untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Gerak Benda Pada Siswa
Kelas IV SDN Paluhombo 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar IPA materi gaya
gerak benda bagi siswa kelas IV SD Negeri Paluhombo 01 Bendosari Sukoharjo
semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif The Learning Cell berbantuan media gambar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di
SD Negeri Paluhombo 01 Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo pada
semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 selama 4 (empat) bulan. Subjek penelitian
adalah siswa kelas IV Semester 2 di SD Negeri Paluhombo 01 Kecamatan
Bendosari, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019 yang terdiri dari 16
orang siswa. Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan ini pada intinya mengacu
pada desain penelitian yang digunakan, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3)
observasi; dan 4) refleksi hasil tindakan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif The Learning Cell dengan berbantuan media gambar dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi Gaya Gerak Benda siswa kelas IV SD Negeri Paluhombo 01
Kecamatan Bendosari semester 2 tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa dan tingkat
ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 60 pada
kondisi awal menjadi 69 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I, kemudian
meningkat menjadi 83 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II, dengan demikian
berarti ada peningkatan prestasi sebesar 23. Ketuntasan belajar siswa mengalami
peningkatan dari 31,25% pada kondisi awal meningkat menjadi 56,25% pada akhir
tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 93,75% pada akhir tindakan
pembelajaran Siklus II, dengan demikian berarti ada peningkatan ketuntasan belajar
sebesar 62,5%.
Kata Kunci: hasil belajar, model pembelajaran kooperatif The Learning Cell, media
gambar.
PENDAHULUAN
3. Media Gambar
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang
berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002: 5; Sardiman, dkk., 1990: 42).
Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu
bahan (software) dan/atau alat (hardware).
Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa
(Hamalik, 1986: 18). Fungsi media secara umum adalah untuk: 1)
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual, 2)
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang
terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide,
dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat film,
video, fota atau film bingkai, 3) meningkatkan kegairahan belajar,
memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan
kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa, dan 4) memberikan
rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi
siswa terhadap isi pelajaran.
b. Pengertian Media Gambar
Hamalik berpendapat bahwa media gambar adalah segala sesuatu
yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 dimensi sebagai
curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret,
slide, film, strip, opaque proyektor (Hamalik, 1994: 95). Sedangkan
Sadiman (1996 : 29) menyatakan bahwa media gambar adalah media
yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat
dimengerti dan dinikmati dimana saja. Media yang paling umum dipakai
yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati
dimana saja adalah media gambar.
c. Fungsi Media Gambar
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode
mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi
guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Secara
garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah: 1) Fungsi
edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada
pendidikan, 2) Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang
autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan
konsep yang sama kepada setiap orang, 3) Fungsi ekonomis; artinya
memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal,
4) Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan, dan 5) Fungsi
seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan
ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang
modern (Hamalik, 1994: 12).
4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajarn
kooperatif The Learning Cell dengan berbantuan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya gerak benda pada siswa kelas IV
SD Negeri Paluhomboo 01 Kecamatan Bendosari semester 2 Tahun Pelajaran
2018/2019.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Paluhombo 01 yang
beralamat di Kenteng RT. 01 RW. 03, Paluhombo, Kecamatan Bendosari,
Kabupaten Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan pada semester 2 Tahun Pelajaran
2018/2019 dalam kurun waktu 4 (empat) bulan, yaitu pada periode bulan Januari
2019 sampai bulan April 2019.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini mengikuti prinsip-prinsip
PTK yang terdiri dari empat tahap, yaitu: 1) tahap planning (rencana tindakan),
2) tahap implementing (tindakan), 3) tahap observing (observasi), dan 4) tahap
reflecting (refleksi). Hasil refleksi pada siklus I digunakan untuk melanjutkan
perencanaan pada siklus II, begitu seterusnya.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan dan
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus pertama
dilaksanakan selama dua minggu dan siklus kedua juga dilaksanakan selama dua
minggu. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap siklus terdiri dari 4
tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi hasil
tindakan.
Siklus II
Tahap perencanaan dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Februari 2020, guru
sebagai peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
menyiapkan instrumen penelitian, menyusun jadwal pelaksanaan siklus II, dan
meyiapkan media gambar yang lebih bervariasi. Waktu penelitian pada siklus II
dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, yaitu Selasa, 5 Maret 2020, Selasa, 12
Maret 2020 pukul 09.00 sampai dengan pukul 10.15 WIB, dan Selasa, 19 Maret
2020 pukul 07.35 sampai dengan pukul 08.45 WIB.
Pada tahap tindakan peneliti menerapkan skenario pembelajaran sesuai
dengan RPP yang sudah dibuat. Pada tahap ini materi lebih diperluas lagi dengan
menayangkan video pembelajaran untuk memperdalam materi. Selain itu pada
saat penerapan model pembelajaran kooperatif The Learning Cell guru
melakukan pembimbingan kepada siswa yang pada siklus I masih belum
menguasai materi.
Observasi pada siklus II menggunakan lembar observasi yang sama
dengan siklus I, yaitu lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran guru dan
lembar pengamatan aktivitas siswa. Dokumentasi pembelajaran dilakukan oleh
teman sejawat, hasilnya berupa foto dan video pembelajaran. Dilihat dari nilai
hasil belajar siswa yang telah dilakukan pada siklus II dapat dikelahui bahwa
sudah terdapat peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Peningkatan ini
ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata siklus I dari 69 menjadi 83, nilai
tertinggi siklus I dari 80 menjadi 100, nilai terendah siklus I dari 60 menjadi 65,
dan jumlah siswa yang tuntas pada siklus I dari 9 siswa (56,25%) menjadi 15
siswa (93,75%), sehingga indikator kinerja penelitian yang telah ditetapkan
sebesar 80% sudah tercapai dengan baik. Oleh sebab itu penelitian tindakan
kelas ini telah berhasil dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Masih
terdapat satu siswa yang belum mencapai KKM, untuk itu guru sebagai peneliti
akan memberikan tindakan secara khusus berupa bimbngan dan tambahan jam
belajar diluar jam efektif.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi terhadap tindakan penelitian
yang telah dlakukan dan capaian hasil belajar IPA siswa materi gaya gerak
benda maka dapat disimpulkan bahwa “Penerapkan model pembelajaran
kooperatif The Learning Cell berbantuan media gambar dapat meningkatlan
hasil belajar IPA materi gaya gerak pada siswa kelas IV SD Negeri Paluhombo
01 Kecamatan Bendosari semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.
C. Pembahasan
Proses penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan
tiga kali pertemuan pada masing-masing siklus. Terdapat empat tahapan pada
setiap siklusnya, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Berdasarkan deskripsi penelitian yang telah dipaparkan di atas terdapat beberapa
temuan dan pembahasan hasil tindakan tentang penerapkan model pembelajaran
kooperatif The Learning Cell berbantuan media gambar dalam meningkatlan
hasil belajar IPA materi gaya gerak pada siswa kelas IV SD Negeri Paluhombo
01 Kecamatan Bendosari semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.
Berdasarkan deskripsi kondisi awal setelah dilakukan wawancara dan
observasi terhadap guru dan siswa kelas IV SD Negeri Paluhombo 01
Kecamatan Bendosari, diperoleh gambaran bahwa hasil belajar IPA materi gaya
gerak pada siswa kelas IV SD Negeri Paluhombo 01 Kecamatan Bendosari
semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 masih rendah. Hal ini ditandai dengan
masih rendahnya nilai rata-rata siswa dan kurangnya jumlah siswa yang nilainya
sudah mencapai KKM yaitu > 70.
Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, secara empiris diperoleh data
peningkatan hasil belajar siswa IPA materi gaya gerak benda, namun belum
mencapai indikator kinerja penelitian yang telah ditetapkan yaitu 80% jumlah
siswa yang nilainya mencapai KKM. Penyebab ketidaktercapaian indikator ini
adalah karena guru belum memaksimalkan penerapkan model pembelajaran
kooperatif The Learning Cell berbantuan media gambar, juga masih terdapat
siswa yang ramai serta kurang memperhatikan sehingga terdapat langkah
pembelajaran yang terlewat.
Hasil tindakan siklus II juga mengalami peningkatan dan hasil belajar
siswa sudah dapat melampaui indikator kinerja penelitian yang telah ditetapkan.
Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil rata-rata kelas pada siklus II sebesar 83
(93,75% siswa mampu memenuhi KKM > 70 sehingga indikator kinerja
penelitian telah terpenuhi.
Siklus I 9 56,25% 69
Siklus II 15 93,75% 83
90
80
70
60
Kondisi
50 Awal
40
Siklus I
30
Siklus II
20
10
0
Jumlah Siswa Prosentase Nilai Rata-rat Kelas
Tuntas Ketuntasan
KESIMPULAN
A. Simpulan
Simpulan dari kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh
peneliti adalah sebagai berikut.
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif The Learning Cell dengan
berbantuan media gambar dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta
didik IPA materi gaya gerak benda pada pada siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri Paluhombo 01 Kecamatan Bendosari semester 2 Tahun Pelajaran
2018/2019 meliputi enam langkah, yaitu menyampaikan tujuan
pembelajaran, menyampaikan materi pembelajaran, siswa menganalisis
masalah, melakukan diskusi kelompok untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang dialami, presentasi hasil diskusi, dan membuat refleksi
serta simpulan dari materi yang telah dipelajari.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif The Learning Cell dengan
berbantuan media gambar dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta
didik IPA materi gaya gerak benda pada pada siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri Paluhombo 01 Kecamatan Bendosari semester 2 Tahun Pelajaran
2018/2019 dilaksanakan dengan empat tahapan, yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Peningkatan tersebut dapat diketahui dari
tes hasil belajar yang dilaksanakan pada tahap kondisi awal, siklus I, dan
siklus II. Peningkatan tersebut dapat diketahui dari hasil jumlah siswa yang
tuntas, prosentase ketuntasan, dan nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata kelas
pada kondisi awal adalah 60 dengan jumlah siswa yang tuntas 5 orang
(31,25%). Pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 69 dengan siswa yang
tuntas 9 orang (56,25%) dan p ada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 83
dengan siswa yang tuntas 15 orang (93,75%) sudah melebihi indikator
kinerja penelitian sebesar 80% dari nilai KKM > 70.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian in berdasarkan simpulan
dan implikasi di atas adalah:
1. Kepada guru: (1) dalam pembelajaran IPA materi gaya gerak benda melalui
model pembelajaran kooperatif tipe the learning cell guru harus
membimbing siswa dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang
secara runtut, (2) guru diharapkan tidak bosan dalam melakukan evaluasi
pembelajaran, baik evaluasi terhadap peserta didik maupun evaluasi
terhadap kinerjanya, sehingga upaya untuk meningkatan hasil belajar
peserta didik IPA materi gaya gerak benda dapat tercapai dengan hasil yang
memuaskan melalui model pembelajaran kooperatif tipe the learning cell
berbantuan media gambar, dan (3) guru hendaknya selalu berusaha mencari
alternatif cara-cara yang dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan siswa, baik melalui penggunaan metode, media atau alat
peraga sehingga mutu pembelajaran dapat ditingkatkan.
2. Bagi siswa: (1) siswa hendaknya meningkatkan keberanian dalam
mempresentasikan hasil diskusinya dalam pembelajaran IPA materi gaya
gerak benda di hadapan teman-temannya, (2) siswa hendaknya berperan
aktif dalam kegiatan diskusi dan mau bekerja sama dalam memecahkan
masalah tentang materi gaya gerak benda, dan (3) siswa hendaknya selalu
meningkatkan kreatifitas dan motivasinya dalam kegiatan pembelajaran.
3. Bagi sekolah: (1) sekolah hendaknya mensosialisasikan penerapan model-
model pembelajaran yang aktif dan inovatif dalam rangka meningkatkan
kemampuan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, sehingga
kemampuan dan hasil belajar siswa juga akan meningkat, (2) hendaknya
model pembelajaran kooperatif tipe the learning cell dapat dijadikan sebagai
salah satu pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang aktif dan
inovatif, tentu saja dengan melakukan modifikasi yang sesuai.
4. Bagi peneliti lainnya: (1) bagi peneliti yang ingin menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe the learning cell berbantuan media gambar
dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi disesuaikan dengan
kondisi sekolah masing-masing, (2) bagi peneliti yang menggunakan
variabel pembelajaran IPA materi gaya gerak benda sebaiknya
menambahkan referensi kajian pustaka yang bervariatif agar kekurangan
pada menelitian ini dapat diperbaiki dan disempurnakan.
5. Bagi Petugas Perpustakaan: hendaknya hasil penelitian ini dapat
dimanfaatkan untuk menambah koleksi perpustakaan sehingga bermanfaat
bagi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta:
Quantum Teaching.
Sardiman, dkk, 1990. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Rajagrafindo Persada.
Sardiman, dkk, 1996. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Rajagrafindo Persada.
. 1996. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Rajagrafindo Persada.
Slavin, E. Robert. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset Dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
Sudjana, Nana. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sumber data penelitian ini yaitu hasil tes dan observasi tentang kemampuan guru dalam PTK sesusi bahan ajar. Tes
meliputi praktik menulis PKG dan PKB. Observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas selama pelaksanaan workshop.
Bentuk tes yang digu- nakan dalam penelitian ini tes praktik menulis PKG dan PKB sesuai bahan ajar. Instrumennya
berupa lem bar tugas. Sedangkan data observasi dalam penelitian
17 Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA 17
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
ini diperoleh dari selama kegiatan berlangsung. Pene- Kriteria kategori nilai:
liti melakukan pengamatan dan observasi terhadap 3,6 – 4 = Baik sekali
aktivitas guru. Instrumen yang digunakan dalam 3,1 – 3,5 = Baik
melakukan observasi berupa lembar observasi. 2,6 – 3 = Cukup baik
Penilaian ini untuk menilai sikap/perilaku dan 2,1 – 2,5 = Cukup
ketrampilan guru selama kegiatan workshop 1,6 – 2 = Kurang
berlangsung yaitu selama guru bekerja lembar 0 – 1,5 = Kurang sekali
pengamatan aktifitas guru. Dengan skor diperoleh Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
aktivitas guru dengan kategori tertentu dan dirata-rata nilai 1 tidak ada, nilai 2 sebanyak 7, nilai 3 sebanyak
hasilnya yang dihitung dengan rumus: 3. Analisis di atas dapat dilihat bahwa jumlah nilai
kesimpulan hasil observasi guru mencapai 188. Maka
mean atau nilai rata-rata yang dicapai adalah:
Kriteria kategori nilai :
9 – 10 = Baik sekali
7 – 8,99= Baik
6 – 6,99= Cukup baik
5 – 5,99= Cukup Kegiatan tes dilaksanakan setiap akhir siklus.
4 – 4,99= Kurang Pada siklus pertama ini menggunakan tes tugas atau
1 – 3,99= Kurang sekali praktik menulis PKG dan PKB berupa hasil penilaian
Penelitian Tindakan Sekolah yang dilaksanakan formatif . Hasil dari tes siklus I ini adalah:
di SDN Lirboyo 1 Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tabel 4.2
ini, dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh Hasil tes siklus I
No. Nilai x F Fx
sorang pengawas atau partisipan. pengawas tersebut 1. 10 1 10
2. 9 2 18
berperan sebagai pengamat atau observer untuk 3. 8 1 8
4. 7 2 14
mengamati aktivitas guru selama pelaksanaan work- 5. 6 2 12
PEMBAHASAN
Siklus I
Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung pada 2 Dari hasil analisis di atas, diketahui bahwa nilai
Januari-28 Februari 2018. Selama kegiatan ini rata-ratanya (meannya) yaitu 70. Berdasarkan kriteria
berlangsung, peneliti melakukan pengamatan atau kategori dapat dinyatakan bahwa hasil tes tergolong
observasi terhadap aktivitas guru. Instrumen yang baik).
digunakan dalam melakukan observasi ini berupa Siklus II
lembar observasi.Hasil observasi yang diperoleh pada Pelaksanaan siklus II ini menerapkan kegiatan-
siklus I ini dapat diungkapkan sebagai berikut: kegiatan yang direncanakan. Pelaksanaan pada siklus
Tabel 4.1 II ini, 10 guru peserta workshop dibagi menjadi 6
Hasil analisis observasi guru pada siklus I kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas
No Nilai N ∑x 1-2 orang. Hasil observasi yang diperoleh pada siklus
1 1 - 0 II ini dapat diungkapkan sebagai berikut.
2 2 7 14 Tabel 4.3
3 3 3 9 Analisis hasil observasi guru pada siklus II
10 23 No. Nilai N ∑x
1. 1 - 0
Keterangan: 2. 2 1 2
N = banyak responden 3. 3 9 27
10 29
∑x = jumlah nilai keseluruhan
18 Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA 18
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada siklus II sudah adanya perubahan yang positif.
nilai 1 tidak ada, nilai 2 sebanyak 1, nilai 3 sebanyak Aktivitas guru sudah mulai tampak. guru yang semula
9. Pada analisis di atas dapat dilihat bahwa jumlah pasif menjadi lebih aktif untuk menyelesaikan
nilai keseluruhan hasil observasi guru mencapai 29, tugasnya. Observasi pada siklus II ini nilai rata-rata
maka mean atau rata-rata yang dicapai adalah: yang semula 2.30 menjadi 2.90. Sedangkan hasil tes
yang semula dengan nilai rata-rata 7.00 menjadi 8.80.
Berdasarkan kriteria kategori nilai dapat disimpulkan
bahwa hasil observasi dan tes tergolong baik sekali,
Dari hasil analisis di atas nilai rata-rata (mean) dan ada peningkatan menulis PKG. 2) Kendala dalam
tergolong baik sekali. penulisan PKG dan PKB adalah masih banyaknya
Lalu, analisis hasil tes menulis PKG dan PKB guru yang bersifat keseragaman, dalam hal ini belum
dilakukan selama proses pembelajaran dan setelah percaya diri dalam menulis PKG dan PKB.
berakhirnya siklus. Adapun hasil dari tes siklus II. SARAN
Tabel 4.4 Saran yang ingin penulis utarakan ini mungkin
Hasil tes siklus II lebih dikhususkan bagi para guru yang merupakan
ujung tombak pendidikan dan berhubungan langsung
dengan para siswa. Saran-saran yang dimaksud adalah
sebagai berikut: 1) Hendaknya selalu berpikir kekini-
an, paradigma baru dan tanggap terhadap perkem-
bangan jaman. 2) Bersikaplah dengan penuh kekeluar-
Analisis di atas dapat dilihat dari 10 responden. gaan dan persahabatan dan mau mengemukakan
Jumlah nilai keseluruhan yang diperoleh adalah 88 kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. 3) Meningkat-
maka nilai rata-rata (mean) yang dapat dicapai adalah: kan mutu pada setiap jenis, jenjang dan jalur pendi-
dikan. Oleh sebab itu, pemerintah menetapkan
delapan standar nasional pendidikan yakni standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
Dari hasil analisis di atas, diketahui bahwa nilai pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
rata-ratanya (meannya) yaitu 8.80. Berdasarkan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
kriteria kategori dapat dinyatakan bahwa hasil tes dan standar penilaian pendidikan.
tergolong baik sekali).
Berdasarkan hasil observasi siklus I rata-rata 2 Daftar Pustaka
pada siklus II meningkat rata-rata menjadi 2.30 1. Kemdiknas. Peraturan Menpan nomor 16 tahun
menjadi 2.90. Sedangkan hasil tes pada siklus I masih 2009.
banyak guru yang mendapat nilai 4. Pada siklus II 2. Direktorat Pendidikan dasar (2007). Kebijakan
nilai 4 sudah tidak ada dan nilai rata-rata kompetensi pendidikan dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan
guru pun meningkat menjadi 8.80. Dari observasi sik- Dasar.
lus I, dan siklus II semakin adanya peningkatan. Pada 3. Danim Sudarwan, 2002. Inovasi Pendidikan,
observasi I masih adanya guru yang pasif dan belum Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
menunjukkan kekompakan dalam diskusi kelompok. Tenaga Kependidikan (Bandung: Pustaka Setia,)
Setelah melaksanakan observasi pada siklus II sudah 4. Kemendiknas, 2011. Pedoman Pengelolaan
adanya respon yang positif, sehingga dapat mening- Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
katkan aktivitas guru serta hasil tes praktik PKG dan (PKB), Jakarta.
PKB lebih memuaskan karena sudah tidak ada lagi 5. Suparlan, 2006. Guru Sebagai Profesi.
guru yang mendapatkan nilai 4 dan 5. Yogyakarta: Hikayat
KESIMPULAN 6. Surya, Muhammad. 2003. Percikan Perjuangan
Penerapan workshop dalam PKG dan PKB Guru (Cet. I); Semarang: CV. Aneka Ilmu
ternyata mampu meningkatkan kompetensi guru. 7. Trimo. 2008. Pembinaan Profesional melalui Su-
Adapun hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai pervisi Pengajaran sebagai Upaya Peningkat-
berikut: 1) Pada siklus I, berdasarkan analisis data an Profesionalisme Guru, (http://researchengines.
bahwa dengan adanya tindakan-tindakan yang dilak- com/trimo70708.html diakses 6 Desember 2013)
sanakan pada tahap pelaksanaan belum menunjukkan 8. Wijaya Cece, Rusyan Tabrani, 2000. Kemampuan
aktivitas secara optimal. Hasil yang dicapai pada Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar,
observasi siklus I ini rata-rata 2.30. Sedangkan nilai Bandung: Remaja Rosdakarya
rata-rata (mean) dari hasil analisis tes adalah 7.00. 9. http://penadeni.com. Pengembangan Keprofesian
Berdasarkan kriteria kategori nilai dapat dinyatakan Berkelanjutan (PKB) Bagi Guru. Diakses 6
Desember 2013
bahwa hasil observasi dan hasil tes tergolong baik.
19 Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA 19
PENDIDIKAN PENDIDIKAN