Anda di halaman 1dari 49

Kepailitan PKPU

H Acara Peradilan Niaga


Sejarah
 Awalnya, pengaturan kepailitan diatur dalam dua macam
peraturan kepailitan akibat dari pembedaan antara pedagang
dengan bukan pedagang.
Utk pedagang Indonesia diatur dalam KUHD dalam Buku
Ketiga, yang berjudul Van De Voorzieningen In Geval Van
Onvermorgen Van Kooplieden (Peraturan Ketidakmampuan
Pedagang);
Utk bukan pedagang diatur dalam Reglement op de
Rechtsvordering biasa disingkat dengan Rv (Staatsblad Nomor
1847 Nomor 52 jo Staatsblad Nomor 1849 Nomor 63), Buku
Ketiga, Bab Ketujuh yang berjudul Van den staat van Kennelijk
Onvermogen.
Ke-2 peraturan tsb dicabut oleh Faillissement Verordening S
1906-348.
 Setelah bangsa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus
1945, untuk kepailitan tetap berlaku Faillissement Verordening
yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Peraturan
Kepailitan.
Sejarah
 Namun, peraturan tsb sudah tidak mampu lagi memenuhi
tuntutan perkembangan yang terjadi di bidang
perekonomian terutama dalam menyelesaikan masalah
utang-piutang
 Maka perlu dilakukan perubahan dan penyempurnaan
terhadap peraturan Faillissement Verordening tsb dg
ditetapkannya Perpu No. 1 Tahun 1998 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Kepailitan pada tanggal 22 April
1998 yang kemudian disahkan menjadi:
Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang Undang-
Undang Kepailitan (UUK) pada tanggal 9 September 1998,
dengan berlakunya UUK berarti pemerintah telah
memenuhi salah satu persyaratan yang diminta oleh
kreditor-kreditor luar negeri (baca Dana Moneter
Internasional/International Monetary Fund), agar para
kreditor luar negeri memperoleh jaminan kepastian
hukum.
Sejarah
 Ternyata UUK juga ada kelemahan, diundangkanlah UU No. 37
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (UUKPKPU) pada tanggal 18 Oktober 2004.
Didasarkan pada pasal 307 UUKPKPU tersebut maka UUK
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku:

“Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-


Undang tentang Kepailitan (Faillissementsverordening
Staatsblad 1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) dan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1998
tentang Perubahan Atas Undang-Undang tentang Kepailitan
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 135, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3778), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku”
Arti Pailit

Kepailitan merupakan lembaga


hukum perdata yang
merealisasikan 2 asas pokok
mengenai jaminan yang diatur
dalam 1131 dan 1132
KUHPerdata.
Arti Pailit

Sita umum atas semua


kekayaan Debitor Pailit yang
pengurusan dan
pemberesannya dilakukan oleh
Kurator dan dibawah
pengawasan Hakim Pengawas
(Pasal 1 ayat (1) UUKPKPU).
Syarat Pailit
 Debitor terhadap siapa permohonan itu
diajukan harus paling sedikit mempunyai
dua kreditur atau lebih dikenal sebagai
concurcus creditorium. Apabila hanya ada
satu debitor maka harta kekayaan milik
kreditor menjadi jaminan pelunasan hutang
debitor tanpa perlu membaginya dengan
kreditor lain.
 Debitor tidak membayar sedikitnya satu
hutang kepada salah satu kreditornya.
 Hutang yang tidak dibayar itu telah jatuh
tempo dan telah dapat ditagih.
Pasal 2 ayat (1) UUKPKPU
Pihak yang dapat mengajukan
permohonan pailit
 Debitur itu sendiri
 Dua atau lebih Kreditur
 Kejaksaan untuk kepentingan umum
 BI dalam hal Debitur adalah Bank
 Ketua Bapepam dalam hal Debitur adalah perusahaan
efek, bursa efek, lembaga kliring dan penjamin,
lembaga penyimpanan dan penyelesaian
 Menteri Keuangan dalam hal Debitur adalah
perusahaan asuransi, reasuransi, dana pensiun atau
BUMN yang bergerak di bidang kepentingan umum.
Pasal 2 ayat (1)-(5) UUKPKPU
Advokat
Permohonan pernyataan pailit
harus diajukan oleh seorang
advokat, kecuali dalam hal
permohonan diajukan oleh
Kejaksaan, BI, Bapepam dan
Menteri Keuangan (Pasal 7 ayat
(2) UUKPKPU)
*Pengecualian dari asas haper
Hukum Acara

Prinsipnya, hukum acara yg berlaku pada


Pengadilan Niaga adalah Hukum Acara Perdata
kecuali yg secara lain diatur dalam UUKPKPU:
”Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang
ini maka hukum acara yang berlaku adalah
Hukum Acara Perdata”.
Pasal 299 UUKPKPU

Maka apabila UUKPKPU tidak mengatur


mengenai suatu hal tertentu yg menyangkut acara
pengajuan permohonan pailit dan pemeriksaan
perkara di dan oleh pengadilan, yang harus
dirujuk ialah HIR dan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berlaku dalam
Hukum Acara Perdata .
Kompetensi
 Sebelum adanya UUK, kewenangan absolut untuk
menerima, memeriksa dan mengadili permohonan
kepailitan ada pada peradilan umum namun setelah UUK
dengan dibentuknya Pengadilan Niaga, kewenangan
peradilan umum dalam menerima, memeriksa dan
mengadili berpindah menjadi kewenangan Pengadilan
Niaga yang berada di lingkungan peradilan umum,
sebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 280 ayat 1
UUK:

“Dengan ketentuan ini, semua permohonan penyataan


pailit dan penundaan kewajiban pembayaran utang
yang diajukan setelah berlakunya Undang-Undang
tentang Kepailitan sebagaimana diubah dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang ini,
hanya dapat diajukan kepada Pengadilan Niaga”
Kompetensi

 Bagaimana kedudukan Pengadilan


Niaga?
 Ingat, hanya ada 4 lingkungan peradilan!

“Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman sebagaimana


dimaksud dalam pasal 1 dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi”
Pasal 2 UU 4/2004
Kompetensi

 Pengadilan Niaga adalah pengadilan


khusus

“Di lingkungan Peradilan Umum dapat


diadakan pengkhususan yang diatur dengan
undang-undang” (Pasal 8 UU 8/ 2004)

 “Pengadilan khusus hanya dapat dibentuk


dalam salah satu lingkungan peradilan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 yang
diatur dengan undang-undang” (Pasal 15 ayat
(1) UU 4/ 2004)
Kompetensi
 “yang dimaksud dengan ‘pengadilan khusus’ dalam
ketentuan ini antara lain adalah pengadilan anak,
pengadilan niaga, pengadilan hak asasi manusia,
pengadilan tindak pidana korupsi, pengadilan
hubungan industrial yang berada di lingkungan
peradilan umum dan pengadilan pajak di
lingkungan peradilan tata usaha negara” (Penjelasan
pasal 15 ayat 1 UU 4 / 2004)

 Jadi, Pengadilan Niaga merupakan


bentuk pengkhususan di lingkungan
badan peradilan umum.
Kompetensi Absolut

Pengadilan Niaga selain memeriksa


dan memutus permohonan pernyataan
pailit dan penundaan kewajiban
pembayaran utang, juga berwenang
memeriksa dan memutus perkara lain
di bidang perniagaan.
Pasal 300 ayat (1) UUKPKPU
Kompetensi Absolut

Pengadilan Niaga tetap berwenang


memeriksa menyelesaikan
permohonan pernyataan pailit dari para
pihak yang terikat perjanjian yang
memuat klausula arbitrase, sepanjang
utang yg menjadi dasar permohonan
pernyataan pailit telah memenuhi
ketentuan
Pasal 2 ayat (1) UUKPKPU.
Kompetensi Absolut

 Permohonan Kepailitan harus diajukan


kepada Pengadilan Niaga melalui
kepaniteraan Pengadilan Niaga yang daerah
hukumnya meliputi tempat kediaman
Debitor (Pasal 3 ayat (1) UUKPKPU)
 Pengecualian: Pasal 3 ayat (2), (3), (4) dan (5)
UUKPKPU.
 Masalah Kompetensi Pengadilan Niaga ini
tidak banyak berbeda dengan yang diatur
dalam Pasal 118 HIR
Kompetensi Relatif

 Pengadilan Niaga pada PN Jakarta


Pusat
 Pengadilan Niaga pada PN Makassar
 Pengadilan Niaga pada PN Medan
 Pengadilan Niaga pada PN Surabaya
 Pengadilan Niaga pada PN Semarang
Keppres No. 97 Tahun 1999
Prosedur Permohonan Pailit

1. Panitera menyampaikan permohonan pailit


kepada Ketua Pengadilan Niaga paling
lambat 2 (dua) hari setelah pendaftaran
2. Ketua Pengadilan Niaga mempelajari dan
menetapkan hari sidang paling lambat 3
(tiga) hari setelah didaftarkan
3. Pemanggilan sidang dilakukan paling
lambat 7 (tujuh) hari sebelum sidang
pertama
Prosedur Permohonan
Kepailitan
4. Sidang dilaksanakan paling lambat 20 hari
setelah tanggal permohonan pendaftaran
5. Sidang dapat ditunda paling lambat 25 hari
setelah tanggal permohonan didaftarkan
dengan alasan yang cukup
6. Putusan, paling lambat 60 hari setelah
permohonan didaftarkan
7. Penyampaian salinan putusan dilakukan
paling lambat 3 hari setelah tanggal putusan
SKEMA
KPN mempelajari,
Permohonan Menetapkan majelis
Pailit, diajukan Panitera menyampaikan hakim, hari
kepada KPN Kepada KPN sidang pertama
melalui panitera (maks. 2 hari) (maks. 3 hari)

Dgn alasan yg cukup


Sidang dapat ditunda Sidang Panggilan sidang
(maks. 25 hari) dilaksanakan (maks. 7 hari
(maks. 20) Sebelum sidang 1)

Salinan putusan
disampaikan kpd
Putusan yg berkepentingan
(maks. 60 hari) (maks. 3 hari
setelah putusan)
Proses Persidangan
 Proses persidangan perkara perdata niaga tidak
jauh berbeda dengan perkara perdata umum, hy
dlm sidang permohonan pailit tidak ada tahap
replik dan duplik.
1. Sidang I, Pemohon Pailit membacakan
permohonannya.
2. Sidang selanjutnya, Termohon Pailit dapat
mengajukan jawaban (tanggapan) atau
mengajukan permohonan PKPU
3. Sidang selanjutnya, proses pembuktian
pembuktian ini dilakukan secara sederhana
4. Sidang selanjutnya, kesimpulan dari para pihak
5. Sidang terakhir, pembacaan putusan.
Pembuktian Sederhana dalam
u3

Perkara Kepailitan
Permohonan pernyataan pailit harus
dikabulkan apabila terdapat fakta
atau keadaan yang terbukti secara
sederhana bahwa persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam pasal
2 ayat (1) telah dipenuhi
(Pasal 8 ayat (4) UUKPKPU)
Slide 23

u3 Proses pembuktian ini dilakukan oleh pihak Pemohon dan pihak Termohon, pembuktian ini adalah tahap yang penting untuk
mengetahui kebenaran dalil-dalil para pihak
userr, 6/5/2007
Alat-alat bukti

 Mengacu kepada alat-alat bukti dalam


perkara perdata umum
(Pasal 164 HIR)
 Terdiri dari bukti: (1) surat, (2) saksi,
(3) persangkaan, (4) pengakuan dan
(5) sumpah
Permohonan PKPU

PKPU=
Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang
Pasal 222-264 UUKPKPU
u4

Permohonan PKPU

 Dapat diajukan oleh Debitor dan


Kreditor
 Dapat diajukan pada waktu awal
persidangan atau di tengah
persidangan.
Slide 26

u4 Apabila permohonan kepailitan dan permohonan PKPU diperiksa pada saat bersamaan maka permohonan PKPU harus diputuskan
terlebih dahulu
userr, 6/6/2007
Macam PKPU

1.PKPU Sementara
Pasal 226 UUKPKPU
2.PKPU Tetap
Pasal 229 ayat (1)UUKPKPU
Macam PKPU

Jika PKPU Tetap berakhir dan tidak


tercapai persetujuan terhadap rencana
perdamaian maka Debitor dinyatakan
pailit paling lambat pada hari
berikutnya.
Putusan

 Putusan diucapkan dalam sidang terbuka


untuk umum dan bersifat serta merta
(Pasal 8 ayat (7) UUKPKPU)

 Diucapkan paling lambat 60 (enam puluh)


hari setelah tanggal permohonan
pernyataan pailit didaftarkan (Pasal 8 ayat
(5) UUKPKPU)
Putusan

 Dalam putusan, harus diangkat Kurator


dan seorang Hakim Pengawas
(Pasal 15 ayat (1) UUKPKPU)
 Salinan putusan wajib disampaikan oleh
juru sita dengan surat kilat tercatat kepada
Debitor, pihak yang mengajukan
permohonan pailit, Kurator, dan Hakim
Pengawas paling lambat 3 (tiga) hari
setelah tanggal putusan atas permohonan
pernyataan pailit diucapkan
(Pasal 9 UUKPKPU)
Putusan Serta Merta
 Uit voerbaar bij voorad
”Putusan atas permohonan pernyataan pailit sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) yang memuat secara lengkap
pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut
harus diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum
dan dapat dilaksanakan terlebih dahulu, meskipun terhadap
putusan tersebut diajukan suatu upaya hukum”
(Pasal 8 ayat (7) UUKPKPU)
Maka
Kurator berwenang melaksanakan tugas pengurusan
dan/atau pemberesan atas harta pailit sejak tanggal putusan
pailit diucapkan meskipun terhadap putusan tersebut
diajukan kasasi atau peninjauan kembali
(Pasal 16 dan Pasal 69 UUKPKPU)
Putusan Serta Merta

 Ini berarti bahwa segala perbuatan


Kurator tetap sah meski putusan
dibatalkan akibat adanya Kasasi atau
Peninjauan Kembali
(Pasal 16 ayat (2) UUKPKPU)
Akibat Kepailitan
Sejak tanggal putusan pernyataan
pailit diucapkan maka Debitor
demi hukum kehilangan haknya
untuk menguasai dan mengurus
kekayaannya yang termasuk dalam
harta pailit.
(Pasal 24 ayat (1) UUKPKPU)

*pengecualian: Pasal 22 UUKPKPU


Perdamaian
(pasal 144-177 UUKPKPU)
Debitor pailit berhak menawarkan
perdamaian kepada semua kreditor

Diterima

Ditolak
Apabila ditolak, perdamaian
tidak dapat diajukan lagi
Pelaksanaan Eksekusi
Wewenang Melaksanakan Pengurusan Harta
Pailit
Tugas Kurator adalah melakukan
pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit
(Pasal 69 UUKPKPU)
dan
Tugas Hakim Pengawas mengawasi
pengurusan dan pemberesan harta pailit
(Pasal 65 UUKPKPU)
Pelaksanaan Eksekusi
 Dalam perkara perdata umum, eksekusi dilakukan
atas perintah dan dibawah pimpinan KPN yang dulu
memeriksa dan memutus perkara tersebut dalam
tingkat pertama
 Sedangkan dalam perkara perdata niaga, yang
melaksanakan putusan pailit adalah Kurator bukan
KPN dan dalam perkara kepailitan tidak ada yang
memimpin eksekusi, sebab UU hanya menyatakan
bahwa dalam melakukan pemberesan dan
pengurusan harta pailit, Kurator diawasi oleh Hakim
Pengawas.
Tata Cara Eksekusi

1. Panitia Kreditor
Panitia Kreditor adalah pihak
yanmewakili pihak Kreditor
Pasal 79 s.d 112 UUKPKPU
Tata Cara Eksekusi

2. Pencocokan Utang/Verifikasi
Piutang-piutang Kreditor atau utang-utang Debitor
yang dinyatakan pailit didata oleh Kurator untuk
dicocokkan mengenai benar tidaknya pengakuan
sebagai Kreditor, besarnya piutang Kreditor maupun
kedudukannya sebagai Kreditor.
Hal ini berguna untuk melindungi Debitor pailit
terhadap tagihan-tagihan yang tidak ada dasarnya
dan bagi pihak Kreditor sebagai perlindungan
terhadap kemungkinan utang-utang fiktif yang
dibuat oleh Debitor
Pasal 113 s.d 143 UUKPKPU
Tata Cara Eksekusi

3. Pemberesan Harta Pailit


Pelaksanaan Pemberesan oleh Kurator
Jika dalam rapat pencocokan piutang tidak
ditawarkan rencana perdamaian, rencana
perdamaian yang ditawarkan tidak diterima, atau
pengesahan perdamaian ditolak berdasarkan
putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap, demi hukum harta pailit berada dalam
keadaan insolvensi atau keadaan tidak mampu
membayar.
Sejak insolvensi terjadi maka dimulailah proses
pengurusan dan pemberesan harta pailit .
Pasal 178 s.d 203 UUKPKPU
Tata Cara Eksekusi

Penjualan di muka umum harta pailit (Lelang)


Dilakukan oleh Kurator/Balai Harta Peninggalan
(BHP) dengan perantaraan Kantor Lelang Negara
(juru lelang) dengan seizin Hakim Pengawas
(penjualan di bawah tangan dapat dilakukan hanya
dengan izin Hakim Pengawas)
Pengajuan permohonan lelang ke Kantor Lelang
Negara oleh Kurator/BHP harus dilampirkan salinan
putusan pailit dan bukti-bukti kepemilikan atas
harta pailit yang akan dilelang tersebut dan apabila
harta pailit tersebut berupa tanah juga dilengkapi
dengan Surat Keterangan Tanah (SKT) dari Kantor
Pertanahan setempat
Pasal 185 UUKPKPU
Rehabilitasi (Pasal 215-
221UUKPKPU)
Setelah kepailitan berakhir, Debitor
Pailit/ ahli warisnya berhak
mengajukan rehabilitasi ke PNiaga yg
memutus.
Rehabilitasi : pemulihan nama baik
Debitor Pailit, melalui putusan
pengadilan yg berisi keterangan bahwa
Debitor telah memenuhi kewajibannya.
Tidak ada upaya hukum terhadap
putusan rehabilitasi
Upaya Hukum terhadap Putusan
Pailit

Tidak ada Upaya Hukum Banding

 Kasasi (Pasal 11, 12, dan 13 UUKPKPU)


 Peninjauan Kembali (Pasal 295, 296, u2

297, dan 298 UUKPKPU)


Slide 42

u2 Upaya hukum kasasi diatur dalam Pasal 11 sampai 13 UUK dan upaya hukum peninjauan kembali diatur dalam pasal 295 sampai 298
UUK
userr, 6/5/2007
Upaya Hukum

* Prosedur pengajuan upaya hukum


dalam perkara perdata niaga tidak
berbeda dengan perkara perdata biasa,
perbedaannya terletak pada jangka
waktu.
Kasasi (Pasal 11-13 UUKPKPU)
Permohonanan disertai Panitera
mberitahukan Tmh kasasi dapat
dg memori kasasi
adanya Menyampaikan
diajukan
kasasi pd Kontra memori kasasi
setelah putusan
tmh kasasi (maks. 7 hari)
,melalui PNiaga
(maks. 8 hari) (maks. 2 hari)

MA mempelajari, Berkas kasasi disampaikan


Sidang Oleh panitera PNiaga
menetapkan hari sidang
Kasasi Kpd panitera MA
(maks. 2 hari sejak permoho-
(maks.20 (maks.14 hari sejak permohonan)
nan diterima MA)
hari)

Panitera MA menyampaikan
Salinan putusan kpd panitera PNiaga (maks.3 hari)
Putusan Dan Panitera PNiaga menyampaikannya
(maks. 60 hari) Kpd para pihak (maks. 2 hari setelah diterima PNiaga)
PK (Pasal 295-298 UUKPKPU)
Panitera
Permohonanan PK melalui mberitahukan
Tmh PK dapat
Panitera PNiaga, dg: adanya
menyampaikan
Novum (180 hari) PK pd
jawaban
Kesalahan berat (30 hari) tmh PK
(maks. 10 hari)
Sejak BHT (maks. 2 hari)

MA memeriksa dan Berkas PK disampaikan


memutus permohonan PK Oleh panitera PNiaga
(maks. 30 hari sejak permoho- Kpd panitera MA
nan diterima MA) (maks.12 hari sejak permohonan)

Putusan PK Panitera MA menyampaikan


diucapkan dalam salinan putusan kepada
sidang terbuka para pihak (32 hari setelah permohonan diterima MA)
untuk umum
Sekian

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai