Anda di halaman 1dari 4

Teks Berita Kelas 8 SMP 

(Pengertian,
Unsur-unsur, Struktur, Pola, dan Kaidah
Kebahasaan
Teks berita adalah teks yang berisi informasi atau kejadian penting yang telah atau sedang
terjadi dan disajikan melalui media cetak (koran dan majalah) maupun elektronik (televisi,
radio, internet).

Ciri-ciri teks berita sebagai berikut.


1. Faktual atau sesuai fakta. Maksudnya, berita harus sesuai fakta yang ada dan bukan opini
penulis serta tidak ada rekayasa. Fakta-fakta ini dapat diambil dari hasil wawancara kepada
narasumber.
2. Aktual atau terbaru. Maksudnya, berita melaporkan atau memberitakan suatu peristiwa
atau kejadian yang baru terjadi atau sedang terjadi.
3. Memberikan keterangan waktu dan tempat yang jelas.
4. Menggunakan bahasa yang jelas dan baku.
5. Bersifat objektif atau apa adanya.
6. Kronologis atau runtutan peristiwa disajikan secara runtut.

Unsur-Unsur Berita
Berita memiliki beberapa unsur, yaitu apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana
(ADIKSIMBA) atau what, when, where, why, who, how  (5W+1H). Berikut penjelasannya.

1. Apa (What)
            Unsur what berisi hal-hal yang disampaikan dalam berita. Contoh, berita tentang
bencana alam, prestasi, olahraga, dan sebagainya. Contoh pertanyaan 'Apa' (What).
          - Peristiwa apa yang terjadi?
            Tiket kereta telah habis terjual menjelang Idul Fitri.

2. Di mana (Where)
             Unsur where berisi lokasi atau tempat kejadian. Contoh pertanyaan 'Di mana'
(Where).
           - Di mana peristiwa itu terjadi?
              Pemecahan rekor MURI itu dilaksanakan di Gelora Bung Karno.

3. Kapan (When)
              Unsur when menyebutkan waktu kejadian peristiwa. Contoh pertanyaan 'Kapan'
(When).
                  - Kapan peristiwa itu terjadi?
                    1. Kebakaran tersebut terjadi pada pukul 05.00 WIB.
                    2. Perhelatan itu akan dilaksanakan pada Senin, 5 Januari 2020.

4. Siapa (Who)
Unsur who berisi keterangan orang-orang yang terlibat dalam peristiwa atau kejadian.
Contoh pertanyaan ‘Siapa’ (Who).
-                           - Siapa yang terkena peristiwa itu?
        Masyarakat yang berada di bibir pantai

5. Mengapa (Why)
            Unsur why merupakan alasan atau latar belakan terjadinya peristiwa. Contoh
pertanyaan ‘Mengapa’ (Why).
-                           - Mengapa peristiwa itu terjadi?
                     Karena banyaknya pembeli tiket yang berbondong-bondong membeli tiket untuk
mudik lebaran.

6. Bagaimana (How)
            Unsur how berisi penjelasan mengenai proses kejadian atau peristiwa dan akibat yang
ditimbulkan. Contoh pertanyaan ‘Bagaimana’ (How).
-                            - Bagaimana upaya pemerintah untuk mengatasi hal tersebut?
                      Dengan menambah armada kereta api agar masyarakat banyak yang dapat
menggunakan transportasi ini untuk lebaran.

Struktur Teks Berita


Struktur teks berita terdiri dari orientasi, peristiwa, dan sumber berita. Berikut penjelasannya.
    1.  Orientasi
Orientasi adalah pembuka hal yang akan diberitakan. Biasanya terdapat sebagian unsur
berita, seperti unsur what, who, when, dan where.

    2. Peristiwa
Peristiwa berisi jalannya kejadian secara runtut yang faktual dan aktual. Bagian peristiwa ini
meliputi unsur-unsur 5W+1H atau ADIKSIMBA.

    3. Sumber Berita
Sumber berita adalah referensi (rujukan) dari sumber atau narasumber yang ada. Sumber atau
narasumber berita dapat diperoleh dari orang yang terlibat kejadian, orang yang menyaksikan
kejadian, video, audio, gambar, atau pun internet.

Pola Penulisan Berita


Pola penulisan berita bisa menggunakan pola piramida terbalik. Pola piramida
terbalik merupakan pola berita yang menempatkan informasi dengan urutan prioritas paling
penting di bagian atas, kemudian disusunan berikutnya dengan derajat penting yang berbeda-
beda.

Manfaat utama dari pola piramida terbalik berkait dengan space atau ruang dalam halaman
yang disediakan untuk memuat berita. Apabila berita itu terlalu panjang dan tidak cukup
untuk dimuat di halaman yang disediakan, maka editor dapat membuang bagian berita itu
mulai dari paling bawah atau derajat informasi pentingnya yang paling rendah. Biasanya
berita yang derajat informasinya rendah diletakan di bagian bawah atau akhir berita.

Lead / Prioritas Utama Penting


Lead atau kepala berita merupakan bagian paling atas. Pada urutan ini terdapat
informasi utama. Pada bagian ini, sebagian besar unsur 5W + 1H harus ada. Hal ini karena
jika halaman pada media terbatas maka editor akan melakukan pemotongan berita mulai dari
bagian bawah berita tapi bagian lead tetap dapat dimasukkan karena berada di bagian awal
dan berita masih layak sebagai sebuah berita.

Neck / Sangat Penting


Neck atau leher berita menempati urutan sangat penting. Bagian ini disebut neck atau
leher karena umumnya merupakan peralihan alur atau penyambung alur ide berita yang ada
pada bagian lead atau kepala berita untuk dilanjutkan pada gagasan-gagasan yang tertuang
pada bagian berikutnya yang menempati derajat prioritas lebih rendah.

Body / Penting
Pada bagian body, umumnya merupakan penjabaran dari gagasan berita yang tertulis
dalam lead dan neck. Penjabaran itu bisa merupakan jawaban why (mengapa) dan how
(bagaimana).

Body Lanjutan / Kurang Penting


Di bagian ini, berbagai data yang tidak terlalu penting ditempatkan. Misalnya daftar nama
orang-orang yang mengalami kecelakaan atau hal-hal lain yang jika dihilangkan oleh editor
tidak terlalu berpengaruh terhadap substansi atau pokok bahasan berita tersebut.

sumber pola penulisan berita: https://panduanjurnalistik.wordpress.com/2014/03/07/235/

Ciri Kebahasaan Teks Berita


Setiap teks dalam pelajaran bahasa Indonesia memiliki ciri kebahasaan. Inilah ciri
kebahasaan Teks Berita.
Mari kita bahasa satu-satu!
    1. Bahasa Baku
Penggunaan bahasa baku pada berita merupakan hal yang penting agar berita mudah
dipahami oleh berbagai kalangan. Oleh karena itu, bahasa baku yang dimaksud adalah bahasa
Indonesia.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia, tentu masyarakat akan lebih memahami
berita yang ada. Hal ini disebabkan beragamnya suku dan bahasa yang ada di negara kita.
Apabila ada berita yang diterbitkan atau ditayangkan oleh media berlevel nasional dengan
menggunakan salah satu bahasa daerah maka masyarakat yang berbeda bahasa daerahnya
akan mengalami kesulitan dalam memahami berita tersebut. Contoh, sebuah media cetak
memberitakan kejadian tsunami yang terjadi di Aceh dengan menggunakan bahasa daerah
Aceh, masyarakat yang tinggal di daerah Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Papua, dan daerah-
daerah lain akan kesulitan memahami berita tersebut karena mereka tidak pernah atau belum
pernah belajar bahasa daerah Aceh.

    2. Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat yang berupa hasil kutipan langsung dari
pembicara atau narasumber dengan cara menulis apapun yang dikatakan oleh narasumber
tanpa ada pengubahan.
Adapun ciri-ciri kalimat langsung sebagai berikut.
1) Penulisan kalimat langsung ditandai dengan tanda petik ganda (“...”).
2) Huruf pertama pada kalimat yang dipetik menggunkan huruf kapital.
3) Kalimat petikan dan kalimat pengiring dipisahkan dengan tanda baca koma (,).
4) Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan harus menggnakan tanda baca titik dua (:) di
depan kalimat langsung.
5) Pola susunan:
a.      Pengiring, “kutipan”
b.      “Kutipan,” pengiring
c.       “Kutipan,” pengiring, “kutipan”
6) Cara membaca pada kalimat kutipan intonasinya sedikit ditekan.
Contoh kalimat langsung:
a. “Kami bekerja keras siang-malam agar proses evakuasi para korban cepat selesai,” ujar Rio.
b. “Kami bekerja keras siang-malam agar proses evakuasi para korban cepat selesai,” ujar Rio,
Ketua Tim SAR Bulukumba.
c. “Kami bekerja keras siang-malam agar proses evakuasi para korban cepat selesai,” ujar Rio,
Ketua Tim SAR Bulukumba, Senin (05/11/2017)
Penjelasan contoh.
Kalimat yang berada dalam tanda kutip ganda (“...”) adalah kutipan kalimat narasumber. Kata
atau kalimat setelah dua tanda kutip itu adalah pengiring. Pada contoh a, ujar Rio adalah
pengiring. Pada contoh b, ujar Rio, Keuta Tim SAR Bulukumba adalah pengiring. Pada
contoh c, ujar Rio, Keuta Tim SAR Bulukumba, Senin (05/11/2017) adalah pengiring.

     3. Tidak Kalimat Langsung


Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang melaporkan atau memberitakan
perkataan narasumber dalam bentuk kalimat berita yang dapat ditandai dengan
konjungsi bahwa. Contoh:
a. Aini mengatakan bahwa produknya mampu bersaing dengan produk-produk impor.
b. Sejumlah staf HRD di perusahaan itu menyatakan bahwa mereka siap membantu
pengembangan perusahaan itu.
    4. Konjungsi Temporal dan Kronologis
Konjungsi temporal dan kronologis adalah konjungsi (kata hubung) yang
menunjukkan waktu, seperti sejak, awalnya, akhirnya, setelah, dan lain-lain. Konjungsi ini
juga menunjukkan kronologi atau urutan-urutan kejadian. Contoh:
-  Hujan yang turun sejak pukul 05.00 dini hari tadi telah menimbulkan banjir yang cukup besar
di daerah Tanah Grogot.
-  Setelah mobil sedan tersebut oleng ke kanan dan menabrak pembatas jalan, mobil sedan
dengan plat nomor BZ 007 ED akhirnya jatuh ke jurang. Warga yang mengetahui kejadian itu
langsung menghubungi pihak polisi sehingga proses evakuasi dapat segera dilaksanakan.

    5. Keterangan Waktu dan Tempat


Keterangan waktu dan tempat merupakan kelengkapan suatu berita yang berhubungan
dengan waktu dan tempat terjadinya peristiwa. Contoh:
-  Evakuasi para korban sudah dimulai sejak pukul 07.00 pagi tadi.
-  Sebulan menjelang lebaran, tiket kereta api dengan daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah telah
terjual habis.
-  Minggu (10/12/2019) siang terjadi kemacetan parah di sekitar Alun-alun Kota Batu.

    6. Kata Kerja Mental


         Kata kerja mental adalah kata kerja yang berkaitan dengan kegiatan pikiran. Kata-kata yang
dimaksud, seperti berencana, memikirkan, berharap, membayangkan, menduga, mencurigai, dan
lain-lain. Contoh.
    - Pemerintah berencana membangun  bendungan di beberapa daerah.
    - Polisi mencurigai masih ada pelaku lain yang terlibat dalam kasus ini.

Anda mungkin juga menyukai