Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
Oleh
BAYU PUTRA NUR SALAM
C2016023
A. LANDASAN TEORI
1. KADER POSYANDU
a. Definisi Kader Posyandu
Warga masyarakat yang di tunjuk untuk bekerja secara sukaela dalam
melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan sederhana
di posyandu dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu
untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu ( Cahyo Ismawati 2010).
b. Peran yang mempengaruhi kinerja kader posyandu.
Terdapat terdapat dua faktor yang mempengarui kinerja peran kader posyandu
yaitu motivasi instriksi dan ekstrinsik. Motivasi instriksi (dari dalam diri) kader
posyandu meliputi faktor umur jadi umur seorang kader dapat mempengaruhi
kinerja peran kader dalam pelayanan posyandu (Nonce L et al.,2015). Tingkat
pendidikan semakin tinggi tingkat pendidikan seorang kader akan mematangkan
pemahaman tentang posyandu sehinga dapat meningkatkan kinerja kader
(Muzzakir H, 2013). Lama, lama menjadi kader dapat menjadikan kinerja sebagai
kader posyandu baik dan berdampak terhadap pelaksaan program posyandu
(Dinengsih dan Hartiati, 2017). Minat adanya suatu keinginan untuk mengikuti
kegiatan atau program yang ada di posyandu (Sengkey et al., 2015.) Kemampuan
jika seorang kader kemampuannya belum memadai dapat mengikuti pelatihan
dari puskesmas, sedangkan motivasi ekstrinsik (dorongan dari luar), yang
meliputi fasilitas posyandu jika fasilitas di suatu posyandu memadai dapat
mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu posyandu (Sengkey et al., 2015).
Pelatihan kader merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kemandirian kader (Nonce L et al.,2015). Pembinaan kader,
faktor ini merupakan faktor pendukung dalam peningkatan keaktifan kader
posyandu (Dinengsih dan Hartiati, 2017). Adapun faktor lain seperti tempat yang
belum memadai jika suatu posyandu belum memadai dalam memberikan
pelayanan dapat mempengaruhi kinerja posyandu. Waktu dalam pemberian
pelayanan yang cukup lama ini di karenakan kader memberikan edukasi kepada
orang tua. Jumlah kader dalam pemberian pelayanan, jika kader hanya sedikit
pelayanan yang diberikan kurang maksimal (Sengkey et al., 2015).