Anda di halaman 1dari 2

“ Mimpi Yang Perantara Hidayah “

Suatu pagi saya menengok tetangga kami yang sedang proses penyembuhan dari sakit yang parah yang
ia alami kurang lebih dua bulan, saat ini tinggal kekakuan yang ada dibagian lututnya, dan nyeri ketika
dipaksakan untuk dilatih gerak, ini akibat radang sendi karena terganggunya fungsi ginjal. Secara umum
sudah sangat banyak kemajuan kondisi kesehatanya itu, ia sudah dapat berjalan keluar rumah lagi walau
langkah yang belum sempurna namun ia sudah dapat melakukannya sendiri tanpa dibantu oleh
isterinya, makan mulai nikmat, tidur juga nyenyak, sudah dapat melakukan wudu ke kamar mandi tidak
harus tayamum lagi, ia berharap cepat-cepat dapat lagi pergi solat berjamaah ke masjid.

Dalam obrolan yang panjang tiba-tiba saya ingin tahu sejak kapan ia aktif beribadah ikut mengaji dan
kegiatan keagmaan lainnya. Iapun bertutur bahwa ia dulunya bukan orang yang tertib ibadahnya,
bahkan dapat dikatakan orang yang banyak berdosa namun ia dalam pergaulan cukup supel banyak
dikenal orang-orang yang aktif dalam beribadah. Suatu saat ia jatuh sakit yang cukup parah ia ceritakan
gejanya, mudah lelah, penglihatan kabur dialami cukup lama. Suatu malam dalam sakitnya ia bermimpi
bertemu dengan salah satu aktivis pengajian dilingkungan PAC LDII, dalam mimmpinya ia dijabat
tangannya, kemudian diajak mengaji, lalu dalam mimpi yang sama iapun bertemu dengan yang lainnya
ia diajak bicara dan disuruh mengaji. Seminggu kemudian ia bermimpi lagi berjumpa dengan orang
ketiga, yang ke tiga inipun memberikan nasehat padanya untuk mengaji. Dari pengalaman mimpinya ia
bertanya-tanya apa maksud Allah menghadirkan mimpi demikian. Suatu hari ketika ia sedang
beraktivitas di pasar karena kebetulan ia berprofesi sebagai tukang servis jam, didatangi oleh salah satu
orang yang hadir dalam mimpinya, orang tersebut meminta jasa servisnya, ia merasa sangat kebetulan
ia ingin menyampaikan maksudnya bahwa ia ingin ikut mengaji lantaran ia telah bermimpi demikian itu,
namun ia merasa bahwa dirinya adalah orang yang banyak berbuat dosa, lalu dijawab sipeminta jasa itu,
diberi apresiasi niat baiknya, adapun tentang dosanya ia mendapat penjelasan tentang kisah sipembuat
dosa besar yang pernah membunuh 99 orang, yang diterima tobanya karena ia berniat ingin bertaubat
yang dalam perjalanan menuju tobatnya ia meninggal. Mendengar kisah itu iapun terinspirasi
selanjutnya mencari tempat pengajian terdekat, dan ia ikuti hingga sekarang ini. Yang mengejutkan
ternyata semua orang yang dijumpai dalam mimpinya adalah para pemangku azas atau umumnya
disebut Kiai atau Pak Yayi diberbagai tingkatan PC sampai dengan PAC LDII yang notabene mereka
adalah sangat mungkin orang paham dalam agama . Ia tak menyangka karena 3 (tiga) orang itu yang
satu berprofesi dokter, yang kedua guru yang ke tiga penambal ban. Ia tak mengira karena mereka tak
satupun yang berkostum layaknya ustad/kiai. Tambah senang dan yakinnya karena anugrah mimpinya
menjadi sebab datangnya hidayah pada dirinya.

Setiap orang mendapat hidayah mealui berbagai perantara dan sebab peristiwa yang khusus untuknya
dari mulai yang wajar semisal ajakan orang tua atau saudara dekat, atau melalui peristiwa unik berupa
pengalama spiritual mimpi berupa tanda petunjuk dari Allah, yang pada intinya memberi dorongan atau
inspirasi untuk memulai melaksanakan kegiatan ibadah sebagai realisasi dari hidayah yang datang pada
dirinya. Bagi Allah mudah untuk menghadirkannya dalam cara yang paling cocok untuk seseorang. Tugas
orang yang mendapat hidayah adalah berupaya agar hidayah tetap berada pada dirinya hingga
kedatangan kematiannya. Untuk itu yang bersangkutan perlu manapaki langkah-langkah yang biasa
dinasehatkan oleh para ulama yaitu: bersyukur atas hidayah yang ia dapatkan dengan ucapan dan
amalnya, bersunguh-sungguh dalam menjalankan ibadahnya, mengagungkan atau
mengutamakan/memperioritaskan urusan agama dan ibadahnya serta berdoa agar ia ditetapkan dalam
hidayahnya, diberi kepahaman agamanya.

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang
kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. [Al Qashash/28 : 56]. Moga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai