Anda di halaman 1dari 151

KEPUTUSAN BERSAMA

KEPALA SMP NEGERI SATU ATAP LUKUN DAN KOMITE SEKOLAH


Nomor: 421.5/140.2.SMPN.10/Disdikbud/2020

TENTANG
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP) KUSUS PADA MASA DARURAT
PANDEMI COVID-19
SMP NEGERI SATU ATAP LUKUN

DOKUMEN I KTSP
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

PEMERINTAH KABUPATEN
KEPULAUAN MERANTI DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SATUAN PENDIDIKAN FORMAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SMP NEGERI SATU ATAP LUKUN


Jalan Lapang Gotama Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar
KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
REKOMENDASI
HASIL SUPERVISI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KUSUS MASA PANDEMI COVID 19
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
SMP NEGERI SATU ATAP
LUKUN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Nanang Sudarisman, S.IP., M.Pd
NIP. 196012291983021003
Pangkat/Gol. Ruang : Pembina Tk.I, IV/b
Jabatan : Pengawas Pembina SMP Negeri Satu Atap Lukun

Telah mengadakan supervisi KTSP Kusus Masa Pandemi Covi 19 beserta


perangkatnya di SMP Negeri Satu Atap Lukun, pada hari ..............................
Berdasar hasil supervisi, kami memberikan rekomendasi bahwa KTSP Kusus Masa
Pandemi Covi 19 SMP Negeri Satu Atap Lukun dapat disetujui untuk disyahkan oleh Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Meranti.
Dengan catatan :
……………………………………………....................………………………………...

………………………………………….....................…………………………………...

……………………………………….....................……………………………………...

Banjar, ................
Pengawas Sekolah,

Nanang Sudarisman, S.IP., M.Pd


NIP. 195810201992111001
LEMBAR PENGESAHAN

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum Khusus Pada Masa Pandemi
Covid 19 SMP Negeri Satu Atap Lukun

Telah Disahkan Melalui Rapat Dewan Guru dan Komite Sekolah


Untuk Dipergunakan Pada
Tahun Pelajaran 2020/2021.

Disahkan di : Lukun
Pada Tanggal : ……………………………………………..

Ketua Kepala
Komite SMP Negeri Satu Atap SMP Negeri Satu Atap Lukun
Lukun

ENTIS SUTISNA AA HASAN GUNARA, S.Pd., M.Pd


NIP. 19641022 198903 1 013

Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Kepulauan Meranti

Drs, H. A LUKMANULHAKIM, M.Si


NIP. 1962127 198112 1001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas rahmat, taufik dan hidayah-

Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen 1 Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) pada Masa Darurat Khusus Pandemi Covid 19 dengan Pola

Pendidikan Jarak Jauh untuk diberlakukan di SMP Negeri Satu Atap Lukun, Kabupaten

Kepulauan Meranti

KTSP SMP Negeri Satu Atap Lukun tersusun berkat kerja sama dan bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Meranti,

atas arahan dan perkenannya untuk mengesahkan KTSP Masa Pandemi Covid

19 SMP Negeri Satu Atap Lukun.

2. Kabid Dikdas Kabupaten Kepulauan Meranti beserta jajaran nya yang telah

berkenan memberikan pengarahan dan menyampaikan motivasi dan arahan

dalam penyusunan KTSP.

3. Ketua Komite SMP Negeri Satu Atap Lukun beserta jajarannya, yang telah

berpartisipasi di dalam penyusunan KTSP.

4. Guru-guru SMP Negeri Satu Atap Lukun, yang telah berpartisipasi secara

aktif di dalam workshop hingga terselesaikannya silabus, RPP, serta dokumen

KTSP SMP Negeri Satu Atap Lukun.

5. Karyawan SMP Negeri Satu Atap Lukun, yang telah berpartisipasi membantu

kelancaran pelaksanaan workshop penyusunan KTSP.

6. Semua pihak yang telah membantu hinggga terselesaikannya dokumen KTSP

SMP Negeri Satu Atap Lukun, sejak persiapan hingga selesai.

Akhirnya, semoga Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi usaha kita untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Negeri Satu Atap Lukun khususnya, dan di

Indonesia, amien.
Lukun, Agustus 2020 Kepala
SMP Negeri Satu Atap Lukun

AA HASAN GUNARA, S.Pd., M.Pd


NIP. 19641022 198903 1 013
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu

ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi

dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum

disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program

pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)

mengamanatkan kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan

mengacu kepada Stándar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) serta

berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP pada kondisi saat ini, dimana seluruh

dunia sedang mengalami pandemi covid-19, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan mengeluarkan Keptusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 179/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada

Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Perarutan tersebut menjadi dasar

penyusunan KTSP di SMP Negeri Satu Atap Lukun. KTSP ini disusun dengan

mengacu pada Stándar Isi (SI) dan Stándar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah
ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan pada

masa darurat pandemi covid-19.

SMP Negeri Satu Atap Lukun berada di wilayah desa Lukun di Kabupaten

Kepulauan Meranti yang daerah yang tergolong zona kuning namun berdasarkan

keputusan Pemerintah Daerah belum bisa melakukan sistem pembelajaran secara

tatap muka secara langsung. Tentu saja hal ini membuat kepala sekolah dan guru

berpikir keras terkait apa yang harus dilakukan agar layanan pendidikan tetap

berjalan dengan baik. Dengan kondisi seperti ini, kepala sekolah dan guru terus

mencari model pembelajaran efektif dan efisien untuk digunakan pada kondisi saat

ini.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Meranti

mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi permasalahan pendidikan dengan

menerbitkan surat edaran Nomor. 420/882-Disdikbud tentang Panduan Teknis

Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh (Pjj) Tahun Ajaran 2020/2021 Pada Masa

Penyebaran Corona Virus Disease 2019 di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dengan

keluarnya kebijakan ini, setiap guru diharapkan mengembangkan kompetensi

ketrampilan dalam menggunakan media onlinen dan aplikasi pembelajaran online

yang kian hari kian berkembang agar para peserta didik tidak mengalami kejenuhan

dan rasa bosan. Jika kejenuhan itu tidak cepat diatasi maka akan berakibat tidak

optimalnya proses belajar mengajar tersebut.

Berdasarkan paparan tersebut diatas, sebagai organisasi pendidikan yang

secara langsung berhadapan dengan peserta didik dan masyarakat, Tim Pengembang

Kurilulum SMP Negeri Satu Atap Lukun berupaya semaksimal mungkin

menerjemahkan kebijakan pemerinta pusat dan daerah dengan menyusun Kurikulum

Satuan Pendidikan (KTSP) Khusus Masa Pandemi Covid-19 di Satuan Pendidikan

SMP Negeri Satu Atap Lukun sebagai dasar pijakan kegiatan Pendidikan Jarak Jauh

yang berlaku di SMP Negeri Satu Atap Lukun.


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang untuk selanjutnya disebut

Kurikulum SMP Negeri Satu Atap Lukun Khusus Masa Pandemi Covid-19 Tahun

Pelajaran 2020/2021 ini disusun untuk memberikan pelayanan pendidikan dengan

pola Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dengan menggunakan pendekatan Blended

Learning dengan Model Pembelajaran Flipped Classroom, yakni pembelajaran yang

menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya

pembelajaran, memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator

dengan orang yang mendapat pengajaran. Blended learning juga sebagai sebuah

kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan Daring/ Luring.

Salah satu model yang bisa digunakan adalah flipped classroom atau

pembelajaran terbalik. Flipped classroom adalah model pembelajaran di mana siswa

sebelum belajar di kelas mempelajari materi lebih dahulu di rumah sesuai dengan

tugas yang diberikan oleh guru. Model ini juga digunakan oleh guru ketika ada siswa

yang tidak hadir di kelas karena sesuatu hal. Guru bisa membuat video berisi materi

yang diajarkannya lalu diberikan kepada siswa yang tidak masuk kelas tersebut. Jon

Bergmann dan Aaron Sams, yaitu guru kimia SMA Woodland Park di Colorado,

Amerika Serikat, menggunakan metode ini untuk membantu para siswanya yang

tidak masuk kelas dengan membuat video pembelajaran yang sudah mereka ajarkan.

Aspek penggunaan teknologi menjadi hal mendasar yang perlu diperhatikan

oleh pengajar di era sekarang, namun itu bukanlah segalanya, teknologi merupakan

alat yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pengalaman bermakna dalam

proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menerapkan

konsep flipped classroom. Menurut Bergmann & Sam (2012):

metode flipped classroom adalah pendekatan pedagogis inovatif yang


berfokus pada pengajaran yang berpusat pada peserta didik dengan membalik
sistem pembelajaran kelas tradisional yang selama ini dilakukan oleh
pengajar. Metode flipped classroom ini memang memiliki banyak manfaat
(McLaughlin et al, 2014), seperti mahasiswa akan memiliki opini positif dan
terbuka pada pengetahuan baru, lebih aktif, lebih mandiri dan kreatif serta
lebih kritis menyikapi permasalahan kasus tertentu.

Flipped Classroom adalah bentuk pembelajaran blended (melalui interaksi

tatap muka dan virtual/online) yang menggabungkan pembelajaran sinkron

(synchronous) dengan pembelajaran mandiri yang askinkron (asynchronous).

Pembelajaran sinkron biasanya terjadi secara real time di kelas. Peserta didik

berinteraksi dengan seorang pengajar dan teman sekelas serta menerima umpan balik

pada saat yang sama. Sedangkan, pembelajaran asinkron adalah pembelajaran yang

sifatnya lebih mandiri. Konten biasanya diakses melalui beberapa bentuk media pada

platform digital. Peserta didik dapat memilih kapan mereka belajar dan juga mereka

dapat mengajukan pertanyaan di kolom komentar, serta berbagi ide atau pemahaman

mereka tentang sebuah materi dengan penngajar atau teman sekelas. Sedangkan,

umpan balik akan diterima mereka tidak pada saat yang sama.

Video adalah media yang sering digunakan sebagai input untuk belajar

mandiri karena dapat diakses dan memungkinkan siswa untuk berhenti dan

menonton kembali konten sesuai kebutuhan. Teks dan audio juga dapat digunakan

sebagai konten untuk menyampaikan materi dan memastikan siswa sepenuhnya siap

untuk kelas sinkron. Berikut adalah gambaran konsep pelaksanaan flipped

classroom.

Metode flipped classroom, dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu, sebelum kelas

dimulai (pre-class), saat kelas dimulai (in-class) dan setelah kelas berakhir (out of

class). Sebelum kelas dimulai, peserta didik sudah mempelajari materi yang akan

dibahas, dalam tahap ini kemampuan yang diharapkan dimilki oleh peserta didik

adalah mengingat (remembering) dan mengerti (understanding) materi. Dengan

demikian pada saat kelas dimulai peserta didik dapat mengaplikasikan (applying)
dan menganalisis (analyzing) materi melalui berbagai kegiatan interaktif di dalam

kelas, yang kemudian dilanjutkan dengan mengevaluasi (evaluating) dan

mengerjakan tugas berbasis project tertentu sebagai kegiatan setelah kelas berakhir

(creating).

B. Landasan Hukum

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas

peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses

pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik

dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan

secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia

yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum pada Kondisi Khusus Masa

Pandemi Covid 19 bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi Satuan Pendidikan

untuk menentukan Kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran Peserta

Didik, diantaranya:

a. tetap mengacu pada Kurikulum nasional yang selama ini dilaksanakan

oleh Satuan Pendidikan; mengacu pada:

1) kurikulum nasional untuk PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah yang berbentuk sekolah menengah atas dengan

kompetensi inti dan kompetensi dasar yang disederhanakan untuk

Kondisi Khusus yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan dan Perbukuan; atau

2) kurikulum nasional untuk pendidikan menengah yang berbentuk

sekolah menengah kejuruan dengan kompetensi inti dan kompetensi


dasar yang disederhanakan untuk Kondisi Khusus yang ditetapkan

oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi.

b. melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.

c. Satuan Pendidikan dalam kondisi khusus tidak diwajibkan untuk

menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas atau

kelulusan.

d. Pembelajaran Pembelajaran dalam Kondisi Khusus tetap dilaksanakan

berdasarkan prinsip:

1) aktif yaitu pembelajaran mendorong keterlibatan penuh Peserta

Didik dalam perkembangan belajarnya, mempelajari bagaimana

dirinya dapat belajar, merefleksikan pengalaman belajarnya, dan

menanamkan pola pikir bertumbuh;

2) relasi sehat antar pihak yang terlibat yaitu pembelajaran mendorong

semua pihak yang terlibat untuk menaruh pengharapan yang tinggi

terhadap perkembangan belajar Peserta Didik, menciptakan rasa

aman, saling menghargai, percaya, dan peduli, terlepas dari

keragaman latar belakang Peserta Didik;

3) inklusif yaitu pembelajaran yang bebas dari diskriminasi Suku,

Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA), tidak meninggalkan

Peserta Didik manapun, termasuk Peserta Didik berkebutuhan

khusus/penyandang disabilitas, serta memberikan pengembangan

ruang untuk identitas, kemampuan, minat, bakat, serta kebutuhan

Peserta Didik;

4) keragaman budaya yaitu pembelajaran mencerminkan dan merespon

keragaman budaya Indonesia yang menjadikannya sebagai kekuatan


untuk merefleksikan pengalaman kebhinekaan serta menghargai

nilai dan budaya bangsa;

5) berorientasi sosial yaitu mendorong Peserta Didik untuk memaknai

dirinya sebagai bagian dari lingkungan serta melibatkan keluarga

dan masyarakat;

6) berorientasi pada masa depan yaitu pembelajaran mendorong

Peserta Didik untuk mengeksplorasi isu dan kebutuhan masa depan,

keseimbangan ekologis, sebagai warga dunia yang bertanggung

jawab dan berdaya;

7) sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan Peserta Didik yaitu

pembelajaran difokuskan pada tahapan dan kebutuhannya, berfokus

pada penguasaan kompetensi, berpusat pada Peserta Didik untuk

membangun kepercayaan dan keberhargaan dirinya; dan

8) menyenangkan yaitu pembelajaran mendorong Peserta Didik untuk

senang belajar dan terus menumbuhkan rasa tertantang bagi dirinya,

sehingga dapat memotivasi diri, aktif dan kreatif, serta bertanggung

jawab pada kesepakatan yang dibuat bersama.

Dengan demikian, Kurikulum Khsusu Masa Pandemi Covid-19

menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan

individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan

berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan

diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.

2. Landasan Teoritis Kurikulum

Kurikulum 2013 dan Kurikulum Khusus Pada Masa Pandemi Covid 19

dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based


education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum)

namun tidak menuntut ketuntasan semua kompetensi. Pendidikan berdasarkan

standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara

yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum

berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-

luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,

berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 di SMP Negeri Satu Atap Lukun :

a. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

b. Peraturan Pemerintah atau PP Nomor 19 tahun 2017 tentang

perubahan PP No.74 tahun 2008 tentang Guru.

c. Peraturan Pemerintah (PP) No.53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS

d. Peraturan Pemerintah (PP) No.19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan direvisi dengan Peraturan Pemerintah (PP)

No.32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan

e. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Pendidikan Jarak Jauh.

f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 119 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak

Jauh jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah


g. Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan

Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona

Virus Disease 2019 (COVID-19);

h. Surat Edaran Sesjen Kemdikbud Rl Nomor 15 Tahun 2020 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat

Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19);

i. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri

Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam negeri, Nomor

01/KB/2020, Nomor 516 tahun 2020, Nomor

HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 tentang Panduan

Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan

Tahun Akademik 2020/2021 dimasa Pandemi Corona Virus Disease

2019 (COVID-19);

j. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada

Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus

k. Kalender Pendidikan jenjang Pendidikan Dasar Tahun Pelajaran

2020/2021 ;dan

l. Surat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Kepulauan Meranti Nomor 420/819-Disdikbud tanggal 10 Juli 2020

perihal Pemberitahuan Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam

Masa Covid-19.

m. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Kepulauan Meranti Nomor. 420/882-Disdikbud tentang Panduan

Teknis Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh (Pjj) Tahun Ajaran


2020/2021 Pada Masa Penyebaran Corona Virus Disease 2019 dl

Kabupaten Kepulauan Meranti


BAB II

TUJUAN

A. Tujuan Pengembangan KTSP

Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Khusus Pada Masa

Pandemi Covid-19 SMP Negeri Satu Atap Lukun ini meruapakan bagian dari

penyediaan layanan dan mekanisme pengelolaan pembelajaran di satuan pendidikan

jenjang pendidikan dasar selama masa darurat penyebaran corona vims disease 2019

SMP Negeri Satu Atap Lukun.

Tujuan dari Program Pendidikan Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19

SMP Negeri Satu Atap Lukun ini adalah sebagai acuan teknis bagi Guru/, Pendidik,

tenaga Kependidikan, Peserta Didik dan Orangtua Peserta Didik sesuai kapasitas

masing- masing dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

1. Prinsip Pelaksanaan

Pembelajaran jarak jauh dilaksanakan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala

satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi

pertimbangan utama dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh;

b. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk memberikan pengalaman

belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan

menuntaskan seluruh capaian kurikulum;

c. Pembelajaran jarak jauh melalui Belajar Dari Rumah (BDR) dapat

difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai

pandemi COVID-19;

d. Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang

pendidikan serta karakter peserta didik;


e. Aktivitas dan penugasan selama BDR dapat bervariasi antarsatuan

pendidikan dan peserta didik sesuai minat dan kondisi masing- masing,

termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas

pembelajaran jarak jauh;

f. Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat

kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/ nilai

kuantitatif; dan Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang

positif antara pendidik dengan orangtua/ wali.

Selain hal tersebut diatasas, penyusunan Kurikulum Khusus Masa Pandemi

Covid 19 di SMP Negeri Satu Atap Lukun ini bertujuan untuk mewujudkan

kurikulum implementatif sebagai :

1. Acuan pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai visi SMP Negeri

Satu Atap Lukun ;

2. Acuan pelaksanaan proses pembelajaran untuk menghasilkan mutu

lulusan yang Berwawasan Lingkungan, Cermat dalam Mitigasi Bencana,

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Dan Memiliki Kompetensi

Literasi dan Numerasi yang baik serta membentuk generasi muslim yang

beriman, bertaqwa, religius, terampil, kreatif, dan inovatif sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

3. Acuan bagi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana

pembelajaran;

4. Pedoman pelaksanaan proses penilaian peserta didik di SMP Negeri Satu

Atap Lukun;
5. Dasar pelaksanaann evaluasi dan program tindak lanjut dalam

mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas di SMP Negeri Satu Atap

Lukun.

B. Prinsip Penyusunan Kurikulum

Kurikulum SMP Negeri Satu Atap Lukun menggunakan Kurikulum 2013

namun tidak menguji semua Kompetensi yang ada untuk semua tingkatan kelas VII,

VIII dan IX. Prinsip pengembangan kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi

masa Pandemi Covid 19 dan relevansi setiap kelompok atau satuan pendidikan di

bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Kepulauan Meranti.

Pengembangan Kurikulum SMP Negeri Satu Atap Lukun mengacu pada

Standar Isi (SI) dan Standar Kelulusan (SKL) pada Kondisi Khusus Masa Pandemi

Covid 19, serta berpedoman pada penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP,

dan petunjuk teknis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan

Meranti, serta memperhatikan pertimbangan Komite sekolah.

Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-

prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip –

prinsip umum: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas;

(2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip

berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan

proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat

pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan

Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam

pengembangan kurikulum, yaitu :

1. Prinsip relevansi;
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-

komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan

secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan

tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan

potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan

perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).

2. Prinsip fleksibilitas;

Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan

memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan

terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan

waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.

3. Prinsip kontinuitas;

Adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara

horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus

memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang

pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.

4. Prinsip efisiensi;

Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan

waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat

sehingga hasilnya memadai.

5. Prinsip efektivitas;

Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa

kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat

sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :


1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi

peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis

pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat,

serta status sosial ekonomi dan gender.

Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,

muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun

dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat

antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu

semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti

dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan

keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,

keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan

keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan

secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat.

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan

formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan

tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan

manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah

harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka

Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Kurikulum SMP Negeri Satu Atap Lukun dikembangkan berdasarkan

prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi

peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

b. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis

pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat,

serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi

komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan

diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan

yang bermakna dan tepat antar substansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu

semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti


dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan

kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,

pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,

keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan

vokasional merupakan keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan

secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan

formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan

tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan

manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,

nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah


harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka

Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

Kurikulum SMP Negetri 10 Banjar (Kurikulum 2013) memiliki latar

belakang yang kemudian dijadikan prinsip pengembangan kurikulum sebagai

berikut:

a. Pengertian Kurikulum

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang

pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran. Sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk

kegiatan pembelajaran.

b. Rasional Pengembangan

1) Tantangan Pengembangan

Selain adanya ketentuan legal-formal yang mengharuskan adanya

perubahan dan penyempurnaan kurikulum, masyarakat Indonesia dan

masyarakat dunia mengalami perubahan yang sangat cepat dan dalam

dimensi yang beragam terkait dengan kehidupan individual,

masyarakat, bangsa, dan umat manusia. Fenomena globalisasi yang

membuka batas-batas fisik (teritorial) negara dan bangsa dipertajam dan


dipercepat oleh kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi dan

komunikasi.

Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan

kemajuan teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua

dasawarsa terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang

terjadi dalam kehidupan manusia di abad-abad sebelumnya. Perubahan

tersebut telah menjangkau kehidupan manusia dari tingkat global,

nasional, dan regional serta dari kehidupan sebagai umat manusia, warga

negara, anggota masyarakat dan pribadi.

Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring

dengan kontinuitas segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan

perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya

pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Jenlink

(1995) mengungkapkan bahwa masa depan akan berbeda secara

dramatis dari masa sekarang, dan itu akan menuntut untuk dipersiapkan

antisipasi terjadinya perubahan penting pada kehidupan. Dengan

terjadinya perubahan tersebut diperlukan usaha untuk mengalihkan pola

pikir dalam menatap tentang dunia yang begitu cepat mengalami

perubahan hingga saat ini dan yang akan datang.

Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum madrasah sebagai the heart

of education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang

mampu hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan

lokal yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana

diungkapkan oleh Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan

perubahan yang terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan,


dan politik. Perubahan yang dikemukakan di atas memberikan landasan

kuat bagi perubahan suatu kurikulum di lingkungan madrasah.

Kenyataan adanya amanat legal dan kehidupan manusia yang

berubah cepat yang menyebabkan perubahan dan penyempurnaan

kurikulum madrasah merupakan suatu keniscayaan yang tak dapat

dihindari. Atas dasar itu, rancangan konseptual dan kontekstual

penyempurnaan kurikulum menjadi suatu keniscayaan yang harus

disiapkan secara matang.

Rekonseptualisasi ide kurikulum merupakan penataan ulang

pemikiran teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai

kompetensi dan kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada

pikiran pokok bahwa konten kurikulum adalah kompetensi, dan

kompetensi diartikan sebagai kemampuan melakukan sesuatu (ability to

perform) berdasarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal tersebut

terumuskan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Desain pengembangan kurikulum baru harus didasarkan pada

pengertian bahwa kurikulum adalah suatu pola pendidikan yang utuh

untuk jenjang pendidikan tertentu. Desain ini menempatkan mata

pelajaran sebagai organisasi konten kurikulum yang terbuka dan saling

mempengaruhi. Desain kurikulum yang akan digunakan untuk

mengembangkan kurikulum baru harus mampu mengaitkan antar konten

kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.

Selanjutnya dalam pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi

kurikulum, yaitu ide, desain, implementasi dan evaluasi kurikulum,


direncanakan dalam satu kesatuan. Hal inilah sebenarnya yang menjadi

inti dari pengembangan kurikulum (curriculum development).

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai

tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan

eksternal. Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan

zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola

kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Selain itu yang tidak

kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan

penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa

yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

2) Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan

dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8

(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar

proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan

penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia

produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15 -

64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia

0 - 14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah

penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun

2020 - 2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu

tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar


sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat

ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki

kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi

beban.

3) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi

dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,

kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan

budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus

globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan

perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan

modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO),

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-

Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade

Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran

kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,

investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan

Indonesia di dalam studi International Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International

Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan

bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam

beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini

disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di

TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

4) Penyempurnaan Pola Pikir


Untuk memenuhi pengembangan kerangka berpikir yang sesuai

dengan kebutuhan, maka kurikulum 2013 dikembangkan dengan

penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi

pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus

memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk

memiliki kompetensi yang sama;

b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)

menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-

masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara

jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan

dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui

internet);

d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari

(pembelajaran peserta didik aktif mencari semakin diperkuat

dengan model pembelajaran pendekatan sains);

e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);

f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis

alat multimedia;

g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan

pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi

khusus yang dimiliki setiap peserta didik;


h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline)

menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak

(multidisciplines); dan

i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

5) Penguatan Tata Kelola

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum

sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 diubah sesuai

dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum

2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata

kerja yang bersifat kolaboratif;

b) penguatan manajeman madrasah melalui penguatan

kemampuan manajemen kepala madrasah sebagai pimpinan

kependidikan (educational leader); dan

c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen

dan proses pembelajaran.

6) Penguatan Materi

Penguatan materi sebagai proses tersistem dalam pembelajaran

untuk memberikan bobot penguasaan materi esensial ataupun non

esensial. Penguatan materi dimaksudkan untuk memperdalam dan

memperluas tingkat penguasaan sesuai kompetensi dasar. Secara

operasional penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan

perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.


C. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum

Kurikulum SMP Negeri 10 Bnajar disusun dengan memperhatikan hal-hal

sebagai berikut;

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan

kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang

memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman

dan takwa serta akhlak mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat

manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,

psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum

disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,

kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik

peserta didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman

karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan

sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh

karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk

menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan

daerah.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional


Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang

otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong

partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.

5. Tuntutan dunia kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya

pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai

kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan

hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat

penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang

tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa

masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan

sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus

melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga

tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,

kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan

sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7. Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan

taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan

kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua

mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan

akhlak mulia.

8. Dinamika perkembangan global


Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun

bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.

Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang

mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup

berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan

kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya

memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh

karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan

sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan

bangsa dalam wilayah NKRI.

10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik

sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman

budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih

dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa

lain.

11. Kesetaraan Jender

Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang

berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.

12. Karakteristik satuan pendidikan.

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi,

dan ciri khas satuan pendidikan.


Kurikulum disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP Negeri Satu Atap Lukun. Tujuan

pengembangan kurikulum di SMP Negeri Satu Atap Lukun adalah tahapan atau

langkah untuk mewujudkan visi sekolah dalam jangka waktu tertentu dapat diukur,

dan terjangkau. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi sikap religius dengan kemampuan

mejalankan ibadah sesuai agama yang dianutnya selama berada di

lingkungan sekolah maupun diluar sekolah

2. Mengembangkan sikap dari kearifan budaya lokal dengan tidak

menghilangkan nilai-nilai agama yang merupakan keseimbangan antara

pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja

sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;

3. Mengembangkan sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang

memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik

menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan

memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

4. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

5. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

6. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci

lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

7. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)

kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses

pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan


dalam kompetensi inti; kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada

prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya

(enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi

horizontal dan vertikal).

D. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut. "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."

E. Visi SMP Negeri Satu Atap Lukun

Bertaqwa Berbudaya Berprestasi Dalam Bidang Akademik dan Non Akademik

Peduli Lingkungan Sekitar dan Senang Hidup Sehat dan Teratur pada Tahun 2023

Indikator Visi:

a. Unggul dalam Ilmu Keagamaan dan Pengamalannya

b. Unggul dalam Pendidikan Karakter, Kebudayaan Daerah/Lokal dan

Nasional

c. Berprestasi dalam Bidang Akademik dan Non Akademik

d. Unggul dalam kebersihan dan kesehatan Lingkungan Sekolah

F. Misi SMP Negeri Satu Atap Lukun

1. Membiasakan Kehidupan Beragama dan Berakhlak Mulia

2. Melestarikan Pendidikan Karakter dan Kebudayaan Daerah/Lokal dan

Nasional
3. Menyelenggarakan Pendidikan yang Optimal untuk Meraih Prestasi

Akademik dan Non Akademik Seiring dengan Perkembangan Teknologi

4. Optimaliasai pelestarian lingkungan hidup di sekolah

5. Membiasakan Pola Hidup Bersih dan Sehat(PHBS)

G. Tujuan Sekolah

1. Terlaksananya program kegiatan keagamaan seperti : Shalat Dhuha setiap

pagi sebelum masuk kelas, One day One Ayyat, hafalan Hadits arba’in,

Duhur berjamaah, , Istighosah, pesantren kilat / Ramadhan dan Peringatan

Hari Besar Keagamaan.

2. Terlaksananya pengembangan Kurikulum yang meliputi 8 standar

pendidikan

3. Terlaksananya pelaksanaan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan dengan pendekatan Scientific.

4. Tercapainya prestasi dalam kompetisi akademik dan non akademik tingkat

kabupaten / maupun provinsi

5. Terlaksananya pembiasaan 5 S - 1 P (Salam, Salim, Senyum, Sapa, Santun,

dan Peduli Lingkungan)

6. Terlaksananya pembelajaran dan pengembangan diri yang terintegrasi

dengan Pendidikan Lingkungan Hidup dan SPAB (Satuan Pendidikan

Aman Bencana)

7. Tercapainya lingkungan sekolah yang bersih, asri dan nyaman untuk

pembelajaran sebagai upaya pelestarian fungsi lingkungan, mencegah

terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.


BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum (Muatan Inti)

Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan

pengorganisasian kompetensi inti, mata pelajaran, beban belajar, kompetensi dasar,

dan muatan pembelajaran pada setiap Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah. Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta

didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai

kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan dengan karakteristik

sebagai berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,

pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai

situasi di sekolah dan masyarakat;

2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan

pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang

dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai

sumber belajar;

3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi

inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

5. Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi

(organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan


proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang

dinyatakan dalam kompetensi inti;

6. Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif,

saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata

pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Mengacu pada enam karakteristik tersebut maka seluruh aktivitas penerapan

kurikulum berpusat pada usaha mewujudkan kompetensi inti yang diwujudkan

dengan menempatkan sekolah sebagaian bagian dari sistem masyarakat.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)
Kompetensi Inti SMP Kelas VII – IX

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
1. Menghargai dan 1. Menghargai dan 1. Menghargai dan
menghayati ajaran menghayati ajaran menghayati ajaran

2. Menghargai dan 2. Menghargai dan 2. Menghargai dan


menghayati perilaku menghayati perilaku menghayati perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong (toleransi, gotong (toleransi, gotong
royong), santun, percay royong), santun, percay royong), santun, percaya
adiri, dalam berinteraks adiri, dalam berinteraks diri, dalam berinteraksi
i i secara efektif dengan
3. Memahami pengetahua 3. Memahami dan 3. Memahami dan
n(faktual, konseptual, dan menerapkan menerapkan
prosedural) berdasarkan pengetahuan (faktual, pengetahuan (faktual,
rasa ingin tahunya konseptual, dan konseptual, dan
tentang ilmu prosedural) berdasarka prosedural) berdasarkan
pengetahuan, n rasa ingin tahunya rasa ingin tahunya
teknologi,se ni, budaya tentang ilmu tentang ilmu
terkait pengetahuan, teknologi pengetahuan, teknologi,
fenomena dan kejadiantam ,seni, budaya terkait seni, budaya terkait
pak mata fenomena dan kejadian fenomena dan kejadian
tampak mata tampak mata
4. Mencoba, mengolah, 4. Mengolah, menyaji, dan 4. Mengolah, menyaji, dan
dan menyaji dalam menalar dalam ranah menalar dalam ranah
ranah konkret konkret (menggunakan, konkret (menggunakan,
(menggunakan,mengur mengurai, merangkai, mengurai, merangkai,
ai, merangkai, memodifikasi, dan memodifikasi, dan
memodifikasi, dan membuat) dan ranah membuat) dan ranah
membuat) dan ranah abstrak (menulis, abstrak (menulis,
abstrak (menulis, membaca, menghitung, membaca, menghitung,
membaca, menghitung, menggambar, dan menggambar, dan
enggambar, dan mengarang) sesuai mengarang) sesuai
mengarang) sesuai dengan yang dipelajar dengan yang dipelajari
dengan yang di sekolah dan sumber di sekolah dan sumber
dipelajarid i sekolah lain yang sama dalam lain yang sama dalam
dan sumber lain yang sudut pandang/teori sudut pandang/teori
sama dalam sudut
pandang/teori

Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar


Kelas VII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau

ekstrakurikuler.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menghargai dan menghayati

ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu

“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua
kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),

yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan

karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proseS pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

KOMPETENSI INTI KD (HASIL REVIU)

7.1 menghayati dan 7.1.1 menghargai dan mensyukuri


mengamalkan ajaran agama yang keberadaan bahasa sunda sebagai
dianutnya anugerah tuhan yang maha esa sebagai
sarana komunikasi
dalam percakapan, iklan layanan
masyarakat, karangan bahasan,
pengalaman pribadi, kaulinan barudak,
dongeng, sajak, dan pupujian.

7.2 menghargai dan menghayati 7.2.1 menunjukkan perilaku jujur,


perilaku jujur, disiplin, tanggung tanggung jawab, dan santun dalam
jawab, peduli (toleransi, gotong menggunakan bahasa sunda
royong), santun, percaya diri, dalam untuk percakapan sehari-hari,
berinteraksi secara efektif dengan
7.2.2 menunjukkan prilaku
lingkungan sosial dan alam dalam
jujur, tanggung jawab, percaya diri,
jangkauan pergaulan dan
peduli, dan santun dalam menggunakan
keberadaannya
bahasa sunda untuk kaulinan barudak.

7.2.3 menunjukkan perilaku jujur,


tanggung jawab, dan santun dalam
menggunakan bahasa sunda untuk
membuat wawaran dan karangan
bahasan pengalaman pribadi

7.2.4 menunjukkan perilaku jujur,


tanggung jawab, dan santun dalam
menggunakan bahasa sunda untuk
mengapresiasi dan mengekspresikan
dongeng, sajak, dan pupujian

7.3 memahami pengetahuan 7.3.1 menelaah, mengidentifikasi, dan


(faktual, konseptual, dan prosedural) memahami teks percakapan tentang
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang kehidupan sehari-hari sesuai dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, kaidah-kaidahnya.
budaya terkait fenomena dan kejadian
7.3.2 menelaah, mengidentifikasi, dan
tampak mata
memahami teks kaulinan barudak sesuai
dengan kaidah-kaidahnya.

7.3.3 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami teks wawaran sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

7.3.4 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami teks bahasan pengalaman
pribadi sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

7.3.5 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami dongeng sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

7.3.6 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami sajak sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

7.3.7 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami pupujian sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

7.4 mencoba, mengolah, dan 7.4.1 menyusun dan memperagakan


menyaji dalam ranah konkret percakapan tentang kegiatan sehari-hari
(menggunakan, mengurai, merangkai, sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
memodifikasi, dan membuat) dan
7.4.2 mengekspresikan dan menanggapi
ranah abstrak (menulis, membaca,
jenis kaulinan barudak
menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang 7.4.3 menyusun dan menggapi
dipelajari di sekolah dan sumber lain wawaran sesuai dengan kaidah-kaidahnya
yang sama dalam sudut pandang/teori secara lisan dan tulisan.

7.4.4 menyusun dan menanggapi teks


pengalaman pribadi sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

7.4.5 menanggapi dan menyajikan isi


serta nilai-nilai yang terkandung dalam
dongeng sesuai dengan kaidah-kaidahnya
secara lisan dan tulisan.

7.4.6 menafsirkan, menanggapi, dan


mengekspresikan sajak sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

7.4.7 menafsirkan, menanggapi, dan


mengekspresikan pupujian sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

Kelas VIII

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau

ekstrakurikuler.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menghargai dan menghayati

ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu

“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua

kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),

yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan

karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proseS pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.
KOMPETENSI INTI KD (HASIL REVIU)

8.1 menghayati dan 8.1.1 menghargai, menghayati, dan


mengamalkan ajaran agama yang mensyukuri bahasa sunda sebagai
dianutnya anugrah tuhan yang maha esa, melalui
kegiatan memahami rumpaka
kawih, wacana kampung adat, mantra,
dan surat.

8.1.2 menghargai, menghayati, dan


mensyukuri bahasa sunda sebagai
anugrah tuhan yang maha esa, sebagai
sarana kegiatan paguneman (dialog),
memandu acara.

8.1.3 menghargai, menghayati, dan


mensyukuri bahasa sunda sebagai
anugrah tuhan yang maha esa, sebagai
sarana dalam menulis narasi pengalaman
pribadi, dan aksara sunda

8.2 menghargai dan menghayati 8.2.1 menunjukkan prilaku


perilaku jujur, disiplin, tanggung jujur, tanggung jawab, percaya diri,
jawab, peduli (toleransi, gotong peduli, dan santun dalam menggunakan
royong), santun, percaya diri, dalam bahasa sunda untuk memahami rumpaka
berinteraksi secara efektif dengan kawih, wacana kampung adat, mantra,
lingkungan sosial dan alam dalam dan surat.
jangkauan pergaulan dan
8.2.2 menunjukkan prilaku
keberadaannya
jujur, tanggung jawab, percaya diri,
peduli, proaktif dan santun dalam
menggunakan bahasa sunda untuk
melakukan kegiatan paguneman (dialog)
dan memandu acara

8.2.3 menunjukkan prilaku


jujur, tanggung jawab, percaya diri,
peduli, proaktif dan santun dalam
menggunakan bahasa sunda untuk
menyusun bahasan pengalaman pribadi,
dan menulis aksara sunda

8.3 memahami pengetahuan (faktual, 8.3.1 menelaah, mengidentifikasi, dan


konseptual, dan prosedural) memahami rumpaka kawih sesuai
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang dengan kaidah-kaidahnya.
ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian 8.3.2 menelaah, mengidentifikasi, dan
tampak mata memahami wacana kampung adat sesuai
dengan kaidah-kaidahnya.

8.3.3 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami mantra sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

8.3.4 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami teks surat sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

8.3.5 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami teks guguritan sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

8.3.6 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami teks sisindiran sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

8.3.7 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami paguneman (dialog) dan
memandu acara sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

8.3.8 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami teks pengalaman pribadi
sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

8.3.9 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami aksara sunda sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

8.4 mencoba, mengolah, dan menyaji 8.4.1 menafsirkan, menanggapi, dan


dalam ranah konkret (menggunakan, mengekspresikan rumpaka kawih secara
mengurai, merangkai, memodifikasi, lisan dan tulisan.
dan membuat) dan ranah abstrak
8.4.2 menjelaskan informasi yang
(menulis, membaca, menghitung,
terdapat dalam wacana kampung adat
menggambar, dan mengarang) sesuai
secara lisan dan tulisan
dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut 8.4.3 menafsirkan, menanggapi, dan
pandang/teori mengekspresikan mantra dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya.

8.4.4 menyusun teks surat dengan


memperhatikan kaidah-kaidahnya.
8.4.5 menafsirkan, menanggapi, dan
mengekspresikan guguritan dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya.

8.4.6 menafsirkan, menanggapi, dan


menyusun sisindiran dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya.

8.4.7 menyusun, menanggapi, dan


memperagakan teks paguneman (dialog)
dan memandu acara dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya.

8.4.8 menaggapi dan menyusun


pengalaman pribadi dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya secara
lisan dan tulisan.

8.4.9 membaca dan menulis kalimat


sederhana dengan menggunakan aksara
sunda.

Kelas IX

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau

ekstrakurikuler.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menghargai dan menghayati

ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu

“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong

royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua

kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),


yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan

karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

KOMPETENSI INTI KD (HASIL REVIU)

9.1 menghargai dan menghayati 9.1.1 menghargai dan mensyukuri


ajaran agama yang dianutnya keberadaan bahasa sunda sebagai
anugrah tuhan yang maha esa dalam
memahami dan menyajikan pidato, berita,
bahasan, diskusi, wacana, carpon, puisi,
novel, wawacan, dan drama.

9.2 menghargai dan menghayati 9.2.1 menunjukkan prilaku


perilaku jujur, disiplin, tanggung jujur, tanggung jawab, percaya diri,
jawab, peduli (toleransi, gotong peduli, proaktif dan santun dalam
royong), santun, percaya diri, dalam menggunakan bahasa sunda untuk
berinteraksi secara efektif dengan memahami, menyusun dan
lingkungan sosial dan alam dalam menyampaikan teks pidato.
jangkauan pergaulan dan
9.2.2 menunjukkan prilaku
keberadaannya
jujur, tanggung jawab, percaya diri,
peduli, proaktif dan santun dalam
menggunakan bahasa sunda untuk
memahami berita ilmu pengetahuan dan
budaya serta bahasan teknologi dan seni,

9.2.3 menunjukkan prilaku


jujur, tanggung jawab, percaya diri,
peduli, proaktif dan santun dalam
menggunakan bahasa sunda untuk
memahami teks diskusi budaya sunda,

9.2.4 menunjukkan prilaku


jujur, tanggung jawab, percaya diri,
peduli, proaktif dan santun dalam
menggunakan bahasa sunda untuk
memahami bahasan yang mengandung
idiom.

9.2.5 menunjukkan prilaku jujur, dan


percaya diri dalam menggunakan bahasa
sunda untuk memahami dan menulis
carpon.

9.2.6 menunjukkan prilaku jujur,


percaya diri, peduli, proaktif dan santun
dalam menggunakan bahasa sunda
untuk mengekspresikan drama dan puisi.

9.2.7 menunjukkan prilaku jujur,


tanggung jawab, percaya diri dalam
menggunakan bahasa sunda
untuk meringkas novel.

9.2.8 menunjukkan perilaku jujur,


disiplin, tanggung jawab dalam berbahasa
sunda untuk memahami wawacan.

9.3 memahami dan menerapkan 9.3.1 menelaah, mengidentifikasi, dan


pengetahuan (faktual, konseptual, dan memahami teks pidato sesuai dengan
prosedural) berdasarkan rasa ingin kaidah-kaidahnya.
tahunya tentang ilmu pengetahuan,
9.3.2 menelaah, mengidentifikasi, dan
teknologi, seni, budaya terkait
memahami berita ilmu pengetahuan dan
fenomena dan kejadian tampak mata
budaya serta bahasan teknologi dan seni,
sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

9.3.3 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami diskusi tentang budaya
sunda sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

9.3.4 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami bahasan yang mengandung
idiom sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

9.3.5 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami carpon sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

9.3.6 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami teks drama dan puisi sesuai
dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.7 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami novel sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

9.3.8 menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami teks wawacan sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

9.4 mengolah, menyaji, dan menalar 9.4.1 menyusun, menanggapi, dan


dalam ranah konkret (menggunakan, menyajikan teks pidato sesuai dengan
mengurai, merangkai, memodifikasi, kaidah-kaidahnya secara lisan dan
dan membuat) dan ranah abstrak tulisan.
(menulis, membaca, menghitung,
9.4.2 menelaah, menanggapi, dan
menggambar, dan mengarang) sesuai
meringkas teks berita ilmu pengetahuan
dengan yang dipelajari di sekolah dan
serta bahasan teknologi dan seni sesuai
sumber lain yang sama dalam sudut
dengan kaidah-kaidahnya.
pandang/teori
9.4.3 menelaah, menanggapi, dan
membicarakan budaya sunda dengan
memperhatikan kaidah-kaidah bahasa
sunda yang baik dan benar.

9.4.4 menelaah, menanggapi, dan


merangkum isi bahasan yang
mengandung idiom.

9.4.5 menanggapi dan menulis carpon


sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

9.4.6 menanggapi dan memperagakan


teks drama dan puisi dengan
memperhatikan kaidah-kaidah bahasa
sunda yang baik dan benar.

9.4.7 meringkas dan menanggapi novel


dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya
penulisannya.

9.4.8 menanggapi dan mengkonversi


teks wawacan ke dalam bentuk teks
lainnya.
B. Muatan Kurikulum

1. Muatan Nasional

Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi

waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan

matapelajaran dan alokasi waktu di SMP Nusantara untuk kelas VII, VIII,

dan IX.

Struktur Kurikulum SMP terdiri atas kelompok A dan Kelompok B

sebagai berikut:

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu


Kelompok A Kelas Kelas Kelas
VII VIII IX
1. Pendidikan Agama Islam 3 3 3
2. PPKn 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 3 3 3
Kesehatan
3. Prakarya 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38

2. Muatan Lokal

a. Jenis dan strategi muatan lokal yang dilaksanakan instruksi Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,

termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi

bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus
menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan

oleh sekolah, tidak terbatas pada mata pelajaran seni-budaya dan

keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lainnya, seperti Pendidikan

Lingkungan Hidup. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga

sekolah harus mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi

dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah

dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap

semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.

b. Jenis dan Strategi Muatan Lokal

Kelas dan Alokasi


Mata Pelajaran Waktu Keterangan
VII VIII IX
Basa Sunda 2 2 2 Bahasa Daerah untuk
kelas VII, VIII dan IX
masuk pada jam
pelajaran inti sesuai
jadwal

Mata pelajaran Bahasa Daerah bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan menggunakan

bahasa daerah (Sunda) baik dengan teman sebaya maupun dengan

orang yang lebih tua untuk mewujudkan karakter yang berbudi

pekerti luhur.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa bahasa daerah

(Sunda) serta untuk melestarikannya sebagai kekayaan budaya

daerah

3. Memahami bahasa daerah (Sunda) dan menggunakannya dengan

tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan diantaranya berupa karya


sastra yang berupa pupuh, gerak tari, tembang dll yang memuat

upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan Satuan

Pendidikan Aman Bencana (SPAB)

4. Mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Menumbuh kembangkan karakter peduli terhadap kelestarian

lingkungan

b. Melakukan tindakan atau upaya untuk mencegah pencemaran

dan kerusakan lingkungan di sekolah maupun di lingkungan

sekitar tempat tinggal seperti pengolahan sampah, penghijauan,

recycle dll

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA

dinyatakan bahwa Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan

terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan

pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan

kebutuhan satuan pendidikan tersebut.

Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa Daerah

merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang

disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan

daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata

pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan


pendidikan melalui pemerintah daerah, dalam hal ini Provinsi Jawa

Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa

daerah diperkuat oleh UU nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,

Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat

(1) dan Ayat (2) berbunyi sebagai berikut:

“Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan


melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi
kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat
sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi
bagian dari kekayaan budaya Indonesia.”

Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan

berkelanjutan oleh pemerintah daerah di bawah koordinasi lembaga

kebahasaan.

Mengingat kewenangan pemerintah daerah dalam

mengembangkan dan membina bahasa daerah, adanya kebijakan

kurikulum tingkat daerah, dan keberagaman pemerintah daerah dalam

menetapkan konten muatan lokal maka untuk Kurikulum 2013

ditetapkan pendidikan bahasa daerah tetap menjadi wewenang

pemerintah daerah. Kurikulum 2013 menyediakan muatan lokal untuk

pendidikan bahasa daerah dan pendidikan seni budaya.

Berkaitan dengan bunyi undang-undang tersebut, maka Mata

Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda termasuk mata pelajaran muatan

lokal di wilayah Provinsi Jawa Barat. Kedudukannya dalam proses

pendidikan sama dengan kelompok mata pelajaran Kelompok A dan


pengembangan diri. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Sunda juga

diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam buku rapor.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat

Keputusan No. 423/2372/Set-disdik tanggal 26 Maret 2013 tentang

Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA). Kedudukan Mata Pelajaran Muatan Lokal

Bahasa Daerah dalam Struktur Kurikulum adalah sebagai berikut.

c. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Sunda

a) Pengertian

Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa

Sunda adalah program untuk mengembangkan pengetahuan,

keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan

sastra Sunda.

b) Fungsi

Standar kompetensi dan kompetensi dasar berfungsi sebagai

acuan bagi guru-guru di sekolah dalam menyusun kurikulum

mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda sehingga segi-segi

pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap berbahasa

dan bersastra Sunda dapat terprogram secara terpadu

Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini disusun

dengan mempertimbangkan kedudukan bahasa Sunda sebagai

bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra Nusantara.

Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran

Bahasa Sunda sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya


regional Jawa Barat, (2) sarana peningkatan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka

pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk meraih dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4)

sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda

untuk berbagai keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran,

serta (6) sarana pemahaman aneka ragam budaya daerah (Sunda).

c) Tujuan

Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran

bahasa dan sastra Sunda yang secara umum agar murid mencapai

tujuan-tujuan berikut.

1. Peserta didik beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra

Sunda.

2. Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Sunda

sebagai bahasa daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan

bahasa ibu bagi sebagian besar masyarakatnya.

3. Peserta didik memahami bahasa Sunda dari segi bentuk,

makna, dan fungsi, serta mampu menggunakannya secara

tepat dan kreatif untuk berbagai konteks (tujuan, keperluan,

dan keadaan).

4. Peserta didik mampu menggunakan bahasa Sunda untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan

emosional, dan kematangan sosial.


5. Peserta didik memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam

berbahasa Sunda (berbicara, menulis, dan berpikir).

6. Murid mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra

Sunda untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa Sunda, mengembangkan kepribadian, dan

memperluas wawasan kehidupan.

7. Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Sunda

sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Sunda.

3. Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) pada Masa Pandemi

Covid-19

Mempersiapkan perencanaan pelaksanaan pembelajaran moda PJJ

dengan senantiasa mengacu ketentuan Surat Edaran Mendikbud Nomor 14

tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

dan Permendikbud nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Kurikulum Pada

Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus;

Materi Pembelajaran moda PJJ dipersiapkan dan dikembangkan

dengan merujuk pada beberapa ketentuan, sebegai berikut:

1. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa,

tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian

kurikulum kenaikan kelas maupun kelulusan.

2. Memfokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain

mengenai pandemi Covid-19.

3. Memberikan variasi aktivitas dan tugas pembelajaran belajar

dari rumah antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-


masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan

akses/fasilitas belajar dari rumah.

4. Memberikan umpan balik terhadap bukti atau produk

aktivitas belajar dari rumah yang bersifat kualitatif dan

berguna bagi guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai

kualitatif.

Dalam mempersiapan Pendidikan Jarak Jauh guru di SMP Negeri

Satu Atap Lukun memiliki beberapa peran berikut ini:

1. Membantu siswa menghadapi ketidakpastian yang disebabkan

oleh pandemi

2. Melibatkan siswa untuk terus belajar meskipun kegiatan sekolah

normal terganggu.

3. Memfasilitasi pembelajaran jarak jauh secara daring, luring

maupun kombinasi keduanya sesuai dengan kondisi dan

ketersediaan sarana pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada masa pandemi

covid 19 ini dibuat oleh masing-masing guru memastikan hal-hal berikut

ini:

1. memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai, tidak

memaksakan penuntasan kurikulum dan fokus pada pendidikan

kecakapan hidup;

2. menyiapkan materi pembelajaran dengan fokus materi pada:

a. literasi dan numerasi;

b. pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19;


c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gerakan

Masyarakat Sehat (Germas);

d. kegiatan rekreasional dan aktivitas fisik;

e. spiritual keagamaan; dan/atau

f. penguatan karakter dan budaya.

3. menentukan metode dan interaksi yang dipakai dalam

penyampaian pembelajaran melalui daring, luring, atau kombinasi

keduanya;

4. menentukan jenis media pembelajaran, seperti format teks,

audio/video simulasi, multimedia, alat peraga, dan sebagainya

yang sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan; dan

5. guru perlu meningkatkan kapasitas dengan mengikuti pelatihan

daring yang disediakan oleh pemerintah maupun lembaga

nonpemerintah guna mendukung keterampilan menyelenggarakan

PJJ pada situasi darurat COVID-19.

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


PENDIDIKAN JARAK JAUH GURU MATA PELAJARAN
SMP NEGERI SATU ATAP LUKUN

Metode Waktu/
No Mata Pelajaran Uraian Jadwal
Pembelajaran
1. Pendidikan Agama Pembelajaran 1. Guru Sesuai
dan Budi Pekerti daring dilakukan menyiapkan jadwal yang
melalui daring. konten telah di
Adapun aplikasi pembelajaran di share ke
yang digunakan aplikasi yang siswa
Whatsapp Group dipilih masing-
(WAG), Google masing guru
Form, dan 2. guru
youtube membagikan link
atau aplikasi
yang berisi
konttenpembelaj
aran kepada
siswa.
3. siswa berada
dirumah
mengikuti
pembelajaran
secara daring
4. jadwal
pembelajaran
sama dengan
jadwal
pembelajaran
disekolah
5. bentuk kegiatan
pembelajaran
menyesuaikan
6. kegiatan
pelaporan guru
ke sekolah online
lewat WA Grup
Sekolah
2. Pendidikan Pembelajaran 1. Guru Sesuai
Kewarganegaraan daring dilakukan menyiapkan jadwal yang
melalui daring. konten telah di
Adapun aplikasi pembelajaran di share ke
yang digunakan aplikasi yang siswa
Whatsapp Group dipilih masing-
(WAG), Google masing guru
Form, dan 2. guru
youtube membagikan link
atau aplikasi
yang berisi
konttenpembelaj
aran kepada
siswa.
3. siswa berada
dirumah
mengikuti
pembelajaran
secara daring
4. jadwal
pembelajaran
sama dengan
jadwal
pembelajaran
disekolah
5. bentuk kegiatan
pembelajaran
menyesuaikan
6. kegiatan
pelaporan guru
ke sekolah online
lewat WA Grup
Sekolah
3. Bahasa Indonesia Pembelajaran 1. Guru Sesuai
daring dilakukan menyiapkan jadwal yang
melalui daring. konten telah di
Adapun aplikasi pembelajaran di share ke
yang digunakan aplikasi yang siswa
Whatsapp Group dipilih masing-
(WAG), Google masing guru
Form, dan 2. guru
youtube membagikan link
atau aplikasi
yang berisi
konttenpembelaj
aran kepada
siswa.
3. siswa berada
dirumah
mengikuti
pembelajaran
secara daring
4. jadwal
pembelajaran
sama dengan
jadwal
pembelajaran
disekolah
5. bentuk kegiatan
pembelajaran
menyesuaikan
6. kegiatan
pelaporan guru
ke sekolah online
lewat WA Grup
Sekolah
4. Matematika Pembelajaran 1. Guru Sesuai
daring dilakukan menyiapkan jadwal yang
melalui daring. konten telah di
Adapun aplikasi pembelajaran di share ke
yang digunakan aplikasi yang siswa
Whatsapp Group dipilih masing-
(WAG), Google masing guru
Form, dan 2. guru
youtube membagikan link
atau aplikasi
yang berisi
konttenpembelaj
aran kepada
siswa.
3. siswa berada
dirumah
mengikuti
pembelajaran
secara daring
4. jadwal
pembelajaran
sama dengan
jadwal
pembelajaran
disekolah
5. bentuk kegiatan
pembelajaran
menyesuaikan
6. kegiatan
pelaporan guru
ke sekolah online
lewat WA Grup
Sekolah
5. Bahasa Inggris Pembelajaran 1. Guru Sesuai
daring dilakukan menyiapkan jadwal yang
melalui daring. konten telah di
Adapun aplikasi pembelajaran di share ke
yang digunakan aplikasi yang siswa
Whatsapp Group dipilih masing-
(WAG), Google masing guru
Form, dan 2. guru
youtube membagikan link
atau aplikasi
yang berisi
konttenpembelaj
aran kepada
siswa.
3. siswa berada
dirumah
mengikuti
pembelajaran
secara daring
4. jadwal
pembelajaran
sama dengan
jadwal
pembelajaran
disekolah
5. bentuk kegiatan
pembelajaran
menyesuaikan
6. kegiatan
pelaporan guru
ke sekolah online
lewat WA Grup
Sekolah
6. IPA Pembelajaran 1. Guru Sesuai
daring dilakukan menyiapkan jadwal yang
melalui daring. konten telah di
Adapun aplikasi pembelajaran di share ke
yang digunakan aplikasi yang siswa
Whatsapp Group dipilih masing-
(WAG), Google masing guru
Form, dan 2. guru
youtube membagikan link
atau aplikasi
yang berisi
konttenpembelaj
aran kepada
siswa.
3. siswa berada
dirumah
mengikuti
pembelajaran
secara daring
4. jadwal
pembelajaran
sama dengan
jadwal
pembelajaran
disekolah
5. bentuk kegiatan
pembelajaran
menyesuaikan
6. kegiatan
pelaporan guru
ke sekolah online
lewat WA Grup
Sekolah
7. IPS Pembelajaran 1. Guru menyiapkan Sesuai
daring dilakukan konten jadwal yang
melalui daring. pembelajaran di telah di
Adapun aplikasi aplikasi yang share ke
yang digunakan dipilih masing- siswa
Whatsapp Group masing guru
(WAG), Google 2. guru membagikan
Form, dan link atau aplikasi
youtube yang berisi
konttenpembelaja
ran kepada siswa.
3. siswa berada
dirumah
mengikuti
pembelajaran
secara daring
4. jadwal
pembelajaran
sama dengan
jadwal
pembelajaran
disekolah
5. bentuk kegiatan
pembelajaran
menyesuaikan
6. kegiatan
pelaporan guru ke
sekolah online
lewat WA Grup
Sekolah
8. Seni Budaya Pembelajaran 1. Guru Sesuai
daring dilakukan menyiapkan jadwal yang
melalui daring. konten telah di
Adapun aplikasi pembelajaran di share ke
yang digunakan aplikasi yang siswa
Whatsapp Group dipilih masing-
(WAG), Google masing guru
Form, dan 2. guru
youtube membagikan
link atau aplikasi
yang berisi
konttenpembelaj
aran kepada
siswa.
3. siswa berada
dirumah
mengikuti
pembelajaran
secara daring
4. adwal
pembelajaran
sama dengan
jadwal
pembelajaran
disekolah
5. bentuk kegiatan
pembelajaran
menyesuaikan
6. kegiatan
pelaporan guru
ke sekolah
online lewat WA
Grup Sekolah
9. Penjaskes Pembelajaran 1. Guru
daring dilakukan menyiapkan
melalui daring. konten
Adapun aplikasi pembelajaran di
yang digunakan aplikasi yang
Whatsapp Group dipilih masing-
(WAG), Google masing guru
Form, dan 2. guru
youtube membagikan
link atau aplikasi
yang berisi
konten
pembelajaran
kepada siswa.
3. siswa berada
dirumah
mengikuti
pembelajaran
secara daring
4. jadwal
pembelajaran
sama dengan
jadwal
pembelajaran
disekolah
5. bentuk kegiatan
pembelajaran
menyesuaikan
6. kegiatan
pelaporan guru
ke sekolah
online lewat WA
Grup Sekolah
10. Prakarya Pembelajaran 1. Guru Sesuai
daring dilakukan menyiapkan jadwal yang
melalui daring. konten telah di
Adapun aplikasi pembelajaran di share ke
yang digunakan aplikasi yang siswa
Whatsapp Group dipilih masing-
(WAG), Google masing guru
Form, dan 2. guru
youtube membagikan
link atau aplikasi
yang berisi
konttenpembelaj
aran kepada
siswa.
3. siswa berada
dirumah
mengikuti
pembelajaran
secara daring
4. Jadwal
pembelajaran
sama dengan
jadwal
pembelajaran
disekolah
5. bentuk kegiatan
pembelajaran
menyesuaikan
6. kegiatan
pelaporan guru
ke sekolah
online lewat WA
Grup Sekolah
11. Bahasa Sunda Pembelajaran 1. Guru Sesuai
daring dilakukan menyiapkan jadwal yang
melalui daring. konten telah di
Adapun aplikasi pembelajaran di share ke
yang digunakan aplikasi yang siswa
Whatsapp Group dipilih masing-
(WAG), Google masing guru
Form, dan 2. guru
youtube membagikan
link atau aplikasi
yang berisi
konten
pembelajaran
kepada siswa.
3. siswa berada
dirumah
mengikuti
pembelajaran
secara daring
4. jadwal
pembelajaran
sama dengan
jadwal
pembelajaran
disekolah
5. bentuk kegiatan
pembelajaran
menyesuaikan
6. kegiatan
pelaporan guru
ke sekolah
online lewat WA
Grup Sekolah
12. BP/BK Pembelajaran 1. Guru Sesuai
daring dilakukan menyiapkan jadwal yang
melalui daring. konten telah di
Adapun aplikasi pembelajaran di share ke
yang digunakan aplikasi yang siswa
Whatsapp Group dipilih masing-
(WAG), Google masing guru
Form, dan 2. guru
youtube membagikan
link atau aplikasi
yang berisi
konttenpembelaj
aran kepada
siswa.
3. siswa berada
dirumah
mengikuti
pembelajaran
secara daring
4. jadwal
pembelajaran
sama dengan
jadwal
pembelajaran
disekolah
5. bentuk kegiatan
pembelajaran
menyesuaikan
6. kegiatan
pelaporan guru
ke sekolah
online lewat WA
Grup Sekolah

Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di SMP Negeri Satu Atap Lukun

menggunakan model pembelajaran Flipped Classroom.


