1
RESUME KEKURANGAN DAN KELEBIHAN CAIRAN
5
c) Pemberian air minum Pemberian air minum yang mengandung
natrium cukup memadai untuk mengatasi ketidakseimbangan yang
terjadi.
d) Pemberian cairan intravena
Pada kekurangan cairan yang berat, maka diperlukan pemberian
cairan intravena.Larutan garam isotonik (0,9%) merupakan cairan
infus terpilih untuk kasus-kasus dengan kadar natrium mendekati
normal, karena akan menambah volume plasma. Segera setelah
pasien mencapai normotensi, separuh dari larutan garam normal
(0,45%) diberikan untuk menyediakan air bagi sel-sel dan membantu
pembuangan produk- produk sisa metabolisme.
e) Pemberian bolus cairan IV Pemberian bolus cairan IV awal dalam
suatu uji beban cairan, untuk mengetahui apakah aliran kemih akan
meningkat, yang menunjukkan fungsi ginjal normal.
6. Hipervolume atau overhidrasi Terdapat dua manifestasi yang
ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu,
1) Hipervolume (peningkatan volume darah),
a) Overhidrasi adalah kelebihan cairan dalam tubuh. Penyebabnya
jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan. Ini terjadi
jika ada kerusakan di hipofise, jantung dan ginjal.
(1) Tanda dan gejala: sesak nafas, kekacauan mental, kejang dan
koma.
(2) Kelebihan volume cairan mengacu pada perluasan isotonik
dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan natrium yang
abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka
secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada
peningkatan kandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya
menyebabkan peningkatan air tubuh total.
(3) Penatalaksanaan : Diuretik, Dialisi atau hemofiltrasi
arteriovena kontinue: pada gagal ginjal atau kelebihan beban cairan.
Edema (kelebihan cairan pada interstisial). Oedema, peningkatan
berat badan, peningkatan TD (penurunan TD saat jantung gagal) nadi
kuat, asites, krekles (rales). Ronkhi, mengi, distensi vena leher, kulit
lembab, takikardia, irama gallop, protein rendah, anemia, retensi air
yang berlebihan, peningkatan natrium dalam urin.
7. Aldosteron dihasilkan oleh korteks suprarenal dan berfungsi
mempertahankan keseimbangankonsentrasi natrium dalam plasma
dan prosesnya dibantu oleh ADH. ADH mengatur sejumlah air yang
diserap kembali ke dalam ginjal dari tubulus renalis. Aldosteron juga
mengatur keseimbangan jumlah natrium yang diserap kembali oleh
darah. Natrium tidak hanya bergerak ke dalam atau ke luar tubuh,
tetapi juga mengatur keeseimbangan cairan tubuh. Eksresi dari
6
natrium dapat dilakukan melalui ginjal atau sebagian kecil melalui
feses, keringat dan air mata.
8. Pengaturan Keseimbangan Kalium Kalium merupakan kation utama
yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur
keseimbangan elektrolit. Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal
dengan mekanisme perubahan ion natrium dalam tubulsu ginjal dan
sekresi aldosteron. Aldosteron juga berfungsi mengatur
keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). System
pengaturan keseimbangan kalium melalui 3 langkah yaitu:
1) Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang
menyebabkan peningkatan produksi aldosterone.
2) Peningkatan jumlah aldosteron akan mempengaruhi jumlah
kalium yang dikeluarkan melalui ginjal.
3) Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan
ekstrasel menurun.
9. Pengaturan Keseimbangan Kalsium Kalsium dalam tubuh berfungsi
membentuk tulang, menghantarkan impuls kontraksi otot, koagulasi
(pembekuan) darah dan membantu beberapa enzim pancreas.
Kalsium diekskresi melalui urine dan keringat. Konsentrasi kalsium
dalam tubuh diatur oleh hormone paratiroid dalam reabsorpsi tulang.
Jika kadar kalsium darah menurun, kelenjar paratiroid akan
merangsang pembentukan hormone paratiroid yang langsung
meningkatkan jumlah kalsium dalam darah.
10. Pengaturan Keseimbangan Klorida Klorida merupakan anion utama
dalam cairan ekstrasel, tetapi tidak dapat ditemukan pada cairan
ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan
natrium, yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotic
dalam darah. Hipokloremia merupakan siatu keadaan kekurangan
kadar klorida dalam darah, sedangkan hiperkloremia merupakan
kelebihan klor dalam darah. Normalnya, kadar klorida dalam darah
pada orang dewasa adalah 95-108 mEq/lt.
