2. Peristiwa
Peristiwa berisi jalannya kejadian secara runtut yang faktual dan aktual. Bagian peristiwa ini meliputi
unsur-unsur 5W+1H atau ADIKSIMBA.
3. Sumber Berita
Sumber berita adalah referensi (rujukan) dari sumber atau narasumber yang ada. Sumber atau
narasumber berita dapat diperoleh dari orang yang terlibat kejadian, orang yang menyaksikan
kejadian, video, audio, gambar, atau pun internet.
1. Bahasa Baku
Penggunaan bahasa baku pada berita merupakan hal yang penting agar berita mudah
dipahami oleh berbagai kalangan. Oleh karena itu, bahasa baku yang dimaksud adalah bahasa
Indonesia.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia, tentu masyarakat akan lebih memahami berita
yang ada. Hal ini disebabkan beragamnya suku dan bahasa yang ada di negara kita. Apabila ada
berita yang diterbitkan atau ditayangkan oleh media berlevel nasional dengan menggunakan salah
satu bahasa daerah maka masyarakat yang berbeda bahasa daerahnya akan mengalami kesulitan
dalam memahami berita tersebut. Contoh, sebuah media cetak memberitakan kejadian tsunami yang
terjadi di Aceh dengan menggunakan bahasa daerah Aceh, masyarakat yang tinggal di daerah
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Papua, dan daerah-daerah lain akan kesulitan memahami berita tersebut
karena mereka tidak pernah atau belum pernah belajar bahasa daerah Aceh.
2. Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat yang berupa hasil kutipan langsung dari pembicara atau
narasumber dengan cara menulis apapun yang dikatakan oleh narasumber tanpa ada pengubahan.
Adapun ciri-ciri kalimat langsung sebagai berikut.
1) Penulisan kalimat langsung ditandai dengan tanda petik ganda (“...”).
2) Huruf pertama pada kalimat yang dipetik menggunkan huruf kapital.
3) Kalimat petikan dan kalimat pengiring dipisahkan dengan tanda baca koma (,).
4) Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan harus menggnakan tanda baca
titik dua (:) di depan kalimat langsung.
5) Pola susunan:
a. Pengiring, “kutipan”
b. “Kutipan,” pengiring
c. “Kutipan,” pengiring, “kutipan”
6) Cara membaca pada kalimat kutipan intonasinya sedikit ditekan.
Contoh kalimat langsung:
a. “Kami bekerja keras siang-malam agar proses evakuasi para korban cepat selesai,” ujar
Rio.
b. “Kami bekerja keras siang-malam agar proses evakuasi para korban cepat selesai,” ujar
Rio, Ketua Tim SAR Bulukumba.
c. “Kami bekerja keras siang-malam agar proses evakuasi para korban cepat selesai,” ujar
Rio, Ketua Tim SAR Bulukumba, Senin (05/11/2017)
Penjelasan contoh.
Kalimat yang berada dalam tanda kutip ganda (“...”) adalah kutipan kalimat narasumber. Kata
atau kalimat setelah dua tanda kutip itu adalah pengiring. Pada contoh a, ujar Rio adalah
pengiring. Pada contoh b, ujar Rio, Keuta Tim SAR Bulukumba adalah pengiring. Pada
contoh c, ujar Rio, Keuta Tim SAR Bulukumba, Senin (05/11/2017) adalah pengiring.
Konjungsi temporal dan kronologis adalah konjungsi (kata hubung) yang menunjukkan waktu,
seperti sejak, awalnya, akhirnya, setelah, dan lain-lain. Konjungsi ini juga menunjukkan kronologi atau
urutan-urutan kejadian. Contoh:
- Hujan yang turun sejak pukul 05.00 dini hari tadi telah menimbulkan banjir yang cukup
besar di daerah Tanah Grogot.
- Setelah mobil sedan tersebut oleng ke kanan dan menabrak pembatas jalan, mobil sedan
dengan plat nomor BZ 007 ED akhirnya jatuh ke jurang. Warga yang mengetahui
kejadian itu langsung menghubungi pihak polisi sehingga proses evakuasi dapat
segera dilaksanakan.
Keterangan waktu dan tempat merupakan kelengkapan suatu berita yang berhubungan
dengan waktu dan tempat terjadinya peristiwa. Contoh:
- Evakuasi para korban sudah dimulai sejak pukul 07.00 pagi tadi.
- Sebulan menjelang lebaran, tiket kereta api dengan daerah Jawa Timur dan Jawa
Tengah telah terjual habis.
- Minggu (10/12/2019) siang terjadi kemacetan parah di sekitar Alun-alun Kota Batu.