatan dengan cat tembok sampai rata, minimal 2 kali.
- Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama
dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
18.3.5 Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
- Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
- Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang
atau noda-noda mengelupas.
18.3.6. Warna yang digunakan ditentukan oleh Tim Pelaksana
Pembangunan dikoordinasikan dengan Tim Perencanaan dan
Pengawasan

Pasal 19
PEKERJAAN FINISHING

20.1. Sebelum pekerjaan diserahterimakan, Tim Pelaksana Pembangunan harus


membongkar gudang, bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan
bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan,
sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan
bersih dan rapi.
Pasal 20
PEKERJAAN ADMINISTRASI

21.1. Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi/ dokumentasi.


Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada
masing-masing pasal diatas, kecuali pekerjaan berupa :
21.1.1. Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan
segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
21.1.2. Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan, dan jika diminta oleh Direktorat Sekolah Menengah
Kejuruan untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat
diserahkan.
21.1.3. Dokumen Foto :
Tim Pelaksana Pembangunan diwajibkan membuat dokumen foto-
foto, sebelum pekerjaan dimulai sampai pada pekerjaan selesai
100% disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap
pelaksanaan pembangunan serta disusun secara rapih seperti yang
disyaratkan dalam Pedoman Pelaporan.
Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Tim Pelaksana
Pembangunan.

21.2. Tim Pelaksana Pembangunan dibantu Tim Perencana dan Pengawas harus
membuat as built drawing untuk kepentingan laporan dan arsip sekolah.
As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan
di lapangan yang harus diselesaikan maksimal 4 minggu setelah serah
terima pekerjaan untuk pertama kali, dalam bentuk buku.

26
21.3. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
semua pihak yang terlibat dalam melaksanakan pekerjaan ini.

27

Anda mungkin juga menyukai