Anda di halaman 1dari 7

Dalam kehidupan manusia membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas

sehari-hari. Kebutuhan energi tersebut semakin meningkat seiring dengan


bertambah pesatnya pertumbuhan manusia[1]. Hal dapat ini mengakibatkan
ketersediaan energi di bumi semakin habis. Hingga saat ini sumber energi listrik
masih didominasi oleh batu bara, gas dan minyak bumi sebagai bahan bakar
pembangkit listrik, baik yang dimiliki PLN maupun pihak swasta. Peranan energi
terbarukan masih terbatas dan sangat kecil. 80% sumber pembangkit listrik oleh
PLN berbahan gas, BBM, dan minyak tanah[2].Prediksi cadangan energi minyak
di Indonesia hanya tinggal 12 tahun lagi, gas alam 32 tahun lagi, batu bara 77
tahun lagi[5].Oleh karena itu diperlukan sumber energi terbarukan yang dapat
menggantikan sumber bahan bakar dari fosil.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya
terdiri dari daerah perairan. Menurut Janhidros (2006), luas wilayah daratan
Indonesia ± 2.012.402 km2 dan luas perairannya ± 5.877.879 km2[1]. Sekitar
40% wilayah perairan Indonesia merupakan perairan laut dalam(deep sea) yang
tersebar dari perairan barat Sumatera ke selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
yang menghadap Samudera Hindia, dan dari utara Maluku hingga Papua yang
menghadap Samdera Pasifik, serta di perairan Internal Nusantara, seperti di Selat
Makassar, Laut Flores, dan Laut Banda[6].
Energi matahari yang sampai ke bumi mencapai 5000 MW sehingga Suhu rata-
rata global pada permukaan Bumi akan meningkat 0.74 ± 0.18 °C, ini akan
menyebabkan terjadinya pemanasan global.Diperkirakan bahwa 90% energi
matahari diproduksi pada daerah 0 sampai 0,23R (R adalah jari-jari matahari),
40% dari masa matahari tergantung pada daerah ini. Pada daerah 0,7R dari pusat
temperatur jauh menurun sampai sekitar 130.000 K dan massa jenis jauh
3
menurun sampai 70 kg/m disini proses konveksi mulai menjadi bagian yang
penting dan zona 0,7 sampai 1R dikenal dengan convection zone[2].

(Sumber : NOAA) 
Grafik ini dari US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)
menunjukkan peningkatan kandungan panas laut global dari tahun 1955 hingga saat ini,
yang diukur dalam joule-unit energi panas. Penelitian terbaru menemukan bahwa laut
telah pemanasan lebih cepat dan lebih dalam dari para ilmuwan telah diperkirakan
sebelumnya.

POTENSI ENERGI GELOMBANG 20 KW/m

15 KW/m

10 KW/m

< 10 KW/m

Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelauatan (P3GL)


Energi gelombang adalah energi kinetik yang memanfaatkan beda tinggi
gelombang laut, dan salah satu bentuk energi yang dapat dikonversikan menjadi
energi listrik melalui parameter gelombangnya, yaitu tinggi gelombang, panjang
gelombang, dan periode waktunya.Konversi gelombang laut dengan tinggi rata-
rata 1 meter dan periode 9 detik mempunyai daya sebesar 4,3 kW per meter
panjang gelombang. Sedangkan deretan gelombang dengan tinggi 2 meter dan 3
meter dapat membangkitkan daya sebesar 39 kW per meter panjang
gelombang[3].
Hal tersebut menjadi dasar diterapkan Ocean Thermal Energy Conversion
(OTEC). Selain itu, gelombang lautan di Indonesia juga berpotensi menghasilkan
energi yang besar, periode datangnya gelombang laut sebesar 5,56 detik. Energi
gelombang dapat memberikan ketersedian mencapai 90% dengan kawasan yang
potensial tidak terbatas, selama ada ombak, energi listrik bisa didapat (BPPT :
2011).
energi gelombang laut di konversi sehingga aliran gelombang yang mempunyai
energi kinetik ini dialirkan menuju turbin pada siklus tertutup. Di dalam turbin ini,
energi kinetik yang dihasilkan gelombang digunakan untuk memutar rotor.
Kemudian dari perputaran rotor inilah energi mekanik yang kemudian disalurkan
menuju generator. Di dalam generator, energi mekanik ini dirubah menjadi energi
listrik (daya listrik). Dari generator ini, daya listrik yang dihasilkan dialirkan lagi
menuju sistem tranmisi (beban).
Berdasarkan besarnya potensi laut Indonesia serta kurangnya pemanfaatan
yang maksimal terhadap energi laut penulisan karya ilmiah ini bertujuan
memotivasi dan memberikan gambaran dalam pemanfaatan energi laut melalui
konsep Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) dengan siklus tertutup
menggunakan energi gelombang. konsep OTEC dengan siklus tertutup
memanfaatkan energi gelombang laut sangat potensial diterapkan di Indonesia dan
di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan, teknologi ini tidak
menimbulkan polusi.
1. Anonym.http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-8369-3505100039-Bab1.pdf.
2.  Anonym.http://digilib.unila.ac.id/5373/15/Bab%202.pdf
3. Achiruddin Donny. Ocean Energy. Universitas darma persada(Undasa),Dari:
http://www.kadin-indonesia.or.id/doc/energy/8%20-%20Energi%20Laut%20(METI).pdf

[1] A. P. Sari, A. Ahmad, dan H. Usman, “Produksi Bioethanol dari Selulosa Alga Merah dengan
Sistem Fermentasi Simultan Menggunakan Bakteri Clostridium aceotobutylicum”, Dari: Dari:
http://www.unhas.ac.id
[2] Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementrian Energi dan Sumber
Daya Alam. (2012). Kajian Indonesia Energi Outlook.
http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Hasil%20Kajian/ESDM%20IEO.pdf
[3] Biro Riset BUMN Center LM FEUI. (2009). Analisis Industri Gas Nasional. Dari:
http://www.lmfeui.com/data/13%20agt%202012%20Industri%20Energi%20Nasional-Web
%20LM%20FEUI.pdf
[4] Muchlis dan Darma P. Adi. (2003). Proyeksi Kebutuhan Listrik PLN Tahun 2003 s.d 2020.
Dari: http://www.oocities.org/markal_bppt/publish/slistrk/slmuch.pdf
[5]Agil Prawatya. (2010). Ocean Thermal Energy Conversion. Dari:
http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan-terbarukan/energi-laut/ocean-thermal-energy-
conversion-otec
[6] Pemikiran Guru Besar IPB. 2009. Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan, Energi, SDM,
dan Lingkungan yang Berkelanjutan. Bogor : IPB Press.
[7] Atmadja. (2007). Apa Rumput Laut Sebenarnya?, Semarang: Divisi Penelitian dan
Pengembangan Alga Laut UNDIP. Dari:
http://septriwahyudi.wordpress.com/2012/10/24/persebaran-geografi-alga/
[8] The International Rewenable Energy Agency (IRENA). (2014). Ocean Thermal Energy
Conversion Technology Brief. Dari: http:// www.irena.org/
[9] anonym. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9767-Chapter1.pdf
[10] Klara Syerly dan Had Abd. Latief, “Pembangkit Listrik dengan Sistem Ocean Thermal
Energy”. Group Tehnik Perkapalan., vol. 5, no. 6, hlm. 1, 2011.
[11] Vega, Louis A, “Economics Ocean Thermal Energy Convertion (OTEC)”, ASCE., vol, 7,
hlm. 2, 1992.
[12] N. Yamada, A. Hoshi, dan Y. Ikegami, “Performance Simulation of Solar-boosted Ocean
Thermal Energy Plant” Elsevier., vol, 34, hlm. 1, 2009.
[13] Rosendo J. Pont, “Modelling the Competitiveness of First Generation Commercial OTEC
Plants”, Pergamon Press., vol, 5, no. pp 539 549, hlm. 4, 1980.
[14] A. Baktir, N. Cholifah, dan S. Sumarsih, “Kinerja Sacharomyces cervisiae Rekombinan
[GLO1] dalam Proses Simultan Hidrolisis Pati dan Fermentasi untuk Produksi Bioetanol”,
Pusat Penelitian Biologi., vol. 9, no. 5, hlm. 466, 2009.
[15] Cambell, Neil A. 2008. Biologi. Jakarta : Erlangga.
[16] Atikah Ashriyani, “Pembuatan Bioetanol dari Substrat Makroalga Genus Eucheuma dan
Glacilaria”, FMIPA UI, 2009.
[17] Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
[18] Khamdiyah, Nur. 2010. Pembuatan Etanol Dari Alga Merah Jenis Eucheuma spinosum
Dengan Sakarifikasi dan Tanpa Sakarifikasi Pada Variasi Lama Fermentas. Skripsi tidak
diterbitkan. Jurusan Kimia Fakultas Saintek Universitas Negeri Islam Maulana Malik
Ibrahim Malang.
[19] S. Goto, Y. Motoshima, T. Sugi, T. Yusunaga, Y. Ikagemi dan M. Nakamurai, “Construction
of Simulation Model for OTEC Plant Using Uhera Cycle”, Wiley Periodicals, In.c, vol, 176.
No. 2, hlm. 2, 2011.
[20] Moran, Michal J. dan Shapiro Howar Hal:
D N.6 2002.
dari 6 Thermodinamika Tehnik Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
[21] Reynolds, William C. dan Perkins Henry C. 1996. Thermodinamika Teknik edisi ke dua.
Jakarta: Erlangga.
[22] Calvin E. J. Mamahit, “Pengembangan Konversi Energi Panas Laut Development of Ocean
Thermal Energy Conversion”, Elektrokimia., vol. 1, no. 1, hlm. 61, 2011.

Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah 64,97% lautan.


Energi matahari yang sampai ke bumi mencapai 5000 MW sehingga Suhu rata-
rata global pada permukaan Bumi akan meningkat 0.74 ± 0.18 °C, ini akan
menyebabkan terjadinya pemanasan global. Oleh karena itu, lautan akan
menyerap sebagian dari energi matahari dan semakin dalam penyerapannya,
energi matahari akan semakin berkurang. Hal ini menyebabkan air laut
bersirkulasi dari dasar ke permukaan, sehingga antara permukaan dan dasar lautan
terdapat perbedaan temperatur. Hal tersebut menjadi dasar diterapkan Ocean
Thermal Energy Conversion (OTEC). Selain itu, gelombang lautan di Indonesia
juga berpotensi menghasilkan energi yang besar, periode datangnya gelombang
laut sebesar 5,56 detik. Energi gelombang dapat memberikan ketersedian
mencapai 90% dengan kawasan yang potensial tidak terbatas, selama ada ombak,
energi listrik bisa didapat (BPPT : 2011). SeaDog Pump adalah nama alat yang
digunakan dalam sebuah penelitian Energi gelombang. Alat ini terdiri dari
platform yang mengapung dan memanfaatkan gerakan gelombang untuk
menggerakkan piston. Sebuah pelampung besar terhubung dengan bagian bawah
piston tersebut. Setiap ada gelombang yang bergerak memasuki platform, maka
pelampung akan bergerak mengikuti gerakan gelombang. Efeknya gerakan
gelombang yang terus menerus akan menggerakkan pula piston naik turun
menekan air laut yang kemudian memutar turbin dan membuangnya kembali ke
laut. Alat ini mampu mengkonversi 22% energi gelombang laut menjadi energi
yang berguna (Independent Natural Resources Inc. : 2011). Penulisan karya
ilmiah ini menggunakan metode telaah pustaka berupa kajian ilmiah yang telah
ditulis oleh para ahli dari berbagai sumber. Sumber data melalui buku, artikel dan
internet, kemudian dilakukan analisis data sebagai suatu proses pengklasifikasian
dan pengelompokan data. Pada konsep karya ilmiah ini energi gelombang laut di
konversi sehingga aliran gelombang yang mempunyai energi kinetik ini dialirkan
menuju turbin pada siklus tertutup. Di dalam turbin ini, energi kinetik yang
dihasilkan gelombang digunakan untuk memutar rotor. Kemudian dari perputaran
rotor inilah energi mekanik yang kemudian disalurkan menuju generator. Di
dalam generator, energi mekanik ini dirubah menjadi energi listrik (daya listrik).
Dari generator ini, daya listrik yang dihasilkan dialirkan lagi menuju sistem
tranmisi (beban). Oleh karena itu konsep OTEC dengan siklus tertutup
memanfaatkan energi gelombang laut sangat potensial diterapkan di Indonesia dan
di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan, teknologi ini tidak
menimbulkan polusi.

Anda mungkin juga menyukai