Anda di halaman 1dari 4

Unsur-Unsur Drama

Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah drama adalah:

 Tema adalah sebuah gagasan atau ide dalam suatu drama yang dimainkan.
 Alur adalah jalan cerita yang dimainkan oleh pemain dari awal sampai akhir
cerita.
 Tokoh adalah pemeran yang ada dalam cerita drama.
 Watak adalah sifat dari tokoh yang harus diperankan oleh para pemain drama
sesuai dengan cerita drama tersebut.
 Latar adalah tempat, waktu atau suasana yang diceritakan dalam drama.
 Amanat adalah pesan moral yang disampaikan pengarang ke para penonton
melalui jalan cerita yang ditampilkan.

Jenis-Jenis Drama
Ada beberapa jenis drama yang ada salah sebuah drama, diantaranya adalah:

 Drama Komedi adalah drama yang menceritakan mengenai sebuah kejadian


yang lucu.
 Drama Opera adalah drama yang mana dialognya dipentaskan dengan cara
dinyanyikan dan diiringi dengan musik.
 Drama Tablo adalah drama yang para pemainnya melakukan gerakan tanpa
mengucapkan sebuah dialog.
 Drama Tragedi adalah drama yang menceritkan mengenai sebuah kejadian
sedih.
 Drama Tragekomedi adalah drama perpaduan antara tragedi dan komedi.
 Drama Melodrama adalah drama yang dialognya diucapkan dan diiringi
dengan musik.
 Drama Sendratari adalah drama gabungan antara seni drama dengan seni tari.

Ciri-Ciri Naskah Drama

 Harus memiliki aksi


 Memiliki waktu tidak lebih dari 3 jam
 Harus memiliki sebuah konflik
 Harus dilakonkan atau diperagakan
 Tidak ada pengulangan dalam satu masa
Sahabat Selamanya

Sinopsis Drama :
Pagi yang cerah di SMA Negeri 20 Bandar Lampung. Di lorong sekolah
berbincanglah tiga orang sahabat yakni Fadli, Dhani, dan Tantri. Mereka berbincang
tentang banyak hal. Akan tetapi perbincangan mereka mengerucut hingga ke satu
topik penting. Topik tersebut adalah tentang keanehan yang terjadi pada salah satu
sahabat terbaik mereka yakni Eross. Kecurigaan ketiga sahabat tersebut terhadap
keanehan Eross bukannya tidak beralasan. Eross yang selama ini dikenal sebagai
pribadi yang periang dan ceria, kini tiba-tiba menjadi pendiam dan pemurung. Hal ini
yang menjadi topik perbincangan utama mereka di lorong kelas 12 IPA 1 di pagi itu.

Fadli:Teman-teman, kalian merasa ada yang aneh pada Eross?


Dhani : Aneh bagaimana maksudmu Fadli?
Fadli:Iya aneh, tak biasa-biasanya Eross begini kan? Dua minggu terakhir ini
kuperhatikan ia selalu saja melamun, murung, dan cenderung pendiam. Padahal kan
kalian tahu sendiri kalau dia itu anak yang periang.
Tantri:Kamu benar Fadli. Aku juga merasakan ada yang aneh pada Eross. Aku
khawatir kalau ia sedang mengalami hal buruk.
Dhani:Benar juga ya. Eross akhir-akhir ini seringkali merespon kita seadanya saja. Ia
juga cenderung diam dan seringkali menghindar dari kita. Jangan-jangan ada
kesalahan yang telah kita perbuat kepada Eross? Atau mungkin saja ia marah pada
salah satu diantara kita?
Fadli:Hmmm, kita tidak akan tahu apa penyebab keanehan yang terjadi pada Eross,
kecuali kita tanyakan langsung padanya.
Tantri:Jangan dulu Fadli! Aku rasa menanyakan langsung padanya bukanlah solusi
yang tepat. Bisa jadi saat ini dirinya sedang dirundung masalah yang cukup rumit
yang bersifat personal. Sehingga sangat tidak memungkinkan bagi kita untuk
mendengar pengakuan jujur darinya.

Beberapa saat kemudian, lewatlah Eross di hadapan Fadli, Dhani, dan Tantri.

Dhani:Hei Eross! Kemana saja kamu? Sini bergabung dengan kami!


Eross:Hei Dhan, Fadli, Tantri. Aku baru saja ada keperluan. Maaf, tidak bisa
berangkat ke sekolah bersama-sama. Ya sudah, aku ke ruangan BK dulu ya.
Fadli:Setelah urusanmu selesai, segera bergabung bersama kami ya!
Eross:Ya, lihat saja nanti! (berjalan cepat menuju ruang BK)
Dhani:kalian lihat! Sikapnya aneh bukan?
Fadli:Betul Dhan, kenapa ia menghindar pada kita?
Tantri:Eross terburu-buru menuju ruang BK. Ada apa ya sebenarnya?
Dhani:Pasti ada masalah yang menyangkut dirinya.
Fadli:Persis seperti apa yang aku pikirkan Dhan. Tapi masalah apa ya?
Tantri:itu yang mesti kita cari tahu!
Fadli:begini saja, bagaimana kalau kita tanyakan langsung perihal masalah yang
sedang dihadapi oleh Eross kepada Ibu Rosidah, guru BK kita!
Tantri:Aku setuju. Pada jam istirahat kedua, kita akan tanyakan langsung kepada bu
Rosidah di ruang BK.
Dhani:Baiklah, kita telah sepakat.
Detik demi detik pun berlalu dan akhirnya jam istirahat kedua pun tiba. Seusai shalat
dhuhur berjamaah di mushala, ketiga sahabat itu pergi menuju ruang BK untuk
menemui ibu Rosidah. Sambil berjalan cepat menuju ruang BK, perbincangan kecil
pun terjadi.

Tantri:Kalian bertemu Eross tidak sewaktu di mushala tadi?


Dhani:Ya, dia ada di shaf paling depan.
Fadli:sewaktu aku dan Dhani bergegas meninggalkan mushala, ia terlihat masih
khusyuk berdoa. Ia terlihat sangat serius meminta sesuatu pada Tuhan.
Dhani:Ya, sepertinya ia sedang ada masalah yang cukup serius.

Sesampainya di ruang BK

Tantri:Aku jadi makin penasaran. Jawabannya ada di ruangan ini. (sambil menunjuk
ruang BK yang tertera nama ibu Rosidah, S.Pd. di pintu ruangan)
Fadli:Assalamualaikum (mengetik pintu)
Ibu Rosidah:Waalaikumsalam. Silahkan masuk!
Fadli:Terima kasih bu.
Ibu Rosidah:Oh, kalian. Ada apa? Silahkan duduk.
Fadli, Dhani, Tantri:Terima kasih bu.
Ibu Rosidah:Ada yang bisa ibu bantu? Kalian sampai ke ruangan ibu di jam istirahat
begini.
Tantri:Begini bu, langsung saja ke topik pembicaraan yang ingin kami utarakan. Saya
ingin bertanya soal Eross. Akhir-akhir ini ia berubah menjadi lebih pendiam,
pemurung, dan seringkali menghindar dari kami, padahal kami ini sahabatnya.
Fadli: Betul bu, sebenarnya apa yang terjadi dengan Eross?

Dhani: kami merasa ada yanga aneh bu.


Bu Rosidah :Hmm, sebenarnya ibu sudah menangkap maksud kalian menemui ibu
sebelum kalian mengutarakannya. Sebenarnya Eross meminta ibu untuk merahasiakan
ini kepada siapapun, termasuk kalian. Tapi ya sudahlah, ibu percaya karena kalian ini
adalah sahabat terdekat Eross.
Fadli:Masalah apa yang sedang dialami sahabat kami bu?
Bu Rosidah :Saat ini Eross tengah dirundung masalah perekonomian keluarga yang
cukup pelik. Sudah hampir setahun ayahnya tidak bekerja. Karena perusahaan di
tempat ayah Eross bekerja gulung tikar. Sementara kebutuhan hidup semakin
bertambah dan menuntut agar bisa terpenuhi. Kesulitan perekonomian tersebut
berimbas pada masalah lain diantaranya adalah sulitanya keluarga Eross untuk
membayar uang sekolahnya dan juga adik-adiknya.
Tantri:Hmm, begitu ya bu? Sudah berapa bulan Eross tidak membayar uang
sekolahnya bu?
Bu Rosidah:8 bulan Tantri. Sekolah sudah memberikan keringanan batas waktu
pembayaran berkali-kali. Akan tetapi untuk saat ini, sulit bagi kami untuk
mempertimbangkan keberlangsungan stidi Eross di sekolah ini.
Fadli:Apa tidak ada solusi lain bu, seperti misalnya beasiswa dan lain sebagainya?
Bu Rosidah:Ibu rasa sangat sulit Fadli, Sekolah di tahun ini tidak menganggarkan
beasiswa seperti yang kamu maksudkan.
Tantri:Begini bu, saya ada usulan. Bagaimana kalau sekolah menerapkan sistem
subsidi silang. Besaran SPP disesuaikan dengan pendapatan orang tua wali. Masalah
teknis saya serahkan kepada pihak sekolah.
Bu Rosidah :Masya Allah, ide mu cemerlang sekali Tantri. Kalau soal itu ibu bisa
membawa ide mu ke pihak komite sekolah.
Dhani:Kalau bisa secepatnya bu. Eross tidak bisa menunggu lebih lama lagi kan?
Bu Rosidah: Ibu janji akan membantu kalian dan juga Eross, sesegera mungkin.

2 minggu kemudian, di ruang kelas pada saat jam istirahat pertama.

Fadli:Dhani, Tantri, dan Eross. Kita semua dipanggil untuk menghadap ibu Rosidah
di ruangannya.
Eross:Ada masalah apa Fadli?
Fadli:Sudah, ayo segera menghadap. Aku khawatir beliau akan marah kalau kita tidak
cepat.

Keempat sahabat itu berjalan cepat menuju ke ruang BK. Sesampainya di ruangan Bu
Rosidah Dhani pun mengetuk pintu ruangan.

Dhani:Assalamualaikum (seraya mengetuk pintu)


Bu Rosidah:Waalaikumsalam, silahkan masuk!
Tantri:Permisi bu, ibu memanggil kami?
Bu Rosidah:Ya Tantri, silahkan duduk. Ada yang ingin ibu sampaikan kepada kalian,
terutama pada Eross.
Eross:Menyangkut saya bu? Oh iya, mengenai SPP sekolah. Ayah saya berjanji akan
segera melunasinya begitu dapat uang pinjaman. Saya mohon izinkan saya untuk tetap
bersekolah di sini bu!
Bu Rosidah:Tenang dulu Eross. Ibu akan menyampaikan kabar gembira kepada kamu
dan teman-temanmu. Begini, dua minggu lalu Tantri mengusulkan sebuah ide
cemerlang yakni suatu konsep subsidi silang pembayaran SPP. Pembayaran SPP
tersebut besarannya disesuaikan dengan pendapatan orang tua / wali murid. Hal ini
memungkinkan siswa tidak mampu untuk tetap bisa bersekolah. Bahkan diantara
mereka ada beberapa yang tidak diwajibkan membayar uang SPP. Nah, salah satu
siswa tersebut adalah Eross. Kamu juga tidak perlu membayar SPP beberapa bulan
lalu yang menunggak. Pihak sekolah telah membebaskan tunggakan SPP-mu selama
delapan bulan itu.
Eross:Alhamdulillah ibu, terima kasih banyak. (sembari menagis haru)
Bu Rosida :Ya, bersyukurlah pada Allah dan berterima kasihlah pada sahabat-
sahabatmu yang peduli kepadamu. Fadli, Dhani, dan Tantri telah berupaya membantu
kamu sejauh ini.
Eross:Terima kasih Dhan, Fadli. Maaf selama ini aku tidak menceritakan hal ini
kepada kalian. Aku malah menghindar dari kalian. (sembari memeluk Fadli dan
Dhani)
Dhani:Sudahlah kawan, jangan dipikirkan! Bukankah kita ini teman? (menangis haru)
Fadli:(menangis haru sambil menepuk-nepuk pundak Eross, tidak berbicara sepatah
kata pun)
Tantri :(menangis sambil terus menerus mengusapkan lembaran tisu untuk menyeka
air mata harunya).

Setelah urusan keempat sahabat itu selesai, mereka meninggalkan ruang BK dengan
mata berkaca-kaca. Mereka pun kembali ke kelas dengan perasaan lega karena
permasalahan telah diselesaikan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai