PROGRAM PEMBANGUNAN/RENOVASI/REHABILITASI/REDESAIN
RUANG PRAKTEK SISWA (RPS)
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PUSAT KEUNGGULAN (CoE)
A. SPESIFIKASI UMUM
Pasal 1
LINGKUP PEMBANGUNAN
2. Pekerjaan meliputi :
Pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak Tim Pelaksana Pembangunan
antara lain mendatangkan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan
alat bantu dan sebagainya. Baik pengadaannya langsung atau tidak langsung
termasuk dalam usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan
sempurna dan lengkap.
Termasuk pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam persyaratan teknis
dan gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk Tim Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan.
1
b Pengamanan lokasi pekerjaan sehingga para pekerja dapat melaksanakan
pekerjaan dengan nyaman dan aman, demikian pula bahan dan alat dalam
keadaan aman.
c Mengadakan segala sesuatu yang diperlukan pada penunjang pelaksanaan
pekerjaan.
8. Ukuran-Ukuran :
a. Ukuran-ukuran patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam
gambar.
b. Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang tertera didalam gambar utama
dengan ukuran yang tertera di dalam gambar detail, maka yang mengikat
adalah ukuran yang berada di dalam gambar skala besar. Namun kejadian
tersebut harus dilaporkan segera kepada Tim Perencanaan dan Pengawasan
untuk mendapat persetujuan yang akan dilaksanakan.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan selama
pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Tim Pelaksana
Pembangunan sepenuhnya.
d. Sebagai patokan/ukuran pokok + 0.00 diambil petunjuk yang diadakan di
lapangan, yaitu pada ketinggian lantai +.0.20 dari muka tanah.
e. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku senantiasa dijaga dan diperhatikan
ketelitiannya dengan mempergunakan waterpass dan alat ukur lainnya yang
diperlukan.
Pasal 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia
atau Algemene voor warden voor de uitvoering bijaanneming van openbare
werken ( AV ) 1941
2.2. Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 541/C.C3/Kep/MN/2004, tanggal 30
Desember 2004, tenang Pembakuan Tipe Sekolah Menengah Pertama.
2.3. Pedoman Perencanaan Gedung Sekolah Menengah Umum SNI 03-1730-
2002
2.4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991) SK SNI T-15.1991.03
2.5. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
2.6. Peraturan Muatan Indonesia NI.8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-
1.2.53.1987)
2.7. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-0106-1987
2.8. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987
2.9. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5
2
2.10. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994
2.11. Peraturan Umum instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
2.12. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
2.13. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun1972.
2.14. Peraturan Plumbing Indonesia.
2.15. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
2.16. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-
1991
2.17. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
2.18 Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3
cm. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum.
3.3.4. Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat. Papan diketam halus dan
lurus pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan
sudut-sudutnya harus siku.
B. SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH/URUGAN
4
4.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan
dalam gambar, maka Tim Pelaksana Pembangunan harus mengisi
kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
4.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septictank, galian saluran air
hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis
dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan
dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang
baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian
seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.
4.3.5. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis
demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga
padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10
cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis
tersebut.
4.3.6. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.
Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga
jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan.
Hasil akhir harus mendapat persetujuan Tim Perencanaan dan
Pengawasan atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.
4.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan
setebal 10 cm dan dipadatkan.
Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI
5
pondasi plat tapak beton bertulang, dan pondasi batu kali/batu belah,
terdiri dari batu kali dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan
ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga
pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan
dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.
5.3.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah
pondasi dipasang cerucuk kayu gelam/kelukup yang ditumbuk hingga
mencapai kedalaman tanah keras.
5.3.4. Untuk pondasi beton atau batu kali dilaksanakan dengan ukuran
sesuai gambar kerja dan gambar detail. Campuran yang digunakan:
- Plat tapak beton adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. Untuk pondasi plat
tapak beton bertulang Pedoman pelaksanaan, adukan dan
pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton
bertulang.
- Pondasi batu kali/belah dipasang dengan perekat 1 Pc : 5 Ps.
- Pondasi batu bata dipasang dengan perekat 1 Ps : 4 Ps dan
pada bagian sisi diplester kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.
Pasal 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG
6.2. Bahan
6.2.1. Semen
- Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan
memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portlandia yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
- Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya
dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya
sebagai bahan campuran.
- Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 15 lapis. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
6.2.2. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI-1971.
6.2.3. Kerikil
- Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam PBI 1971.
6
- Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua
jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.
6.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang layak diminum.
6.2.5. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja dengan mutu U-24 (tegangan
leleh karakteristik minimum 2400kg/cm2).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak,
karat lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Tim Perencanaan dan
Pengawasan terlebih dahulu. Jika Tim Pelaksana Pembangunan tidak
berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter
yang terdekat dengan catatan:
- Harus ada persetujuan Tim Perencanaan dan Pengawasan
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang
diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggungjawab
Tim Pelaksana Pembangunan
Prinsip penulangan mengacu pada gambar kerja, dan sesuai seperti
yang diatur dalam PBI atau SNI.
