Nah, kalo dialog tag ini letaknya di akhir dialog, akhiri dialogmu dengan
tanda koma seperti di contoh (a). Sementara kalo dialog tag-nya ada di
awal kalimat, gunakan tanda koma setelah dialog tag, dan akhiri dialog
dengan tanda titik, seperti di contoh (b). Selain itu, ingat bahwa tanda
baca yang mengakhiri dialog harus diletakkan sebelum tanda petik
penutup.
Kadang ada beberapa frase yang disalahartikan sebagai dialog tag. Coba
deh bandingin dialog (a) dan (b) dengan dialog (c) dan (d).
(c) “Kemarin Dian nggak pulang.” Katy menatap ibunya.
(d) Katy menatap ibunya. “Kemarin Dian nggak pulang.”
Kalimat sejenis “Katy menatap ibunya” di (c) dan (d) ini BUKAN dialog
tag. Kalimat tersebut cuma kalimat yang dipakai untuk mendeskripsikan
aktivitas Dian yang lain sambil mengatakan dialog tsb.
Ketika dialog terpotong oleh kegiatan atau dialog karakter lain, gunakan
tanda pisah em dash (—) seperti di contoh (i). Sementara, jika
ada jeda dalam sebuah dialog seperti di contoh (j), atau pengucapan
dialog tsb diulur seperti contoh (k) dan (l), gunakan tanda ellipsis (. .
.). Jika tanda ellipsis muncul di akhir kalimat, tambahkan 1 tanda
titik untuk mengakhiri kalimat (contoh (k)) atau tambahkan tanda koma
jika dialog tersebut diikuti dialogue tag (contoh (l)). Biasanya ada 1 spasi
di antara tiap tanda titik.
Kutipan dalam dialog
Ada juga situasi yang mengharuskan kita mengutip kalimat orang lain
dalam dialog, seperti di contoh (k) dan (l).
(k) “Tadi aku ketemu dia di jalan, dia cuma bilang, ‘Hai, Mita!’ dan
langsung pergi.”
(l) “Seperti kata ayahku, ‘Hidup itu sederhana.’ ”
Saat mengutip perkataan orang lain dalam sebuah dialog, gunakan tanda
petik tunggal (‘…’) sebelum dan sesudah kutipan tsb, seperti pada
kalimat ‘Hai, Mita!’ dan ‘Hidup itu sederhana.’ dalam (k) dan (l). Jika
tanda petik tunggal (‘) dan tanda petik dua (“) letaknya berdampingan,
tambahkan spasi di antara kedua tanda baca tsb.
Dialog panjang
Kadang ada dialog dari karakter yang sama, yang terlalu panjang untuk
dijejalkan dalam 1 paragraf. Misalnya seperti contoh (k).
(k) “Kejadiannya dimulai waktu Aaron dan Tina ketemu di pasar malam.
Awalnya, si Aaron dikenalin ke Tina sama Andrew, temen baiknya. Kalo
diliat dari pertemuan pertama mereka itu, nggak akan nyangka kalo
ujungnya mereka bakal jadian. Tian cuek-cuek gitu, Aaron juga. Mereka
juga nggak saling nanyain nomor telepon masing-masing.
“Tapi ternyata dua tahun kemudian mereka kerja di kantor yang sama
dan akhirnya jadian.”
Dalam kasus seperti ini, dialog ini bisa dibagi menjadi 2 (atau lebih)
paragraf yang berbeda. Yang perlu diperhatikan adalah, JANGAN akhiri
paragraf dialogmu dengan tanda petik penutup sebelum dialog tersebut
selesai, seperti di contoh (k).
Kata sapaan dalam dialog
Nah, yang terakhir yaitu penggunaan huruf besar untuk kata sapaan,
seperti di contoh (l).
(l) “Jangan pergi, Bu!” Toni memohon pada ibunya.
(m) “Saya hanya ingin membantu Anda.”
Setiap kata sapaan yang ditujukan secara langsung pada lawan bicara si
pengucap dialog harus diawali dengan huruf besar, seperti kata “Bu” di
(l). Selain itu, sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
“Anda” juga harus selalu diawali dengan huruf besar, seperti di (m).
