Anda di halaman 1dari 2

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari

daerah perairan. Menurut Janhidros (2006), luas wilayah daratan Indonesia ± 2.012.402
km2 dan luas perairannya ± 5.877.879 km2. Indonesia menyimpan potensi kekayaan
sumber daya kelautan yang belum dieksplorasi dan dieksploitasi secara optimal, bahkan
sebagian belum diketahui potensi yang sebenarnya. Kebutuhan akan data yang lengkap,
akurat dan up to date tentang kondisi wilayah perairan Indonesia sangat dibutuhkan saat ini,
sehingga laut sebagai sumber daya alternatif yang dapat diperhitungkan pada masa
mendatang akan semakin berkembang.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-8369-3505100039-Bab1.pdf.

Indonesia adalah Negara kepulauan, dimana wilayah lautannya lebih luas dari daratan. Wilayah lautan
diperkirakan meliputi 3/5 dari seluruh wilayah Negara Indonesia. Luas lautan semakin bertambah lagi sekitar
2.700.000 km 2dengan ditetapkannya Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI)[6]. Sekitar 40% wilayah
perairan Indonesia merupakan perairan laut dalam(deep sea) yang tersebar dari perairan barat Sumatera ke
selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yang menghadap Samudera Hindia, dan dari utara Maluku hingga Papua
yang menghadap Samdera Pasifik, serta di perairan Internal Nusantara, seperti di Selat Makassar, Laut Flores,
dan Laut Banda[6]. Energi matahari yang sampai di permukaan bumi dapat mencapai 1000 Watt /m 2 sehingga
lautan akan menjadi hangat di permukaan, akan tetapi laut dalam tetap dingin. Hal ini menyebabkan perbedaan
suhu antara permukaan lautan dengan laut dalam. Perbedaan suhu ini dapat dimanfaatkan untuk mengubah
energi panas matahari menjadi energi listrik melalui fermentasi organisme laut yaitu alga merah dengan
menggunakan bakteri fermentor[1]. Potensi laut di Indonesia sangat besar, terdapat sekitar 6000 jenis alga
merah (Rhodophyceae) yang tersebar di seluruh perairan Indonesia[7]. Indonesia yang merupakan Negara
kepulauan dengan panjang garis pantai sekitar 80.000 km merupakan kawasan pesisir dan lautan yang memiliki
bergbagai sumber daya hayati yang sangat besar dan beragam[6].

Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah 64,97% lautan. Energi matahari
yang sampai ke bumi mencapai 5000 MW sehingga Suhu rata-rata global pada permukaan
Bumi akan meningkat 0.74 ± 0.18 °C, ini akan menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Oleh karena itu, lautan akan menyerap sebagian dari energi matahari dan semakin dalam
penyerapannya, energi matahari akan semakin berkurang. Hal ini menyebabkan air laut
bersirkulasi dari dasar ke permukaan, sehingga antara permukaan dan dasar lautan terdapat
perbedaan temperatur. Hal tersebut menjadi dasar diterapkan Ocean Thermal Energy
Conversion (OTEC). Selain itu, gelombang lautan di Indonesia juga berpotensi menghasilkan
energi yang besar, periode datangnya gelombang laut sebesar 5,56 detik. Energi gelombang
dapat memberikan ketersedian mencapai 90% dengan kawasan yang potensial tidak terbatas,
selama ada ombak, energi listrik bisa didapat (BPPT : 2011). SeaDog Pump adalah nama alat
yang digunakan dalam sebuah penelitian Energi gelombang. Alat ini terdiri dari platform
yang mengapung dan memanfaatkan gerakan gelombang untuk menggerakkan piston. Sebuah
pelampung besar terhubung dengan bagian bawah piston tersebut. Setiap ada gelombang
yang bergerak memasuki platform, maka pelampung akan bergerak mengikuti gerakan
gelombang. Efeknya gerakan gelombang yang terus menerus akan menggerakkan pula piston
naik turun menekan air laut yang kemudian memutar turbin dan membuangnya kembali ke
laut. Alat ini mampu mengkonversi 22% energi gelombang laut menjadi energi yang berguna
(Independent Natural Resources Inc. : 2011). Penulisan karya ilmiah ini menggunakan
metode telaah pustaka berupa kajian ilmiah yang telah ditulis oleh para ahli dari berbagai
sumber. Sumber data melalui buku, artikel dan internet, kemudian dilakukan analisis data
sebagai suatu proses pengklasifikasian dan pengelompokan data. Pada konsep karya ilmiah
ini energi gelombang laut di konversi sehingga aliran gelombang yang mempunyai energi
kinetik ini dialirkan menuju turbin pada siklus tertutup. Di dalam turbin ini, energi kinetik
yang dihasilkan gelombang digunakan untuk memutar rotor. Kemudian dari perputaran rotor
inilah energi mekanik yang kemudian disalurkan menuju generator. Di dalam generator,
energi mekanik ini dirubah menjadi energi listrik (daya listrik). Dari generator ini, daya listrik
yang dihasilkan dialirkan lagi menuju sistem tranmisi (beban). Oleh karena itu konsep OTEC
dengan siklus tertutup memanfaatkan energi gelombang laut sangat potensial diterapkan di
Indonesia dan di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan, teknologi ini tidak
menimbulkan polusi.

Anda mungkin juga menyukai