Anda di halaman 1dari 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA


KELAS /SEMESTER : VII/ 1
PROGRAM : Sekolah Menengah Pertama
MATERI : Teks Surat Dinas
TEMA :-

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI JAWA TENGAH
SMP NEGERI 1 GATAK SUKOHARJO
2019

1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 2 KARTASURA


Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/Semester : VII/ 1
Materi Pokok : Teks Surat Dinas
Alokasi Waktu : 1 x 15 menit(1 pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2:Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan
g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI 3:Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahuan, b.
teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4:Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b.
kreatif, c. produktif, d.kritis, e. mandiri, f. kolaboratif,g.komunikatif, dan h. solutif,
dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah
keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi dasar IPK (Indikator Pencapaian Kompetensi)


3. 12 Menelaah unsur-unsur 3.12.1 Memaparkan bagian-bagian kepala surat dinas.
dan kebahasaan dari surat 3.12.2 Menganalisis ejaan dalam kepala surat dinas.
pribadi dan surat dinas yang
dibaca dan di dengar

C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati contoh surat dinas yang di tampilkan siswa dapat mengetahui
bentuk surat dinas
2. Siswa dapat menentukan unsur kepala surat dinas
3. Siswa mencoba mengemukakan isi surat dinas
4. Siswa mampu menelaah bagian kepala surat dan isi surat dinas.
5. Materi Pembelajaran
1. Bagian-bagian kepala surat dinas
2. Ejaan dalam kepala surat dinas
6. Metode Pembelajaran

2
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Problem Based Learning
3. Metode : Examples Non Examples

7. Media Pembelajaran
1. Alat : LCD,Proyektor,Laptop
2. Bahan : Teks Surat Dinas Sekolah
3. Media : Contoh Gambar Surat Dinas Sekolah

8. Sumber Belajar
E.Kosasih.2017.Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII.Jakarta:Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
E.Kosasih.2017.Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII.Jakarta:Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.
https://enjiner.com/contoh-surat-resmi/ diakses pada tanggal 02 Mei 2019 jam 18.50
WIB
https://www.academia.edu/8825309/Contoh_Surat_Resmi_OSIS diakses pada tanggal 02
Mei 2019 jam 18.52 WIB
https://badrulmozila.com/2018/11/21/contoh-surat-dinas-resmi/ diakses pada tanggal 6
Mei 209 jam 20.13 WIB

9. Langkah-langkah Pembelajaran
PERTEMUAN KE 1
Tahap Alokasi
Langkah-langkah pembelajaran
/Sintaks waktu
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, dan mengajak berdo’a 2 menit
2. Guru menanyakan ketidak hadiran siswa
3. Guru menyampaikan KD dan indikator
pembelajaran yang akan dicapai
4. Guru melakukan apersepsi dari materi yang akan
diajarkan

Kegiatan Inti
Sintak MENGAMATI 10 menit
1. Siswa diminta untuk mengamati sebuah gambar
surat dinas yang di tampilkan oleh guru
MENANYA
2. Guru memancing siswa untuk bertanya mengenai
apa saja bagian kepala surat dan bagaimana
bentuk ejaan yang terdapat dalam contoh teks
surat dinas yang diamati
MENCOBA
3. Guru meminta kepada siswa untuk mencoba
memaparkan apa yang siswa ketahui mengenai

3
bagian kepala surat dan bagaimana ejaan dalam
kepala surat.
4. Guru menampilkan sebuah gambar teks kepala
surat dinas. Kemudian siswa diminta untuk
menentukan bagian-bagian kepala surat dan
ejaan yang ada di dalamnya
5. Guru membentuk siswa menjadi beberapa
kelompok
MENALAR
6. Guru membagikan sebuah gambar teks dan siswa
diminta untuk menuliskan apa saja bagian kepala
surat dan menganalisis ejaan kepala surat dinas
yang terdapat dalam contoh teks surat dinas yang
telah di berikan dan menempelkan hasil
diskusinya pada papan temple yang tersedia
MENGKOMUNIKASIKAN
7. Salah satu perwakilan dari anggota kelompok
diminta untuk menyampaikan hasil
berdiskusinya
8. Dan kelompok lain diminta untuk memberi
tanggapan mengenai jawaban yang telah
disampaikan sebelumnya.
Penutup
1. Guru memberikan penguatan terkait materi yang 3 menit
telah dipelajari.
2. Peserta didik dibantu oleh guru menyimpulkan
hasil diskusinya
3. Guru dan peserta didik mengakhiri kegiatan
dengan berdoa.

10. Penilaian
Teknik Penilaian
1) Penilaian Sikap
a. Teknik penilaian : Observasi
b. Bentuk penilaian : Lembar Pengamatan
c. Instrumen penilaian : Jurnal
2) Pengetahuan
Jenis/Teknik tes : Tes tertulis
Bentuk tes : Uraian
Remedial
Bentuk kegiatan remedial di antaranya
1) Peserta didik melakukan pembelajaran ulang.
2) Peserta didik mencari mengenai bagian-bagian dalam kepala surat
3) Peserta didik menganalisis ejaan dalam kepala surat
Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan dalam bentuk memperdalam dan memperluas kembali materi yang telah di

4
ajarkan serta peserta didik mencari referansi materi sebelumnya dari berbagai sumber
belajar.

Mengetahui Surakarta, 06 Mei 2019


Kepala SMP 2 Kartasura Guru Mata Pelajaran,

Dr. Main Sufanti, M.hum Indah Wigati Putri


NIDN. 0612046502 NIM. A310160051

Lampiran
Lampiran 1 : Materi Pembelajaran
a. Bagian Kepala Surat Dinas
Kepala Surat disebut pula kop surat. Jenis, warna, dan besar kecilnya huruf yang
digunakan untuk menulis kata-kata pada kepala surat biasanya sudah diatur oleh yang
berwenang dengan aturan tertentu. Untuk itu, aturan-aturan semacam itu wajib
dipatuhi. Karena kop surat umummnya telah tercetak pada kertas surat dan kliesnya
juga perlu ada, pembuatannya harus dipikirkan dengan sebaik-baiknya. Salah satu

5
segi yang perlu dipikirkan adalah bahasanya. Kepala surat berfungsi sebagai petunjuk
identitas sebuah instansi atau kantor. Didalamnya tercantum bagian-bagian sebagai
berikut:
1. Nama lembaga, instansi atau badan usaha
2. Logo/lambang lembaga
3. Alamat
4. Nomor telepon
5. Kode pos dan fax lembaga (jika ada)
6. Alamat email dan website lembaga (jika ada)

b. Ejaan penulisan dalam kepala surat


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis kepala surat:
1. Nama instansi ditulis dengan huruf kapital (sesuai dengan aturan yang ada).
2. Huruf awal alamat, kotak pos, alamat kawat (jika ada), faksimile, dan telepon
ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas, misalnya dan dan dalam.
3. Kepala surat sebaiknya disusun secara lengkap (lambang, nama instansi,
alamat, nomor telepon,  nomor kotak pos, nomor faksimile (jika ada), alamat
kawat (jika ada).
4. Nama instansi, kata jalan, kata telepon, kata faksimile, dan kata kotak pos
jangan disingkat. misalnya Biro Diklat, Depdikbud, Badan Bimas, tetapi Biro
Pendidikan dan Pelatihan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Badan
Bimbingan Masyarakat.
5. Kata jalan misalnya jangan disingkat Jln. Atau Jl., atau Jaln, tetapi Jalan.
6. Kata  telepon hendaknya ditulis dengan cermat, yaitu Telepon,
bukan Tilpun atau Telpun dan jangan pula disingkat menjadi Tlp., Tilp.,
atau Telp.
7. Kata kotak pos hendaklah ditulis dengan cermat, yaitu Kotak Pos dan jangan
disingkat K. Pos atau Kotpos. Demikian pula, jangan digunakan  P.O.
Box atau Post Office Box.
8. Kata alamat kawat hendaklah ditulis dengan cermat, yaitu Alamat Kawat dan
jangan digunakan Cable Address.
9. Kata telepon dan kotak pos (dan yang lain) diikuti nomor tanpa diikuti tanda
titik dua (:) sedangkan angka yang mengikutinya tidak dipisahkan oleh tanda
titik (.) setiap tiga angka.

Lampiran 2 : Lembar Kerja Peserta Didik/LK(Kunci dan Skor LKPD)


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
3. 12 Menelaah unsur-unsur dan kebahasaan dari surat pribadi dan surat dinas yang dibaca
dan di dengar

Nama Peserta didik : 1.

6
2.
3.
Kelas :

Amatilah gambar kepala surat dinas dibawah ini!

Kerjakan soal berikut!


1. Tentukan bagian-bagian kepala surat dinas diatas kemudian analisislah ejaan dalam
kepala surat dinas diatas
Jawab :………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Lampiran 3 : Media Pembelajaran


a. Contoh kepala surat dinas “SDN 1 Cieurih”
Teks untuk LKPD

7
b. Powerpoint tentang kepala surat dinas

Lampiran 4 : Penilaian
2) Penilaian Sikap
a. Teknik penilaian : Observasi
b. Bentuk instrument : Lembar Pengamatan
c. Kisi-kisi :
Instrumen Penilaian Sikap
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP

Nama Sekolah : SMPN 2 Kartasura


Kelas/Semester : VII/I
Tahun pelajaran : 2018/ 2019

Nama Catatan Butir


No Ttd Tindak Lanjut
Peserta didik Perilaku Sikap
1
2
3
4
5

3) Penilaian Pengetahuan
c. Teknik penilaian : Tertulis
d. Bentuk instrument : Uraian
e. Kisi-kisi :
Instrumen Penilaian Pengetahuan

8
KISI-KISI TES TERTULIS
LEVEL LINGKUP KOMPETENSI NO
NO INDIKATOR SOAL SOAL
KOGNITIF MATERI DASAR
3. 12 Menelaah unsur- 3.12.1 Memaparkan 1
unsur dan kebahasaan bagian-bagian kepala
Teks Surat dari surat pribadi dan surat dinas.
1 Pengetahuan
Dinas surat dinas yang 3.12.2 Menganalisis
dibaca dan di dengar ejaan dalam kepala
surat dinas.

- Instrumen Soal
Amatilah gambar kepala surat dinas dibawah ini!

Kerjakan soal berikut!


1. Tentukan bagian-bagian kepala surat dinas diatas kemudian analisislah ejaan dalam
kepala surat dinas diatas

RUBIK PENILAIAN DAN PEDOMAN PENSKORAN


No
Soa Uraian Skor
l
1. a. Menuliskan 6 jawaban bagian kepala surat dinas 5
b. Menuliskan 3-4 jawaban bagian kepala surat dinas 3
c. Menuliskan < 2 jawaban bagian kepala surat dinas 1
Mampu menganalisis ejaan kepala surat dinas dengan baik dan benar 10
JUMLAH SKOR 4

PEDOMAN PENSKORAN :
Nilai Akhir = Skor yang diperoleh
X 100
Jumlah skor masksimal
- Kunci Jawaban
1. Terdapat nama instansi,alamat,nomor
telepon,nomor kotak pos,logo.
Jl harusnya di tulis jalan. Kata alamat sebaiknya tidak di tulis, No harusnya ditulis
Nomor,Tlp harusnya Telepon.
9
Menegetahui Surakarta, 06 Mei 2019
Kepala SMPN 2 Kartasura Guru Mata Pelajaran,

Dr. Main Sufanti, M.hum Indah Wigati Putri


NIDN. 0612046502 NIM. A310160051

KAJIAN MATERI
1. Pengertian Surat Dinas
Menurut Marjo dalam Noor dan Mulyani (2016:37), surat adalah alat komunikasi
tertulis, atau sarana untuk menyampaikan pernyataan maupun informasi secara tertulis
dari pihak satu kepada pihak yang lain. Apabila surat dari satu kepada pihak lain itu berisi
informasi yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi yang
bersangkutan, surat semacam itu disebut surat dinas atau surat resmi. Surat dinas harus
ditulis secara praktis, padat, dan berisi di dalam kepentingan sesuatu yang resmi.

10
Menurut Wijayanti (2011:21) Surat dinas adalah salah satu jenis surat resmi surat
yang dikirimkan oleh perseorangan atau kantor pemerintah/swasta kepada perseorangan
atau kantor pemerintah/swasta dengan menggunakan bahasa dan format yang baku dan isi
surat menyangkut masalah kedinasan. Jadi, surat dinas adalah surat resmi, menggunakan
bahasa yang baku, dan bersifat kedinasan.
2. Fungsi Surat Dinas
Fungsi surat resmi atau surat dinas menurut Arifin (1996:2) surat resmi mempunyai
beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut:
1. Surat resmi atau surat dinas sebagai bukti tertulis hitam di atas putih, terutama dalam
surat-surat perjanjian.
2. Surat resmi atau surat dinas sebagi alat pengingat, karena surat dapat diarsipkan dan
dapat dilihat lagi jika diperlukan.
3. Surat resmi atau surat dinas sebagai bukti sejarah, seperti pada surat–surat tentang
perubahan dan perkembangan suatu instansi.
4. Surat resmi atau surat dinas sebagai pedoman kerja, seperti surat putusan atau surat
instruksi.
5. Surat resmi atau surat dinas sebagai duta atau wakil penulis untuk berhadapan dengan
lawan bicaranya. Oleh karena itu, isi surat merupakan gambaran mentalitas
pengirimnya.
3. Tujuan Surat Dinas
Menurut Kustiawan dalam Noor dan Mulyani (2016:37) bahwa berdasarkan
tujuannya, penulisan surat resmi atau surat dinas dapat digolongkan sebagai berikut.1)
Surat pemberitahuan 2) Surat perintah 3) Surat permintaan atau permohonan 4) Surat
peringatan dan teguran 5) Surat susulan 6) Surat panggilan 7) Surat pengantar 8) Surat
keputusan 9) Surat perjanjian 10) Surat penawaran, pesanan, dan sebagainya. Adapun
bagian-bagian surat resmi dalam kaitannya dengan membuat surat resmi, maka
diperlukan untuk mengenal struktur surat atau bagian-bagian surat. Tanpa memahami hal
itu maka tidak akan mampu membuat surat resmi dengan baik dan benar.
4. Unsur Surat Dinas
Menurut Marajo dalam Noor dan Mulyani (2016:37) berikut ini merupakan tahapan-
tahapan dalam melakukan pembedahan surat resmi yaitu sebagai berikut. Kertas surat
(stationer), kepala surat atau kop surat (letterhead), tanggal surat (date), nomor surat
(number), hal atau prihal (subject), lampiran (enclosures and copies), alamat surat
(theinside address), salam pembuka (salutation), paragrafinti/inti surat (thebodyof letter),
paragraf penutup (the complimentary close), tandatangan pengirim (signature), nama dan
penandatangan surat, initial (pengetik atau pengonsep surat), tembusan (perforation).
Bagian-Bagian Surat Resmi :
1) Kepala Surat, 2) Nomor Surat, 3) Tanggal Surat, 4) Keterangan Lampiran, 5) Hal atau
Perihal, 6) Alamat Surat, 7) Salam Pembuka, 8) Paragraf Pembuka, 9) Paragraf Isi, 10)
Paragraf Penutup, 11) Salam Penutup, 12) Tanda Tangan Pengirim, 13) Nama Terang,
dan 14) Tembusan
Penulis meramu penjelasan bagian-bagian surat dinas menurut Triharjanto (2007),
Darma dan Kosasih (2009) dan Sodjito (2010). Bagian-bagian tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Kepala Surat
Kepala surat biasanya diketik di tengah atas. Kepala surat sebaiknya
mengungkapkan identitas instansi secara jelas dan lengkap, yakni meliputi: (1) nama
instansi, (2) lambang atau logo instansi, (3) alamat, (4) kode pos, (5) nomor telepon,
(6) nomor faksimile atau e-mail (Darma dan Kosasih 2009:20). Sedangkan menurut
Sodjito (2010:52) pada kepala surat dinas perguruan tinggi negeri hanya dicantumkan

11
(1) lambar perguruan tinggi yang bersangkutan (logo), (2) nama departemen, (3)
nama perguruan tinggi, dan (4) alamat.
2. Tempat dan tanggal surat
Merupakan keterangan yang menjelaskan lokasi dan waktu penulisan surat.
Apabila lokasi penulisan surat tersebut sudah dinyatakan dalam kepala surat, maka
tidak perlu disebutkan lagi (Darma dan Kosasih 2009:21), sedangkan Sodjito (2010)
hanya menulis tanggal surat saja. Penulis perlu memperhatikan penulisan tanggal
surat sesuai dengan aturan yang ada agar pembaca dapat memahami secara baik surat
dinas yang dibuat. Selain itu, tanggal surat dinas terdiri atas tanggal, bulan, dan tahun
pembuatan surat.
2. Nomor Surat
Nomor surat meliputi hal-hal berikut: (1) nomor urut penulisan surat, (2) kode
surat, (3) angka tahun, namun adapula nomor surat yang disertai dengan pencantuman
angka bulan (Darma dan Kosasih 2009:22). Jadi, setiap instansi memiliki aturan
sendiri untuk mencantumkan hal-hal dalam surat dinas.
3. Lampiran
Merupakan penjelas atas jumlah dokumen yang disertakan dalam surat tersebut
(Darma dan Kosasih 2009:22), sedangkan Sodjito (2010:55) menyebutkan lampiran
(tidak disingkat Lamp.) adalah lembar tambahan yang dilampirkan bersama dengan
surat yang dikirimkan. Contoh: Lampiran: satu halaman (tanpa titik).
4. Hal/Perihal
Hal surat sama dengan judul karangan. Oleh karena itu, cara menuliskannya pun
harus selayaknya menuliskan judul untuk sebuah karangan, yakni (1) singkat, jelas,
dan menarik; (2) berupa kata atau frasa dan bukan kalimat (Darma dan Kosasih
2009:24), sedangkan Soedjito (2010:56) menyebutkan bahwa hal berisikan inti
keseluruhan isi surat yang dituliskan secara ringkas dan jelas dalam bentik frasa
(bukan kalimat). Berdasarkan dua pendapat tersebut, hal surat merupakan gagasan
utama yang akan dituliskan dalam sebuah surat. Jadi, hal atau masalah surat adalah
bagian yang harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum menulis surat dinas.
5. Alamat Surat
Ada dua macam alamat surat, yaitu (1) alamat luar dan (2) alamat dalam (Darma
dan Kosasih 2009:24), sedangkan Soedjito (2010:57) menyebutkan alamat pada
lembar surat dan alamat pada sampul surat.
6. Salam Pembuka
Frasa yang lazim digunakan sebagai salam pembuka ialah Dengan hormat, (tidak
disingkat Dh,).
7. Isi Surat
Isi surat umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu: (1) pembukaan, berguna untuk
mengantar dan menarik perhatian pembaca terhadap pokok surat. Untuk itu,
digunakan kalimat-kalimat pembuka yang sesuai dengan maksud/tujuan surat; (2) isi
surat yang sesungguhnya, berisi sesuatu yang diberitahukan, dikemukakan,
ditanyakan, diminta, dan sebagainya yang disampaikan kepada penerima surat; (3)
penutup surat, merupakan kesimpulan yang berfungsi sebagai kunci isi surat.
Umumnya berisi ucapan terima kasih terhadap semua hal yang dikemukakan dalam
isi surat. Hendaknya ditulis secara singkat dan jelas.
8. Salam Penutup
Darma dan Kosasih (2009:33) menyebutkan salam penutup yang lazim dalam surat
dinas adalah hormat saya, hormat kami, salam kami, atau wassalam. Sedangkan Soedjito
(2010:71) berpendapat bahwa salam penutup surat dinas/formal pemerintahan

12
menyebutkan: (1) nama jabatan, (2) tanda tangan, (3) nama terang, (4) NIP (Nomor
Induk Pegawai), cap dinas/cap jabatan.
10.Tembusan
Tembusan surat dibuat jika isi surat yang dikirimkan kepada pihak yang dituju itu
perlu diketahui oleh pihak-pihak lain yang ada hubungannya dengan surat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Noor,Syafiq.H dan Mulyani,Mimi.2016.” Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Resmi
Melalui Pendekatan Keterampilan Proses”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 5 (2):35-41
Wijayanti,Asri.2011.” Pengembangan Buku Panduan Menulis Surat Dinas Berbasis Kegiatan
Siswa SMP Dengan Pendekatan Kontekstual”,Skripsi.Universitas Negeri Semarang.
Malik,Abdul dan Isnaini Leo Shanty.2003.”Kemahiran Menulis”.Pekanbaru:UNRI Press
http://nuansa-nuansabahasaindonesia.weebly.com/esai-konten/penulisan-surat-resmi

MEDIA PEMBELAJARAN
1. Contoh Teks Surat Dinas Untuk LKPD

13
Sumber : https://enjiner.com/contoh-surat-resmi/

2. Powerpoint contoh kepala surat dinas

REFLEKSI PERTEMUAN Ke-1

Pada hari Jumat tanggal 22 Februari 2019 pukul 10.40 saya mempunyai jadwal mata
kuliah microteaching kelas C yang diampu oleh ibu Dra. Main Sufanti.M Hum.

14
Microteaching adalah salah satu matakuliah mahasiswa FKIP di semester 6 yang berisi
praktek proses belajar mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa dalam kelas atau kelompok
kecil sebanyak maksimal 20 orang dalam kelas, dan waktu yang sedikit atau singkat dengan
pokok materi yang di persingkat juga. Pada saat pertemuan pertama saya dan teman-teman
sekelas yang lain belum menggunakan baju hitam putih seperti aturan kelas microteaching
dari dulu. Dan saya awalnya juga belum mengetahui dimana letak kelasnya karena ini kelas
microteaching yang pertama bagi saya.
Perasaan saya saat akan mengikuti kuliah microteaching biasa saja karena saya rasa
tidak ada yang istimewa atau sesuatu yang harus di takutkan. Dan perasaan yang saya rasakan
di pertemuan pertama biasa saja merasa hanya akan mengikuti salah satu matakuliah namun
sedikit berbeda dari matakuliah yang lain karena matakuliah ini akan banyak praktik
pembelajaran dalam kelasnya yang di lakukan mahasiswa. Saya hanya merasakan sedikit
deg-deg an pada saat penentuan yang akan tampil pertama siapa.
Persiapan yang saya lakukan mungkin hanya menyiapkan seragam untuk dipakai
waktu kuliah microteaching, membuat RPP, kajian materi dan SILABUS yang akan saya
gunakan nantinya, menonton penampilan teman-teman yang lain yang sudah praktik, dan
persiapan mulai merasakan deg-deg an dari sekarang untuk mempersiapkan diri agar pada
saat giliran saya yang tampil tidak begitu takut atau nervous sehingga berbuat salah.

REFLEKSI PERTEMUAN Ke-2

Pada pertemuan kedua kelas microteacing jadwal hari jumat sekarang di ganti hari
yakni pada hari sabtu jam 14.10 dan seterusnya begitu. Tidak ada yang berubah pada kelas
sebelumnya saya datang dan masuk kelas dan di ampu oleh bu Main seperti biasa. Jadwal
pada hari itu membahas mengenai kontrak pembelajaran microteaching dan membagi dua
kelompok untuk membentuk praktik maju mengajar. Dan juga menentukan jenjang sekolah.
Setiap kelompok terdiri dari sepuluh orang dan saya berada di kelompok C2 jenjang SMP
setelah itu saya berdiskusi dengan teman sekelompok menentukan urutan maju praktik
mengajar. Teman saya membuat undian dan saya mendapat undian maju nomor sembilan.
Pada pembagian dan berdiskusi tadi saya sedikit merasa takut karena saya takut untuk maju
pertama kali dan berharap tidak maju urutan yang pertama karena saya belum sepenuhnya
mampu mengajar dan berpura-pura menjadi guru serta saya masi sedikit belum paham apa
saja yang akan siapkan untuk mengajar. Selain itu pada pertemuan ini bu Main menunjukkan
perangkat apa saja yang harus di persiapkan dalam praktik microteaching seperti perangkat
silabus, RPP, dan kajian materi.

15
REFLEKSI PERTEMUAN Ke-3

Pada hari sabtu seperti biasa jam 14.10 jadwal kelas microteaching kelas C. yang
praktik mengajar pada hari itu masih cuman berdua yakni Fella dan Rina. Di saat Fella
mengajar saya berperan menjadi siswa kelas 7 SMP Fella mengajar mengenai isi dan sumber
dari iklan. Di awal Fella memberi penayangan contoh mengenai iklan poster. Kemudian dia
menyuruh siswa untuk mengerjakan suatu soal yang di dalamnya berisi mengenai contoh
iklan dan siswa di suruh menentukan isi dan sumber dari iklan tersebut dan
menyampaikannya. Selanjutnya adalah Rina dia menyampaikan mengenai teks negosiasai.
Dia manmpilkan contoh dari suatu teks negosiasi dan kemudian dia menyuruh salah satu
siswa untuk menbacakannya. Kemudian selanjutnya dia membentuk kelompok dan
membagikan soal untuk dikerjakan oleh siswa. Setelah Fella mengajar saya pindah duduk di
belakang untuk menjadi observer dan mengamati proses pembelajaran yang di lakukan oleh
Rina. Setelah semuanya selesai mengajar Rina dan Fella semua berkumpul menjadi satu
untuk diberikan catatan oleh bu Main dan beliau menyampaikan hasil proses mengajar yang
di lakukan oleh Fella dan Rina.

REFLEKSI PERTEMUAN Ke-4

Sabtu kedua praktek mengajar pada kelas microteaching di sampaikan oleh Baruna,
Mustofa, Sabila diawali oleh Sabila yang mengajar jenjang SMA, dan Mustofa SMK dan
Baruna SMA dari praktek yang disampaikan oleh Sabila saya berperan menjadi observer
setelah mengamati pengajaran yang disampaikan oleh Sabila saya menilai keterampilan
metode pengajaran yang di gunakan masih belum menarik. Dan belum terlihat penggunaan
pendekatan saitifik yang signifikan. Selanjutnya pembelajaran yang di ajarkan oleh Baruna
cara mengajar yang disampaikan Baruna cukup menarik perhatian siswa. Terlihat bahwa
siswa menyukai cara mengajar Baruna yang terlihat aktif namun tidak sistematis dan masih
belum teratur. Pembelajaran yang disampaikan oleh Mustofa yang mengajarkan jenjang
SMK. Saya sudah tidak menjadi observer lagi namun saya menjadi siswa. Namun terlihat
dari cara mengajar yang disampaikan dapat dilihat bahwa sepertinya Mustofa belum
maksimal dalam mempelajari materi yang dia sampaikan

REFLEKSI PERTEMUAN Ke-5

16
Setelah sebelumnya terjeda libur dikarenakan kelas microteaching yang biasanya
digunakan untuk mengajar pada gedung B di gunakan oleh para program profesi guru untuk
mengajar akhirnya kelas microteaching dimulai kembali pada hari sabtu depannya pada jam
dan ruang yang sama. Namun pertemuan ini di bombing oleh bu Nur bukan bu Main seperti
sebelumnya. Praktik mengajar disampaikan oleh empat orang dari C1 ada Siska, dan
Rizkiana sedangkan dari C2 ada Trya dan Rohmah. Siska dan Rizkiana mengajarkan jenjang
SMA dan Trya dan Rohmah mengajar jenjang SMP diawali oleh Siska, kemudian Rizkiana
dari pembelajaran Rizkiana sebenarnya sudah lumayan baik namun ada kekurangan dalam
penggunaan bahasa yang dia gunakan saat mengajar dia terlalu banyak menggunakan bahasa
yang tidak formal dan tidak efektif yang seharusnya diperbaiki karena dapat dijadikan contoh
yang kurang baik oleh siswa. Selanjutnya pembelajaran yang disampaikan oleh Rohmah dia
mengajarkan mengenai unsur-unsur berita dia menampilakan sebuah video setelah memberi
sedikit materi mengenai berita. Kemudian dilanjutkan dengan memberi pekerjan pada siswa
berupa sebuah teks berita dan siswa disuruh untuk menentukan unsur-unsurnya dengan
memperhatikan teks yang diberikan. Setelah Rohmah praktik mengajar disampaikan oleh
Trya.
REFLEKSI PERTEMUAN Ke-6

Pada pertemuan microteaching hari itu yang mendapat jadwal praktik mengajar dari
C1 ada Atika,Fitria dan dari C2 Sandi dan Elsa. Praktik Diawali oleh kelompok C1 oleh
Fitria yang memulai mengajar. Kemudian dilanjut oleh Atika yang mengajar dan saya
menjadi observer sebenarnya dari praktik mengajar yang disampaikan oleh Atika dan Fitria
sebenarnya sudah cukup baik namun sama seperti praktik mengajar yang sebelum-
sebelumnya cara yang digunakan sama mononton itu-itu saja. Fitria mengajar dengan belum
menenpatkan dirinya mengajar pada jenjang yang berbeda yang seharusnya dia mengajar
jenjang SMA di terlihat mengajar anak TK. Kemudian Elsa cara dia mengajar sudah cukup
baik dia sudah menggunakan pendekatan saintifik tapi model pembelajaran yang dia
sampaikan belum cukup menarik. Itulah yang disampaikan oleh bu Nur pada akhir proses
pembelajaran. Untuk pembelajaran yang disampaikan oleh Sandi dia mengajarnya sedikit
terjeda-jeda karena dia sepertinya masih binggung dengan langkah apa yang seharusnya dia
kerjakan

REFLEKSI PERTEMUAN Ke-7

17
Pada pertemuan microteaching pada hari sabtu itu kelas micrteaching sudah diisi lagi
oleh bu Main yang pada pertemuan sebelumnya diisi oleh bu Nur. Pada hari itu saya masi
merasa tenang tidak merasakan takut karena minggu depannya saya yang harus praktik
mengajar. Pada hari itu jadwal masuk seharusnya jam 14.10 namun telat menjadi 14.30 an.
Jadwal yang akan mengajar dari C1 ada Hanifah dan Ratih dan di C2 ada Fahrizal dan
Ganang. Praktik mengajar pertama di lakukan oleh Hanifah dari C1 otomatis saya menjadi
observer waktu itu. Hanifah dari praktik mengajar yang di sampaikan hanifah saya yang
mengobservasi keterampilan mengajar menilai bahwa Hanifah sudah mengajar dengan cukup
baik namun dia terlihat kurang memahami langkah pembelajaran yang digunakannya.
Selanjutnya Ratih ratih menyampaikan mengenai fakta dan opini dalam suatu teks. Dan saya
mengobservasi keterampilan bertanya pada pratiknya Ratih dia sudah mencoba bertanya
dengan baik dan memberi waktu kepada siswa untuk berfikir namun dari pertanyaan –
pertanyaan yang di berikan ratih semua pertanyaan yang dia sampaikan hampir sama. Dan
selanjutnya dari kelompok C2 di mulai oleh Fahrizal disini saya beralih peran menjadi siswa.
Fahrizal mengajarkan mengenai struktur dalam suatu teks yakni identifikasi. Dan Ganang
mengajar mengenai tokoh dan penokohan. Setelah di akhir pembelajaran bu Main
menyampaikan kesimpulan dalam proses praktik mengajar yang telah dilakukan dan memberi
kontrak praktik mengajar putaran ke dua.

REFLEKSI PERSIAPAN MENGAJAR


Saya sebelumnya sudah menebak akan praktik mengajar putaran kesatu dan
menjadwalkan akan mengajar pada hari sabtu tanggal 11 Mei 2019 dan pada saat puasa.
Namun sebelumnya saya sudah mencoba untuk membuat perangkat pembelajaran yang akan

18
saya gunakan dari waktu prakting mengajar urutan ke-3. Namun banyak yang belum saya
pahami dan menjadikan saya kesulitan dalam menentukan indikator yang saya buat yang
mengakibatkan RPP saya belum segera jadi dan mulai jadi pada satu minggu sebelum saya
mengajar. Saya banyak meminjam RPP teman saya yang lain yang sudah praktik mengajar
untuk di jadikan referensi saya dalam menyusun RPP namun saya sebelumnya belum juga
paham. Namun Alhamdulillah saya pada akhirnya mampu menyelesaikan perangkat saya dan
mengkonsultasikannya. Dan pada saat menjelang konsul saya merasa sedih dan hampir stress
karena pada H-3 konsul bu Main sempat berpesan di kelas micro hari sabtu bahwa dia ingin
yang maju praktik mengajar berikutnya untuk menggunakan metode yang lebih inovatif.
Yang otomatis saya harus merubah metode yang saya gunakan sebelumnya dan merubah
langkah-langkah pembelajaran saya. Hingga akhirnya saya mencoba untuk menggunakan
metode exemples non exemples dan menggembangkannya dalam langkah pembelajaran saya.
Pada hari selasa tanggal 7 Mei 2019 adalah jadwal saya untuk konsul perangkat
pembelajaran yang akan saya gunakan waktu praktik microteaching pada hari sabtu. Pada
hari itu saya sedikit khawatir karena saya belum mencetak perangkat pembelajaran yang akan
saya gunakan untuk praktik mengajar di hari sabtu dan hari itu saya ada kelas sampai jam 12 .
00 yang saya khawatirkan adalah jika saya telat saya tidak di bolehkan untuk ikut konsul
karena ini adalah konsul saya yang pertama jadi saya tidak tau bagaimana suasana saat konsul
itu seperti apa. Dan ketika kuliah saya sudah selesai saya segera bergegas menuju ke
fotocopyan di belakang kampus. Setelah sampai di tempat fotocopyan saya segera mencetak
perangkat saya. Namun saat mencetak saya semakin khawatir lagi karena ternyata printer
yang saya gunakan untuk mencetak bekerja lama sedangkan yang masih belum saya cetak
masih banyak. Saya pun berfikiran untuk mencetak dengan menggunakan dua mesin printer
untuk mempercepat proses saya dalam mencetak.
Setelah 45 menit dan jam menunjukkan jam 14.00 saya bergegas berlari menuju ke
ruang dosen tempat konsul perangkat pembelajaran. Setelah sampai saya melihat teman-
teman dari kelas lain ternyata juga mau konsul,dan mereka mengatakan jika harus mengantri.
Alhamdulillah, saya saat itu merasa lega karena ternyata saya tidak telat. Sambil menunggu
saya mencoba untuk mengecek kelengkapan perangkat saya. Setelah menunggu saya
mencoba masuk kedalam ruangan konsul. Di dalam saya masih menunggu urutan saya untuk
konsul. Giliran saya tiba saya duduk di sebelah bu Main beliau mengecek KD saya kemudian
ke silabus dan sampai ke langkah-langkah pembelajaran. Bu Main menyarankan saya untuk
melengkapi silabus saya dengan validasi sekolah,kemudian mengganti indikator saya yang ke
dua sebelumnya menentukan isi surat dinas menjadi menganalisis ejaan dalam kepala surat.

19
Selain itu beliau menyarankan saya untuk memilih metode yang berinovasi yang lain dan
melihat contoh dari sumber diluar. Dan kemudian meminta untuk mengganti langkah-langkah
pembelajaran saya.
Setelah konsul itu yang saya rasakan sedikit ada rasa senang dan sedih karena saya
senang akhirnya saya bisa konsul perangkat pembalajaran yang telah saya buat selama itu
akhirnya telah jadi dan bisa di tanyakan apa kekuranganya. Rasa sedihnya ketika saya harus
mengganti indikator saya yang menjadikan bahwa saya harus pula sedikit merubah semuanya
yang telah saya kerjakan dan metode yang saya gunakan pun juga dirubah saya pun juga
akhirnya merubah langkah pembelajaran saya untuk kedua kalinya. Setelah hampir
mengganti segala yang salah dan mencari materi,akhirnya saya menyelesaikan perangkat
saya pada malam sabtu.
Persiapan saya untuk praktik microteaching pada hari sabtu besok yang ingin saya
lakukan adalah pertama saya mencoba memahami langkah-langkah pebelajaran saya.
Kemudian saya besok sebelum kelas ingin mencetak kembali perangkat pembelajaran saya.
Dan menyiapkan pakaian yang akan di gunakan besok

20

Anda mungkin juga menyukai