Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KETUBAN PECAH DINI

Disusun oleh:
Cici Suryani Wulandari
202091142

Pembimbing:

Armina, M.Kep., Ns.Sp.Kep.An

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
JAMBI 2020/2021
1. Pengertian
Ketubanpecahdiniatau spontaneous/early premature of the membrane (PROM)
adalahpecahnyaketubansebeluminpartuatausebelumterdapattandapersalinanyaitubilapemb
ukaan pada primikurangdari 3 cm dan pada multipara kurangdari 5 cm.
Ketubanpecahdiniadalahpecahnyaketubansebelumterdapattanda-
tandapersalinanmulai dan ditunggusatu jam belumterjadiinpartu. Sebagian
ketubanpecahdiniterjadi pada kehamilanatermlebihdari 37 minggusedangkankurangdari
36 minggutidakterlalubanyak (Manuaba, 2009).

2. Etiologi
Menurut (Manuaba, 2009) penyebabterjadinyaketubanpecahdiniadalah:
a. Serviksinkompetenyaitukelainan pada serviks uteri
dimanakanalisservikalisselaluterbuka.
b. Ketegangan uterus yang berlebihan, misalnya pada kehamilanganda dan
hidroamnionkarenaadanyapeningkatantekanan pada kulitketuban di atas 7 ostium uteri
internum pada serviksataupeningkatan intra uterinsecaramendadak.
c. Faktorketurunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainangenetik).
d. Masa interval sejakketubanpecahsampaiterjadikontraksidisebutfase laten:
1) Makin Panjang fase laten, makintinggikemungkinanterjadinyainfeksi
2) Makin mudakehamilan,
makinsulitupayapemecahnyatanpamenimbulkanmorbilitasjanin.
3) Komplikasiketubanpecahdinimakinmeningkat
e. Kelainanletakjanindalam Rahim misalnyaletaksungsang dan letaklintang,
karenatidakadabagianrendah yang menutupipintuataspanggul yang
dapatmenghalangitekananterhadap membrane bagianbawah.
Kemungkinankesempitanpanggul, perutgantung, sepalovelvik, disproporsi.
f. Infeksi, yang terjadisecaralangsung pada selaputketubanmaupunasendendari vagina
atauinfeksi pada cairanketubanbiasamenyebabkanterjadinyaketubanpecahdini.
Menurut (Sinseng, 2008) penyebabterjadinyainfeksi pada
ibubersalindenganketubanpecahdiniyaitusetelahketubanpecahmakakuman yang berada di
dalamserviksmengadakaninvasikedalamsaccus amnion dalamwaktu 24 jam cairan amnion
akanterinfeksi. Akibatdariinfeksicairan amnion makaakanterjadiinfeksi pada ibu dan janin.

3. WOC

 Serviks inkompeten
 Ketegangan Rahim
berlebihan
 Kelainan letak janin Ketuban pecah dini
dalam Rahim
 Kelainan jalan lahir
 Kelainan bawaan selaput
ketuban
 infeksi

oligohidramion Air ketuban terlalu Klien tidak mengetahui Tidak adanya


banyak keluar penyebab dan akibat KPD perlindungan dunia
luar dengan daerah
Kondisi paru-paru rahim

Distoksia ( partus
Deficit pengetahuan
kering) Resiko infeksi
Penekanan tali pusar

Laserasi pada
jalan lahir
Aspirasi air dan
lender ketuban oleh
janin Kecemasan ibu
terhadap
keselamatan janin
Resiko asfiksia dan dirinya

ansietas
4. Manifestasiklinis
Tanda dan Gejala Tanda yang terjadiadalahkeluarnyacairanketubanmerembesmelalui
vagina, aroma air ketubanberbau, berwarnapucat,
cairaninitidakakanberhentiataukeringkarena uterus diproduksisampaikelahiranmendatang.
Tetapi, bila duduk atauberdiri, kepalajanin yang sudahterletak di bawahbiasanya
“mengganjal” atau “menyumbat” kebocoranuntuksementara. Sementaraitu, demam,
bercak vagina yang banyak, nyeriperut,
denyutjantungjaninbertambahcapatmerupakantanda-tandainfeksi yang terjadi
(Sunarti,2017).

5. Komplikasi
a) MenurutSujiyatini, Muflidah, dan Hidayat (2009) komplikasi yang seringterjadi pada
janinkarena KPD adalahsindromdistrespernapasan dan prematuritas.
Sindromdistrespenapasanterjadikarena pada ibudengan KPD
mengalamioligohidramnion.
b) Komplikasi pada ibuMenurut (Achadiat, 2010) :
1) Infeksisampaidengan sepsis.
membranjaninberfungsisebagaipenghalanguntukmenghalangimerambatnyainfeksi.
Setelah ketubanpecah, baikibu dan
janinberesikoinfeksihaliniterjadikarenasetelahketubanpecahmakaakanadajalanmas
ukmikroorganismedariluar uterus apalagijikaseringdilakukanpemeriksaandalam.
2) Peritonitis
3) Rupture uteri karena air ketubanhabis, sehinggatidakadapelindungantarajanin dan
uterus jikaadakontraksisehingga uterus mudahmengalamikerusakan.

6. PenatalaksannanMedis
MenurutRatnawati (2017), penatalaksanaanketubanpecahdini, yaitu :
a) Ketubanpecahdini pada kehamilanatermatau preterm
denganatautanpakomplikasiharusdirujukkerumahsakit.
b) Bilajaninhidup dan terdapatprolaps di talipusat,
ibudirujukdenganposisipanggullebihtinggidaribadannya,
bilamungkindenganposisibersujud.
c) Jika perlukepalajanindidorongkeatasdenganduajari agar
talipusattidaktertekankepalajanin
d) Jika Talipusat di vulva maka di bungkuskainhangat yang dilapisi plastic
e) Jika adademamatau di khawatirkanterjadiinfeksisaatrujukanatau KPD lebihdari 6 jam,
berikanantibiotik.
f) Bilakeluargaibumenolakdirujuk, ibudiharuskanberistirahatdenganposisiberbaring
miring, berikanantibiotik.
g) Pada kehamilankurangdari 32 minggudilakukantindakankonservatif, yaitutirah baring
dan berikansedatif, antibiotik dan tokolisis.
h) Pada kehamilan 33-35 minggudilakukanterapikonservatifselama 24 jam
laluinduksipersalinan.
i) Pada kehamilanlebih 36 minggu, bilaada his, pimpinmeneran dan
akselerasibilaadainersia uteri. Bilatidakada his,
lakukantindakaninduksipersalinanbilaketubanpecahkurangdari 6 jam dan
skorpelvikkurangdari 5 atauketubanpecahdinilebihdari 6 jam dan skorpelviklebihdari
5.
j) Bilaterjadiinfeksi, akhirikehamilan. Mengakhirikehamilandapatdilakukandengan 3
cara, yaitu:
1) Induksi, adalah proses
stimulasiuntukmerangsangkontraksirahimsebelumkontraksialamiterjadi,
dengantujuanuntukmempercepat proses persalinan. (Alodokter, 2018).
2) Persalinansecara normal/pervaginamPersalinan normal adalah proses
persalinanmelaluikejadiansecaraalamidenganadanyakontraksirahimibu dan
dilaluidenganpembukaanuntukmengeluarkanbayi (Wikipedia, 2018).
3) Sectiocaesarea, adalahsuatucaramelahirkanjanindenganmembuatsayatan pada
dinding uterus melaluidindingdepanperutuntukmelahirkanjanindaridalamrahim.
MenurutSujiyanti, mulfidah, dan Hidayat (2009) ada 2 macampenatalaksanaan pada
ketubanpecahdini:

1. Padaumurkehamilan 37 minggu. Penatalaksanaanketubanpecahdinisecarakonservatif pada


kehamilan< 37 mingguadalahdenganmemberikan antibiotic profilaksissetiap 6 jam dan
tidakdilakukanpemeriksaandalamtujuannyaadalahuntukmencegahterjadinyainfeksi.
Selamamelakukan 10
penatalaksanaankonservatifmakaharusdilakukanpemantauanleukositsetiaphari,
observasitanda-tanda vital terutama temperature setiap 4 jam sekali, dan
observasidenyutjantungjanin. Jika
selamapengelolaankonservatifpasienmengalamiinfeksimakasegeralakukanpenatalaksanaa
nketubanpecahdinisecaraaktifyaitumelakukaninduksitanpamelihatumurkehamilan. Jika
induksitidakberhasilmakadilakukantindakanbedahsesar.
Pemberianantibiotik pada kejadianketubanpecahdinikurangdari 32 minggu yang
mengalamiinfeksidapatmenurunkanangkakesakitanibu dan neonates.

2. Penatalaksanaan pada kehamilan> 37 minggu,


jarakantarapecahnyaketubandenganpermulaanpersalinandisebutperiode laten. Makin
mudaumurkehamilanmakamakin lama periode laten. MenurutSujiyantini, Muflidah, dan
Hidayat (2009) sekitar 70-80 % kehamilancukupbulanakanterjadipersalinandalamwaktu 24
jam. Jika dalam 24 jam
belumberlangsungmakadilakukanpenatalaksanaanaktifyaitudenganinduksi.
Pada penatalaksanaanKetubanpecahdinidengankehamilanaterm juga
diberikanantibiotikprofilaksis yang diberikansetelah 6 jam
ketubanpecahdinidenganpertimbanganbahwakemungkinaninfeksitelahterjadi dan
biasanya proses persalinanberlangsunglebihdari 6 jam.

7. Analisa data
a. Pengkajian
1) IdentitasPasien
2) Keluhanutama: Pasienmengatakankeluarcairanrembesdarijalanlahir
3) Persepsi dan harapanpasiensehubungandengankehamilan
4) Kebutuhandasarkhusus:
a) Ketidaknyamanan
 Ketidaknyamanan
 Istirahat-tidur
 Hygiene prenatal
b) Keselamatan
 Pergerakan
 Penglihatan
 pendengaran
c) kebutuhancairan
d) nutrisi
 gigi dan mulut
 nafsumakan
e) eliminasi
 BAB
 BAK
f) Oksigen
g) Seksual

5) Keluargaberencana : Riwayat dan alas an ibumenggunakankontrasepsi


6) Riwayat ANC
7) Riwayat menstruasi
8) Riwayat kehamilansekarang
9) Riwayat kehamilansebelumnya
10) Riwayat kesehatankeluarga
11) Pemeriksaanfisik
a) TTV : 120/70mmHg
TD:97x/i
N: 100
S: 36,5
RR :20x/i
BB sebelumhamil: 65kg
BB saathamil : 77kg
TB : 154cm

b) Kepala
Bentukkepala : simetris, tidakadabenjolan
Rambut : pertumbuhanrambutmerata

c) Muka
Mata : sayu, edema (-), konjungtivatidakanemis
Hidung : tidakadapembesaranpolip, tidakada sputum, simetris
Mulut : mukosabibirlembab
Gigi : tidakadalubang pada gigi dan carries gigi
Lidah : tidakkotor, warnamerah
Telinga : simetris, tidakadabendaasing dan perdarahan
d) Leher : trakeasimetris, tidakadapembesarankelenjertiroid
e) Dada :
Paru-paru
Inspeksi : pengembangansamasaatinspirasi dan ekspirasi
Palpasi : sonor/resonan
Perkusi : nyeritekan (-), tidakadataktil fremitus
Auskultasi : tidakadasuaratambahan

Jantung
Inspeksi : denyut apical tidakterlihat
Palpasi : redup
Perkusi : denyut apical teraba
Auskultasi : S1 dan S2 reguler
Mamae : mulaimembesar dan mengeras
Putting : menonjol
f) Abdomen
TFU : 32cm
Bagian samping : punggungtangan/kaki
Bagian bawah : terdapatkepalabayi
Presentasi : presentasikepala
Gerakan janin : aktif
Mamae : simetris, tidakada masa, mulaimengeras, tidakada bitnik-
bintikaereola
Leopold I : TFU 32cm
Leopold II : pada perutibusebelahkiriteraba 1
bagianbesarpunggungkeras dan memapan. Bagian kananekstremitas
Leopold III : pada perutibubagianbawahterababulatkeras dan
melentang( kepala)
Leopold IV : kepalabelummasukpanggul
DJJ : 148x/i
g) Genitalia
Vaginal toucher : tidakadapembukaanserviks
12) Pemeriksaanpenunjang
Pemeriksaan labor berupa
Hemaoglobin : 10.0g/dl
Leukosit : 14.43 103/ul
Trombosit : 274 103/ul
Hematokrit : 29,3%
Eritrosit : 3,63 103/ul
b. Diagnose keperawatan
1) Resikoinfeksi
2) Resikoasfiksia
3) Ansietas
4) Deficit pengetahuan

c. Asuhankeperawatan

N Diagnose Tujuan
o
1 Resikoinfeksi NOC
Definisi: - Imun status
Mengalamipeningkatanresikoterserangorganismepatogenik - Knowledge : infection control
- Risk control
KH
- Klienbebasdaritand dan gejalainfeksi
- Menunjukankemampuanuntukmencegahtimb
- Jumlahleukositdalambatas normal
2 Resikoasfiksia

3 Ansietas NOC
Definisi: - Anxiety self control
Perasaantidaknyamanataukekhawatiran yang - Anxiety level
samardisertairespon autonomy, perasaantakut yang - Coping
disebabkan oleh antisipasiterhadapbahaya. KH
- Osmampumengidentifikasi dan mengungkap
- Mengidentifikasi, mengungkapkan dan me
untukmengontrolcemas
- Vital sign dalambatas normal
- Posturtubuh, ekspresiwajah, Bahasa
tingkataktivitasmeniunjukanberkurangnyake

4 Deficit pengetahuan NOC


Definisi: - Knowledge disease process
Ketiadaaninformasikoginitif yang - Knowledge health behavior
berkaitandengantopiktertentu KH:
- Pasien dan keluargamenyatakanpemahamant
- Pasien dan keluargamampumelaksanaka
dijelaskan
DAFTAR PUSTAKA
Yulizawati&lusiana. BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN.
Sidoarjo, Indomedia Pustaka: 2019

Selvy, Lazuarti. KTI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST PARTUM


DENGAN KETUBAN PECAH DINI YANG DI RAWAT DI RUMAH SAKIT.
Samarinda, 2020

NANDA. PANDUAN PENYUSUNAN ASUHAN KEPERAWATAN


PROFESIONAL. Mediaction, 2015

Anda mungkin juga menyukai