Anda di halaman 1dari 2

Bahtera Moonlight

Aku tak pernah menyangka bahwa semuanya terjadi pergi begitu cepat bagaikan kilatan petir di
langit yang menghitam. Tak ada yang mengerti penyebabnya.
**
Angin yang berhembus seolah memberontak tak lagi sumilir. Telapak kaki yang sangat lelah
mengitari kabin kapal super besar tujuan Lampung ini terasa lumpuh. Derasnya ombak yang
menerjang seolah menjadi musik pemberangkatan kami. Dengan nafas terengah engah berlarian
kesana kemari kesenangan, ini pengalaman pertama karna yang kutahu aku sangat takut laut.
Yang kutahu aku tak benar benar kaya,
“berbekal doa dari ibu saja sudah cukup”, tuturku sejauh mata memandang samudra.
Sudah 3 tahun aku menjalani pekerjaan yang rumit ini, bukan sesuatu yang susah tapi berat
dihati. Kalian pikir kami tak punya hati?. Bukan karena tak ada pekerjaan lain, tetapi takdir itu
benar benar ada. Aku bingung dengan orang orang yang menganggap kami rendah, melakukan
pekerjaan dengan tidak ikhlas. Meski kutahu ini tidak baik tapi kami selalu bekerja dengan
“duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarak”, tidak semua orang paham pepatah ini tapi intinya
kami melakukan pekerjaan ini dengan waspada.
Awalnya aku senang-senang saja dengan pekerjaan ini karena hanya dengan menggoda para
lelaki hidung belang di kapal istimewa ini aku dapat fasilitas yang luar biasa mewah. Setiap hari
aku mendatangi para lelaki hidung belang itu sambil membawakan segelas bir kemudian kami
berbincang jika mereka tertarik, maka mereka akan setuju dan kami tidur bersama. Sudah sering
aku menemui mereka yang keterlaluan dan tak segan kutampar tetapi namanya pekerjaan harus
konsisten. Bahkan ibuku tak tahu pekerjaanku ini sebab aku tak pernah bilang, ya pastinya
dilarang.
Namun suatu hari orang yang sangat berbeda dengan yang lainnya, namanya Joe. Langit waktu
itu tak lagi gelap karena pancaran cahaya rembulan, lilin lilin menyala di meja bertaplak merah
membuat malam itu sangat romantis. Joe berbeda dengan kebanyakan orang, duduknya
berwibawa seperti bangsawan, bicaranya lancang, dan senyumannya berseri. Jujur ini pertama
kalinya aku melihat orang seperti ini, mungkin aku telah jatuh cinta dibuatnya.
Kudatanginya dengan dress berwarna biru disertai lantunan musik klasik.
“Apa pekerjaanmu Joe?”
“Aku seorang insinyur di daerah di kota B”
“Sebenarnya kau mau kemana Joe?”, tanyaku penasaran.
“10 tahun aku bekerja keras dan sekarang aku sudah kaya raya aku mau mencari kekasih.”
“Wanita seperti apa yang ingin kau jadikan kekasih?”, tanyaku berharap mungkin memenuhi
syarat.
“Oh aku hanya mencari dia yang mau menerimaku sepenuhnya bahkan jika aku tak memiliki
harta dia mau berjuang bersamaku.”
“Sepertinya kau pernah ada kenangan kelam mungkin?”, agak kurang sopan sebenarnya bertanya
seperti ini tetapi aku mau tahu.
“Iya anda benar dan itu yang membuat diriku menjadi yang sekarang.”
Setelah itu aku dan Joe menuju kamarnya, tetapi disitu ada yang aneh dia tak sekalipun
menyentuhku. Perlahan aku melucuti pakaianku, tetapi ia hanya memalingkan wajah dan berkata
“Mengapa kau melakukan ini ? sudah hentikan!”, dengan nada agak tinggi.
“Apa kau tidak pernah berada di kapal bersama seorang wanita penggoda joe?”
“Seminggu sekali aku menaiki kapal mewah sekedar untuk menghibur diri. Apa kau tidak ingin
memiliki suami dan apa yang kau lakukan jika ia menjual diri?”
“Mengapa kau menanyakan ini kepadaku Joe?”
“Sejak pertama melihatmu entah mengapa aku langsung tertarik, karena selama ini sejauh
mencari wanita yang tepat dan aku merasa kita akan cocok.”
Seketika aku lemas dan tersadar di dunia ini aku tak pernah menyangka jika ada seseorang yang
mencintaiku.
“Berhentilah dari pekerjaanmu setelah kontrakmu selesai aku akan menjemputmu.”
Setelah kejadian itu aku tak sadar mengapa ini berlalu begitu cepat, segera kukemasi barang dan
kontrakku masih 2 hari lagi. 2 hari kemudian kutemui joe di pelabuhan mengenakan jas dan
mobil mewah. Tak kupercaya mengapa Joe mau bersama dengan seorang wanita sepertiku.
Setelah berhenti dari pekerjaan itu hidupku jadi jauh lebih tenang. Kuajak Joe menemui ibuku
dan kami tinggal bersama. Kemudian kami menikah dan dikaruniai 2 orang putri yang cantik-
cantik, kami hidup bahagia.

Anda mungkin juga menyukai