Anda di halaman 1dari 5

Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia

Negara hukum

Negara hukum adalah negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek peraturan-peraturan yang
memang bersifat abstrak yaitu memaksa dan mempunyai sanksi yang tegas.

Istilah Negara Hukum merupakan terjemahan langsung dari rechsstaat, istilah ini popular di
Eropa sejak abad XIX meskipun pemikiran tentang itu telah ada sejak lama. Sedangkan istilah
The Rule of Law mulai popular dengan terbitnya sebuah buku dari Albert Venn Dicey tahun
1885 dengan judul Introduction to the study of the constitution.

Menurut A.C. Dicey, suatu negara hukum (rule of law) harus


memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Supremasi Hukum dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan sehingga seorang hanya
boleh dihukum jika melanggar hukum,
2) Kedudukan yang sama di depan hukum.
3) Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang dan keputusankeputusan pengadilan.
Negara hukum menurut Wirjono Prodjodikoro Negara Hukum adalah negara yang berdiri
di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat
bagi tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga negaranya, dan sebagai dasar dari pada
keadilan itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ia men-jadi warganegara yang
baik. Demikian pula peraturan hukum yang sebenarnya hanya ada jika peraturan hukum itu
mencerminkan keadilan bagi pergaulan hidup antar warga negaranya. Dalam hal ini Indonesia
pernah mengadakan simposium mengenai Negara Hukum pada tahun 1966 di Jakarta yang
menghasilakan keputusan bahwa sifat Negara Hukum itu adalah dimana alat perlengkapan
Negara hanya dapat bertindak menurut dan terikat kepada aturan-aturan yang telah ditentukan
lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan negara yang ditugaskan untuk mengadakan
aturan-aturan dalam negara.

Ciri- ciri Negara Hukum


a. Adanya Undang-Undang Dasar atau konstitusi yang memuat ketentuan tertulis tentang
hubungan antara penguasa dan rakyat.
b. Adanya pembagian kekuasaan Negara.
c. Diakui dan dilindunginya hak-hak kebebasan rakyat.
Sekarang timbul pertanyaan apakah Indonesia dengan UUD 1945 nya telah memenuhi syarat
sebagai Negara Hukum?. Pembukaan UUD 1945 memuat dalam alenia pertama kata “peri
keadilan” dalam alenia kedua istilah adil, serta dalam alinea keempat perkataan-perkataan
keadilan social dan kemanusiaan yang adil..Semua kata tersebut berindikasi kepada pengertian
Negara Hukum, karena bukankah salah satu tujuan hukum adalah untuk mencapai keadilan.
Seterusnya jika kita perhatikan alinea keempat pembukaan UUD 1945 yang menegaskan, “…
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-undang dasar negara Indonesia”.

Adapun pasal-pasal UUD1945 yang menunjukan ciri-ciri dari Negara Hukum antara lain
terdapat dalam pasal pasal:
Pasal 1 ayat 3, Indonesia adalah negara hukum
pasal 4 ayat 1, presiden republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut undang
undang dasar
pasal 27 ayat 1 segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjungjung hukum dan pemerintahan itu dengan undang-undang sebagai warga
negara..

Hak Asasi Manusia


Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia
memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. Hak asasi manusia
berlaku kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja, sehingga sifatnya universal
HAM ini bersifat universal. Di mana hak asasi manusia ini berlaku bagi semua orang dengan
berbagai ras, suku, etnik, agama dan kedudukan. PBB telah mengadakan konvensi dan
perjanjian-perjanjian internasional di berbagai negara untuk menjamin negara tersebut
melindungi hak asasi manusia setiap rakyatnya.

Dalam ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998, Hak asasi manusia diartikan sebagai hak
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati,
universal dan abadi, berkaitan dengan harkat dan martabat manusia. Sedangkandalam pasal 1
butir 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak Asasi Manusia, dinyatakan bahwa HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan
yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan, dan sertiap orang demi kehormatan dan
perlindungan harkat dan martabat manusia.

