DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II :
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang kebudayaan suku batak.
Dalam penyusunan Makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Maka dari itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan Makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN……………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam jiwa manusia terdapat keindahan yang melekat secara utuh, naluri yang
tertanam akan budaya ataupun kebudayaan, segala bentuk yang membuat manusia itu hidup
tertata dalam masyarakat adalah budaya itu sendiri yang dimana setiap manusia wajib
melestarikan budaya demi kesejahteraan dalam hidup bermasyarakat. Dengan melestarikan
budaya nasional, warga Indonesia mampu mencerminkan jati diri bangsa Indonesia yang
bersumber terhadap keselarasan jiwa setiap masyarakatnya, untuk itulah manusia yang ideal
harus menganggap budaya sebuah hal yang intens.
Dari berbagai definisi budaya yang terbilang banyak, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata (konkrit), misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan
untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyaraka.
Dalam makalah ini akan dibahas yakni sistem sosial budaya suku batak dalam
konteks hidup dan perkembangan atau ciri khas mereka.
C. Tujuan
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sistem sosial budaya batak.
2. Memenuhi tugas Sistem Kebudayaan Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Batak merupakan satu istilah yang digunakan untuk kumpulan suku yang terdapat di daratan
tertinggi di Sumatera Utara, Suku Batak berasal dari keturunan Raja Batak
Suku batak termasuk suku bangsa melayu tua yang berasal dari indocina atau hindia belakang,
nenek moyang orang batak berasal dari utara berpindah ke Filipina dan berpindah lagi ke
Sulewesi Selatan, berlayar hingga akhirnya menetap di pelabuhan barus, kemudian bergeser ke
pedalaman dan menetap dikaki gunung pusuk buhit, di tepi pulau samosir, tempat asal usul
peradaban suku batak.
Keturunan suku batak berasal dari hindia muka (india), pindah ke burma, kemudian ke tanah
genting Kera di Utara Malaysia. Berlayar sampai ke tanjung balai batubara dan di pangkalan
brandan atau kuala simpang di aceh dari sana naik ke pedalaman danau toba
Suku batak termasuk dalam rumpun proto-melayu yang berasal dari Asia selatan yakni dari
burmayang berlayar sampai malaysia, menyeberang dan menghuni daerah sekitar danau toba.
Suku bangsa batak bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur di Sumatera Utara.
1) Batak toba
2) Batak karo
3) Batak pakpak
4) Batak simalungun
5) Batak angkola
6) Batak mandailing
Sortali itu sendiri adalah ikat kepala yang fungsinya seperti mahkota. Biasanya
dibuat dari bahan tembaga yang disepuh dengan emas, lalu dibungkus dengan kani merah.
Sortali ini digunakan pada pesta-pesta besar. Sortali digunakan laki-laki dan perempuan.
Akan tetapi sama seperti ulos, penggunaan sortali tidak sembarangan dan memiliki aturan
sendiri.
Ulos itu sendiri sebenarnya tidak hanya berupa kain tenun, tapi dapat juga berupa
tanah (ulos na so ra buruk), uang (ulos tonunan sadari atau berupa makanan dan doa restu.
Sebagai baju adat batak toba, maka ulos yang berupa kain tenun (ulos herbang)
Sistem kekerabatan masyarakat Batak adalah patrilineal, dengan dasar satu ayah, satu
kakek atau satu nenek moyang. Dalam masyarakat Batak hubungan berdasarkan satu ayah
disebut sada bapa (bahasa Karo) atau saama (bahasa Toba). Adapun kelompok kekerabatan
terkecil adalah keluarga batih (keluarga inti, terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak) yang
disebut jabu, dan ripe dipakai untuk keluarga luas yang virilokal (tinggal di rumah keluarga
pihak laki-laki). Dalam masyarakat Batak, banyak pasangan yang sudah kawin tetap tinggal
bersama orang tuanya. Adapun perhitungan hubungan berdasarkan satu kakek atau satu
nenek moyang disebut sada nini (pada masyarakat Karo) dan saompu (pada masyarakat
Toba). Keluarga sada nini atau saompu merupakan klen kecil. Adapun klen besar dalam
masyarakat Batak adalah merga (dalam bahasa Karo) atau marga (dalam bahasa Toba).
