Anda di halaman 1dari 44

KOMUNIKASI FARMASI

(Apoteker dengan Pasien/Klien)

Kuliah ke4
FF UP
Pharmacist Work Up Drug Therapy (PWDT)
7 Prosedur yang dilakukan apoteker dalam mengambil
keputusan terkait penggunaan obat dan bagaimana konsep
asuhan kefarmasian dapat diberikan pada pasien dalam
berbagai kondisi (practice setting) menggunakan sebuah
pendekatan rasional

1. Mengumpulkan dan menginterpretasikan informasi


tentang pasien untuk menentukan apakah pasien memiliki
DRP
2. Mengidentifikasi DRP
3. Menjelaskan tujuan terapetik yang diinginkan
4. Menjelaskan alternatif terapetik yang mungkin ada
5. Memilih dan individualisasi rejimen terapi yang paling
tepat
6. Menerapkan keputusan tentang penggunaan obat
7. Merancang rencana monitoring untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Komunikasi Apoteker-Pasien
(Rantucci, 2007)
Apoteker mampu:
 Memahami perlunya apoteker terampil dalam
Konseling
 Menjelaskan & mendefenisikan
 Menggambarkan kebutuhan pasien dlm
penggunaan obat
 Mendemonstrasikan teknis konseling pada
pasien
 Menghadapi situasi & kondisi khusus pasien
 Memberi konseling dlm praktek sehari-hari
Konseling, Konsultasi, Edukasi

 Konseling: memberi nasihat; ada


diskusi timbal balik; pertukaran opini
 Konsultasi: mencari nasihat (bukan
pertukaran informasi)
 Edukasi:
pembelajaran/pengembangan
mencapai keterampilan &
pengetahuan
(Rantucci, 2007)
Mengapa Komunikasi farmasi dan
konseling bagi pasien penting?

 Perubahan paradigma pelayanan


kefarmasian  konsep PHARMACEUTICAL
CARE (pelayanan langsung apoteker dan
bertanggung jawab terhadap terapi obat
agar diperoleh hasil terapi optimal &
meningkatkan kualitas hidup pasien

 Model pelayanan dan relasi antarpersonal


yang efektif antara apoteker dengan
pasien merupakan media utk
menjalankan & mencapai paradigma
tersebut
Komunikasi antarpersonal
 Hambatan: semantik, kondisi/situasi,
dan personal
 Yang tersulit adalah mengatasi
hambatan personal  membutuhkan
pembelajaran, pelatihan utk terampil
 Hambatan dlm berkomunikasi tidak
akan efektif
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
 Berapa banyak kesiapan, kelengkapan dan
ketepatan isi, waktu dan informasi yang
disampaikan utk dipahami oleh sasarannya
 Dalam organisasi, fungsi komunikasi
merupakan proses penting untuk mencapai
efektifitas kinerja organisasi tersebut secara
keseluruhan.
 Sebagian besar waktu kerja ditandai dengan
adanya komunikasi antarpersonal yang
terlibat di dalamnya (internal & eksternal).
SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF

 Proses Komunikasi secara aktif, melibatkan empat


unsur:
 Mendengarkan
 Memperhatikan
 Memahami
 Mengingat
 Menyatakan gagasan/isi pikiran dan atau perasaan
(biasanya dalam bentuk penjelasan & uraian)
 Membuka diri (open mind)
 Menunjukkan kepekaan & empati (membaca dan
mengerti pikiran/perasaan orang lain)
 Memberi umpan balik (harus positif dan membangun,
bukan sekedar kritik)
Defenisi KONSELING

Konseling berasal dari kata “counsel“


yang berarti memberi saran. Kegiatan ini
berkaitan dengan konsultasi (yaitu
meminta nasihat dengan penekanan pada
pemahaman pasien terhadap informasi yang
telah diberikan) dan edukasi (memberi
instruksi dan mengembangkan untuk
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan)
(Rantucci, 1997).
Ciri-ciri KONSELING
•Memberikan Advis
•Diskusi timbal balik dan
bertukar pendapat
•Bersifat Interaktif
•Helping Process (Helping
model  berpusat pd pasien,
bukan Medical model 
berpusat pd tenaga medis)
Tujuan  Kesembuhan Pasien
Open ended question

WHAT

WHO HOW

WHEN WHY
WHERE

lebih baik dari kata:


Did, Do, Can, Will
Information for
every new
medication
Identifikasi DRP

Apakah pasien
mengikuti Apakah terapi
aturan minum obat tersebut
obat yang aman ?
diresepkan ?

Apakah terapi
Apakah terapi obat sesuai
obat tersebut dengan
efektif ? indikasi ?
Masalah- masalah apa akan
diperoleh pasien
dalam kepatuhan minum obat Apa yang
(waktu minum, diharapkan
frekuensi, dosis)? Apoteker ?

Apa yang diharapkan


Apoteker?

Berapa lama Berapa lama


Dimana obat disimpan, obat bekerja,
terapi dilakukan,
jauhkan obat dari mencapai hasil
apakah
jangkauan anak - anak terapi ?
selamanya ?
Metode Konseling
Three Prime Questions
(Patient Counseling models…The HIS Models)
Three Prime Questions
•Apa yang disampaikan Dokter
ttg Obat Anda?
•Apa yang disampaikan Dokter
ttg Cara Pakai Obat Anda?
•Apa yang disampaikan Dokter
ttg Harapan setelah
minum/memakai Obat Anda?
Show and Tell
METODE Show and Tell

•Untuk obat yang


pernah dipakai
•Untuk memastikan
pemahaman pasien
Show and Tell
Role of the pharmacist in self-care and
self-medication (WHO, 1998)
As a trainer and supervisor
As a communicator
- train and supervise the work
-Dialogue with patient (ask-
of non-pharmacist staff
answer)
-Provide relevant information
-Screening specific conditions
and diseases
-Interpret source of
information
-Deliver appropriate and As a collaborator
responsible self-medication or - develop collaborative
refer for medical advice relationship with other
-Ensure confidentiality health professional

As a quality drug supplier


-Ensure reputation and quality As a health promoter
of the source of goods -Participate in health
-Ensure proper storage promotion (health issues and
disease prevention)

WHO. The Role of the pharmacist in self-care and self-medication. Report of the 4th WHO consultative Group on the Role of
the Pharmacist. The Hague, Ags 26-28 1998.
http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/whozip32e/whozip32e.pdf
Self-medication Self-medication is the
Self-medication is the treatment of common
health problems with
selection and use of medicines especially
medicines by individuals designed and labeled for
to treat self-recognized use without medical
illnesses or symptoms supervision and approved
(WHO, 1998) as safe and effective for
such use

 Self-recognized illnesses or
symptoms
 Selection and use of medicines

Self Care is What people do for themselves to establish and maintain health,
prevent and deal with illness (WHO, 1998), ……..
Encompasses:
Hygiene, Nutrition, Lifestyle, Environmental factors, Socioeconomic factors,
self-medication
WHO. The Role of the pharmacist in self-care and self-medication. Report of the 4th WHO
consultative Group on the Role of the Pharmacist. The Hague, Ags 26-28 1998.
Http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/whozip32e/whozip32e.pdf
Lingkup Layanan Swamedikasi
Amerika
Categories of products for self medication

Non-prescription medications

Nutritional dietary supplements


(Vitamin, Mineral, herb, Amino acid)

Natural products and homeopathic remedies


(Natural products, deep breathing, meditation,
chiropractic – osteopathic, massage, yoga)

National Center for Complementary and Alternative Medicine. The use of complementary and alternative medicine in the United States. Accessed
at http://nccam.nih.gov/news/camstats/2007/camsurvey_fs1.htm, April 23, 2013.
Help prevent Reduce the Increase the Enable
and treat increasing availability of patients to
symptoms pressure on health care control their
and ailments medical where access to own chronic
that do not services for the medical advice conditions.
require medical relief of minor may be difficult
consultation ailments
Studi tentang Swamedikasi
Di Inggris
 Tim Farmasis tidak memberikan pertanyaan
yang cukup memadai, dalam keputusan
memilihkan obat pasien
 Tim Farmasis terlalu cepat menyarankan
suatu obat, padahal gejala berpotensi
serius
 Saran/Anjuran Farmasis terlalu sedikit
dalam komunikasi penggunaan obat
Definisi
 Self Care (WHO)
What people do for themselves
to establish and maintan health,
prevent and deal with illness.

Encompasses:
Hygiene, Nutrition, Lifestyle,
Enviromental factors, Sosio
economic factors, Self
Medication
Definisi … (lanj)

Self Medication (WHO)


Selection and use of
medicines by
individuals to treat
self-recognised
illnesses or symptoms
Definisi … (lanj)
 Self Medication
 Self-medication adalah penggunaan
dan pemilihan obat (meliputi herbal
dan produk tradisional lainnya) oleh
individu untuk mengatasi berbagai
penyakit atau gejalanya
 …, mengobati sendiri segala keluhan
pada diri sendiri dengan obat yang
dibeli bebas atas inisiatif sendiri
tanpa nasehat dokter.
(Tan & Kirana)
Responsible Self Medication
Practice whereby individuals treat their
ailments and conditions with medicine
which are approved and available
without prescription, and which are safe
and effective when used as directed.
Medicines used must be:
 Of proven safety, quality and efficacy
 Indicated for the purpose, will require
appropriate dose and dose forms
Responsible Self Medication …(cont)

Product supported by info on:


 How to take or use the medicines
 Effects and possible side effects
 How the effect of the medicine
should be monitored
 Possible interactions
 Precautions and warnings
 Duration of use
 When to seek professional advice
Komunikasi Farmasi Apoteker Dalam
Layanan Obat Swamedikasi (Mnemonic)

A S M E T T H O D

W W H A M

E N C O R E
AS METTHOD
 A Age of the patient?
 S Self or for someone else?
 M Medicines the patient is taking?
 E Exactly what does the patient
mean?
 T Time / duration of the symptom
 T Taken anything or seen the doctor?
 H History of any disease or condition?
 O Other symptoms being
experienced?
 D Doing anything to aggravate or
aleviate the condition?
WWHAM

 Who is it for?
 What are the symptoms?
 How long have the symptoms
persisted?
 Action taken: What medicines
tried?
 Medicines already being taken
for the other conditions?
ENCORE

 E Explore/Menggali (info ttg gejala umum,


identitas pasien, pengobatan sedang dijalani,
kemungkinan terjadinya penyakit serius, identifikasi
penyakit lain)
 N No Medication/pada beberapa keadaan
pengobatan tidak diperlukan, bahkan kontra
indikasi)
 C  Care/Melayani (Lanjut usia, Anak, Ibu hamil,
Ibu menyusui)
 O  Observe/Mengamati (sikap, gejala yang
sebenarnya justru tidak terungkap, gejala sakit
yang tampak
 R  Refer/Merujuk (berpotensi jadi gejala serius,
menetap dan berisiko tingi
 E  Explain/Penjelasan (memberi penjelasan pakai
istilah yang mudah dipahami)
ENCORE, Kelemahan Farmasis Komunitas
dalam menanggapi suatu gejala

 N, Nature of symptom, gejala umum


 O, Obtain identity of patient,
mendapatkan identitas pasien
 C, Concurrent medication or
treatment, pengobatan yang sedang
dijalani
 E, Exclude possibility of serious
disease, mencegah penyakit serius
 O, Other associated symptoms,
adanya gejala lain
ENCORE, situasi yang tidak membutuhkan
obat, bahkan terjadi kontra indikasi

 G, Geriatric patient, pasien lanjut usia


 P, Paediatric patient, pasien anak-anak
 P, Pregnant women, wanita hamil
 L, Lactating mother, ibu menyusui
 O, Others tell-tale sign, tanda yang mengikuti
 D, Demeanor of patient, sikap pasien
 D, Dramatisation by patient, penjelasan pasien
 P, Potentially serious case, kasus serius yang
potensi
 P, Persistant symptoms, gejala yang menetap
 P, Patient as increased risk, pasien dengan resiko
yang meningkat
The actions of men are the best
interpreters of their thoughts
- John Locke

Anda mungkin juga menyukai