Anda di halaman 1dari 31

MA’RIFATULLAH

BIMBINGAN SPIRITUAL
MEGENAL TUHAN YANG MAHA ESA
“PENGANTAR”

ILMU KESEMPURNAAN DUNIA AKHIRAT


MUSTIKA IMAN
(I.K.D.A MI)
Disampaikan Oleh,

Waris Muhammad Sholichin


MA’RIFATULLAH

PENGANTAR ILMU KESEMPURNAAN DUNIA AKHIRAT ” MUSTIKA IMAN “

Assalamualaikum Wr.Wb.

Saya sangat berbangga hati bisa belajar dari berbagai guru, khusunya dalam bidang spiritual keagamaan.
Sehingga saya ingin menyampaikan apa pesan yang disampaikan dari guru saya, H. Muhammad Yusuf
Suparta, yang mengajarkan kepada saya dari tahun 1990-an bagaimana caranya mengenal Allah yang
berdasarkan atas perintah agama yaitu Al-Quran dan Al-Hadits, serta ijtima’ para ulama dan sebagainya.
Sehingga saya ingin menyampaikan kepada para pembaca bagi yang ingin tahu bagaimana cara
mengenal Tuhan YME, Allah Swt. yang garis besarnya ada di pelajaran berikut di bawah ini. Semoga
dengan kemauan dan ketekunan, keuletan, dan secara jujur untuk bisa melaksanakan perintah Tuhan
sesuai dengan hukum-hukum yang ada.

LAMPIRAN

PANCASILA :

1. Ketuhanan yang Maha esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

UUD 1945, pasal 29 :

Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa.

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

KATA PENGANTAR

Atas berkat dan rahmat Allah Yang Mahakuasa akhirnya saya dapat menyelesaikan penulisan buku ini
dan manyajikannya kepada para pembaca untuk diresapi isi dan makna yang terkandung di dalamnya.
Maksud dan tujuan penulisan buku ini sejalan dengan Pancasila sebagai dasar Negara kita Republik
Indonesia dan juga UUD 1945 (khususnya pasal 29), yaitu agar para pembaca dapat mengetahui
keadaan Allah yang sebenarnya untuk menuju kepada kesempurnaan iman, dan mengajak agar kita
selalu ingat kepada Allah, di mana pun dan kapan pun.

Jika kita selalu ingat kepada Allah, niscaya Allah pun akan selalu ingat kepada kita, sehingga segala
berkah dan rahmatNya akan selalu dilimpahkan kepada kita.

Akhir kata, semoga terbitnya buku yang sederhana ini dapat membantu tercapainya kesempurnaan
iman kita agar kita selalu diridhoi Allah SWT di dunia maupun di akhirat. Amin ya Allah ya robbal alamin.

Jakarta, 17 Mei 1987

Wassalam,

H. Moh. Yusuf Suparta

Penuntun Besar IKDA

DAFTAR ISI

LAMPIRAN………………………………………………….ii

KATA PENGANTAR……………………………………………………… iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. iv

PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1

VISI MISI .......................................................................

ILHAM-ILHAM DARI ALLAH…………………………………………… 3

ILMU KESEMPURNAAN DUNIA AKHIRAT…………………………… 10

KEGUNAAN SETIAP PELAJARAN…………………………………….. 15

AMALAN-AMALAN / DOA-DOA YANG WAJIB DIAMALKAN

SETIAP MURID…………………………………………………………… 19

LAPORAN HASIL GUNA PELAJARAN ILMU KESEMPURNAAN

DUNIA AKHIRAT/KESAKSIAN PARA MURID………………………………………………………… 24

PENUTUP…………………………………………………………………. 36
TERDAPAT BAGIAN-BAGIAN PELAJARAN UNTUK MENAMBAH WAWASAN YANG TIDAK SAYA
CANTUMKAN DALAM PENJELASAN DI ATAS KARENA SANGAT BANYAKNYA DALAM PENJELASAN
TERSEBUT, DIANTARANYA :

1. CARA BERMA’RIFAT
2. SYARAT-SAYARAT MA’RIFAT
3. MA’RIFAT UNTUK MENEMUI DAN MENGENAL ALLAH
4. SIFAT-SIFAT RASUL, SIFAT-SIFAT ALLAH DAN ASMAUL HUSNA

PENDAHULUAN

Dengan nama Allah yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, saya memulai penulisan
buku ini pada malam Senin tanggal 17 Mei 1987 atau tanggal 19 Ramadhan 1407 H di rumah saya di
Kampung Sumur Selatan Klender, Jakarta Timur.

Sebagaimana telah saya kemukakan sebelumnya, penulisan buku ini saya maksudnya untuk
menghimbau dan mengajak para pembaca untuk menuju dan mencapai suatu kesempurnaan iman,
sekaligus untuk mengisi, menghayati dan mengamalkan dasar Negara kita yaitu Pancasila, yang juga
merupakan falsafah hidup bagsa Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui, kehidupan beragama di Negara kita berkembang dengan baik dan
dijamin oleh UUD 1945. pemerintah pun mendukung perkembangan kehidupan beragama itu dengan
sepenuhnya. Sejalan dengan perkembangan kehidupan beragama yang semakin baik itu, maka makin
banyak orang yang mengaku dirinya beriman kepada Tuhan YME. Mereka mengakui bahwa Allah itu
Mahakuasa dan Mahasegala-galanya, mereka mengakui bahwa mereka itu diciptakan, digerakkan, diberi
nikmat dan rejeki oleh Allah.

Tetapi sayangnya pengakuan seperti itu kebanyakan hanyalah pengakuan di mulut saja atau boleh
dikatakan sebagai pengakuan yang bohong belaka, karena tidak diikuti oleh tindakan yang
mencerminkan iman kepada Allah. Mereka mengaku beriman kepada Allah, namun masih saja percaya,
bahkan masih memuja dan menyembah hal-hal selain Allah seperti misalnya benda-benda keramat, roh-
roh orang yang sudah mati, mahluk-mahluk halus dan lain sebagainya. Mereka juga masih saja
berlindung kepada kepada keris-keris, batu-batu jimat dan lain-lain. Padahal, itu berarti mereka
menduakan Tuhan atau menyekutukan Tuhan dengan yang lainnya.

Hal seperti itu terjadi karena kebanyakan orang belum mengenal Tuhan dengan sebenarnya.
Sedangkan untuk mengenal Tuhan, caranya tidaklah semudah seperti apa yang dibayangkan orang. Bagi
saya sendiri, proses untuk mencapai tingkatan mengenal Tuhan itu berlangsung cukup lama, yaitu
dimulai sejak saya berusia kira-kira 14 tahun sampai dengan umur 30 tahun, jadi kurang lebih memakan
waktu 16 tahun lamanya. Itu semua harus disertai dengan kemauan yang kuat dan teguh dan juga
penggunaan akal sehat yang sebaik-baiknya, tidak cukup hanya dengan cara bersembahyang atau
beribadat biasa seperti yang dilakukan oleh orang-orang lain.
Banyak orang yang melaksanakan ibadat (shalat / sembahyang, puasa dsb) hanya karena ingin
dipuji oleh masyarakat atau dengan kata lain hanya sebagai kedok belaka (munafik). Juga ada yang
hanya karena ikut-ikutan agar tidak dikatakan kafir, sedangkan mereka sendiri tidak memahami apa
makna dari peribadatan mereka itu. Mungkin orang beranggapan bahwa cara beribadat atau sujud
seperti yang biasa mereka lakukan itu sudah benar dan baik, atau setidak-tidaknya demikianlah
penilaian orang lain terhadap ibadat mereka. Padahal jika hal tersebut dinilai oleh Allah sendiri, ibadat
mereka itu sia-sia saja dan tiada artinya sama sekali.

Maka dari itu saya katakana bahwa penulisan buku ini saya maksudkan untuk mengajak atau
menghimbau para pembaca untuk menuju dan sekaligus mencapai kesempurnaan iman. Buku pelajaran
Ilmu Kesempurnaan Dunia Akhirat ini merupakan suatu tuntunan agar kita semua dapat mengenal Allah
dengan sebenar-benarnya sehingga ibadat yang kita lakukan diterima oleh Allah (tidak sia-sia belaka)
dan kita mendapat ridho Allah dari dunia sampai akhirat. Pendek kata, dalam buku ini saya tuliskan
dengan sesederhana dan sesingkat mungkin cara-cara untuk mencapai tujuan di atas.

VISI MISI

VISI

1. MENYAMPAIKAN BAGAIMANA CARA MENGENAL TUHAN SECARA LANGSUNG.


2. MENGETAHUI KEBERADAAN TUHAN DI MANA DIA BERADA
3. MENGENAL TUHAN-TUHAN SECARA UTUH

MISI
1. MENYEMBAH ALLAH SECARA BENAR DAN SEMPURNA SESUAI YANG DIAJARKAN NABI
MUHAMMAD SAW.
2. MENGENAL DIRI SENDIRI (JATI DIRI) SECARA BAIK
3. MENOLONG SESAMA MANUSIA, UMUMNYA MENOLONG SESAMA CIPTAAN TUHAN.
4. MENGETAHUI JALANNYA MATI.

ILHAM-ILHAM DARI ALLAH

Sejak kecil, saya selalu berangan-angan untuk dapat mengenal Tuhan. Saya mempunyai keinginan yang
besar untuk dapat melakukan ibadat dan sujud yang sempurna kepada Allah, bukan ibadat yang hanya
ikut-ikutan tanpa mengerti arti dan maknanya, bukan pula yang hanya untuk berpura-pura (sebagai
kedok) di masyarakat.

Tanpa pernah berputus asa, saya terus menerus berusaha untuk menemukan cara beribadat dan sujud
yang sempurna itu, hingga akhirnya membuahkan hasil berupa ilham-ilham yang berasal dari Allah
sendiri.

1. Ilham Pertama
Ketika saya berumur kira-kira 15 tahun, terjadi pengungsian dari kota Bandung ke Majalaya akibat
serangan balatentara Jepang terhadap Belanda. Dalam pengungsian itu, saya tinggal di rumah paman di
Kampung Cibuntu, Majalaya.

Ketika itu bulan Februari tahun 1942, saya sedang berada di rumah paman saya, dan tidak pergi
kemana-mana. Dalam keadaan antara tidur dan tidak, tiba-tiba saya melihat seolah-olah tanah tempat
saya duduk membelah, dan saya masuk kedalamnya. Kemudian, detik itu juga saya telah berada di
padang pasir Tanah Suci Mekkah. Saya bertemu dengan seorang lelaki tampan yang tampak bercahaya.
Ia mengenakan jubah berwarna kehijauan yang tampak berkilau-kilauan.

Ketika saya bertanya-tanya dalam hati, siapakah lelaki itu, tiba-tiba terdengar suara gaib (tidak kelihatan
wujudnya) berkata, “itu nabimu Muhammad SAW.”

Maka saya pun segera menyampaikan salam kepada beliau, “Assalamualaikum ya Rasulullah.”

Beliau menjawab, “Wa’alaikum salam.”

Setelah itu beliau memberi berbagai petunjuk tentang di mana adanya Tuhan, dan bagaimana cara
bersujud atau beribadat yang sempurna kepadaNya. Setelah selesai, saya pun kembali ke tempat
semula, yaitu rumah paman saya.

2. Ilham Kedua

Ilham kedua saya terima pada akhir tahun 1945. waktu itu saya ikut berjuang dan menjadi anggata
Tentara Hizbullah Batalyon I kota Bandung di bawah pimpinan Dan Yon Bapak Husinsyah.

Ilham itu saya terima pada suatu malam ketika saya sedang tidur di sebuah mesjid di daerah Gedebage,
Ujung Berung, Bandung Timur. Ketika itu, dalam keadaan antara tidur dan tidak saya berperasaan
seolah-olah mesjid tersebut tidak beratap sama sekali. Saya dapat melihat jelas bulan sabit di langit yang
sangat bersih, tidak berawan sedikitpun ; dan di dekat bulan sabit itu terlihat tulisan Arab yang berbunyi
“Ya Ibrahima Alaihi Salam”.

Ketika saya sedang memikirkan apa hubungan antara bulan sabit dengan tulisan Arab tersebut, tiba-tiba
terdengar suara gaib yang berkata, “Caramu mencari Aku seperti halnya Nabi Ibrahim dahulu, tidak
mudah percaya begitu saja.”

Kemudian saya bertanya, “Siapakah yang berkata ini ?”

Lalu terdengar jawaban, “Aku Allah, Tuhanmu.”

“Di manakah Engkau berada, ya Allah ?”

Lalu dijawabnya pula, “Aku ada bersamamu, di mana kamu ada Aku ada.”

3. Ilham Ketiga (Terakhir)


Ilham yang terakhir saya terima pada awal tahun 1956. Pada waktu itu saya tinggal di Kampung
Warung Contong, Cimahi, Bandung.

Pada suatu malam, dalam keadaan antara tidur dan tidak, saya dibawa atau di mi’rajkan ke padang pasir
Tanah Suci Mekkah. Berbeda dengan ketika saya mendapat ilham pertama, maka pada saat menerima
ilham terakhir ini, saya tidak lagi merasakan hal-hal yang aneh (misalnya bumi terbelah, dsb.), melainkan
langsung saja berada di Mekkah.

Di sana Allah memperlihatkan kepada saya orang-orang yang sedang berkumpul di padang pasir,
berpakaian serbaputih. Mereka semua tampak berterbangan ke atas dan kemudian turun kembali,
seperti halnya batu yang jatuh setelah kita lemparkan. Jadi, terbang mereka tidak sampai ke langit.

Kemudian seorang wanita cantik memberikan sebuah jubah yang sangat indah pada saya dan menyuruh
saya untuk mengenakannya. Setelah jubah itu saya kenakan, terdengar suara gaib yang memerintahkan
saya untuk menengok ke atas langit. Di langit itu tampak sebuah lubang sebesar nyiru atau tampah., dan
saya diterbangkan lurus ke atas dengan kecepatan yang luar biasa memasuki lubang tersebut. Saya
sampai di suatu tempat yang luas, indah, nyaman dan harum semerbak.

Saya lalu berpikir, mengapa orang-orang lain yang saya lihat sebelumnya tidak ada yang sampai
ke tempat tersebut. Seketika itu juga terdengarlah lagi suara gaib yang mengatakan, “Banyak umatKu
sebelum kamu, tapi semuanya belum sampai kepadaKu, baru kamu seorang diri saja.”

Kemudian saya mendapat bermacam-macam petunjuk langsung yang jelas dan gambling dari Allah SWT
sehingga dapat mengetahui di mana adanya Allah dan bagaimana cara untuk bersujud atau beribadat
yang sebenarnya dengan mendapat ridho Allah dari dunia sampai akhirat.

Mungkin banyak di antara para pembaca yang bertanya-tanya dalam hati, apa yang menyebabkan saya
sampai bisa mendapat ilham-ilham tersebut. Baiklah, hal itu akan saya jelaskan pada bagian berikut.

Sejak saya lulus SD (vervolg) tahun 1939 dan kemudian melanjutkan ke ST Ambachtsleergaang
hingga tahun 1941, saya juga belajar mendalami agama Islam pada guru-guru agama Islam yang sudah
berpengalaman luas. Di samping itu, saya juga mempelajari berbagai ilmu yang pada waktu itu saya
harapkan dapat membuat saya bisa mengenal Tuhan secara langsung.

Pelajaran-pelajaran agama Islam yang saya dapat dari para guru saya kemudian saya bandingkan dengan
kenyataan yang ada dengan menggunakan akal sehat saya sendiri. Ternyata, dari pembandingan
tersebut banyak hal yang bertentangan. Dalam hal ini saya ambil contoh mengenai kisah Isra’ Mi’raj
Nabi Muhammad SAW dan wahyu-wahyu yang diterima beliau.

Kalau kita membaca terjemahan-terjemahan Al Quran dalam bahasa Indonesia, selalu ditulis bahwa
Allah memberikan petunjuk secara langsung kepada para nabi sebelum Nabi Besar Muhammad SAW.
Misalnya ketika Allah berfirman kepada Nabi Musa alaihi salam : “Kalamullahu Musa Takliman”. Juga
kepada Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail as, Nabi Yakub as dan sebagainya.
Lalu, mengapa ketika kepada Nabi Besar Muhammad SAW petunjukNya tidak diberikan langsung,
melainkan melalui Malaikat Jibrail ? Apakah Allah tidak bisa berfirman langsung kepada beliau tanpa
melalui malaikat Jibrail ? Di manakah adanya Allah dan malaikat Jibrail sebenarnya ?

Kemudian, bagaimanakah sebenarnya peristiwa Isra’ Mi’rajnya Nabi Muhammad itu, karena masih saja
ada dua pendapat yang berlainan mengenai hal ini : yang satu berpendapat bahwa Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad SAW itu dengan jasmaninya, sedangkan yang lain berpendapat hanya dengan rohaninya
saja.

Nah, pikiran-pikiran yang selalu ingin tahu seperti itulah yang merupakan salah satu penyebab
saya mendapatkan ilham dari Allah. Selain itu, saya juga tak pernah merasa puas dalam mempelajari
berbagai ilmu yang saya harapkan dapat membuat saya dapat mengenal Tuhan secara langsung, seperti
yang saya tuliskan di atas. Jika ilmu yang saya pelajari itu saya anggap memakai perantara dalam
amalan-amalannya, maka saya segera berhenti mempelajarinya dan mencoba mencari ilmu lain yang
langsung kepada Tuhan. Namun ternyata pada saat itu saya tidak atau belum menemukan ilmu yang
sesuai dengan keinginan saya tersebut, hingga akhirnya saya mendapatkan sendiri ilham-ilham dari Allah
SWT.

Setelah saya mendapat ilham-ilham dari Allah, maka akhirnya semua pertanyaan yang tersimpan
dalam hati saya itu dapat terjawab dengan jelas dan gamblang.

Pada waktu itu, saya bertanya kepada Allah SWT, “Ya Allah, sebenarnya Engkau itu ada di mana ? Begitu
pula, di manakah adanya malaikat-malaikat itu?”

Allah menjawab, “Aku ada bersamamu, di mana kamu ada Aku ada. Sedangkan malaikat-malaikat yang
harus kau ketahui seperti Jibrail, Mikail, Israfil, Ijrail, Munkarun, Wanakir, Rokib, Atid, Ridwan dan Malik
pun ada bersamamu, juga bersama orang-orang lainnya.”

Atas dasar jawaban Allah SWT itu, jelaslah bagi kita bahwa Allah bisa saja memberi petunjuk atau
firman melalui malaikat ataupun langsung, karena baik Allah sendiri maupun para malaikat itu ada
bersama kita.

Kemudian saya menanyakan tentang Isra’ Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW, “Ya Allah, lalu mengapa
kemudian Nabi Muhammad bertemu Engkau di langit, padahal Engkau ada bersamanya ?”

Lalu Allah menjawab, “Bukan begitu, tetapi dia pergi bersamaku ke langit karena dia tak bisa apa-apa
tanpa aku. Lalu sampai di atas, Aku perintahkan dia sesuai dengan apa yang kau laksanakan sekarang ini
(shalat lima waktu dalam sehari semalam).” Allah juga menjelaskan bahwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad
SAW itu hanyalah dengan rohaninya, tidak beserta jasmaninya. Atas kekuasaannya, Allah dapat saja
mewujudkan rohani Nabi Besar Muhammad SAW sehingga dapat dilihat oleh kafilah-kafilah antara
Masjidil Haram sampai dengan Masjidil Aqsa.

Jelasnya, apa yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW dapat pula terjadi pada kita jika kita sudah
menguasai pelajaran melancong gaib. Hal ini dapat dilihat dari laporan-laporan para murid pada bagian
lain buku ini.
4. Allah yang Mahatunggal

Dari ilham-ilham Allah yang telah saya ungkapkan dalam tulisan di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa
Tuhan ada bersama kita, namun dulu tak kita sadari.

Sebetulnya jika kita perhatikan baik-baik, banyak petunjuk yang menyiratkan tentang hal itu, baik
petunjuk yang berasal dari Allah sendiri dalam Al Quran, maupun yang berasal dari orang-orang tua kita
zaman dulu.

Dalam kitab suci Al Quran surat Al Hadiid ayat 4 Allah berfirman : “Wahuwa maakum aenama kuntum
wallahu bima ta maluna basir”, yang artinya : “Di mana kamu ada Aku ada, dari itu Aku melihat saja apa
yang kau lakukan”.

Lalu ada pula firman Allah yang berbunyi : “Wanahnu akroba illaihi min hablil warid”, yang artinya : “Aku
lebih dekat kepadamu daripada kedua urat nadimu”, atau : “Wallahu maakum”, yang artinya : “Aku
bersamamu”.

Juga dalam Al Hadist, Nabi Besar Muhammad SAW bersabda : “Man arofa napsahu fakod arofa
robbahu”, yang artinya : “Ketahuilah dahulu dirimu, nanti kamu akan mengetahui Tuhanmu”.

Arti sabda ini sesuai pula dengan kata-kata yang diucapkan oleh orang-orang tua dari Jawa Tengah
dengan Bahasa Jawa : “Nek kowe arep weruh akune, goleki disik ingsune”. Demikian pula orang-orang
Sunda (Jawa Barat) mengatakan : “Ari Allah nu teu bukti disebutkeun wujud pasti weleh medem teu
kaharti lamun can nyaho kadiri”.

Arti atau maksud dari ketiga bahasa tersebut di atas jelas menunjukkan bahwa Tuhan tidak berada di
mana-mana, tetapi setiap saat ada bersama kita. Karena itu, kita tak bias apa-apa tanpa Dia, lahaola
wala kuwwata illa billahil aliyul azim. Kita digerakkan, diberi macam-macam nikmat serta rahmat oleh
Allah SWT, bukan oleh yang lain. Oleh karena itu, kalau kita merasa digerakkan, diberi nikmat serta
rejeki oleh Allah dan jika kita mengakui bahwa Allah itu Yang Mahasegala-galanya, janganlah kita sekali
pun meminta selain kepada Allah atau meminta kepada Allah dengan memakai perantara-perantaraan.
Hal seperti itu berarti musrik.

Ingatlah, Allah dan kita itu tidak ada antaranya lagi seperti gula dengan manisnya, atau seperti api
dengan panasnya. Habis gulanya habis manisnya, habis apinya habis panasnya. Kita pun demikian, jika
tiada Tuhan yang menggerakkan kita, itu berarti mati.

Tentunya diantara para pembaca ada yang berpikir dengan bertanya-tanya dalam hati, “Kalau Tuhan
bersatu dengan kita, berarti Tuhan itu banyak ; di si A ada Tuhan, di si B, si C dan lain-lainnya pun ada
Tuhan karena Tuhan bersama mereka masing-masing.”

Sebetulnya tidaklah begitu, Tuhan dikatakan satu bukan satu seperti bilangan biasa, tetapi Mahatunggal.
Dikatakan satu bukan bentuknya, karena Allah tidak ada bentuknya di dunia maupun di akhirat. Kalau
ada yang mengatakan bahwa kita akan bertemu Allah di akhirat, hal itu tidaklah benar. Allah itu
dikatakan satu zatNya, sifatNya, asmaNya dan afalNya. Jadi zat Allah yang ada di si A sama saja dengan
yang ada pada si B, si C, si D dan lain-lainnya, juga pada sekalian mahluk yang hidup. Karena itulah Allah
dikatakan sebagai Yang Mahatunggal. Sebagai contoh, jika kita memohon kepada Allah selalu kita
katakan “Ya Allah ya Tuhanku Yang Mahakuasa, saya mohon…”

Tidak pernah kita katakan Ya Allah ya Tuhan Muhammad atau Tuhan bapaku atau nenekku. Tapi jika kita
sedang beramai-ramai dapat kita katakana “Ya Allah Ya Tuhan kami.”

Kita dapat merasakan dan membuktikannya sendiri bahwa setiap orang lain-lain gerak atau tingkah
lakunya, sesuai dengan kemauan atau kehendaknya masing-masing. Kalau Tuhan dikatakan satu
sebagaimana bilangan atau hitungan satu biasa, maka kita semua berada dalam satu komando, jalan
satu jalan semua, tidur satu tidur semua dan sebagainya. Namun kita tidaklah begitu, kita bergerak
dengan akal dan kemauan kita sendiri. Namun semua gerakan itu digerakkan oleh Zat Allah, karena
tanpa Zat Allah kita tidak dapat berbuat apa-apa (mati).

ILMU KESEMPURNAAN DUNIA AKHIRAT

Banyak percobaan yang saya lakukan untuk membuktikan kebenaran firman-firman serta petunjuk-
petunjuk yang langsung diberikan Allah, dan memberikan hasil yang sangat memuaskan. Maka setelah
saya merasa benar-benar yakin akan kebenaran semua firman dan petunjuk Allah itu, saya mulai
mencoba untuk menyampaikannya kepada orang lain, sesuai perintah Allah sendiri. Hal ini saya lakukan
kira-kira pada tahun 1958.

Ternyata hasilnya sangat memuaskan hati saya karena banyak orang yang tertarik untuk mengikuti
pelajaran yang saya ini. Lebih-lebih setelah saya pensiun sebagai anggota ABRI, jumlah murid saya
meningkat dengan pesat.

Karena itulah saya memohon petunjuk dari Allah untuk memberikan nama bagi pelajaran ini. Atas
petunjuk Allah, pelajaran ini harus saya namai “Ilmu Kesempurnaan Dunia Akhirat” (IKDA) atau “Mustika
Iman”, sesuai dengan judul buku ini. Nama ini sesuai dengan tujuan saya yang ingin membentuk
manusia yang sempurna lahir batinnya dan mendapat ridho Allah dari dunia sampai akhirat.

Atas petunjuk Allah, maka saya dapat mengajarkan pelajaran-pelajaran berikut:

1. Gerakan gaib

2. Kewaspadaan mata hati (batin)

3. Petunjuk suara gaib

4. Melancong gaib (mi’raj).

Semua itu bertujuan untuk :

1. Mengenal Tuhan

2. Menjaga diri dengan sempurna


3. Menolong sesama

4. Mengetahui jalan mati.

Atau dengan kata lain, pelajaran-pelajaran ini bertujuan untuk mengenal dan mencintai Tuhan serta
untuk mencintai sesama tanpa memandang bangsa maupun agama.

Pelajaran-pelajaran ini tidak mengubah ajaran-ajaran agama yang ada, bahkan dimaksudkan untuk
mempertebal iman kepada Allah SWT serta mengajak kita untuk selalu ingat kepada Allah dimana saja,
kapan saja dan pada waktu apa saja. Jika kita selalu ingat kepada Allah, maka Allah pun akan selalu ingat
kepada kita dan melimpahkan segala berkah dan rahmatNya pada kita. Sebaliknya, jika kita melupakan
Allah, kita akan menerima azab dan siksa dariNya.

Yang dimaksud ingat kepada Allah bukanlah dengan menyebut atau memuji nama Allah setiap saat,
melainkan harus melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghindari segala laranganNya. Jika kita
berdoa kepada Allah, kita sebut dulu nama Allah serta memujiNya, lalu kita lanjutkan dengan
permohonan kita. Jika kita kurang sehat mohon sehat, kurang rejeki mohon rejeki, ingin dikasihani
mohon dikasihani kepada Allah. Semua doa itu kita mohonkan dalam bahasa yang kita mengerti, karena
Allah Mahatahu.

Janganlah kita beranggapan bahwa Allah hanya mau menerima doa dalam bahasa Arab saja. Jika kita
bersikap sok kearab-araban, seringkali malahan maksud kita tak tercapai karena doa yang dimohonkan
bertolak belakang dengan yang diinginkan.

Tapi agar permohonan kita cepat dikabulkan oleh Allah, sebelum kita memohon, baca dulu kalimat-
kalimat berikut dalam hati. Setiap kalimat cukup dibaca sekali saja.

Dalam pelajaran IKDA ini, kalimat-kalimat berikut disebut “kalimat kunci” :

1. Audzu billah himinassaiton nirrozim.

2. Bismillah hirrohman nirrohim.

3. Ashadu alla illaha ilallah wa ashadu anna Muhammadarasulullah.

4. Astagfirullah hal adzim lahaola wala kuwwata illa billahil aliyul azim.

5. Inna lillahi wa inna illaihi roziun.

Lakukanlah dengan sikap duduk yang baik, kedua telapak tangan berada di atas pangkuan (tangan kanan
di atas, tangan kiri di bawah), tutup mulut dan mata, kosongkan alam pikiran (hening) dan tahanlah
nafas sekuatnya (tidak dipaksakan). Sambil menahan dan melepaskan nafas perlahan-lahan, mohon
berulang-ulang dan sambung-menyambung dalam hati.

Namun dalam situasi tertentu, misalnya sedang banyak orang, kita boleh saja memohon sambil
membuka mata, asalkan nafas tetap ditahan sekuatnya dan pikiran dipusatkan. Sambil menahan dan
melepaskan nafas, kita mohon terus sambung-menyambung.
Insya Allah, jika memohon sesuai dengan cara yang telah dijelaskan di atas, permohonan kita cepat
dikabulkan oleh Allah, sesuai dengan firmanNya : “Udj uni asta jiblakum” yang artinya “Mintalah kamu
kepadaKu, nanti Aku kabulkan”.

Adapun arti “kalimat kunci” di atas adalah sebagai berikut :

1. Aku berlindung kepada Allah dari gangguan setan yang terkutuk..

2. Dengan nama Allah Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang.

3. Tiada Tuhan yang patut kusembah dengan sebenar-benarnya, hanya Allah Tuhanku Yang Mahakuasa
dan Muhammad pesuruhNya.

4. Aku berserah diri kepada Allah karena aku tiada berdaya apa-apa, hanya Allah Yang Mahasegala-
galanya.

5. Asal bersama Allah kembali bersama Allah*).

*) Selama ini pendapat umum mengatakan bahwa “Inna lillahi wa inna illaihi roziun” berarti “asal dari
Allah kembali kepada Allah”. Namun pendapat ini tidak benar.

Sebab, seperti dalam fiman-firman Allah yang telah saya kutip pada bagian terdahulu, Tuhan ada
bersama kita, dan kita tak berdaya apa-apa tanpa Dia. Jika dikatakan asal bersama Allah kembali kepada
Allah, berarti selagi hidup di dunia kita berpisah dengan Allah. Padahal dalam kenyataannya kita tak bisa
apa-apa tanpa Allah (mati).

Karena itulah, selagi masih hidup manusia disebut Tritunggal yang terdiri dari :

1. Allah

2. jasmani

3. rohani

Setelah mati, lalu berubah menjadi Dwitunggal yang terdiri dari :

1. Allah

2. rohani

Jasmaninya mati karena sudah tidak bersama Allah lagi. Baik jasmani maupun rohani tidak berdaya apa-
apa tanpa Allah. Karena itu, tepat jika dikatakan asal bersama Allah kembali bersama Allah.

Telah dijelaskan bahwa jika sudah mati kita berubah menjadi Dwitunggal (Allah dan rohani). Lalu, jika
seseorang yang mati rohnya menjadi kuntilanak, jin, setan dan sebagainya, apakah Allah akan bersama
kuntilanak itu ? Atau, jika roh seseorang yang mati masuk ke neraka, apakah Allah akan bersamanya
masuk ke neraka ?
Jawabannya : ya. Zat Allah akan tetap bersama roh-roh itu walau ke mana pun atau jadi apa pun, karena
tanpa Allah tidak mungkin kuntilanak bisa terbang dan tertawa-tawa, tidak mungkin jin-jin dan setan-
setan bisa bergentayangan. Mereka bisa begitu karena digerakkan oleh Allah. Tanpa Allah, tidak
mungkin seseorang dapat merasakan sakitnya siksaan dan panasnya api neraka, atau merasakan
nikmatnya surga.

Tetapi bagi Allah sendiri, di kuntilanak, di surga maupun di neraka tidak merasakan apa-apa, di mana-
mana sama saja bagiNya. Di neraka tidak merasakan panas, di surga tidak merasa nikmat, tidak butuh
bidadari dan sebagainya.

Demikianlah, semoga dengan penjelasan ini para pembaca dapat memahami mengapa dikatakan “asal
bersama Allah kembali bersama Allah”.

Sebagaimana telah diutarakan, pelajaran ini di antaranya bertujuan untuk mencintai sesama manusia
tanpa memandang bangsa dan agama. Demikian pula, pelajaran ini dapat diikuti oleh semua orang, dari
segala bangsa dan agama (bukan hanya agama Islam saja), asalkan mau dan sanggup mengikuti apa yang
telah diuraikan di atas. Selain itu, kita tidak boleh menyebut dan mempercayai nama Tuhan lain selain
Allah. Juga, kita tidak boleh memegang ilmu-ilmu lain yang sifatnya menduakan Tuhan atau
menyekutukan Tuhan dengan yang lain.

Semenjak saya mulai mengajar hingga saat buku ditulis, telah banyak orang dari agama Katolik, Kristen,
Budha, Hindu dan sebagainya yang menjadi murid dan mencapai hasil yang memuaskan. Banyak yang
tertarik untuk mengikuti pelajaran ini karena sangat praktis, tidak memerlukan pantang, puasa maupun
bertapa. Semua pelajaran dapat diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat, cukup seminggu atau
dua minggu saja, bahkan mungkin lebih singkat lagi, tergantung kepada kemauan, ketekunan dan
keyakinan kita. Tanpa itu semua maka apa yang diinginkan tidak akan tercapai.

KEGUNAAN SETIAP PELAJARAN

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian terdahulu, pelajaran dalam IKDA ini terdiri dari 4 macam :

– Pertama : gerakan gaib

– Kedua : kewaspadaan mata hati (batin)

– Ketiga : petunjuk suara gaib

– Keempat : melancong gaib.

1. Pelajaran Pertama : Gerakan Gaib

Gunanya untuk kesehatan lahir batin (jasmani dan rohani), membela diri, mengusir atau menangkap
segala gangguan mahluk halus, mengusir segala penyakit aneh dan sebagainya.

Doa cara memohonnya :


Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, aku mohon diberi gerakan…
(apa yang kita inginkan) yang cepat dan sempurna gerakannya.

Bagi mereka yang baru belajar, mula-mula harus mohon gerakan tangan ke atas dan ke bawah dahulu,
dan setelah itu mohon agar tangan diputarkan seperti baling-baling. Setelah gerakan tangan selesai,
lanjutkan dengan memohon gerakan jongkok berdiri berulang-ulang. Apabila semua gerakan tangan dan
kaki sudah lancar dan cepat, kita bisa memohon gerakan silat dan sebagainya.

Ingat, jika kita telah merasa capai atau lelah dalam mempraktekkan gerakan-gerakan, jangan lupa
mengatakan : “Ya Allah, mohon berhenti.”

Setelah gerakan berhenti, kita harus melakukan syukuran kepada Allah.

Penjelasan :

1a. Setelah para murid lancar melakukan semua gerakan maka diadakan pembersihan dari segala
dosa, amal perbuatan, ilmu-ilmu, serta segala hal yang tidak diridhoi Allah. Yang membersihkan adalah
Allah sendiri, dan murid didampingi oleh penuntun dan kawan-kawan seperguruan. Dalam gerakan
pembersihan ini, Allah SWT akan memperlihatkan segala macam tingkah laku yang tidak baik dari tiap-
tiap murid, misalnya suka berkelahi, suka berjudi, suka mabuk, suka berzinah dan sebagainya.

Gerakan pembersihan ini harus diikuti terus hingga selesai sendiri.

1b. Doa pembersihan :

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengampun, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, aku ….


(sebutkan nama) pada malam / hari ini rela, iklas dan ridho dibersihkan lahir batin, jasmani dan rohaniku
dari segala dosa-dosa, ilmu-ilmu, amal perbuatan atau apa saja yang tidak Engkau ridhoi demi untuk
kesempurnaan, kesucian, keberkahan, keselamatan, ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan lahir
batinku ini dari dunia sampai akhirat.

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, berilah diriku gerakan mukjizat yang cepat dan sempurna luar
biasa untuk membersihkan lahir batinku ini dari segala hal yang tidak Engkau ridhoi dengan secepat-
cepatnya dan sebersih-bersihnya.

1c. Doa syukuran :

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, aku menghaturkan puji
syukur alhamdulillah wa syukurillah yang sebesar-besarnya ke hadiratMu atas dikabulkannya
permohonanku. Semoga semua itu Kau kekalkan bagiku dari dunia sampai akhirat.

2. Pelajaran Kedua : Kawaspadaan Mata Hati (batin)

Gunanya untuk melihat segala sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa atau mata lahir, seperti
mahluk-mahluk halus dan lain sebagainya.

Doa cara memohonnya :


Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa , aku mohon diberi kewaspadaan penglihatan mata hati yang
sempurna luar biasa untuk melihat …….(sebutkan apa yang ingin kita lihat) dengan jelas dan terang.

Jika sudah dapat melihat apa yang diinginkan, jangan lupa untuk melakukan syukuran kepada Allah
sesuai pelajaran pertama.

3. Pelajaran Ketiga : Petunjuk Suara Gaib

Gunanya untuk bertanya kepada Tuhan mengenai suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan atau
diatasi oleh akal pikiran kita sendiri.

Perhatian !

Dalam petunjuk suara gaib ini kadang-kadang Allah memberikan petunjuk yang sengaja disalahkan
untuk menguji akal pikiran kita, sebab Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna
dengan diberi akal pikiran yang sempurna pula.

Apabila mendapat petunjuk yang salah atau tidak masuk akal, jangan diterima begitu saja. Kita harus
menolak dan mohon petunjuk yang benar, karena banyak orang yang menjadi gila dalam mempelajari
suatu ilmu karena suka mengikuti petunjuk-petunjuk yang tidak benar. Karena itu, perhatikanlah
laporan-laporan hasil guna dari para pengikut pelajaran IKDA ini.

Doa cara memohonnya :

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, aku mohon Kauberi petunjuk
suara gaib yang sempurna, yang jelas dan pasti dariMu mengenai soal………dengan cepat.

Apabila sudah berhasil, jangan lupa melakukan syukuran.

Mungkin dalam petunjuk suara gaib ini banyak pembaca yang bertanya-tanya apakah kita dapat
berhubungan langsung dengan Tuhan, sedangkan Nabi Besar Muhammad SAW sendiri melalui malaikat
Jibrail.

Jawabannya, sendi agama adalah akal, agama tanpa akal adalah buta. Pada bagian terdahulu telah
dijelaskan bahwa Tuhan dan sekalian malaikat itu ada di dalam diri kita. Secara logika, karena Tuhan
bersama kita, tentu saja kita bisa bercakap-cakap langsung denganNya, tanpa perantaraan siapa pun
atau apa pun sebagaimana Allah telah berbicara kepada para nabi terdahulu.

Allah menciptakan manusia itu sama saja, satu asal dan satu bahan. Apakah dia seorang nabi, wali,
syekh, raja dan sebagainya, itu semua sama saja. Yang terpenting bagi Allah, siapa yang paling bertakwa
kepadaNya itulah yang paling dimuliakanNya. Allah bisa saja memberi petunjuk kepada siapa saja yang
Dia ridhoi atau Dia kehendaki, secara langsung maupun tidak. Hal ini juga telah dijelaskan pada bagian
terdahulu.

Jadi bagi Allah, tidak ada sesuatu yang mustahil bila Dia menghendaki sesuatu.

4. Pelajaran Keempat : Melancong Gaib


Gunanya untuk menemui sanak saudara ataupun sahabat yang berada di tempat yang jauh atau yang
telah berada di alam gaib. Juga untuk berbagai keperluan lain, seperti yang diungkapkan dalam laporan
hasil guna dari para pengikut pelajaran IKDA.

Doa cara memohonnya :

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, aku mohon melancong gaib
ke….. dengan langsung dan cepat, tidak diceritakan jalannya.

Kalau sudah sampai di tempat tujuan, setelah merasa puas kita harus mohon kembali :

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, aku mohon kembali dengan cepat, tidak diceritakan jalannya.

Setelah itu, kita harus melakukan syukuran kepada Allah.

5. Catatan

– Seperti telah dijelaskan pada bagian terdahulu setiap doa kita harus didahului dengan membaca
“Kalimat Kunci” dalam hati (cukup sekali).

– Agar memperoleh hasil yang baik dan sempurna, setiap doa dalam pelajaran nomor 1 sampai dengan 4
harus dibaca terus menerus dan berulang ulang dalam hati, dengan penuh kekhusukan. Jika belum
berhasil, berusahalah terus dengan tekun, insya Allah akan berhasil.

Jika kita telah sungguh-sungguh yakin bahwa Tuhan bersama kita dan Tuhan yang Mahasegala-galanya,
tentu saja kita akan dapat mencapai tujuan dari keempat pelajaran ini dengan sempurna.

AMALAN-AMALAN / DOA-DOA YANG WAJIB DIAMALKAN

Bagi setiap pengikut IKDA, amalan-amalan atau doa-doa di bawah ini sebagai contoh, bisa sama seperti
ini atau bisa juga ditambahkan maupun dikurangi yang intinya tidak mengurangi maknanya. Bisa juga
saudara buat doa-doa sesuai kepentingan yang diperlukan supaya diamalkan sebanyak mungkin untuk
selalu dzikrullah di mana saja dan kapan saja, baik dalam keadaan munajat khusus maupun dalam
keadaan apa saja. Tapi sebelumnya, perhatikan dulu cara berdoa atau memohon seperti yang telah
diuraikan pada bagian terdahulu, yaitu dengan lebih dulu membaca “kalimat kunci” dalam hati (cukup
sekali saja), baru kemudian memohon berulang-ulang sambil menahan nafas.

1. Doa Penyerahan Diri

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahaagung dan Mahamengetahui, hanya kepadaMu ya Allah aku
berlindung, menyerahkan diri, bersujud, berbakti, menyembah, beribadah dan beriman. Serta hanya
kepadaMu ya Allah aku mohon pertolongan serta petunjuk-petunjuk yang sempurna atas segala
persoalan di dunia maupun di akhirat.

2. Doa Perlindungan
Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahasakti dan Mahaperkasa, kumohon agar aku sekeluarga Kau
lindungi, Kau hindarkan dan Kau jauhkan sejauh-jauhnya dari segala macam marabahaya, malapetaka,
penyakit, dari segala kejahatan, kemurkaan, gangguan dari sesama manusia, dari gangguan mahluk-
mahluk halus, roh-roh jahat, jin, setan, siluman, iblis marakayangan, ilu-ilu banaspati dan sebagainya.
Juga, kumohon jauhkanlah dari segala macam ujian, cobaan, godaan, hinaan, cacian, makian dan
fitnahan yang datang dari mana saja, kapan saja dan waktu apa saja, demi kesempurnaan hidupku dari
dunia sampai akhirat nanti ya Allah.

3. Doa Mohon Ampun

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa dan Mahapengampun, kumohon ampunilah segala dosaku, yang
besar atau kecil, yang tampak atau tidak, yang terasa atau tidak, yang kusengaja atau tidak, dan
ampunilah segala sepak terjang serta amal perbuatanku yang tak Engkau ridhoi sebagaimana Engkau
telah mengampuni dosa-dosa oarng-orang sebelumku. Juga, kumohon ampunilah dosa-dosa kedua
orang tuaku, anak dan istriku, sanak saudaraku, karib kerabatku dan umatMu yang lain, sebab Engkaulah
yang Mahatahu dan Mahapengampun.

Penjelasan :

Doa yang pertama disebut Doa Penyerahan Diri, karena kepada siapa lagi kita menyerahkan diri jika
bukan kepada Allah yang Mahasegala-galanya (bagi yang beragama Islam, doa ini seperti Doa Iftitah
dalam shalat wajib).

Doa yang kedua disebut Doa Syukuran, karena sepanjang hari kita telah menerima bermacam-macam
kenikmatan dari Allah (berupa makanan, minuman, nikmat melihat, mendengar, merasakan dsb.), juga
kita telah menerima rejeki dari Allah sehingga kita dapat makan, minum dan sebagainya. Selain itu,
sepanjang hari kita pun telah dilindungi dan diselamatkan oleh Allah terhadap segala macam bahaya.

Maka sudah sewajarnya jika kita merasa bersyukur pada Allah atas segala karuniaNya itu dengan
mengucapkan Doa Syukuran.

Doa yang ketiga yaitu Doa Mohon Ampun. Setiap manusia yang beriman kepada Allah dan mempunyai
perasaan haruslah selalu merasa berdosa, karena dalam setiap ucapan, perbuatan, sepak terjang,
pikiran dan penglihatan kita pastilah kita sering berbuat kesalahan atau kekhilafan terhadap sesama
manusia, dan bahkan terhadap Tuhan yang Mahakuasa.

Jika kita bersalah terhadap sesama manusia, kita minta maaf kepada yang bersangkutan. Demikian juga
jika kita berbuat kesalahan terhadap Tuhan, dengan sendirinya kita harus langsung mohon ampun
kepadaNya.

4. Doa Kesadaran
Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, kumohon padaMu
jadikanlah aku sekeluarga orang-orang yang saleh, jujur, sabar dan sadar, serta beriman dan bertakwa
hanya kepadaMu. Juga, masukkanlah kami ke dalam golongan ahli surga serta golongan orang-orang
yang mendapat petunjuk dariMu.

5. Doa Ketenangan

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, kumohon padaMu agar aku
sekeluarga Kau beri kehidupan yang tenang, tenteram, damai, bahagia, gembira, sehat dan selamat,
berkah, nikmat dan sejahtera, sempurna lahir batin dari dunia dan akhirat.

6. Doa Mohon Rejeki

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, kumohon agar aku
sekeluarga Kau beri rejeki yang berlimpah ruah, terus menerus tiada habisnya berupa uang, sandang
dan pangan demi ketenangan, ketenteraman, kebahagiaan dan kesempurnaan hidupku sekeluarga dari
dunia sampai akhirat, dan untuk amal salehku ya Allah.

7. Doa Keagungan Atau Pengisian

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahaagung, Mahasakti dan Mahasegala-galanya, kumohon agar
lahir batinku, jasmani dan rohaniku, rasa perasaan dan alam pikiranku Kau isi dan Kau saluri dengan

…………………………………………………..

Mohon maaf, Do’a pengisian tersebut tidak dicantumkan secara keseluruhan untuk menghindari
pemikiran-pemikiran yang kurang bisa memahami doa pengisian. Bagi yang kurang jelas bisa
menghubungi kami.

{ Do’a Keagungan / Pengisian ini sengaja belum kami munculkan mengingat pembaca internet adalah
khalayak umum. Kami tidak mau ada hal – hal yang tidak di inginkan terjadi. Untuk menghindari
terjadinya salah pengamalan ilmu ” MUSTIKA IMAN ” }

8. Doa Kewaspadaan

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, kumohon berilah aku
kewaspadaan dan ketajaman perasaan lahir batin yang sempurna luar biasa untuk dapat mengetahui
segala sesuatu yang akan atau belum terjadi.

9. Doa Syukuran

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, aku menghaturkan puji
syukur alhamdulillah yang sebesar-besarnya ke hadiratMu ya Allah atas segala nikmat, rahmat, rejeki,
perlindungan, keselamatan dan segala berkah yang telah Kau limpahkan kepadaku. Semoga semuanya
itu Kau kekalkan bagiku dari dunia sampai akhirat.

10. Doa Penutup

Amin ya Allah ya robbal alamin, semoga Allah mengabulkan semua permohonanku.

——–

Semua doa di atas merupakan permohonan kita kepada Allah SWT, karena hanya Dialah tempat kita
memohon (Allahu Somad), baik mengenai persoalan dunia maupun akhirat. Hanya Allah yang
Mahasegala-galanya yang menguasai sekalian alam.

Selain berdoa seperti di atas, kita pun jangan lupa untuk mendoakan para nabi (Salawat Nabi), para wali,
para leluhur kita, para orang tua, guru-guru litapara pemimpin negara kita serta nusa bangsa kita.

Di samping itu, kita pun harus selalu berdoa jika akan makan, minum dan mandi, atau ketika akan tidur,
bepergian dan sebagainya.

Ini sesuai dengan nama pelajaran kita, yang bertujuan agar kita sempurna baik jasmani maupun rohani.

Doa Mau Makan Atau Minum :

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, kumohon agar makanan /
minuman ini Kau sucikan, Kau bersihkan, Kau berkati dan Kau sempurnakan. Juga, kumohon sucikan,
bersihkan, berkati dan sempurnakanlah aku / kami yang memakan / meminumnya.

Doa Mau Mandi :

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, kumohon agar Engkau
menyucikan, membersihkan, memberkati dan menyempurnakan air mandi beserta alat-alat yang
kupakai mandi. Juga, kumohon sucikan, bersihkan, berkati dan sempurnakanlah aku yang akan mandi
ini.

Setelah selesai makan / minum / mandi, jangan lupa melakukan syukuran atas segala nikmat, rahmat,
rejeki atau kesegaran yang telah kita terima itu, dan mohon agar semua itu dikekalkan dari dunia sampai
akhirat.

Doa Akan Bepergian :

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, kumohon lindungi dan
selamatkanlah aku dan semua orang yang ada dalam kendaraan ini dari awal perjalanan hingga akhir
tujuan nanti.

Setelah sampai di tujuan, jangan lupa untuk syukuran :


Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, aku menghaturkan puji syukur alhamdulillah yang sebesar-
besarnya ke hadiratMu atas segala perlindungan dan keselamatan yang telah Kau berikan padaku.
Semoga semua itu Kau kekalkan bagiku dari dunia sampai akhirat.

Doa Akan Tidur :

Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, kumohon agar aku
sekeluarga Kau beri tidur yang nikmat, nyenyak dan selamat sampai dengan waktu kami bangun.

Setelah bangun tidur, jangan lupa melakukan syukuran.

Jadi pada dasarnya, pelajaran yang saya tulis dalam buku ini mengajak kita agar selalu ingat kepada Allah
SWT di mana saja, kapan saja dan pada waktu apa saja.

Catatan :

Jika doa-doa yang telah dituliskan di atas dirasakan terlalu panjang, para murid boleh saja
menyingkatnya asalkan makna dan isinya tidak berubah. Doa-doa lainnya bisa dibuat sendiri
berdasarkan kebutuhan, dengan kalimat yang tepat dan sesuai, asalkan sebelumnya kita menyebut dulu
nama Allah serta memujiNya.

LAPORAN HASIL GUNA PELAJARAN

ILMU KESEMPURNAAN DUNIA AKHIRAT

Berkat ketekunan, keyakinan dan kemauan dari para pengikut pelajaran IKDA ini yang mengamalkan
dengan penuh kesungguhan apa-apa yang telah diajarkan, maka banyak di antara mereka mencapai
hasil yang sangat memuaskan. Banyak pengikut atau murid yang datang melaporkan keberhasilan
mereka kepada saya. Sebagian kecil dari laporan-laporan itu saya tuliskan di sini sebagai bahan
perbandingan.

1. Laporan Pertama

Saudara A. Ishak, Bengkulu, Sumatera Selatan.

Pada suatu hari, saya hendak bersembahyang Jum’at. Begitu saya masuk ke mesjid, tiba-tiba ada
petunjuk suara gaib dari Tuhan, “Hai Ishak, kamu jangan bersembahyang di sini.”

Dengan agak terkejut, saya bertanya, “Mengapa, ya Allah ?”

“Karena orang-orang di mesjid ini belum tahu cara menyembahKu yang sebenarnya, agama mereka
hanya kedok belaka.”

“Lalu bagaimana ya Allah, aku sudah terlanjur memasukinya.”

“Kamu boleh saja bersembahyang di sini, asalkan kamu menjadi imam.”


“Bagaimana mungkin aku menjadi imam ya Allah, imam hari ini telah ditentukan. Nanti akan
menyinggung perasaannya.”

“Bagus Ishak, itu namanya muslimin sejati, dapat mengerti perasaan orang lain. Kamu boleh
bersembahyang di sini, di deretan nomor satu sebelah kanan dan tidak boleh ma’muman, tetapi kamu
boleh mengikuti gerakannya saja.”

Setelah itu, saya bersembahyang biasa dan membaca doa-doa.

Tetapi, Allah menegur saya, “Hai Ishak, jangan kamu ikuti doa-doa mereka.”

“Kenapa, ya Allah ?”

“Mereka bernyanyi, bukan berdoa. Apa yang mereka ucapkan tidak sesuai dengan hatinya.”

Setelah itu, saya berdoa sendiri dengan khusuk, dan segera pulang ke rumah.

2. Laporan Kedua

Juga dari saudara A. Ishak.

Pada suatu hari, saya ingin buang air kecil di ladang. Saya melihat seekor ular yang sedang menoleh-
noleh ke kiri dan ke kanan. Dengan segera, saya ambil sebatang kayu untuk memukulnya. Tapi, tiba-tiba
Tuhan berkata, “Hai Ishak, jangan kamu pukul ular itu. Dia sedang bingung. Perintahkanlah dia supaya
segera pergi.”

Kemudian saya perintahkan ular itu untuk segera pergi, sesuai petunjuk Allah. Ular itu pun segera pergi
menjauh.

Tak jauh dari situ ada sebuah lubang. Lalu saya suruh ular itu masuk ke lubang tersebut. Aneh, ular itu
pun masuk lubang sesuai perintah saya.

3. Laporan Ketiga

Saudara Arsya Palimbu dari Rantepao. Sulsel.

Pada suatu malam, saya sedang khusuk munajat (semedi). Tiba-tiba ada petunjuk dari Tuhan yang
mengatakan, “Hai Arsya, besok akan datang seseorang yang akan menanyakan soal Hadist dan tafsir Al
Quran kepadamu.”

Kemudian saya bertanya, “Ya Allah, bagaimana saya dapat menjawabnya. Aku belum banyak mengerti
soal-soal itu.”

“Kamu tidak usah khawatir, itu urusanKu.”

Keesokan harinya, betul-betul datang seseorang yang ingin menanyakan soal Hadist dan tafsir Al Quran.
Orang itu bernama Hamsarani.
Atas berkah Allah, dengan mudahnya saya dapat menjawab segala pertanyaan yang diajukannya. Karena
mendapat jawaban yang jelas dan sempurna, Hamsarani pun merasa sangat puas.

Setelah itu saya pun mengucapkan syukur kepada Allah atas segala petunjukNya.

———

Sebenarnya, masih bermacam-macam banyaknya laporan hasil guna yang diberikan kedua orang
tersebut. Semua merupakan berkah Allah SWT. Namun, lebih baik kita beralih kepada laporan para
pengikut lain.

4. Laporan Keempat

Saudara M. Soleh dari Ciamis, Jawa Barat.

Pada waktu sedang mempraktekkan gerakan gaib, saya bertanya kepada Bapak Yusuf Suparta, penuntun
besar IKDA, “Pak, pada waktu saya masih kecil, oleh ayah badan saya diisi dengan Surat Sulaiman dan
Surat Yusuf. Apakah itu perlu dibersihkan ?”

Pada waktu itu, bapak guru (penuntun) menjawab, “Tentu saja harus. Ayat-ayat Al Quran bukan untuk
dimasukkan ke badan, tetapi untuk dibaca dan diartikan, sehingga kita dapat mengerti apa yang
difirmankan oleh Allah SWT.”

Tetapi karena saya merasa bahwa ayat-ayat yang telah diisikan ayah saya itu banyak manfaatnya, maka
saya menolak untuk dibersihkan sebelum mendapat petunjuk langsung dari Allah.

Pada suatu malam, sehabis sembahyang Isa, saya melakukan munajat mulai dari jam 20.00 sampai
dengan jam 24.00. Saya munajat mohon petunjuk dari Allah SWT mengapa Surat Sulaiman dan Surat
Yusuf itu tidak boleh dimasukkan ke dalam tubuh saya.

Karena saya memohon dengan penuh kekhusukan sesuai tata cara yang saya pelajari dalam IKDA, maka
akhirnya saya pun mendapat petunjuk dari Allah. Mula-mula Allah memberi petunjuk dalam bahasa
Arab, namun saya menolak dan sekaligus memohon, “Ya Allah, aku bukan orang Arab. Berikanlah
petunjuk dalam bahasa yang aku mengerti.”

Tuhan pun berkata, “Hai Soleh, ketahuilah bahwa Aku turunkan Al Quran kepada Nabi Muhammad
untuk disampaikan kepada umatku, bukan untuk dimasukkan ke badan atau ditulis-tulis di kain putih
untuk jimat. Al Quran harus dibaca dan dimengerti isinya. Karena baik Sulaiman, Yusuf, Muhammad,
kamu dan juga yang lain itu sama-sama Aku lindungi, maka mintalah langsung kepadaKu apa saja yang
kamu kehendaki, niscaya Aku kabulkan asalkan kamu khusuk meminta kepadaku dengan menggunakan
cara-cara yang telah Aku tentukan kepada penuntunmu.”

Setelah mendapat petunjuk demikian dari Tuhan, keesokan harinya saya melapor kepada bapak guru
bahwa saya sudah rela dan iklas lahir batin saya dibersihkan dari segala hal yang tidak diridhoi Allah.

5. Laporan Kelima
Saudara Ato Hermanto dari Cimindi, Cimahi (Jabar).

Pada suatu hari, secara mendadak saya merasakan sakit yang sangat hebat di kepala saya. Maka, saya
duduk bersila dengan takzim dan mohon petunjuk kepada Allah SWT, “Ya Allah ya Tuhanku yang
Mahakuasa, aku mohon petunjuk yang sempurna dan pasti mengenai sakit kepalaku ini.”

Lalu Allah menjawab, “Hai Ato, kamu dikhianati oleh seorang kawan yang tidak menyenangimu.”

Lalu saya bertanya lagi, “Bagaimana cara menghilangkan penyakitku ini ya Allah ?”

“Pergilah ke tempat dari mana datangnya penyakit itu dengan melancong gaib.”

Kemudian saya mohon melancong gaib ke tempat dari mana datangnya penyakit tersebut. Sampai di
tempat tujuan, saya melihat kawan saya sedang berada di rumah seorang dukun yang sedang
mengguna-gunai saya dengan cara menusuk-nusuk kepala sebuah boneka di atas pedupaan (tempat
membakar kemenyan). Lalu dengan segera saya sergap dukun itu dan saya hancurkan semua
peralatannya. Setelah saya kembali dari melancong gaib, semua penyakit saya hilang tanpa bekas.
Kemudian, saya pun melakukan syukuran kepada Allah.

6. Laporan Keenam

Saudara Abung Sutisna dari Kampung Cijalu, Cikampek, Krawang (Jawa Barat).

Karena masalah keuangan, pada hari raya Lebaran tahun 1969 saya tidak bisa bersilaturahmi dengan
kedua orang tua saya yang tinggal di Sumedang, Bandung (Jawa Barat). Karena sebetulnya saya sangat
ingin bertemu dengan kedua orang tua saya dan saudara-saudara saya yang lain, maka saya pun mohon
kepada Allah untuk melancong gaib.

“Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, saya mohon melancong
gaib ke Sumedang untuk menemui orang tuaku dengan cepat dan tidak diceritakan jalannya.”

Syukurlah, Allah mengabulkan permohonan saya. Sampai di Sumedang, tampaklah kedua orang tua saya
beserta sanak keluarga yang lain sedang berkumpul. Karena saya merasa bahwa saya tidak bisa dilihat
oleh orang-orang yang ada di situ, maka dengan izin Allah saya masuk ke dalam jasmani Ujang, adik saya
yang sedang melamun. Lalu saya pun menyampaikan salam, “Assalamualaikum.”

Tentu saja semua yang hadir di situ merasa heran karena Si Ujang yang tadinya diam saja tiba-tiba
menyampaikan salam.

Kemudian saya berkata, “Saya bukan Si Ujang, saya Abung Sutisna dari Cikampek datang ke sini untuk
meminta maaf kepada ibu dan bapak, juga kepada yang lainnya.”

Dengan demikian, semua orang yang berada di situ makin bertambah heran. Mereka menyangka bahwa
saya sudah mati dan roh saya masuk ke jasmani adik saya. Tapi agar orang-orang tidak berprasangka
yang bukan-bukan, maka saya bercerita apa adanya. Kemudian saya kembali ke Cikampek.
Keesokan harinya, Ujang datang ke Cikampek untuk menemui saya sekaligus memastikan kebenaran
cerita saya. Setelah yakin bahwa saya sehat-sehat saja, maka ia kembali ke Sumedang.

7. Laporan Ketujuh

Saudara Eddy Ruspendi dari Sukabumi, Jawa Barat.

Pada suatu hari saya menemui bapak penuntun dan bertanya, “Pak guru, bisakah saya dipertemukan
dengan almarhumah ibu saya, karena saya ditinggal ibu ketika saya masih bayi berumur 40 hari. Bahkan
fotonya pun tidak ada.”

Lalu bapak penuntun bertanya kepada saya, “Menurut ayahmu, bagaimana keadaan ibumu selagi masih
hidup ?”

“Menurut ayah, ibu orang yang tebal imannya, suka beramal saleh dan tolong menolong, tidak pernah
cekcok dengan tetangga serta berbakti kepada suami.”

“Jika memang demikian keadaannya, maka ibumu ada di surga karena Allah berjanji bahwa Dia
menyediakan surga kepada mereka yang beriman kepadaNya dan suka beramal saleh.”

Kemudian beliau menyuruh saya duduk bersila dengan takzim dan memohon kepada Allah SWT seperti
berikut, “Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, aku mohon
melancong gaib ke surga untuk menemui ibuku dengan cepat dan tidak diceritakan jalannya.”

Atas kemurahan Allah, maka permohonan saya dikabulkan. Saya sampai di suatu tempat yang para
penghuninya berpakaian sutera putih. Mereka menegur saya, “Kamu akan pergi ke mana ?”

“Saya mau ke surga.”

“Kalau begitu, kamu harus berganti pakaian seperti kami.”

Lalu saya melepas pakaian saya dan menggantinya dengan pakaian yang serba putih. Setelah itu saya di
bawa menuju ke sebuah pintu yang sangat indah dari emas yang berukir dan bertatahkan permata. Di
atasnya ada tulisan Arab yang berbunyi “Laillaha illalah.”

Penjaga pintu itu menanyai saya, “Kamu mau pergi ke mana ?”

“Saya mau menemui ibu saya.”

“Siapa namanya, dan sudah berapa lama ia meninggal ?”

“Beliau bernama Hadijah, meninggal + 22 tahun yang lalu.”

“Dia ada di pintu ke tujuh.”

Seketika itu juga, pintu surga itu terbuka. Terciumlah bau harum yang semerbak tiada taranya.
Kemudian pintu demi pintu yang lain terbuka. Semua pintu itu bertuliskan “Laillaha illallah
Muhammadarasulullah”; hanya pintu pertama saja yang bertuliskan “Laillaha illallah”.
Di pintu ke tujuh, ibu sudah menunggu saya. Beliau langsung memeluk saya dengan penuh haru dan
berkata “Oh anakku, kamu sudah begini besar. Tapi bagaimana kamu bisa masuk ke sini, padahal kamu
masih orang dunia.”

“Saya bisa menjumpai ibu di sini berkat pertolongan penuntun saya dan atas izin Allah SWT. Tanpa
dikehendaki oleh Allah, tidak mungkin saya bisa menemui ibu di sini. Lalu, bagaimana ibu bisa berada di
tempat yang indah ini, bahkan ditemani oleh tujuh bidadari yang begitu cantik ?”

“Itu karena sewaktu masih hidup ibu selalu beriman kepada Allah dan beramal saleh. Ibu selalu
melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, serta selalu berbakti kepada
suami dengan tulus ikhlas.” Lalu beliau bertanya, “Bagaimana keadaan ayahmu sekarang ?”

“Ayah sehat-sehat saja, bu.”

“Syukurlah kalau begitu. Sekarang, apakah kamu ingin melihat-lihat taman firdaus yang indah ?”

“Tentu saja, bu.”

Lalu ibu menyuruh dua orang bidadari untuk menemani saya berkeliling melihat-lihat taman firdaus.
Saya bahkan sempat merasakan tuak surga yang nikmat luar biasa. Setelah puas, saya kembali ke
tempat ibu saya. Ibu berkata, “Nak, sekarang pulanglah kamu.”

“Tidak, bu. Saya sangat betah di sini, saya tidak ingin kembali ke dunia lagi.”

Tapi ibu melarang saya, “Belum waktunya kamu tinggal di sini.”

Akhirnya, saya pun berganti dengan pakaian semula dan kembali lagi ke dunia. Setelah itu saya
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas dikabulkannya permohonan saya tersebut.

8. Laporan Kedelapan

Saudara Hamdun dari Cililin, Bandung, Jawa Barat.

Pada suatu malam, sehabis sembahyang Isa, saya mengamalkan amalan-amalan wajib berulang-ulang.
Malam itu, saya memperbanyak amalan mohon rejeki.

Ketika saya sedang khusuk memohon, Allah berkata, “Hai Hamdun, kalau kamu ingin kaya atau banyak
rejeki sembah saja pohon keladi yang ada di depan rumahmu tiga kali setiap pagi, nanti Aku beri kamu
kekayaan yang melimpah ruah.”

Lalu saya menjawab, “Ya Allah, aku tidak mau menyembah pohon keladi walaupun akan mendapat
rejeki yang berlimpah ruah, karena yang wajib saya sembah hanyalah Engkau dan hanya kepada Engkau
aku mohon rejeki, bukan kepada pohon keladi seperti yang Kau katakan itu.”

“Bagus Hamdun, kamu berhasil lulus dari ujianKu, teruslah mohon kepadaKu.”
Karena tekun memohon, akhirnya saya mendapatkan rejeki yang cukup untuk memperbaiki rumah.
Bahkan kemudian saya bisa membeli kendaraan serta berbagai kebutuhan lainnya.

9. Laporan Kesembilan

Saudara Tiram dari Yogyakarta.

Pada suatu malam, sehabis sembahyang Isa, saya mengamalkan amalan-amalan wajib. Setelah itu, saya
mohon kepada Allah untuk melancong gaib. Atas izin Allah maka permohonan saya terkabul. Saya
melancong gaib dari Ujung Menteng, Jakarta Timur, menuju rumah ibu saya di Yogyakarta.

Sampai di tujuan, saya berjumpa dengan ibu. Lalu ibu menegur saya, “Jam berapa kamu dari Jakarta,
dan naik apa ?”

“Saya naik bus, bu.”

Ibu saya lalu menyiapkan makanan dan menyuruh saya untuk makan. Saya menolak walaupun ibu terus
memaksa.

Lalu saya memberi alasan, “Maaf bu, saya hanya bisa singgah sebentar karena ada tugas penting.” Lalu
saya berpamitan.

Ibu saya tampak menyesal karena saya tidak mau makan sedikit pun makanan yang disediakan beliau.

Beberapa hari kemudian kakak saya yang juga di Jakarta pulang ke Yogya. Sesampainya di Yogya ibu
menceritakan tentang kedatangan saya ke Yogya. Kakak saya menjadi terheran-heran mendengar cerita
ibu, karena pada malam saya datang ke Yogya seperti yang diceritakan oleh ibu saya itu, saya ada di
rumah kakak saya di Jakarta dan tidak pergi kemana-mana. Ibu pun menjadi lebih heran lagi.

Lalu beliau bertanya, “Kalau begitu, apanya yang datang ke sini ? Padahal jelas ibu melihatnya dan
menyediakan makanan untuknya. Pantas saja dia tidak mau makan sedikit pun.”

———

Jelaslah bahwa dengan kekuasaanNya, Allah SWT dapat saja mewujudkan atau menjelmakan rohani
seseorang sehingga dapat dilihat oleh orang-orang yang ditujunya. Kejadian yang dialami oleh saudara
Tiram ini mirip dengan peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad.

Di sini jelaslah bahwa Allah itu yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang, tidak memandang apakah itu
seorang nabi ataukah seorang awam. Bagi Allah semua sama saja, yang penting siapa yang paling
bertakwa, itulah yang paling diridhoi dan dimuliakanNya.

10. Laporan Kesepuluh

Saudara Makmur dari Bukit Tinggi, Sumatera Barat.


Pada suatu malam, kira-kira jam sebelas, saya memohon kepada Allah untuk melancong gaib ke neraka,
sebab saya ingin melihat orang-orang yang sedang disiksa di sana.

Atas izin dan kemurahan Allah SWT, permohonan saya dikabulkan. Allah memperlihatkan bermacam-
macam siksaan di neraka kepada saya. Yang terakhir saya lihat, tampak orang-orang yang dibakar
dengan api neraka bertingkat-tingkat.

Pada tingkat yang paling bawah, tampak orang-orang yang disiksa itu sudah menjadi hitam sekali. Makin
ke atas menjadi agak kemerah-merahan, sedangkan perutnya besar-besar.

Karena saya yakin bahwa kepergian saya disertai Allah, maka saya bertanya, “Ya Allah, kenapa orang-
orang tersebut disiksa begitu ?”

Allah menjawab, “Orang-orang yang paling bawah itu, yang paling hitam, pada waktu hidupnya menjadi
seorang lintah darat atau rentenir. Sedangkan yang lain, yang di atasnya, pada waktu hidupnya suka
memakan barang riba atau rejeki-rejeki yang tidak Aku ridhoi.”

Dari penjelasan Allah itu, saya merasa diingatkan oleh Allah karena kebetulan saya adalah seorang
anggota POLRI. Kemudian, saya mohon kepada Allah untuk kembali, dan setelah itu saya mengucapkan
syukur.

11. Laporan Kesebelas

Saudara Maman Rahman dari Tasikmalaya, Jawa Barat.

Pada suatu hari, saya pergi menemui bapak penuntun. Lalu saya berkata, “Pak guru, saya datang ke sini
minta izin untuk melancong gaib ke tempat di mana saya akan ditempatkan apabila saya kembali atau
mati nanti.”

Bapak penuntun berkata, “Coba kamu mohon langsung pada Tuhan.”

Lalu saya duduk bersila dengan takzim dan mohon kepada Allah, “Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa,
Mahapengasih lagi Mahapenyayang, aku mohon melancong gaib ke tempat di mana aku akan Engkau
tempatkan bila mati nanti.”

Atas kemurahan Allah SWT, akhirnya keinginan saya dikabulkan juga. Mula-mula saya merasa keluar dari
raga saya dengan memakai jubah yang sangat panjang berwarna kemerah-merahan.

Sampai di suatu tempat yang sangat indah, saya dijemput oleh beberapa orang bidadari yang sangat
cantik. Di antara mereka ada yang memegangi jubah saya karena panjangnya.

Karena saya ingat akan pesan bapak penuntun bahwa kita tidak boleh menyusahkan orang lain, maka
saya memohon kepada Allah agar jubah saya dipendekkan.

Setelah jubah itu menjadi pendek, bidadari itu menjadi bebas, tidak perlu memegangi jubah saya lagi.
Dengan didampingi oleh para bidadari itu, saya dibawa ke suatu ruangan yang sangat indah dan harum
semerbak, tiada bandingannya di dunia. Di sana, segalanya serba ada. Saya ingin apel langsung tersedia,
ingin minum anggur sudah ada.

Karena asyiknya saya di tempat itu, Allah pun menegur saya, “Hai Maman, cepatlah kamu pulang ke
dunia karena kamu masih orang dunia.”

“Aku tidak mau kembali ke dunia, ya Allah. Aku takut berbuat dosa lagi.”

“Kalau kamu tetap beriman kepadaKu dan beramal saleh, niscaya kamu akan kembali lagi ke tempat ini.”

Setelah Allah berkata begitu, maka saya pun mohon untuk kembali. Tapi ketika saya akan masuk ke
dalam jasmani saya, saya merasa bingung karena jasmani yang akan saya masuki besarnya sama dengan
saya.

Kemudian terdengar petunjuk dari Allah, “Hai Maman, kau tindihi saja ragamu itu.”

Maka, saya tindihi saja raga saya itu. Setelah itu, saya merasa dapat bergerak bebas seperti biasa.
Kemudian saya melakukan syukuran.

12. Laporan Kedua Belas

Saudara Sumaji dari Pacitan, Jawa Timur.

Setelah saya menjalani pembersihan dengan bimbingan bapak penuntun, maka saya menekuni semua
amalan yang diberikan kepada saya. Pada suatu ketika, kira-kira selama 4 hari 4 malam saya tidak tidur
untuk munajat mengamalkan semua amalan yang ada. Saya hanya beristirahat pada waktu-waktu
sembahyang fardu, makan dan minum serta waktu mandi saja.

Atas ketekunan saya itu, pada malam keempat saya mendengar Allah berkata, “Hai Sumaji, apabila kau
sudah betul-betul menyerahkan dirimu padaKu, maka bunuhlah dirimu !”

Kemudian saya bertanya, “Siapa yang memerintahku ini ?”

“Aku Tuhanmu.”

“Di mana Kau berada, ya Allah ?”

“Aku ada bersamamu, di mana kau ada Aku ada.”

“Bila sungguh-sungguh Engkau yang memerintahkan, aku akan melaksanakannya ya Allah.” Lalu saya
pergi ke dapur mencari pisau yang paling tajam.

Istri saya yang sedang di dapur bertanya, “Untuk apa pisau itu ?”

“Saya mau bunuh diri.” jawab saya.

“Aduh, jangan berbuat begitu,” larangnya dengan panik.


Tapi saya tidak menghiraukannya dan berkata, “Ini perintah dari Allah.” Kemudian pisau itu saya hujam-
hujamkan ke seluruh tubuh saya. Ternyata, sedikit pun pisau itu tak dapat menggores badan saya.

Kemudian terdengar Allah berkata, “Sudah, berhentilah! Ketaatanmu kepadaKu sudah terbukti, dan
sebagai hadiahnya, sekarang Kuajak kau ke neraka dan surga.”

Dalam sekejap mata, saya telah sampai di neraka. Tuhan memperlihatkan kepada saya orang-orang yang
di siksa di sana atas dosa-dosa mereka. Setelah itu, dibawaNya saya ke surga.

Karena begitu indah dan nikmatnya surga, saya merasa sangat betah dan tidak ingin pulang lagi ke dunia
fana. Tapi kemudian saya bertemu dengan bapak penuntun yang menyuruh saya kembali ke dunia.

Maka, saya pun segera mohon untuk kembali, dan setelah sampai, saya melakukan syukuran kepada
Allah.

———

Laporan-laporan dari para pengikut IKDA yang lain pada umumnya senada dengan laporan-laporan di
atas. Laporan yang terbanyak yaitu mengenai praktek-praktek pengobatan orang-orang sakit, baik yang
disebabkan oleh penyakit ‘biasa’ maupun penyakit yang aneh. Penyembuhan biasanya dilakukan dengan
menggunakan air putih yang didoakan, gerakan gaib, maupun dengan berdasarkan petunjuk suara gaib
dari Allah SWT.

PENUTUP

Setelah kita membaca dan menelaah isi buku ini dari awal sampai akhir, maka kita mendapat kesimpulan
bahwa apabila Allah menghendaki, tidak ada satu persoalan pun, baik di dunia maupun di akhirat, yang
mustahil bagiNya.

Kita bisa mengetahui keadaan surga ataupun neraka, bisa mengobati orang-orang sakit, bisa bercakap-
cakap dengan Allah dan sebagainya hanyalah karena Allah menghendakinya atau atas seizin Allah. Kita
manusia ini dikatakan lahaola wala kuwata, tidak berdaya dan tidak berdaya apa-apa. Semuanya bisa
terjadi karena kuasa Allah.

Maka setelah menghayati pelajaran ini, marilah kita semua mulai untuk selalu melaksanakan segala
perintah Allah, menjauhi segala laranganNya, menanamkan sedalam-dalamnya rasa persatuan dan
kesatuan serta rasa welas asih terhadap sesama manusia dan menghindari sejauh-jauhnya rasa
permusuhan dan rasa benci terhadap sesama kita tanpa memandang bangsa dan agama. Juga,
wujudkan dan amalkanlah isi Pancasila sebaik-baiknya, sehingga kita menjadi manusia Indonesia yang
seutuhnya, yang berbudi luhur serta berguna bagi nusa bangsa dan agama kita. Dengan demikian,
mudah-mudahan kita mendapat ridho Allah di dunia dan di akhirat.
Akhir kata, semoga Allah menjadikan negara kita Republik Indonesia ini sebagai negara yang subur,
makmur, tenteram, damai dan sejahtera untuk selama-lamanya. Amin ya Allah ya robbal alamin.
Akhirulkalam wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum wr. wb.

———————————————————————————–

KETERANGAN :

1. Ilmu ” MUSTIKA IMAN “ ini adalah ilmu Ma’rifat, sehingga untuk bisa memahaminya perlu di baca
berulang-ulang. Adakalanya bahkan ilmu ini terkesan seperti bertentangan dengan sariat islam, tetapi
sebenarnya karena keterbatasan kita dalam memahaminya, untuk itulah perlunya pembimbing untuk
menjabarkan maksud dari tulisan di dalam buku ini.

2. Pengamalan Ilmu ” MUSTIKA IMAN “ dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai dzikrullah yang
untuk selalu mengingat kepada Tuhannya dimana saja, kapan saja, dan waktu apa saja baik sehabis
shalat maupun sesudah shalat. Tidak ada batasannya selama kira melakukan dzikir

3. Ikhwan ” MUSTIKA IMAN “ yang baru dalam tahapan belajar dan belum melakukan pembersihan, di
sarankan jangan mempraktekkan penggunaan ilmu ini sebelum mendapatkan arahan dari pembimbing..

5. Selalu ikutilah pertemuan dengan ikhwan-ikhwan senior ” MUSTIKA IMAN “ guna mendapatkan
siraman rohani untuk kemaslahatan kepada diri kita maupun orang lain pada umumnya.

6. Pengamalan ILMU KESEMPURNAAN DUNIA-AKHIRAT / MUSTIKA IMAN ini harus di dampingi oleh
pembimbing, tidak bisa asal – asalan saja. Kami tidak bertanggung jawab, apabila ada yang
mengamalkan sendiri sehingga terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Bagi anda yang berniat untuk ikut mendalami Ilmu ini, silahkan menghubungi Waris Muhummad
Sholichin dengan alamat kami

JL. Ngasinan, Rt 03 /010, Desa Jimbung, Kec. Kalikotes, Kabb. Klaten, Prov. Jawa Tengah

Syarat dan ketentuan menjadi peserta :

1. Datang dan temui saya secara langsung untuk penjelasan lebih jelas dahulu.

2. Ada kemauan untuk belajar secara rutin.

3. Untuk selalu bertemu, melakukan konsultasi, dan menanyakan hal-hal yang belum bisa dipahami.

4. lakukan pelajaran tersebut di mana saja, kapan saja, dan waktu apa saja untuk selalu dzikrullah secara
terus-menerus.

UNTUK REKAN – REKAN SENIOR MURID IKDA SEMUANYA, MARI KITA JALIN TALI SILATURRAHMI SAMA
– SAMA MURID MUSTIKA IMAN. SEMOGA ALLOH SWT MERIDHOI.
Kita sebagai murid-muridnya teap melanjutkan perjuangan melaksanakan kebaikan sesuai dengan
akidah agama yang berdasarkan Al-Quran dan hadis sesuai dengan pesan beliau.

BAGI YANG INGIN ATAU YANG SUDAH BELAJAR, UNTUK MELAKUKAN PEMBERSIHAN BISA KAMI LAYANI
DI MANA SAJA SESUAI DENGAN KESEPAKATAN YANG DITENTUKAN, BISA DI RUMAH SAYA MAUPUN DI
MANA SAJA YANG DIKEHENDAKI.

DARI URAIAN TERSEBUT DI ATAS, SAYA MOHON KRITIK, SARAN, MASUKAN APABILA HAL-HAL YANG
TERSEBUT DI ATAS ADA YANG TIDAK BERKENAN DI HATI SAUDARA DAN APABILA ADA HAL-HAL YANG
BELUM BISA DIPAHAMI SILAHKAN BISA MENGHUBUNGI ATAU BERTEMU SAYA LANGSUNG AGAR BISA
LEBIH DIMENGERTI.

DEMIKIAN INFORMASI INI SAYA BUAT, SEMOGA BISA MEMBAWA BANYAK MANFAAT UNTUK KITA
SEMUA…AMIEN…….

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Disampaikan Oleh,

Waris Muhammad Sholichin

Anda mungkin juga menyukai