Pharmacy Services
Drug Related Problems
Medication Errors
Irrational Use of Medicines
SAHAT SARAGI
kuliah II & III FF UP
21 & 28 Maret 2020
Peran & Tanggung Jawab
Apoteker dalam
Drug Related Problem (DRP)
The role Of Community Pharmacist
Community pharmacy is a
primary care unit that provide
appropriate, safe and effective
use of medicines in a
community, as well as to
provide health promotion and
disease prevention
20/03/2020 3
PHARMACEUTICAL CARE:
Insight from Community
Pharmacists
(by: Tindal W. William)
Caring
Patient receiving or
requiring a
pharmaceutical product
or service
STEP 1
Assess neeeds and
identify drug problems
STEP 4
STEP 2
Monitor and review
the care plan Develop a care plan
STEP 3
Implement the care plan
Pharmacist’s motivating
Community Pharmacist having resources:
Semi-private area for Counseling
Technician support
Documentation systems
Experience with disease management programs
Good interpersonal communication skill
Ability to implement point-of-sale testing technology
Willingness to undertake a 2½-day training program
Peran & Tanggung jawab
Apoteker dalam
Medication Errors
Medication Errors di Apotek
Definisi
Any preventable event that may
cause or lead to inappropriate
medication use or patient harm while
the medication is the control of the
health care professional, patient or
consumer ……. (US Pharmacopoeia)
Bentuk Medication Errors
• Prescribing (kontra indikasi, Duplikasi, Tidak
terbaca, Instruksi tidak jelas, Instruksi keliru,
Instruksi tidak lengkap, Perhitungan dosis
keliru)
• Transcribing (Copy error, Dibaca keliru, Ada
instruksi yang terlewatkan, Mis-stamped,
Instruksi tidak dikerjakan, Instruksi verbal
diterjemahkan salah)
• Dispensing (Kontra indikasi, Extra dose,
kegagalan ngecek instruksi, Sediaan obat buruk,
Instruksi penggunaan obat tidak jelas, Salah
menghitung dosis, Salah memberi label, Salah
menulis instruksi, Dosis keliru, Pemberian obat
di luar instruksi, Instruksi verbal dijalankan
keliru)
• Administration (Adm error, Kontraindikasi, Obat
tertinggal di samping bed, Extra dose, Kegagalan
ngecek instruksi, Tidak ngecek identitas pasien,
Dosis keliru, Salah menulis instruksi, Patient
off-unit, Pemberian obat diluar instruksi,
Instruksi verbal dijalankan keliru
Med Errors terjadi akibat:
• Informasi pasien tidak lengkap: riwayat alergi,
penggunaan obat sebelumnya, faktor resiko berkaitan
dengan obat yang diminum
• Tidak diberikan informasi obat yang layak: cara
minum, frekuensi, lama dan waktu minum, efek
samping yang mungkin timbul
• Mis-komunikasi dalam peresepan: interpretasi salah
baca resep/baca obat/ baca desimal angka/unti dose
• Pe-labelan kemasan obat tidak jelas
• Lingkungan yang kurang baik: ruangan kurang terang,
alat racik tidak selalu bersih, pekerja tidak
memperhatikan ruang racik
PRESCRIBING
1. Penulisan Resep Tidak Terbaca/Tidak Jelas
2. Permintaan Tidak Jelas/Tidak Lengkap/Keliru :
- Jenis Obat : kontraindikasi dsb.
- Jumlah Obat
- Dosis
- Bentuk Sediaan
- Signa
3. Tidak ada informasi riwayat alergi dsb
4. Tidak ada informasi obat yang sedang
digunakan/diminum
TRANSCRIBING
1. Tidak mengerti adanya kesalahan Prescribing
2. - Salah membaca
- Salah mengartikan/interpretasi
- Ada yang terlewat
(Jenis, Bentuk, Dosis, Jumlah, Signa, Nama, Umur)
3. Tidak menanyakan/konfirmasi ulang: Nama, Alamat,
Umur pasien (info spesifik)
4. Tidak memeriksa keabsahan resep (tidak lengkap; palsu;
sulit dikomunikasikan)
DISPENSING
1. Salah mengambil obat: Jenis, Bentuk
Sediaan, Jumlah, Dosis, Kualitas
2. Salah meracik
3. Salah memilih jenis wadah/kemasan
4. Salah menulis/memasang etiket
LASA
(look alike – sound alike errors)
Brand names Therapy
Adderall/Inderal
Alupent/Atrovent
Celebrex/Celexa/Cerebyx
Lamictal/Lomotil/Lamisil
Lanoxin/Lonox
Levoxyl/Luvox
Nizoral/Nasarel/Neoral
Remeron/Zemuron
Vioxx/Zyvox
Zyrtec/Zyprexa
29
LASA
(look alike – sound alike errors)
Generic drug names Therapy
Acetohexamide/Acetazolamide
Amiodarone/Amrinone
Chlorpromazine/Chlorpropamide
Cyclosporine/Cycloserine
Daunorubicin/Doxorubicin
Glipizide/Glyburide
Methylprednisolone/Methyltestoster
one
Prednisone/Prednisolone
Tolazamide/Tolbutamide
Vinblastine/Vincristie
30
LASA
(look alike – sound alike errors)
penggunaan obat-obatan yang tidak rasional tetap menjadi masalah utama yang
dari semua obat ditentukan secara tidak tepat, dibagikan, atau dijual. Selain itu,
sekitar 50% pasien gagal minum obat dengan benar
efektif serta kolaborasi yang efisien antara profesional kesehatan, pasien, dan
seluruh masyarakat.
Siklus Penggunaan Obat
Dari perspektif medis, penggunaan
obat-obatan yang tidak tepat dapat
dimulai pada salah satu dari empat
tahap utama siklus penggunaan
Diagnosis obat-obatan.
/ Tahap diagnosis melibatkan
Peresepan pengidentifikasian masalah Tahap
Follow up awal ini dapat memicu siklus
penggunaan obat yang tidak sesuai
jika masalah tidak tepat(mis., Kondisi
penyakit)
Setelah menegakkan diagnosis,
pengobatan biasanya akan
diresepkan — ini bisa berupa terapi
farmakologis atau non-obat.
Selanjutnya, pasien diberikan obat-
obatan yang diresepkan, dan
Kepatuhan
Dispensing kemudian diharapkan untuk
Pasien
mengambil obat sesuai petunjuk
(kepatuhan).
Penggunaan Obat Rasional
• Menurut WHO, penggunaan obat secara
rasional didefinisikan untuk mewakili
situasi di mana
"Pasien menerima obat yang sesuai dengan
kebutuhan klinis mereka, dalam dosis yang
memenuhi kebutuhan individu mereka
sendiri, untuk periode waktu yang memadai,
dan dengan biaya terendah bagi mereka dan
komunitas mereka ”
• WHO memperkirakan bahwa lebih dari
separuh dari seluruh obat di dunia
diresepkan, diberikan dan dijual dengan
cara yang tidak tepat dan separuh dari
pasien menggunakan obat secara tidak
tepat.
Criteria for rational prescribing
(WHO)
01 02 03 04 05
Tepat Tepat
Tepat Indikasi Tepat Obat Tepat Pasien
Informasi Evaluasi
Keputusan Pasien
Pemilihan Tidak ada Evaluasi yang
untuk
obat kontraindikasi, Pasien tepat. Efek
meresepkan
didasarkan kemungkinan diberikan obat yang
obat
pada reaksi informasi diantisipasi
sepenuhnya
kemanjuran, merugikan yang relevan, dan tidak
didasarkan
keamanan, minimal, dan akurat, terduga
pada alasan
kesesuaian, obat dapat penting dan dipantau dan
medis dan
dan diterima oleh jelas ditafsirkan
terapi obat
pertimbangan pasien. mengenai dengan tepat
adalah
pengobatan biaya. kondisi
yang efektif mereka dan
dan aman. obat-obatan
yang
diresepkan.
Secara praktis, penggunaan obat dikatakan
rasional jika memenuhi kriteria:
Waspada Terhadap Efek
Tepat Diagnosis Samping
1. Kurangnya bekal dan 1. Sistem supply obat PERESEPAN Tekanan dan permintaan
keterampilan mengenai MENGANDUNG ARTI :
yang tidak efisien pasien, terutama bila
pemakaian obat (terapetika) a. Pemilihan jenis obat, dokter meresepkan
2. Ketiadaan Buku
yang didapat selama penentuan dosis, semua obat keinginan
Pedoman Pengobatan
pendidikan (pre service) cara dan lama pasien tanpa memilih
/ Formularium di unit pemberian
2. Kurangnya mengikuti mana yang tepat dan
penyegaran ilmu/ pendidikan – unit Pelayanan b. Informasi/edukasi tidak tepat
profesi berkelanjutan. 3. Beban pelayanan kepada pasien
Contoh:
Extravagant prescribing
Multiple prescribing
ketika dua atau lebih obat diresepkan padahal 1 obat saja sudah
cukup untuk mengatasinya.
Dampak Negatif Ketidakrasionalan
Penggunaan Obat
Upaya dan Intervensi Untuk Mengatasi Masalah
Penggunaan Obat yang Tidak Rasional
1. Upaya Pendidikan
Dimaksudkan untuk memelihara pengetahuan dan
keterampilan mengenai terapi yang rasional dan
meluruskan informasi obat.
2. Upaya Manajerial
Meliputi pengendalian kecukupan obat, perbaikan
sistem suplai, pembatasan sistem peresepan dan
dispensing obat, informasi harga.
3. Intervensi Regulasi
Strategi regulasi dilakukan dalam bentuk kewajiban
registrasi obat bagi obat jadi yang beredar,
peraturan keharusan peresepan generik, pelabelan
generik dan lain-lain.
4. Upaya Informasi
Intervensi informasi bagi dokter sebagai peresep,
apoteker/asisten apoteker sebagai penyerah obat
dan pasien/masyarakat.
PMK 73/2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di apotek
• Pharmaceutical care merupakan bentuk
pelayanan dan tanggung jawab langsung
Apoteker mencapai hasil terapi yg optimal guna
meningkatkan kualitas hidup pasien.
48
Standar Yan-far di Apotek … lanj
2 Kegiatan Pokok
Manajerial Pelayanan
Farmasi Klinik
Perencanaan,
Pengadaan, Pelayanan Resep,
Penyimpanan, Pelayanan Informasi Obat,
Pemusnahan, Konseling, Pelayanan Obat
Pengendalian, Non-Resep/Swamedikasi,
Pencatatan-Pelaporan Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Tinggal,
Pencatatan-Pelaporan
49
PP No. 51/2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian
• Pasal 51 ayat 1
Pelayanan Kefarmasian di Apotik, Puskesmas
atau IFRS hanya dapat dilakukan oleh
Apoteker”.
50
SEKIAN & TERIMA KASIH
To be successful, the first thing to do is fall in love
with your work.
-Sister Mary Laurette