11.. Pengaturan Keseimbangan Magnesium Magnesium merupakan
kation dalam tubuh, merupakan yang terpenting kedua dalam cairan
intrasel. Keseimbangannya diatur oleh kelenjar paratiroid.
Magnesium diabsorpsi dari saluran pencernaan. Magnesium dalam
tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium. Hipmagnesium terjadi
bila konsentrasi serum turun menjadi < 1,5 mEq/ltd dan
hipermagnesium terjadi bila kadar magnesium serta seum meningkat
menjadi > 2,5 mEq/lt.
12. Pengaturan Keseimbangan Bikarbonat Bikarbonat merupakan
elektrolit utama larutan buffer (penyangga) dalam tubuh.
7
13. Pengaturan Keseimbangan Fosfat Fosfat (PO4) bersama-sama
dengan kalsium berfungsi membentuk gigi dan tulang. Posfat diserap
dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine.
14. Jenis Cairan Elektrolit Cairan elektrolit adalah cairan saline atau
cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap dengan bermacam-
macam elektrolit. Cairan saline terdiri atas cairan isotonic, hipotonik
dan hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang
banyak dipergunakan. Contoh cairan elektrolit:
a. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl, Ca2+ b. Cairan
Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, Ca2+, HCO3 c.
Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, HCO3 Jenis Cairan
Infus a. Asering Indikasi: Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis)
pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF),
luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma. Komposisi:
Setiap liter asering mengandung: 1) Na 130 mEq, 2) K 4 mEq, 3) Cl
109 mEq, 4) Ca 3 mEq Asetat (garam) 28 mEq Keunggulan:
1) Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada
pasien yang mengalami gangguan hati
2) Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis
laktat lebih baik dibanding RL pada neonates
3) Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh
sentral pada anestesi dengan isofluran
4) Mempunyai efek vasodilator Pada kasus stroke akut, penambahan
MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA,
15.Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses
metabolism dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan peningkatan
haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan
yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu, kehilangan cairan yan
tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan
akibat peningkatan laju pernafasan dan aktivasi kelenjar keringat.
Iklim Normalnya, individu yan tinggal di lingkungan yang iklimnya
tidak terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang
ekstrem melalui kulit dan pernafasan. Dalam situasi ini, cairan yang
keluar umumnya tidak dapat diobservasi sehingga disebut sebagai
kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss, IWL).
Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu
lingkungan, tingkat metabolism, dan usia. Individu yang tinggal di
lingkunan yang berrsuhu tinggi atau di daerah engan tingkat
kelembaban yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan
cairan dan elektrolit.
. Diet Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan
elektrolit. Jika asupan makanan tidak adekuat atau tida seimbang,
8
tubuh berusaha memecah simpanan protein dengan terlebih dahulu
memecah glikogen dan lemak. Kondisi ini mengakibatkan penurunan
kadar albumin. Dalam tubuh, albumin penting untuk
mempertahankan tekanan onkotik plasma. Jika tubuh kekurangan
albumin, tekanan onkotik plasma dapat menurun. Akibatnya, cairan
dapat berpindah dari intravaskuler ke interstisial sehingga terjadi
edema di interstisial.
. Stress Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan
elektrolit tubuh. Saat stress, tuubuh mengalami peningkatan
metabolism seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan
glkolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium.
Di samping itu, stress juga menyebabkan peningkatan produksi
hormone antidiuretic yang dapat mengurangi produksi urine.
.Penyakit Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan
cairan dan elektrolit dari sel/jaringan yang rusak (misalnya luka
robek atau luka bakar). Pasien yang menderita diare juga mengalami
peningkatan kebutuhan cairan akibat kehilangan
16.cairan melalui saluran gastrointestinal. Gangguan jantung dan ginjal
juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Sat aliran darh ke ginjal menurun karena kemampuan pompa jantung
menurun, tubuh akan melakukan “penimbunan”cairan dan natrium
sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan
(hypervolemia). Lebih lanjut, kondisi ini dapat menyebabkan edema
paru-paru. Normalnya, urine akan dikeluarkan dalam jumlah yang
cukup untuk menyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam
dan basa dalam tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan
memfiltrasi cairan lebih banyak dan menahan ADH sehinngga
produksi urine meningkat.
https://www.slideshare.net/chuliecsztstefa
nerszt/konsep-kebuhan-cairan-dan-
elektrolit
Gangguan Elektrolit
Gangguan elektrolit adalah kondisi saat kadar elektrolit di dalam tubuh
seseorang menjadi tidak seimbang, bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Ketidakseimbangan kadar elektrolit bisa menimbulkan berbagai gangguan pada
fungsi organ di dalam tubuh. Bahkan pada kasus yang berat, bisa
menyebabkan kejang, koma, dan gagal jantung.
9
Elektrolit adalah unsur alami yang dibutuhkan untuk menjaga organ-organ
tubuh agar berfungsi normal. Fungsi tubuh yang dipengaruhi elektrolit, antara
lain adalah irama jantung, kontraksi otot, dan fungsi otak.
Lemas
Mual
Muntah
Detak jantung cepat
Kram di perut dan otot
Diare atau sembelit
Kejang
Sakit kepala
Kesemutan
Mati rasa
Hipofosfatemia juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat tertentu, seperti zat
besi, niacin (vitamin B3), obat maag jenis antasida, diuretik, kortikosteroid,
bisfosfonat, acyclovir, paracetamol, dan obat asma.
Klorida
Klorida adalah elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH dalam
darah dan menyebarkan impuls saraf. Kelebihan klorida (hiperkloremia) bisa
disebabkan oleh gagal ginjal kronis atau akut, gangguan pH darah (asidosis
metabolik atau alkalosis respiratorik), dan konsumsi acetazolamide jangka
panjang.
Sedangkan kekurangan klorida (hipokloremia) biasanya disebabkan oleh diare
atau muntah berkepanjangan, penyakit paru-paru kronis seperti emfisema,
gagal jantung, dan gangguan pH darah (alkalosis metabolik). Konsumsi obat
pencahar, diuretik, kortikosteroid, dan bikarbonat juga bisa menyebabkan
hipokloremia.
Sodium/Natrium
Natrium adalah elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan
tubuh dan membantu mengatur fungsi saraf dan kontraksi otot. Kondisi
kelebihan natrium (hipernatremia) dalam darah umumnya disebabkan oleh
kurangnya konsumsi air, dehidrasi berat, hilangnya cairan tubuh karena
demam, diare, muntah, penyakit pernapasan, keringat berlebihan karena
olahraga, dan konsumsi obat kortikosteroid.
Sedangkan kondisi kekurangan sodium (hiponatremia) biasanya disebabkan
oleh malnutrisi serta gangguan kelenjar tiroid, adrenal, dan hipotalamus.
Penyebab lainnya adalah gagal ginjal, gagal jantung, gagal hati, kecanduan
alkohol, serta konsumsi obat diuretik atau antikonvulsan.
Kalsium
Kalsium adalah mineral yang penting untuk fungsi organ, saraf, otot, dan sel
tubuh. Kalsium juga berguna untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang.
Namun demikian, kelebihan kadar kalsium dalam darah (hiperkalsemia) bisa
menimbulkan masalah pada fungsi tubuh. Penyebab hiperkalsemia antara lain
adalah:
Penyakit ginjal.
Gangguan tiroid.
Hiperparatiroidisme.
Obat-obatan, seperti lithium, teofilin, dan diuretik.
Penyakit paru-paru, seperti tuberkulosis (TBC) atau sarkoidosis.
11
Beberapa jenis kanker, seperti kanker paru-paru dan kanker payudara.
Konsumsi antasida atau suplemen vitamin D
Kekurangan kadar kalsium dalam darah (hipokalsemia) juga tidak baik bagi
kesehatan, karena dapat meningkatkan risiko terserang osteoporosis.
Penyebab hipokalsemia di antaranya adalah:
Pankreatitis.
Gagal ginjal.
Kanker prostat.
Kekurangan vitamin D.
Obat-obatan, seperti heparin atau antikonvulsan.
Kalium/Potasium
Kalium berperan penting dalam mengatur fungsi jantung, serta menjaga fungsi
saraf dan otot. Kondisi kadar kalium berlebih (hiperkalemia) biasanya
disebabkan oleh gagal ginjal dan dehidrasi berat. Penggunaan obat diuretik dan
obat penurun tekanan darah, serta darah yang terlalu asam (asidosis) seperti
ketoasidosis diabetik, juga bisa menjadi penyebab hiperkalemia.
Sedangkan kondisi kekurangan kadar kalium (hipokalemia) umumnya
disebabkan oleh gangguan makan, dehidrasi, muntah, diare, dan penggunaan
obat pencahar, diuretik, atau insulin.
Magnesium
Magnesium adalah mineral penting yang berfungsi untuk mengatur fungsi saraf,
mengatur tekanan darah dan gula darah, menjaga kesehatan jantung,
menghasilkan energi bagi tubuh, dan menjaga kesehatan tulang. Kelebihan
kadar magnesium (hipermagnesemia) dapat menyebabkan otot menjadi lemah,
refleks lambat, mudah mengantuk, pusing, sakit kepala, mual, muntah, denyut
jantung lambat, napas lambat, dan pingsan. Hipermagnesemia bisa disebabkan
oleh:
Overdosis suplemen kalsium.
Gagal ginjal.
Penyakit Addison.
Hipotiroidisme
Luka bakar.
Obat-obatan, seperti lithium, antasida, dan obat pencahar (laksatif).
Gagal jantung.
Malnutrisi.
Keringat berlebih.
Penggunaan diuretik, insulin, atau obat kemoterapi.
Diare kronis.
Kecanduan alkohol.
12
Faktor Risiko Gangguan Elektrolit
Gangguan elektrolit bisa menyerang siapa saja, namun orang dengan kondisi di
bawah ini lebih rentan untuk mengalaminya. Di antaranya adalah:
SITUS:https://www.alodokter.com/ganggua
n-elektrolit
13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “F”
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN ELEKTROLIT
PADA KASUS GASTRO ENTERITIS
DI RUANG ANAK KELAS III RSUD Dr SOEGIRI LAMONGAN
1.2 Keluhan Utama
Berak cair
14
Ibu klien mengatakan klien merangkak umur 4 bulan, dapat duduk umur 7 bulan
dan belajar berjalan umur 12 bulan
15
n darah : 110/80 mmHg
: 32 x/ menit
saan Fisik
2.1 Kepala : Rambut ikal, distribusi rata, kulit kepala bersih, rambut warna hitam, ubun-ubun besar
cekung.
2.2 Dahi : Fringer print kembali dalam 2 detik
2.3 Mata : Mata cowong, konjungtiva merah muda sklera putih
2.4 Hidung : terdapat sekret kental warna putih, tidak ada sianosis
2.5 Mulut : Bibir dan lidah kering, tidak ada caries gigi
2.6 Telinga : Aurikula terbentuk, telinga bersih, tidak ada serumen maupun cairan.
Thorak : I : Bentuk bulat datar, suara napas eupnea, irama napas teratur, tidak ada tarikan
intercostae.
P : Vokal fremitus kanan dan kiri sama
P : Suara jantung pekak Suara paru sonor
A : Suara napas vesikuler
Abdomen : I : Bentuk datar, perut lebih rendah dari thorak
A: Bising usus 40 x/menit
P : Hepar maupun lien tidak teraba
P : Turgor kulit kembali dalam 2 detik
2.9 Genetalia : Bersih tidak ada jamur.
2.10 Ekstermitas :
Atas : Tangan kiri klien terpasang infus KAEN 3B 24 tetes/menit,tidak odema,tangan kanan
dapat digerakkan dengan bebas.
Bawah : Kedua kaki dapat bergerak bebas.
meriksaan Penunjang (3 Agustus 2005)
b : 8,1 g/dl Normal L: 12,0 - 16,0 g/dl
P: 11,0 –15,0 g/dl
D : 6,15 Normal L: 0 – 15 /jam
P: 0 –7 /jam
t : 8500 /cmm Normal :4.600 –11.400 /cmm
45 – 55 – 0 Normal : 1-2 / 0-4 / 3-5 / 54-65
/25-33 / 3-7.
2.4 Therapy
Infus KAEN 3 B 24 tetes /menit.
Loperamid 2,5 mg/har
Injeksi Ampicillin 250 mg/ 8 jam
https://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-pada-anak-
dengan.html
16