Indonesia)
Tata Cara Menulis Dialog yang Benar
Perbedaannya apa? Penggunaan tanda baca dalam dialognya sudah benar … menggunakan
kapital tapi penulis menggunakan tanda baca (,) yang seharisnya (.)
Biasanya, di gunakan bersamaan dengan dialog tag. Dialog tag adalah frase yang mengikuti
dialog. Fungsinya menginformasikan si pengucap kepada pembaca. Dialog tag biasanya di
tandai dengan kata: “ujar, kata, pekik, sambung, tukas, ungkap, dan lain sebagainya.”
Dimana perbedaannya? Contoh awal, tanda bacanya adalah (.) yang seharusnya (,).
Kemudian huruf awal setelah dialog adalah besar. Seharusnya huruf awalnya adalah kecil.
Apabila dialog tagnya berada di awal seperti contoh Salsa, maka setelah kata “Salsa berkata”
diberi tanda baca (,) baru kemudian memulai dialog dan di akhiri dengan tanda baca (.)
sebelum tanda kutip penutup sebagai tanda baca.
Apabila dialog tag berada di akhir seperti contoh Daniel, maka gunakan tanda baca (,)
sebelum tanda kutip penutup dalam dialog.
Catatan : Huruf awal setelah dialog adalah huruf kecil.
Tanda seru biasanya di gunakan untuk menegaskan, memberi peringatan, ungkapan marah
dan berteriak.
Perhatikan contoh A
Contoh salah : “Pergi dari rumahku sekarang.” bentak Rafli.
Contoh benar : “Pergi dari rumahku sekarang!” bentak Rafli.
Perhatikan contoh B
Contoh salah : “Aku tidak sejahat itu!” ucapnya lirih.
Contoh benar : “Aku tidak sejahat itu …” ucapnya lirih.
Mengapa contoh awal salah? Padahal, itu sebuah bentuk penegasan. Dia menegaskan bahwa
dia tidak sejahat yang orang kira. Kalau dilihat dari segi ungkapan memang benar. Penulis
memberi narasi “ucapnya lirih.” kata lirih intonasinya rendah. Tidak sesuai dengan
pengertian tanda seru (!)
Catatan : Apabila ingin menggunakan contoh B (contoh salah), maka setelah dialog tidak
perlu menggunakan narasi lagi.
Contoh awal salah karena setelah tanda kutip di akhir dialog, penulis kembali menggunakan
tanda baca. Dan huruf awal dalam narasi menggunakan huruf kapital, seharusnya
menggunakan huruf kecil.
Catatan : Setiap dialog yang menggunakan tanda tanya atau tanda seru, narasinya di awali
dengan huruf kecil. (teriaknya; tanyanya.)
Perhatikan contoh :
“Apa kau yang melukainya?” Melirik ke arah wanita di sampingnya.
Kenapa huruf awal dalam narasinya kapital? Karena sudah beda kalimat. “Melirik wanita di
sampingnya” di katakan sebagai kalimat baru.
Contoh 2
“Jangan menangis lagi. Kumohon …” ucap Billy pelan.
Apabila elipsisnya berada di belakang dan tidak ada narasi lagi setelahnya, maka gunakan
contoh 1.
Kok titiknya empat bukan tiga? Tiga titik pertama adalah elipsis, dan satu titiknya lagi
adalah tanda baca.
Nah, apabila elipsisnya berada di belakang dan ada narasi lagi setelahnya, maka gunakan
contoh nomor 2. Yang mana hanya terdalat tanda elipsis di sana.
Contoh 2:
“Jadi kau pe—” (terpotong karena seseorang langsung menyergah ucapannya).
“Iya. Aku pelakunya,” ucap Andra cepat.
Contoh serupa :
“Belajar yang rajin ya, Nak.”
Kalimat seperti itupun berlalu penggunaan tanda (,) sebelum kata “Nak.”
Catatan : kata “Nak” dalam dialog huruf awalnya besar, karena itu merupakan panggilan
pengganti untuk seorang anak. (Nak, Nduk, Non, dll).
Contoh 3 :
“Menurut pak Aldi, tidak seharusnya kita melewati jalan ini.”
Contoh 4 :
“Terimakasih Pak Aldi atas kerjasamanya.”
Nah, apabila menemukan kalimat seperti pada contoh nomor tiga dan empat, perhatikan baik-
baik.
Di contoh nomor 3, kata “pak Aldi” huruf awalnya ditulis kecil dan huruf keduanya ditulis
besar karena merupakan nama orang. Ini sama seperti contoh nomor 1, yang mana pak Aldi
tidak terlibat dalam percakapan tersebut.
Di contoh nomor 4, kata “Pak Aldi” huruf awalnya ditulis besar dan huruf keduanya ditulis
besar karena merupakan nama orang. Ini sama seperti contoh nomor 2, yang mana pak Aldi
terlibat dalam percakapan tersebut.
Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
atau bahasa asing.
Contoh: