LP Dan Kadar GDP
LP Dan Kadar GDP
ABSTRACT
Introduction: Diabetes Mellitus is a metabolic disease characterized mellitus. Data were analyzed using SPSS program. Result: The results
by elevated blood sugar levels, either caused by a disturbance of insulin showed that there was not significant negative association between
secretion, insulin resistance or both. Obesity is one of the risk factors abdominal circumference with fasting blood sugar levels at Udayana
of diabetes mellitus. The incidence of diabetes mellitus increases University, Faculty of Medicine students class of 2014. However, this
from year to year, but the data that discusses the association of risk association is not statistically significant because diabetes mellitus
factors with diabetes mellitus itself, especially obesity is minimum. influenced by many factors other than obesity. In addition, it can be
The purpose of this study is to determine the association of abdominal seen that the characteristics of the population did not describe the
circumference with fasting blood sugar levels at students of Udayana population of diabetes mellitus or obesity, thus affecting associations
University Faculty of Medicine class of 2014. that have been described in some literature and the concept of author
Method: This research is an analytical research conducted at Udayana thinking. But indeed the association of anthropometric risk factors
University Faculty of Medicine Campus, Denpasar. Data obtained in the (abdominal circumference) has a greater value than other risk factors.
form of primary data in the form of abdominal circumference to see the Conclusion: There was a negative correlation between abdominal
status of obesity and fasting blood sugar to see the status of diabetes circumference and fasting blood sugar but not significant statistically
ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik diabetes mellitus. Data dianalisis dengan menggunakan program
yang ditandai dengan naiknya kadar gula darah, baik disebabkan SPSS.
oleh gangguan pada sekresi insulin, resistensi terhadap insulin Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif
maupun karena keduanya. Obesitas merupakan salah satu dari tidak bermakna antara lingkar perut dengan kadar gula darah
faktor risiko terjadinya diabetes mellitus. Angka kejadian diabetes puasa pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
1
Program Studi Pendidikan Dokter, mellitus meningkat dari tahun ke tahun, namun data yang membahas angkatan 2014. Namun hubungan ini tidak bermakna secara statistik
Fakultas Kedokteran Universitas mengenai hubungan faktor risiko dengan diabetes mellitus sendiri dikarenakan diabetes Mellitus dipengaruhi banyak faktor lain selain
Udayana terutama obesitas sangat sedikit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk obesitas. Selain itu dapat dilihat bahwa karakteristik populasi pun
2
Bagian/SMF Patologi Klinik, mengetahui hubungan lingkar perut dengan kadar gula darah puasa tidak menggambarkan populasi diabetes mellitus maupun obesitas
Fakultas Kedokteran, Universitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan sehingga mempengaruhi hubungan yang sudah dijabarkan dalam
Udayana-RSUP Sanglah
2014. beberapa literatur serta konsep berpikir penulis. Namun memang
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang dilakukan hubungan faktor risiko antropometri (lingkar perut) memiliki nilai
*
Correspondence to:
Alvin Wijaya, Program Studi di Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar. Data yang lebih besar dibandingkan faktor risiko yang lainnya.
Pendidikan Dokter, Fakultas yang diperoleh berupa data primer berupa lingkar perut untuk melihat Simpulan: Terdapat korelasi negatif antara lingkar perut dengan
Kedokteran Universitas Udayana status obesitas dan kadar gula darah puasa untuk melihat status kadar gula darah puasa, namun tidak bermakna secara statistik
alvinwijayaaa96@gmail.com
Diterima: 03-04-2018 Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Obesitas, Lingkar Perut, Gula Darah Puasa.
Disetujui: 04-05-2018 Cite Pasal Ini: Wijaya, A., Wande, N., Wirawati, I.A.P. 2019. Hubungan lingkar perut dengan kadar gula darah puasa pada mahasiswa Fakultas
Diterbitkan: 01-08-2019 Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2014. Intisari Sains Medis 10(2): 279-283. DOI: 10.15562/ism.v10i2.191
280 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 279-283 | doi: 10.15562/ism.v10i2.191
ORIGINAL ARTICLE
Tabel 1 Lingkar perut dan gula darah puasa karena salah satu variabel yaitu lingkar perut tidak
terdistribusi normal sedangkan variabel yang
Subjek F %
lain yaitu gula darah puasa berdistribusi normal.
Lingkar Perut Di atas cut-off 5 14.,1 Sebaliknya, terdapat hubungan negatif pada pene-
Di bawah cut-off 29 85,29 litian ini sehingga memiliki interpretasi semakin
Gula Diabetes 0 0.00
tinggi lingkar perut sampel, semakin rendah kadar
gula darahnya namun hal ini juga tidak signifikan
Darah Puasa Prediabetes 4 11,76
secara statistik. Hal ini tidak sesuai dengan pene-
Normal 30 88,24 litian sebelumnya dan konsep pemikiran peneliti
untuk menghubungkan lingkar perut yang meng-
gambarkan obesitas dengan kadar gula darah puasa
Tabel 2 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
yang menggambarkan status diabetes.
Statistik df Sig. Penelitian ini memiliki hasil yang berlawanan
Gula darah 0,102 33 0,200 dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
Lingkar perut 0,119 33 0,200
oleh Novena di Yogyakarta yang menyatakan
bahwa terdapat korelasi positif dengan kekuatan
lemah (r=0,244) tidak bermakna (p=0,102) antara
Tabel 3 Uji Korelasi Pearson lingkar perut terhadap kadar HbA1c.5 Novena
Lingkar perut Gula darah menggunakan HbA1c untuk melihat gambaran
diabetes sedangkan peneliti menggunakan gula
Lingkar perut Pearson Correlation 1 -0,199 darah puasa. Berdasarkan konsensus Perkeni kedua
Nilai p 0,267 kriteria tersebut dapat digunakan untuk menilai
N 34 34 status diabetes seseorang.4 Namun memang kadar
Gula darah Pearson Correlation -0,199 1 HbA1c digunakan sebagai gold-standard dalam
diagnosa diabetes. Pada sampel yang dilakukan
Nilai p 0,267
oleh peneliti dengan peningkatan gula darah
N 34 34 puasa mungkin saja mengalami Glukosa Darah
Puasa Terganggu (GDPT) yaitu Hasil pemerik-
(85.29%) dan hanya sedikit yang memiliki lingkar saan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl
perut di atas cut-off untuk obesitas sentral (14.71%). dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam
Dapat dilihat pula bahwa tidak ada kadar gula <140 mg/dl.4 Pemeriksaan TTGO tidak dilakukan
darah puasa dalam rentang diagnosa diabetes pada penelitian ini. Namun untuk faktor risiko
(0.00%), hanya sebagian kecil yang berada dalam terjadinya anomali ini tidak dapat ditentukan.
rentang prediabetes (11.76%), dan sebagian besar Peningkatan gula darah kronik dan akut juga bisa
berada dalam batas normal (88.24%). dikaitkan dengan data yang ada karena penelitian
dengan menggunakan HbA1c, kadar HbA1c jauh
b. Uji Normalitas dibawah ambang batas kategori diabetes (≥6,5%)
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa menurut sebab HbA1c merupakan indikator yang lebih baik
uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil bahwa untuk peningkatan gula darah kronik dan komp-
data normal (nilai p>0,05). likasi jangka panjang.4
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
c. Uji Korelasi Indrawaty dan Erizel untuk populasi di Padang
Uji korelasi antara lingkar perut dengan kadar gula menunjukkan hasil tidak terdapat hubungan antara
darah menggunakan uji korelasi Pearson karena lingkar perut maupun variabel antropometri yang
menurut uji distribusi didapatkan hasil normal lainnya dengan gula darah puasa.6 Dalam pene-
dimana hasilnya menunjukkan bahwa kedua varia- litian tersebut dijelaskan bahwa pola hidup dan
bel memiliki hubungan negatif namun tidak memi- pola konsumsi masyarakat yang masih tradisional
liki kesamaan makna atau tidak signifikan. melindungi masyarakat dari risiko penyakit degen-
eratif dan metabolik. Meski demikian, dalam
penelitiannya disebutkan juga bahwa lingkar perut
DISKUSI
(r=0,186) memiliki hubungan yang lebih besar
Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa dengan gula darah puasa dibandingkan variabel
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angka- antropometri yang lain seperti IMT dan lingkar
tan 2014, hubungan positif antara lingkar perut panggul.6 Hal ini sesuai dengan penelitian World
dengan kadar gula darah puasa tidak terbukti. Uji Health Organization (WHO) yang menyatakan
korelasi antara lingkar perut dengan kadar gula bahwa obesitas sentral lebih berkorelasi dengan
darah puasa dilakukan menggunakan uji pearson berbagai penyakit termasuk diabetes. Penelitian
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 279-283 | doi: 10.15562/ism.v10i2.191 281
ORIGINAL ARTICLE
yang dilakukan peneliti, Novena, serta Indrawaty tersebut memiliki rentangan dengan batas paling
dan Erizel memiliki hasil yang berbeda-beda. rendah 30mg/dL dan batas atas 70mg/dL. Untuk
karakteristik populasi pun berbeda sehingga faktor batas bawah dan batas atas tersebut memiliki perbe-
risiko lain yang tidak disebutkan dalam literatur daan interpretasi yang sangat signifikan (severe
seperti lokasi, kondisi geografis, pola hidup, pola hipoglycemic dan normal). Tentu hal ini sangat
konsumsi, dan lain-lain perlu dipertimbangkan sulit untuk menegakkan diagnosis sehingga sangat
untuk menentukan hubungan yang lebih lanjut diperlukan gambaran klinis sampel yang diperiksa
antara obesitas dengan diabetes. Jenis kelamin juga juga pemeriksaan lainnya yang lebih akurat seperti
menjadi pertimbangan dalam penelitian tersebut pemeriksaan plasma vena.4 Penelitian menggu-
dengan hasil peningkatan nilai antropometri pada nakan plasma vena dilihat lebih sesuai untuk diag-
wanita lebih berpengaruh terhadap kadar glukosa nosa diabetes menggunakan rentangan perkeni.4
darah dibandingkan pria walaupun nilai korelas- Ketaatan sampel dalam menjalankan puasa juga
inya sangat rendah dan tidak bermakna. bisa menjadi salah satu faktor kelemahan dalam
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjad- penelitiaan ini karena peneliti hanya dapat meman-
inya hasil dalam penelitiaan ini antara lain adalah tau sebatas pemberian edukasi dan briefing sebe-
karakteristik populasi dan prosedur penelitian. lum melakukan penelitian. Puasa yang dianjurkan
Obesitas sendiri merupakan satu dari sekian faktor adalah tidak ada asupan kalori selama 8 jam.4
risiko terjadinya diabetes.2 Dalam penelitian ini Pada penelitian ini, lingkar perut belum dapat
tidak dilakukan pengujian terhadap variabel faktor digunakan sebagai prediktor diabetes karena
risiko yang lain seperti ras, umur, IMT (indeks memiliki nilai korelasi yang lemah dan tidak
massa tubuh), tekanan darah, kadar kolesterol, dan signifikan, sehingga perlu digali faktor-faktor lain
riwayat diabetes pada keluarga. Banyaknya hal lain yang menyebabkan terjadinya hal seperti yang
yang bisa menyebabkan risiko terjadinya diabetes disebutkan dalam pembahasan ini. Untuk hubun-
pun menjadi salah satu penyebab tidak terbuktinya gan antara lingkar perut dengan kadar gula darah
hipotesa peneliti pada penelitian ini. Populasi yang puasa nya sendiri menjadi tidak berhubungan oleh
diperiksa pada penelitian ini merupakan maha- karena banyak faktor yang bisa mempengaruhi
siswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana hasil. Selain itu jumlah sampel yang sedikit juga
angkatan 2014. Populasi ini merupakan populasi mungkin tidak representatif untuk mewakili popu-
dari rentangan umur remaja dan kebanyakan lasi. Penambahan jumlah sampel diperlukan untuk
masih aktif sehingga bukan merupakan gambaran mendapat hasil yang lebih optimal dan distribusi
umum dari masyarakat dengan diabetes, namun sampel menjadi lebih normal. Penelitian ini juga
lebih cenderung merupakan populasi masyarakat hanya menggunakan pengukuran yang bersifat
yang masih sehat dan produktif. Riwayat diabetes kuantitatif. Banyak faktor kualitatif lainnya yang
dalam keluarga sampel juga tidak dianalisis pada- perlu dilakukan sehingga akan lebih baik jika
hal untuk kasus diabetes mellitus tipe 1, faktor menggabungkan faktor kuantitatif dan kualitatif.
genetik lebih berpengaruh terhadap kenaikan gula Faktor kualitatif yang dimaksud adalah tingkat
darah dibandingkan dengan faktor antropometri stres atau psikologis, efikasi diri, dukungan sosial,
dan pola hidup.7 dan manajemen diri sampel.9 Dengan pengukuran
Untuk pengukuran kadar gula darah puasa faktor-faktor yang bersifat kualiatif diharapkan
menggunakan glucometer easytouch. Pada peneli- dapat melihat gambaran dan penyebab kenaikan
tian ini dilakukan pengecekan gula darah sebanyak gula darah selain yang disebabkan oleh nilai
2 kali kemudian diambil rata-ratanya. Pengecekan antropometri.9 Peneliti berharap dengan adanya
yang semakin banyak akan memberikan rata-rata penelitian ini dapat mengetahui dan menghilan-
yang lebih akurat. Namun pengecekan dengan gkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup,
mengambil darah perifer disebutkan memiliki dan mengurangi risiko komplikasi akut. selain itu
rentang yang lebih rendah daripada pengambilan juga diharapkan dapat dilakukan penelitian lainnya
darah plasma vena.4 Hal ini dapat menyebabkan untuk membantu menurunkan morbiditas dan
penurunan rentangan untuk status diabetes hingga mortalitas DM.
20 mg/dL (bukan diabetes menjadi kurang dari
90, prediabetes menjadi di antara 90 sampai 99,
SIMPULAN
dan diabetes menjadi di atas 100).4 Pada penelitian
yang dilakukan Tonyushkina dijabarkan bahwa Terdapat hubungan negatif tidak bermakna antara
pengukuran gula darah dengan glucometer memi- lingkar perut dengan kadar gula darah puasa
liki kriteria analitik yang dapat ditoleransi sebe- pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
sar ±20mg/dL untuk kadar gula darah di bawah Udayana angkatan 2014. Selain itu dapat disim-
100mg/dL.8 Sehingga jika diberikan sebuah contoh pulkan pula bahwa populasi mahasiswa Fakultas
didapatkan hasil sebesar 50mg/dL, maka hasil Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2014
282 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 279-283 | doi: 10.15562/ism.v10i2.191
ORIGINAL ARTICLE
bukan merupakan populasi yang menggambarkan 6. Lipoeto NI, Yerizel E, Edward Z, Widuri, I., 2007.
Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa
keadaan obesitas maupun diabetes mellitus. Darah. Padang
7. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Petunjuk
Praktis: Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus, PB.
DAFTAR PUSTAKA PERKENI. Jakarta. 2015
8. Tonyushkina K, Nichols JHJ. Glucose meters: a review of
1. American Diabetes Association. Standards of medical
technical challenges to obtain accurate results. J Diabetes
care in diabetes—2012. Diabetes Care.2012;35 (suppl 1) :
Sci. Technol. 2009;3:971–980.
S11–S63
9. Hasanat, N.U., 2015. Manajemen Diri Diabetes Analisis
2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Panduan
Kuantitatif Faktor- Faktor Psikososial Pada Pasien
Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia, PB. PERKENI.
Diabetes Melitus Tipe II. Yogyakarta.
Jakarta. 2015
10. Mansouri A, Vahed AS, Shahdadi H, Dashtban F,
3. Waist circumference and waist–hip ratio: report of a WHO
Arbabisarjou A. The effect of garlic and cumin on blood
expert consultation, Geneva, 8–11 December 2008.
pressure and glycosylated hemoglobin in patients with
4. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus
type 2 diabetes. Bali Med J. 2018;7(1):156-160.
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Indonesia, PB. PERKENI. Jakarta. 2015
5. Yuhara, NA, 2016. Korelasi Lingkar Pinggang Dan Rasio
Lingkar Pinggang Panggul Terhadap HbA1c Pada Pria
Dewasa Sehat Di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan
Sleman Yogyakarta. Yogyakarta This work is licensed under a Creative Commons Attribution
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 279-283 | doi: 10.15562/ism.v10i2.191 283