Apa yang membedakannya? Huruf awal narasi. Yap. Huruf awal narasi
harus didahului oleh kapital.
Dialog tag juga dapat digunakan apabila dialog tersebut isinya tentang
pengungkapan sesuatu. Di awali dengan huruf kecil setelah tanda petik.
Dan di tandai dengan : “ujar, kata, pekik, sambung, tukas, ungkap, dan lain
sebagainya.”
Contoh awal, tanda bacanya adalah (.) yang seharusnya (,). Kemudian,
huruf awal setelah dialog adalah besar. Padahal, seharusnya huruf awalnya
adalah kecil.
3. Penggunaan koma (,), titik (.), tanda seru (!) di akhir kalimat
Tanda seru (!), dan tanda tanya (?) pada akhir kalimat dialog seharusnya
diletakkan sebelum tanda petik (“) penutup, bukan sesudahnya.
Contoh lagi,
Catatan : Setiap dialog yang menggunakan tanda tanya atau tanda seru,
narasinya diawali dengan huruf kecil. (teriaknya; tanyanya.)
Setelah menggunakannya pun beri spasi lagi. Kemudian silahkan mulai kata
selanjutnya. Ingat, kata baru setelah elipsis huruf awalnya harus kecil. Lihat
contoh untuk pemahaman lebih detail.
Contoh 1
Contoh 2
Apabila elipsisnya berada di belakang dan tidak ada narasi lagi setelahnya,
maka gunakan contoh 1.
Jawaban: Tiga titik pertama adalah elipsis, dan satu titiknya lagi adalah
tanda baca. Nah, apabila elipsisnya berada di belakang dan ada narasi lagi
setelahnya, maka gunakan contoh nomor 2. Yang mana hanya terdapat
tanda elipsis di sana.
Contoh 1 :
Contoh 2:
Kalimat seperti itu pun berlalu penggunaan tanda (,) sebelum kata “Nak.”
Mengapa kata “Nak” dalam dialog huruf awalnya besar? Karena “Nak” di
situ merupakan panggilan pengganti untuk seorang anak. (Nak, Nduk, Non,
dll).
“Aku harap Ayah merestui pernikahan kami,” ucap Putra penuh harap.
Contoh 2 :
Contoh 3 :
Contoh 4 :
Nah, apabila menemukan kalimat seperti pada contoh nomor tiga dan
empat, perhatikan baik-baik.
Di contoh nomor 3, kata “pak Aldi” huruf awalnya ditulis kecil dan huruf
keduanya ditulis besar karena merupakan nama orang. Ini sama seperti
contoh nomor 1, yang mana pak Aldi tidak terlibat dalam percakapan
tersebut.
Dicontoh nomor 4, kata “Pak Aldi” huruf awalnya ditulis besar dan huruf
keduanya ditulis besar karena merupakan nama orang. Ini sama seperti
contoh nomor 2, yang mana pak Aldi terlibat dalam percakapan tersebut.
Di artikel kali ini saya mau ulas cara menulis dialog dalam novel yang
baik dan benar. Penasaran caranya gimana? Simak artikel ini sampai
habis.
Salah satu tantangan paling besar saat menulis cerita adalah bagaimana
membuat dialog yang menarik dan mengalir.
Oh iya, dialog tidak hanya ada dalam novel tetapi juga pada jenis cerita lain
entah itu cerpen, cerber [cerita bersambung] dan lain sebagainya.
Dialog sendiri adalah elemen penting yang sebenarnya harus ada dalam cerita.
Karena percakapan dapat menambah kualitas cerita tersebut.
Dan ada aturan-aturan tertentu yang harus diikuti seluruh penulis saat
membuat dialog. Istilah aturan ini mengacu pada kebiasaan-kebiasaan lazim
yang diterapkan penulis saat menulis.
Umumnya, ada 6 aturan yang harus di perhatikan saat membuat dialog, yakni:
Poin paling pertama yang harus diperhatikan saat membuat dialog adalah
Inden. Banyak penulis yang salah paham soal ini, terlebih penulis pemula.
Intinya begini, tiap kali ada orang baru yang berbicara, harus buat paragraf
baru atau indentasi.
Sekalipun dalam dialog, orang tersebut tidak mengucapkan satu kata pun atau
mungkin menggunakan frasa pendek, tetap buat indentasinya.
