Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 1/PDT.G.S/2020/PA.NPH DALAM KASUS SENGKETA EKONOMI


SYARIAH TENTANG WANPRESTASI PADA PRODUK PEMBIAYAAN
MURABAHAH BIL WAKALAH DI PA NGAMPRAH

Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah Metode Penelitian Hukum Ekonomi Syariah
Dosen Dr. Jaenudin, M.Ag

Oleh:
Hilmi Hadad Alwi (1183020045)

Jurusan Hukum Ekonoi Syariah (Muamalah)


Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2021
ANALISIS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1/PDT.G.S/2020/PA.NPH DALAM KASUS SENGKETA EKONOMI
SYARIAH TENTANG WANPRESTASI PADA PRODUK PEMBIAYAAN
MURABAHAH BIL-WAK ALAH DI PA NGAMPRAH

A. Latar Belakang Masalah

Masalah sengketa Ekonomi Syariah merupakan salah satu kasus yang hangat
diperbincangkan oleh masyarakat karena saat ini mulai banyak tumbuh segala usaha
yang berlebel syariah dimulai dari Asuransi Syariah, Bank Syariah, Loundry Syariah,
Pegadaian syariah dan masih banyak lagi. Mulai bermunculan kegiatan badan usaha
yang berlebel Syariah, maka dari itu penyelesaiannyapun harus dilakukan oleh para
lembaga yang benar-benar bisa dan paham masalah syariat Islam.

Banyaknya kegiatan masyarakat dan badan usaha yang berlebel syariah maka
tidak dapat dipungkiri akan timbul sebuah konflik, yakni sebuah situasi dimana dua
pihak atau lebih dihadapkan pada perbedaan kepentingan. Konflik tidak akan
berkembang menjadi sebuah sengketa apabila pihak yang merasa dirugikan hanya
memendam perasaan tidak puas atau keprihatinan. Sebaliknya, konflik akan berubah
menjadi sengketa bilamana pihak yang merasa dirugikan telah menyatakan rasa tidak
puas atau keprihatinannya, baik secara langsung kepada pihak yang dianggap
merugikan maupun kepada pihak lain.1

Yang menjadi salah satu alternatif penyelesaian sengketa yang banyak


ditempuh oleh para pihak adalah melalui jalur litigasi, yakni penyelesaian sengketa
(perkara) melalui prosses peradilan resmi (ordinary court) di pengadilan.2 Salah satu
lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman adalah Pengadilan Agama yang merupakan
suatu badan Peradilan Agama pada tingkat pertama. Yang berwenang untuk
menyelesaikan sengketa perdata antara orang-orang yang beragama Islam di bidang

1
Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan (Bandung: PT. Citra AdityaBakti, 2013), h.
3
2
Suyud Margono, Penyelesaian Sengketa Bisnis Alternative Dispute Resolution, (Bogor: GhaliaIndonesia, 2010),
h. 78
perkawian, kewarisan, wasiat, hibah,wakaf, zakat, infaq, sedekah dan ekonomi
syariah.3

Penyelesaian sengketa ekonomi syariah menjadi kewenangan absolut


Pengadilan Agama yang harus diselesaikan di pengadilan agama bilamana ada
perkara sengketa ekonomi syariah. Kurang lebih 15 tahun sudah diundangkan menjadi
kewenangan Absolut Pengadilan Agama, namun kenyataanya belum banyak perkara
sengketa ekonomi syariah yang masuk atau dijumpai di beberapa Peradilan Agama di
Indonesia. Seperti yang penulis jumpai di Pengadilan Agama Ngamprah yang terletak
di bandung barat. Di Pengadilan Agama gamprah ini masih banyak perkara waris,
cerai, permohonan dispensasi kawin yang penulis jumpai.

Minimnya perkara sengketa ekonomi syariah yang masuk di Pengadilan


Agama ngamprah dimungkinkan ada beberapa factor yang mempengarui hal tersebut.
Bisa dimungkinkan karena dari masyarakat sendiri yang memang belum ada konflik
seputar kegiatan ekonomi syariah atau memang dari masyarakat belum percaya
sepenuhnya dengan Pengadilan Agama yang sebenarnya sekarang sudah memiliki
kewenangan untuk menyelesaikan sengketa ekonomi syariah.

Pengadilan Agama ngamprah merupakan Pengadilan Agama yang berada di


daerah bandung barat yang terletak di Jl. Raya Gadobangkong No.167 C, Cimareme,
Kec. Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Meskipun kewenangan sengketa
ekonomi syariah sudah sekitar 15 tahun diundangkan menjadi kewenangan absolut
Pengadilan Agama, namun perkara ekonomi syariah belum banyak dijumpai di
pengadilan Agama. Perkara yang masuk di pengadilan Agama masih banyak
didominasi oleh perkara cerai, waris, permohonan dispensasi kawin. Pengadilan
Agama Ngamprah pernah menangani satu perkara sengketa ekonomi syariah, yaitu
perkara sengketa ekonomi syariah putusan Nomor 1/Pdt.G.S/2020/PA.Nph. sengketa
tentang wanprestasi/cidera janji akad pembiayaan murabah bil wakalah antara PT.
Bank BRIsyariah Tbk sebagai PENGGUGAT melawan Ade Yanti sebagai
TERGUGAT Rendi Ade Pratama sebagai TERGUGAT I dan Andri Iman Suherli
sebagai TERGUGAT II dimana pihak PT. Bank BRIsyariah Tbk mengajukan
gugatan kepada Pengadilan Agama Ngamprah yaitu gugatan pertama bahwa untuk

3
Erfaniah Zuhriah, Peradilan Agama Di Indonesia, (Malang: UIN Malang Press, 2008),h.19
menjamin Penggugat atas perbuatan inkar janji (wanprestasi) yang dilakukan
Tergugat yang berakibat Penggugat menderita kerugian sejumlah
Rp205,416,682.53,00 (dua ratus lima juta empat ratus enam belas ribu enam ratus
delapan puluh dua koma lima tiga rupiah), maka mohon kepada Ketua Pengadilan
Agama Ngamprah agar jaminan akad pembiayaan Tergugat berupa tanah dan atau
tanah dan bangunan dengan Sertipikat Hak Milik No. 2774 yang terletak di Blok Pos
Kulon Kelurahan/Desa Kertamulya Kota/Kabupaten Bandung Barat, gambar situasi
No. 00090 tanggal 28 juli 2009, luas 160 m2 tercatat atas nama Nendi Suherli yang
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kotamadya/kabupaten Bandung Barat pada
tanggal 25 Januari 2010 agar dapat dijual sesuai ketentuan hukum yang berlaku untuk
menutupi kerugian Penggugat;. Dalam sengketa wanprestasi/cidera janji akad
pembiayaan murabah ini hakim telah memutus “Mengabulkan gugatan Penggugat
untuk sebagian” dengan putusan Nomor 1/Pdt.G.S/2020/PA.Nph. Untuk mengetahui
bagaimana putusan dengan Nomor 1/Pdt.G.S/2020/PA.Nph di kabulkan sebagia oleh
Pengadilan Agama Ngamprah maka penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai
“Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
1/Pdt.G.S/2020/Pa.Nph Dalam Kasus Sengketa Ekonomi Syariah Tentang
Wanprestasi Pada Produk Pembiayaan Murabahah Bil Wakalah Di Pa
Ngamprah”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas penulis
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah alasan dan pertimbangan Hakim dalam menyelesaikan sengketa
ekonomi syariah Perkara Nomor 1/Pdt.G.S/2020/PA.Nph terkait wanprestasi
pada produk pembiayaan murabahaah bil wakalah?
2. Bagaimana dasar pertimbangan Pengadilan Agama Ngamprah dalam
menetapkan putusan Nomor 1/Pdt.G.S/2020/PA.Nph menurut perspektif Hukum
Ekonomi Syariah?
C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pertimbagan hakim dalam melakukan proses penyelesaian
sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Ngamprah sengketa Nomor
1/Pdt.G.S/2020/PA.Nph terkait wanprestasi pada produk pembiayan murabahah
bil wakalah
2. Untuk mengetahui dasar pertimbangan Pengadilan Agama Ngamprah dalam
menetapkan putusan Nomor 1/Pdt.G.S/2020/PA.Nph menurut perspektif Hukum
Ekonomi syariah.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mempunyai kegunaan sebagai berikut:


1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuan dan kepustakaan dalam bidang hukum ekonomi syariah terutama

dalam penyelesaian sengketa ekonomi syariah.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi


pemikiran sebagai bahan kajian bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang relefan
dengan tema penelitian ini, khususnya tentang penyelesaian sengketa ekonomi
syariah di pengadilan agama.

Anda mungkin juga menyukai