Seni Sastra
Pada masyarakat Batak Toba terkenal cerita Si Boru Tumbaga dan terjadinya Danau
Toba. Bahwa ceritra Si Boru Tumbaga ini menggambarkan perbedaan antara anak laki-laki
dan wanita yang masih tumpang, terutama dalam hal hak waris. Cerita terjadinya Danau
Toba menggambarkan bahwa seseorang yang melanggar janji akan dikutuk. Kutukan itu
datangnya dari Tuhan berupa keajaiban atau dalam bentuk yang lain.Sastra Batak,
khususnya cerita rakyat dalam bahasa Toba disebut turi-turi. Seni sastra ini dapat
diungkapkan berupa umpama (pantun). Ada pantun yang biasa dipergunakan pada pidato-
pidato, dalam upacara-upacara hukum adat dan ada pula yang mengenai percintaan antara
muda-mudi.Tonggo-tonggo adalah ucapan yang disusun secara puitis dan biasanya
diungkapkan pada waktu mengadakan upacara-upacara rituil. Adakalanya kalimatnya
panjang-panjang, isinya penuh mengandung gaya bahasa yang indah dengan aliterasi dan
praktisme. Pada umumnya jarang orang yang bisa mengucapkan hal tersebut dan hanya
orang-orang tertentulah yang mengetahuinya. Teka-teki yang singkat dalam bahasa bahasa
Batak Toba disebut huling- hulingan. Kalau teka-teki itu memerlukan jawaban, berupa
ceritra dinamakan torkan- torkan. Hal ini umpama oleh para orang tua terhadap anak-anak.
Seni Musik
Kesenian khususnya dalam bidang seni musik telah mengalami perkembangan yang
pesat di dalam masyarakat Batak. Biasanya pada waktu habis panen berbagai desa di daerah
Batak selalu dikunjungi oleh opera-opera Batak. Dalam upacara-upacara adat yang besar
selalu dibunyikan gondang sebangunan yaitu seperangkat musik tradisional Batak. Musik
tradisional Batak boleh dikatakan kaya dalam bunyi-bunyian, di samping gong (ogung) trum
(taganing dan gordang) dan klarinet (serunai), juga dikenal garantung (sejenis taganing dari
kayu), hasapi (kecapi), sordam (sejenis seruling tapi diembus dari ujung), sulim (seruling),
tuila (dari bambu kecil pendek dan diembus pada bagian tengah), dll.
Seni Tari
Tari yang terkenal dari Batak, yaitu tor-tor. Tari tor-tor terdiri atas beberapa jenis.
Beberapa jenis tari tor-tor sebagai berikut.
a) Pangurdot, anggota badan yang bergerak hanya kaki, tumit, hingga bahu.
b) Pangeal, anggota badan yang bergerak hanya pinggang, tulang punggung, dan bahu.
c) Pandenggal, anggota badan yang bergerak hanya lengan, telapak tangan & jari tengah.
d) Siangkupna, anggota badan yang bergerak hanya leher.
e) Hapunana, anggota badan yang bergerak hanya wajah.
Seni Bangunan
Rumah adat tradisional Batak terbuat dari kayu dengan tiang-tiang yang besardan
kokoh. Atapnya terbuat dari bahan ijuk dan bentuk atapnya adalah melengkung. Di ujung
atap bagian depan terdapat tanduk kerbau. Pada umumnya rumah-rumah adat Batak selalu
dihiasi dinding depan dan samping. Dengan berbagai macam atau ornamen, yang terdiri dari
warna merah, hitam dan putih. Merah melambangkan benua tengah, hitam melambangkan
benua atas dan putih melambangkan benua bawah. Sekarang ini, rumah adat tradisional
sudah mulai menuju kepunahan dari daerah Batak. Rumah adat Batak disebut ruma/jabu
(bahasa Toba) merupakan kombinasi seni pahat ular serta kerajinan. Ruma akronim Ririt di
Uhum Adat yang artinya sumber hukum adat dan sumber pendidikan masyarakat Batak.
Rumah berbentuk panggung yang terdiri atas tiang rumah yang berupa kayu bulat, tiang
yang paling besar disebut tiang persuhi. Tiang-tiang tersebut berdiri di tiap sudut di atas batu
sebagai pondasi yang disebut batu persuhi. Bagian badan terbuat dari papan tebal, sebagai
dinding muka belang, kanan dan kiri, dinding muka belakang penuh ukiran cicak. Atap
sebelah barat dan timur menjulang ke atas dan dipasang tanduk kerbau sebagai lambang
pengharapan.
Kerajinan suku bangsa Batak yang terkenal adalah kain ulos. Peranan ulos bagi
masyarakat Batak sejak lahir hingga meninggal sangat tinggi. Macam-macam ulos dan
fungsinya dalam suatu acara, meliputi:
a) ulos lobu-lobu adalah ulos yang diberikan ayah kepada putra dan menantu saat
pernikahan;
b) ulos hela adalah ulos yang diberikan orang tua pengantin perempuan;
c) ulos tondi adalah ulos yang diberikan orang tua kepada putrinya saat hamil tua;
d) ulos tujung adalah ulos yang diberikan kepada janda atau duda.
e) ulos saput adalah ulos penutup jenazah yang diberikan paman almarhum jika yang
meninggal laki-laki;
Sistem ekonomi atau sistem mata pencaharian yang dilakukan masyarakat Batak
adalah bercocok tanam di sawah, ada juga yang di ladang seperti suku bangsa Karo,
Simalungun, dan Pakpak.
Peternakan yang diusahakan oleh masyarakat Batak, seperti kerbau, sapi, babi,
kambing, ayam, dan bebek. Babi biasanya untuk dimakan dan juga digunakan dalam
upacara adat. Di Pulau Samosir tepi Danau Toba, menangkap ikan dilakukan intensif dengan
perahu lesung (Solu) dan hasilnya dijual ke kota.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan dan analisis data pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diangkat yaitu antara lain:
a. Sebagian masyarakat suku batak pada dasarnya masih sangat menghargai kebudayaan
tersebut dan juga sangat menghormati leluhur mereka, karena dalam kehidupan mereka
sangat percaya pada leluhur mereka, apapun yang ditinggalkan oleh leluhur mereka itulah
yang wajib dikerjakan dan mereka beranggapan bahwa bila ini tidak dijalankan maka aka
nada bencana bagi keluarga mereka dan juga orang yang ada disekitar mereka .
B. Saran
Sebagai warga Negara Indonesia kita perlu mengetahui kebudayaan-kebudayaan
yang ada di Negara kita sendiri. Kadang kita lebih mengenal budaya yang ada di Negara
barat melainkan budaya kita sendiri. Salah satu budaya dari Negara kita adalah budaya suku
batak. Tentu bukan hanya budaya suku batak yang ada di negara Indonesia, melainkan
masih banyak budaya-budaya yang belum kita ketahui . Maka dari itu kita harus mengenal
budaya kita sendiri mulai memberikan wawasan kepada anak-anak sejak dini agar
memahami beragam budaya yang ada di Negeri tercinta ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/suku-batak-kebudayaan-sistem-
kepercayaan-bangsa.html
http://h3rcul3z.blogspot.com/2014/04/makalah-kebudayaan-suku-batak.html
http://habatakon01.blogspot.com/2013/05/suku-bangsa-batak-dan-konsep-
kebudayaan.html