Anda di halaman 1dari 33

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1
Zatiara Sarwinanda 11161040000041
Khielva Ramadhani 11161040000058
Novita Nur aini 11161040000060

Gita Widiyasmara 11161040000062

Ananda Febriana 11161040000068


11161040000071
Melani Fati Rahma
11161040000076
M.Abdul Jalaludin
1161040000078
Meli Andani
11161040000086
Putri Adelia Taufik
Quranic Healing (Terapi Al-qur’an) adalah ilmu dan seni
penyembuhan, pembentengan dan perlawanan dari penyakit fisik, psikis,
gangguan jin, serangan sihir & segala mara bahaya dengan
mendayagunakan kekuatan Alqur’an dan Sunnah yang dikembangkan
dari teknik yang sudah dicontohkan Rasulullah SAW.
Ruqyah adalah pembacaan beberapa kalimat untuk seseorang
dengan harapan atas kesembuhan atau kesengsaraannya. Ruqyah bisa
berupa kumpulan ayat-ayat Al-qur’an, dzikir, atau doa para Nabi yang
dibacakan seseorang untuk dirinya sendiri ataupun orang lain selain
dirinya.

DEFINISI
RUQYAH
SEJARAH RUQYAH
“Dari Abu Sa‟id al-Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah SAW dahulu berada

dalam safar (perjalanan jauh), lalu melewati suatu kampung Arab. Diwaktu itu, mereka meminta

untuk di jamu, namun penduduk kampung tsb enggan untuk menjamu. Penduduk kampung

tersebut lantas berkata pada para sahabat yang mampir, “apakah di antara kalian ada yang bisa

meruqyah karena pembesa kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam”. Di

antara para sahabat lantas berkata, “iya ada”. Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan

ia meruqyahnya dengan membaca Surah al-Fatihah. Akhirnya, pembesar tersebut sembuh. Lalu

yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya (dan

ada disebutkan juga ia mau menerima) sampai kisah tadi diceritakan pada Nabi SAW. Lalu ia

mendatangi Nabi SAW dan menceritakan kisahnya tadi pada baginda. Ia berkata, “wahai

Rasulullah SAW, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca Surah al-Fatihah”. Rasulullah

SAW lantas tersenyum dan berkata, “bagaimana engkau bisa tahu al-Fatihah adalah ruqyah?”.

Baginda pun bersabda, ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku

sebahagiannya bersama kalian”. (H.R. Bukhori dan Muslim).


Sebelum Islam datang, masyarakat Arab telah
Hadith Nabi SAW:
mengenal istilah ruqyah. Akan tetapi ruqyah yang
dikenal dalam tradisi masyarakat Arab ketika itu “Ali bin Abi Thalib berkata, “ketika Rasulullah
adalah ruqyah (mantra) yang dibacakan oleh dukun- sedang shalat, beliau disengat kalajengking.
dukun (kahin) yang mengandungi kesyirikan karena
Setelah selesai shalat, beliau bersabca,.
berisi pemujaan dan permintaan pertolongan kepada
“Semoga Allah SWT melaknat kalajengking
golongan jin dan setan. Setelah Islam datang, para
sahabat bertanya tentang mantra yang pernah mereka yang tidak membiarkan orang yang sedang
praktikkan di zaman Jahiliyyah dahulu. Auf Bin shalat atau yang lainnya,”
Malik al-Asja‟i menceritakan, “kami di zaman
lalu beliau mengambil sewadah air dan garam.
Jahiliyyah pernah melakukan ruqyah, lalu kami
Kemudian beliau usap bagian anggota badan
bertanya kepada Rasulullah SAW, “Bagaimana
pendapatmu tentang itu, Ya Rasulullah SAW”. Maka yang disengatkalajengking, seraya membaca
Rasulullah SAW bersabda, “perlihatkanlah kepada surat al-kafirun, al-Falaq, dan an-Nas.” (HR.
saya ruqyah kalian itu. Tiada masalah dengan ruqyah
Thabrani).
selama ia tidak mengandungi syirik”.
Dalam konteks ke-Indonesia-an, Ruqyah Syar’iyyah kurang begitu mendapat

perhatian. Doa-doa ruqyah memang dikenal dan dipelajari di pasantren atau pengajian, akan tetapi

dalam pengamalan dan praktiknya terasa banyak bercampur dengan hal-hal yang bersifat bid’ah,

khurafat dan syirik. Sedikit sekali yang benar-benar sesuai dengan syari’at dan selaras dengan

aqidah Islam. Hal ini tidak begitu aneh, karena praktisi pengobatan dengan al-Quran sering

dilakoni oleh orang-orang yang tidak mengerti al- Quran dan as-Sunnah, bahkan sama sekali tidak

memahami apa yang dibacanya.

Di sisi lain, pengaruh budaya, keyakinan dan agama sebelumnya yang masih kuat,

seperti aroma ajaran hindu, buddha, dinamisme, animisme masih tercium dalam praktek

pengobatan yang dilakukan umat Islam Indonesia saat ini. Hal ini menjadi tradisi atau budaya

karena masih melekatnya pemahaman bahwa pada benda-benda tertentu ada kekuatan, seperti

batu, pohon, bintang-bintang tertentu, keris, tombak, sungai dan sebagainya sehingga timbul

penyembahan atau ritual mengagungkannya


Manfaat dan Cara Kerja
Ruqyah Syar’iyyah (Terapi Alquran)
Terdapat 3 manfaat pengobatan dengan menggunakan Ruqyah Syar’iyyah sebagaimana dinyatakan oleh perdana
akhmad dalam bukunya yang berjudul Quranic Healing Tecnology Penyembuahan Qurani yaitu :

1. Ruqyah Syar’iyyah dapat membantu memberikan jalan keluar yang islami kepada orang-orang yang sedang
mengalami permasalahan hidup, baik berupa penyakit alamiah maupun penyakit akibat sihir agar terhindar
dan terlepas dari tipu daya jin dan setan.

2. Mengajak orang-orang yang belum memahami jalan syariat agar menyelesaikan masalahnya secara cerdas
dengan kembali kepada kepada Alquran dan dapat melindunginya dari hal-hal negatif yang mengancam.

3. Menyelesaikan masalah dengan tidak menimbulkan masalah baru, berupa fitnah yang menimpa hati, fitnah
syahwat dan syubhat, fitnah kesalahan dan kesesatan, fitnah maksiat dan bid’ah, fitnah kedzaliman dan
kebodohan yang mengakibatkan rusaknya ilmu, pandangan, pengetahuan dan keyakinan kepada Allah SWT.

Menurut Adynata pula dalam artikelnya yang berjudul penerapan sunnah Nabi SAW, Ruqyah Syar’iyyah di klinik
Surabaya Ruqyah Center, tidak diragukan lagi bahwa ruqyah memiliki manfaat yang signifikan dalam kehidupan
manusia sebagaimana dapat diketahui dari dalil-dalil Al-quran dan As-Sunnah begitu juga dari pengalaman-
pengalaman para peruqyah. Antara manfaat ruqyah syar’iyyah tersebut paling tidak dapat dirinci dua, yaitu:
MANFAAT KETENANGAN JIWA
Seluruh peruqyah mengakui bahwa bacaan ruqyah yang berisikan Alquran dan do’a-do’a
yang matsur dari Rasulullah SAW menjadikan hati menjadi tentram dan tenang karena ia
merupakan bacaan dzikir sebagiamana Allah SWT berfirman dalam Surat al-Ra’d ayat 28:
Artinya :”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.

Manfaat Teerhadap Pengobatan Penyakit Medis Dan Non Medis


Menurut Nashir, ruqyah bisa dilakukan untuk mengobati berbagai macam penyakit, baik penyakit
medis ataupun non medis. Berkaitan dengan pengobatan fisik dengan cara ruqyah, dia
menjelaskan bahwa pada prinsipnya semua penyakit yang diderita oleh manusia ada keterkaitan
dengan gangguan jin dan setan didalamnya, sebab setan selalu berusaha mencelakan manusia
dengan berbagai cara, kapan dan dimanapun dari arah kanan, kiri, depan dan belakang
sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran Surar al-A’raf aya 16-17:
Artinya : “iblis menjawab: “Karena engkau telah mnghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur(ta’at).
CARA KERJA / Perkara Yang Diharuskan Bagi
Seseorang Pembaca Ruqyah Sebelum Meruqyah

1. Yakin dan berbaik sangka kepada Allah, yaitu meyakini bahwa al-quran ini adalah penawar dari semua
penyakit, dan firman Allah tersebut tidak dijadikan sebagai objek percobaan namun untuk diyakini.

2. Membaca secara imajinatif, yaitu orang yang membaca ruqyah dan dibacakan baginya ruqyah teresbut
menggambarkan di dalam benaknya bahwa ayat-ayat yang dibacanya dapat menyebabkan baginya
kesembuhan orang yang sakit dan memberikan kesadaran serta petunjuk bagi jin yang sedang
mengganggunya, dengan izin Allah SWT.