Pengertian HAM Menurut Para Ahli

John Locke. Pengertian HAM menurut John Locke adalah hak manusia yang langsung diberikan
Tuhan sebagai hak yang kodrati. Tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa mencabutnya.
Memiliki sifat suci dan mendasar.

Miriam Budiarjo. Pengertian HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir. Bersifat
universal, dimiliki tanpa adanya perbedaan. Entah itu jenis kelamin, suku, agama, ras, dan lain
sebagai.
Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM)

1. Hak asasi pribadi (personal rights) seperti hak hidup, hak bebas bergerak, hak bebas
menyatakan pendapat, hak bebas aktif dalam suatu organisasi dan hak bebas untuk memilih,
memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing sesuai aturan di negaranya.

2. Hak asasi politik (political rights)

3. Hak asasi hukum (legal equality rights)

4. Hak asasi ekonomi (property rights)

5. Hak asasi peradilan (procedural rights) dimana seseorang berhak mendapatkan pembelaan
hukum dan persamaan perlakuan di hadapan pengadilan

6. Hak asasi sosial budaya (social culture rights)

Pelanggaran HAM

Kasus pelanggaran HAM dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu:

- Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi:

 Pembunuhan masal (genosida).


 Pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan pengadilan.
 Penyiksaan.
 Penghilangan orang secara paksa.
 Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis.

- Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi:

 Pemukulan.
 Penganiayaan.
 Pencemaran nama baik.
 Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya.
 Menghilangkan nyawa orang lain

Penegakan HAM di Indonesia

Berikut ini langkah-langkah dalam upaya penegakan HAM di Indonesia:

 Mengadakan langkah konkret dan sistematik dalam pengaturan hukum positif.


 Membuat peraturan perundang-undang tentang HAM.
 Peningkatan penghayatan dan pembudayaan HAM pada segenap elemen masyarakat.
 Mengatur mekanisme perlindungan HAM secara terpadu.
 Memacu keberanian warga untuk melaporkan bila ada pelanggan HAM.
 Meningkatkan hubungan dengan lembaga yang menangani HAM.
 Membentuk pusat kajian HAM.
 Meningkatkan peran aktif media massa.

Mahatma Gandhi

Mohandas Karamchand Gandhi terlahir pada 2 Oktober, juga dikenal sebagai Mahatma
Gandhi, adalah seorang pengacara India, nasionalis anti-kolonial, dan ahli etika politik yang
menggunakan perlawanan tanpa kekerasan untuk memimpin kampanye sukses kemerdekaan
India dari kekuasaan Inggris, dan pada gilirannya mengilhami gerakan untuk hak-hak sipil
dan kebebasan di seluruh dunia. Kehormatan Mahātmā (Sanskerta: “berjiwa besar”,
“terhormat”), pertama kali diterapkan padanya pada tahun 1914 di Afrika Selatan, sekarang
digunakan di seluruh dunia.

Setelah dua tahun yang tidak pasti di India, di mana dia tidak dapat melakukannya memulai
praktik hukum yang sukses, ia pindah ke Afrika Selatan pada tahun 1893 untuk mewakili
seorang pedagang India dalam sebuah tuntutan hukum. Dia tinggal selama 21 tahun. Di
Afrika Selatan Gandhi membesarkan sebuah keluarga, dan pertama kali melakukan
perlawanan tanpa kekerasan dalam kampanye untuk hak-hak sipil.

Pada tahun 1915, dalam usia 45 tahun, dia kembali ke India. Dia mulai mengorganisir petani,
petani, dan buruh kota untuk memprotes pajak tanah dan diskriminasi yang berlebihan.
Mengambil alih kepemimpinan Kongres Nasional India pada tahun 1921, Gandhi memimpin
kampanye nasional untuk mengurangi kemiskinan, memperluas hak-hak perempuan,
membangun persahabatan agama dan etnis, mengakhiri ketidaksentuhan, dan yang terpenting
untuk mencapai Swaraj atau pemerintahan sendiri.

Munir Said Thalib

Munir salah satu tokoh pejuang HAM dari jalur hukum. Dia lahir di Batu 8 Desember 1965.
Selain aktif dalam membela kasus HAM melalui LBH. Dia juga mendirikan Komisi Untuk
Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS). Melalui komisi ini, Munir melakukan
pengusutan kasus hilangnya orang pasca runtuhnya orde baru. Munir mendapat berbagai
penghargaan. Diantaranya Right Livelihood Award untuk promosi HAM, dinobatkan sebagai
Leader for The Millennium dari Asia Week pada 2000, dan An Honourable Mention of The 2000
UNESCO Madanjeet Singh Prize atas usahanya mempromosikan toleransi dan anti kekerasan.

Kasus pembunuhan yang menimpanya pada 2004, sampai saat ini masih jadi misteri. Kasus ini
juga menjadi sorotan tokoh-tokoh pejuang HAM lainnya. Hanya raga Munir yang terbunuh,
semangat juang dan keberaniannya masih menjadi inspirasi. Sebab ia ada dan terus berganda.
1. Tragedi Talangsari (1989)

Tragedi Talangsari yang terjadi di Lampung pada 7 Februari 1989 termasuk dalam salah satu
pelanggaran HAM berat di Indonesia.Pada masa tersebut Soeharto mengadakan program Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila(P-4).Program ini banyak menyasar masyarakat Islam yang kritis
terhadap pemerintahan Orde Baru. Sampai akhirnya hal tersebut memancing reaksi kelompok Islam di
Indonesia, termasuk kelompok Warsidi di Lampung. Akhirnya kelompok Warsidi dituduh radikal dan
mendapat perlakuan represif dari militer serta polisi yang menyebabkan tragedi pembantaian. Dalam
tragedi tersebut, diketahui ada sekitar 130 orang tewas dan 229 dianiaya.

2. Pembunuhan Marsinah (1993)

Marsinah adalah seorang buruh pabrik dan aktivitas pada zaman Orde Baru yang ditemukan tewas
karena penyiksaan. Pada tanggal 3-4 Mei 1998, Marsinah beserta rekan-rekannya melakukan
demonstrasi karena pabrik tempatnya bekerja tidak menaikkan upah sesuai edaran gubernur Jawa
Timur. Pada siang tanggal 5 Mei, 13 teman Marsinah ditangkap Kodim Sidoarjo atas tuduhan
penghasutan kepada para buruh agar tidak masuk kerja. Rekan-rekannya dipaksa untuk mengundurkan
diri. Marsinah pun datang ke Kodim untuk menanyakan di mana keberadaan rekan-rekannya.
Malamnya, Marsinah menghilang dan tidak ada yang tahu keberadaannya. Marsinah baru ditemukan
pada tanggal 8 Mei 1993 dalam keadaan meninggal dan berdasarkan hasil autopsi ia mengalami
penyiksaan berat.

3. Tragedi Trisakti (1998)

Tragedi Trisakti merupakan salah satu kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang selalu dikenang. Pada
12 Mei 1998, terjadi peristiwa penembakan terhadap mahasiswa demonstran di Trisakti yang menuntut
Soeharto turun dari jabatan presiden. Ada empat orang mahasiswa yang tewas dalam tragedi tersebut,
yakni Elang Mulia Lesmana, Hafidhin Royan, Hendriawan Sie, dan Hery Hartanto.

4. Tragedi Semanggi I & II (1998-1999)

Tragedi Semanggi merupakan dua rangkaian kejadian protes masyarakat terhadap Sidang Istimewa MPR
yang mengakibatkan tewasnya rakyat sipil Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 dan
menyebabkan 17 warga sipil tewas. Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 dan
menyebabkan 12 orang tewas (1 mahasiswa) serta 217 korban luka-luka.

5. Pembunuhan Munir (2004)

Kasus Pembunuhan Munir merupakan kasus pelanggaran HAM yang dianggap belum terselesaikan
karena masih menjadi misteri. Munir Said Thalib merupakan seorang aktivis HAM yang membela
keluarga korban Penculikan Aktivis 97/98. Pada tahun 2004, Munir ditemukan tewas dalam pesawat
tujuan Amsterdam akibat diracun menggunakan senyawa arsenik.

Anda mungkin juga menyukai