Di Dolom Diri
Z\do Z\llob
Ada Sifat-Nya,AdaAsma-Nya,
AdaAf 'al-Nya, danAda Dzat-Nya
(.)
--
:::E
LI)
�
�
0
0
Sanksi Pelan.ggar.an Pasal 72
Undar1g-Unda11g Nomor 19 Tahun 2002
ten tang HAK CIPTA
1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak 1nelakukan perbuatan seba
gaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipi
dana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rpl.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling
lama 7 (hijuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
(.)
:::E
-
LI)
�
�
0
0
Di Dolom Diri
a a
Ada Sifat-Nya, Ada Asma-Nya,
Ada Af'al-Nya, dan Ada Dzat-Nya
CIPTA HENING
-
LI)
�
�
0
0
E>i E>ALAM E>iJU AE>A ALLAH
Ada Sifat-Nya, Ada Asma-Nya, Ada Af'al-nya, dan Ada Dzat-Nya
Ditulis oleh: Cipta Hening
Art Desig11er: Achmad Subandi
© 2010 Cipta Hening
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Diterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia-Jakarta
Anggota IKAPI, Jakarta 2010.
998102566
ISBN: 978-979-27-9003-0
Motivasi Islami
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau selurtih isi buku
ini tanpa izin tertulis dari Penerbit, kecuali kutipan kecil dengan menyebtitkan sumbernya
denga11 layak.
-
LI)
�
�
0
0
Ucapan Teriin.a Kasih ............................................................. IX
Kata Pengantar ........................................................................ XI
IIustrasi ............................................................................ ........ xv
Pendahuluan ........................................................................... xvii
t, ..••••
• .�
o. oc ,d
.....
•••
••
••
�'-.J:o-: �
•
I
:)
•
O, '
:o,co
•
•.. . ,,•••"'
�;
rat
.....
•
•• 0 •
'
'i
j
�
{J c>
,.
�
' I�
I
o,
• c.;;.
�
C
r
�
::l •
....
•
;J. �
l
••• _,,,
�· Cr> • O•
o· t ,,.
�
• I •
,,.. .Q.�
•
...
o;: .o�
��
OTt
�
0
:� �)•&i
,' •c
. ••o.;.
••
'
-
.,.
f
6b ,, ,,..• Y""
••••
.
v"
,.� I
�
�(l .Y:,: •
•
•'•
�· '1 � ? 9,0
.. og:.
•
:·c:.•• .. ••,
:�/!\ �I
· �o J;/ i.. .. �
"•,1'
'.'(,
·'Q:
b.,. ()
::E
-
(/)
:!'.::
Buku ini komi dedikosikon kepodo
Z\lmorbum Syeb Nur Z\lom Syob \Jsmon,
beserto keluorgo besor beliou
(.)
--
:::E
LI)
�
�
0
0
•
'•
;o.
�
ob ·*· k
� • ••
.,
,,... Q r:
• �
•
••
!J): • r
J:,:
.:,(I '
••
•
.....
iu I
..��
.. •
"'•.,O.• r1.i1 ,>
• •• •
•
�
�(c. •
\
.®
•
0 �I ,,
lib
�
•
QI
•
� '"1,�
I
0
·�
•
h. .
0
,- �
i' . V
•
�
f •
• Q
"vo.
•
0 \'r'O
�
�
-?
t
10
'5'
•
,r
,
• :o.: '
,t;t
0 �
'� ··�
•·o·•
i 'r
j
., •
6.
.,. �-
!J
····•t• �
•
•••
o!
�..
,'..I.
•
""
•••
\ ��n
•
..
��
•
·o,y
:•• o ,
••
-o·
I w
);
...
• II)'
�
•• -,0,
�6
�
•••
'
0
••• 0
::l'
,0
Kepada Ibu Yahmi dan Bapak Hari, yang telah mela
hirkan dan membesarkan kami.
••• ••
• • '
••
•:o
••••
1
·· ...o.
. n
?1:: '
r
I
,.. @
0
fe
�
,$.111
�,
0•,..
rfo "'-
I:;;I ....
�
�
"' � .
-
� !! "l
• �
•
.. d ..,.•
•••
.. •
• •
��
?
O· 0 •
....
··..�,
•0
I,
:de{
••
• "•
••0
•••
I
••
••
•
�v .
0
'•11U•
•••
..
cJ,
.,.
-
::'E
KA lf\ PENGf\Nlf\R.
14)
X1 l::
Di Dolom Diri Z\do Nlob
Hormat kami,
CIPTA HENING
..
XJll
�
. -
l::
-�
�='O
-�
6bb •• If •• i:
.,.
y � A.
1
;,,····
O• ;;:
,...•
:,:
...• .. )
0� '
. ••""•.
• ·,;,;J•
>
..
• •
�
• C
..
•••
•
0
•
. : �
'
• o
••••
.. •
•' 0 .
:o ••
'I
�:
•••
6
i'.:.l •••
••
• •
'C 11 9.
-�
u..,V
......
•
:c,,••
••• -o· �:
,.,
• 0
:.....,..,..p,..
... �
Q'O;
.,;..J,i, ()
�
1/)
iLBSlRASi
• •
xv
14)
l::
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
••
XVII l::
Di Dolom Diri Z\do Nlob
• .
J�-
' I
• •
�
.�.'\
•,4 l\
I •
,
-...,
I
''t •', I
• •
• •I
.•
• • 1 -'; ;
ENYEL
•
J �J
••
l
I :
•... .·.1I .
r
•
-�
• t .... ••
J ,
....f . ';
,_ ; ��··
.·.,·. ,,.�,,,.., .,('\.
��
t I
t #
'
..... ..
• •
• •
, ''
..
,, lll
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
Biasanya, orang yang seperti ini tidak mau tersaingi dalam se
gala urusan, baik itu urusan harta dan amal ibadah, maupun
di dalam kehidupan sehari-harinya, selalu ingin menonjolkan
diri, suka disanjung, dan gila hormat. Bertindak dan berbuat
tanpa memedulikan norma-norma agama, bertindak dan
berbuat tanpa rasa sopan dan santun, berbuat sesuka hati.
Manusia yang seperti ini adalah setan yang berwujud manu-
s1a.
1\\enyelomi Diri untuk 1\\engenol 'Cuban
sah dari roh. Jasad manusia yang berasal dari tanah kembali
ke tanah, sedangkan roh yang berasal dari-Nya, meneruskan
perjalanannya menuju alam akhirat, yang merupakan alam
keabadian dan kekal, bersama dzat-Nya.
pada diri kita itu atas kuasa kita, maka dengan terang-terang
an diri kita, telah mengaku sebagai Tuhan, itu menurut ilmu
Tauhid. Hal ini yang tidak semua umat Islam sadari dan pa
hami. Jadi begitu penting bagi umat Islam untuk belajar dan
menjalani ilmu Tauhid.
Sekarang bergantung amal dan perbuatan diri manusia, mau
kekal di surga atau neraka Allah ta'alla, karena janji Allah pas
ti ditepati. Perbuatan baik walau sebesar debu pasti dibalas
oleh-Nya. Begitu juga dengan perbuatan buruk. Allah pasti
juga akan membalas-Nya dengan balasan yang setimpal.
''Sekali lagi kami sampaikan, diri manusia bisa melihat, men
dengar, berkata-kata, dan lain sebagainya. Itu semua adalah
sifat Allah yang diberikan kepada manusia, dan manusia ti
dak berhak mengakui dan menghaki sifat-sifat tersebut. Kalau
manusia mengakui sifat-sifat tersebut, berarti telah berbuat
musyrik pada Allah, dan meyakini ada sifat lain selain sifat
Allah. Karena segala sesuatu berasal dari Dia dan berpulang
pada-Nya. Termasuk segala sifat berasal dari-Nya, manu
sia harus mengembalikan segala sifat tersebut kepada-Nya.
11
Inilah dasar menuju Arif billah atau makrifatitllah.
Dengan menyempurnakan pengetahuannya akan keberadaan
Tuhan, dan meyakininya dengan keyakinan yang dibenar
kan oleh akalnya, dimantapkan oleh hatinya, dan dinyatakan
dengan perbuatanya. Maka, mereka inilah kekasih Allah.
Saudaraku, di masa sekarang banyak bermunculan ajaran
ajaran baru yang dibawa seseorang yang mengaku sebagai
utusan Tuhan. Bahkan dengan terang-terangan berani meng
aku sebagai Tuhan. Ini tentunya sangat memprihatinkan kita
semua, sebagai umat yang beragama yang mengakui dan me
yakini Tuhan yang Esa, dan tiada sekutu bagi-Nya, juga tiada
Menyelomi Diri untuk Mengenol 'Cuban
,_
• •
f
.
•u
..,...
•• #'
. ..
.. '::l
.,J, . ) .. .. .
' ..,,_.. ,.,
. ;.:· j,;t
I • .
•
,,,...,.,., •
...
• -*
-#
••
!, •
•
,.
" I
,
•
•
.'
• •
l'f
'
• •
.
•\
•••
•
••
St:J J;)
.. -.
• ( •
•� -,.
i•
•
•
... . ,,-
ENYE
••j.:!·.
••
-� I
.. •
.'.f' t • •
4 ...... 1 '
fi ' ' •
··'1W·
N? �
•
.
•
• ' _.
I •
\._ �·
•
,
ft'
I
I
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
Seperti keberadaan akal, nafsu, rasa, hati, jiwa, dan roh pada
manusia itu berada di dalam diri manusia. Diri ini begitu luas
dan besar. Luasnya dan besarnya tiada bisa di jangkau oleh
akal pikiran manusia. Jadi, kalau kita bicara tentang diri, kita
bicara sesuatu yang gaib, seperti bicara tentang akal dan naf
su, rasa dan hati, juga bicara tentang jiwa dan roh. Itu semua
yang keberadaannya kita yakini ada, akan tetapi kita tidak
pernah menjumpai itu semua dengan indra lahiriah kita.
Itu semua ada dan adanya di dalam diri manusia, serta gaib
adanya. Keberadaannya hanya bisa di rasa, dan rasa inilah
yang dapat mengenali itu semua (baca tentang rasa, hati dan
diri, di bab selanjutnya). Dan diri manusia yang secara lang
sung berada di dalam kekuasaan Tuhan, yang bisa berhu
bungan langsung dan bertatap muka dengan-Nya. Sedangkan
tubuh adalah yang meliputi anggota badan lahiriah kita, dan
itu sifatnya nyata, keberadaannya bisa dibuktikan dengan in
dra lahiriah manusia.
kita lakukan dan yakini, dan menurut diri kita hal itu sudah
benar. Akan tetapi bagaimana menurut tauhid? Perbuatan
serta amal ibadah yang bagaimana saja yang benar dan salah
menurut tauhid. Dan sudahkah segala perbuatan dan amal
ibadah kita bertauhid?
das, dan rasa gula itu manis, tapi sadarkah kita? Bahwa sebe
narnya wujud daripada garam, cabe, dan gula, adalah hanya
merupakan sarana, dan pada hakikatnya rasa tersebut, atas
kehendak Allah semata.
Amal ibadah yang disebabkan karena ingin ini dan itu, amal
ibadah tersebut akan tertutup awan tebal. Yang menjadikan
awan nan tebal, adalah segala bentuk keinginan dan tujuan
dari setiap amal ibadah yang tidak dikarenakan Allah ta'
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
Di dalam shalat pun kita sering lupa. Sering merasa yang ber
diri, rukuk, dan sujud adalah atas kekuatan diri kita sendiri,
tidak pemah sedikit pun diri kita menyadari, bahwa sesung
guhnya diri kita berdiri, rukuk, dan sujud di dalam shalat, itu
semua kuasa dan kekuatan Tuhan kita. Kalau di dalam penge
tahuan Tauhid, disadari atau tidak, sesungguhnya kita telah
menyekutukan-Nya. ''Lho, kok bisa?''
Jadi, jujur pada diri sendiri itu sangatlah penting dalam meni
ti jalan makrifatullah. Karena dengan kebohongan-kebohong
an akan terciptalah berhala-berhala baru, dan itu jarang sekali
kita sadari. Karena perbuatan musyrik ini sangatlah halus,
sehingga kita berbuat pun tiada terasa.
Rasa garam itu asin, kita meyakini hal itu. Tapi kita belum per
nah mencoba rasanya garam, keyakinan kita masih ''katanya
orang'' atau ''baca tulisan''. Keyakinan kita belum sempurna
sebelum kita sendiri merasakan asinnya garam. Keyakinan di
buktikan dengan perbuatan, setelah berbuat, rasakan, barulah
kita menemukan kebenaran yang hakiki. Islam tidak meng
ajarkan mimpi, hidup di alam khayal, tetapi Islam mengajar
kan kebenaran, kenyataan, dan keberadaan. Ajarannya, janji
nya, semuanya benar, ada dan nyata.
•• ' It't
''t '• C ·l •. �
.
•
•
\
1 ,•....
' ••
I
I
I
•
••
•
•
.-�·t! ;
. '
ENYEL J i';
·... ' (
I•
., • I '
t-';
.,,. 'Ir, ' ' ,.
EBE
• •
•,L
. , • I
• I
,...1"' . ')"
• }["" ·�
· ', i \ �.
,:. • •
' l \ ..
I• • ;
•
t
·...,·.�· ,..e,.
• •
•• t
�
•
'ti.. .,.• I•
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
Kalau berbuat masih karena ini dan itu, bergantung ini dan
itu, supaya ini dan itu, kita belum berada di dalam kebenar
an dan keberadaan Tuhan. Kita masih jauh berada di luar
kebenaran dan keberadaan Tuhan. Pemahaman kita, sikap,
dan perbuatan kita masih belum berada di jalan Allah ta'alla.
Kebenaran yang diyakini selama ini, dengan mempertahan
kan sikap fanatik, kaku, dan kolot adalah produk dari akal
dan nafsu, dan bukan dari kesadaran diri manusia.
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
If
. ... , ,,,.- _-;:,�....�
" . .. •.. ....,_..._a:..-- -, ..: a;-._>,,.: . "V"'""
...
..,. _ .-
;-
(
.
..
,,,.,,,
·· > f ;.
. .,..,
--- ..... �
i
ii
.. '\ It
.......
0
••
.:
... .. .L...:. •
• ..
,,j •
� I
.. •._,..,-·') ·.:,.;
- .,_ .
'
•
• .\
�,
•
•• I
''t l• ( • •1 •• .f •
• \
• 1 1•
(:i
\ ..·
•
I'
• •
••
I
I
•
•
f .
•
�·
.,- ·¢' • •
£-., �
'4 � \I •
� • , I \ l., 1
-.,:,�1..' '
l • •
.. .. ,...... i
t
• I ·•
. I '
• • •
• '
..
•1 ...
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
..
...
,. .... -�'/.
'. i,. � - ,,;_ ���- · -
.
:.. •• • - .. .-ae.;�
..
. • •,
�
....
..;:·•
.f
. ..
.. . ..
,. ," I, ...
•
•
.'
• •
l'f
•\
' .
• •
•••
•
••
.: .
s SEN NG,,
(
• -,.
-�
i.
• fi ' ' •
. :,,, �
· ..•
'4 • <
I _) \
�;
I• • \(
• t
�-·. . .:Ae;
i
fts
-� . .\
• • _. \ I
• -. ,-• '
I
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
Coba, rasa lemah dan rasa tak berdaya sebagai hamba, kita ra
1
sakan di dalam kehidupan sehari-hari kita, niscaya Allah ta al
la akan memberikan segala kekuatan yang luar biasa bagi diri
kita, inilah dasar makrifat. Firman Allah di dalam Hadis Qudsi,
''Kepada hambaku yang berserah diri pada-KU, dengan sega
la ketiadaannya, maka AKU jaga dia. Dan kekuatannya ada
lah kekuatan-KU, penglihatan dan pendengarannya, adalah
penglihatan dan pendengaran-KU, dan AKU tempatkan dia,
di dalam dunia dan akhirat, berada dekat di sisi-KU."
lah rasa. Begitu juga, jika kita ingin mendekat dengan Tuhan
harus dengan rasa. Karena kehadiran dan keberadaan Allah
ta'alla sangatlah rahasia, dan tidak bisa dijangkau oleh indra
lahiriah kita, dan hanya dengan ''rasa'' kehadiran dan keber
adaan Allah, bisa di kenali dan di ketahui. Maksudnya, keha
diran dan keberadaan-Nya hanya bisa dirasakan. Ini adalah
hakikat perbuatan makrifat.
Coba rasakan kehadiran-Nya, di dalam detak jantung kita, ra
sakan di setiap tarikan napas kita, rasakan setiap aliran darah
di dalam tubuh kita. Itu adalah salah satu kekuasaan Tuhan,
bukan kekuasaan kita. Coba pikirkan, jika itu menjadi kekua
saan hamba, bisakah hamba menghentikan detak jantung, bi
sakah hamba menghentikan tarikan napas dan bisakah ham
ba menghentikan setiap aliran darah di dalam tubuh. Kita
tentunya yakin dan percaya, bahwa kita tidak akan mampu
melakukannya. Itu sebagai pertanda bahwa kita yang merasa
mempunyai tubuh ini, tetapi tidak kuasa untuk memiliki dan
menguasai tubuh ini. Hanya milik dan kuasa Tuhan semata.
Selama ini, sering kita merasa bahwa yang bisa melihat itu
mata, yang bisa mencium itu hidung, dan yang bisa berkata
kata adalah mulut. Tetapi sesungguhnya bukanlah mata yang
bisa melihat, bukanlah hidung yang bisa mencium, dan bu
kanlah mulut yang bisa berkata-kata. Pernahkah kita memper
hatikan pada orang yang sudah meninggal. Dia masih punya
mata, tetapi sudah tidak bisa melihat, masih punya hidung,
tetapi tidak bisa bisa mencium, dan masih punya mulut, teta
pi tidak bisa berkata-kata. Karena nyawa sudah berpisah dari
jasad, maka sang jasad sudah tidak bisa melihat, mencium,
dan berkata-kata. Jadi sang jasad bisa melihat, bisa mencium
dan bisa berkata-kata, adalah dengan adanya nyawa di dalam
jasad.
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
Nah, nyawa inilah yang memiliki rasa. Rasa ini sifatnya gaib,
tidak bisa terlihat ataupun tercium oleh indra lahiriah kita,
tiada bisa dijelaskan oleh huruf dan kata-kata, hanya bisa
dirasakan, bagi orang yang sudah merasakan. Seperti ma
nisnya gula. Bisa merasakan manisnya gula, apabila sudah
mencicipinya. Kita meyakini bahwa rasa. gula itu manis, tetapi
kita tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata tentang manis
itu bagaimana, seperti apa, sebelum dirinya sendiri mencici
pi rasanya gula. Jadi rasa itu gaib, tetapi ada, adanya hanya
bisa dirasakan. Satu contoh kita berjalan di medan gelap gu
lita, tiba-tiba kaki kita terbentur batu. Kaki kita yang terkena
batu, tetapi seluruh tubuh kita yang merasakan sakit. Mulut
meringis menahan rasa sakit, mata mengeluarkan air mata.
Dan dengan rasa, kita tahu bahwa yang membentur kaki kita
itu adalah sebuah batu, padahal gelap gulita. Rasa sakit, rasa
demam, rasa dingin, rasa senang, rasa sedih, rasa... rasa... se
muanya rasa.
Rasa senang, rasa kasih, dan rasa sayang adalah hanya seba
gai salah satu jalan menuju haribaan Allah ta'alla, dari sekian
banyak, dari sekian juta, dan dari sekian miliar jalan menuju
haribaan Allah ta'alla. Perlu dihindari sikap fanatik dan kaku
dalam memahami dan menjalani salah satu jalan menuju ke
haribaan Allah ta'alla, agar diri manusia tidak terjebak di da
lamnya.
Sejenak kita kembali ke ajaran Islam. Inti dari ajaran Islam
adalah kasih dan sayang kepada semua makhluk, termasuk
pada alam di sekitar kita, pada binatang di sekitar kita dan ke
pada sesama manusia di sekitar kita. Tidak membeda-beda
kan agama dan keyakinan, dan tidak membeda-bedakan war
na kulit, suku, dan bahasa. Kita harus memberikan rasa kasih
dan sayang dengan kadar yang sama.
Seperti yang telah dicontohkan Baginda Rasulullah saw.,
di dalam kehidupan sehari-harinya. Pemah suatu hari
Rasulullah saw dilempari batu dan diludahi muka beliau,
oleh salah satu kaum Qurays. Dan malaikat Jibril pun datang
memberi bantuan, untuk membalas perbuatan orang tersebut.
Tetapi apa jawab Rasulullah? ''Jangan fibril, jangan! Mereka ber
buat aniaya kepadaku karena mereka tidak tahu akan diriku dan ke
benaran ajaranku. Andai mereka tahu, pastilah mereka tidak berbuat
aniaya kepadaku. Kita maafkan mereka dan doakan mereka, agar
Allah ta'alla membukakan mata hatinya, sehingga mereka tahu kebe
naranku dan kebenaran ajaranku.'' Begitu mulianya budi pekerti
beliau, begitu penuh rasa kasih dan sayangnya beliau terha
dap sesama, bahkan dengan nyata orang tersebut, telah me
nyakiti beliau. Akan tetapi beliau dengan mudah memberikan
maaf, malah mendoakan orang tersebut. Ini merupakan con
toh dan suri teladan yang luar biasa bagi kita, sebagai umat
Islam dan umatnya. Berbuat baik kepada orang yang baik ke-
R.oso Senong, R.oso 't(osih, don Soyong
pada kita, adalah suatu hal yang biasa. Tetapi berbuat baik ke
pada orang yang memusuhi kita dan aniaya kepada diri kita,
adalah perbuatan yang amat luar biasa.
Arif billah tiada rasa ragu dan khawatir akan semua janji-janji
Allah, dan seorang Arif billah tiada pernah mengerjakan amal
ibadah karena ini dan itu. Walau itu nyata-nyata di dalam
agama, Allah janjikan ganjarannya, pahala dan surga. Di da
lam hati beliau tiada pernah barang sedikit pun, walau sebe
sar debu, terlintas dan terbayang akan ganjaran, pahala dan
surga di dalam setiap amal ibadahnya. Beliau beramal ibadah
benar-benar karena Allah semata. Bagaimana beramal ibadah
yang benar-benar karena Allah? ''Dengan ikhlas'' dengan
menyadari bahwa segala perbuatan kita adalah atas izin Dia,
tiada kuasa diri kita atas sesuatu, segala sesuatu adalah dari
kuasa-Nya. Inilah ikhlas yang sempurna, ikhlas Arifbillah.
''Ikhlas sendiri ada berapa tingkat dan tahapan. Ikhlas karena
makhluk, ikhlas karena perintah Allah, ikhlas karena Allah,
dan ikhlas yang sempurna, yaitu perbuatan ikhlas yang sudah
mentauhidkan Allah.''
Ikhlas karena makhluk adalah, perbuatan yang di dasari kare
na sesuatu yang disebabkan oleh makhluk, dan karena makh
luk.
Ikhlas karena perintah Allah adalah, perbuatan yang di dasari
oleh tuntunan agama. Ikhlas karena peritah Allah, perbuat
annya masih mengharapkan pahala dan surga, dan takut sik
sa api neraka.
Ikhlas karena Allah adalah perbuatan yang tidak mengharap
kan pahala dan surga, dan tidak pula takut dengan adanya api
neraka. Perbuatannya semata-mata hanya mengharap ridha
dan rahmat dari Allah semata. Ikhlas yang sempurna adalah
perbuatan yang tanpa di dasari karena makhluk, karena pe
rintah Allah, karena Allah. Perbuatannya di kerjakan begitu
saja, tanpa mengharap sesuatu apa pun, baik itu dari makhluk
Roso Senong, Roso 'liosih, don Soyong
Tetapi rasa senang yang timbul dan ada, bukan karena dise
babkan sesuatu apa pun dan siapa pun. Rasa senang yang di
timbulkan oleh sesuatu, itu bukan rasa senang yang sebenar
nya, itu rasa senang yang semu dan kamuflase belaka.
Nah, unsur rasa kasih dan sayang adalah unsur yang jauh dari
rasa ingin ini, ingin itu, rasa ingin sakti, rasa ingin bisa mene
rawang, ingin menjadi ini dan menjadi itu. Unsur rasa kasih
dan sayang adalah merupakan unsur tertinggi di dalam pen
capaian dan perjalanan rohani seseorang. Dan sifat, dari unsur
rasa kasih dan sayang adalah memberi. Coba kita perhatikan
sifat-sifat ini! Sifat menerima dan ingin memiliki yang bukan
haknya, adalah sifat hewan, sifat memberi dan menerima ada
lah sifat manusia, dan sifat memberi adalah sifat Tuhan.
Begitu juga dengan rasa kasih dan sayang, Allah berikan kepa
da wadah ini, sekaligus Allah memberikan tugas kepada wa
dah ini agar tetap menjaga rasa kasih dan sayang supaya te
tap berada di dalam kesuciannya. Dan supaya tidak terkotori
oleh rasa-rasa yang lainnya, terkotori oleh rasa susah, rasa iri,
rasa riya', rasa sombong, dan lain sebagainya. Dan diri kita se
sungguhnya adalah rasa kasih dan sayang. Seperti yang kami
sampaikan di bab sebelumnya, bahwasanya manusia adalah
rasa. Nah! Manusia merupakan wadah dari segala rasa. Tetapi
rasa yang sesungguhnya adalah rasa kasih dan sayang.
Saudaraku, rasa kasih dan sayang kalau sudah terucap, bukan
rasa kasih dan sayang lagi namanya. Berubah menjadi perasa
an dan merasa, yang merupakan hasil dari sikap dan perbuat
an dari akal dan nafsu, serta ego kita. Maksudnya, rasa kasih
dan sayang yang sudah dikeluarkan dari dalam hati manusia,
dan dinyatakan dengan ucapan dan kata-kata bukan rasa ka
sih dan sayang lagi namanya. Bukan rasa Tuhan lagi, tapi su
dah menjadi rasa makhluk.
Contoh, suatu hari kita mengunjungi panti asuhan, kita mem
berikan bantuan berupa uang dan barang dengan mengata
kan, ''Saya memberi bantuan ini dengan didasari rasa kasih
dan sayang saya pada anak-anak Yatim di panti asuhan ini."
Contoh ini kalau kita kaji dengan ilmu tauhid, nyata-nyata
kita telah menduakan Tuhan kita, sebagai yang memiliki rasa
kasih dan sayang. Dan contoh ini, itu bukan diri kita yang se
sungguhnya, itu ego kita, itu akal kita, dan itu nafsu kita.
Sedangkan kita bukan akal, bukan ego, dan bukan nafsu.
Perbuatan dan sifat rasa kasih dan sayang yang sesung
guhnya adalah sangat rahasia dan cukup di dalam hati saja.
Biarkanlah rasa kasih dan sayang itu tetap memenuhi hati
kita, dan ikut terpompa dengan jantung kita, dan biarkan
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
Kami perjelas, dan apabila rasa kasih dan sayang sudah di
nyatakan dengan kata-kata dan huruf, maka rasa itu adalah
sudah terkotori oleh sifat dan perbuatan dari akal, nafsu, dan
ego manusia. Dan apabila itu terjadi maka bukan rasa kasih
dan sayang lagi namanya, melainkan perasaan kasih dan
sayang, merasa kasih dan sayang. Kalau amal dan perbuat
an kita berdasarkan perasaan kasih dan sayang atau merasa
kasih dan sayang, berarti perbuatan kita berangkat dari ego
kita, berangkat dari akal kita dan berangkat dari nafsu kita.
Perasaan kasih dan sayang dan merasa kasih dan sayang,
timbul dari adanya sebab akibat, untung dan rugi, akan selalu
berada di dalam dualisme.
bullah rasa cinta, kasih dan sayang yang akan selalu meliputi
diri dan mengiringi diri, di setiap tarikan napas dan detak jan
tung kita. Amin.
( I
•
...
• J' :,,.,
I
- -; 1,-, •
'' . ..\
•
,.,.•v
'°t '' C
,,....
•1 •
• •
• • �
• •
\
••
I
•
••
••
•
�
E• B � B N
• .. •l't
..
•
'J• '•
�J
d
Jp
' I
�·. '
J- ,L
. (
.
?' • •
•
,"'l ..
(j .., j '
1
I
' ·xi �· ·t, •
\
.,
�.l'.
/!rO < �
I j �;
NBSJ
l� . ,.-
·.,.� ,t,
I� •'
I
• 1
,, ,:II
,�.1'
.
·. · � ,,. ,..., ...
" •
I '
•
•
... • •
. 4
Di Dolom Diri Z\do Nlob
Karena Tuhan itu bukan sekadar nama dan bukan sekadar se
butan semata, dan Tuhan tidak bisa dijelaskan dan dilukiskan
dengan kata-kata, kehadiran-Nya hanya bisa dirasa, rasa pun
tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata dan suara, karena rasa
adalah bahasa hati, bahasa hati pun tiada bisa di jelaskan oleh
kata-kata dan suara. Karena di dalam hati terdapat Baitullah.
Tiada yang tahu isi hati seseorang, kecuali Allah semata dan
]iedudukon t)oti Poro Diri Monusio
Kita tahu shalat kita diterima atau tidak, kita tahu akan da
tangnya ajal menjemput kita, kita akan tahu rahasia keber
adaan surga dan neraka, beserta isinya. Masalah yang satu ini
bukan hanya sekadar tahu, tapi akan merasakannya di dunia
ini. Allah akan beri tahu pada kita, apa yang orang lain tidak
diberi tahu akan rahasia-rahasia-Nya.
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
Dan hati ini begitu luas, coba kita rasakan, coba kita renungi,
hati ini secara lahiriah memang kecil, letaknya di dada sebe
lah kiri, tepatnya dua jari di bawah puting susu laki-laki, teta
pi secara gaibnya, ''Subhanallah'' begitu luas, clan maha luas.
Karena di dalam hati terdapat rahasia diri clan rahasia Tuhan.
Seperti firman Allah di dalam Hadis Qudsi, ''Bahwa di dalam
tubuh manusia, ada segumpal daging. Dan di dalam segum
pal daging ada hati. Di dalam hati ada ''fuad'', di dalam ada
''Roh'', di dalam Roh ada ''Nur'', clan di dalam Nur terdapat
rahasia Dzat Tuhan." Rahasia itu ada di dalam hati diri manu-
s1a.
Dan Hadis Qudsi ini perlu penjelasan yang lebih dalam lagi,
agar tidak membingungkan diri kita semua. Sebelum mem
jelaskan maksud dari hadis ini, terlebih <lulu kami meng
ingatkan bahwa hati secara lahiriah adalah bagian dari tubuh
manusia, akan tetapi secara gaib bukan anggota tubuh manu
sia. Jadi ini bahasan gaib (batiniah), bukan bahasan lahiriah.
Maksud dari hadis ini adalah, bahwa tubuh manusia sesung-
]iedudukon t)oti Poro Diri Monusio
dalam otak! Bukan! Itu otak, bukan akal. Di dalam otak be
lakang, juga bukan. Lalu di manakah letak akal. Saudaraku,
akal, pikiran, angan-angan, napas, dan lain sebagainya me
mang ada di dalam tubuh kita, memang ada di dalam diri
kita, tetapi keberadaannya hanya bisa dirasa, saja. Tidak bisa
dilihat, tidak bisa diraba, dan tidak bisa didengar, juga tidak
bisa dijelaskan oleh kata-kata dan huruf, gaib adanya, tetapi
yang membikin beda adalah rasanya.
Apabila menuruti akal, pikiran, angan-angan, nafsu, dan
lain sebagainya, hati akan merasa tiada ketenangan dan ke
bahagiaan. Hati rasanya sedih, susah, was-was, bingung dan
bimbang, tiada keteduhan barang sedikit pun, di dalam hati.
Sekalipun merasa tenang dan bahagia, itu pun tiada bertahan
lama, hati selalu berubah, hati selalu bergolak dan hati selalu
berontak. Lain dengan menuruti kata hati, kita akan merasa
tenang, bahagia, teduh dan lembut, tiada kekhawatiran dan
ketakutan sedikit pun di dalam mengarungi hidup dan kehi
dupan di dunia ini. Itulah kata hati dan kenyataan hati.
Kita mau hitam, Allah tidak akan rugi. Andai kita menjadi pu
tih pun Allah tidak akan mendapatkan keuntungan dari setiap
amal dan perbuatan kita. Allah hanya turunkan agama Islam
dengan Al-Qur'an dan Hadisnya sebagai jalan dan petunjuk,
untuk menuju jalan cinta, kasih dan sayang-Nya. Nah! di da
lam diri manusia, Allah telah berikan sarana dan jalan untuk
menuju cinta, kasih dan sayang-Nya, yaitu melalui kebersih
an dan kesucian hati, dan setiap amal perbuatan didasari oleh
kata hati dan kehendak hati.
Kalau tidak sesuai dengan kata hati, hati akan selalu menen
tang perbuatan itu, dengan rasa-rasa yang kurang srek, dan
]iedudukon t)oti Poro Diri Monusio
tidak nyaman di hati, itu pasti ada yang salah di dalam perbu
atan kita, entah itu kurang ikhlas, atau kurang tulus di dalam
perbuatan tersebut, apakah itu perbuatan yang merugikan
orang lain dan lain sebagainya.
1
Tetapi menurut Allah ta alla, ibadah shalat tanpa didasari de
ngan hati dan niat yang bersih, ibadah shalat tersebut akan
sia-sia belaka. Ibadah shalat tanpa didasari oleh hati dan niat
yang ikhlas, adalah suatu perbuatan yang sia-sia. Ibadah sha
lat masih karena ingin dilihat orang dan dipuji orang, ibadah
shalat hanya sekadar gugur kewajiban. Ibadah shalat kita,
tidak akan pernah mendapatkan apa-apa, dan tidak mampu
mengubah apa-apa, di dalam hidup dan kehidupan kita.
Begitu juga dengan puasa kita, zakat kita dan haji kita, serta
amal-amal ibadah yang lainya, kalau tanpa didasari hati yang
bersih dan niat yang bersih, juga dengan hati yang ikhlas dan
niat yang ikhlas, itu semua akan menjadi sia-sia dan tiada
guna. Jadi, kesimpulannya, setiap amal perbuatan lahiriah
akan bisa dikotori oleh perbuatan hati yang kotor.
Saudaraku. Begitu pentingnya kedudukan hati pada diri ma
nusia, sampai-sampai ''perbuatan hati'', mampu membatal
kan ''perbuatan lahiriah'' manusia. Agama Islam mengajarkan
syarat rukunnya amal dan ibadah. Apabila syarat dan rukun
nya sudah benar, maka dianggap sah amal tersebut, menurut
ajaran agama. Sedangkan sah dan tidaknya suatu amal iba
dah, diterima tidaknya amal dan ibadah, itu bergantung dari
seberapa jauh, dari amal dan ibadah manusia, yang didasari
oleh niat dan hati yang bersih dan ikhlas.
kasih dan sayang Ibu dan Bapak, adalah rasa dari Tuhan. Diri
kita sesungguhnya adalah perwujudan dari rasa cinta, kasih
dan sayang dari Ibu dan Bapak, yang merupakan perwujudan
dari rasa cinta, kasih, dan sayang Tuhan. Jadi, diri kita adalah
perwujudan dari cinta, kasih, dan sayang. Dan asal kejadian
diri kita adalah cinta, kasih, dan sayang. Kesimpulannya, rasa
cinta, kasih, dan sayang adalah kenyataan diri kita yang se
sungguhnya. Dan rasa cinta, kasih, dan sayang tempatnya di
dalam hati.
Rasa iri, rasa dengki, rasa dendam, rasa gengsi, rasa riya dan
lain sebagainya, merupakan produk rasa akal pikiran dan
nafsu kita. Karena sesungguhnya diri kita bukan produk dari
akal dan nafsu, melainkan produk dari hati. Untuk itu, mari
lah di dalam setiap amal dan perbuatan kita, harus didasari
dengan rasa hati. Dan di dalam hati kita, terdapat rahasia
diri dan rahasia Tuhan. Dan rahasia tersebut akan terungkap
hanya dengan rasa cinta, kasih, dan sayang. Rasa inilah yang
akan menuntun kita, ke hadapan Allah ta'alla. ''Semoga Allah
membimbing kita semua. Amin''
-• •
r •I,
·-
..," ......I
• I!
• I
.\ •• .,
•
• •
11 • ( • (::i, 1 ' ·1 •• � •
' '' l t•...
.
• • •
••
•• •
.,
•
EN • ,•;.,'
. I
l
'
L';
s•
,• II
J
I ., ..�
.
•
,. " l
I • · ..
.; •"'.l t
:;. �
�
It 'l .. ,. -:i: . • '.• �;
' . . �·
•
I
t'r�
/ J\
I i
� . ' '
'�-1 ;··�; .t
:l'I
.. . ....., .I
l •- .
•
•• � ._
\ '
.,
'•
I ...
••
J I(
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
dan kita pelajari, maka ketiga u nsur itu adalah sangat berbeda
sifat dan perbuatanya.
Yang kedua adalah merasa. Merasa ini juga timbul dari rasa
nya makhluk, seperti merasa sayang, merasa senang dan me
rasa cinta. Merasa adalah produk dari nafsu kita. Yang ketiga
adalah rasa.
Yang ketiga adalah rasa. Rasa adalah produk dari hati kita,
seperti rasa cinta, rasa senang dan rasa sayang. Rasa inilah
yang merupakan unsur terdekat dengan Tuhan dan menyatu
dengan Tuhan, dan merupakan perbuatan Tuhan di dalam
diri manusia.
Sekarang bagaimana dengan rasa benci, rasa dendam, rasa iri,
dan lain sebagainya. Seperti yang telah kami sebutkan pada
bab sebelumnya, bahwa rasa benci, rasa dendam, rasa iri dan
lainnya, adalah produk dari akal dan nafsu manusia.
•'
••.
•- . �--·
. ....
. ..1 .-
�
e ls
. ... . '4
� � t ,.
. -. ,.,.,
-. °!•k "1,.
-�-,.• . ..
•
•,
·
t;.
.. ., :,:,. ..
,_-.·
. -·. ·}·l'.,,.,if
... , I. .....
••
.. ..
,......__ . f
1"
• � i.
.,
!-
'
..
•
l'f
'
I {
•'
f
• •
• •
•• t
•
•
·
•
·•r!.j L•.•.
L ,,
• I •
i•
•• I,
.,
'�}·,"'l I
• ..- .,; 9 t I
. �- .
,� ' j •
-·
•
·• •�• •t
,, ,:II
,�.1' '
..
• •
"" •
., .
I
�• J J•,, �•
J �J
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
Dulu, para ulama kalau beramal saleh, selalu tidak mau seca
ra langsung disampaikan kepada si penerima, tetapi biasanya
selalu diberikan di saat si penerima sedang tidur di malan
hari, atau ditaruh di jalan yang sering dilalui oleh si penerima.
Rasulullah dan para sahabat pun, sering melakukan amal iba
dah seperti ini, rahasia dan sembunyi-sembunyi. Kenapa dila
kukan dengan rahasia dan sembunyi-sembunyi? Ada rahasia
apa, di balik itu?
Mengenol fohiriyoh, Botiniyoh, Diri, don Joti Diri
Tetapi bagi Allah ta'alla, hal itu adalah perbuatan yang sia
sia belaka. Bagi Allah, segala amal perbuatan tanpa didasari
dengan keikhlasan hati, maka hal itu adalah perbuatan yang
Mengenol fohiriyoh, Botiniyoh, Diri, don Joti Diri
diketahui oleh orang lain, dan para wali Allah. Beliau malu,
apabila sampai terbongkar rahasianya sebagai seorang wali
Allah. Ini adalah hikmah yang sangat luar biasa bagi umat
Islam, di zaman sekarang.
Dan apabila seseorang berbuat salah pada diri kita, walau se
besar apa pun itu kesalahannya, siapa pun orangnya, apa pun
agama dan golongannya, kita wajib melupakannya seketika
itu juga, dan wajib memaafkan perbuatanya, walaupun dia
tidak meminta maaf kepada diri kita.
Sekarang kami bertanya, sudahkah kita melakukannya? Kami
tahu jawabannya pasti terdiam! Yang membuat diri kita sulit
untuk berbuat seperti yang diajarkan oleh ulama dan wali
Allah, dan ilmu hakikat ma'rifat adalah ego kita, akal kita,
nafsu dan keakuan kita. Sekarang bergantung keberanian
kita menghadapi itu semua. Akal, nafsu, ego, dan keakuan
adanya di dalam diri setiap manusia, keberadaannya tia
da bisa dilihat, dicium, diraba, dengan indra lahiriah kita.
Keberadaannya itu nyata tapi gaib adanya, dan keberadaan
nya hanya bisa dirasa.
Kepada siapa pun dan apa pun, selalu memberikan rasa kasih
dan sayang, tanpa membedakan keduanya. Rasa-rasa itulah
sebagai bahasa dan perbuatan, pendengaran, dan penglihat
an hati. Apabila diri manusia membiasakan diri, di dalam
beramal ibadah dan amal perbuatan, baik itu menyangkut
sesama makhluk dan Tuhan-Nya, harus selalu di dasari oleh
kata hati. Kalau itu sering kita lakukan, semakin lama hati
kita akan hidup, hidupnya penuh dengan cahaya, cahayanya
meliputi pendengaran dan penglihatan hati. Sehingga pende
ngaranya dan penglihatanya, bisa menjangkau seluruh alam,
alam lahiriah dan alam batiniah. Kehidupan hati adalah me
nuju kehidupan yang abadi, pendengaran dan penglihatan
hati tiada batas, dan tiada suatu apa pun yang bisa mengha
langi pendengaran dan penglihatan hati. Hati yang hidup
akan mejadi cahaya yang menuntun umat manusia menuju
Tuhan-Nya.
Saudaraku, kalau hati sudah bersih dan suci, hati akan pin
tar-pintar sendiri (mempunyai ilmu laduni) hati akan hidup,
indranya akan bekerja, dan ilmu pengetahuannya akan luas
tiada batas. Hati yang mempunyai kemampuan laduni,de
ngan sendirinya, akan mudah bisa membaca, dan memahami
setiap rahasia, dibalik kejadian dan keadaan, yang tersurat
dan tersirat.
Allah ta'alla.
Nahl Rasa nikmat dan bahagia yang tiada batas dan tidak bisa
dibayangkan oleh manusia, semakin lama semakin bertambah
dan terus bertambah. Kalau sekadar ingin membayangkan
rasanya seperti orang yang mencapai klimaks di dalam ber
hubungan suami istri, tetapi rasanya lebih dari itu, dan terus
bertambah nikmat. Karena merasakan nikmatnya kasih dan
sayang dan menatap wajah Tuhan, penduduk surga menjadi
hilang kesadaran, dan tiada memedulikan keberadaan surga,
beserta bidadari dan segala keindahannya.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Itu bisa terjadi pada diri umat,
yang di saat sakaratul maut, masih tebersit di hatinya akan
segala sesuatu, dan terikat dirinya oleh dunianya. Tiada ke
ikhlasan dan ketulusan, di dalam meninggalkan dunia ini.
Masih cinta terhadap istri dan anak-anaknya, harta dan ja-
Mengenol fohiriyoh, Botiniyoh, Diri, don Joti Diri
."
,..
'
• ._
I
I
• •
• If,
.
'l!
\ •. ""
• •
,, ...
l 'f ' C
• ..
•
•
• \
\ •
I
• •
. �. ,
•
I ••
•
•• • •
' \''
j. -[-..
I '
1. ...
.� �1
• •'
• • I ... I ·•
,,. .J' " I•
J ·r,, • •
r, ,• ,
':;
• ' . ;(
· t
,;,; • • \
I• • ..,
I \ .,;
•;,
��
-.f, �.- 1(:
i . � •
.
•
, I'
•• • •
• I ,....... .
,,.. ...
, . .•
i
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
Keelokan sifatku, keelokan sifat guru dan para wali Allah, ke
elokan sifat dan perbuatan Rasulullah hanya sebagai contoh
bagimu untuk menauhidkan Tuhanmu, selain itu tidak. Jadi,
janganlah segala keelokan sifatku, keelokan sifat gurumu, dan
keelokan sifat dan perbuatan Nabimu, menjadi penghalang
pandanganmu, dari keelokan sifat dan perbuatan Tuhanmu.
t I
•
•
•
,
•
• •
.,.,
•
'
It't
'"' '•
• •
'• I •l •. •
• �
I
1,
•....
•
I I·
•
I
•
•
•
I
I ••
•
PENB B P I-�·t ;
••
I.
,. ' • ' •..
1, •
•
...
•• Ir• J
• •'
.. ·.,·�· .e,
.
• •
•
.•t
. �
•
'ti.. .,.•
.
, '
I•
..
•1 h,
•
'
Di Dolom Diri Z\do Z\llob
998102566