6.2.6. Pekerjaan Bekisting
Bahan yang digunakan untuk bekisting harus bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang
sesuai dengan yang ditujukkan oleh gambar rencana dan uraian
pekerjaan.
Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan dalam gambar.
Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap
pada kedudukan selama pengecoran. Bekisting harus rapat dan tidak
bocor permukaanya, bebas dari kotoran seperti serbuk gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, agar mudah pada
saat dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
Tiang-tiang bekisting harus dipasang papan hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pemindahan letak, tiang-tiang tidak boleh disambung
lebih dari satu, tiang-tiang dari dolken / kaso 5/7 cm , antara tiang satu
dengan lain harus diikat dengan palang papan/balok secara
menyilang.
Pembukaan bekisting baru dilakukan setelah memenuhi syarat yaitu
kurang lebih 21 hari.
6.2.7. Mutu Beton
Kualitas beton yang digunakan adalah dengan campuran/
perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr sehingga mempunyai kekuatan tekan
setara dengan mutu beton K 175 dan harus memenuhi ketentuan-
7
ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971.
Pasal 7
PEKERJAAN DINDING
8
7.1. Lingkup Pekerjaan
7.1.1. Dinding Bata/Batako
Pemasangan dinding bata merah/Batako setebal ½ bata dilakukan
untuk seluruh pembatas ruangan, bagian saluran keliling emperan
bangunan dan septicktank, seperti tertera dalam gambar dan
dijelaskan dalam gambar detail.
9
7.3.2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak
kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus
dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak
habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan
adukan yang baru.
7.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Tim Pelaksana
Pembangunan secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat:
- Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran
harus dilakukan dengan benang.
- Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang
tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangn bata yang telah selesai.
7.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan
ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
7.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian
hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom–kolom
praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
7.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum
diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup
dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,
dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
7.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu
hujan lebat harus diberi perhitungan dengan sesuatu penutup yang
sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan
dengan cara membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari
setelah pemasangannya.
7.3.8. Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar 9 m 2 = (3m x 3m)
maksimal 12 m2 = (3m x 4m) harus ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12x12 cm dengan tulangan
pokok 4 Ø12 mm, begel Ø8 – 15 mm, jarak antara kolom 3-3,5 m.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton Ø8
mm, jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang terlebih dahulu ditanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm. Pasangan batu
bata merah untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat rapi dan benar-
benar tegak lurus.
Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
10
pasal beton bertulang.
Pasal 9
PEKERJAAN DINDING KERAMIK
Pasal 10
PEKERJAAN LANTAI
11
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, KM/WC,
Selasar depan dan keliling bangunan, plint lantai dan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar. Pekerjaan lantai terdiri dari :
10.1.1. Lantai beton tumbuk atau beton rabat atau rabat kerikil pada emperan
samping kiri kanan, belakang dan depan bangunan.
10.1.2. Keramik polos/bermotif pada seluruh ruang dan selasar bangunan.
10.1.3. Keramik kulit jeruk/ anti slip atau tegel wafel/galar pada WC/KM serta
teras/selasar
12
Pasal 11
PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN KUSEN
13
kualitas terbaik (mutu A).
11.2.6. Untuk lisplank digunakan papan kelas II Kualitas terbaik (mutu A).
11.2.7 Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.
Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata
14
dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka
bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban
Tim Pelaksana Pembangunan
Pasal 12
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
15
12.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada Ruang Praktek
Siswa, sesuai yang ditunjukkan pada gambar. Termasuk dalam lingkup
pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka langit-langit dan list langit-langit
ukuran 4 cm.
Pasal 13
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
13.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap
bangunan dan sesuai yang ditunjukan dalam gambar.
16
ketebalan cukup, tidak mudah retak, pembakarannya sudah matang
dengan warna merah kehitaman dan berbunyi nyaring bila diketuk,
serta kuat menahan injakan kaki.
13.2.3. Penggunaan bahan atap ini dilengkapi dengan semua asesoris
(nok/bubungan, flashing, baut dll) yang disyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
Pasal 14
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
17
sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang
dipasang
14.3.3 Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu, dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.
14.3.4 Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Tim Pelaksana
Pembangunan harus berkoordinasi dan memperlihatkan contoh
terlebih dahulu untuk disetujui Tim Perencanaan dan Pengawasan
14.3.5 Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai
dengan yang disyaratkan, maka Tim Perencanaan dan Pengawasan
berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat
yang disyaratkan atas biaya Tim Pelaksana Pembangunan.
14.3.6 Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun
jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk
melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur.
14.3.7. Expanyolet dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun
pintu pada satu pintu.
14.3.8 Untuk lemari laboratorium dipasang kunci khusus untuk lemari. Engsel
dipasang engsel panjang. Pada lemari dipasang alat untuk menarik
pintu lemari tersebut.
Pasal 15
PEKERJAAN SANITAIR.
18
15.3.3. Apabila ada perbedaan antara gambar satu dengan lainnya, termasuk
spesifikasi dan sebagainya, maka Tim Pelaksana Pembangunan harus
segera melaporkannya kepada Tim Perencanaan dan Pengawasan.
15.3.4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
15.3.5. Tim Pelaksana Pembangunan wajib memperbaiki/ mengulangi/
mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan
dan masa garansi, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
Tim Perencanaan dan Pengawasan.
Pasal 16
PEKERJAAN PEMIPAAN DAN PERLENGKAPAN SANITASI
19
16.1.1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit
peralatan utama yang diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih
yaitu instalasi pipa beserta alat bantunya.
16.1.2. Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi kesetiap peralatan
sanitasi dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar.
16.1.3. Memperbaiki semua kerusakan, yang diakibatkan baik oleh bobokan-
bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
16.1.4. Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air
bersih secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai
sistem berjalan baik sesuai dikehendaki yaitu suatu sistem instalasi
yang sempurna dan terpadu.
16.1.5. Sebelum sistem penyediaan air bersih atau bagian dari sistem ini
dipakai harus dilakukan cara disinveksi yaitu air yang ada dalam sistem
dibuang lebih dahulu.
20
- Pipa air bersih harus menggunakan pipa dari bahan PVC tipe D,
kualitas no 1.
- Fiting harus dari bahan yang sama dengana pipa diatas (dengan
kualitas no: 1).
- Gantungan-gantungan, Pendampingem-Pendampingem dan
lain-lain, harus terbuat dari bahan yang sama.
- Valve/Stop Kran untuk instalasi air bersih harus dipakai mutu
yang terbaik/kualitas no 1 atau setara.
- Kran-kran/fictures harus dipakai yang terbaik
16.3.8. Untuk Pekerjaan Instalasi Air Kotor.
- Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang
terbuat dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 kg/cm2 standar
JIS k 674 /kualitas baik.
- Fiting-fiting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk
yang sama
- Floor drain dan clean dari bahan stainless steel kualitas baik.
21
Pasal 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
22
pemasangan ketinggian 120 cm diatas lantai, harus mempunyai
terminal phasa, netral / pentanahan.
17.2.8. Bola lampu pijar, TL (Tube Lamp) dan armaturnya adalah produksi
dalam negeri yang baik, dengan syarat-syarat berikut :
Lampu TL
Body dari plat besi, tebal minium 0.9 mm, dicat putih didepan,
abu-abu dibelakang.
Balast produksi dalam negeri atau sejenisnya
Stater produksi dalam negeri atau sejenisnya
Fitting
Bagi TL 20 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %
Pengkabelan didalam harus disolder
Kap produksi lokal atau sekualitas
17.2.9. Sekering BOX yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik, Produksi dalam negeri (nasional) atau
sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.
Macam-macam switch/oulet yang digunakan untuk tegangan 220
volt adalah :
Plug dan socket 1 phase untuk power
Pole : 1 Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : minimum 25 ampere
Proteksi : soket dengan tutup dan plug locking
Type : Pemasangan di luar diberi landasan kayu
Sekering BOX
Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari
gardu induk PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 x 40) tinggi maksimum 175 cm
Potongan : Puc Standing kuat tdak bergetar
Warna : Abu-abu
23
Pipa, elbow, socket, junction box, Pendampingem dan
accessories lainnya harus sesuai antara satu dengan yang
lainnya, yaitu dengan diameter minimal ¾“.
Pipa fleksible harus dipasang untuk melindungi kabel antara
kontak sambung (junction box) dan armature lampu.
24
masing- masing, serta sebelum dan sesudah penyambungan
harus dilakukan pengetesan tahanan isolasi
Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan dan
dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi
dengan pipa PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
17.4.5 Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai
berikut :
Fasa 1 : Merah
Fasa 2 : Kuning
Fasa 3 : Hitam
Netral : Biru
Tanah (ground) : hijau – kuning
17.4.6. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Tim Pelaksana
Pembangunan pada beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus
menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi
tanggung jawab Tim Pelaksana Pembangunan.
Pasal 18
PEKERJAAN PENGECATAN
25
berikut:
- Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,
setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
- Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan
dilap dengan kain kering yang bersih.
- Pengecatan dengan cat tembok sampai rata, minimal 2 kali.
- Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama
dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
18.3.5 Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
- Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
- Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang
atau noda-noda mengelupas.
18.3.6. Warna yang digunakan ditentukan oleh Tim Pelaksana
Pembangunan dikoordinasikan dengan Tim Perencanaan dan
Pengawasan
Pasal 19
PEKERJAAN FINISHING
21.2. Tim Pelaksana Pembangunan dibantu Tim Perencana dan Pengawas harus
membuat as built drawing untuk kepentingan laporan dan arsip sekolah.
As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan
di lapangan yang harus diselesaikan maksimal 4 minggu setelah serah
terima pekerjaan untuk pertama kali, dalam bentuk buku.
26
21.3. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
semua pihak yang terlibat dalam melaksanakan pekerjaan ini.
27