e450935d026faa93a4114059d29803b2
e450935d026faa93a4114059d29803b2
IRDA WARDANI
NIM 1610014
2019
KARYA TULIS ILMIAH
IRDA WARDANI
NIM 1610014
2019
i
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Suku/Bangsa :Makassar/Indonesia
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun Sekolah
2004-2010 SD Negeri Kampung Parang
2010-2013 SMP Negeri 1 Pallangga
2013-2016 SMA Negeri 1 Pallangga
2016-2019 Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya bagi ALLAH SWT atas limpahan petunjukNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Kaya Tulis Ilmiah ini. Serta
Shalawat dan Thaslim senantiasa tercurah bagi RasulNya Muhammad SAW yang
menjadi suri tauladan bagi umatnya dalam aktivitas keseharian, termasuk bagi
peneliti.
Penulis mendedikasikan karya ini kepada kedua orang tua yang tak henti-
Rampungnya penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis haturkan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada :
1. Kombes Pol. dr. H. Farid Alamsyah Sp. PD., FINASIM, sebagai Ketua
vi
4. Firmansyah S.Kep., Ns., M.Kes. selaku penguji yang telah banyak
5. Ibu Kasmawati K., S.Kep, Ns, M.M selaku penguji yang telah banyak
yang telah banyak memberikan doa dan restu serta dorongan baik moril
penuh cinta dam kasih sayangnya selama ini dengan ikhlas mengasuh,
dan semangat serta doa yang tulus di setiap sujudnya agar penulis menjadi
orang yang dapat membanggakan untuk mereka. Terima kasih untuk setiap
sehingga penulis bisa sampai ketituk ini. Terima kasih untuk setiap tetes
keringatyang tidak dapat penulis ganti dengan apapun, terima kasih sudah
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata
vii
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
dengan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
Penulis,
viii
ABSTRAK
Asuhan Keperawatan Pada Klien An.A yang mengalami Bronkitis
Di Rumah Sakit Bhayangkaran Makassar
Irda Wardani (20`9)
Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
Rezki Nur, S.Kep, Ns,M.M.Kes
ix
ABSTRACT
Nursing care for An.A clients who have bronchitis
At the Bhayangkaran Hospital in Makassar
Irda Wardani (20`9)
Mappa Oudang Makassar Nursing Academy
Rezki Nur, S.Kep, Ns, M.M.Kes
x
DAFTAR ISI
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………….64
B. Saran………………………………………………………………65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Intervensi Diagnosa I…………………………………………. ...29
Tabel 2.2 Intervensi Diagnosa 2.……………………….…………………. 31
Tabel 2.3 Intervensi Diagnosa 3 ………………………………………….. 32
Tabel 2.4 Intervensi Diagnosa 4…………………………………………... 36
Tabel 4.1 Riwayat imunisasi ………………………………………………47
Tabel 4.2Aktifitas sehari-hari………………………………………………49
Tabel 4.3 klasifikasi data …………..............................................................55
Tabel 4.4 analisa data……………………………………………………….56
Tabel 4.5 diagnosa………………………………………………………….57
Tabel 4.6 perencanaan………………………………………………………57
Tabel 4.7 implementasi……………………………………………………..58
Tabel 4.8 evaluasi…………………………………………………………..59
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Anatomi Fisiologi 2.1……………………………………………..8
Gambar patofisiologi bronkitis 2.2……………………………………….28
Gambar genogram 4.1…………………………………………………….47
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kasus bronkitis secara global pada tahun 2016 yaitu sebanyak 251 juta
penyakit ini pada tahun 2015 yaitu 5% dari semua kematian secara global
2013).
1
Berdasarkan jumlah yang mengalami penyakit bronkitis di rumah
sakit Bhayangkara Makassar pada tahun 2017 yaitu 2.978 kasus (data
dan penting untuk diteliti. Oleh karena itu penelitian tertarik mengangkat
B. Batasan masalah
Bhayangkara Makassar?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
2
b. Untuk merumuskan diagnose suhan keperawatan pada pasien yang
Makassar
D. Manfaat
1. ManfaatTeoritis
2. Manfaat Praktis
penyembuhan.
3
b. Manfaat bagi Rumah Sakit
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurur Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) Dalam Buku Standar
1. Definisi
2. Etiologi
a. Fisiologi
menjadi sulit.
4) Benda asing dalam jalan nafas yaitu ada dua yang pertama
yang berasal dari dalam tubuh seperti secret kental, darah atau
5
5) Adanya jalan nafas buatan adalah tindakan yan dilakukan
kelenjar.
jaringan atau organ yang sehat maupun yang sakit akan terus
cedera jaringan.
b. Situsional
1) Merokok aktif
2) Merokok pasif
3) Terpajan
3. Manifestasi klinis
6
a. Mayor
1) Obyektif
c) Sputum berlebih
b. Minor
1) Subyektif
a) Dyspnea
b) Sulit bicara
c) Ortopnea
2) Obyektif
a) Gelisah
b) Sianosis
Biokimia Keperawatan
7
Gambar 2.1 Anatomi system respirasi
(Kris Buana, 2017)
1) Hidung
8
nasi). Didalam terdapat bulu-bulu yang berguna untuk
bulu-bulu hidung
2) Tekak (faring)
9
lubang yang bernama koana. Kedepan berhubungan dengan
disebut nasofaring.
disebut orofaring
pada pria
10
Laring dilapisi oleh selaput lender, kecuali pita suara
pitasuara. Pita suara pria jauh lebih tebal dari pita suara wanita
luar.
11
menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan
a) Bronkiolus
b) Bronkuiolus terminalis
c) Bronkiolus respiratori
pertukaran gas
alveoli
6) Alveoli
12
a) Sel-sel alveolar tipe I: sel epitel yang membentuk dinding
alveoli
b) Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolic dan
7) Paru-paru
paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus dan fisura
8) Pleura
13
mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru. Tekanan dalam
rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfer, hal ini untuk
b. Definisi Bronkitis
bisa bersifat akut atau kronis, dan dapat terjadi pada segala usia
(Zullies, 2016).
14
pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain (Wahid &
Suprapto, 2013).
c. Etilogi
melalui zat iritan asam lambung seperti asam lambung, atau polusi
dan biasanya terjadi pada anak berusia diatas 5 tahun atau remaja,
15
polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor hubungan
1) Rokok
2) Infeksi
3) Keturunan
16
4) Faktor sosial ekonomi
d. Patofisiologi
udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut
sendiri melemah.
e. Klasifikasi
17
1. Bronkitis akut
2. Bronkitis kronik
18
Bronkitis kronis ditandai dengan gejala yang
Hardhi, 2015).
f. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala pada bronkitis akut: Menrut Amin & Hardhi
(2015)
1) Batuk
2) Terdengar ronki
4) Wheezing
6) Demam
7) Produksi sputum
19
Tanda-tanda dangejala bronkitis kronis
1) Batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab
4) Demam tinggi
g. Tes Diagnostic
1) Pemeriksaan radiologis
d) Eritropoesis bertambah.
a) TLC : Meningkat
20
c) FEV1/FVC : rasio volume meningkat
mengidentifikasi pathogen.
II,III,AVF.
h. Komplikasi
1) Bronkitis kronik
pada saluran nafas bagian atas. Hal ini sering trjadi pada
3) Pleuritis
penyebab kematian
21
7) Sinusitis merypakan bagian dari komplikasi brincitis pada
saluran nafas
i. Penatalaksanaan
1) Tindakan suportif
a) Menghindari rokok.
b) Antimicroba : amoxilin
22
c) Kortikosteroid : dexametason, prednisone
d) Terapi pernafasan
f) Terapi oksigen
g) Latihan relaksasi
h) Meditasi
i) rehabilitasi
a. Pengkajian
1) Anamnesa
23
Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru
lingkungan.
4) Aktivitas
sehari hari.
5) Pernapasan
6) Sirkulasi
abu- abu/sianosis
7) Integritas Ego
8) Asupan nutrisi
24
Ketidak mampuan untuk makan karena distress pernapasan.
9) Hubungan sosial
a) Inspeksi:
aktif
atau chest)
- Berkeringat
b) Palpasi :
25
- Pernapsan : frekuensi meningkat, dan kedalaman
pernapasan
- Pengembangan dada
transversal
d) Ausklutasi :
dan kental
berikut:
26
a) Bila disertai dengan bronkhitis, maka bercak- bercak di
pada paru
paru
12) Elektrokardiografi
13) Spirometri
(Ikawati, 2010)
27
b. Penyimpangan KDM
Produksi mukus
Akumulasi Kontraksi
meningkat
mukus berlebihan
Konpensasi
Pengeluaran Bersihan jalan nafas
frekwensi napas
energi berlebihan tidak efektif
meningkat
Gambar 2.2
Patofisiologi bronkitis
(Amin & Hardhi, 2015).
28
c. Diagnosa keperawatan
dan indicator (tim pokja SDKI DPP PPNI, 2016) Diagnosa yang
kebutuhan oksigen
d. Intervensi keperawatan
Table 2.1
Intervensi diagnosa I
(Bulechek Dkk 2017 dan Moorhead sue Dkk 2017)
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Inrevensi
keperawatan
29
pertukaran gas 1. manajemen batuk
7. status pernafasan : 2. manajemen
ventilasi ventilasi mekanik:
8. control gejala invasif
9. tanda-tanda vital 3. manajemen
ventilasi: Non
invasif
4. manajemen
ventilasi:
Pencegahan
penuamonia
5. penyapihan
ventilasi mekanik
6. pemberian obat
7. pemberian obat:
hidung
8. terapi oksigen
monitor pernafasan
1. surveilans
2. bantuan ventilasi
3. monitor tanda-
tanda vital
4. pilihan intervensi
tambahan:
- monitor asam
basah
- stabilisasi dan
membuka
jalan nafas
- pemberian
analgesic
- pencegahan
aspirasi
- perawatan
gawat darurat
- dukungan
emosional
- ekstubasi
endotrakea
- manajemen
energy
- monitor cairan
- manajemen
pengobatan
- monitor
neurologi
- manajemen
nyeri
- phlebotomy:
sampel darah
arteri
- phlebotomi:
sampel darah
vena
- pengaturan
posisi
- menghadirkan
30
diri
- relaksasi otot
progresif
- resusitasi
- bantuan
penghentian
merokok
- perawatan
selang: dada
Table 2.2
Intervensi diagnosa II
(Bulechek Dkk 2017 dan Moorhead sue Dkk 2017)
Diagnose Tujuan dan Kriteria hasil Inrevensi
keperwatan
31
outcome menengah tambahan:
- Keparahan 5. Monitor asam basa
respirasi 6. Stabilisasi dan
asidosis akut membuka jalan
- Keparahan nafas
respiratori 7. Pemberian
alkalosis akut analgesic
- Tingkat 8. Pecegahan aspirasi
kecemasan 9. Fisioterapi dada
- Kognisi 10. Perawatan gawat
- Konserfasi darurat
energy 11. Dukungan
- Kelelahan : emosional
efek yang 12. Ekstubasi
menganggu endotrakea
- Tingkat 13. Manajemen energi
kelelahan 14. Monitor cairan
- Statsu 15. Manajemen
neurologi : pengobatan
outonomik 16. Monitor neurologi
- Status 17. Manajemen nyeri
neurologi : 18. Phelebolotomi:
sensori tulang sampel darah arteri
pungugung/fun 19. Phelebolotomi:
gsi motoric sampel darah vena
- Organisasi 20. Pengaturan posisi
(pengelolaan) 21. Menghadirkan diri
bayi premature 22. Relaksasi otot
- Manajemen progresif
diri : asma 23. Resusitasi
- Menejemen 24. Bantuan
diri : penyakit penghentian
paru obstruksi merokok
kronik 25. Perawatan selang:
- Perilaku dada
berhenti
merokok
- Berat badan :
massa tubuh
Table 2.3
Intervensi diagnosa III
(Bulechek Dkk 2017 dan Moorhead sue Dkk 2017)
32
penyelesaian dari tanda vital
diagnosis 3. berikan oksigen,
- Termoregula sesuai kebutuhan
si 4. hentikan
- Termoregula pengobatan yang
si : bayi baru diduga sebagai
lahir penyebab pasien
2. Outcome mengalami
tambahan untuk sindrom maligna
mengukur neuroleptik
batasan (misalnya,
karakteristik SSRI/selective
- Status serotonim reuptake
neurologi inhibitors), MAOI,
- Status atau anti depressant
neurologi : tricyclic
otonomik 5. hentikan aktivitas
- Tanda-tanda fisik
vital jauhkan pasien dari
3. Outcom yang sumber panas,
berkaitan dengan pindahkan ke
factor yang lingkungan yang
berhubungan lebih dingin
atau outcome 6. longgarkan atau
menengah lepaskan pakaian
- Reaksi 7. berikan metode
transfusi pendingan
darah eksternal
- Status (misalnya, kompres
kenyamanan dingin pada leher,
: fisik abdomen, kulit
- Tingkat kepala, ketiak dan
ketidak selang-kangan serta
nyamanan selimut dingin),
- Hidrasi sesuai kebutuhan
- Keparahan 8. tempatkan pasien
infeksi pada air dingin
- Keparahan yang dapat
infeksi ditoleransi pasien
- bayi baru untuk menghindari
lahir menggigil
- pengetahuan 9. basahi permukaaan
: menejemen tubuh dan kipasi
penyakit pasien
akut 10. hindari spons
- respon mandi dengan
pengobatan menggunakan
- keparahan alkohol
cedera fisik 11. berikan cairan
- control rehidrasi oral (
resiko : misalnya, cairan
hipertermia olahraga) atau
- menejemn cairan dingin lain
diri 12. jangan tawarkan
:penyakit cairan per oral pada
akut pasien dengan
gangguan
33
neurologi
13. jangan berikan
tablet garam
14. pasang akses IV
15. berikan cairan IV,
gunakan cairan
yang sudah
didinginkan, sesuai
kebutuhan
16. berikan metode
pendinginan
internal (misalnya,
lavement lambung
dengan es,
lavement kandung
kemih, peritoneal
atau torak), sesuai
kebutuhan
17. berikan obat anti
menggigil sesuai
kebutuhan
18. jangan berikan
spirin atau
antipiretik lain
19. pasang ngt, sesuai
kebutuhan
20. pasang keteter urin
21. hentikan aktivitas
pendinginan jika
suhu tubuh
mencapai 39oc
22. monitor
abnormalitas status
mental (misalnya,
bingung, perilaku
bizzare,cemas,
hilangnya
koordinasi, agitasi,
kejang dan koma )
23. monitor suhu tubuh
menggunakan alat
yang sesuai
(misalnya,
pemeriksaan rektal
atau esophagus)
24. lakukan
pemeriksaan
laboratorium serum
elektrolit,
urinalisis, enzim
jantung, enzin hati
dan hitung darah
lengkap, monitor
hasilnya
25. monitor urin output
26. monitor AGD
27. monitor hasil EKG
28. monitor adanya
34
komplikasi
(misalnya,
gangguan ginjal,
ketidakseimbangan
asam basa,
koagulopathi,
edema pulmo-nary,
edema selebra, dan
sindrom disfungsi
multiple organ)
29. sediakan atau atur
transportasi ke
rumah sakit untuk
perawatan lebih
lanjut
30. instruksikan pasien
adanya faktor
risiko dari kondisi
sakit yang
berkaitan dengan
panas, (misalnya,
suhu lingkungan
yang panas,
kelembaban tinggi,
dehidrasi,
pengerahan tenaga
fisik, obesitas,
umur yang ekstrim,
obat tertentu dan
penyakit jantung)
31. instruksikan pasein
mengenai tindakan-
tindakan untuk
mencegah kondisi
sakit yang
berhubungan
dengan panas
(misalnya,
mencegah terpapar
sinar matahari yang
berlebihan,asupan
nutrisi dan cairan
yang adekuat
sebelum, selama
dan setelah
aktivitas fisik, cari
tempat dimana
tesedia AC, dan
pakai pakaian yang
tidak ketat, warna
terang dan ringan)
32. instruksikan pada
pasien mengenai
tanda dan gejala
awal dari kondisi
sakit yang
berhubungan engan
panas dan kapan
35
mencari bantuan
petugas kesehatan
kebutuhan oksigen
Table 2.4
Intervensi diagnosa IV
(Bulechek Dkk 2017 dan Moorhead sue Dkk 2017)
Diagnose Tujuan dan kriteria intervensi
keperawatan hasil
36
- Status ambulasi
perawatan 16. Terapi latihan :
diri keseimbangan
- Perawatan 17. Terapi latihan :
diri: pergerakan sendi
aktivitas 18. Terapi latihan :
sehari-hari control otot
(ADL) 19. Peningkatan
- Perawatan keterlibatan
diri: keluarga
instrumental 20. Manajemen
aktivitas pengobatan
sehari-hari 21. Fasilitasi meditasi
(IADL) 22. Terapi musik
- Tanda-tanda 23. Pengaturan tujuan
vital saling
3. Outcome yang mengungtungkan
berkaitan dengan 24. Manajemen nutrisi
faktor yang 25. Terapi oksigen
berhubungan menejemen nyeri
atau outcome 26. Relaksasi otot
mencegah progresif
- Ambulasi 27. Bantuan
- Ambulasi : penghentian
kursi roda merokok
- Kepuasan 28. Dukungan spiritual
klien : 29. Fasilitasi
bantuan kunjungan
fungsional 30. Manajemen berat
- Perilaku badan
patuh :
aktivitas
yang
disarankan
- Partisipasi
latihan
- Konsekuansi
imobilitas :
fisiologi
- Pergerakan
- Status
nutrisi :
energy
- Status
kesehatan
pribadi
- Kebugaran
fisik
- Status
pernafasan
- Menejemen
diri : asma
- Menejemen
diri :
penyakit
jantung
- Menejemen
diri :
37
multiple
sclerosis
- Menejemen
diri :
osteoporosis
5) Implementasi keperawatan
6) Evaluasi keperawatan
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Subyek Penelitian
C. Fokus Studi
Makassar.
Kriteria Inklusi :
Kriteria Eksklusi :
3. Pasien meninggal
39
D. Definisi Operasional Fokus Studi
E. Instrumen penelitian
1. Pedoman wawancara
dafrar.
2. Pedoman observasi
40
b. Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi.
3. Alat tulis
4. Nursing kit
digunakan metode :
1. Wawancaara
pihak lain yang dapat memberikan data dan informasi yang akurat.
2. Observasi
3. Pemerriksaann fisik
pada sisi yang sakit), auskultrasi (suara nafas tambahan), dan alat yang
41
G. Lokasi & waktu penelitian
Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi
I. Etika penelitian
1. Informed Consent
42
keikut sertaanya dalam penelitian atau mengundurkan diri, maka
2. Anonimity
3. Confidentiality
peneliti.
43
BAB IV
A. HASIL
2. Karakteristik partisispasi
a. Biodata
1) Identitas Klien
Agama : Islam
a) Ayah
44
Usia : 43 Tahun
Pendidikan : Smp
Agama : Islam
b) Ibu
Usia : 38 Tahun
Pendidikan : Smp
Agama : Islam
3. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Keluhan Utama
Batuk
sejak 3 hari yang lalu ibu klien juga mengatakan tidur klien
Batuk,demam
45
2) Riwayat kesehatan anak (khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
b) Natal
Fatimah
c) Post natal
BB Lahir : 2,3 kg
46
b) Genogram 3 Generasi
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
43 38
17 12 3
Keterangan :
Catatan :
47
G2 : ayah dan ibu klien tidak menderita penyakit menular
4) Riwayat imunisasi
HB 0 0 bulan
BCG 1 bulan
Pentavalen 2 bulan
Pentavalen 4 bulan
Pentavalen 6 bulan
Polio 2 bulan
Polio 4 bulan
Polio 6 bulan
Campak 9 bulan
a) Pertumbuhan fisik
Berat Badan : 10 kg
Tinggi Badan : 82 cm
Lingkar Kepala : 47 cm
48
b) Perkembangan tiap tahap
Berguling : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 9 bulan
Berdiri :1 tahun
6) Pola kesehatan
49
f) Pola persepsi kognitif
7) Pengawasan kesehatan
9) Kesehatan linkungan
50
c) Tanda-tanda vital
Suhu : 36,8oC
d) Kepala
coklat bergelombang
e) Mata
f) Hudung
g) Telinga
h) Mulut
i) Leher
51
j) Dada/Thorax
k) Abdomen
l) Ektremitas
m) Genetalia
n) Anus
o) Neurologi
dapat mengatup
52
Nervus VIII : Pendengaran klien baik
p) Antropometri
Berat badan : 10 Kg
Tinggi badan : 82 Cm
Lingkar kepala : 49 Cm
Lingkar dada : 54 Cm
skrinning test)
(1) Motoric kasar : anak dapat berdiri dengan satu kaki dalam
2 detik
orang lain
53
11) Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium
- Thorax
54
PENGUMPULAN DATA
Suhu :36,8oC
Penafasan :24x/i
8. Terdapat sputum
KLASIFIKASI DATA
55
ANALISA DATA
Pada Edema/pembengkakanpada
mukosa/secret>>
56
b. Diagnose
c. Perencanaan
57
d. Implementasi
58
e. Evaluasi
59
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas laporan studi kasus yang akan diuraikan
hari.
keperawatan sesuai teori yang ada. Dimana proses keperawatan yang meliputi:
keperawatan
1. Pengkajian
didapatkan adalah batuk disertai lendir dan daya tahan tubuh klien
menurun, pasien terlihat lemah. Gejala awal biasanya demam dan batuk di
sertai lendir
tampak lemas dan tanda-tanda vital Nadi : 110 x/I, Suhu : 36,8oC,
60
Melihat gambaran klinis diatas, maka penulis mendapat
kesenjangan yaitu pada teori ditemukan data demam sedangkan pada kasus
2. Diagnosa
c. Hipertermi
d. Intoleransi aktivitas
a. Pola nafas tidak efektif. Diagnosa ini tidak diangkat karena pada saat
data subjektif yaitu dipsnea dan data objektif yaitu pengguanaan otot
61
vital menurun, tekanan ekspitasi menurun, tekanan inspirasi menurun
data subjektif yaitu mengeluh lelah dan data objektif yaitu frekuensi
3. Perencanaan
yang muncul pada klien bronchitis dengan bersihan jalan nafas tidak
batuk efektif, tingkatkan istirahat, penghisapan lendir pada jalan nafas dan
62
intervensi yang ditemukan adalah Pada teori terdapat beberapa
4. Pelaksanaan
terapeutik dengan prinsip etis. Pada kasus ini tidak jauh beda dengan teori-
bentuk :
5. Evaluasi
hari maka diperoleh hasil sesuai dengan kriteria tujuan yang di terapkan
jalan nafas.
63
Diagnose sudah teratasi dimana ditemukan data klien batuk, ibu klien
professional.
64
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pada saat dilakukan pengkajian data yang didapatkan yaitu adanya klien
lemas dan tanda-tanda vital Nadi : 110 x/I, Suhu : 36,8oC, Pernafasan :
24 x/i
2. Dari hasil pengkajian , pengelompokan data dan analisa data maka dapat
klien.
64
pada kasus sesuai dengan tindakan yang ditentuan pada tahap
perencanaan.
5. Dari hasil evaluasi pada klien An”R” yang mengalami bronchitis dengan
B. SARAN
3. Bagi Pasien
4. Bagi Keluarga
65
5. Bagi Peneliti
dengan Bronchitis.
65
Daftar Pustaka
Bulechek dkk, (2017) dan Moorhead Sue dkk. (2017). Nursing Outcomes
Kidlington: mocomedia.
Pustaka Baru
http://www.depkes.go.id/resaurce/dowload/general/hasil%20Riskesdas%2
room/fact-sheets/detail/chronik-obstructive-pulmonary-disease-(copd)
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/nama panggilan :
2. Tempat tanggal lahir/usia :
3. Jenis kelamin :
4. Agama :
5. Pendidikan :
6. Alamat :
7. Tanggal masuk :
8. Tanggal pengkajian :
9. Diagnosa masuk :
10. Rencana terapi :
B. Identitas Orang Tua
1. Ayah
a. Nama :
b. Usia :
c. Pendidikan :
d. Pekerjaan :
e. Agama :
f. Alamat :
2. Ibu
a. Nama :
b. Usia :
c. Pendidikan :
d. Pekerjaan :
e. Agama :
f. Alamat :
3. Identitas Saudara Kandung
No. Nama Usia Hubungan Status Kesehatan
5. Pencegahan Bronkitis
Waktu : 30 menit
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pneumonia.
2. Tujuan Khusus
efektif
c. Menyebutkan kembali tanda dan gejala Bronkitis
B. MATERI (Terlampir)
1. Pengertian Bronkitis
5. Pencegahan Bronkitis
C. MEDIA
1. Clipcard
2. Leaflet
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. KEGIATAN BELAJAR
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam
1. Memberikan salam 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
4. Menyampaikan kontrak waktu
yang akan digunakan
5. Menyebutkan materi atau pokok
bahasan yang di sampaikan
2. 10 menit Pelaksanaan materi: 1. Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur.
Materi:
1. Pengertian Bronkitis
2. Pengertian bersihan jalan
napas tidak efektif
3. Tanda dan gejala
Bronkitis
4. Faktor resiko Bronkitis
5. Pencegahan Bronkitis
OLEH
NAMA : IRDA WARDANI
NIM : 1610014
AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG
MAKASSAR
2019
LATAR BELAKANG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjaun Tentang Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
SUBYEK PENELITIAN
LOKASI PENELITIAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HARI 1 HARI 2
1. Memonitor tanda-tanda vital 1. Memoniror tanda-tanda vital
Hasil : Hasil :
Suhu:36,8oC Suhu :37,2oC
Nadi:110 x/i Nadi :104 x/i
Pernafasan :24 x/i Pernafasan :24 x/i
2. Mengajarkan batuk efektif 2. Mengajarkan batuk efektif
Hasil : Hasil
Klien sudah bisa melakukan Klien sudah bisa melakukan
batukefektif batuk efektif
3. Meningkatkan istirahat 3. Meningkatkan istirahat
Hasil : Hasil :
Klien Nampak beristirahat Klien tampak beristirahat
4. Mengatur posisi fowler atau 4. Mengatur posisi fowler atau
semi fowler semi fowler
Hasil : Hasil :
Ibu klien mengatakan anaknya Klien mengatakan nyaman
nyaman dengan posisi semi fowler dengan posisi semi fowler
5. Memberikan obat : 5. Memberikan obat :
- injeksi cefataxime 2x150mg/IV - injeksi cefataxime 2x150 mg/IV
- injeksi dexamine 2x0.3 mg/IV - injeksi dexamine 2x0.3mg/IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas laporan studi kasus
yang akan diuraikan sesuai dengan tahap
dalam proses keperawatan serta menbahas
masalah kesenjangan pada klien An”R” dengan
gangguan sistem pernafasan bronkitis
diruangan Maleo Bangsal Anak Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar selama 3 hari.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah pengkajian, pengelompokan data dan analisa data
maka dapat di rumuskan diagnose keperawatan. Menurut
SDKI, diagnosa yang dapat muncul pada penyakit bronchitis
antara lain :
• Bersihan jalan nafas tidak efektif
• Pola nafas tidak efektif
• Hipertermi
• Intoleransi aktivitas
Sedangkan dalam kasus An”R” Diagnose keperawatan yang
ditemukan adalah sebagai berikut : Bersihan jalan nafas tidak
efektif
Berdasarkan diagnose yang ada secara teori maupun diagnosa
yang didapatkan dalam kasus terdapat kesenjangan yaitu :
• Pola nafas tidak efektif. Diagnosa ini tidak diangkat karena pada
saat dilakukan pengkajian tidak ditemukan adanya tanda - tanda
seperti dipsnea, pengguanaan otot bantu pernafasan, fase
ekspirasi memanjang dan pola nafas abnormal (mis. Takipnea,
bradipnea,hiperventilasi). pernafasan cuping hidung,diameter
thoraks anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun,
kapasitas vital menurun, tekanan ekspitasi menurun, tekanan
inspirasi menurun dan ekskursi dada menurun.
• Intoleransi aktifitas. Diagnose ini tidak diangkat karena pada saat
dilakukan pengkajian tidak ditemukan adanya tanda seperti
mengeluh lelah, frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat. dipsnea saat/setelah aktivitas, merasa tidak nyaman
setelah beraktivas dan merasa lelah sedangkan
• Hipertemi. Diagnose ini tidak diangkat karena pada saat dilakukan
pengkajian tidak ditemukan adanya tanda seperti suhu tubuh
diatas nilai normal, kulit merah, kejang, takikardi, takipnea dan
kulit terasa hangat.
EVALUASI