Ariel berkata, “Luna, apakah kamu dengar suara-suara aneh tadi malam?”
Ariel mendorongnya saat Luna tidak menanggapi.
Ariel melotot padanya. “Bagaimana aku tahu kalau aku tidur sambil
mendengkur? Seolah-olah semua yang aku lakukan itu salah di matamu!”
Luna tahu dia marah karena tidurnya tidak nyenyak tadi malam. Meski
sebenarnya Luna hanya berupaya agar Ariel tahu bahwa dengkurannya itu
mengganggu tidurnya.
Diatas hanyalah contoh kecil dari indentansi. Sampai disini sudah paham kan?
Mudah-mudahan sudah.
Beda kasus jika anda nonton film, dimana ada petunjuk visual dan audio yang
membantu penonton mengetahui saat ada orang baru berbicara.
Namun dalam tulisan, jika tidak menggunakan inden, pembaca akan sulit
mengetahui siapa yang berbicara. Oh iya, inden ini berlaku dimana saja dan
jenis tulisan apa saja.
Sebenarnya tidak ada aturan yang pasti tentang berapa kali anda perlu
menyebut nama orang saat dialog terjadi.
Pada beberapa novel atau cerpen saat terjadi dialog, nama orang biasanya
ditulis 3-5 kali, kadang lebih.
Untuk pemula, bisa terapkan metode yang sama. Jangan lebih dan jangan
kurang. Proporsional istilahnya. Agar paham, lihat contoh percakapan dibawah
ini.
“Apa?”
“Belum”
“Maksudnya?”
“Oh”
Agar penekanannya jelas, bisa tambahkan kata sifat yang bisa membantu
pembaca mengidentifikasi suasana dan emosi saat dialog terjadi.
Setiap novel atau cerita selalu menggunakan tanda kutip sebanyak dua kali
saat dialog terjadi.
Tanda kutip itu ditempatkan saat tokoh dalam cerita mulai berbicara dan
setelah ia selesai bicara.
Karena itu, pastikan anda tempatkan tanda kutip yang tepat dan pastikan juga
ditempatkan sebelum kata-kata diucapkan atau setelah selesai diucapkan.
Penting juga diingat, jangan pernah memasukkan nama orang yang sedang
berbicara dalam tanda kutip.
“Ariel berkata saya akan mengambil cucian saya hari setelah pulang dari
studio.”
“Bagus, kalau begitu aku bisa pesan Grab Food untuk makan malam nanti,
jawab Luna.”
“Bagus, kalau begitu aku bisa pesan Grab Food untuk makan malam nanti,”
jawab Luna.
Jika berada dalam situasi ini, kembali ke dua aturan dasar dalam penulisan,
yakni:
Nadiem Lu, sepupu suami saya, punya potongan rambut yang tak biasa;
membulat di depan, mencuat diatas, dan pendek. “Jelas,” kata suamiku,
“Menarik! sangat keren.” Saya sama sekali tidak terkesan, namun saya
mengerti maksud suami saya untuk memotong rambutnya dengan gaya yang
sama. Akhirnya dia mengaku, “Saya sebenarnya meminta anda untuk
memotong rambut saya seperti Nadiem, karena menurut saya, gaya itu bisa
membuat saya terlihat sopan.”
Dalam novel atau cerpen, selalu ada bagian-bagian tertentu yang bikin bosan
pembaca, salah satunya dialog.
Karena itu, sebagai penulis, hindari penggunaan kata-kata yang bikin pembaca
tidak betah.
Bisa dengan menggunakan ragam kata seperti ‘Katanya‘ dan ‘Dia berkata‘
atau percakapan yang berusaha menempatkan identitas pembicara di awal
kalimat.
Dengan harapan agar tulisan tersebut lebih bebas, rileks dan dikondens
dengan baik.
Dalam konteks ragam bahasa, ada beberapa hal penting yang harus anda
perhatikan, yakni:
a. Variasi kata
Variasi kata berarti anda harus tahu dimana dialog itu ditempatkan, apakah
diawal, tengah atau akhir paragraf.
Tiga penempatan dialog diatas adalah yang paling umum, dengan tetap
memperhatikan indentasi dan tanda kutip.
Awal kalimat:
Akhirnya, dia mengaku, “Saya akan meminta anda untuk memotong rambut
seperti milik Nadiem, karena saya pikir itu mungkin membuat saya
terlihat sopan. Meski akhirnya saya berubah pikiran setelah sepupu jauh
saya itu memberi tahu kalau potongan rambut tersebut membuatnya dibully
teman-temannya."
Akhir kalimat :
Tengah kalimat:
“Jelas,” kata suamiku, “sangat canggih dan keren!”
Cara paling efektif untuk membuat pembaca tidak bosan dengan dialog
adalah dengan menggunakan banyak kata ganti.
Kata ganti berfungsi untuk memberi gambaran emosi yang tepat saat dialog
terjadi. Berikut beberapa contoh kata ganti:
Kata yang terintensifikasi adalah kata yang punya banyak fungsi. Biasanya,
kata jenis ini digunakan untuk memberi keterangan suasana dan emosi orang
dalam dialog.
Banyak penulis yang ingin hemat kata saat menulis dan ada juga yang
kesannya boros kata.
Soal ini kembali ke pribadi masing-masing penulis dan karakteristik apa yang
ingin ditonjolkan dalam cerita.
Salah satu contoh tulisan yang boros kata namun tetap menarik adalah
novel Anatomi Rasa karya Ayu Utami.
Hanya saja, jika ingin menulis novel, baiknya gunakan kata-kata yang ringkas
dan jelas.
Untuk anda yang sedang menulis dan tersandera dengan kutipan pendek,
berikut beberapa tips yang bisa diterapkan saat membuat kutipan panjang,
diantaranya:
Karena itu, cukup gunakan format paragraf seperti biasa kecuali untuk dialog.
Kadang juga, dalam tulisan, ada dialog dimana tokoh dalam cerita berbicara
dalam jangka waktu lama.
Seperti misalnya tokoh yang sedang menceritakan perjalannya saat naik Kapal
Putih milik Residen Hindia Belanda ke Batavia dari Ambon tahun 1889.
Jika demikian, penekanannya harus berbeda. Artinya, apabila ada orang yang
berbicara lebih dari satu paragraf, terapkan 4 tips ini:
Sebagai kesimpulan, ada beberapa TIPS CEPAT yang bisa anda terapkan agar
dialog yang anda buat itu efektif dan menarik.
Tips dibawah ini merupakan versi pendek dari pembahasan diatas sehingga
bisa diterapkan langsung ke cerita tanpa harus baca ulang poin-poin
sebelumnya. Berikut tipsnya:
Dalam konteks ini, bisa tambahkan minimal 1 kata sifat dalam kalimat atau
dialog yang anda buat.
Agar tidak bertele-tele dan boros kata, bisa gunakan kalimat atau kata ganti
yang artinya sama.
Agar dialog tidak monoton, baiknya tunjukkan kepada pembaca siapa saja
yang sedang berbicara sehingga anda tidak perlu sebutkan nama beberapa
kali.
Jika lebih dari dua orang, baiknya beritahu ke pembaca siapa yang lebih sering
berbicara atau lebih dominan.
Sebagai penulis, wajib menguasai banyak kosa kata. Oleh karena itu rajin-
rajinlah baca buku untuk menambah preferensi kosa kata anda.
Karena setelah novel atau cerita tersebut sudah selesai dibuat dan siap
diterbitkan, anda tidak tahu siapa yang akan membacanya.
Oleh karena itu, jika novel anda genrenya romantis, gunakanlah kata-kata
yang sesuai dan proporsional.
Sekali dua kali boleh gunakan kata rayun. Yang penting tidak berlebihan.
Kecuali jika novel tersebut memang secara spesifik ditargetkan untuk orang
dewasa.
Ada banyak genre atau aliran dalam novel, yang paling populer adalah sains-
fiksi, romance, petualangan, songlit dan lain sebagainya.
Jika ingin jadi penulis profesional, pilih salah satu genre saja lalu perbanyak
preferensi di genre tersebut.
Pelajari juga teknik menulis yang dibangun penulis, termasuk dialog, kata
ganti dan kata sifat.
Penutup
Aturan penulisan dialog yang saya bahas diatas bukanlah aturan baku. Hanya
saja, banyak penulis yang menggunakan teknik diatas.
Saat menulis, jangan pikirkan soal teknisnya, tata bahasa atau aspek-aspek
lain. Ada waktunya, saat proses pengeditan nanti.
Jika punya masukkan, tambahan atau ada hal lain yang mau disampaikan
terkait postingan ini, silahkan tinggalkan di kolom komentar.
Demikian artikel tentang 5+ cara menulis dialog dalam novel [aturan, tanda
baca dan contohnya]. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk anda. ***
Hanya saja, jika ingin menulis novel, baiknya gunakan kata-kata yang ringkas
dan jelas.
Untuk anda yang sedang menulis dan tersandera dengan kutipan pendek,
berikut beberapa tips yang bisa diterapkan saat membuat kutipan panjang,
diantaranya:
a. Gunakan paragraf reguler
Karena itu, cukup gunakan format paragraf seperti biasa kecuali untuk dialog.
Kadang juga, dalam tulisan, ada dialog dimana tokoh dalam cerita berbicara
dalam jangka waktu lama.
Seperti misalnya tokoh yang sedang menceritakan perjalannya saat naik Kapal
Putih milik Residen Hindia Belanda ke Batavia dari Ambon tahun 1889.
Jika demikian, penekanannya harus berbeda. Artinya, apabila ada orang yang
berbicara lebih dari satu paragraf, terapkan 4 tips ini:
Sebagai kesimpulan, ada beberapa TIPS CEPAT yang bisa anda terapkan agar
dialog yang anda buat itu efektif dan menarik.
Tips dibawah ini merupakan versi pendek dari pembahasan diatas sehingga
bisa diterapkan langsung ke cerita tanpa harus baca ulang poin-poin
sebelumnya. Berikut tipsnya:
Dalam konteks ini, bisa tambahkan minimal 1 kata sifat dalam kalimat atau
dialog yang anda buat.
Agar tidak bertele-tele dan boros kata, bisa gunakan kalimat atau kata ganti
yang artinya sama.
Agar dialog tidak monoton, baiknya tunjukkan kepada pembaca siapa saja
yang sedang berbicara sehingga anda tidak perlu sebutkan nama beberapa
kali.
Jika lebih dari dua orang, baiknya beritahu ke pembaca siapa yang lebih sering
berbicara atau lebih dominan.
4. Perbanyak kosa kata
Sebagai penulis, wajib menguasai banyak kosa kata. Oleh karena itu rajin-
rajinlah baca buku untuk menambah preferensi kosa kata anda.
Karena setelah novel atau cerita tersebut sudah selesai dibuat dan siap
diterbitkan, anda tidak tahu siapa yang akan membacanya.
Oleh karena itu, jika novel anda genrenya romantis, gunakanlah kata-kata
yang sesuai dan proporsional.
Sekali dua kali boleh gunakan kata rayun. Yang penting tidak berlebihan.
Kecuali jika novel tersebut memang secara spesifik ditargetkan untuk orang
dewasa.
Ada banyak genre atau aliran dalam novel, yang paling populer adalah sains-
fiksi, romance, petualangan, songlit dan lain sebagainya.
Jika ingin jadi penulis profesional, pilih salah satu genre saja lalu perbanyak
preferensi di genre tersebut.
Pelajari juga teknik menulis yang dibangun penulis, termasuk dialog, kata
ganti dan kata sifat.
Penutup
Aturan penulisan dialog yang saya bahas diatas bukanlah aturan baku. Hanya
saja, banyak penulis yang menggunakan teknik diatas.
Paling terakhir, usahakan untuk fokus ke tulisan. Sebisa mungkin tulisan
tersebut diselesaikan.
Saat menulis, jangan pikirkan soal teknisnya, tata bahasa atau aspek-aspek
lain. Ada waktunya, saat proses pengeditan nanti.
Jika punya masukkan, tambahan atau ada hal lain yang mau disampaikan
terkait postingan ini, silahkan tinggalkan di kolom komentar.
Demikian artikel tentang 5+ cara menulis dialog dalam novel [aturan, tanda
baca dan contohnya]. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk anda. ***