Flipped Classroom adalah bentuk pembelajaran blended (melalui

interaksi tatap muka dan virtual/online) yang menggabungkan

pembelajaran sinkron (synchronous) dengan pembelajaran mandiri

yang askinkron (asynchronous). Pembelajaran sinkron biasanya terjadi

secara real time di kelas. Peserta didik berinteraksi dengan seorang

pengajar dan teman sekelas serta menerima umpan balik pada saat yang

sama. Sedangkan, pembelajaran asinkron adalah pembelajaran yang

sifatnya lebih mandiri. Konten biasanya diakses melalui beberapa

bentuk media pada platform digital. Peserta didik dapat memilih kapan

mereka belajar dan juga mereka dapat mengajukan pertanyaan di kolom

komentar, serta berbagi ide atau pemahaman mereka tentang sebuah

materi dengan penngajar atau teman sekelas. Sedangkan, umpan balik

akan diterima mereka tidak pada saat yang sama.

Video adalah media yang sering digunakan sebagai input untuk

belajar mandiri karena dapat diakses dan memungkinkan siswa untuk

berhenti dan menonton kembali konten sesuai kebutuhan. Teks dan

audio juga dapat digunakan sebagai konten untuk menyampaikan

materi dan memastikan siswa sepenuhnya siap untuk kelas sinkron.

Berikut adalah gambaran konsep pelaksanaan flipped classroom.

Metode flipped classroom, dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu,

sebelum kelas dimulai (pre-class), saat kelas dimulai (in-class) dan

setelah kelas berakhir (out of class). Sebelum kelas dimulai, peserta

didik sudah mempelajari materi yang akan dibahas, dalam tahap ini

kemampuan yang diharapkan dimilki oleh peserta didik adalah

mengingat (remembering) dan mengerti (understanding) materi.


Dengan demikian pada saat kelas dimulai peserta didik dapat

mengaplikasikan (applying) dan menganalisis (analyzing) materi

melalui berbagai kegiatan interaktif di dalam kelas, yang kemudian

dilanjutkan dengan mengevaluasi (evaluating) dan mengerjakan tugas

berbasis project tertentu sebagai kegiatan setelah kelas berakhir

(creating).

LANGKAH PEMBELAJARAN JARAK JAUH


DENGAN METODE FLIPPED CLASSROOM
TAHAP MEDIA
DESKRIPSI
KEGIATAN
PRE CLASS Guru membuat materi ajar berupa Open Broadcaster
(Sebelum Kelas video, Audio pembelajaran, teks Studio (OBS),
Dimulai) presentasi berbentuk PDF atau Whattsap Voice note,
Powetpoint untuk share ke group Camera Android, PDF,
Whatssap Peserta Didik Powerpoint

IN CLASS (saat Pembelajaran Mandiri secara Akun Youtube sekolah


kelas dimulai) kelompok 5 (lima) siswa per :
kelompok dengan pola Daring melalui https://www.youtube.co
Akun Youtube Sekolah dan Whattsap m/channel/UC7sURl-
Group setiap Mata Pelajaran. hzKfOgWp3FFCwkjw?v
Kelas Utama dilaksanakan dengan iew_as=subscriber ,
virtual melalui Group Whattsap dan Whattsap
Absensi siswa menggunakan aplikasi
Group, Googl Form.
Google Form
OUT OF CLASS Guru mengunjungi kelompok belajar Tatap muka langsung
(setelah kelas peserta didik dengan istilah Guru guru dan kelompok
berakhir) Berkeliling (Guruling), peserta didik siswa dengan tetap
ditangani langsung dengan guru menjalankan protokol
melakukan penilaian sikap dan Covid-19
penialain autentik materi yang telah
diberikan melalui pola daring
sebelumya.
4. Berbasis Keunggulan Lokal

Keunggulan lokal yang dikembangkan di SMP Negeri Satu Atap

Lukun adalah Pendidikan yang menekankan bidang Agama

Islam dan kabudayaan lokal seperti seni silat buhun dan

kegiatan seni dan budaya lokal lain nya.

5. Upaya Sekolah Dalam Menuju Sekolah Berawasan Global

Upaya sekolah dalam mengembangkan Keunggulan global antara lain

dalam bentuk:

- Kemampuan berbahasa inggris.

- Mengoperasikan komputer hingga pemanfaatan internet.

- Sedangkan untuk pendidikan Lingkungan Hidup peserta didik

diajak meneliti tentang sebab-sebab banjir, pemanasan global

sehingga peserta didik dapat mengetahui cara menanggulanginya.

Diantaranya dengan membentuk KCL ( Kelompok Cinta

Lingkungan).

Keunggulan global tersebut sejalan diera globalisasi seperti saat mi

diperlukan kemampuan peserta didik untuk menguasai bahasa inggris

dan penggunaan TIK agar dapat mengikuti perkembangan IPTEK

dewasa ini. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah

pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya

saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi

informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain yang bermanfaat

untuk pengembangan kompetensi peserta didik.


6. Pengembangan Diri

Prinsip Pengembangan Diri Berbasis Karakter

Pengembangan diri adalah merupakan pelayanan bantuan

untuk peserta didik baik individu maupun kelompok agar berkembang

secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, dan karir,

melalui proses pembiasaan, pemahaman diri dan lingkungan untuk

mencapai kesempumaan perkembangan diri.

Tujuan pengembangan diri adalah membantu memandirikan

peserta didik dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk

mmengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat dan minatnya. Kegiatan pengembangan diri

difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, praktisi, atau

alumni yang memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan surat

keputusan kepala sekolah. Pola Pelaksanaan pengembangan diri dalam

kegiatan pembiasaan:

a) Spontan: Kerja bakti, Bakti sosial, takziah, membiasakan 5 S 1P

( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun dan Peduli lingkungan ),

membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang

pendapat

b) Rutin: Membaca do'a, membaca surat pendek bersama-sama

setiap awal dan akhir pelajaran, ibadah khusus keagamaan

bersama, SKJ, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri,

Sholat Duha, sholat dhuhur berjama'ah dan upacara bendera


c) Keteladanan: berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin

membaca, memuji kebaikan dan keberhasilan orang lain,

disiplin, datang tepat waktu.

d) Terprogram

- Peringatan hari besar Nasional dan agama

- Latihan dasar kepemimpinan

- kegiatan ekstrakurikuler dan Bimbingan Konseling ( BK )

Sekolah Berwawasan Lingkungan dan Mitigasi Bencana

Pendidikan lingkungan hidup dan mitigasi bencana pada sekolah

termasuk dalam pendidikan karakter. Menurut Agus Akhmadi (2012:

2):

“Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-


nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanaka nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.”

Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa sekolah

berwawasan lingkungan dan mitigasi bencana merupakan salah satu

program yang mengacu pada penanaman nilai-nilai karakter kepada

warga sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa

terhadap lingkungan dan tanggap bencana. Program tersebut

merupakan bentuk dari peningkatan mutu sekolah yang bertujuan

untuk membentuk karakter siswa melalui program lingkungan hidup

dan mitigasi bencana.


Pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup dapat dilakukan

melalui pendidikan non formal maupun melalui jalur pendidikan

formal yaitu sekolah (Trivedi, 2004: 8-9). Sekolah Berwawasan

Lingkungan dan Mitigasi Bencana adalah sekolah yang memiliki

wawasan tentang lingkungan dan memiliki kesadaran akan potensi

kebencanaan yang ada di lingkungan sekitar sekolah.

Sekolah Berwawasan Lingkungan dan Mitigasi Bencana

merupakan konsep pendidikan yang mengupayakan budaya hidup

bersih, nyaman dan sehat serta tidak merusak terhadap lingkungan

yang berada disekitar serta bagaimana menciptakan keseimbangan

hidup antar warga sekolah dengan alam disekelilingnya dengan

dilandasi kesadaran dan kepedulian yang tinggi. Selain itu konsep ini

tidak hanya terpaku pada kesiapsiagaan terhadap bencana saja. Lebih

daripada itu juga meliputi upaya-upaya dalam mengembangkan

pengetahuan secara inovatif untuk mencapai pada pembudayaan

keselamatan, keamanan, dan ketahanan bagi seluruh warga sekolah

terhadap bencana.

Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar

dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang

lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-

hari. Berbagai hal tersebut dilakukan dengan bervariasi agar

pengetahuan yang diperoleh siswa didapat secara komprehensif.

Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan hidup untuk


mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dapat

dicapai dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.

2) Penggalian dan pengembangan materi serta persoalan

lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar.

3) Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan

budaya.

4) Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya

lingkungan diperlukan adanya dukungan dan keterlibatan seluruh

warga sekolah dalam berbagai aktifitas pembelajaran lingkungan

hidup. Selain itu pihak sekolah juga diharapkan melibatkan warga

masyarakat sekitar untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang

memberikan manfaat baik bagi warga sekolah dan lingkungannya.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh warga sekolah dalam

mengembangkan kegiatan berbasis partisipatif menurut Kementerian

Negara Lingkungan Hidup (2009: 5) yaitu:

1) Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler dibidang lingkungan

hidup berbasis partisipatif di sekolah

2) Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan

oleh pihak luar.

3) Membangun kegiatan kemitraan dalam pengembangan

pendidikan lingkungan hidup di sekolah.


Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah

Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan sebuah

kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang

mendukung praksis PPK mengatasi ruang-ruang kelas dan melibatkan

seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah.

Pengembangan PPK berbasis budaya di SMP Negeri Satu Atap Lukun

termasuk di dalamnya keseluruhan tata kelola sekolah, desain

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta pembuatan

peraturan dan tata tertib sekolah. Penguatan Pendidikan Karakter

berbasis budaya sekolah berfokus pada pembiasaan dan pembentukan

budaya yang merepresentasikan nilai-nilai utama PPK yang menjadi

prioritas satuan pendidikan. Pembiasaan ini diintegrasikan dalam

keseluruhan kegiatan di sekolah yang tercermin dari suasana dan

lingkungan sekolah yang kondusif.

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMP Negeri

Satu Atap Lukun tidak mengubah kurikulum yang sudah ada,

melainkan optimalisasi kurikulum pada satuan pendidikan. Gerakan

PPK perlu dilaksanakan di satuan pendidikan melalui berbagai cara

sesuai dengan kerangka kurikulum yaitu alokasi waktu minimal yang

ditetapkan dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan

kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola oleh satuan pendidikan sesuai

dengan peminatan dan karakteristik peserta didik, kearifan lokal, daya

dukung, dan kebijaksanaan satuan pendidikan masing-masing.


Pelaksanaan Gerakan PPK disesuaikan dengan kurikulum di SMP

Negeri Satu Atap Lukun dilakukan melalui tiga cara, yaitu:

1. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur

kurikulum dan mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan

Budi Pekerti (PAPB), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn),

Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan

kokurikuler. Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler,

setiap guru menyusun dokumen perencanaan pembelajaran berupa

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai mata

pelajarannya masing-masing. Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan

ke dalam mata pelajaran sesuai topik utama nilai PPK yang akan

dikembangkan/dikuatkan pada sesi pembelajaran tersebut dan

sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing.

Misalnya,mata pelajaran IPA untuk SMP mengintegrasikan nilai

nasionalisme dengan mendukung konservasi energi pada materi

tentang energi.

2. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler yang

ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler,

satuan pendidikan melakukan penguatan kembali nilai-nilai

karakter melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat

dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pihak

lain/lembaga yang relevan, seperti PMI, Dinas Kelautan dan

Perikanan, Dinas Perdagangan, museum, rumah budaya, dan lain-

lain, sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas satuan pendidikan.


3. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam

proses kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, dan keteladanan

warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di luar jam

pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai

dengan situasi, kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di setiap

satuan pendidikan. Selain struktur dalam kurikulum, gerakan PPK

juga memiliki struktur pendukung lain yang terdiri atas:

a. Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang

sehat, hubungan antarwarga sekolah yang harmonis dan saling

menghargai, lingkungan sekolah yang bersih, ramah, sehat,

aman, dan damai.

b. Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan

antara pendidikan di sekolah, lingkungan keluarga, dan

masyarakat.

Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur

kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu

pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan

masyarakat/ komunitas (Albertus, 2015).

Penguatan Pendidikan Karakter Religiusitas di Sekolah

Program Penguatan Pendidikan Karakter Religius di SMP Negeri

10 Banjar dikelola oleh guru PAPB melalui beberapa kegiatan

pembiasaan yang diharapkan dapat memberikan dampak yang

positif, berikut ini program keigiatan pembiasaan yang di kelola di

SMP Negeri Satu Atap Lukun:


a. Kegiatan Tadarrus pagi (one day one ayyat)

b. Pembiasaan shalat dhuha sebelum kegiatan KBM di mulai

c. Pembiasaan hafalan hadits arbain peserta didik yang di kolola

oleh guru PAPB

d. Doa bersama sebelum pembelajaran di kelas di mulai

e. Shalat dhuhur berjamaah di sekolah

f. Pembiaasaan shalat sunat sebelum dan sesudah shalat dhuhur.

g. Pembentukan kelompok peserta didik kajian Rohani Islami

(ROHIS).

h. Pembiasaan infak dan sodaqoh setiap hari melalui pengurus

ROHIS (Rohani Islam)

Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

a. Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui

isi kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik

maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.

b. Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan

evaluasi pengajaran.

c. Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan

daerah.

Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah

a. Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam

keseharian sekolah.

b. Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan

pendidikan.
c. Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.

d. Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap

potensi siswa melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-

kurikuler.

e. Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah.

f. Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.

Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat

a. Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai

pemangku kepentingan utama pendidikan.

b. Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai

sumber pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat

seni dan budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia

industri.

c. Mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program

yang ada dalam lingkup akademisi, pegiat pendidikan, dan

LSM.

d. Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama

dengan pemerintah daerah, kementerian dan lembaga

pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya

d. Gerakan Literasi Sekolah

Kurikulum 2013 di SMP Negeri Satu Atap Lukun diharapkan

akan dapat mengembangkan literasi bangsa melalui pembelajaran

Bahasa Indonesia melalui pengembangan kemampuan membaca,

menulis, dan berpikir kritis yang didukung pula oleh Gerakan


Literasi Sekolah. Pengembangan literasi membaca ini mewajibkan

peserta didik untuk membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai,

tetapi bukan membaca buku teks pelajaran, melainkan buku-buku

pengayaan, baik pengayaan pengetahuan, keterampilan, maupun

kepribadian. Pada Kurikulum 2004 telah ditentukan jumlah buku

yang harus dibaca siswa, namun karena tidak dimasukan ke dalam

pembelajaran, pembiasaan hal ini kerap diabaikan para guru. Pada

KTSP pun diungkap tentang perlunya membaca sejumlah buku,

namun karena tidak menjadi tagihan sebagai hasil pembelajaran,

kemampuan ini menjadi seremonial kembali. Pada K13

pembelajaran literasi membaca dilakukan dan dimasukkan ke

dalam KD yang harus menjadi tagihan oleh guru sebagai hasil

belajar. Siswa SD/MI yang dinyatakan telah tuntas belajar

Pelajaran Bahasa Indonesia jika mereka telah membaca minimal 6

judul buku, selain buku teks pelajaran. Buku-buku yang dimaksud

adalah buku-buku pengayaan pengetahuan, keterampilan, dan

kepribadian.Hal ini berarti sejak siswa berada di kelas 4 harus

dapat literasi membaca minimal 2 judul buku, sehingga sampai

dengan kelas VI ia akan telah dapat membaca 6 judul buku.

Sementara itu, bagi siswa SMP/MTs harus telah membaca minimal

12 judul buku, sehingga pada setiap tingkat kelas harus membaca

minimal 4 judul buku atau 2 judul setiap semester.

Pada tahun 2017, siswa-siswi SMP Negeri Satu Atap Lukun

mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Barat, yakni 18


orang siswa mewakili Kabupaten Kepulauan Meranti mengikuti

Jambore Literasi di Bandung. Hal ini menjadi kebanggan tentunya

sekaligus sebagai bahan menuju pengembangan literasi di SMP

Negeri Satu Atap Lukun.

Kegiatan Literasi di SMP Negeri Satu Atap Lukun meliputi:

a. Membentuk kelompok / komunitas literasi di sekolah,

dengan memasukan nya ke dalam program ekstra kurikuler,

b. Membentuk Tim Pengelola Literasi Sekolah yang di

tugaskan oleh kepala sekolah melalui surat keputusan

kepala sekolah nomor 423.5/103.5-

UPTD.SMP.10/Disdikbud/VIII/2020, seperti berikut ini:

Penanggung Jawab : Kepala UPTD SMP Negeri Satu


Atap Lukun
Pembina :
Kepala Perpustakaan SMP
Negeri Satu Atap Lukun
Ketua : Imas Sri Sukarningsih, S.Pd.Ind
Sekretaris : Aris Distira, S.Pd
1. Penyelaras Kualitas : Yeni Fitriyani, S.Pd
Materi dan Penyelaras
Kualitas Ketertiban
2. Penghimpun Sumber : Mira Ameilia Kusumadewi, S.Pd
Rujukan dan Penilai
Keterlaksanaan
Program

c. Kegiatan Redathon, atau 15 menit sebelum pelajaran

dimulai, tetapi bukan membaca buku teks pelajaran,

melainkan buku-buku pengayaan, baik pengayaan

pengetahuan, keterampilan, maupun kepribadian.

d. Proses Pembelajaran Berfikir


Proses pembelajaran harus selalu menggunakan 5M

(mengamati, mempertanyakan [bukan menanya],

mengumpulkan informasi, menalar, dan

mengomunikasikan), sebagai pendekatan hal ini bukan satu-

satunya yang digunakan serta tidak harus prosedural. Oleh

karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia 5M ini

harus dipadukan dengan Model Pedagogik yang terdiri atas

(1) Membangun konteks; (2) Menelaah model/contoh; (3)

Mengkonstruksi terbimbing; (4) Mengkonstruksi secara

mandiri. Dengan demikian, untuk menghasilkan karya,

peserta didik tidak selalu harus dalam bentuk kerja atau

diskusi kelompok, karena tahapan itu hanya salah satu

bentuk mengkontruksi menuju kemampuan mandiri. Selain

itu, dalam menyajikan materi harus mempertimbangkan:

kegunaan isi, fungsi komunikasi, mengembangkan kognisi,

dan relevan dengan budaya peserta didik. Pertimbangan

inilah yang harus dilakukan dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia kepada peserta didik jenjang pendidikan dasar

dan menengah.