3. Mengembangkan metode ittiham. Yaitu mencurigai seseorang, seperti yang disebutkan dalam kisah amir yang
terdahulu disebutkan “man tattahimuun” (siapakah yang kamu curigai?), dan ini adalah hadits shahih, maka
wajib beramal dengan perintah Nabi shallahu ‘alaihi wasallam dalam menetapkan kecurigaan kepada orang
yang tergambar di dalam perasaan dan akalnya. Ini tidak termasuk zalim dan merusak, sebab orang yang
dibacakan ruqyah diharuskan berbaik sangka kepada orang yang dicurigai dan ungkapan tentang dirinya yang
keluar (dari seorang ‘ain) adalah canda dan bersenda gurau semata, dan keluarnya ungkapan tersebut tidak
dibarengi dengan dzikir sehingga setan memanfaatkan moment ini untuk menyakiti orang tanpa diketahui oleh orang yang
mengungkapkan sifat tersebut (wasif).
Ruqyah Mempunyai Cara Yang Telah
Dijelaskan Oleh Nabi SAW :
1. Membaca ruqyah bersama tiupan yang dibarengi
dengan sedikit ludah pada akhir bacaan setiap ayat
atau beberapa ayat atau pada akhir bacaan semua
ayat.
2. Membaca ruqyah tanpa dibarengi dengan tiupan.
3. Membaca ruqyah kemudian mengambil ludah dengan
jari, lalu mencampurnya dengan tanah, barulah
mengusap bagian tubuh yang merasakan sakit
dengannya.
4. Membaca ruqyah yang dibarengi dengan mengusap
tempat penyakit.
Cara Menggunakan Ruqyah
Syar’iyyah:
Dalam cara perawatan islam melalui ruqyah, perawat akan membacakan beberapa potongan
ayat-ayat al-Quran supaya pesakit dapat mendengarnya dengan khusyuk. Bagi mereka yang
ada gangguan, biasanya apabila dibacakan al-Quran pada telinganya, si jin, syaitan, atau iblis
yang berada di dalam tubuh si pesakit itu akan merasakan panas, dan lama-kelamaan dia tidak
akan boleh bertahan dengan berdiam diri. Maka akan timbul berbagai reaksi pesakit itu.
Antaranya ialah pesakit akan mersakan:
a.Pening-pening
b.Mabuk
c.Menggeletar
d.Pingsan
e.Seram-sejuk
f.Berdebar-debar
PERSIAPAN DIRI RUQYAH
1. Mandi terlebih dahulu, pakailah pakaian yang bersih dan solat 2 rakaat, lalu lakukan dzikir
yang biasa kita lakukan setelah sholat, lalu bacalah shalawat nabi 3 kali lalu ta’awudz dan
ucapkan doa:
2. (jika sakit krn jin/sihir) :”Ya hakiimu Ya ‘Aliyyu Ya ‘Adziimu!3x. Ya Allah ya tuhanku,
hambamu memohon u/ diberi pertolongan & kekuatan u/ membakar habis semua benda
sihir,ikatan sihir, kotoran sihir, makhluk-makhluk (-) pembawa sihir, hingga tak punya daya
kekuatan lagi u/ menyakiti hambamu & lindungilah hamba dari kembalinya sihir pada diriku.
Tiada daya upaya kecuali pertolongan Engkau ya Allah ya rabbal ‘alamiin.
3. Jika sakit fisik ucapkan doa:” Ya hakiimu Ya ‘Aliyyu Ya ‘Adziimu ! 3x. ya Allah ya tuhanku,
hambamu ini memohon untuk diberi pertolongan dan kekuatan untuk menyembuhkan (sakit)
(sebutkan sakit apa), sembuhkanlah secara sempurna ya Allah, kesembuhan tanpa
meninggalkan penyakit. Tiada daya upaya kecuali pertolongan Engkau ya Allah Ya Rabbal
‘Alamiin.
4. Baca doa pembentengan diri, dengan membacakan 3 Qul (Al-Ikhlas, Al- Falaq, An-Naas
3x)dikedua telapak tangan lalu usapkan keseluruh tubuh 3x.
5. Pastikan keadaan kejiwaan dalam keadaan stabil (tidak dalam keadaan marah, tegang,
terganggu.dll)Berbaring secara tenang/terlentang/kaki dan tangan iluruskan diikuti dengan
doa’a:
6. “Bismillahirrahmanirrahiim” Hasbunallahu wani’mal wakil, ni’mal maulaa wa ni’man
nashiir.Terapi ini memerlukan kesadaran penuh, konsentrasi dari pesakit, maka jika ada
pesakit yang tidak dapat mengawal dirinya (tidak sadar/kesurupan) ketika mendengarkan
lebih baik tidak melakukan teknik ini dan harus diruqyah oleh pengamal ruqyah yang
berpengalaman.
JENIS RUQYAH
1. Ruqyah Syar‘iyah yang dimaksudkan ialah jampi yang
mengikut kriteria dan garis panduan yang sesuai dengan hukum
islam dan tidak bercampur aduk dengan larangan dan
pengharaman Islam.
Imam al-Suyuti mengariskan 4 syarat ruqyah syar‘iyyah ini,
yaitu:
a. Hendaklah menggunakan kalam Allah, nama Allah dan
sifat-sifat Allah dan juga sunnah Rasulullah.
b. Menggunakan bahasa Arab dan yang diketahui maknanya.
c. Hendaklah menyakini bahawa bacaan itu tidak memberi
bekas tetapi kesemuanya hanyalah dengan izin dan
kekuasaan Allah SWT jua.
d. Jangan campur adukkan antara bacaan al-Quran al-Karim
dan Sunnah Nabi dengan bacaan yang boleh menyekutukan
Allah SWT.
JENIS RUQYAH
2. Ruqyah dengan Basmalah &
SYAR’IYYAH Isti’adza Sambil Meletakan
Tangan Pada Bahagian yang Sakit
1. Ruqyah Dengan Doa
Jenis ruqyah ini dilakukan
berdasarkan sabda Rasulullah SAW
bersabda:

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku


meruqyahmu, dari segala sesuatu yang
Artinya: “Letakan tanganmu di atas
mengganggu, dan dari keburukan setiap jiwa tubuhmu yang kamu rasakan sakit
atau mata yang dengki, Allahlah yang dan ucapakan Bismillah tiga kali
serta ucapkan tujuh kali, aku
menyembuhkanmu, dengan menyebut nama berlindung pada Allah dan dengan
Allah aku meruqyahmu”. (Hadis Riwayat qudrat-Nya dari keburukan yang
kurasakan dan kukhawatirkan”
Muslim).
3. Meniup (nafas) Di Kedua Tangan 4. Ruqyah dengan Membaca Al-Fatihah denga
Sambil Membaca Mu’awidzat Mengumpulkan Air Liur dan Meludahkannya
Dalam sebuah sejarah Rasulullah Dalam sebuah riwayat muslim
SAW jika merasakan sakit, Saidatina disebutkan:
Aisyah membacakan buat Rasulullah
SAW Mu‟awidzat (Surah al-Ikhlas,
al-Falaq, an-Nas) dan ditiuplah
olehnya, dikala penyakit beliau
parah, Saidatina Aisyah hanya Artinya: “Dengan menyebut nama
membacakannya untuk beliau serta Allah, ini tanah negeri kami, dengan
mengusapkannya dengan tangan air liur sebahagian kami, supaya
beliau sendiri. sembuh orang sakit kami, dengan
Di dalam riwayat Muslim, izin Rabb kami”. (Hadis Riwayat Al-
“apabila salah satu dari keluarga Bukhori).
sakit, Rasulullah SAW meniupnya
dengan Mu‟awidzat, Ibnu Abdil Barr Menurut Ibnu Hajar dalam kitab Fath
berkata, “di dalamnya terdapat al-Bari, dia berkata, bahwa
penetapan ruqyah serta bantahan Rasulullah SAW bersabda:
terhadap orang-orang yang
mengingkarinya dari kalangan “Dengan air liur sebahagian kami”
pemeluk Islam. Di dalamnya juga ini menunjukan bahwa beliau sedikit
terdapat penjelasan tentang ruqyah meludah ketika meruqyah.
dengan menggunakan al-Quran.
5. Membaca Al-Quran Pada Air / Menuliskannya Pada Sesuatu &
Diletakkan Di Air Kemudian Meminumnya/Mandi Dengannya

Abdullah Bin Ahmad berkata: Aku melihat bapaku menulis bacaan-


bacaan perlindungan kepada Allah SWT bagi orang yang sakit botak dan demam
bagi keluarga dan kerabatnya, serta menuliskan untuk perempuan yang sulit
melahirkan pada cangkir atau sesuatu yang lembut dengan bacaan do‟a-do‟a,
hanya saja dia melakukannya setelah terjadinya penyakit. Serta aku pernah
melihatnya membacakan do‟ado‟a perlindungan kepada Allah SWT di air lalu dia
minumkan kepada orang yang sakit serta dituangkan di atas kepala.
Di samping itu juga biasanya para peruqyah (perawat) menganjurkan
pada pasiennya (pesakitnya) untuk senantiasa membaca dzikir al-ma‟thurat yang
bisa membentengi mereka dari pengaruh jin dan setan. Dan aspek dakwah yang
kedua inilah yang akan mengurangkan atau menjauhi masyarakat dari pengobatan
lewat paranormal atau dukun yang bertentangan dengan syariat Islam
Ruqyah Syirkiyyah
Ruqyah Syirkiyyah adalah terapi pengobatan yang meminta bantuan
atau pertolongan kepada selain Allah. Caranya dengan membaca
mantra atau bacaan yang mengandung kesyirikan. Selain itu,
peruqyah juga menggunakan jimat, sesajen, atau perantara lain yang
tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Issue terkait Ruqyah
Ruqyah shar’iyyah yang di dalamnya terdapat muatan nilai-nilai radikalisme menjadi
titik balik adanya sebuah usaha pengadaan ruqyah shar‘iyyahyang bernuansa damai dan toleran.
Hasil penelitian yang dilakukan Ahmad Natsir (2017) yang berjudul Radikalisme Dalam Ruqyah
Shar’iyyah mengatakan dalam praktek ruqyah syar‟iyyah terdapat pesan-pesan untuk
meninggalkan budaya dan tradisi jawa. Sejak ruqyah syar‟iyyah ini marak, masyarakat mulai
meninggalkan budaya sebelumnya, bahkan memilih untuk membakar jimat dan rajah mereka.
Mereka pun tidak lagi mendatangi dukun sebagai sebuah internalisasi nilai-nilai baru dan adanya
transformasi terhadap perilaku keragaman mereka.

Issue lain tentang Ruqyah dibahas dalam artikel Muslim.or.id tahun (2017) yang ditulis
oleh dr.M.Saifudin Hakim, M.Sc.,Ph.D. yang berjudul Tiga Kesalahpahaman tentang Ruqyah
beliau menuliskan bahwa terdapat bebrapa pemahaman yang perlu diluruskan terkait pengobatan
dengan metode ruqyah diantaranya :
- Ruqyah Tidak Hanya Utk Mengobati Gangguan Jin

Salah satu kesalahpahaman yang menyebar dimasyarakat adalah anggapan


mereka bahwa ruqyah hanya khusus untuk gangguan akibat ulah jin. Ini adalah
anggapan yang tidak benar. Ruqyah dapat dilakukan untuk gangguan akibat jin atau
untuk penyakit fisik. Sebagaimana praktek yang dilakukan Rasulullah saw dan Aisyah
RA ketika Rasulullah SAW sakit menjelang akhir kehidupan beliau, Aisyah RA berkata ;
“Sesungguhnya Rasulullah saw meniupkan kepada dirinya (bacaan) mu’awwidzatin
(yaitu surat Al-Falaq dan An-Naas, pen)”.

Ketika sakit yang menyebabkan beliau meninggal dunia. Ketika beliau sudah
lemah, maka saya meniupkan (bacaan) mu’awwidzatin (yaitu surat Al-Falaq dan An-
Naas, pen.) untuknya dan saya mengusap dengan menggunakan tangan beliau, karena
mengharapkan berkahnya” (HR. Bukhari) Hadis ini jelas menunjukkan diisyaratkannya
ruqyah untuk penyakit fisik pada seseorang.
Selalu Mengaitkan Penyakit Fisik Dengan Gangguan Jin, Sehingga
Hanya Membutuhkan Ruqyah & Tidak Butuh Pengobaran Lainnya.

Hal ini merupakan kekeliruan, dan sikap berlebih-lebihan yang


ditunjukkan oleh sebagian praktiksi ruqyah. Syaikh Dr. Naashir bin ‘Abdul
Karim Al-‘Aql rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Sebagian peruqyah mendeteksi
keberadaan jin dengan adanya tanda-tanda fisik berdasarkan dugaan semata”.
Tindakan peruqyah yang mengetahui adanya gangguan jin berdasarkan
petunjuk atau dugaan kuat semacam ini terkadang bisa diterima. Akan tetapi
yang patut dipertanyakan adalah sebagian peruqyah menentukan secara pasti
adanya gangguan jin berdasarkan gejala sakit kepala. Aku katakan, jika sebatas
gangguan kuat hal itu tidak mengapa. Akan tetapi, memastikan (bahwa itu
karena gangguan jin), itu tidak boleh.
Ruqyah Dapat Dilakukan Oleh Siapa Saja

Sebagian orang menganggap bahwa ruqyah hanya bisa


dilakukan oleh orang tertentu saja seperti ustadz dan kyai.
Sehingga ketika seseorang merasa membutuhkan ruqyah, dia
selalu mencari pertolongan ustadz atau kyai tersebut. Padahal,
ruqyah bukan hanya khusus bisa dilakukan oleh orang tertentu.
Akan tetapi, bisa dilakukan oleh siapa saja dengan melakukan
ruqyah mandiri.
Rangkuman

Artikel Ilmiah
Judul Metode Penelitian Alat Ukur Jumlah Hasil Penelitian Kekurangan
Artikel Penelitian Sampel Artikel

Terapi Penelitian ini bersifat Observasi, 10 Pendekatan keagamaan dan Masalah yang
Ruqyah penelitian lapangan wawancara, sampel psikologis pada proses diambil peneliti
Syar’iyyah (field research). &dokumenta terapi ruqyah kompleks, 10
di Klinik menggunakan metode si mengindikasikan terapi responden
Griya Sehat deskriptif kualitatif ruqyah bisa dikompromikan dengan 10
Syafaat 99 yaitu penelitian yang secara ilmiah. Ruqyah keluhan yang
Semarang menggambarkan syar’iyyah tidak hanya berbeda sehingga
keadaan objek digunakan untuk mengobati Hasil penelitian
penelitian pada saat pasien yang terkena dari 10 sampel
sekarang sebagaimana penyakit fisik namun juga tidak dibuat
adanya berdasarkan bisa digunakan untuk menjadi 1
fakta-fakta. gangguan psikologis. kesimpulan apa
pengaruh terapi
ruqyah dengan
kesembuhan
seseorang itu.
Pendekatan Menggunakan Melalui 1 klien mengalami Hanya
Ruqyah pendekatan observasi, sampel penurunan menggunakan
Syar’iyyah kualitatif wawancara kecemasan yang 1 sampel saja
dalam dengan metode dan dengan ditandai dengan
mengatasi penelitian studi alat tes ukur perubahan skor
Kecemasan kasus. skala kecemasan dari
Indigo (Six kecemasan 45 menjadi 21.
Sense) Studi Selain itu klien
Kasus pada “P”
Klien “P” di menunjukkan
Fakultas perubahan
Dakwah dan perilaku positif
Komunikasi yakni bertambah
UIN Raden giat beribadah
Fatah dan
Palembang berkurangnya
Terapi Al-Quran Menggunakan metode Melalui observasi, 4 sampel Dalam pelaksanaan terapi Al- Sampel tidak
dengan Metode deskriptif dengan wawancara, dan quran dengan metode ruqyah terlalu
Ruqyah pendekatan kualitatif dokumentasi yang syar’iyyah di Rumah Ruqyah banyak
Syar’iyyah Dalam diperoleh langsung Solo merupakan terapi
Penyembuhan dari sumber yang ruqyah syar’iyyah.
Gangguan Psikis berkaitan dengan Pelaksanaannya terdiri dari
di Rumah Ruqyah penelitian tiga tahap yaitu 1). Tahap
Solo persiapan, 2). Tahap terapi,
3). Tahap tindak lanjut. Hal
ini menjadikan klien yang
sebelumnya mengalami
gangguan psikis yang
disebabkan terlalu banyak
pikiran menjadi mempunyai
ketenangan dan kesabaran
hari.
Pengaruh Terapi Menggunakan Menggunakan skala 10 Terapi ruqyah syar’iyyah cenderung -
Ruqyah metode quasi Kecemasan diukur sampel berpengaruh terhadap penurunan
Syar’iyyah eksperimen dengan dari sebelum dan tingkat kecemasan. Dan lebih bisa
Terhadap 1 grup desain sesudah menurunkan simpton fisik, diikuti
Penurunan sebelum dan simpton kognisi baru kemudian
Tingkat sesudah simpton behavior
Kecemasan
Terapi Ruqyah Menggunakan Menggunakan 4 sampel Hasil penerapan dari terapi ruqyah Sampel tidak
sebagai upaya metode kualitatif teknik wawancara dengan indikator 4 indikator depresi, terlalu banyak
penyembuhan dengan pendekatan mendalam, jika dilihat dari hal yang paling
depresi deskriptif observasi, dan menonjol adalah perubahan pda kondisi
disebabkan dokumentasi emosional sehingga memberikan sedikit
gannguan Jin di perubahan meskipun hanya bersifat
Rehab Hati sementara. Untuk beberapa gejala
Bandung pasien yang awalnya sulit
mengendalikan emosi namun setelah
diterapi rutin pasien lebih mudah untuk
mengendalikan emosinya dan merasa
lebih tenang. Untuk hasil yang lebih
optimal dapar disinergikan dengan
menerapkan ruqyah mandiri secara
Dampak Ruqyah Menggunakan jenis Menggunakan 8 sampel Dampak ruqyah syar’iyyah
Terhadap penelitian field teknik terhadap psikologis klien :
Psikologis Klien research (penelitian wawancara pertama askep kognitif, adanya
(Studi Ruqyah lapangan), dengan mendalam, perubahan dari kemampuan
Syar’iyyah Oleh metode deskriptif observasi, dan berfikir klien. Kedua, aspek
Ustad H. Agus kualitatif dokumentasi emosi, adanya perubahan dari
Aswadi di Sawah diri klien yang pada awalnya
Lebar Kota merasakan ketakutan, cemas,
Bengkulu) mudah emosi secara perlahan
berubah lebih baik. Ketiga,
aspek sikap, adanya perubahan
sikap disekeliling klien.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien ANALISA DATA
Terdiri dari nama, jenis kelamin, alamat,
pendidikan, pekerjaan, agama, umur, dan Ds : klien mengatakan
lain-lain Mengatakan hidupnya terasa kurang
2. Keluhan Utama tenang
Takut yang berlebih Merasa tidak berdaya
Marah yang tidak tertahankan Merasa dirinya telah diabaikan
Sedih yang mendalam Do : Hasil pemeriksaan
Kelalaian yang melenakan Koping tidak efektif
Gelisah Tidak mampu beribadah.
3. Riwayat keluhan utama: Kaji sejak kapan
keluhan di rasakan Ds : Klien mengatakan
4. Riwayat pengobatan komplementer Merasa jantungnya berdebar-debar saat
5. Data fokus masalah pemenuhan kebutuhan marah
dasar: Kaji pemenuhan kebutuhan dasar Merasa gelisah
yang terganggu Do : Hasil Pemeriksaan
6. Pemeriksaan fisik : Kaji vital sign, Ekspresi wajah terlihat tegang
kesadaran pasien, dan observasi apakah Tangan berkeringat dingin.
terdapat kelainan pada tubuh pasien
7. Pemeriksaan komplementer Do : Hasil Observasi
Kaji titik mana yang bermasalah dan lokasi Klien mengeluh nyeri
titik yang bermasalah.
Diagnosa keperawatan

• Distress spritual berhubungan dengan


kejadian hidup yang tidak diharapkan
• Ansietas
• Nyeri Akut
Implementasi
1. Dukungan Spritual
• Observasi
Identifikasi perasaan khawatir, kesepian, dan ketidakberdayaan
Identifikasi pandangan tentang hubungan antara spritual dan kesehatan
Identifikasi ketaatan dalam beragama
• Terapeutik
Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang penyakit dan
kematian
Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama masa
ketidakberdayaan
Sediakan privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spritual
Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
• Edukasi
Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman dan atau orang lain
Anjurkan berinteraksi dalam kelompok pendukung
Ajarkan metode relaksasi, mediasi, dan imajinasi terbimbingan
• Kolaborasi
Atur kunjungan dengan rohaniawan
2. Dukungan Emosional
• Observasi
Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien
Identifikasi hal yang telah memicu emosi
• Terapeutik
Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih
Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka
Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (misalnya
merangkul, menepuk-nepuk)
• Edukasi
Jelaskan Konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah atau malu
Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (misalnya
ansietas, marah, dan sedih)
Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan
pola respons yang biasa digunakan
Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
• Kolaborasi
Rujuk untuk konseling
3. Terapi Murattal
• Observasi
Identifikasi aspek yang akan diubah atau dipertahankan (misalnya sikap, fisiologis,
psikologis)
Identifikasi aspek yang akan difokuskan dalam terapi (misalnya stimulasi, relaksasi,
konsentrasi, pengurangan nyeri)
Identifikasi jenis terapi yang digunakan berdasarkan keadaan dan kemampuan
pasien (mendengarkan atau membaca Al-Qur'an)
Identifikasi media yang dipergunakan (misalnya speaker, earphone, handphone)
Identifikasi lama dan durasi pemberian sesuai kondisi pasien
Monitor perubahan yang difokuskan
• Terapeutik
Posisikan dalam posisi dan lingkungan yang nyaman
Batasi rangsangan eksternal selama terapi dilakukan (misalnya lampu, suara,
pengunjung, panggilan telepon)
Yakinkan Volume yang digunakan sesuai dengan keinginan pasien
Putar rekaman yang telah ditetapkan
Dampingi selama membaca Al-Qur'an, jika perlu
• Edukasi
Jelaskan tujuan dan manfaat terapi

ALHAMDULILLAH
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai