Hal yang harus diperhatikan dalam budidaya jamur tiram
Kelembaban Lingkungan tempat budidaya jamur tiram Kelembaban lingkungan tempat budidaya jamur tiram cukup mempengaruhi hasil panen jamur tiram nantinya. Daerah yang lebih lembab biasanya akan menghasilkan jamur tiram yang lebar lebar. Namun bagi anda yang tidak berada di daerah lembab jangan berkecil hati, karena semua bisa disiasati. Tempat untuk budidaya jamur bisa dibuat lembab dengan selalu menjaga kelembaban, caranya dengan menyemprotkan air ke tanah (tidak perlu di media jamur tumbuh) dalam jangka waktu tertentu supaya kelembaban tetap terjaga dan sirkulasi tetap terjaga, misalnya juga membuat atap yang teduh dari rumput alang-alang atau jerami supaya lebih lembab, Beri jendela berukuran 30 cm dari atas tanah dan jendela dibuka pada malam hari supaya sirkulasi udara lancer, karena proses pertumbuhan jamur lebih cepat pada malam hari. Kenali Fisiologis jamur tiram SEbagai jamur konsumsi, jamur tiram memiliki bentuk yang khas, misalnya pada tudung berwarna hitam sampai kecoklatan tekstur permukaannya licin dan mengkilap, bilahnya berwarna putih, krem atau putih gading yang tersusun rapat. Jamur tiram hidup dengan baik di suhu kisaran 25-30 °C Bibit jamur tiram Media tanam jamur tiram dari substrat kayu, serbuk gergaji, ampas tebu atau sekam. Namun bagi anda yang ingin budidaya jamur lebih mudah bisa langsung membeli media tanam dan bibitnya langsung yang sudah ditanam ke perusahaan pembibitan jamur tiram Rumah untuk budidaya Jamur tiram Rumah jamur dibuat sedemikian rupa dengan memperhatikan kestabilan kelembaban udaranya. Buat beberapa tingkat untuk menempatkan media tanam jamur tiram. Misalnya, penerapan untuk kebutuhan sekitar 500-1.000 buah bag log, diperlukan bangunan dengan ukuran 6mx4mx4m. Bahan yang diperlukan untuk membuat rumah jamur berupa tiang, kaso, dan terbuat dari bambu atau kayu yang telah diawetkan.
Jaga Temperatur tempat budidaya jamur tiram
Temperatur ini sangat penting dijaga kestabilan kelembabannya. Factor lingkungan ini akan sangat mempengaruhi hasil panen jamur tiram nantinya. Pemeliharaan sub- start tanam dalam hal ini, harus memperhatikan faktor lingkungan. Selama pertumbuhan bibit (serat atau miselia seperti benang kapas), temperatur diatur antara 28-30 C. Sementara untuk pertumbuhan tubuh buah jamur sampai panen, temperatur diatur antara 26-28 C. Selama pertumbuhan bibit dan pertumbuhan tubuh buah, kelembaban udara diatur sekitar 90%. Sebab kalau kurang, maka sub-strat tanam akan mengering. Agar kelembababan terjamin, lantai ruangan sebaiknya disiram air bersih pada pagi dan sore hari. Masa Panen jamur tiram Jamur tiram bisa dipanen sekitar 40 hari dari masa pembibitan. Frekuensi panen jamur tiram bisa dilakukan setiap hari sampai habis, namun hasil yang paling optimal biasanya panen antara 4-8 kali. SEtelah media tanam dibuang dang anti dengan yang baru lagi untuk budidaya jamur tiram selanjutnya. E. PENGENDALIAN JAMUR YANG TERKENA HAMA DAN PENYAKIT Sebelum kita mengarah pada pengendalian hama dan penyakit pada jamur tiram, alangkah baiknya jika kita mengetahui hama dan penyakit yang menyerang jamur tiram. Berikut adalah penjelasan tentang hama dan penyakit pada jamur tiram beserta penanggulangannya. 1. HAMA Hama yang menyerang jamur dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama menyerang baglog dan kelompok kedua menyerang tubuh buah jamur itu sendiri. Hama yang menyerang baglog terdiri atas rayap, lalat, cacing, tikus, dan celurut. Pada umumnya serangga dan cacing bersarang di dalam baglog, tikus dan celurut bersarang di sudut-sudut ruangan kumbung, sementara rayap dapat bersarang dalam baglog dan bahan kumbung, baik dalam tiang-tiang penyangga maupun rak penyimpanan. Hama yang menyerang tubuh buah jamur umumnya dari jenis serangga, baik berbentuk kumbang maupun kutu. Hama yang paling banyak menyerang adalah kutu. Hama kutu bukan hanya menyerang jamur sejak kuncup sampai siap panen namun apabila terkena kulit manusia maka hama kutu akan mengigit dan menimbulkan rasa gatal. Para petani jamur di Jawa Barat menyebut hama kutu ini siuer. Umumnya para petani jamur mengendalikan hama kutu ini dengan menggunakan obat pembasmi serangga atau insektisida yaitu rizotin. Obat pembasmi serangga ini menguntungkan karena dapat membatasi penyebaran hama sehingga menghentikan kerusakan. Namun, selain keuntungan terdapat juga kerugian. Adanya sisa insektisida dalam jamur akan berakibat buruk apabila termakan. Pada umumnya, petani jamur mencucinya guna menghilangkan sisa insektisida. Akan tetapi, proses pencucian ini berakibatkan jamur segar akan cepat busuk dan berubah warna. 2. PENYAKIT Penyakit yang banyak menyerang jamur tiram putih pada umumnya disebabkan oleh bakteri dan dari jenis jamur lainnya. Penyakit-penyakit ini menyerang baik pada baglog maupun pada jamur itu sendiri. Serangan bakteri mengakibatkan jamur berlendir dan membusuk sehingga tidak dapat dijual. Sementara jenis jamur yang menyerang antara lain, Mucor, Rhizopus, Penicitlium, Aspergillus, dan sebagainya. Jamur ini bukan hanya menyerang baglog, tetapi mengakibatkan kumbung dipenuhi oleh jamur tersebut.