Prosedur pembelajaran setiap mata pelajaran yang sesuai

dengan karakteristik K13 adalah pendekatan berpikir

ilmiah. Jika sebelumnya, pembelajaran itu dilakukan

dengan memberi tahu peserta didik, maka dalam K13

berubah menjadi menuntun peserta didik untuk menemukan


sendiri. Pada dasarnya pendekatan ilmiah digunakan untuk

mengembangkan proses belajar secara mandiri dan melatih

sikap kritis siswa terhadap fakta dan fenomena. Dengan

demikian prosedur pembelajarannya, guru tidak lagi

“memberi tahu” tetapi mengarahkan kegiatan yang dapat

dilakukan peserta didik untuk “mencari tahu”. Peserta

didik mendapatkan pengetahuan melalui langkah-langkah

metode ilmiah: mengajukan pertanyaan, mengamati fakta,

mengajukan jawaban sementara, menguji fakta,

menyimpulkan jawaban, menyampaikan temuan.

e. Pengembangan Literasi melalui Kompetensi Dasar

Selain itu, pengembangan literasi secara eksplisit

diwujudkan dalam Kompetensi Dasar dalam KI-3 dan KI-4

dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penuangan

kegiatan pengembangan literasi dalam KD dalam Mapel

Bahasa Indonesia ini dengan harapan ada aktivitas yang

dilakukan guru dan peserta didik yang mengarah pada

peningkatan literasi. Pengembangan literasi tersebut,

misalnya kompetensi dasar Pelajaran Bahasa Indonesia

untuk SMP/MTs :

1) Menelaah struktur, kebahasaan, dan isi teks laporan

hasil observasi yang berupa buku pengetahuan yang

dibaca atau diperdengarkan (3.8)


2) Menyajikan rangkuman teks laporan hasil observasi

yang berupa buku pengetahuan secara lisan dan tulis

dengan memperhatikan kaidah kebahasaan atau aspek

lisan;

3) Menemukan unsur-unsur dari dua buku fiksi dan dua

buku nonfiksi (buku pengayaan) yang dibaca

4) Membuat peta pikiran/sinopsis tentang isi dari dua

buku nonfiksi (buku pengayaan) dan dua buku fiksi

yang dibaca

5) Menelaah hubungan unsur-unsur dalam kedua buku

fiksi dan nonfiksi (buku pengayaan) yang dibaca;

6) Menyajikan tanggapan terhadap kedua isi buku fiksi

dan nonfiksi (buku pengayaan) yang dibaca;

7) Menggali dan menemukan informasi dari dua buku

fiksi dan dua buku nonfiksi (buku pengayaan) yang

dibaca;

8) Membuat peta konsep/garis alur dari dua buku fiksi dan

dua buku nonfiksi (buku pengayaan) yang dibaca;

9) Menelaah unsur kedua buku fiksi dan nonfiksi (buku

pengayaan) yang dibaca;

10) Menyajikan tanggapan terhadap kedua buku fiksi dan

nonfiksi (buku pengayaan) yang dibaca secara

lisan/tertulis;
11) Menggali informasi unsur-unsur dari dua buku fiksi dan

dua buku nonfiksi (buku pengayaan) yang dibaca;

12) Membuat peta konsep/garis alur dari dua buku fiksi dan

dua buku nonfiksi (buku pengayaan) yang dibaca

13) Menelaah hubungan antara kedua unsur-unsur buku

fiksi/nonfiksi yang dibaca;

Menyajikan tanggapan terhadap kedua buku fiksi dan nonfiksi

yang dibaca;

7. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler atau Pengembangan diri adalah

kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi

sekolah. Kegiatan pengembangan diri dibawah bimbingan konselor,

guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk

kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat

dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang

berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar,

dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler,

seperti kepramukaan, kepemimpinan, kelompok seni-budaya,

kelompok tim olahraga, dan kelompok ilmiah remaja.

Ekstrakurikuler di SMP Negeri Satu Atap Lukun terdiri dari:


1. Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang

wajib diselenggarakan oleh SMP Negeri Satu Atap Lukun dan

wajib diikuti oleh seluruh peserta didik.

Ekstra
No Hari Waktu Tujuan Ket
Kurikuler
1 Pramuka Sabtu 13.00-15.00 1. Mengembangkan Wajib
jiwa
kepemimpinan
pada peserta
didik.
2. Sebagai wadah
berlatih
organisasi.
3. Melatih peserta
didik agar
terampil dan
mandiri.
4. Mengembangkan
jiwa sosial dan
peduli kepada
orang lain.
5. Melatih peserta
didik untuk
menyelesaikan
masalah dengan
cepat dan tepat.
6. Mengenalkan
beberapa usaha
pelestarian alam,
sikap ramah
terhadap
lingkungan,
kebiasaan diri
hidup bersih dan
sehat.

2. Ekstrakurikuler Pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang

dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh SMP Negeri Satu

Atap Lukun dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan

minatnya masing-masing.
Ekstra
No Hari Waktu Tujuan Ket
Kurikuler
1 PMR Sabtu 13.00- a. Mengembangkan jiwa Pilihan
15.00 kepemimpinan pada
peserta didik.
b. Sebagai wadah berlatih
organisasi.
c. Melatih peserta didik
agar terampil dan
mandiri.
d. Mengembangkan jiwa
sosial dan peduli
kepada orang lain.
e. Melatih peserta didik
untuk menyelesaikan
masalah dengan cepat
dan tepat.
f. Mengenalkan beberapa
usaha pelestarian alam,
sikap ramah terhadap
lingkungan, kebiasaan
diri hidup bersih dan
sehat.
2. Paskibraka a) Melatih kedisiplinan Pilihan
b) Mengembangkan cinta
tanah air/nasionalisme
c) Mempersiapkan
peserta didik untuk
menjadi petugas
upacara yang baik
3. Gerakan a) Meningkatkan Piihan
Literasi kompetensi berfikir
Sekolah kritis dan lancar
(GLS) dan berkomunikasi.
Kelompok b) Mempersiapkan
Ilmiah peserta didik
Remaja menghasilkan karya
(KIR) ilmiah agar dapat
berprestasi baik
tingkat daerah
maupun nasional.
c) Membekali peserta
didik dengan sikap
ilmiah misalnya jujur,
rasa ingin tahu,
kreatif, berfikir kritis
dan analitis
d) Mengembangkan
langkah – langkah
ilmiah dalam
menyelesaikan suatu
masalah
e) Mempersiapkan
mengikuti Lomba
OLSN
4. Olahraga a) Melatih peserta didik Pilihan
terampil dalam bidang
olahraga
b) Menyiapkan peserta
didik dalam kegiatan
O2SN
c) Mengikutsertakan
peserta didik dalam
kegiatan O2SN
a) Bola
Voli
b) Tenis
Meja
c) Sepak
Bola
d) Atletik
e) Futsal
5. Seni a) Melatih peserta didik Pilihan
Musik terampil dalam bidang
6. Seni Rupa seni
7. Seni Tari b) Menyiapkan peserta
8. Seni didik dalam kegiatan
Rebana FLS2N
c) Mengikutsertakan
peserta didik dalam
kegiatan LFS2N
9. Ikatan a) Mencetak generasi
Remaja Qur’ani yang
Mesjid / memiliki kemampuan
ROHIS dalam
(Rohani mengaktualisasikan
Islam) nya dalam kehidupans
sehari-hari.
b) Menjadi pelopor
kegiatan keagamaan
di lingkungan sekolah
c) Menempa peserta
didik dalam bidang
keagamaan
d) Mengembangkan seni
baca A1-Qur'an
e) Mempelajari teknik
pernafasan, Makhroj
Vokal
10. Bimbinga a) Melatih peserta didik
n Mata berpikir kritis dan
Pelajaran bernalar tinggi
Potensial b) Melatih peserta didik
OSN dan terampil dalam
OLSN mengerjakan soal-soal
- IPA lomba dan soal
- IPS pemecahan masalah
- Matema c) Mengikutsertakan
tika peserta didik dalam
- Bahasa kegiatan OSN dan
Inggris OLSN

8. Bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari proses

pendidikan memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam

pengembangan kualitas manusia Indonesia yang telah diamanatkan

dalam tujuan pendidikan nasional di dalam : Undang-Undang

Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki

pengetahuan dan keterampilan,(4) memiliki kesehatan jasmani dan

rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6)

memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan)

bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan

proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan

pendidikan tersebut.

Dengan demikian, pendidikan yang bermutu adalah suatu

proses yang menghantarkan peserta didik kearah pencapaian

perkembangan diri yang optimal. Hal ini karena peserta didik sedang

berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.

Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri

merupakan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan


maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal,

dalam bimbingan dan konseling pribadi, sosial, belajar dan karir,

melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan

norma-norma yang berlaku. Pelaksanaan program layanan bimbingan

dan konseling SMP disusun sebagai upaya memperjelas dan

mempermudah dalam pencapaian tujuan yang telah menjadi

keputusan atau kesepakatan bersama dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan pada umumnya.

Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling

a) Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan

yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai,

dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan

minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian

dan kebutuhan dirinya secara realistik.

b) Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan

yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai

serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang

sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga,

dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

c) Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang

pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan

kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan

sekolah / madrasah dan belajar secara mandiri.


d) Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang

membantu peserta didik dalam memahami dan menilai

informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

Tujuan layanan Bimbingan Konseling

Tujuan layanan bimbingan konseling disekolah secara umum

adalah:

a) Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta

didik dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal

lingkungan dan merencanakan masa depan yang dimaksud

agar peserta didik mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya

sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai

modal pengembangan diri lebih lanjut.

b) Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksud agar

peserta didik mengenal secara obyektif terhadap lingkungan,

baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang

syarat dengan nilai dan norma-norma, maupun lingkungan

fisik dan menerima berbagai lingkungan itu secara positif dan

dinamis pula.

c) Memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi

peserta didik secara optimal. Tujuan pelayanan bimbingan dan

konseling disekolah secara khusus adalah: ”Tercapainya

perkembangan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar

yang dimiliki dengan mengembangkan tugas perkembangan. ”

Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling


a) Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik

memahami diri dan lingkungannya.

b) Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik

mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai

permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.

c) Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik

mengatasi masalah yang dialaminya.

d) Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk

membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-

kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang

dimilikinya.

Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling

a) Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan,

permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan,

serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.

b) Asas-asas konseling meliputi asas (1) kerahasiaan, (2)

Kesukarelaan, (3) keterbukaan, (4) kekinian, (5) kemandirian,

(6) kegiatan, (7) kedinamisan, (8) keterpaduan, (9)

kenormatifan, (10) keahlian, (11) alih tangan dan (12) tut wuri

handayani.

Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

a) Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru,

seperti lingkungan satuan pendidikan bagi peserta didik baru,


dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan

diri serta mempermudah dan memperlancar peran di

lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.

b) Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang membantu peserta didik menerima dan memahami

berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/ jabatan, dan

pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.

c) Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan

bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik

memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam

kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman

minat, program latihan, magang, dan kegiatan ekstrakurikuler

secara terarah, objektif dan bijak.

d) Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang membantu peserta didik menguasai konten

tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan dalam

melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna

dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan

masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-

cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan

dirinya.

e) Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang membantu peserta didik dalam mengentaskan

masalah pribadinya melalui prosedur p erseorangan.


f) Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang membantu peserta didik dalam pengembangan

pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,

karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan

kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji

melalui dinamika kelompok.

g) Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang membantu peserta didik dalam pembahasan

dan pengentasan masalah yang dialami sesuai dengan tuntutan

karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika kelompok.

h) Layanan Konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam

memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara dan atau

perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai

dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

i) Layanan Mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan

dan memperbaiki hubungan dengan pihak lain sesuai dengan

tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

j) Layanan Advokasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang membantu peserta didik untuk memperoleh kembali hak-

hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau mendapat

perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas

yang terpuji.
Format Layanan Bimbingan dan Konseling

a) Individual, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling

yang melayani peserta didik secara perorangan.

b) Kelompok, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling

yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana

dinamika kelompok.

c) Klasikal, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang

melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan

belajar.

d) Lapangan, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling

yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui

kegiatan di luar kelas atau lapangan.

e) Pendekatan Khusus / Kolaboratif yaitu format kegiatan

bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan peserta

didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat

memberikan kemudahan.

f) Jarak jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling

yang melayani kepentingan peserta didik melalui media

dan/atau saluran jarak jauh, seperti surat adan sarana

elektronik.

Jadwal Kegiatan

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan program Layanan Bimbingan dan

Konseling di SMP Negeri Satu Atap Lukun dilaksanakan melalui :

1. Kontak langsung/tatap muka dengan peserta didik


Secara terjadwal satu (1) jam secara klasikal untuk

menyelenggarakan layanan orientasi layanan informasi,

layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan

konten, dan instrumentasi.

2. Di luar jam pembelajaran

Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk

menyelenggarakan layanan konseling perorangan, layanan

bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok,dan

mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar

kelasSatu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar

kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam

pembelajaran tatap muka dalam kelas.

3. Tidak kontak langsung/non tatap muka malalui Himpunan data

kunjungan rumah, konferensi kasus, kolaborasi, konsultasi.

JADWAL KUNJUNGAN BP/BK


KEGIATAN PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ) SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
SMP NEGERI SATU ATAP LUKUN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Alamat/ Tempat
No Hari/ Tanggal Kelompok Belajar Kelas
Kelompok Belajar
1 Senin, 21 Kelompok 1 IXA Rumah Ade Septian
September 2020 Lingk. Situbatu Rt
Jam ke 1 (08.30- 1. Ade Septian
005 Rw 002 Kel.
09.30) 2. Dendi Setiadi Situbatu Kec. Banjar
3. Fahri Abdulah Dahlan Kabupaten
4. Fauziansyah Kepulauan Meranti

5. Rendi Firmansyah

2 Senin, 21 Kelompok 2 IXA Rumah Krismayanti


September 2020 Neglasari Rt 031 Rw
Jam ke 2 (10.00- 1. Krismayanti
016 Kec. Banjar Kota
11.00) 2. Anggia Surya Kuswandi
3. Irfan Banjar
4. Sahrul
5. Azis Deswara
6. Tri Budiarto Maulana

3 Selasa, 22 IXA Rumah Imas Hari


September 2020 Kelompok 3 Hanizah
Jam ke 1 (08.30- Cisauheun rt 022 Rw
1. Imas Hari Hanizah
09.30) 007 Kel. Situbatu
2. Nur Azizah Kec. Banjar
3. Febri Valen Alsyahfira Kabupaten
Kepulauan Meranti
4. Rizki Rivaldi

4 Selasa, 22 IXA Rumah Megan


September 2020 Kelompok 4 Juliane
Jam ke 2 (10.00- 1. Megan Juliane Lingk. Awiluar Rt
11.00) 019 Rw 006 Kel.
2. Denisa Aprilianti Situbatu Kec. Banjar
3. Ariel Kaka Septaeni Kabupaten
Kepulauan Meranti
4. M. Farid Al-Farizi

5 Rabu, 23 Kelompok 5 IXA Rumah Ela


September 2020 Lingk. Awiluar Rt
Jam ke 1 (08.30- 1. Adis Aprima Sanjana
017 Rw 005 Kel.
09.30) 2. Aprima Sunjani Situbatu Kec. Banjar
3. Dini Destiani Kabupaten
Kepulauan Meranti
4. Ela Nurmalasari

6 Rabu, 23 Kelompok 1 IXB Rumah Risa


September 2020 Nur’aisyah
Jam ke 2 (10.00- 1. Risa Nur’aisyah Dusun Cisauheun Rt
11.00) 2. Cica Awalia 028 Rw 009 Kel.
3. Rismayanti Situbatu Kec. Banjar
Kabupaten
4. Arien Irmayanti Kepulauan Meranti
5. Pupung Nayla Sari
6. Tasya Indika Permata S.

7 Kamis, 24 Kelompok 2 IXB Rumah Siti Lia


September 2020 Aprilia
Jam ke 1 (08.30- 1. Siti Lia Aprilia Dusun Cisauheun Rt
09.30) 2. Tri Lestari 020 Rw 007 Kel.
3. Desta Ariani Situbatu Kec. Banjar
Kabupaten
4. Wanda Suryana Putri Kepulauan Meranti
5. Ajeng Fitriani Soleha

8 Kamis, 24 Kelompok 3 IXB Rumah Yogi Royadi


September 2020 Fadillah
1. Yogi Royadi Fadillah
Jam ke 2 (10.00- 2. dammar Cahya Sopandi Dusun Panuusan Rt
11.00) 008 Rw 002 Kel.
3. Aditya Yusep Putra Situbatu Kec. Banjar
4. Aldi Rivaldi Kabupaten
5. Miqdad Abdullah Kepulauan Meranti
(200 meter dari
6. Agit Sugiyana parkiran pabrik
triplek BKS)

9 Jumat, 25 Kelompok 4 IXB Rumah Novan


September 2020 Herliana
Jam ke 1 (08.30- 1. Novan Herliana Dusun Awiluar Rt
09.30) 2. Pebriana 029 Rw 006 Kel.
3. Maulana Faturahman Situbatu Kec. Banjar
Kabupaten
4. Rizal Azhari Kepulauan Meranti
5. Teguh Rafly Gugun Gumilar (Depan SDN 2
Situbatu / Tempat
6. Faisal Rudiansyah
cuci mobil)

10 Jumat, 25 Kelompok 5 IXB Rumah Andini


September 2020 Gustira/ Andika Debi
Jam ke 2 (10.00- 1. Andini Gustira Pratama
11.00) 2. Andika Debi Pratama Dusun Priagung Rt
001 Rw 001 Desa
Binangun Kec.
Pataruman Kota
Banjar (Dekat lapang
3. Dimas Yusuf Alfarizqi Voli)

11 Sabtu, 26 Kelompok 1 VIIIA Rumah Ayu


September 2020 Nurpenia (Awiluar
Jam ke 1 (08.30- 1. Ayu Nurpenia Rt 016/005)
09.30) 2. Indri Astry Agustiany
3. Andri Julianto
4. Indra Kurniawan
5. Nurhasanah

12 Sabtu, 26 Kelompok 2 VIIIA Rumah Wijdan Eka


September 2020 Januar (Bojong Rt
Jam ke 2 (10.00- 1. Faisal Ramdhani R. 011/003)
11.00) 2. Arya Gumelar
3. Gian
4. Ade Yuda
5. Wijdan Eka Januar

13 Senin, 28 Kelompok 3 VIIIA Rumah


September 2020 Mustaghfilillah
Jam ke 1 (08.30- 1. Mustaghfilillah (Bojong Rt 006/002)
09.30) 2. Angga Saputra
3. Dadang
4. Ismayanti
14 Senin, 28 Kelompok 4 VIIIA Rumah Yoga
September 2020 Permana (Cisauheun
Jam ke 2 (10.00- 1. Muhamad Hafizh Herdian Rt 022/007)
11.00) 2. Rina Fitri Maldiani H.
3. Yunisa Anggraeni
4. Yoga Permana
5. Perdi Perdiansah

15 Selasa, 29 Kelompok 5 VIIIA Rumah Sulistianisa


September 2020 (Cisauheun Rt
Jam ke 1 (08.30- 1. Aep Saepulloh 026/009)
09.30) 2. Farid Sidik
3. Muhammad Agris M.
4. Sulistianisa

16 Selasa, 29 Kelompok 1 VIIIB Rumah Hendi


September 2020 (Cisauheun Rt
Jam ke 2 (10.00- 1. Vina Nurfadillah 022/007)
11.00) 2. Ujang Suryana
3. Hendi Sutiana
4. M. Fajar

17 Rabu, 30 Kelompok 2 VIIIB Rumah Alfi


September 2020 (Cisauheun Rt
Jam ke 1 (08.30- 1. Alfi Rahma Iskani 028/009)
09.30) 2. Elya Nurhasni
3. Andika Pratama
4. Rifky

18 Rabu, 30 Kelompok 3 VIIIB Rumah Chairil


September 2020 (Bojong Rt 011/003)
Jam ke 2 (10.00- 1. Chairil Rizal Nurbaini
11.00) 2. Rosa Mutiara Shafira
3. Siska Aryanti
4. Fikry Nurhidayat
5. Andi Setiawan

19 Kamis, 1 Oktober Kelompok 4 VIIIB Rumah Luki


2020 (Cisauheun Rt
Jam ke 1 (08.30- 1. Luki Chendria Agustin 020/007)
09.30) 2. Rani Nuraeni
3. Doni Ramdani
4. Pebi Perdiana

20 Kamis, 1 Oktober Kelompok 5 VIIIB Rumah Sendi


2020 (Bojong)
1. Agus Triana
Jam ke 2 (10.00- 2. Vikry Aditya
11.00)
3. Gunawan
4. Sendi Andriana
5. Ade Hendra

21 Jumat, 2 Oktober Kelompok 1 VII Rumah Zeni


2020 Rahmawati
Jam ke 1 (08.30- 1. Zeni Rahmawati Dusun Bojong Rt
09.30) 2. Rijal Fauzi 004 Rw 001

3. Rega Nur Sidiq


4. Azhari Nurjamilah

22 Jumat, 2 Oktober Kelompok 2 VII Rumah Allya


2020 Zahratusyifa
Jam ke 2 (10.00- 1. Allya Zahratusyifa Dusun Caringin Rt
11.00) 024 Rw 008
2. Aam Amaliah
3. Risma
4. Rizky Triana
5. Silvia

23 Sabtu, 3 Oktober Kelompok 3 VII Rumah Rizky Aditya


2020 Dusun Cisauheun Rt
Jam ke 1 (08.30- 1. Alika Rahmawati
020 Rw 007
09.30) 2. Fitri Oktaviani
3. Rizky Aditya Gumilang
4. Trie Amelia
5. Zahra Nurinayah

24 Sabtu, 3 Oktober VII Rumah Rifqan Ali


2020 Kelompok 4 Rabbani
Jam ke 2 (10.00- 1. Rifqan Ali Rabbani Awiluar dekat lapang
11.00) Gotama
2. Ade Ryan Fauzi
3. Agris Gumilar Putra
4. Rifqy Apriansyah
5. Raihan Akbar

25 Senin, 5 Oktober Kelompok 5 VII Rumah Sela Delista


2020 Dusun Warungbuah
Jam ke 1 (08.30- 1. Rasya Rismana Putra
Rt 031 Rw 016
09.30) 2. Widia Sri Lestari (Lokasi wilayah
3. Sela Delista Lapang Ekadaya)
4. Silva Julianty
5. Elma Alianza
C. Pelaksaan Asesssment dan Penilaian Pembelajaran

1. Assesment

Asesmen dalam Kondisi Khusus tetap dilaksanakan berdasarkan prinsip:

a. valid yaitu Asesmen menghasilkan informasi yang sahih mengenai

pencapaian Peserta Didik;

b. reliabel yaitu Asesmen menghasilkan informasi yang konsisten dan

dapat dipercaya tentang pencapaian Peserta Didik;

c. adil yaitu Asesmen yang dilaksanakan tidak merugikan Peserta

Didik tertentu;

d. fleksibel yaitu Asesmen yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan Peserta Didik dan Satuan Pendidikan;

e. otentik yaitu Asesmen yang terfokus pada capaian belajar Peserta

Didik dalam konteks penyelesaian masalah dalam kehidupan

sehari-hari;

f. terintegrasi yaitu Asesmen dilaksanakan sebagai bagian integral

dari pembelajaran sehingga menghasilkan umpan balik yang

berguna untuk memperbaiki proses dan hasil belajar Peserta Didik.

g. Hasil asesmen digunakan oleh pendidik, Peserta Didik, dan orang

tua/wali sebagai umpan balik dalam perbaikan pembelajaran.

2. Penilaian

Proses pembelajaran adalah proses yang mengintegrasikan (memadukan,

menyatukan, menyisipkan, atau menggabungkan) pengetahuan dan nilai-nilai

karakter baik kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan,

bimbingan, dan pengembangan potensi untuk mencapai tujuan pendidikan.


Karena itu, proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui Belajar Dari Rumah

(BDR) tetap memperhatikan penguatan nilai-nilai karakter. Penguatan nilai-nilai

tersebut sebagai bagian dari kecakapan hidup yang harus dimiliki peserta didik,

khususnya dalam menjalani masa pandemi COVID 2019. Nilai spiritual dan sosial

peserta didik menjadi penting untuk diintegrasikan secara konsisten dalam setiap

proses

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan satuan pendidikan.

Integrasi nilai-nilai tersebut bisa dilakukan melalui penugasan mandiri atau

terstruktur dalam bentuk instrumen sebagai alat kontrol dan evaluasi bagi

pendidik. Penugasan tersebut juga mendorong peserta didik untuk mampu

melakukan pemecahan masalah. Peserta didik diarahkan untuk melakukan

kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Integrasi nilai

melalui penugasan juga senantiasa disesuaikan dengan jenjang pendidikan serta

dirancang dan ditetapkan oleh pendidik dan satuan pendidikan masing-masing.

Sistem penilaian pembelajaran yang dilakukan pendidik selama

pelaksanaan pembelajaran jarak jauh melalui Belajar Dari Rumah (BDR) pada

prinsipnya sesuai dengan ketentuan Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang

Standar Penilaian.

Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik selama

pembelajaran jarak jauh melalui Belajar Dari Rumah (BDR), pendidik dapat

merancang penilaian hasil belajar dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. Penilaian hasil belajar sekurang-kurangnya mencakup 2 (dua) dari 3

(tiga) aspek, yaitu: aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek


keterampilan. Pendidik dapat menyesuaikan kebutuhan penilaian

peserta didik sesuai dengan kondisi dan ketersediaan bahan ajar;

b. Penilaian harus direncanakan dan diintegrasikan dalam kegiatan

belajar;

c. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna

dan tidak periu digunakan untuk mengukur ketuntasan capaian

kurikulum secara menyeluruh;

d. Penilaian hasil belajar dapat berbentuk tes tertulis, penugasan, proyek,

produk, praktik, portofolio, dan bentuk lainnya, yang diperoieh

melalui tes daring, dan/ atau bentuk penilaian lainnya yang

memungkinkan dan tetap memperhatikan protoko! kesehatan dan/

atau keamanan;

e. Menentukan alat penilaian yang digunakan untuk memberikan

tanggapan rutin kepada peserta didik dan menjaga pekerjaan peserta

didik selaras dengan materi ajar;

f. Hasil belajar anak dikirim kepada pendidik berupa foto, gambar,

video, karya seni atau bentuk lain tergantung jenis kegiatannya.

g. Dari hasil belajar tersebut, pendidik dapat melakukan penilaian

dengan teknik skala capaian perkembangan maupun hasil karya.

Penilaian dapat menggunakan teknik penilaian 5 P (papers and

pencils, portfolio, project, product, and performance). Apapun bentuk

penilaian yang digunakan tetap memperhatikan kondisi dan tidak

memberatkan peserta didik;


Penilaian meliputi Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), dan

Penilaian Akhir Semester (PAS) atau Penilaian Akhir Tahun (PAT).

3. Strategi Pembelajaran

Strategi belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur

kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk

setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu

tahun ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap

muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan

terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% untuk SD/MI, maksimal 50%

untuk SMP/MTs, dan maksimal 60% untuk SMA/MA/SMK/MAK dari waktu

kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

Sistem Kredit Semester (SKS) dapat diselenggarakan pada SMP/MTs,

SMA/MA, dan SMK/MAK yang terakreditasi A dari BAN S/M. Beban belajar

setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks).

Beban belajar kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri

pada satuan pendidikan yang menggunakan SKS mengikuti aturan yang ada

4. Pengaturan beban belajar

Beban belajar pada masa Pandemi Covid-19 ditentukan berdasarkan surat

edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2019 tentang

Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat PenyebaranVirus Covid-

19 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi

Khusus. Pada pedoman tersebut disampaikan bahwa:


1. Siswa tidak dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum

dan dapat berfokus pada pendidikan dan pembelajaran yang esensial dan

kontekstual.

2. Jumlah hari dan jam belajar dengan sistem pergiliran rombongan belajar

(shift) ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan

situasi dan kebutuhan

3. penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di

sekolah pada umumnya saat ini, yakni menggunakan sistem paket.

Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai berikut.

a) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dengan pola Daring

dan Luring dilaksanakan dengan fleksibel, tidak pada sistem paket

dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum biasa.

b) Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat

pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat

dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap.

c) Alokasi waktu untuk praktik dengan pola Penugasan dengan

menggunakan metode Discovery Learning, Project Based Learning

dilaksanakan dengan fleksibel dan diserahkan otoritas nya ke

masing-masing guru mata pelajaran

Pemanfaatan 50% dari Jumlah waktu kegiatan tatap muka Daring

dan Luring untuk Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur.

Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMP Negeri Satu Atap

Lukun
adalah antara 0% -50 % dari waktu kegiatan tatap muka mata

pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut

mempertimban potensi dan kebutuhan peserta didik dalam

mencapai kompetensi tertentu.

Cara menetapkan beban belajar dengan sistem satuan semester

untuk SMP Negeri Satu Atap Lukun meliputi meliputi 40 menit

tatap muka, 50% dari waktu tatap muka untuk kegiatan terstruktur

maupuan kegiatan mandiri pada kondisi NORMAL, namun tidak

dibatasi dengan waktu dengan catatan tidak membebani peserta

didik pada masa Darurat Pandemi Covid 19, maksimal 4 (empat)

jam setiap hari, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Kegiatan Sistem Paket Dalam Kondisi


(NORMAL) Darurat (PJJ)
Tatap Muka 40 menit Daring / Luring
Fleskibel dapat
ditentukan Waktu
berdasarkan
kesepakatan
Tugas Terstruktur 50% x 40 menit = Waktu Berdasarkan
kesepakatan dengan
orang tua dan
peserta didik
Kegiatan Mandiri 20 menit Lebih Banyak
Belajar Mandiri
Jumlah 60 menit Maksimal 40 menit
per pertemuan mata
pelajaran dan 4 Jam
pelajaran per hari,
tidak membebani
peserta didik. (2
mata pelajaran per
hari)
Peraturan Minggu Efektif dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Alokasi
No Kegiatan Keterangan
waktu
1 Minggu efektif Minimal 36 Digunakan untuk
belajar reguler setiap minggu kegiatan pembelajaran
tahun efektif pada setiap satuan
(Kelas VII-VIII, dan pendidikan
IX)
2 Minggu efektif Minimal 18
semester ganjil tahun minggu
terakhir setiap satuan
pendidikan (Kelas
VII, VIII, dan IX)
3 Minggu efektif Minimal 14
semester genap minggu
tahun terakhir setiap
satuan pendidikan
(Kelas VII,VIII dan
IX)

4 Jeda tengah semester Maksimal 2 Satu minggu setiap


minggu semester
5 Jeda antar semester Maksimal 2 Antara semester I dan II
minggu
6 Libur Akhir Tahun Maksimal 3 Digunakan untuk
Pelajaran minggu penyiapan kegiatan dan
administrasi akhir dan
awal tahun ajaran
7 Hari Libur Maksimal 4 Daerah khusus yang
Keagamaan minggu memerlukan libur
keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya
sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif
belajar dan waktu
pembelajaran efektif
8 Hari libur Maksimal 2 Disesuaikan dengan
umum/nasional minggu Peraturan Pemerintah
9 Hari libur khusus Maksimal 1 Untuk satuan pendidikan
minggu sesuai dengan ciri
kekhususan masing-
masing
10 Kegiatan khusus Maksimal 3 Digunakan untuk
satuan pendidikan minggu kegiatan yang
diprogramkan secara
khusus oleh satuan
pendidikan tanpa
mengurangi jumlah
minggu efektif belajar
dan waktu pembelajaran
efektif

Pengaturan minggu efektif selanjutnya diganakan sebagai dasar

penentukan kalender pendidikan.

5. Pedoman Penilaian

Penilaian adalah suatu kegiatan untuk mengetahui keberhasilan suatu

program. Tujuan Penilaian:

a. Untuk mengumpulkan informasi.

b. Untuk mengetahui keterlaksanaan suatu program.

c. Untuk mengetahui kelemahan belajar peserta didik.

d. Untuk Pengambilan keputusan yang diambil oleh guru.

e. Hasil penilaian dapat digunakan untuk menyusun program yang

akan datang.

Jenis Penilaian ada 2:

a. Ujian

- Ujian dilaksanakan untuk menentukan kelulusan peserta didik.

- Ujian dilaksanakan pada akhir jenjang pendidikan (semester

genap kelas IX)

b. Bentuk Penilaian

- Penilaian Harian (PH) dilaksanakan pada setiap akhir KD.

- Penilaian Tengah Semester ( PTS ) dilaksanakan pada setiap tri

wulan.
- Penilaian Akhir Semester ( PAS ) dilaksanakan pada setiap

akhir semester.

- Penilaian Akhir Tahun ( PAT ) dilaksanakan pada setiap akhir

tahun pelajaran.

c. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar peserta didik

yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga

menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan

untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi

yang telah ditentukan. Adapun yang dimaksud dengan teknik

penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh

informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan

pembelajaran yang dilakukan peserta didik.

Penilaian Kurikulum 2013

d. Pelaksana Penilaian
Pelaksana penilaian dilakukan oleh:

- Pemerintah

- Satuan Pendidikan

- Pendidik

Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Nilai proses

di peroleh melalui:

a. TLS = Tes Tulis

b. LSN = Tes Lisan

c. TT = Tugas Terstruktur

d. TM = Tugas Mandiri

e. PRK = Praktik

f. PDK = Produk

g. PRO = Proyek

h. PF = Portofolio

i. SKP = Sikap

Penilaian hasil belajar siswa harus memperhatikan prinsip-

prinsip sebagai berikut:

1. Sahih (valid), yakni penilaian diDasarkan pada data yang

mencerminkan kemampuan yang diukur;

2. Objektif, yakni penilaian diDasarkan pada prosedur dan kriteria


yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;

3. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa,

dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya,

agama, bahasa, suku bangsa, dan jender;

4. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak

terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;

5. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan Dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang

berkepentingan;

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian

mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan

berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan

kemampuan siswa;

7. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan

bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku;

8. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian diDasarkan pada

ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan;

9. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik

dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi. Hal

penting yang harus diperhatikan ketika melaksanakan penilaian

dalam Kurikulum 2013 adalah KKM, predikat, remedial dan


pengayaan.

6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

KKM menjadi konsep penting dalam kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) yang menggunakan paradigma mastery learning

(ketuntasan belajar) sehingga penilaian hasil belajar peserta didik

menggunakan penilaian acuan kriteria (PAK). Dalam penilaian

acuan kriteria, untuk menyatakan peserta didik tuntas belajar atau

belum diperlukan suatu ukuran minimal yang disebut KKM.

KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh

satuan pendidikan dengan mengacu pada standar kompetensi

lulusan, dan setidaknya memperhatikan 3 (tiga) aspek berikut, yaitu

karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran

(kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi satuan pendidikan

(daya dukung) pada proses pencapaian kompetensi.

Dalam menetapkan KKM, satuan pendidikan melibatkan kepala

sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya. Penentuan

KKM mata pelajaran pada satuan pendidikan memperhatikan hal-hal

penting berikut: a) jumlah KD setiap mata pelajaran pada masing-

masing tingkat kelas dalam satu tahun pelajaran dan b) nilai aspek

karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi

satuan pendidikan dengan memperhatikan komponen-komponen

berikut.

Berdasarkan hakikat KKM tersebut di atas, jika karakteristik

peserta didik (intake) berbeda-beda, karakteristik mata pelajaran


(kompleksitas materi/kompetensi) juga berbeda-beda, dan kondisi

satuan pendidikan (daya dukung) juga beragam, maka nilai KKM

dimungkinkan juga bervariasi. Variabilitas ini dapat terjadi tidak

hanya pada antar sekolah tetapi juga antar mata pelajaran.

Variabilitas ini menimbulkan banyak masalah. Oleh karena itu, di

lapangan dikenal model satu KKM atau model lebih dari satu KKM.

Satuan pendidikan dapat memilih salah satu dari model penetapan

KKM tersebut. Secara teknis prosedur penentuan KKM mata

pelajaran pada satuan pendidikan dapat dilakukan antara lain dengan

cara berikut.

a. Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran pada

masingmasing tingkat kelas dalam satu tahun pelajaran.

b. Menentukan nilai aspek karakteristik peserta didik (intake),

karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi),

dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung) dengan

memperhatikan komponen-komponen berikut.

1) Karakteristik Peserta Didik (Intake)

Karakteristik peserta didik (intake) bagi peserta didik baru

(kelas VII) antara lain memperhatikan rata-rata nilai rapor

SD, nilai ujian sekolah SD, nilai hasil seleksi masuk peserta

didik baru di jenjang SMP. Bagi peserta didik kelas VIII

dan IX antara lain diperhatikan rata-rata nilai rapor

semester-semester sebelumnya.

2) Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)


Karakteristik Mata Pelajaran (kompleksitas) adalah tingkat

kesulitan dari masing-masing mata pelajaran, yang dapat

ditetapkan antara lain melalui expert judgment guru mata

pelajaran melalui forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) tingkat sekolah, dengan memperhatikan hasil

analisis jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, dan perlu

tidaknya pengetahuan prasyarat.

3) Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)

Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) meliputi antara

lain (1) kompetensi pendidik (misalnya nilai Uji

Kompetensi Guru); (2) jumlah peserta didik dalam satu

kelas; (3) predikat akreditasi sekolah; dan (4) kelayakan

sarana prasarana sekolah.

Untuk memudahkan analisis setiap KD, perlu dibuat skala

penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran.

Menentukan KKM setiap KD dengan rumus berikut

KKM per KD = Jumlah total setiap aspek


Jumlah total aspek
Misalkan:
Aspek daya dukung mendapat nilai 90
Aspek kompleksitas mendapat nilai 70
Aspek intake mendapat skor 65
Jika bobot setiap aspek sama, nilai KKM untuk KD tersebut

Dalam menetapkan nilai KKM KD, pendidik/satuan pendidikan

dapat juga memberikan bobot berbeda untuk masingmasing aspek.

Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang

ditetapkan.

Jika KD memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi

dan in-take peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah:

Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.

Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan rumus:

KKM mata pelajaran = Jumlah total KKM per KD


Jumlah total KD

7. Model Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP Negeri Satu

Atap Lukun

Ketuntasan belajar di SMP Negeri Satu Atap Lukun menetapkan

setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil

belajar
dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Dalam

menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mempertimbangkan

tingkat kemampuan rata-rata peserta didik , kompleksitas / tingkat

kesukaran mata pelajaran serta kemampuan sumber daya pendukung

dalam penyelenggaraan pembelajaran. Berikut ini tabel nilai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) di SMP Negeri Satu Atap Lukun yang

akan diberlakukan mulai tahun pelajaran 2019/2020.

Mata Pelajaran Kelas / Nilai KKM


Kelompok A VII VIII IX
1. Pendidikan Agama Islam 71 72 73
2. PPKn 71 72 73

3. Bahasa Indonesia 71 72 73

4. Matematika 71 72 73

5. Ilmu Pengetahuan Alam 71 72 73

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 71 72 73

7. Bahasa Inggris 71 72 73

Kelompok B
8. Seni Budaya 71 72 73

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 71 72 73


Kesehatan
10.Prakarya 71 72 73

Nilai Rata-Rata KKM 71 72 73


8. Predikat Nilai

1. Predikat Nilai KKM 72

Nilai C (cukup) dimulai dari 72. Predikat di atas Cukup adalah

Baik dan Sangat Baik. Panjang interval nilai dapat ditentukan

dengan cara:

(Nilai maksimum – Nilai KKM) : 3 = (100 – 72) : 3 = 9,3

sehingga panjang interval untuk setiap predikat 8 atau 9. Karena

panjang interval nilainya 9, dan terdapat 4 macam predikat,

yaitu A (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan D (Kurang),

Interval nilai dan predikatnya sebagai berikut:

Interval Nilai Predikat Keterangan


92 – 100 A Sangat Baik
82 – 91 B Baik
72 – 81 C Cukup
< 72 D Kurang

2. Predikat Nilai KKM 74

Nilai C (cukup) dimulai dari 74. Predikat di atas Cukup adalah

Baik dan Sangat Baik. Panjang interval nilai dapat ditentukan

dengan cara:

(Nilai maksimum – Nilai KKM) : 3 = (100 – 74) : 3 = 8,7

sehingga panjang interval untuk setiap predikat 8 atau 9. Karena

panjang interval nilainya 8 atau 9, dan terdapat 4 macam

predikat, yaitu A (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan D

(Kurang), Interval nilai dan predikatnya sebagai berikut.

Interval Nilai Predikat Keterangan


92 – 100 A Sangat Baik
83 – 91 B Baik
74 – 82 C Cukup
< 75 D Kurang

3. Predikat Nilai KKM 76

Nilai C (cukup) dimulai dari 76. Predikat di atas Cukup adalah

Baik dan Sangat Baik. Panjang interval nilai dapat ditentukan

dengan cara:

(Nilai maksimum – Nilai KKM) : 3 = (100 – 76) : 3 = 8,0

sehingga panjang interval untuk setiap predikat 8. Karena

panjang interval nilainya 8, dan terdapat 4 macam predikat,

yaitu A (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan D (Kurang).

Interval nilai dan predikatnya sebagai berikut.

Interval Nilai Predikat Keterangan


94 – 100 A Sangat Baik
86 – 93 B Baik
76 – 85 C Cukup
< 80 D Kurang

9. Remedial dan Pengayaan

Setelah KKM ditentukan, capaian pembelajaran peserta didik dapat

dievaluasi ketuntasannya. Peserta didik yang belum mencapai KKM

berarti belum tuntas, wajib mengikuti program remedial, sedangkan

peserta didik yang sudah mencapai KKM dinyatakan tuntas dan dapat

diberikan pengayaan. Remedial dan pengayaan ini merupakan proses

yang harus dilakukan berdasarkan hasil penilaian selama proses

pembelajaran (assessment as learning dan for learning) maupun akhir

pembelajaran (assessment of learning).

a) Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang

diperuntukkan bagi peserta didik yang belum mencapai

KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial

diberikan segera setelah hasil penilaian dianalisis oleh guru

dan hasil tersebut diberikan pada peserta didik sehinga

dapat dipergunakan untuk mengetahui kelemahan dan

kesulitannya. Pembelajaran remedial dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan/hak peserta didik. Dalam

pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik

untuk memahami kesulitan belajar yang dihadapi secara

mandiri, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki sendiri

cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong

tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini,

penilaian merupakan assessment as learning. Metode yang

digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga

dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar

belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik.

Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan

kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan

pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus

betul-betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah

peserta didik dalam memahami KD yang dirasa sulit itu.

Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan assessment for

learning.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan

jenis dan tingkat kesulitan peserta didik yang dapat

dilakukan dengan cara:

Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan

apabila ada beberapa anak yang mengalami kesulitan yang

berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara

individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan

tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik.

Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan

apabila dalam pembelajaran klasikal ada beberapa peserta

didik yang mengalami kesulitan sama.

Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media

yang berbeda. Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua

peserta didik mengalami kesulitan dengan cara

penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, pemberian

tes atau pertanyaan yang menarik secara lisan maupun

tulisan.

Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh

teman sekelas yang telah mencapai KKM, baik secara

individu maupun kelompok,

Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk

melihat pencapaian peserta didik pada KD yang diremedial.

Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD

yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang


sampai mencapai KKM dengan waktu hingga batas akhir

semester. Apabila hingga akhir semester pembelajaran

remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai

KKM, pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut

dapat dihentikan. Pendidik tidak boleh memaksakan untuk

memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik

yang belum mencapai KKM.

b) Pengayaan

Pengayaan merupakan program pembelajaran yang

diberikan kepada peserta didik yang telah melampaui KKM.

Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari

kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan

segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai KKM

berdasarkan hasil PH.

Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak

berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial. Bentuk

pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:

a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang

memiliki minat tertentu diberikan tugas untuk memecahkan

permasalahan, membaca di perpustakaan terkait dengan KD

yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam

pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan

kepada peserta didik berupa pemecahan masalah nyata.


Selain itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta

untuk menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.

b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar

mengenai sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman

yang membutuhkan. Kegiatan pemecahan masalah nyata,

tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat

dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika kegiatan

tersebut diminati secara individu.

SMP Negeri Satu Atap Lukun menyelenggarakan penilaian

terhadap peserta didik yang mengikuti program pengayaan.

Mekanisme dan pengolahan hasil penilaian dalam program

pengayaan diserahkan kepada pendidik dan atau satuan pendidikan.

Pemanfaatan hasil penilaian dapat digunakan sebagai bagian dari

portofolio peserta didik.

10. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan

1. Kenaikan Kelas

Beberapa ketentuan yang berkaitan dengan kenaikan kelas.

a. Kenaikan kelas dilaksanakan satuan pendidikan pada setiap

akhir tahun pelajaran.

b. Peserta didik dinyatakan naik kelas, apabila yang

bersangkutan telah mencapai kriteria ketuntasan minimal

(KKM).

c. Menyelesaikan seluruh mata pelajaran.


d. Memperoleh Nilai Kepribadian minimal BAIK

e. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk

seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian

kolompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata

pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.

f. Peserta didik dinyatakan harus mengulang dikelas yang sama:

 Jika peserta didik tidak menuntaskan standar kompetensi

dan kompetensi dasar lebih dari tiga mata pelajaran

sampai batas tahun pelajaran; dan

 Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan

kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak

mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang

ditargetkan.

Untuk menentukan kriteria atau acuan kenaikan kelas

perlu dipertimbangkan situasi dan kondisi peserta didik,

lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga, tenaga

pendidik dan kependidikan, juga mempertimbangkan

pedoman-pedoman yang berlaku.

Kenaikan kelas di SMP Negeri Satu Atap Lukun

dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran dengan

kriteria sebagai berikut :

A. Aspek Akademis
- Siswa mengikuti proses belajar mengajar selama 2

semester untuk setiap tingkat kelas

- Nilai semester ganjil lengkap

- Memiliki ketentuan belajar minimum pada setiap

SK dan KD yang tidak tuntas paling banyak 3 mata

pelajaran

B. Aspek Non Akademis

- Nilai kepribadian siswa yang meliputi kerajinan,

kelakuan dan kerapian sekurang-kurangnya baik

(B)

1. Kriteria nilai kepribadian:

A. 86 – 100 : Sangat baik

B. 70 – 85 : Baik

C. 55 – 69 : Cukup

D. 40 – 59 : Kurang

E. 0 – 39 : Sangat Kurang

2. Prosentase kehadiran

Kehadiran selama satu tahun pelajaran minimal

85 % dari hari efektif belajar

2. Kelulusan Peserta Didik

Sebagaimana dimaksud di atas, sesuai dengan ketentuan

UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas pasal 58 ayat (2), PP No.

19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 72 ayat (1)


dan Permendiknas No. 78/2008 tentang Ujian Nasional Informasi

Kegiatan Sekolah Sekolah Menengah Pertama.

a. Kriteria Kelulusan

Pengaturan kelulusan di SMP Negeri Satu Atap Lukun

mengacu pada PP 19/2005 pasal 72 Ayat (1), peserta didik

dinyatakan lulus jika memenuhi persyaratan berikut.

1) Peserta didik dinyatakan lulus dari SMP Nusantara

setelah:

- menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

- memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan

- lulus Ujian Sekolah.

2) Kelulusan peserta didik ditentukan oleh Sekolah

berdasarkan rapat Dewan Guru.

3) Kelulusan peserta didik ditetapkan setelah Sekolah

menerima hasil UN peserta didik yang bersangkutan.

4) Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah, apabila

peserta didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang

ditetapkan oleh Sekolah berdasarkan perolehan Nilai

Sekolah.

5) Nilai Sekolah sebagaimana dimaksud pada nomor 4

diperoleh dan:

a. Gabungan antara nilai Ujian Sekolah dan nilai rata-rata

rapor semester I, II, III, IV, V, dan VI dengan


pembobotan 40% untuk nilai Ujian Sekolah dan

pembobotan 60% untuk nilai rata-rata rapor.

b. Nilai Sekolah yang dikirimkan ke Panitia UN Tingkat

Pusat harus diverifikasi oleh Panitia UN Tingkat

Kabupaten dan Tingkat Provinsi, dan tidak dapat diubah

setelah diterima oleh Panitia UN Pusat.

6) Prosentase kehadiran Peserta didik 85 %

7) Nilai setiap mata pelajaran minimal 65,5

8) Pembulatan Nilai Sekolah yang merupakan gabungan

dari nilai Ujian Sekolah dan nilai rata-rata rapor

dinyatakan dalam rentang 0 sampai dengan 100 dengan

ketelitian satu angka di belakang koma.

3. Pelaksanaan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah

a. Ujian Nasional merupakan kegiatan pengukuran dan

penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk

jenjang pendidikan dasar dan menengah.

b. Ujian Sekolah adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan

pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta

didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau

penyelesaian clan sekolah.

c. USBN adalah: kegiatan pengukuran capaian kompetensi

siswa yang dilakukan sekolah untuk mata pelajaran tertentu


dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk

memperoleh pengakuan atas prestasi belajar.

d. Pada intinya, USBN sama saja dengan US (Ujian Sekolah).

Yang membedakannya adalah bahwa USBN berstandar

nasional, sedangkan US berstandar satuan pendidikan

(sekolah). Selain itu, perbedaan lainnya adalah pada Mapel

(Mata Pelajaran) yang diujikan. Di USBN hanya

mengujikan beberapa Mapel tertentu (sesuai jenjang

pendidikan).

e. Lebih lanjut, untuk prosedur atau porsi pembuatan soal

USBN adalah sebagai berikut:

1. Sebanyak 20-25 % soal dibuat oleh pusat (kementerian)

dengan mengacu pada kisi-kisi USBN 2019 yang

dibuat oleh Kemdikbud RI.

2. Sebanyak 70-75 % soal dibuat oleh KKG/MGMP

Tingkat Kabupaten/Kota dengan mengacu pada kisi-

kisi USBN 2019 yang juga dibuat oleh Kemdikbud RI.

4. Materi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah

a. Sekolah wajib melaksanakan ujian sekolah untuk semua

mata pelajaran baik yang diujinasionalkan maupun yang

tidak diujinasionalkan.

b. Khusus mata pelajaran yang diuji nasionalkan dilakukan

ujian tertulis atau tertulis dan praktek


c. Bahan ujian sekolah pada mata pelajaran yang tidak diuji

nasionalkan dapat diambil dari semester 1 s/d 6 untuk mata

pelajaran yang diuji nasionalkan menggunakan kisi-kisi UN

d. Ujian praktek mencakup semua mata pelajaran yang

memerlukan ujian praktek.

e. Daftar mata pelajaran yang diujikan dan bentuk ujian

praktek dan Ujian Sekolah tahun pelaiaran 2019/2020

adalah sebagai berikut:

f. Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2019 / 2020 dilaksanakan

sesuai jadwal yang telah ditetapkan disekolah dengan

ketentuan sebagai berikut

1. Ujian Sekolah dilakukan satu kali yaitu Ujian Sekolah

Utama.
2. Ujian Sekolah dilaksanakan sesuai kesepakatan dengan

Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Meranti.

3. Ujian Sekolah mencakup ujian tulis dan ujian praktik

untuk menilai hasil belajar pada mata pelajaran dalam

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi.

4. Pelaksanaan Ujian tulis dan praktik dilaksanakan

sebelum Ujian Nasional.

5. Ujian Nasional yang dilakukan di SMP Negeri Satu Atap

Lukun adalah Ujian Nasional Berbasis Komputer yang

dilaksanakan sesuai dengan Jadwal Ujian Nasional

Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Ujian Nasional dilakukan satu kali, yaitu Ujian

Nasional Utama

b. Ujian Nasional Susulan hanya berlaku bagi peserta

didik yang sakit atau berhalangan dan dibuktikan

dengan surat keterangan yang sah.

c. Ujian Nasional dilaksanakan secara serentak.

5. Target Kelulusan yang Akan Dicapai

Target kelulusan SMP Negeri Satu Atap Lukun yang akan di

capai yaitu lulus 100 % dengan nilai yang memuaskan sehingga

bisa melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.


a. Program Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas

Kelulusan

b. Peningkatan iman dan taqwa melalui kegiatan keagamaan

seperti istighosah, sholat dhuha, dll.

c. Program Bimbingan Belajar kelas IX untuk

mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi Ujian

Nasional Berbasis Komputer (UNBK)

d. Adanya try out Ujian Nasional Berbasis Komputer untuk

melatih peserta didik

e. Program Pasca Ujian Nasional

Program Pasca Ujian Nasional yang dilakukan oleh SMP

Negeri Satu Atap Lukun yaitu Pemantapan mata pelajaran

UN dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tiñggi

f. Program Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup meliputi kecakapan personal,

kecakapan sosial, kecakapan akademik, kecakapan

vokasional.

g. Penerapan Pendidikkan Kecakapan Hidup (Life Skill)

a. Kecakapan hidup personal meliputi:

- Terampil membaca dan menulis Al-Qur'an,

- Terampil menjadi pewara (MC)

- Rajin beribadah

- Jujur
- Disiplin

- Kerja keras

Kecakapan personal ini dapat dicapai dengan mata

pelajaran agama dan akhlak mulia, Bahasa Indonesia,

dan Pendidikanjasmani Olahraga dan kesehatan.

b. Kecakapan Sosial meliputi

- Terampil memecahkan masalah di lingkungannya

- Memiliki sikap sportif

- Membiasakan hidup sehat

- Sanggup bekerjasama

- Sanggup berkomunikasi lisan dan tertulis

Kecakapan sosial ini dapat dicapai dengan mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan, ilmu

pengetahuan sosial, bahasa indonesia, dan pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan, Teknologi informasi

dan komunikasi, dan ilmu pengetahuan alam.

c. Kecakapan Akademik meliputi

- Trampil dalam kegiatan literasi dan penelitian

ilmiah (merencanakan dan melakukan penelitian

dengan merumuskan hipotesis, mengidentifikasi

variabel, dan membuktikan variabel)

- Terampil menerapkan teknologi sederhana

- Kecakapan berpikir rasional


Kecakapan Akademik diintegrasikan dengan

matematika, bahasa indonesia teknologi informasi dan

komunikasi, dan ilmu pengetahuan alam

d. Kecakapan vokasional

- Terampil berbahasa Inggris

- Terampil mengoperasikan komputer

- Terampil membawakan acara

- Terampil menulis karangan ilmiah / populer

Kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata

pelajaran matematika, TIK, dan Bahasa Indonesia.

11. Mutasi

Sudah seharusnya prinsip penyelenggaraan pendidikan

dilaksanakan secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak

diskriminâtif dengan menjunjung tinggi hak asasi setiap manusia, nilai

keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa Indonesia. Prinsip

tersebut berlaku tidak hanya pada proses kegiatan pembelajaran yang

berlangsung di dalam kelas, tetapi berlaku juga pada tahap penerimaan

dan perpindahan peserta didik. Karena "pindah sekolah" merupakan hak

setiap peserta didik seperti yang tercantum di dalam pasal 12 (ayat 1,

poin ke 5) UU No. 20 Tahun 2003, yang berbunyi:

"Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak

pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan

lain yang setara."


Apakah setiap peserta didik/peserta didik berhak pindah sekolah

dari sekolah swasta ke sekolah negeri, ataupun sebaliknya? Jawabannya

adalah BERHAK. Lalu, apakah setiap peserta didik/peserta didik bisa

pindah dari sekolah swasta ke sekolah negeri, atau dari sekolah negeri

ke sekolah swasta? Jawabannya BELUM TENTU, bisa atau tidaknya

pindah sekolah sejalan dengan terpenuhi atau tidaknya aturan aturan

mengenai perpindahan peserta didik pada masing-masing sekolah.

Berikut ini aturan-aturan yang berkaitan dengan pindah sekolah

peserta didiklpeserta didik dari sekolah swasta/negeri, maupun dari

jalur pendidikan lain yang setara, pada jenjang dasar (SD/MI,

SMP/MTs) dan jenjang menengah (SMA/MA/SMK/MAK).

Aturan/syarat pindah sekolah peserta didik SMP Negeri Satu Atap

Lukun:

1) SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat wajib menerima

warga negara berusia 13 (tiga belas) tahun sampai dengan

15 (lima belas) tahun sebagai peserta didik sampai dengan

batas daya tampungnya. (Pasal 71 ayat 2, PP No. 17 Tahun

2010). Berdasarkan bunyi pasal tersebut dapat kita ketahui

bahwa setiap satuan pendidikan dasar setingkat SMP, wajib

menerima semua warga negara (peserta didik barulpeserta

didik pindahan) yang berusia 13-15 tahun sebagai peserta

didik sampai dengan batas daya tampungnya yaitu paling

banyak 32 orang per rombongan belajar/kelas.

2) Peserta didik jalur nonformal dan 'informal dapat diterima

di SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat tidak pada


awal kelas 7 (tujuh) setelah memenuhi persyaratan: lulus

ujian kesetaraan Paket A; dan lulus tes kelayakan dan

penempatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan

formal yang bersangkutan. (Pasal 73 ayat 3, PP No. 17

Tahun 2010).Tidak hanya peserta didik jalur formal saja

(SMP/MTs) yang diperbolehkan untuk pindah sekolah,

tetapi juga peserta didik dari jalur nonformal ataupun

informal memiliki kesempatan yang sama dengan syarat

lulus ujian kesetaraan paket A, dan lulus tes

kelayakan/penempatan sekolah yang dituju.

3) Peserta didik pendidikan dasar setara SMP di negara lain

dapat pindah ke SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat

di Indonesia setelah memenuhi persyaratan: menunjukkan

ijazah atau dokumen lain yang membuktikan bahwa yang

bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan dasar setara

SD; dan lulus tes kelayakan dan penempatan yang

diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.

(Pasal 73 ayat 5, PP No. 17 Tahun 2010). Melalui ayat di

pasal mi pemerintah Indonesia memfasilitasi peserta didik

setara SMP dari Negara lain untuk dapat pindah sekolah di

Indonesia, tentunya dengan syarat telah menyelesaikan

pendidikan dasar setara SD, dan lulus tes kelayakan dan

penempatan sekolah yang dituju terlebih dulu


4) Satuan pendidikan memberikan bantuan penyesuaian

akademik, sosial, dan/atau mental yang diperlukan oleh

peserta didik berkelainan dan peserta didik pindahan dari

satuan pendidikan formal lain atau jalur pendidikan lain.

(Pasal 73 ayat 7, PP No. 17 Tahun 2010). Bantuan bisa

berupa penyesuaian nilai mata pelajaran dan nilai raport,

bantuan pengenalan lingkungan sekolah dll. Penerimaan

peserta didik pada satuan pendidikan dasar dilakukan secara

objektif, transparan, dan akuntabel. (Pasal 74 ayat 1, PP No.

17 Tahun 2010).

5) Keputusan penerimaan calon peserta didik menjadi peserta

didik dilakukan secara mandiri oleh rapat dewan guru yang

dipimpin oleh kepala satuan pendidikan. (Pasal 74 ayat 3,

PP No. 17 Tahun 2010). Setiap SMP diberikan wewenang

khusus untuk menerima atau tidaknya pindahan peserta

didik melalui rapat guru yang dipimpin oleh kepala sekolah.

Salah satu tujuan dari rapat ini adalah untuk mendengarkan

pendapat dari wali kelas tentang kondisi daya tampung

kelas/jumlah peserta didik. Satuan pendidikan dasar

(SMP/MTs) dapat menerima peserta didik pindahan dan

satuan pendidikan dasar lain. (Pasal 75 ayat 1, PP No. 17

Tahun 2010). Sangat jelas tertera pada pasal ini bahwa

setiap sekolah (SMP/MTs), baik itu SMP negeri maupun

SMP swasta dapat menerima peserta didik pindahan dari


SMP lainnya dengan tidak melihat status swasta/negeri

SMP tersebut.

6) Satuan pendidikan dapat menetapkan tata cara dan

persyaratan tambahan penerimaan peserta didik pindahan

selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73

dan Pasal 74 dan tidak bertentangan dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. (Pasal 75 ayat 2, PP No. 17

Tahun 2010). Pemerintah memberikan hak kepada setiap

SMP untuk membuat juknis dan persyaratan tambahan

penerimaan peserta didik pindahan sesuai dengan aturan

yang berlaku dimasing-masing sekolah. Persyaratan

tambahan dan tatacara penerimaan peserta didik pindahan

yang berlaku ditiap-tiap sekolah tidak boleh

bertentanganlmelanggar ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.


BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

A. Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran

peserta didik selama satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan mencakup

permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif

dan hari libur.

Setiap permulaan awal tahun pelajaran, sekolah menyusun kalender

pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun

ajaran, mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu

pembelajaran efektif dan han libur.

Waktu pembelajaran jarak jauh sepanjang hari belajar efektiv kalender

pendidikan menyesuaikan ketersediaan waktu, kondisi, dan kesepakatan peserta

didik dan orangtua/wali. Proses pembelajaran daring terdiri atas:

a. Tatap muka Virtual melalui video conference, teleconference,

dan/atau diskusi dalam group di media sosial atau aplikasi pesan.

Dalam tatap muka virtual memastikan adanya interaksi secara

langsung antara guru dengan peserta didik;

b. Learning Management System (LMS). LMS merupakan sistem

pengelolaan pembelajaran terintegrasi secara daring melalui aplikasi.

Aktivitas pembelajaran dalam LMS antara lain pendaftaran dan

pengelolaan akun, penguasaan materi, penyelesaian tugas,

pemantauan capaian hasil belajar, teriibat dalam forum diskusi,


konsultasi dan ujian/penilaian. Contoh LMS antara lain kelas maya

rumah belajar, google classroom, ruang guru, zenius, edmodo,

moodle, siajar LMS seamolec, dan lain sebagainya.

Pengaturan waku belajar mengacu kepada standar isi dan disesuaikan

dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan

masyarakat serta ketentuan dari pemerintah atau Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Meranti. Beberapa aspek penting yang perlu

diperhatikan dalam menyusun kalender pendidikan sebagai berikut:

1. Pengaturan Permulaan tahun pelajaran

Waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran

pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah

ditetapkan oleh pemerintah yaitu pada bulan Juli (13 Juli 2020) setiap

tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.

Sesuai dengan surat edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Kepulauan Meranti, Tahun Pelajaran 2020/2021 dimulai hari

Senin, 13 Juli 2019. Pada hari-hari pertama masuk sekolah tanggal 13

s/d 15 Juli 2019 diisi dengan kegiatan-kegiatan :

a. Pertemuan antara orang tua peserta didik dengan sekolah dengan

menerapkan Protokol Kesehatan Covid 19 untuk sosialisasi

program jaral jauh (PJJ) dan membuat kesepakatan-kesepakatan

dalam rangka pelaksanaan Proses Pembelajaran.

b. Peserta didik baru Kelas VII mengikuti kegiatan Masa Pengenalan

Lingkungan Sekolah Jarak Jauh menggunakan pola Daring dan


Luring dengan mengakses akun Youtube Sekolah yang diantaranya

berisi :

1. Wawasan Wiyata Mandala

2. Tata Krama peserta didik

3. Program dan Cara Belajar

4. Pengenalan Lingkungan Sekolah

5. Tata tertib Sekolah

6. Pengenalan Kegiatan Ekstra Kurikuler.

7. Perkenalan dengan teman sesama peserta didik, dengan Guru,

Tata Usaha, Komite Sekolah dan Pelaksana Sekolah

8. Kegiatan Olah Raga

9. Kegiatan Pramuka

c. Untuk peserta didik kelas XI dan XII melaksanakan kegiatan secara

daring dengan materi:

1. Sosialisasi tentang Covid 19

2. Mengarahkan belajar mandiri secara luring melalui program

TV

3. Penyegaran Mata Pelajaran secara daring dan luring

4. Diskusi Kelompok melalui kelompok belajar

B. Jumlah Minggu Efektif

1. Jumlah Minggu Efektif Belajar Selama Satu Tahun Pelajaran

a. Semester Ganjil

Jumlah Minggu
No Bulan Tidak Efektif
Seluruhnya Efektif
Efektif Falkutatif
1 Juli 2019 4 2 - 2
2 Agustus 2019 5 - - 5
3 Septeember 2019 4 1 - 3
4 Oktober 2019 4 - - 4
5 November 2019 5 - - 5
6 Desember 2019 4 2 - 2
Jumlah 26 5 - 21

Penggunaan Minggu efektif :


1. Tatap Muka, PH dan Remidi / Pengayaan = 17 minggu
2. PTS dan PAS = 2 minggu
3. Cadangan = 2 minggu
Jumlah = 21 Minggu Efektif

b. Semester Genap

Jumlah Minggu
No Bulan Tidak Efektif
Seluruhnya Efektif
Efektif Falkutatif
1 Januari 2020 4 - 4
2 Februari 2020 4 - 4
3 Maret 2020 5 5
4 April 2020 4 4
5 Mei 2020 4 1 3
6 Juni 2020 5 2 1 2
Jumlah 26 3 1 22

c. Jumlah Hari Efektif dan Hari Libur SMP Negeri Satu Atap Lukun

SM LH
Bulan HR LU LPP EF LHR KTS LAS HES
T B
1 Juli 2019 31 5 2 7 5 12
Agustus 2019 31 4 1 26
Septeember 2019 31 4 - 2 23
Oktober 2019 30 5 - 1 25
November 2019 31 4 1 26
Desember 2019 31 4 1 12 14
Jumlah 184 26 5 0 0 7 3 17 126
SM LH LH
Bulan HR LU LPP KTS KTS EF HES
T B R
2 Januari 2020 31 5 1 - - - - - 25
Februari 2020 28 4 - - - - - - 24
Maret 2020 31 4 2 - - - - - 25
April 2020 30 5 2 - - - - - 23
Mei 2020 31 4 4 3 - - - 2 18
Juni 2020 30 4 1 - 9 1 3 12
Jumlah 193 26 10 3 9 0 1 5 127
KETERANGAN:
HES : HARI EFEKTIF SEKOLAH
LU : LIBUR UMUM
LHB : LIBUR HARI BESAR
LPP : LIBUR PERMULAAN PUASA
LHR : LIBUR HARI RAYA
LTS : LIBUR TENGAH SEMESTER
LAS : LIBUR AKHIR SEMESTER
EF : EFEKTIF FAKULTATIF

2. Jadwal Waktu Libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir

tahun pelajaran, libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur

khusus).

KETERANGAN
a. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah dapat
mengalokasikan lâmanya minggu efektif belajar sesuai dengan
keadaan dan kebutuhannya.
b. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran
setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh
mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam
untuk kegiatan pengembangan diri.
c. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional atau
Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten / Kota atau
organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari
libur khusus.
d. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari
libur umum termasuk han - hari besar nasioanl dan hari libur
khusus.
e. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester dan libur akhir
tahun pelajaran digunakan untuk persiapan kegiatan dan
administrasiakhir dan awal tahun pelajaran.
f. Hari libur umum atau nasional atau penetapan hari serentak
untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan
Peraturan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten / Kota.
JADWAL KUNJUNGAN BP/BK
KEGIATAN PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ) SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
SMP NEGERI SATU ATAP LUKUN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Alamat/ Tempat
No Hari/ Tanggal Kelompok Belajar Kelas
Kelompok Belajar
1 Senin, 21 Kelompok 1 IXA Rumah Ade Septian
September 2020 Lingk. Situbatu Rt
Jam ke 1 (08.30- 1. Ade Septian
005 Rw 002 Kel.
09.30) 2. Dendi Setiadi Situbatu Kec. Banjar
3. Fahri Abdulah Dahlan Kabupaten
4. Fauziansyah Kepulauan Meranti
5. Rendi Firmansyah

2 Senin, 21 Kelompok 2 IXA Rumah Krismayanti


September 2020 Neglasari Rt 031 Rw
Jam ke 2 (10.00- 1. Krismayanti
016 Kec. Banjar
11.00) 2. Anggia Surya Kuswandi Kabupaten
3. Irfan Kepulauan Meranti
4. Sahrul
5. Azis Deswara
6. Tri Budiarto Maulana

3 Selasa, 22 IXA Rumah Imas Hari


September 2020 Kelompok 3 Hanizah
Jam ke 1 (08.30- Cisauheun rt 022 Rw
1. Imas Hari Hanizah
09.30) 007 Kel. Situbatu
2. Nur Azizah Kec. Banjar
3. Febri Valen Alsyahfira Kabupaten
Kepulauan Meranti
4. Rizki Rivaldi

4 Selasa, 22 IXA Rumah Megan


September 2020 Kelompok 4 Juliane
Jam ke 2 (10.00- 1. Megan Juliane Lingk. Awiluar Rt
11.00) 019 Rw 006 Kel.
2. Denisa Aprilianti Situbatu Kec. Banjar
3. Ariel Kaka Septaeni Kabupaten
Kepulauan Meranti
4. M. Farid Al-Farizi

5 Rabu, 23 Kelompok 5 IXA Rumah Ela


September 2020 Lingk. Awiluar Rt
Jam ke 1 (08.30- 1. Adis Aprima Sanjana
017 Rw 005 Kel.
09.30) 2. Aprima Sunjani Situbatu Kec. Banjar
3. Dini Destiani Kabupaten
Kepulauan Meranti
4. Ela Nurmalasari
6 Rabu, 23 Kelompok 1 IXB Rumah Risa
September 2020 Nur’aisyah
Jam ke 2 (10.00- 1. Risa Nur’aisyah Dusun Cisauheun Rt
11.00) 2. Cica Awalia 028 Rw 009 Kel.
3. Rismayanti Situbatu Kec. Banjar
Kabupaten
4. Arien Irmayanti Kepulauan Meranti
5. Pupung Nayla Sari
6. Tasya Indika Permata S.

7 Kamis, 24 Kelompok 2 IXB Rumah Siti Lia


September 2020 Aprilia
Jam ke 1 (08.30- 1. Siti Lia Aprilia Dusun Cisauheun Rt
09.30) 2. Tri Lestari 020 Rw 007 Kel.
3. Desta Ariani Situbatu Kec. Banjar
Kabupaten
4. Wanda Suryana Putri Kepulauan Meranti
5. Ajeng Fitriani Soleha

8 Kamis, 24 Kelompok 3 IXB Rumah Yogi Royadi


September 2020 Fadillah
Jam ke 2 (10.00- 1. Yogi Royadi Fadillah Dusun Panuusan Rt
11.00) 2. dammar Cahya Sopandi 008 Rw 002 Kel.
3. Aditya Yusep Putra Situbatu Kec. Banjar
Kabupaten
4. Aldi Rivaldi Kepulauan Meranti
5. Miqdad Abdullah (200 meter dari
6. Agit Sugiyana parkiran pabrik
triplek BKS)

9 Jumat, 25 Kelompok 4 IXB Rumah Novan


September 2020 Herliana
Jam ke 1 (08.30- 1. Novan Herliana Dusun Awiluar Rt
09.30) 2. Pebriana 029 Rw 006 Kel.
3. Maulana Faturahman Situbatu Kec. Banjar
Kabupaten
4. Rizal Azhari Kepulauan Meranti
5. Teguh Rafly Gugun Gumilar (Depan SDN 2
Situbatu / Tempat
6. Faisal Rudiansyah
cuci mobil)

10 Jumat, 25 Kelompok 5 IXB Rumah Andini


September 2020 Gustira/ Andika Debi
Jam ke 2 (10.00- 1. Andini Gustira Pratama
11.00) 2. Andika Debi Pratama Dusun Priagung Rt
001 Rw 001 Desa
Binangun Kec.
Pataruman
Kabupaten
3. Dimas Yusuf Alfarizqi Kepulauan Meranti
(Dekat lapang Voli)

11 Sabtu, 26 Kelompok 1 VIIIA Rumah Ayu


September 2020 1. Ayu Nurpenia Nurpenia (Awiluar
Jam ke 1 (08.30- Rt 016/005)
09.30) 2. Indri Astry Agustiany
3. Andri Julianto
4. Indra Kurniawan
5. Nurhasanah

12 Sabtu, 26 Kelompok 2 VIIIA Rumah Wijdan Eka


September 2020 Januar (Bojong Rt
Jam ke 2 (10.00- 1. Faisal Ramdhani R. 011/003)
11.00) 2. Arya Gumelar
3. Gian
4. Ade Yuda
5. Wijdan Eka Januar

13 Senin, 28 Kelompok 3 VIIIA Rumah


September 2020 Mustaghfilillah
Jam ke 1 (08.30- 1. Mustaghfilillah (Bojong Rt 006/002)
09.30) 2. Angga Saputra
3. Dadang
4. Ismayanti

14 Senin, 28 Kelompok 4 VIIIA Rumah Yoga


September 2020 Permana (Cisauheun
Jam ke 2 (10.00- 1. Muhamad Hafizh Herdian Rt 022/007)
11.00) 2. Rina Fitri Maldiani H.
3. Yunisa Anggraeni
4. Yoga Permana
5. Perdi Perdiansah

15 Selasa, 29 Kelompok 5 VIIIA Rumah Sulistianisa


September 2020 (Cisauheun Rt
Jam ke 1 (08.30- 1. Aep Saepulloh 026/009)
09.30) 2. Farid Sidik
3. Muhammad Agris M.
4. Sulistianisa

16 Selasa, 29 Kelompok 1 VIIIB Rumah Hendi


September 2020 (Cisauheun Rt
Jam ke 2 (10.00- 1. Vina Nurfadillah 022/007)
11.00) 2. Ujang Suryana
3. Hendi Sutiana
4. M. Fajar

17 Rabu, 30 Kelompok 2 VIIIB Rumah Alfi


September 2020 (Cisauheun Rt
Jam ke 1 (08.30- 1. Alfi Rahma Iskani 028/009)
09.30) 2. Elya Nurhasni
3. Andika Pratama
4. Rifky

18 Rabu, 30 Kelompok 3 VIIIB Rumah Chairil


September 2020 (Bojong Rt 011/003)
Jam ke 2 (10.00- 1. Chairil Rizal Nurbaini
11.00) 2. Rosa Mutiara Shafira
3. Siska Aryanti
4. Fikry Nurhidayat
5. Andi Setiawan

19 Kamis, 1 Oktober Kelompok 4 VIIIB Rumah Luki


2020 (Cisauheun Rt
Jam ke 1 (08.30- 1. Luki Chendria Agustin 020/007)
09.30) 2. Rani Nuraeni
3. Doni Ramdani
4. Pebi Perdiana

20 Kamis, 1 Oktober Kelompok 5 VIIIB Rumah Sendi


2020 (Bojong)
Jam ke 2 (10.00- 1. Agus Triana
11.00) 2. Vikry Aditya
3. Gunawan
4. Sendi Andriana
5. Ade Hendra

21 Jumat, 2 Oktober Kelompok 1 VII Rumah Zeni


2020 Rahmawati
Jam ke 1 (08.30- 1. Zeni Rahmawati Dusun Bojong Rt
09.30) 2. Rijal Fauzi 004 Rw 001
3. Rega Nur Sidiq
4. Azhari Nurjamilah

22 Jumat, 2 Oktober Kelompok 2 VII Rumah Allya


2020 Zahratusyifa
Jam ke 2 (10.00- 1. Allya Zahratusyifa Dusun Caringin Rt
11.00) 024 Rw 008
2. Aam Amaliah
3. Risma
4. Rizky Triana
5. Silvia

23 Sabtu, 3 Oktober Kelompok 3 VII Rumah Rizky Aditya


2020 Dusun Cisauheun Rt
Jam ke 1 (08.30- 1. Alika Rahmawati
020 Rw 007
09.30) 2. Fitri Oktaviani
3. Rizky Aditya Gumilang
4. Trie Amelia
5. Zahra Nurinayah

24 Sabtu, 3 Oktober VII Rumah Rifqan Ali


2020 Kelompok 4 Rabbani
Jam ke 2 (10.00- 1. Rifqan Ali Rabbani Awiluar dekat lapang
11.00) Gotama
2. Ade Ryan Fauzi
3. Agris Gumilar Putra
4. Rifqy Apriansyah
5. Raihan Akbar

25 Senin, 5 Oktober Kelompok 5 VII Rumah Sela Delista


2020 Dusun Warungbuah
Jam ke 1 (08.30- 1. Rasya Rismana Putra
Rt 031 Rw 016
09.30) 2. Widia Sri Lestari (Lokasi wilayah
3. Sela Delista Lapang Ekadaya)
4. Silva Julianty
5. Elma Alianza
BAB VI

PENUTUP

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen

pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib

belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan

kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan

olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.

Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang

sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia.

Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan

manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara

terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Seperti telah diuraikan pad awal pendahuluan bahwa fungsi pendidikan

Budaya dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi

pribadi juga menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk

karakter peserta didik yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya

pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata

hanya dilakukan di sekolah melalui rangkaian kegiatan belajar mengajar baik

melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri yang

dilakukan diluar kelas maupun diluar sekolah.


Pembiasaan-pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan seperti: religious,

jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung jawab, dan sebagainya

perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang

lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan

yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik yang

selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu bangsa yang besar. Agar semua

bisa berjalan dengan baik maka perlu diformalkan dalam bentuk Kurikulum

Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri Satu Atap Lukun Tahun Pelajaran

2020/2021.

Kurikulum Satuan Pendidika (KTSP) SMP Negeri Satu Atap Lukun Tahun

Pelajaran 2020/2021 ini diperuntukkan bagi semua warga sekolah tanpa

terkecuali, terutama peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan serta bagian

lainnya yang termasuk warga besar SMP Negeri Satu Atap Lukun. Hal tersebut

sangat penting karena pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat

dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan

pembelajaran yang lebih bersifat komprehensif. Penyajian pembelajaran yang

bernuansa aktif dengan muatan budaya dan karakter bangsa perlu menjadi

perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada seluruh jajaran Pemerintah

Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan

Meranti yang telah memberikan keleluasaan kepada SMP Negeri Satu Atap

Lukun dalam mengembangkan potensi yang ada pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri Satu Atap Lukun kendati pada

implementasinya masih ditemui beberapa kendala dan hambatan mengingat SMP

Negeri Satu Atap Lukun yang masih baru dan perlu bimbingan lanjutan, oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat


kami harapkan dari semua fihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk

kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan pencerahan pelaksanaan di

tingkat sekolah.

Banjar, Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai