Anda di halaman 1dari 3

Ikhlas jadi bertiga

suatu hari ada seorang wanita yang berumur 23 tahun, wanita tersebut pintar dan berpendidikan dia
sedang mencari pasangan hidup yang akhirnya dia dikenalkan oleh pak lutfi dengan seorang pria yang
pintar, pekerja keras, mandiri serta rajin beribadah.

Wanita tersebut bernama Muflikha dan laki-laki tersebut bernama Yuno. Awalnya mereka kirim pesan
lewat email karena masih 2005 yang teknologi tidak secanggih zaman sekarang. Kemudian mereka
bertukar nomor jadi hubungan mereka semakin dekat pada akhirnya mereka memutuskan untuk
bertemu. Ternyata laki-laki tersebut berniat untuk melamar wanita tersebut, tetapi wanita tersebut di
suruh orang tuanya untuk lanjut ke s2. Wanita tersebut sudah berusia 23 tahun jadi dia berfikir dia
sudah terlalu dewasa jadi memang sepantasnya saya menikah. Mereka berdua terus menjalani
hubungan tersebut hingga suatu hari orang tua muflikha luluh dan memutuskan untuk menikahkan
putrinya.

Setahun kemudian mereka menikah, dan di karuniai anak yang bernama Fahya Auliya Fatima, dan anak
keduannya yang bernama Hafids Akbar. Mereka memulai karir di surabaya dengan berdagang kecil-
kecilan. mereka hidup dengan bahagia meski tidak mewah setidaknya kesederhanaan yang membuat
mereka bahagia. Tapi jika Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan mengujinya, entah dari mana
pada saat itu suaminya sakit tetapi tidak di rasakan olehnya karena dia memang tipe orang pendiam.

Entah apa yang terjadi penyakit tersebut semakin parah sang istri membujuk suami untuk pergi ke
dokter akhirnya suaminya mau karena sebelumnya dia tidak mau ke dokter karena penyakit tersebut
dianggap remeh olehnya. Mereka bergegas dengan rasa kuatir dan penasaran, akhirnya suaminya di tes
untuk mengetahui apa jenis penyakitnya dan ternyata suaminya mengidap penyakit sangat langka di
Indonesia yang terjadi 15 ribu kasus per tahun yaitu Autoimun. Sang istri tidak bisa berkata-kata lagi dia
terdiam tak sadar air mata telah membasahi pipinya. Suaminya harus di rawat di rumah sakit sedangkan
anak-anaknya di rumah.

Pada saat itu sang istri kualahan dalam mengurus suaminya yang hanya berbaring di tempat tidur.
Perawatan berjalan setiap bulan suaminya harus kemoterapi akan tetapi keadaan suaminya semakin
parah, istri hanya pasrah kepada Allah yang telah menetapkan takdir yang terbaik bagi kami dan
kekuatan doa tidak ada kerguan bahwa Allah SWT, karenanya mendengar setiap doa kita.

pada hari itu suaminya berpulang ke sisi Allah dan diambil lagi oleh Allah, Langka kakinya terasa berat
isolasi yang terlihat di rumah sakit Istrinya berdoa " ya Allah aku titipkan suamiku padamu, aku harus
menjalankan amanahku yang di rumah dengan menjaga dua anakku yang masih sangat kecil-
kecil,matanya dalam keadaan berkaca-kaca dan kata-kata itu yang dia ucapkan berkali-kali agar
membuatnya semakin kuat untuk bertahan karena dia masih belum percaya suaminya sudah meninggal
baru saja dia menuntunnya sholat baru saja dia memegang lenganya yang masih terasa hangat dan
kemudian dokter mengatakan suaminya meninggal dia mengalihkan matanya pada deteksi jantung yang
hanya terlihat garis lurus saja, istrinya berteriak dan mengguncang tubuhnya dan berharap ada
keajaiban tetapi tidak kemudian dia menghubungi keluarganya dan keluarga suaminya. Yang pada
akhirnya jasadnya diputuskan di makamkan di Kediri karena tempat kelahiranya dan dimakamkan di
dekat makam ibunya, lebih sedihnya sang istri tidak bisa mensholati suaminya karena saat itu dia sedang
berhalangan, hal tersebut memembuatnya sangat sedih untuk terkhir kalinya aku dia tidak bisa
mensholati jenazah suaminya. Di usianya yang masih 33 dia menjadi janda yang di karuniai dua anak
perempuan dan laki-laki.
Ketika suaminya meninggal, Fahya umur 10 tahun sedangkan Hafidz umur 5 tahun yang masih butuh
kasih sayang dari sang ayah tapi skenario Allah adalah yang terbaik meyakini bahwa setiap takdir yang
telah Allah gariskan adalah sebuah kewajiban bagi setiap insan yang beriman dan tidak ada takdir buruk
bagi orang-orang yang beriman. Sekarang ujiannya berganti anaknya yang bernama Hafidz yang masih
berumur 5 tahun tidak mengerti apa itu meninggal dan terus bertanya tentang ayahnya, sampai dia lelah
dan demam tanpa batuk, pilek. Tengah malam anaknya mengigau dengan memanggil-manggil ayahnya
itu membuat janda haru dan akhirnya dia menangis. Kurang lebih 3 hari Hafidz demam sambil mengigau
setiap malam memanggil- manggil ayahnya. Ini semua membuatnya tidak percaya dan tidak tapi
begitulah kenyataanya suaminya telah meninggal secepat ini yang tidak pernah terbayangkan
sebelumnya. Selama 3 bulan dia masih berduka atas kepergian suaminya yang kenangannya masih
teringat jelas yang masih menyesakan hati duka itu begitu mendalam hingga dia tidak bisa membaur
dalam sebuah perkumpulan jadi sebelum rasa itu masih dia rasakan, dia tidak mengikuti seperti arisan
keluarga, berkumpul sama tetangga dan hanya berdiam diri di rumah rasanya yang masih terasa
hampa. Dia berfikir lagi kalau terus seperti ini semua akan berdampak pada anaknya jika dia terus
bersedih fahya dan hafidz juga akan ikut bersedih, kemudian dia mencari motivasi dirinya bahwa
banyak ibu, istri yang mengalami hal yang sama bahkan ada yang lebih berat bersyukur atas hal yang
dimiliki sekarang adalah hal yang harus dia lakukan meyakini bahwa aku bisa melewatinya dengan
berjalanya waktu ini. muhasaba diri ( seseorang hamba selayaknya memiliki waktu untuk dirinya yang
digunakan untuk berdo'a, berzikir, shalat, tafakhur/tadabbur, serta memperbaiki diri.

Bersahabat dengan kenangan indah pada masa itu, semua kenangan tentang mas yuno, suamiku,
lelakiku, sahabatku, pelindungku, imamku, guruku, ayah dari anak-anakku. Sebelumnyadia tidak bisa
mengendarai motor pelahan dia belajar mengendarai dulu dia sangat bergantung dengan suaminya dan
dia tidak ingin bergantung lagi keoada bapaknya, kemudian dia membeli motor atas namanya sendiri
yang digunakan untuk usaha serta mengantar anak-anaknya sekolah. Seiring dengan berjalanya waktu
janda mulai bangkit dengan seiring kemajuan teknologi komunikasi whatsapp dia mulai membuka
percakapan serta meluangkan waktu untuk berpegian mulai menyadari bahwa musiba datang untuk
mengangkat derajat dan menghapus dosa.

 Dia berkata : wahai rosululloh siapa yang paling berat ujiannya?


 Beliau menjawab :para nabi, kemudian yang seertinya, kemudian yang sepertinya, sungguh
seseorang itu diuji berdasarkan agamanya, bila agamanya kuat, ujianya berat. Sebaliknya,
bila agamanya lemah ia di uji berdasarkan agamanya, ujian tidak akan berhenti menimpa
seorang hamba hingga ia berjalan dimuka bumi dengan tidak mempunyai kesalahan.

Bangkit, pengalaman itu membuatnya lebih berhati-hati. Perasaan tidak nyaman, membuatnya ingin
membuktikan pada banyak pihak bahwa janda merupakan sebuah derajat terhomat yang tidak semua
wanita mampu menyadangnya. dengan memutuskan untuk menghadapi menjalani dan berjuang dalam
kencangnya badai dia berpeganggan pada yang mampu di yakini pertolongan Allah SWT. Berfikir
bagaimanakah kehidupan ke depan? Apakah dia sendiri saja? Ataukah aku inhin memulai kehidupan
baru karena sungguh manusiaadlah makhluk yang lemah. Allah maha kuasa, mengetahui apa yang baik
bagi hambanya. Tidak ada wanita yang ingin sendiri, karena pada dasarnya naluri ataufitra wanita
adalah dilindungi. Sambil mencari serta meyakinkan diri bahwa setiap takdir itu qadarullah"Allah telah
menuliskan atau menetapkan ketentuan takdir semua makhluk 50 ribu tahun sebelum dia menciptakan
langit dan bumi, semua terjadi karena takdir yang telah di tentukan. keluarga ideal sejatinya terdiri dari
ayah, ibudan anak. Namun keadaan bisa seketika berubah saat takdirnya tiba yaitu ajal.

Anda mungkin juga menyukai