Anda di halaman 1dari 79

PROSES PENETAPAN DAFTAR CALON TETAP ( DCT )

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH ( DPRD)


YANG DI USUNG OLEH DPD PARTAI SOLIDARITAS
INDONESIA KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada


Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh

HOTDY PARJONO SIHOMBING


130906074

DEPARTEMEN ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Hotdy Parjono Sihombing

NIM : 130906074

Program Studi : Ilmu Politik

Dengan ini menyatakan bahwa karya serta Laporan Tugas Akhir ini adalah
benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karya orang
lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di
kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia
diproses sesuai dengan hukum yang berlaku dan sanksi akademik sesuai dengan
aturan yang berlaku.

Medan Agustus 2019

Hotdy parjono sihombing

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:


Nama : Hotdy Parjono Sihombing
NIM : 130906074
Departemen : Ilmu Politik
Judul : PROSES PENETAPAN DAFTAR CALON TETAP (
DCT ) ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH ( DPRD)
YANG DI USUNG OLEH DPD PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA
KABUPATEN DAIRI

Medan, Agustus 2019

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen


Ilmu Politik

(Drs. Tonny P Situmorang,M.si) Warjio, Ph.d


Nip. Nip.

Mengetahui
Wakil Dekan 1 FISIP USU

(Husni Thamrin, S.Sos, M.SP)


NIP.197203082005011001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan panitia penguji skripsi


Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara oleh :

Nama : Hotdy Parjono Sihombing


Nim : 1309060074
Judul : PROSES PENETAPAN DAFTAR CALON TETAP (
DCT ) ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT DAERAH ( DPRD) YANG DI USUNG
OLEH DPD PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA
KABUPATEN DAIRI

Dilaksanakan Pada :

Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Majelis penguji :
Ketua :
NIP. :
Penguji Utama :
NIP. :
Penguji Tamu :
NIP. :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

PROSES PENETAPAN DAFTAR CALON ( DCT ) CALON ANGGOTA


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH ( DPRD ) YANG DI USUNG
OLEH PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA

Oleh:

HOTDY PARJONO SIHOMBING

Persepsi terhadap calon legislatif dan partai politik di mata masyarakat


selalu bersifat transaksional dan juga oligarkis, seakan-akan haus dengan
kekuasaan dan uang. Pada penelitian ini peneliti akan melihat apakah partai baru
yang akan bergabung pada Pemilu 2019 mendatang memiliki pola-pola rekrutmen
baru yang lebih inovatif yang akan diterapkan atau malah sebaliknya. Untuk itu
dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana sifat,
metode dan kecenderungan pola rekrutmen DPD PSI Kabupaten Dairi, dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pengumpulan data wawancara
dan dokumentasi, penelitian ini menemukan: (1). Sifat pola rekrutmen calon
legislatif yang dilaksanakan DPD PSI Kabupaten Dairi Yaitu Rekrutmen Terbuka
salah satu standar dan kriteria sifat rekrutmen terbuka yaitu setiap partai harus
mengadakan konvensi di internal partai. (2). Metode pola rekrutmen yang
digunakan adalah metode ilmiah, karena dalam pelaksanaan rekrutmen partai
didasarkan standar-standar ilmiah dan perhitungan analisis yang matang seperti
terdapat penilaian terhadap kriteria-kriteria calon yang diinginkan partai, yang
dinilai langsung oleh tim Pansel (Panitia Seleksi) yang dipercayai untuk
menyeleksi langsung calon-calon anggota legislatif yang mendaftar. (3).
Kecenderungan yang lebih dominan digunakan kedua partai dalam merekrut calon
legislatif lebih pada tipe kecenderungan civil service reform yang mengacu pada
loyalitas dan kemampuan, dimana Partai Perindo sendiri lebih mencari bakal
calon legislatif yang memiliki loyalitas serta kemampuan di bidangnya masing-
masing, sedangkan PSI lebih menekankan nilai yaitu memandang positif
perbedaan yang ada serta komitmen terhadap pemberantasan korupsi.

Kata kunci: Pemilu, Partai Politik, Rekrutmen

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

PROCESS OF DETERMINING THE PROSPECTIVE LIST (DCT)


CANDIDATE MEMBERS OF THE REGIONAL REPRESENTATIVE
COUNCIL (DPRD) THAT HAVE BEEN USED BY THE SOLIDARITY
PARTY OF INDONESIA

By:

HOTDY PARJONO SIHOMBING

The perception of legislative candidates and political parties in the eyes of


the public is always transactional and also oligarchic, as if thirsty for power and
money. In this study, researchers will see whether the new parties that will join
the upcoming 2019 elections have new, more innovative recruitment patterns that
will be applied or vice versa. For this reason, this research was conducted to find
out: How the nature, methods and trends of DPD PSI recruitment patterns in Dairi
Regency, using qualitative research methods through collecting interview and
documentation data, this study found: (1). The nature of legislative candidate
recruitment patterns carried out by DPD PSI Dairi Regency Namely Open
Recruitment is one of the standards and criteria for the nature of open recruitment,
namely that each party must hold a convention in the internal party. (2). The
recruitment pattern method used is the scientific method, because in the
implementation of party recruitment is based on scientific standards and mature
analytical calculations such as there are assessments of the candidates desired
criteria of the party, which is assessed directly by the Pansel team (Selection
Committee) which is believed to select direct candidates for legislative members
who register. (3). The more dominant tendency used by both parties in recruiting
legislative candidates is more on the type of civil service reform tendency that
refers to loyalty and ability, where the Perindo Party itself is looking for
prospective candidates who have loyalty and ability in their respective fields,
while PSI places more emphasis on the value namely looking at the differences
that exist and the commitment to eradicating corruption.

Keywords: Elections, Political Parties, Recruitment

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian......................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian....................................................................................... 9
G. Kerangka Teori ............................................................................................ 10
G.1. Partai Politik ........................................................................................ 10
G.1.1 Tujuan dan Fungsi Partai Politik ................................................ 11
G.2. Rekrutmen Politik................................................................................ 12
G.3. Pemilu.................................................................................................. 15
G.4. Pemasaran Politik ( Marketing Politik ) .............................................. 16
G.4.1. Peran Marketing Politik .......................................................... 17
G.4.2. Pendekatan Marketing dalam Politik ...................................... 24
H. Metode Penelitian........................................................................................ 27
H.1. Jenis Penelitian .................................................................................... 27
H.2. Lokasi Penelitian ................................................................................. 27
H.3. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 28
H.4. Teknik Analisa Data ............................................................................ 28
I. Sistematika Penulisan .................................................................................. 29
BAB II Deskripsi DPD Partai Solidaritas Indonesia Kabupaten Dairi .................. 30
A. Latar Belakang Dan Profil Partai Solidaritas Indonesia.............................. 30
B. Prinsip Politik Partai Solidaritas Indonesia ................................................. 36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


C. Partai Solidaritas Sebagai Partai Politik Baru ............................................. 44
D. Persyaratan Calon Legislatif Berdasarkan UU dan Peraturan Komisi
Pemilihan umum ( PKPU ).......................................................................... 47
D.1. Persyaratan Calon Legislatif Berdasarkan Undang – Undang ............ 47
D.2. Persyaratan Calon Legislatif Berdasarkan ( PKPU )........................... 48
E. Penetapan Jumlah Anggota DPRD di Kabupaten Dairi .............................. 50
BAB III PPEMBAHASAN .......................................................................................... 52
A. Metode Rekrutmen ...................................................................................... 52
B. Kriteria Rekrutmen Calon Legislatif DPD PSI Kabupaten Dairi ............... 52
C. Mekanisme Rekrutmen Calon Legislatif DPD PSI Kabupaten Dairi ....... 55
C.1. Pembentukan Tim Panitia Seleksi ....................................................... 55
C.2. Tahapan Evaluasi Administrasi ........................................................... 56
C.3. Tahapan Evaluasi Kompetensi ............................................................ 57
C.4. Tahapan Evaluasi Sosialisai ................................................................ 57
D. Konsistensi dan Kecenderungan Rekrutmen............................................... 60
D.1. Partisan ................................................................................................ 60
D.2.Compartmentalization .......................................................................... 60
D.3. Immediate Survial ............................................................................... 62
D.4. Civil Service Reform ........................................................................... 64
E. Hasil Penetapan DCT DPRD DPD PSI Kabupaten Dairi ........................... 67
F. Hasil Penetapan DCT DPRD DPD PSI Kabupaten Dairi di Tiap Dapil..... 67
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 69
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara
demokrasi adalah adanya pemilihan umum. Warga negara diberikan kesempatan
untuk memilih salah satu diantara pemimpin-pemimpin yang bersaing meraih
suara.Pemilihan pemimpin dilakukan secara langsung yang dikenal dengan
Pemilihan Umum (Pemilu)1. melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya
untuk duduk dalam parlemen dan dalam struktur pemerintahan. Artinya dengan
pemilu masyarakat memberi mandat bagi parlemen dan pemerintah untuk
mengurus negara. Hal ini sesuai dengan prinsip demokrasi “pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Hal ini senada dengan Anwar Khoirul yang
mengatakan bahwa Pemilu dalam negara demokratis merupakan prasyarat,
dimana rakyat ikut berpartisipasi secara langsung untuk menentukan para
pemimpinnya, baik level nasional maupun daerah. Pemilu adalah perwujudan dari
kemerdekaan sekaligus kedaulatan rakyat yang sesungguhnya karena rakyat diberi
kebebasan untuk menentukan siapapun yang mereka kehendaki2.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periode


antara lain3 :

1. Masa Republik Indonesia I (1945-1959) : Masa


Demokrasi Konstitusional.
2. Masa Republik Indonesia II (1959-1965) : Masa
Demokrasi Terpimpin
3. Masa Republik Indonesia III (1965-1998) : Masa
Demokrasi Pancasila
4. Masa Republik Indonesia IV (1998- sekarang) : Masa
Reformasi

1
Georg Sorensen. 2003. Demokrasi dan Demokratisasi (Proses dan Prospek dalam Sebuah Dunia
yang Sedang berubah). Yogyakarta : Pustaka Belajar. hal. 1
2
Khoirul Anwar dan Salviana Vina. 2006. Perilaku Partai Politik. Studi Perilaku Partai Politik
dalam Kampanye dan Kecenderungan Pemilih pada Pemilu 2004.Malang : UMM Press. hal. 56
3
Miriam Budiardjo, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Hal. 127-
134

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari
demokrasi konstitusional cukup jelas tersirat di dalam Undang-Undang Dasar
1945 yang belum diamandemen. Yang mana dikemukakan bahwa syarat-syarat
dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokratis di bawah rule of law
ialah4 :

1. Perlindungan Konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi, selain menjamin


hak-hak individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk
memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin.
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak mengikatdan terikat oleh pihak
manapun ( independent dan impartial tribunals) Pemilihan umum yang
bebas .
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan ( civil education) 5

Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah


pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai
kemampuan yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar
tersebut terdapat 2 (dua) asas pokok demokrasi, yaitu:

1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan


wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung,
umum, bebas, dan rahasia.
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan
pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan
bersama.

Dalam kehidupan demokrasi, rakyatlah yang paling mengetahui


kebutuhannya sendiri, walaupun dalam perkembangannya sistem demokrasi
sangat rentan dengan chaos, suasana yang kacau dan ketidakteraturan sehingga
dalam setiap pemilu yang dilakukan setiap masyarakat bebas dalam menentukan
pilihannya.

Secara konsepsional, pemilu merupakan proses seleksi pemimpin yang akan


menumbuhkan keterwakilan politik di kalangan masyarakat luas, sebab pemimpin
yang muncul disaring oleh pemilih. Pemilu juga berperan sebagai sarana bagi

4
Ibid
5
Opcit, Miriam Budiardjo, Hal. 116

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


masyarakat untuk menyeleksi kebijaksanaan sesuai dengan garis besar
kepentingan mereka. Sehingga masyarakat memberikan kepercayaan kepada
pemerintah dan sistem politik secara keseluruhan. Itu berarti pula bahwa melalui
lembaga tersebut anggota masyarakat dapat menyatakan ketidakpercayaan mereka
kepada sebagian atau keseluruhan unsur sistem politik tersebut6.

Pemilihan umum merupakan salah satu cara perekrutan anggota legislatif


yang digunakan oleh sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia. Rakyat,
yang memiliki kedaulatan tertinggi dalam negara demokrasi, menyuarakan
pilihannya melalui pemilihan umum untuk menentukan wakilnya yang duduk
sebagai anggota dewan. Dalam konteks model politik Indonesia, pemilu
merupakan suatu proses substitus kekuasaan. Undang-undang Nomor 8 Tahun
2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten atau Kota mengatur proses tersebut yang kemudian dijadwalkan oleh
Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena berdasarkan Pasal 1 tentang 2 ketentuan
umum dari undang-undang tersebut disebutkan bahwa KPU merupakan lembaga
penyelenggara pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

Salah satu poin yang diatur dalam UU No. 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan
Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten atau Kota
adalah mengenai rekrutmen calon anggota legislatif. Para peserta (calon anggota
legislatif) yang tersedia dalam pemilihan umum adalah hasil seleksi dari partai
politik. Hal ini diatur oleh Pasal 51 ayat (1) dan (2) yang menyebutkan bahwa 7:

(1) Partai Politik Peserta Pemilu melakukan seleksi bakal calon anggota
DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten atau kota.
(2) Seleksi bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara demokratis dan terbuka sesuai dengan mekanisme internal
partai politik.

Secara ideal partai politik harus melaksanakan fungsi rekrutmen politiknya


dengan sugguh-sungguh demi kepentingan rakyat dengan merekrut individu-
individu yang memiliki kualitas, kapabilitas dan integritas yang baik. Partai
politik harus melaksanakan rekrutmen yang terbuka dan demokratis. Tetapi dalam

6
Arbi Sanit. 1985. Perwakilan Politik Indonesia.Jakarta : CV. Rajawali. hal. 193
7
Undang – Undang No.8 tahun 2012 pasal 51 ayat 1 dan 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


prakteknya model tertutup dan pendekatan “asal comot” kerap kali dilakukan oleh
partai politik. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan munculnya wakil rakyat
yang tidak mampu memperjuangkan aspirasi yang diwakilinya.

Dalam konteks rekrutmen calon anggota legislatif yang dilakukan oleh partai
politik pada pemilu 2004 yang lalu, terdapat kecenderungan model rekrutmen
tertutup yang diterapkan. Proses pencalonan berlangsung tertutup di antara
lingkugan internal partai dan sama sekali tidak diketahui oleh masyarakat
meskipun UU Pemilu mengatur agar partai-partai melakukan seleksi calon secara
terbuka dan demokratis8. Apabila model seperti ini masih dipertahankan pada
pemilu 2009 maka terdapat kekhawatiran akan munculnya praktek-praktek KKN
dalam rekrutmen caleg dari partai.

Fenomena “asal comot” yang dilakukan oleh partai politik terlihat dari
maraknya partai politik merekrut figur-figur populer yang sebetulnya memiliki
latar belakang yang sangat jauh dari dunia politik. Stigma negatif terhadap
anggota legislatif diakibatkan oleh realitas ketidak puasan masyarakat terhadap
kinerja anggota legislatif, berdasarkan survei lembaga survei nasional angka
ketidak percayaan masyarkat terhadapa anggota legislatif sanggat tinggi.
Berdasarkan asumsi masyarakat itu, maka timbul lah pertanyaan bagi mana peran
partai politik dalam menjaring calon anggota legislatif, karena dalam sitem politik
demokrasi seperti indonesia peran partai politik sanggat berperan dalam
mendukung supra struktur politik. Maka dari itu peran rekrutmen anggota calon
anggota legislatif yang di lakukan oleh parti politik harus memiliki selektifitas
dalam pemilihan calon anggota legislatif baik itu yang akan duduk di DPRD
kabupaten kota, DPRD Provinsi maupun DPR pusat. Maka perekrutan calon
anggota legislatif ini berkaitan dengan model rekrutmen yang di lakukan oleh
setiap partai politik dalam menetukan setiap wakil partai politik untuk duduk
dikursi legislatif. Partai politik harus memiliki kriteria-kriteria yang ketat dalam
penjaringan calon anggota legislatif karena hal ini berkaitan dengan kredibilitas,
akuntabilitas, dan integritas lembaga legislatif nantinya dan tentunya akan

8
Op,cit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


berdampak langsung terhadap tingkat partisipasi masyarkat dalam mentukan
pilihan untuk menyalurkan suaranya pada pemilu legislatif.

Dari beberapa kasus dalam rekrutmen calon anggota legislatif yang dilakukan
oleh partai politik, dapat dilihat bagaimana artis-artis yang sering menghiasi layar
kaca tiba-tiba menjadi calon anggota dewan. Walaupun mereka adalah Warga
Negara Indonesia yang mempunyai hak untuk dipilih, tetapi yang menjadi
pertanyaan adalah apakah mereka nantinya mampu menjalankan peran sebagai
anggota legislatif sedangkan pengalaman mereka di ranah politik belum ada sama
sekali. Selain selebritas politik, hal yang menjadi kekhawatiran dalam kualitas
rekruitmen caleg oleh partai politik di Indonesia adalah banyaknya anggota dewan
yang terkait Kasus Korupsi. Tercatat ada beberapa anggota DPRD yang terlibat
atau diduga terlibat kasus-kasus tercela.

Banyaknya anggota DPRD yang terlibat kasus-kasus tercela, selain didasari


oleh faktor individunya, mengindikasikan rekrutmen caleg yang dilakukan oleh
Partai Politik belum maksimal. Anggota dewan bagaimanapun adalah hasil pilihan
rakyat yang sebelumnya dipersiapkan oleh partai politik. Ini menjadi pekerjaan
rumah yang harus cepat dibenahi karena menyangkut nasib bangsa.

Sebenarnya, apabila terbukti kebersalahannya, banyak variabel yang


menyebabkan anggota DPRD tersebut melakukan suatu perbuatan yang jauh dari
representasi wakil rakyat, salah satunya adalah pribadi anggota DPRD Itu sendiri.
Tetapi asumsi yang berkembang dalam masyarakat sudah terlanjur menganggap
bahwa ini adalah bentuk kegagalan partai dalam melakukan rekrutmen poitik dan
kaderisasi politik.

Terkait dengan jalannya pemerintahan di daerah, rekrutmen caleg (DPRD)


memiliki peran yang sangat menentukan. Kualitas anggota legislatif di daerah
sangat ditentukan oleh rekrutmen yang dilakukan oleh partai-partai politik yang
menjadi peserta pemilu. Sehingga ada suatu pengaruh yang cukup signifikan
antara rekrutmen anggota DPRD dengan kinerja dari DPRD itu sendiri. Bisa
tidaknya anggota DPRD memainkan tugas dan wewenangnya 9. sebagaimana yang

9
Undang undang No.32 Pasal 42 ayat 1 tentang pemerintah daerah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


diatur dalam pasal 42 ayat (1) Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah tergantung dari kualitas dan kredibilitas anggota dewan
tersebut yang kemudian akan sangat berpengaruh terhadap kualitas jalannya
pemerintahan daerah, karena DPRD merupakan mengemban tugas pengendalian
dan pengawasan atas jalannya pemerintahan daerah10. Dengan demikian DPRD
bertanggungjawab melaksanakan salah satu fungsi manajemen pemerintahan
daerah yaitu pengendalian dan pengawasan (controlling and supervision).

Hal tersebut mengindikasikan bahwa peran dan fungsi yang diemban oleh para
legislator daerah (DPRD) tidaklah mudah. Butuh orang orang yang memang
memiliki kapasitas yang memadai dalam menjalankannya. Merancang, membahas
dan menetapkan Peraturan Daerah serta mengawasi jalannya pemerintahan yang
dilaksanakan eksekutif bukanlah perkara yang bisa ditangani oleh orang-orang
biasa yang tidak berkemampuan. Oleh karena itu partai politik sangat
bertanggungjawab dalam mempersiapkan individu-individu yang mampu, mau
dan berkompeten menjadi anggota legislatif.

Atas dasar pemikiran tersebut maka penulis memiliki niat dan ide untuk
meneliti tentang bagaimana model rekrutmen yang dijalankan oleh partai politik
pada pemilu 2019. Penelitian yang difokuskan oleh penulis adalah tentang
rekrutmen calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten
oleh partai politik pada pemilu 2019. Adapun yang dijadikan obyek penelitian
adalah Partai solidaritas indonesia. Penulis mengkaji secara analitis bagaimana
model rekrutmen yang dijalankan oleh Partai solidaritas indonesia.

Di samping latar belakang tersebut, peneliti memilih Partai solidaritas


indonesia dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Partai solidaritas Indonesia merupakan salah satu partai yang masih baru
dan merupakan partai yang masih bertarung untuk kancah perpolitikan
Indonesia.
2. Partai solidaritas Indonesia merupakan partai yang semua kader na di isi
oleh kaum milenial ( tergolong masih muda ).

10
Undang – undang nomor 32 pasal 42 ayat 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. partai solidaritas Indonesia merupakan partai yang belum pernah
melahirkan sosok yang duduk dikursi parlemen sehingga perlu dikaji
proses penetapan dan proses pemilihan kandidat nya.

Dengan melihat permasalah yang telah diuraikan diatas dijadikan landasan


pijakan alasan penulis untuk mengkaji bagaimana peranan rekrutmen politik di
Partai solidaritas Indonesia menentukan partisipasi masyarakat untuk memilih
khususnya di daerah kabupaten dairi, dengan ini peneliti terdorong untuk
melaksanakan penelitian ini dengan judul : “Proses Penetapan Daftar Calon Tetap
( DCT ) Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah ( DPRD )Yang Di Usung
Oleh DPD Partai Solidaritas Indonesia di Kabupaten Dairi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa


permasalahan yang relevan sebagai berikut :

1. DPRD kabupaten dairi dinilai kurang inisiatif untuk menciptakan


kebijakan-kebijakan yang seharusnya mendapat perhatian khusus,
misalkan kemiskinan dan pariwisata.
2. Kurangnya upaya partai politik untuk meningkatkan kualitas caleg yang
hendak diusung.
3. Popularitas dari caleg semata-mata hanya digunakan partai politik untuk
mendongkrak suara partai.
4. Di tingkat lokal, partai solidaritas Indonesia akan sangat sulit meng
kampanyekan karena sulit nya akases di masyarakat
5. Penetapan dan pengenalan pola rekrutmen calon anggota DPRD dari partai
solidaritas Indonesia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa masalah yang timbul sehubungan dengan pola rekrutmen


partai politik terhadap calon legislatif yang mereka ajukan, serta keterbatasan
yang ada pada peneliti, baik pikiran, tenaga, waktu, dan biaya maka penelitian ini
lebih difokuskan untuk mengetahui:

1. Proses rekrutmen caleg DPRD kabupaten diairi yang di berlakukan Partai


Solidaritas Indonesia tahap awal hingga tahap akhir.
2. upaya yang dilakukan Partai Solidaritas Indonesia untuk meningkatkan
kualitas caleg agar sesuai dengan harapan masyarakat.
3. Faktor-faktor apa saja yang menetukan dalam penentuan calon anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah oleh Partai Solidaritas Indonesia pada
pemilu 2019

D. Rumusan Masalah
Pemilu merupakan sebuah mekanisme yang dijalankan dalam sebuah
negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat. Pada Pemilu 2019
mendatang khususnya di Kabupaten Dairi akan menjadi ajang pembuktian bagi
partai-partai politik beserta dengan calon yang diusung untuk mendapatkan suara
terbanyak. Dimana pemenang dalam Pemilu 2019 mendatang akan mendapatkan
kursi di DPRD Kabupaten dairi dan akan menjabat sebagai wakil rakyat yang
memiliki fungsi-fungsi seperti legislasi, penganggaran dan pengawasan. Dalam
hal ini penetapan calon-calon legislatif oleh partai politik merupakan sebuah hal
penting yang harus dilakukan oleh partai politik. Proses penetapan tersebut
biasanya dapat dilakukan melalui mekanisme rekrutmen politik. Dimana
rekrutmen politik merupakan sebuah fungsi dari sebuah partai politik. Perumusan
masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang
dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting dan perlu untuk
diteliti. Perumusan masalah juga merupakan suatu masalah yang menyatakan
secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan
jalan pemecahannya 11.

11
Husni Usman dan Purnomo, 2000. Metodologi Penelitian Sosial.Bandung: Bumi Aksara,Hal.26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
batasan masalah, penelitian ini menitik beratkan pada pola dan tahap rekrutmen
caleg DPRD kabupaten dairi dari Partai solidaritas Indonesia terkait dengan
usaha mereka menemukan calon wakil rakyat yang memiliki nilai keterpilihan.
Berikut merupakan rumusan masalah terkait dengan penelitian ini:
1. Bagaimana pola rekrutmen yang di lakukan Partai solidaritas Indonesia
terhadap calon anggota legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Dairi?
2. Apa saja upaya dan yang dilakukan Partai Solidaritas Indonesia untuk
meningkatkan kualitas caleg agar sesuai dengan harapan masyarakat?
3. Faktor-faktor apa saja yang menetukan dalam penentuan calon anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah oleh Partai Solidaritas Indonesia pada
pemilu 2019?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian,
dan adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana proses seleksi calon anggota DPRD
Kabupaten Dairi yang di usung oleh Partai Solidaritas Indonesia.
2. Untuk mengetahui faktor penentu yang menentukan dalam penetuan
calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang dilakukan oleh
Partai Solidaritas Indonesia pada pemilu 2019.
3. Menganalisa sejauh mana konsistensi Partai Solidaritas Indonesia
Menerapkan Peraturan Yang disepakati Dalam hal Rekrutmen Bakal
Calon anggota DPRD.

F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat, baik itu untuk peneliti
itu sendiri dan terlebih lagi untuk masyarakat luas. Untuk itu menurut penulis
manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, tentunya penelitian ini dapat mengasah kemampuan
penulis dalam membuat suatu karya ilmiah dan melatih penulis untuk
membiasakan diri untuk membaca dan membuat karya tulis ilmiah.
Melalui penelitian ini juga penulis dapat menambah pengetahuan
penulis mengenai masalah yang di teliti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Secara akademis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah referensi
penelitian di bidang Ilmu Politik.
3. Bagi pembaca, karya ilmiah ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan pengetahuan tentang pola rekrutmen calon anggota DPRD
di Kabupaten dairi oleh Partai Solidaritas Indonesia.
G. Kerangka Teori
G.1.Partai Politik
Menurut Miriam Budiarjo, partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir
yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan citacita yang sama.
Tujuan kelompok ini adalah memperoleh kekuasaan politik dan merebut
kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan
kebijaksanaan yang mereka miliki12.
Menurut Sigmund Neumann, partai politik adalah dari aktivis-aktivis
politik yang berusaha untuk menguasai pemerintah serta merebut dukungan rakyat
atas dasar persaingan dengan suatu golongan-golongan atau golongan-golongan
lain yang mempunyai pandangan berbeda 13. Maka dapat di simpulkan bahwa
partai politik adalah kumpulan orang yang memiliki nilai dan cita-cita yang sama,
terorganisir, dan memiliki tujuan yang sama untuk meraih kekuasaan politik
dalam pemerintahan negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
2 tahun 2008, partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk
oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan citacita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 194514. Secara garis besar, peran dan fungsi
partai politik dapat dibedakan menjadi dua.Pertama, peran dan tugas internal
organisasi.Dalam hal organisasi partai politik memainkan peran penting dalam
pembinaan, edukasi, pembekalan, kaderisasi, dan melanggengkan ideologi politik
yang menjadi latar belakang pendirian partai politik.Kedua, partai politik juga

12
Miriam Budiardjo, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Hal. 127-
134
13
IbId
14
Undang- undang nomor 2 tahun 2008

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mengemban tugas yang lebih bersifat eksternal organisasi.Disini peran dan fungsi
organisasi partai politik terkait dengan masyarakat luas, bangsa dan negara.
G.1.1. Tujuan Dan Fungsi Partai Politik
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008, tujuan umum
dari partai politik adalah2315 :
1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945
2. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia
4. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia
Sedangkan tujuan khusus partai politik adalah :
1. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan
2. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
3. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 tahun 2008, fungsi dari partai politik adalah16
1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi
warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat
3. Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam
merumuskan dan menetapkan kebijakan negara
4. Partisipasi politik warga negara Indonesia

15
Undang – undang No.08 Tahun2008
16
Ibid,No.02 Tahun 2008

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan
keadilan gender.

G.2. Rekrutmen Politik


Rekrutmen politik berasal dari dua (2) kata yaitu rekrutmen dan
politik.Rekrutmen berarti penyeleksian dan politik berarti urusan Negara.Jadi
rekrutmen politik adalah penyeleksian rakyat untuk melaksanakan urusan Negara.
Menurut KKBI , rekrutmen politik adalah pemilihan dan pengangkatan orang
untuk mengisi peran tertentu dalam sistem sosial berdasarkan sifat dan status
(kedudukan). Seperti suku, kelahiran, kedudukan sosial dan prestasi atau
kombinasi dari kesemuanya 17.
Rekrutmen merupakan suatu proses dimana individu diseleksi untuk
menjalankan peranan-peranan politik dan pemerintahan melalui kriteria-kriteria
tertentu. Defenisi yang lebih lengkap mengenai rekrutmen calon legislatif adalah
sebagai pemilihan orang-orang untuk mengisi peran dalam sistem. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa rekrutmen merupakan suatu proses pemilihan terhadap
individu-individu yang dianggap mampu dan memiliki potensi serta kecakapan
yang memadai untuk dicalonkan menduduki jabatan-jabatan publik, terutama
untuk lembaga legislatif dan dalam tahap selanjutnya ditentukan oleh pilihan
masyarakat dalam melalui wadah pemilihan 18.
Tujuan dari rekrutmen politik adalah terpilihnya penyelenggara politik
(pemimpin pemerintahan Negara) dari tingkat pusat hingga tingkat terbawah
(lurah/desa) yang sesuai dengan kriteria (persyaratan) yang telah ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang ditentukan melalui
konvensi (hukum tidak tertulis) yang berlaku dalam masyarakat (rakyat)
Indonesia. Masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban menjadi obyek dalam
rekrutmen politik adalah seluruh masyarakat Indonesia yang sah sebagai warga
negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan
lainnya. Dengan kata lain setiap WNI, baik pria maupun wanita dengan tanpa
membedakan suku, agama, ras, warna kulit dan lainnya, memiliki kedudukan
17
A. Rahman. 2007. Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu. hal. 246
18
Hasel tangisan,Ibid,hal.157

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang sama untuk memperoleh kesempatan mengikuti rekrutmen politik diseluruh
tingkatan (hirarki) atau struktur politik yang ada. Ada beberapa kriteria prestasi
yang dapat digunakan dalam proses seleksi elit politik yaitu 19 :
1. Keahlian teknis, dimana keahlian ini sangat dibutuhkan untuk
melaksanakan peranan-peranan politik yang rumit dalam kaitannya dengan
peranan dan proses social
2. Keahlian berorganisasi dan persuasi, dimana keahlian ini sangat penting
untuk melaksanakan pembuatan keputusan politik atau kebijaksanaan
pemerintah yang umumnya dilakukan oleh kaum elit, karenanya
dibutuhkan keterampilan negosiasi atau mobilisasi orang atau pejabat yang
terlibat dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya
3. Loyalitas dan reliabilitas politik yang menyangkut derajat kepercayaan
politik dari berbagai kekuatan atau golongan di masyarakat, karena hal ini
akan sangat membantu dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan
politik Sistem politik menurut Nazaruddin Syamsudin dibagi menjadi 2
cara yaitu ;
1. Rekrutmen terbuka yaitu dengan menyediakan dan memberikan
kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk ikut
bersaing dalam proses penyeleksian.
2. Rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk dan
dapat menduduki posisi politik tidaklah sama bagi setiap warga
negara, hanya individu-individu tertentu yang dapat direkrut
untuk menempati posisi dalam politik maupun pemerintahan,
seperti dengan adanya pertemanan, pertalian keluarga dan
lainnya.
Menurut Miftah Thoha ada tiga sistem yang digunakan dalam proses
rekrutmen yaitu20 :
1. Sistem patronit (patronage system) atau dikenal sebagai sistem setia
kawan yaitu proses rekrutmen berdasarkan kawan, dimana dalam
mengangkat seseorang untuk menduduki jabatan baik dalam bidang
pemerintahan maupun politik dengan pertimbangan yang bersangkutan
masih kawan dekat, sanak famili, dan ada juga karena daerah asal sama.
Sistem ini juga didasarkan atas dasar perjuangan politik karena
memiliki satu aliran politik, ideologi dan keyakinan yang sama tanpa
memperhatikan keahlian dan keterampilan
2. Sistem merita (merit system) Sistem ini berdasarkan atas jasa kecakapan
seseorang dalam usaha mengangkat atau menduduki pada jabatan
tertentu sehingga sistem ini lebih obyektif karena atas dasar
pertimbangan kecakapan. Penilaian obyektif tersebut pada umumnya
ukuran yang dipergunakan adalah ijasah pendidikan, sistem ini sering
dikenal dengan “spoil system”

19
Ibid,
20
https://www.kemhan.go.id/badiklat/2014/12/02/penerapan-merit-system-perekrutan-dan-
pembinaan-karier.html

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Sistem karir (career system) Sistem ini dipergunakan secara luas untuk
menunjukkan pengertian suatu kemajuan seseorang yang dicapai lewat
usaha yang dilakukan secara dini dalam kehidupannya baik dunia kerja
maupun politik. Guna memberikan pelayanan dan perlindungan kepada
masyarakat. Proses rekrutmen dilakukan secara terbuka, semi tertutup,
bahkan secara tertutup. Derajat keterbukaan rekrutmen akan ditentukan
oleh derajat pelaksanaan demokrasi dalam sebuah negara.
Adapun beberapa pilihan partai politik dalam proses rekrutmen politik
sebagai berikut21 :
1. Partisipan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi
terhadap partai sehingga bias direkrut untuk menduduki jabatan strategis
2. Compartmentalization merupakan proses rekrutmen yang didasarkan pada
latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan social
politik seseorang, misalnya aktivis LSM
3. Immediate Survival yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas
pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan
direkrut
4. Civil Service Reform merupakan proses rekrutmen berdasarkan
kemampuan dan loyalitas seseorang calon sehingga bias mendapatkan
kedudukan lebih penting atau tinggi.
Sedangkan Seligman memandang rekrutmen sebagai suatu proses yang terdiri
dari:
1. Penyaringan dan penyaluran politik yang mengarah pada eligibilitas
(pemenuhan syarat pencalonan) Proses ini merupakan kegiatan awal yang
dilakukan sebagai wujud dari sistem demokratisasi, dimana semua warga
negara mempunyai hak untuk terlibat secara langsung dalam proses pemilu
baik sebagai pemilih maupun yang akan dipilih.
2. Pencalonan atau proses dua tahap yang mensyaratkan inisiatif dan
penguatan. Pada tahap ini, tata cara pencalonan lebih ditentukan oleh
pemerintah dan panitia pemilu, sebab kedua struktur inilah yang
dimajukan konsestan memenuhi syarat yang diperlukan secara umum
didalam proses penentuan wakil rakyat.
3. Seleksi yakni pemilihan calon elit politik yang sebenarnya. Proses seleksi
merupaka tahap terakhir sebagai penentu. Pada tahap ini, mekanisme yang
digunakan seharusnya didasari pada berbagai syarat yang telah ditetapkan
seperti prestasi yang dimiliki calon, memiliki dedikasi yang tinggi serta
loyalitas.
21
Prof. Firmanzah, Ph.D. 2011. Mengelola Partai Politik (Komunikasi dan Positioning Ideologi
Politik Di Era Demokrasi). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm 71.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


G.3. PEMILU

Pemilu adalah salah satu ciri yang harus ada pada negara demokrasi 22.
Dengan demikian pemilu merupakan sarana yang penting untuk rakyat dalam
kehidupan bernegara, yaitu dengan jalan memilih wakil-wakilnya yang pada
gilirannya akcan mengendalikan roda pemerintahan.Hasil pemilihan umum yang
diselengarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat
dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan dengan cukup akurat
mencerminkan aspirasi dan partisipasi masyarakat 23.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa pemilu
merupakan suatu cara menentukan wakil-wakil yang akan menjalankan roda
pemerintahan dimana pelaksanaan pemilu harus disertai dengan kebebasan dalam
arti tidak mendapat pengaruh maupuntekanan dari pihak manapun juga. Semakin
tinggi tingkat kebebasan dalam pelaksanaan pemilu maka semakin baik pula
penyelenggaraan pemilu. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah tingkat
kebebasan maka semakin buruk pula penyelenggaraan pemilu. Hal ini
menimbulkan anggapan yang menyatakan bahwa semakin banyak rakyat yang
ikut pemilu maka dapat dikatakan pula semakin tinggi kadar demokrasi yang
terdapat dalam menyelenggarakan pemilu.

Dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat secara nyata dalam


kehidupan berbangsa dan bernegara diselenggarakan pemilu secara
demokratis,transparan, jujur dan adil diselenggarakan dengan pemberian dan
pemungutan suarasecara Iangsung, umum, bebas dan rahasia24.

pemilu merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam


rangka ke ikutsertaan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Pemilu
bukan hanya bertujuan untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk dalam
lembagaPermusyawaratan/perwakilan, melainkan juga merupakan suatu sarana

22
Hasbi Umar, “Paradigma Baru Demokrasi di Indonesia: Pendekatan terhadap Pemilu
DPR/DPRD ,Jurnal Innovatio Vol.VII, No.14 Edisi Juli-September 2008,hlm. 315.
23
Miriam Budirjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik. (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama,2008),
hlm.461
24
Lihat Pasal 1 Ayat (1) UU Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


untuk mewujudkan penyusunan tata kehidupan negara yang dijiwai semangat
Pancasila dan UUD NKRI 1945.

Pemilu di Indonesia menggunakan asas langsung, umum, bebas, rahasia,


jujur dan adil25.

1. Langsung artinya sebagai pemilih mempunyai hak memberikan suaranya


secara langsung dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara.
2. Umum artinya pemilu berlaku bagi semua warga Negara.
3. Bebas artinya setiap hak pilih bebas menentukan siapapun yang akan
dipilih untuk mengemban aspirasinya tanpa ada paksaan, dan tekanan dari
siapapun.
4. Rahasia artinya pemilih dijamin kerahasiaan pilihannya.
5. Jujur artinyasemua pihak yang terkait dengan pemilu harus bersikap dan
bertindak jujur sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
6. Adil artinya dalam penyelenggaraan pemilu setiap pemilihdan peserta
pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak
manapun.

G.4. Pemasaran Politik ( Marketing Politik )


Pemasaran politik atau Marketing Politik menurut Nursal adalah
serangkaian aktivitas terencana, strategis dan juga taktis, berdimensi jangka
panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada para
pemilih26. filosofi marketing memberikan arahan bagaimana kita bisa menerapkan
ilmu marketing dalam dunia politik. Karena pada dasarnya ilmu marketing
melihat bahwa kebutuhan konsumen (stake holder) adalah hal terpenting sehingga
perlu diidentifikasi dan dicari bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut. Konsep
marketing komersial berdasarkan pada premis bahwa semua perencanaan dan
operasi perusahaan berorientasi pada pemuasan konsumen (stake holder). Menurut
Firmanzah marketing politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan terus-
menerus oleh sebuah partai politik atau kontestan dalam membangun kepercayaan

25
Di akses melalui http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=39(27
mei 2019)
26
Nursal. 2004.”political marketing,Jakarta,PT gramedia Pustaka Utama hal 23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dan image publik. Membangun kepercayaan dan image ini hanya bisa dilakukan
melalui hubungan jangka panjang, tidak hanya pada masa kampanye. marketing
politik harus dilihat secara komprehensif27:
a. Marketing politik lebih daripada sekadar komunikasi politik
b. Marketing politik diaplikasikan dalam seluruh proses organisasi partai
politik. Tidak hanya tentang kampanye politik tetapi juga sampai pada
tahap bagaimana memformulasikan produk politik melalui pembangunan
simbol, image, platform, dan program yang ditawarkan.
c. Marketing politik menggunakan konsep marketing secara luas, tidak
hanya terbatas pada teknik marketing, namun juga sampai strategi
marketing, dari teknik publikasi, menawarkan ide dan program, dan
desain produk sampai ke market intelligent serta pemrosesan informasi
d. Marketing politik melibatkan banyak disiplin ilmu dalam
pembahasannya, seperti sosiologi dan psikologi. Misalnya produk politik
merupakan fungsi dari pemahaman sosiologis mengenai simbol dan
identitas, sedangkan faktor psikologisnya adalah kedekatan emosional
dan karakter seorang pemimpin, sampai ke aspek rasionalitas platform
partai.
e. Marketing politik bisa diterapkan dalam berbagai situasi politik, mulai
dari pemilihan umum sampai ke proses lobi di parlemen.

Sesuai dengan penjelasan di atas maka diketahui bahwa marketing politik bukan
dimaksudkan untuk 'menjual' kontestan pada publik, melainkan sebagai teknik
untuk memelihara hubungan dengan publik agar tercipta hubungan dua arah.

G.4.1 Peran Marketing Politik


Menurut Firmanzah marketing politik memiliki peran yang ikut menentukan
dalam proses demokratisasi28. Di negara-negara maju, partai-partai politik
mengerahkan kemampuan marketing mereka untuk merebut sebanyak mungkin
konstituen. Berbagai teknik yang sebelumnya hanya dipakai dalam dunia bisnis,
sekarang ini telah dicangkokkan ke dalam kehidupan politik. Semakin canggih
teknik marketing yang diterapkan dalam kehidupan politik.
Para anggota tim sukses berusaha 'menjual' jago mereka dengan berbagai
cara yang seringkali kita rasakan tak ada bedanya dengan mengiklankan produk di
media, mempromosikan outdoor maupun indoor. Segala taktik dipakai agar rating
jago mereka tinggi dan rakyat memilihnya di bilik-bilik suara. Selain itu,

27
Firmanzah.2008.”Marketing Politik, Antara Pemahaman dan Realitas, Jakarta,Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.Hal156
28
Firmanzah.2008.”Marketing Politik, Antara Pemahaman dan Realitas, Jakarta,Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.Hal 319

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


marketing politik dapat memperbaiki kualitas hubungan antara kontestan dengan
pemilih. Pemilih adalah pihak yang harus dimengerti, dipahami dan dicarikan
jalan pemecahan dari setiap permasalahan yang dihadapi.

Marketing politik meletakkan bahwa pemilih adalah subjek, bukan objek


manipulasi dan eksploitasi. Marketing politik tidak hanya bisa diterapkan di
negara-negara maju, di negara-negara berkembang pun hukum-hukum marketing
perlu diterapkan dalam dunia politik untuk menarik sebanyak mungkin pemberi
suara.

Marketing politik tidak menentukan kemenangan sebuah partai politik


atau kandidat Presiden. Marketing politik hanyalah sebuah metode dan peralatan
bagi partai politik atau calon presiden untuk melakukan pendekatan kepada
publik. Sistematisasi pendekatan yang dilakukan oleh kandidat perlu dilakukan
mengingat selalu terdapat keterbatasan sumberdaya yang dimiliki setiap kandidat.

Persaingan merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam


iklim demokrasi. Untuk dapat memegang kekuasaan, partai politik atau seorang
kandidat harus memenangkan pemilihan umum dengan perolehan suara terbanyak
di antara kontestan-kontestan lainnya. Menurut Firmanzah dalam kondisi
persaingan politik, masing-masing kontestan membutuhkan cara dan metode yang
tepat untuk bisa memenangkan persaingan29. mengukur kemenangan dalam dunia
politik dilakukan dengan melihat siapa yang keluar sebagai pemenang dalam
pemilihan umum. Namun, kemenangan ini juga harus dikaji dan dianalisis dengan
hati-hati mengingat perimbangan kekuasaan yang ada di antara partai-partai
politik.

Di kebanyakan negara berkembang, peran dan fungsi politik dilakukan


oleh sekelompok kecil elit politik. Karena itu, seringkali mekanisme politiknya
sangat ditentukan oleh dinamisitas elit-elit politik. Mobilisasi massa digerakkan
oleh elit-elit politik. Orientasi pada tokoh masih terasa kuat. Satu tokoh yang
berpengaruh akan menentukan berhasil tidaknya upaya suatu kelompok atau partai

29
Firmanzah.2012.”Marketing Politik, Antara Pemahaman dan Realitas, Jakarta,Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.Hal 147

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dalam perebutan kursi. Kesadaran masyarakat kelas bawah relatif kecil untuk ikut
serta mewarnai kebijakan-kebijakan publik.

Masyarakat kelas bawah masih pasif dan lebih banyak menunggu untuk
digerakkan oleh elit politik. Hal ini tentunya membawa konsekuensi bahwa
masyarakat kelas bawah seringkali dijadikan objek politik oleh para elit.
Mobilisasi mereka dilakukan untuk pencapaian tujuan elit politik. Selain itu,
konsekuensi dari politik yang sangat tersentralisasi membuat kontrol sosial sulit
dilakukan.

Fungsi kontrol lebih banyak dilakukan oleh kekuatan-kekuatan oposan elit


politik. Begitu tersentralisasinya sehingga masyarakat lapisan bawah tidak dapat,
atau sulit, mendapatkan informasi. Hal ini menyulitkan mereka untuk
menganalisis apa sebenarnya yang terjadi. Marketing politik dapat berperan dalam
pendistribusian informasi sehingga memudahkan akses pada informasi yang
dulunya sulit dijangkau.

Besarnya peran para tokoh elit di negara-negara berkembang memberikan


kesan bahwa marketing politik tidak diperlukan. Padahal tidak demikian. Fungsi
marketing politik bukan sekadar untuk mempromosikan tokoh atau tokoh-tokoh
partai belaka. Marketing politik juga berfungsi dalam pembelajaran politik
kalangan bawah. Tujuan utama interaksi sosial dalam suatu masyarakat adalah
membuat suatu sistem dapat memberdayakan (empowering) dan memampukan
(enabling) masyarakat menjadi kritis. Masyarakat kritis yang dimaksudkan, dalam
hal ini adalah masyarakat yang memiliki landasan dan kemampuan untuk terus
menyikapi dan mengkritisi setiap perkembangan kondisi yang ada. Sikap kritis ini
terutama ditujukan pada setiap kebijakan dan keputusan elit politik.

Masyarakat yang kritis adalah masyarakat yang, dalam beberapa hal,


mengetahui dari mana mereka berasal, mengetahui bagaimana evolusi berjalan
untuk mencapai tahapan sekarang, juga, untuk memahami tujuan kolektif yang
ingin dicapai. Masyarakat kritis juga masyarakat yang dapat mengevaluasi setiap
aktivitas politik, baik yang dilakukan elit politik, partai politik atau kontestan
individual.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Marketing politik dilihat sebagai suatu proses yang dapat meningkatkan
daya kritis masyarakat dalam berpolitik. Agar rakyat tidak selalu menjadi korban
dan objek manipulasi para elit politik, masyarakat perlu diberdayakan dan perlu
ada kondisi yang memungkinkan proses pembelajaran politik. Untuk dapat
menciptakan masyarakat yang kritis, marketing politik harus melalui serangkaian
tahapan. Peran dan fungsi marketing politik dalam usaha menciptakan masyarakat
yang kritis dalam dunia politik meliputi30:

1. Distribusi Informasi Politik Marketing politik membantu sebagai


media distribusi dan penyebaran sejumlah hal ke masyarakat luas (Hal
ini sangat bertolak belakang dengan keadaan yang berlaku dalam
sistem politik tertutup, di mana distribusi dan penyebaran informasi
serta pengetahuan politiknya terbatas pada suatu (kelompok tertentu).
Dengan demikian, marketing politik sekaligus merupakan media
partisipasi.
Hal pertama yang disebarkan dan diseminasi oleh marketing politik
ke masyarakat adalah informasi dan pengetahuan (know ledge) tentang
politik. Melalui aktivitas marketing seperti Man dan promosi,
informasi serta pengetahuan akan dapat dengan mudah disebarluaskan
oleh partai politik dan kontestan. Tidak hanya informasi tentang partai
politik dan kontestan yang tersedia dalam pasar, melainkan informasi
tentang kondisi dan harapan-harapan konstituen pun akan terbuka.
Informasi dan pengetahuan tidak hanya satu arah dari konstituen ke
partai politik, namun juga informasi tentang partai politik yang
diterima konstituen. Kedua belah pihak saling membutuhkan informasi
dan pengetahuan satu sama lain. Marketing politik merupakan aktivitas
yang dilakukan oleh partai politik dan kontestan individu dalam
merancang isu-isu yang akan dilempar ke masyarakat,
mengkomunikasikan solusi yang hendak diterapkan ketika berkuasa,
ideologi partai dan kontrol sosial terhadap partai/individu yang
berkuasa.

30
Ibid,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Marketing politik dilakukan dengan melibatkan media TV, radio,
koran dan pamflet yang mencoba melontarkan semua hal yang perlu
disampaikan kepada publik. Persaingan antarpartai politik, masing-
masing kontestan mencoba bersaing untuk memengaruhi opini publik.
Marketing politik dalam peran ini membuat masyarakat tidak buta
informasi. Mereka tidak lagi memilih asal memilih, melainkan lebih
mempertimbangkan banyak hal ketika memutuskan akan memilih jago
mereka. Melalui media promosi, iklan, konferensi pers, talk show dan
debat publik, partai politik atau kandidat perseorangan dapat
meningkatkan ketersediaan informasi yang nantinya sangat dibutuhkan
oleh pemilih dalam menentukan kandidat mana yang akan dipilih.
marketing politik juga semakin meningkatkan ketersediaan
informasi politik yang dapat diakses masyarakat. Melalui marketing
politik, informasi yang tadinya tertutup dan hanya dikonsumsi
sejumlah elit politik tertentu sekarang menjadi semakin terbuka untuk
menjadi konsumsi publik. Masyarakat pun menjadi semakin mudah
mengakses informasi yang dulunya sulit sekali didapatkan. Melalui
pemberitaan, aktivitas promosi dan iklan partai, jumlah informasi yang
tersedia di masyarakat akan semakin meningkat.
2. Edukasi politik Masih berkaitan dengan peran informatif, marketing
politik berguna untuk proses pembelajaran terbuka bagi setiap elemen
yang terdapat dalam suatu negara. Dari informasi memadai yang
mereka dapatkan, masyarakat niscaya mendapatkan pelajaranpelajaran
yang berfaedah bagi mereka, terutama dalam memilih calon yang
tepat.
Pembelajaran ini dapat terwujud karena sesungguhnya
masingmasing pihak akan memetik hasil dari interaksi yang tercipta
selama berlangsungnya proses marketing politik. Proses pertukaran
informasi membuat masing-masing aktor politik dapat lebih mudah
memahami hal-hal yang diinginkan pihak lain. Partai poiltik dapat
belajar untuk memahami konstituen dan masyarakat secara luas untuk
meningkatkan pemahaman berpolitik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Marketing politik merupakan aktivitas yang dapat melibatkan
banyak pihak sekaligus. Karena apa pun yang dilakukan aktor politik
akan dapat dilihat, dianalisis, dievaluasi dan dikontrol oleh pihak lain,
sejumlah aktor social dapat menggunakan marketing politik sebagai
media pembelajaran. Bahkan kalangan LSM dapat memanfatkan teori-
teori marketing politik untuk mendidik masyarakat dalam politik.
Dengan begitu, LSM bisa menyelenggarakan fungsinya sebagai
penyedia informasi politik yang berguna bagi masyarakat. masyarakat
secara luas juga perlu mendapatkan pembelajaran politik. Proses
pembelajaran yang paling bermanfaat bagi kalangan luas adalah
pembelajaran seluruh masyarakat itu sendiri. Dengan marketing
politik, masyarakat diajak berkenalan dengan proses demokrasi yang
sesungguhnya.
Masyarakat dapat melakukan proses pembelajaran dari
aktivitasaktivitas yang tercipta dalam marketing politik. masyarakat
bisa mengetahui hak dan kewajiban dalam politik, perilaku para aktor
politik, output atau realisasi janji-janji partai politik atau kandidat
individu, dan semua peraturan yang terkait dalam kehidupan
berpolitik.
3. Kesadaran politik Melalui proses edukasi politik, masyarakat akan
sadar akan hak dan kewajiban politik mereka. Pemberian dan
penyediaan informasi politik membuat masyarakat perlahan dan pasti.
penyadaran akan hak dan kewajiban, diharapkan akan muncul
transformasi sosial politik dalam masyarakat. Transformasi yang
paling diharapkan dengan adanya marketing politik adalah perubahan
paradigma. Perubahan ini dapat terjadi di sisi kontestan (partai politik
dan kandidat individu) maupun di sisi masyarakat luas. Dari sisi
kontestan: adanya marketing politik dan semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat luas terhadap hak dan kewajiban politik mereka,
membuat partai politik dan kontestan individual menjadi lebih berhati-
hati dan menempatkan konstituen sebagai tuan, bukannya sebagai
objek yang akan dieksploitasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dengan adanya marketing politik, semua anggota masyarakat akan
lebih mampu memahami bentuk politik yang sebenarnya. Segala yang
berlangsung dalam politik adalah 'rahasia umum' dalam batas-batas
tertentu. peran elit politik yang kuat. Mereka mempunyai kekuasaan
lebih besar dalam menentukan gerak jalannya negara dan
bangsa.secara umum marketing politik telah membuka keran-keran
informasi bagi masyarakat.
4. partisipasi dan Keterlibatan Politik Seiring dan sejalan dengan semakin
teredukasinya masyarakat dan semakin tingginya kesadaran politik
masyarakat, semakin meningkat juga keterlibatan dan partisipasi
politik masyarakat. Marketing politik juga dapat meningkatkan
partisipasi dan keterlibatan semua pihak dalam kehidupan politik.
Marketing politik tidak hanya melibatkan partai-partai politik dan
kontestan individu, melainkan semua lapisan masyarakat termasuk
media dan pers pun terlibat selama periode kampanye maupun periode
non kampanye. Masing-masing pihak berhak ikut serta dalam
kehidupa. berpolitik. Bahkan regulator pun membutuhkan marketing
politik untuk menangkap aspirasi semua pihak dan menerjemahkannya
dalam peraturan formal yang mengikat para peserta pemilihan umum.
Marketing politik memungkinkan adanya interaksi semua pihak
serta dihindarinya dominasi satu kelompok tertentu. Hal ini membuat
partisipasi dan keterlibatan semua pihak meningkat. Salah satu
penyebab meningkatnya partisipasi dan keterlibatan politik adalah
meningkatnya rasa kepemilikan politik. Dengan semakin terbukanya
sistem politik, dan semakin meningkatnya hak-hak berpolitik.
masyarakat luas memiliki kesempatan untuk berperan serta mewarnai
kehidupan politik melalui kebebasan bergabung dan mendirikan suatu
partai tertentu. Hal ini memungkinkan semakin besarnya masyarakat
yang tergabung dan berperan aktif dalam suatu partai politik,
keterlibatan dan intensitas dalam kehidupan politik secara langsung
pun semakin meningkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dengan semakin meningkatnya keterlibatan semua pihak dalam
kehidupan politik, diharapkan semakin meningkat pula ikatan dan rasa
memiliki pada diri semua elemen di dalam kehidupan politik.
Marketing politik diyakini dapat meningkatkan ikatan rasional maupun
emosional kontestan dengan para pendukungnya. Serangkaian aktivitas
marketing politik membuat hubungan antara kontestan dengan
konstituen menjadi lebih intens. Masyarakat kritis adalah masyarakat
yang mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan, juga
mengetahui mengekspresikannya.
Masyarakat yang kritis akan melakukan kontrol sosial terhadap
setiap kebijakan dan aktivitas politik yang dilakukan pemerintah
maupun kontestan. Masing-masing pihak akan dapat melakukan
kontrol terhadap pihak lain. Masyarakat yang kritis menuntut adanya
praktik politik yang lebih transparan dan terbuka. Masyarakat tidak
hanya memerhatikan hal-hal yang bersifat nyata dan tampak di
permukaan, namun juga perlu mengetahui proses disusunnya suatu
keputusan politik.

G.4.2 Pendekatan Marketing dalam Politik

Strategi pemasaran politik merupakan berbagai kegiatan atau aktivitas


yang dilakukan oleh kandidat dalam memasarkan muatan-muatan politik, seperti
visi dan misi, idiologi (platform), program dan identitas kontestan yang akan
mengikuti pemilihan umum. Strategi pemasaran politik harus dilaksanakan
dengan maksimal umtuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Nursal pemasaran politik dilaksanakan dengan langkah strategis


untuk menyampaikan berbagai muatan ide dan gagasan politik agar masyrakat
tidak buta informasi akan politik31. Rakyat akan semakin matang dalam
mempertimbangkan, memtuskan dan menjatuhkan pilihan mereka pada hari
pemun gutan suara. Salah satu strategi pemsaran politik dilakasanakan dengan
positoining politik, yaitu semua aktivitas untuk menanamkan kesan di benak
31
Nursal. 2004.”political marketing,Jakarta,PT gramedia Pustaka Utama hal 75

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


konsumen agar mereka bisa membedakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh
organisasi.

Menanamkan dan menempatkan image dalam benak masyarakat tidak


hanya terbatas pada produk saja dan jasa, karena organisasi perusahaan secara
keseluruhan juga pelu ditambahkan dalam benak konsumen. Hal-hal seperti
kredibilitas dan reputasi dapat digunakan sebagai media untuk melakukan
Positioning. Ketika konsep ini diadopsi dalam iklim persaingan, kandidat harus
mampu menepatkan produk politik dan image politik dalam benak masyarakat.
Untuk dapat tertanam, produk dan image politik harus memilik sesuatu yang
berbeda dibandingkan dengan produk politik lainnya.

Masing-masing kandidat harus berusahan menjadi dominan dan


menguasai benak masyarakat. Posisi yang kuat dalam benak masyarakat
membantu suatu kandidat selalu diingat dan menjadi referensi bagi masyarakat
ketika mereka dihadapkan pada serangkaian pilihan politik. Menjadi referensi
berarti bahwa kandidat tersebut menjadi acuan dan pertama kali muncul dalam
benak masyarakat ketika mereka dihadapkan pada suatu permasalahan.

Koalisi seringkali muncul sebagai upaya untuk meningkatkan kekuatan


tawar-menawar sekaligus untuk menjaga stabilitas pemerintah. Dalam konteks
inilah kontestan membutuhkan metode dan konsep yang tepat. Di tengah-tengah
era demokratisasi dan kapitalisme, strategi-strategi marketing merupakan cara
yang tepat untuk menghasilkan kemenangan dalam pemilihan umum.

Tentunya metode dan konsep marketing memerlukan banyak sekali


adaptasi dengan situasi dan kondisi dunia politik. Tidak semua metode marketing
dapat langsung digunakan dalam konteks dunia politik. Namun, partai politik dan
kontestan sangat membutuhkan metode efektif untuk bisa membangun hubungan
jangka panjang dengan konstituen dan masyarakat luas.

Marketing yang diadaptasi dalam dunia politik dapat digunakan untuk


meningkatkan efisiensi dan efektivitas transfer ideologi dan program kerja, dari
kontestan kemasyarakat. marketing dapat memberikan inspirasi tentangcara suatu
kontestan dalam membuat produk berupa isu dan program kerja berdasarkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat. Dunia politik pun
tidak kebal terhadap persaingan. Persaingan terjadi untuk memperebutkan hati
konstituen dan membuat mereka memilih kandidat (partai politik ataukontestan
individu) masing-masing selama periode pemilihan umum. Firmanzah
menyatakan bahwa terdapat tiga jenis strategi pendekatan pasar, antara lain
adalah32:

a. Push-marketing Pada strategi ini partai politik berusaha mendapatkan


dukungan melalui stimulan yang diberikan kepada pemilih. Masyarakat
perlu mendapatkan dorongan dan energi untuk pergi ke bilik suara dan
memilih kandidat tersebut. Disamping itu partai politik perlu
menyediakan alasan yang rasional maupun emosial kepada pemilih
untuk memotivasi mereka agar mereka bersedia mendukung kandidat
tersebut.
b. Pass-marketing Strategi ini menggunakan individu maupun kelompok
yang dapat mempengaruhi opini pemilih. Sukses tidaknya
penggalangan massa akan sangat ditentukan oleh pemilihan tokoh yang
berperan tersebut. Semakin tepat tokoh yang dipilih, efek yang diraih
pun semakin besar dalam mempengaruhi pendapat.
c. Pull-marketing Strategi ini menitik beratkan pada pembentukan image
politik yang positif. kedua hal tersebut harus mampu membangkitkan
sentimen. Pemilih cenderung memilih partai yang sama dengan apa
yang mereka rasakan.

pemasaran politik yang dimaksud dalam penelitian ini mengadopsi Teori


Adman Nursal, yang mengemukakan bahwa pada dasarnya pendekatan pemasaran
politik (political marketing), dikembangkan dengan sembilan model yang disebut
dengan 9P: positioning, policy, person, party, presentation, push marketing, pull
marketing, pass marketing dan polling33. Untuk mempersempit kajian maka
dalam penelitian ini hanya akan dibahas tiga strategi yaitu sebagai berikut:

a. Push marketing Penyampaian produk politik secara langsung kepada


para pemilih. Produk politik tersebut berupa kandidat yang
mencalonkan diri pada suatu pemilihan umum dan kandidat itu sendiri.
Strategi push marketing dilakukan dengan kegiatan kampanye politik
secara langsung seperti pertemuan akbar, pengajian ibu-ibu dan bakti
sosial.

32
Firmanzah.2012.”Marketing Politik, Antara Pemahaman dan Realitas, Jakarta,Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.Hal 217-218
33
Nursal. 2004.”political marketing,Jakarta,PT gramedia Pustaka Utama hal 295 - 298

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Pull marketing Penyampaian produk politik dengan memanfaatkan
media massa. Media massa dalam aktivitas pemasaran politik
memegang peranan yang sangat penting dalam memperkenalkan dan
menyosialisasikan kandidat kepada masyarakat luas. Selain itu melalui
media massa, kandidat dapat menyebarluaskan visi, misi dan program
mereka kepada calon pemilih. Strategi pull markteing dilakukan dengan
kampanye politik menggunakan media cetak (surat kabar) maupun
media elektronik (televisi dan radio).
c. Pass marketing Penyampaian produk politik kepada influencer group
atau pihakpihak yang memiliki pengaruh di masyarakat. Berbagai pihak
yang memiliki pengaruh di masyarakat memiliki nilai strategis bagi
kandidat, sebab dengan adanya daya pengaruh, para tokoh tersebut
dapat meneruskan pesan-pesan politik yang disampaikan kandidat
kepada masyarakat atau komunitasnya. Strategi pass marketing
dilakukan dengan menjalin hubungan politik dengan para tokoh agama,
tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.

Dalam hal ini kandidat dapat membuat kontrak/perjanjian politik dengan


para tokoh tersebut sebagai suatu ikatan yang kuat, agar ketika kandidat yang
dipasarkan memperoleh kemenangan, maka para tokoh tersebut dapat menuntut
janji-janji politik yang dituangkan dalam kontrak, untuk kepentingan masyarakat
di mana para tokoh tersebut berdomisili.

H. Metode Penelitian
H.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang mencoba
mengungkapkan dan menggambarkan rekrutmen calon anggota legislatif di
Kabupaten dairi yang di usung oleh Partai Solidaritas Indonesia Kabupaten
Dairi.Tujuan dari deskriptif adalah membuat, menggambarkan, meringkas
berbagai kondisi dan situasi. yang masyarakat yang menjadi objek penelitian.
Dengan menetapkan fokus pada masalah yang akan diteliti diharapkan nantinya
penelitian akan mendapat data yang maksimal untuk menggambarkan fenomena
aktual yang terjadi.
H.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai
Solidaritas Indonesia Kabupaten Dairi yang bertempat di Jl. Sisingamangaraja No.
64 Sidikalang – Kabupaten Dairi .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


H.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu data primer dan
data sekunder.
1. Data primer Untuk mendapatkan data primer, dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara merupakan proses tanya
jawab secara langsung yang ditujukan terhadap informan di lokasi
penelitian dengan menggunakan panduan atau pedoman wawancara.
Wawancara dengan melakukan komunikasi secara langsung untuk
mendapatkan informasi secara mendalam dengan mengeksplorasi
pertanyaan-pertanyaan pada informasi yang mengacu pada pedoman
wawancara yang telah dirumuskan peneliti.Sehingga data yang
diperoleh dari hasil wawancara tersebut merupakan data pendukung
bagi terlaksananya penelitian. Adapun informan yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah Karisma Rajaguguk selaku Ketua Dewan
Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia Kabupaten Dairi,
Seluruh calon anggota legislatif yang di usung Partai Solidaritas
Indonesia dan seluruh Kepengurusan Partai Solidaritas Indonesia
Kabupaten Dairi.
2. Data Sekunder Data sekunder adalah semua data yang diperoleh melalui
studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dari buku-buku referensi,
jurnal yang sesuai dengan objek kajian penelitian serta berkaitan
dengan permasalahan, dalam hal ini mengenai bagaimana sistem
rekrutmen dalam partai politik yang nantinya akan dijadikan panduan
dalam melakukan penelitian.

H.4. Teknik Analisa Data


Teknik analisa data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
menggunakan jenis analisa data kualitatif, yaitu tanpa menggunakan alat bantu
rumus statistik. Penelitian ini bersifat deskripsi dengan tujuan member gambaran
mengenai situasi atau kejadian yang terjadi. Penulis mengumpulakan data-data
dari buku dan situs internet yang berisi tentang rekrutmen calon legislatif partai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


politik, khususnya Partai Solidaritas Indonesia, kemudian melakukan wawancara
dengan tokoh-tokoh atau para pengurus partai yang mepunyai kapasitas dan
memahami tentang rekrutmen calon legislatif yang dilakukan oleh DPD Partai
Solidaritas Indonesia Kabupaten Dairi.

I.Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metode
Penelitian, dan Sistematika Penulisan
BAB II : Deskripsi Partai Solidaritas Indonesia
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai Partai
Solidaritas Indonesia berupa Sejarah Partai Solidaritas Indonesia ,
Visi dan Misi Partai Solidaritas Indonesia, Lambang dan Makna
Lambang Partai Solidaritas Indonesia, Struktur Organisasi Partai
Solidaritas Indonesia, Struktur Pengurus DPD Partai Solidaritas
Indonesia Kabupaten Dairi.
BAB III : Pada bab ini berisi tentang Gambaran Singkat Pemilihan Umum
2014 di Indonesia, Pemilu, Partai Politik dan Demokrasi di
Indonesia, Rekrutmen Calon Legislatif Partai Solidaritas
Indonesia, Strategi Rekrutmen Calon Legislatif Partai Solidaritas
Indonesia, strategi pemasaran calon yang di usung oleh Partai
Solidaritas Indonesia
BAB IV : Kesimpulan dan Saran Ini merupakan bab terakhir yang berisi
kesimpulam yang diperoleh dari hasil-hasil pembahasan pada
bab-bab sebelumnya, serta berisi saran-saran yang berguna bagi
penulis secara khusus dan berguna bagi organisasi secara umum.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

DESKRIPSI DPD PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA


KABUPATEN DAIRI

A. Latar Belakang dan Profil Partai Solidaritas Indonesia

Era reformasi ditandai dengan upaya mewujudkan kehendak rakyat untuk


mengubah tatanan semua aspek kehidupan, ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya dan pertahanan keamanan. Rakyat tidak menghendaki adanya kekuasaan
yang mengatasnamakan kehidupan bangsa. Kekuasaan harus dikembalikan pada
rakyat sebagai pemegang kehidupan. Tuntutan pembentukan partai politik baru
sebagai infrastruktur politik telah mengakar sampai ke desa-desa dan
berkumandang semakin kencang. Sehingga keterlibatan birokrasi dan aparat
keamanan di dalam partai politik, dinilai sebagai campur tangan yang tidak
semestinya 34.

Latar belakang lahirnya PSI ini karena era reformasi tidak lagi muda.
Tahun ini rezim reformasi telah berusia separuh baya dari lamanya rezim orde
baru berkuasa. Tidak dapat dipungkiri banyak kemajuan yang telah dicapai.
Terpilihnya pemimpin dari kalangan rakyat biasa adalah indikasi bahwa
demokrasi telah berbuah di Indonesia. Seorang pemimpin yang lahir dari rahim
reformasi. Pemimpin baru yang tak terkait dengan rezim masa lalu. Sejarah akan
mencatat, inilah kali pertama Indonesia dipimpin oleh seseorang dari kalangan
rakyat biasa, bukan berdarah biru ataupun tentara. Namun dinamika politik
nasional terlihat sangat dinamis. Apakah presiden orang biasa ini akan efektif
namun masih banyak amanah reformasi yang belum terwujud35.

Salah satu akar dari deretan masalah di atas adalah partai politik.
Demokrasi meletakkan peran sentral partai politik sebagai wadah yang
menyalurkan dan mengagregasi aspirasi, tuntutan dan harapan rakyat. Melalui

34
Jurdi, Kekuatan – kekuatan Politik Indonesia : Kontestasi Ideologi dan Kepentingan, hlm. 302.
35
Tim PSI. ABC Partai Solidaritas Indonesia,(Jakarta: 2015), hlm. 3.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


para kadernya di legislatif dan eksekutif, kebijakan menyangkut hidup orang
banyak diputuskan.

PSI adalah partai politik baru yang didirikan pada tanggal 16 November
2014 berdasarkan Akta Notaris Widyatmoko, SH No. 14 Tahun 2014. Pada
tanggal 16 Desember 2014, Dewan Pimpinan Pusat PSI (DPP PSI) mengajukan
secara resmi surat pendaftaran sebagai partai politik. Selanjutnya Kementerian
Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) secara resmi meminta DPP PSI untuk
melengkapi syarat-syarat pembentukan partai politik sesuai dengan Undang-
undang No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik. Melengkapi syarat-syarat
pembentukan parpol inilah yang menjadi tugas pengurus PSI di semua level
kepemimpinan guna memastikan PSI lolos verifikasi Kemenkum HAM 36.

PSI berkeyakinan, partai baru adalah sebuah kebutuhan, karena PSI


percaya bahwa sirkulasi kekuasaan tanpa diisi oleh sirkulasi generasi hanya akan
menjadi ajang reproduksi masa lalu, tanpa ada sesuatu yang benar-benar baru.
Lebih jauh PSI didirikan, untuk menggalang gerakan politik yang dilandasi oleh
rasa solidaritas untuk kemanusiaan. Politik harus ditopang oleh kemanusiaan,
begitu juga kemanusiaan harus ditopang oleh solidaritas sesama anak bangsa.
Partai politik bukanlah seperti kebutuhan pokok, partai politik baru menjadi
kebutuhan jika partai politik itu berhasil menawarkan perubahan, kebahagiaan
atau gagasan tentang masa depan yang lebih baik. Tanpa itu, partai politik hanya
akan menjadi sekumpulan elit yang tidak terhubung sama sekali dengan rakyat
banyak. Bahkan Ketua Umum PSI Grace Natalie37 mengemukakan bahwa:
Partai Solidaritas Indonesia hadir, menyemai kembali hubungan tak terpisahkan antara
partai politik dengan rakyat, juga membangun sebuah partai politik modern yang sejalan
dengan kebutuhan jaman, serta tentu saja bukan hanya hadir sebagaipartai politik baru,
tapi juga menghadirkan karakter dan cara berpolitik yang baru.Karena Partai Solidaritas
Indonesia berkeyakinan, tidak mungkin mendapatkan hasil yang lebih baik di masa depan
jika dijalankan dengan cara yang sama di masalalu. Dibutuhkan sebuah partai politik baru
yang dijalankan oleh orang-orang baru,yang tidak punya keterikatan dengan kekuatan
politik lama.
Partai politik bukanlah seperti kebutuhan pokok, parati politik baru
menjadi kebutuhan jika partai politik itu berhasil menawarkan perubahan,
kebahagiaan atau gagasan tentang masa depan yang lebih baik. Tanpa itu, partai

36
Tim PSI, ABC Partai Solidaritas Indonesia, (Jakarta: 2015), hlm 4.
37
Tim PSI, ABC Partai Solidaritas Indonesia, (Jakarta: 2015), hlm 2.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


politik hanya akan menjadi sekumpulan elit yang tidak terhubung sama sekali
dengan rakyat banyak. Untuk itulah Partai Solidaritas Indonesia hadir. Menyemai
kembali hubungan tak terpisahkan antara partai politik dengan rakyat, juga
membangun sebuah partai moderen yang sejalan dengan kebutuhan zaman, serta
tentu saja bukan hanya hadir sebagai partai baru, tetapi juga menghadirkan
karakter dan cara berpolitik yang baru. Sebuah kutipan dari Ketua Umum Partai
Solidaritas Indonesia Grace Natalie38.

Melihat kondisi era reformasi yang sudah berusia lebih dari belasan tahun
lamanya. Tidak dapat dipungkiri banyak kemajuan yang telah dicapai, kini rakyat
merayakan mewahnya kebebasan berserikat, berkumpul dan kebebasan pers yang
pada masa lalu mahal harganya. Terpilihannya pemimpin dari kalangan rakyat
biasa adalah indikasi bahwa demokrasi telah berubah di Indonessia. Seorang
pemimpin yang lahir dari rahim reformasi. Pemimpin baru yang tak terkait dengan
rejim masa lalu. Sejarah akan mencatat, inilah kali pertama Indonesia dipimpin
oleh seorang dari kalangan rakyat biasa, bukan berdarah biru atau pun tentara.
namun dinamikai politik nasional terlihat sangat dinamis. Apakah presiden dari
kalangan masyarakat biasa in akan efektif.

Namun masih banyak amanah reformasi yang belum terwujud. Janji


kesejahteraan masih jauh panggang dari api. Angka kesenjangan antara si kaya
dengan si miskin kian menganga. Korupsi masih menjadi musuh utama
pembanguan. Perilaku intoleransi di berbagai daerah masih menghantui beberapa
kelompok minoritas di tanah air. Salah satu akar dari deretan masalah di atas
adalah partai politik.

Demokrasi telah meletakkan peran sentral parati politik sebagai wadah


yang menyalurkan dan mengagregasi aspirasi, tuntutan dan harapan rakyat.
Memalui para kadernya di legislatif dan eksekutif, kebijakan menyakut hidup
orang banyak diputuskan. Politik mengatur kebijakan untuk bersama, sejatinya
adalah tugas moral suci partai poitik. Namun kebijakan parati politik yang
harusnya bermuara pada kepentingan publik, diputar-arah menjadi membela

38
Tim PSI, ABC Partai Solidaritas Indonesia, (Jakarta: 2015), hlm 1 .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kepentingan segelintir elit. Rahim partai politik masih pelit melahirkan pemimpin
(gubernur/bupati/walikota) pro rakyat yang jumlahnya masih dapat di hitung
dengan jari. Partai-partai politik yang ada sekarang telah terjebak kepada
kepentingan rantai ekonomi politik antar elit partai yang lain saling berkelindan 39.

Dalam konteks ini persepsi negatif dan apatise politik di tengah


masyarakat wajar saja berkembang. Namun, seperti yang telah Arief Budiman,
seorang intelektual-aktivis “ sistem kepartaian merupakan inti dari sistem politik
yang demokratis. Memusuhi partai sebagai sistem sama saja dengan
menghancurkan demokrasi. Yang harus dimusuhi adalah orang-orang yang
sekarang ada di partai politik40.”

Sebuah kehadiran partai politik baru bisa dijadikan solusi altenatif.


Sebuah partai yang dapat memutus rantai tali-temali kepentingan ekonomi-politik
elit yang tak segan mengorbankan kepentingan rakyat. Tentu saja partai baru yang
benar-benar baru. Paratai politik baru yang menawarkan kebaharuan dari segala
perspektif dan aksi politik. Bukan baru yang mengaku baru tapi sejatinya hasil
daur ulang spirit partai-partai lama.

Partai Solidaritas Indonesia berkeyakinan, partai baru adalah sebuah


kebutuhan karena PSI percaya bahwa sirkulsi kekuasaan tanpa diisi oleh sirkulasi
generasi hanya akan menjadi ajang reproduksi maasa lalu, tanpa ada sesuatu yang
benar-benar baru. Lebih jauh Partai Solidaritas Indonesia didirikan, untuk
menggalang gerakan politik yang dilandasi oleh rasa solidaritas untuk
kemanusiaan41.

Partai Solidaritas Indonesia atau disingkat PSI adalah partai politik baru
yang didirikan pada tanggal 16 november 2014 berdasarkan Akta Notaris
Widyatmoko, SH No. 14 Tahun 2014. Pada tanggal 16 Desember 2014, Dewan
Pimpinan Pusat PSI (DPP PSI) mengajukan secara resmi surat pendaftaran
sebagai parati politik. Selanjutnya Kementrian Hukum dan HAM secara resmi
meminta DPP PSI unruk melengkapi syarat-syarat pembentukan Parati Politik

39
Ibid.,hlm.04.
40
Ibid.
41
Ibid,.hal. 05.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sesuai dengan Undang-Undang No. 2 tahun 2011 tentang Partai Politik.
Melangkapi syarat-syarat pembentukan Partai Politik inilah yang menjadi tugas
pengurus PSI di semua Level kepemimpian guna memastikan PSI lolos verifikasi
Kementrian Hukum dan HAM42.

Partai Solidaritas Indonesia sama seperti dengan partai lain mempunyai


Visi dan Misi sebagai tujuan perjuang partai, adapun Visi dan Misi dari PSI
seperti tertuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yaitu:

Visi PSI adalah Indonesia yang berkarakter kerakyatan, berkemanusiaan,


berkeragaman, berkeadilan, berkemajuan dan bermartabat43.

Misi dari PSI adalah sebagai berikut44:

1. Menggalang kekuatan nasional malalui sebuah kepemimpinan politik yang


ideologis, terorganisir dan terstruktur.
2. Menggalang perjuangan politik dengan nilai solidaritas nasional
melanjutkan agenda reformasi dan demokratisasi
3. Membangun kembali rasa semangat republikaanisme, merajut kembali rasa
kebangsaan yang terserak, menanam kembali benih-benih idealisme,
mendirikan kembali benteng-benteng kebhinekaan dan membangun kembali
pondasi gotong-royong
4. Mendorong martabat Indonesia dalam pergaulan Internasional sesuai prinsip
politik bebas aktif dengan melihat kondisi geopolitik internasional yang
sedang berkembang.

Partai Solidaritas Indonesia berlambangkan segi empat merah dengan


gambar kepalan tangan menggengam bunga mawar berwarna putih, bertulisakan
PSI dengan huruf P yang terbuka. Arti dari lambing tersebut adalah sebagai
berikut45.

1. Warna dasar merah melambangkan keberanian, warna putih


melambangkan kesucian dan kejujuran, warna hitam melambangkan
kesetiaan, solidaritas dan kekuatan.
2. Tulisan PSI merupakan singkatan dari Partai Solidaritas Indonesia.
Dengan huruf P terbuka menunjukan PSI adalah partai terbuka.
3. Bunga mawar putih adalah lambang solidaritas interasional dengan
gagasan demokrasi substantif yang juga termaktub dalam UUD 1945.

42
Ibid.,hal. 03.
43
Tim PSI, Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga PSI, 2015, pasal 4
44
Ibid., pasal 5.
45
Tim PSI, Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga PSI, 2015, pasal 1dan 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Lima kelopak luar melambangkan pancasila dan tiga kelopak dalam
menujukan Trisakti.
5. Kepalan tangan putih melambangkan tekad yang suci, optimis, pantang
menyerah dan selalu kuat memegang teguh prinsip dan cita-cita bangsa.
6. Warna merah sebagai latar belakang menunjukan bahwa PSI selalu berani
dalam setiap gerakan politiknya, tanpa pernah gentar pada siapapun yang
coba menghalangi cita-cita bangsa indonesia.

Ide bunga mawar ini terinspirasi dari kutipan pidato Soekarno tanggal 29 Juli
1956 di Semarang “Bunga Mawar tidak mempropagandakan harum semerbaknya,
dengan sendirinya harum semerbaknya itu tersebar di sekelilingnya46.”

Sktuktur kepemimpinan PSI dibangun seramping mungkin untuk


efektifitas dan efesiensi kerja-kerja politik menyiapkan verifikasi Kementrian
Hukum dan HAM dan verifikasi KPU. Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas
Indonesia (DPP PSI) terdiri dari 9 (sembilan) orang. Ketua Umum DPP PSI
adalah Grace Natalie Louisa. Terakhir menjadi CEO Saiful Mujani Research and
Counsalting (SMRC) salah satu lembaga konsultan politik yang memiliki
kredibilitas di Indonesia. Sebeumnya Grace Natalie menjadi presenter di SCTV
dan TV One. Sekretaris Jendral DPP PSI adlah Raja Juli Antoni. Ia merupakan
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah ( PP IRM sekarang
IPM tahun 200-2002) dan direktur eksekutif MAARIF Institute for Culture and
Humanity tahun 2005- 2009 sebelum menjabat sebagai sekretaris jendral DPP
PSI47.

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia (DPW PSI) adalah


kepemimpinan PSI di level provinsi yang terdiri dari 7 (tujuh) orang yaitu ketua, 2
(dua) orang Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil
Bendahara. Dewan Pimpinan Daerah Paratai Solidaritas Indonesia (DPD PSI)
merupakan kepemimpinan PSI di level Kabupaten/Kota yang terdiri dari 5 (lima)
orang yaitu; Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Skretaris dan
Bendahara.Dewan Pimpinan Cabang Partai Solidaritas Indonesia (DPC PSI)
adalah kepemimpinan di level kecamatan yang terdiri dari 3(tiga) orang yaitu
Ketua, Sekretaris, Bendahara.

46
Tim PSI, Op.cit., Hlm. 11
47
Tim PSI, Op.cit., Hlm. 9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


B. Prinsip Politik Partai Solidaritas Indonesia

Sebuah Partai Politik akan mendapatkan dukungan dari pendukungan


haruslah menjalankan prinsip dari organisasinya, demikian pula Partai Solidaritas
Indonesia memiliki Prinsip politik dalam menjalankan roda organisasinya. PSI
merangkunnya menjadi 9 (sembilan) Prinsip Dasar PSI meliputi48;

1. Partai Moderen: Terbuka, demokratis, terpimpin, berbasis platform,


budaya partipasi, berkemajuan
Terbuka; PSI terbuka untuk seluruh warga negara Indonesia yang sudah
memenuhi syarat perundang-undangan partai politik. Terbuka untuk
seluruh latar belakang etnis, agama, suku, ras, keyakinan, gender dan latar
belakang sosial lainya. Berpandangan terbuka, tidak sektarian daneksusif.
Demokratis; PSI dalam menjalankan organisasinya menghormati prinsip-
prinsip demokrasi yang mengedepakan musyawarah mufakat, keteraturan
organisasi, penghormatan terhadap kebebasan berpendapat, menolak
diskriminasi (agama, gender, suku, etnus, dll)
Terpimpin; dalam struktur organisasinya PSI menganut sistem organisasi
yang terpimpin dengan kepemimpinan politik tertinggi dibawah Dewan
Pembina Dewan Pimpinan Pusat. Sementara kepemimpinan eksekutif
administratif partai sepenuhnya dibawah dewan Pimpinan Pusat.
Pemisahan kepemimpinan politik dan kepemimpinan administratif
diyakini sebagai langka baru untuk melakukan perbaikan dalamsistem
kepartaian Indonesia.
Berbasis Platform; salah satu strategi yang paling efektif untuk
menciptakan kondisi partai beranggotakn masa yang sebenarnya adalah
proses pengembangan program dasar secara demokratis. Program-
program dasar untuk partai demokratis, dimana indentitas politik dan
kepentingan bersama yang dimiliki semua anggota seharusnya
diekpresikan, tidak hanya terdapat dalam hasil akhir proses perumusan
teks tertulis. Proses pengembangan program itu sendiri juga sama
pentinganya dan bahwa sering kali jauh lebih penting. Mengembangkan

48
Tim PSI, ABC Partai Solidaritas Indonesia, Ibid, Hlm. 12-24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


program dasar partai bukanlah tugas yang hanya dapat dilakukan oleh para
pakar, meskipun pakar-pakar ini tentu saja dapat memeinkan peranan yang
menentukan dan produktif, namun peranan mereka akan tetap terbatas.
Lebih penting lagi untuk melibatkan semua anggota partai untuk terlibat
dalam proses pengembangan ini dengan cara yang jelas dan matang.
Budaya Patisipasi; hal ini sering kali terkait dengan tahap pembanguan
tertentu di dalam budaya politik.
Struktur masyarakat feodal yang dikombinasikan dengan sistem politik
otoriter monarkis dan melahiran budaya politik yang otoriter dan
clientelism. Hal ini merupakan hasil dari tindakan yang sudah mengakar
dimasyarakat berdasarkan pengalaman politik sehari-hari. Budaya politik
clientelism berdasarkan pada pemikiran bahwa keberadaan politik pada
dasarnya merupakan proses timbal balik yg tidak setara.
Timbal balik tersebut, sejalan dengan tahap pembanguan struktur politik
pada fase pra demokrasi, dan pada intinya terdiri dari unsur harapan bahwa
pemimpin yang otoriter akan memberikan perlindungan, sumber daya dan
kemungkinan promosi, dan sebagai gantinya pemimpin tersebut akan
mendapatkan dukungan dan loyalitas. Untuk dapat bekerja dan
mengamankan legitimasi partai demokratis, maka PSI harus secara
seksama membentuk demokrasi internal partai yang berorientasi pada
pertisipasi. Langkah-langkah pembangunan budaya ini harus efektif dan
dapat dipercaya serta tidak mengesampingkan efektifitas organisasi.
Berkemajuan; partai yang modren adalah partai yang bisa menjawab
perkembangan zaman.
Gerakannya selalu dinamis dan bergerek maju sesuai kebutuhan rakyat dan
negara. Prinsip-prisip politiknya adalah prinsip yang kontemporer, tidak
tersandra dalam kunkungan ideologi yang bisa menjawab persoalan
kekinian. Buakn yang ideologi yang anti kritik dan tidak bisa dirubah
layaknya kitab suci. Hanya dengan membangun PSI yang berkemajuan,
maka PSI akan selalu relevan sebagai partai yang solutif bagi kebutuhan
rakyat bnyak.
2. Kemajemukan/Pluralisme

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Legitimasi PSI sebagai partai yang menjunjung tinggi kemajemukan tidak
hanya sebatas kata-kata tapi menjadi nafas dan prinsip PSI dalam
organisasi maupun gerakannya. Ini menjadi prinsip dasar yang wajib di
pahami oleh seluruh kader di setiap tingkatan. Indonesia adalah bentuk
kemjemukan itu sendiri, Indonesia adalah mozaik yang di bentuk dari
warna-warni suku, agama dan budaya. PSI menyadari bahwa bhinneka
tunggal ika adalah sebuah prinsip yang senantiasa menjadi nfas poltik
dalam setiap program dan gerakannya. Perbedaan adalah takdir ilahi yang
tidak bisa dirubah, kemajemukan merupakan takdir historis Indonesia.
Untuk itu PSI sebagai partai baru senantiasa mewajibkan kader-kadernya
untuk memberikan penghormatan yang tingg pada kemajemukan tersebut
dan menerimanya sebagai takdir Ilahi dan takdir historis.
3. Demokrasi Subtantif/Demokrasi Sosial
Demokrasi libertarian berarti pengakuan hak-hak asasi sipil dan politik
saja. Penganut demokrasi liberal ini percaya bahwa kebebasan
diakomodasi paling baik oleh sistem ekonomi pasar bebas tanpa
pembatasan harga milik pribadi. Integrasi sosial dicapai dengan
benrlandaskan kepercayaan pada sistem kontak bebas.
Sebaliknya,demokrasi subtantif/ demokrasi sosial berarti pengakuan atas
kelima kategori hak asasi manusia yaitu hak sipil, politik, sosial, ekonomi
dan kebudayaan. Demokrasi subtantif juga menolak jika politik hanya di
lihat sebagai sirkulasi kekuasaan periodik ( lima tahunan jika di
Indonesia), tanpa adanya pembangunan kemajuan di atas lima hak warga
negara tersebut. PSI memiliki keyakinan, bahwa politik sejatinya adalah
membuat kehidupan warga negara menjadi lebih baik dari waktu ke waktu,
bukan hanya penggantian elit tapi perubahan nasib secara keseluruhan.
Bukan hanya perubahan dalam penghasilan ekonomi, tetapi juga peningkat
standar kebahagian dan kelayakan hidup. Termasuk perasaan aman dan
terminologi human security atau keamanan insani; bebas dari perasaan
takut dan terpenuhi kebutuhan hidup dasarnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Demokrasi Ekonomi
Gagasan demokrasi eknomi tercantum eksplisit dalam dalam konstitusi
sebagai hukum tertinggi di negara kita. UUD NKRI Tahun 1945 memang
mengangdung gagasan demokrasi politik dan sekaligus demokrasi
ekonomi. Artinya, dalam pemegang kekuasaan tertinggi di negara kita
adalah rakyat, baik di bidang politik maupn ekonomi. Seluruh sumber
daya politik dan ekonomi dikuasasi oleh rakyat yang berdaulat. Prinsip-
prinsipp perekonominan nasional yang harus diselenggarakan berdasarkan
atas demokrasi ekonomi yang jelas termaksud dalam UUD 1945,
menyebabkan kenstitusi negara kita itu berbeda dengan konstitusi negara
lain.
5. Kesetaraan dan Keadilan Gender
Kesetaraan gender bagi PSI berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai
manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik,
hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan
nasional (hankamnas) serta kesamaan dalam menikmati hasil
pembanguanan tersebut. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan
diskriminasi dan ketidak adilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun
perempuan. Keadilan gender bagi PSI adalah suatu proses dan perlakuan
adil terhadap perempuan dan laki-laki. Dengan keadilan gender berarti
tidak ad pembakuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan
kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki.
Bagi PSI, terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender ditandai dengan
tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dan dengan
demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol
atas negara serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari proses
politik. Memiliki akses dan partisipasi berarti memiliki peluang atau
kesempatan untuk menggunakan sumber daya dan memiliki wewenang
untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan hasil sumber
daya tersebut. Memiliki kontrol berarti memiliki kewenangan penuh untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mengambil keputusan atas segala sektor. Sehingga memperoleh
manfaatyang sama dari seluruh proses politik.
6. Negara Kesejahteraan
Mandat negara republik Indonesia adalah negara kesejahterahan, hal ini
jelas termaktub dalam UUD 1945. PSI memberi makna negara
kesejahteraan sebagai model idea pembangunan yang difokuskan pada
peningkatan kesejahterahan melalui pemberian peran yang lebih penting
kepada negara dalam memberikan pelayanan sosial secara universal dan
komprehensif kepada warganya.
Negara kesejahteraan sangat erat kaitannya dengan kebijakan sosial yang
di banyak negara mencakup strategi dan upaya-upaya pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan warganya, terutama melalui perlingdungan
sosial yang mencakup jaminan sosial, maupun jaring pengamanan sosial.
Negara kesejahteraan tidak hanya mencakup deskripsi mengenai sebuah
cara pengorganisasian kesejahterahan atau pelayanan sosial. Malainkan
juga sebuah konsep normatif sistem pendekatan ideal yang menekan
bahwa setiap orang harus memperoleh pelayanan sosial sebagai haknya.
PSI menginginkan sebuah negara yang hadir, bukan megara yang
mennyerahkan nasib warga negaranya kepada sektor privat. Beberapa
sektor yang langsung menyentuh kehidupan rakyat banyak haruslah
menjaditanggung jawab negara. Terutama sektor pendidikan, kesehatan,
pengolahan air dan listrik dan pemenujan kebutuhan pangan.
7. Hak Asasi Manusia
PSI memberikan penghormatan yang tinggi pada hak asasi manusia. HAM
adalah hak dasar yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir sampai mati
sebagai anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang memiliki hak
untuk menjalankan kehidupan dan apa yang dikehendakinya selama tidak
melanggar norma dan tata nilai dalam masyarakat. PSI berpendirian bahwa
hak asasi ini sangat wajib untuk dihormati, dijunjung tinggi serta
dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah. Setiap orang sebagai
harkat dan martabat manusia yang sama antara satu orang dengan lainnya
yang benar-benar wajib untuk dilingdungi dan tidak pembeda hak antara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


satu dengan lainya. Kader PSI di seluruh tingkatan wajib untuk menujukan
penghormatan pada setiap hak asasi manusia, karena hak ini adalah hak
yang melekat pada diri setiap manusia sejak dirinya lahir dan tidak dapat
di kurangi apalagi dihilangkan oleh siapapun dalam kondisi apapun selama
manusia tersebut hidup. Sebagai contoh; tidak seorangpun dari kita untuk
memilih terlahir sebagai orang jawa, bugis, padang, cina atau apapun.
Semua itu adalah identitas yang melekat sejak kita lahir, dia adalah
identitas yang terlahir karena kehendak yang kuasa, karenanya setiap
orang tidak bisa mendapat ketidakadilan karena identitas yang sudah
melekat pada dirinya tersebut.
8. Penghormatan Ekologis
PSI berpendirian bahwa manusia dan alam adalah sebuah kosmos yang
tidak terpisahkan, tindakan manusia akan berpengaruh terhadap
lingkungan hidup, demikian pula pada proses alamiah yang terjadi pada
lingkungan hidup akan berakibat langsung pada daya hidup manusia. PSI
menetapkan prinsip dukungan terhadap pelestarian lingkungan hidup
dalam bentuk;
1) Sikap hormat terhadap alam (Respect for nature) hormat terhadap
alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian
dari alam semesta seluruhnya. Jadi alam mempunyai hak untuk
dihormati.
2) Prinsip tanggung jawa (moral responssibility for nature) bahwa
setiap kader dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab
dalam memelihara alam semesta ini sebagi milik bersama dengan
rasa memiliki yang tinggi seakan milik pribadinya. Jadi alam di
ekspoitasi dengan rasa tanggung jawab menjaga kelestariannya.
3) Solidaritas kosmis (cosmic Solidarity) bahwa kader didorong untuk
menyelamatkan lingkungan hidup. Juga mendorong kader untuk
mengambil kebijakan yang pro alam, pro lingkungan hidup atau
menentang setiap tindakan yang merusak alam.
4) Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam (caring for
nature) bahwa setiap kader memiliki prinsip moral satu arah,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menuju yang lain tanpa mengharapkan balasan. Tidak sidasarkan
pada kepentingan pribadi tetap kepentingan alam. Dimana semakin
mencintai dan pedulu kepada lama, manusia semakin berkembang
menjadi manusia yang matang, sebagai pribadi dengan identitasnya
yang kuat. Karena alam memang menghidupkan, tidak hanya
dalam pengertian fisik, melainkan mental dan spiritual.
5) Prinsip “no harm” yang artinya; karena manusia mempunyai
kewajiban moral dan tanggung jawab tehadap alam, jadi manusia
tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu.
6) Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam. Pada prinsip ini
penekanannya pada nilai, kualitas, cara hidup yang baik dan bukan
kekayaan, sarana, standart material. Bukan rakus dan tamk
mengumpulkan harta dan memiliki sebanyak-banyaknya, yang
lebih penting adalah mutu kehidupan yang baik dan bersahaja.
7) Prinsip keadilan, prinsip ini tidak berbicaratentang perilaku
manusia terhadap alam semesta. Tetapi tentang bagaimanamanusia
harus berprilaku satu terhadap yang lain dalam kaitan dengan lam
semesta dan bagaimana sistem sosial harus diatur agar berdampak
positif pada kelestarian lingkungan hidup. Prinsip ini masuk dalam
wilayah politik ekologi, dimana pemerintah dituntut untuk
membuka peluang dan akses yang sama bagi semua kelompok dan
anggota masyarakat dalam ikut menetukan kebijakan publik
(khsusnya dibidang lingkungan hidup) dan dalam memanfaatkan
alam ini bagi kepentingan vital manusia.
8) Prinsip integritas moral, prinsip ini terutama dimaksudkan untuk
pengurus partai. Dimana agar pengurus partai mempunyai sikap
dan perilaku moral yang terhormat serta memegang teguh prinsip-
prinsip moral yang mengamankan kepentingan publik. Pengurus
PSI harus berprilaku bersih dan disegani oleh publik karena
mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kepentingan
masyarakat. Jadi ia dituntut untuk bertindak dan menjaga nama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


baik sebagai orang yang baik dan terhormat, dengan tidak
menyalahgunakan kekuasaannya.
9. Keadilan Sosial
Sila kelima dari Pancasila jelas menyebutkan prinsip keadilan kosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Konsep keadilan sosial telah menjadi telah
menjadi salah satu pemikiran filosofis presiden Soekarno. Hal ini
ditegaskan dalam sebuah pidato tentang Pancasila. Adapun menurut
Soekarno arti dari kata keadilan sosial itu adalah “keadilan sosial ialah
suatu masyarakat atau sifat suatu masyarakat adil dan makmur, berbahagia
buat semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penindasan, tidak ada
penghisapan, tidak ad sebagai yang saya katakan di dalam kuliah umum
beberapa bulan lalu –exploitation de l‟homme parl‟homme.”
Sebagimana Soekarno, PSI sangat memprioritaskan nilai keadilan dan
menjujung tinggi hidup nilai hak-hak asasi manusia dalam konsep hidup
berbangsa dan bernegara. Sudah tentu, lahirnya gagasan tentang defenisi
keadilan sosial ini merupakan hasil refleksi Soekarno tentang masa gelap
sejarah bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah mengalami penderitaan,
penindasan, penghinaan dan penghisapan oleh penjajahan Belanda dan
Jepang. Penyataan teks di atas membuktikan bahwa Soekarno ingin
mencanangkan keadilan sosial sebagai warisan dan etika bangsa Indonesia
yang harus diraih. Upaya agar keadilan sosial dapat terwujud, maka
keadilan sosial itu harus dimulai dari hidup bermasyarakat. Soekarno
menyadari bahwa negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku
bangsa dkan mencapau keadilan sosial asalkan rakyat Indonesia telah
dipersatukan menjadi satu bangsa, yakni bangsa Indonesia. Pemahaman
aspek persatuan ini jelas tidak bisa terlepas dari aspek “rasa” setiap orang.
Rupanya konsep tentang persatuan bangsa ini sudah lama digagas oleh
Soekarno. Hal ini dapat dibaca dalam isi pidatonya: Kita hendak
mendirikan suatu negara “semua buat semua”. Bukan buat satu orang,
bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan
yang kaya, tetapi “sumua buat semua.”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


C. Partai Solidaritas Indonesia Sebagai Partai Politik Baru

PSI sebagai Partai baru yang konsisten merekrut pengurusnya yang bukan
bagia dari partai politik lama tidak punya ketersambungan dengan kekuatan
politik lama. Dengan demikian PSI bisa secara konsiten melakukan gerakan
politik yang sama sekali baru tanpa harus tersandra dengan kepentingan politik
lama, klientalisme, rekam jejak yang buruk, beban sejarah dan citra yang buruk
terhadap partai politik sebelumnya. Sejalan dengan pernyataan Sekretaris Jendral
PSI Menurut Raja Juli Antoni49, sejak awal PSI didirikan dengan sebuah
keyakinan bahwa sebenarnya banyak orang baik di negeri ini, dan sebenarnya kita
tidak kekurangan stok orang baik di negeri ini. Yang kurang adalah orang-orang
baik itu enggan untuk terlibat langsung dalam sebuah proses pengambilan
keputusan misalnya di parlemen, sehingga akhirnya politik itu dikuasai oleh
orang-orang yang memang kita deskripsikan sebagai orang tidak baik. Dua nilai
yang kami perjuangkan dalam PSI adalah pertama, sesuatu yang terkait dengan
nation building kita, yaitu memperjuangkan anti intoleransi.

Kedua, terkait dengan state building anti korupsi. Raja Juli Antoni
mengatakan, yang terjadi pada hari ini yang mengkhawatirkan adalah kita tidak
bisa lagi memisahkan secara baik apa yang menjadi urusan agama dan apa yang
menjadi urusan politik. Dalam Pilkada Jakarta kemarin kita melihat justru terjadi
proses instrumensasi agama yaitu agama dipergunakan sedemikian rupa untuk
tujuan politik. Ini tentu akan merusak tatanan demokrasi kita karena salah satu inti
dari demokrasi adalah bagaimana kita bisa mendudukan posisi agama dan politik.
Karena itu kebebasan individu menjadi penting dan karena kebebasan individu
itulah kemudian semua orang harus dianggap sama sebagai citizen. Jadi tidak ada
orang atau sekelompok orang yang lebih mulia dibandingkan dengan kelompok
lain dan agama tertentu tidak bisa dianggap sebagai warga negara kelas satu,
sedangkan yang lainnya kelas dua.

49
Psi.id.2017, “Mengenal Partai Baru”, dikutip dari https://psi.id/berita/2017/06/12/mengenal-
partai-baru/, pada tanggal 1 Juli 2017 pukul 15.32 WIB

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Partai ini mempunyai persyaratan khusus untuk mengisi komposisi partai
politiknya seperti, memberikan porsi yang besar pada perempuan sehingga
gerakan politik PSI tidak hanya sekedar memenuhi syarat 30% perempuan, tapi
juga seluruh keputusan politiknya diambil melalui keterlibatan aktif perempuan
didalamnya. PSI secara konsisten memisahkan antara dua hal yang selama ini
kadang kabur, antara mengurus partai dan mengurus politik. Sejak awal telah
memisahkan struktur politik dengan struktur administratifnya. Tidak akan terjadi
politisi mengurus administrasi partai lalu menggunakannya untuk kepentingan
kekuasaan, karena partai akan diurus oleh orang-orang muda profesional yang
paham betul bagaimana mengurus organisasi yang modren, profesional, bersih
dan transparan.

Kebaruan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dapat diindikasikan dari


karakter dan nilai dasar yang dianut PSI yang sekaligus menjadi syarat bergabung
dengan PSI baik sebagai kader maupun pengurus PSI, adapun kreteria khusus
tersebut yaitu50;

1. Partai Baru dengan Aktivis Politik


Baru PSI adalah partai baru dikelola oleh para aktivis politik baru yang
sebelumnya tidak pernah menjadi pengurus harian partai apapun. Ini adalah
cara sadar PSI sebagi Partai Baru untuk memutus mata rantai dari perilaku,
spirit dan tradisi buruk partai-partai politik lama.
2. Partai Baru dengan Aktivis Politk muda PSI adalah partai baru yang dikelola
aktivis muda berusia di bawah 45 tahun. Dalam praktiknya, kader-kader PSI
yang sudah bergabung rata-rata berusia 30 tahunan. In adalah cara PSI untuk
memberikan kesempatan kepada generasi muda bangsa untuk terlibat aktif
dalam menetukan masa depan bangsa. Ini juga cara PSI menolak politik
gerontrokrasi; politik yang didominasi orang-orang tua secara usia yang
mengelola politik dengan cara-cara tua dan usang.
3. Partai Baru yang Inklusif dan Pluralis PSI adalah partai baru yang terbuka
(inklusif dan plurais) bagi seluruh anak negeri tanpa memandang latar
belakang suku, agama dan ras mereka. Spirit inklusivitas kader PSI yang akan

50
Tim PSI, ABC partai solidaritas Indonesia, op.cit., Hlm.5-7.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mengabdi di lembaga legislatif dan eksekutif dengan mengedepankan kriteria
objektif-rasional ketimbang kriteria primordial berbasis kesukuan atau
keagamaan.
4. Partai Baru yang Ramah Anak dan Perempuan PSI adalahpartai baru yang
keputusan-keputusan politiknya diorientasikan kepada perbaikan kualitas
hidup sosial politik anak dan perempuan. PSI secara konsisten membangun
struktur organisasinya dengan memberikan porsi yng besar bagi perempuan
untuk menjadi pengurus PSI. Bahkan PSI berupaya untuk mencapai angka
minimal 40 % pengurus perempuan di setiap tingkatan. Dibuktikan dengan
angka 60% kepengurusan perempuan ditigkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
5. Partai Baru yang ramah Lingkungan PSI adalah partai baru yang berorientasi
“hijau” dimana kebijakan pembangunan selalu dilandaskan kepada
keberpihakan kepada konservasi yang berkelanjutan.
6. Partai Baru yang Modren
7. PSI adalah partai baru yag modren, karena :
1) Menganut nilai-nilai kemanusiaan modren seperti penegakan demokrasi
dan pembelaan terhadap hak asasi manusia;
2) Mempercayai ilmu pengetahuan dan oleh karena itu seluruh kebijakan
diambil berdasrkan hasil penelitian yang mendalam. PSI juga
mempercayai suvey yang mempergunakan metodologi yang sahih
sebagai cara menampung aspirasi masyarakat;
3) mempergunakan teknologi informasi dalam manajemen internal partai
dan kampanye publiknya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


D. Persyaratan Calon Legislatif Berdasarkan Undang-Undang (UU) dan
Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU)

D.1. Persyaratan Calon Legislatif Berdasarkan Undang-Undang (UU)

Syarat bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota
berdasarkan Pasal 240 UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu adalah Warga
Negara Indonesia dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut51:

1) Telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih.


2) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3) Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4) Dapat berbicara, membaca, dan/atau menulis dalam' bahasa Indonesia.
5) Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas, madrasah
aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan,
atausekolah lain yang sederajat.
6) Setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, danBhinneka Tunggal
Ika.
7) Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yangtelah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindakpidana yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih,kecuali . secara
terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik bahwayang bersangkutan
mantan terpidana
8) Sehat jasmani, rohani, dan bebas dari penyalahgunaan narkotika.
9) Terdaftar sebagai pemilih.
10) Bersedia bekerja penuh waktu.
11) Mengundurkan diri sebagai kepala daerah, wakil kepala daerah,aparatur
sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggotaKepolisian
Negara Republik Indonesia, direksi, komisaris, dewanpengawas dan
karyawan pada badan usaha milik negara dan/ataubadan usaha milik
daerah, atau badan lain yang anggarannyabersumber dari keuangan negara,

51
Undang- undang No.07 tahun 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang dinyatakan dengan suratpengunduran diri yang tidak dapat ditarik
kembali.
12) Bersedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik, advokat,notaris,
pejabat pembuat akta tanah, atau tidak' melakukan pekerjaanpenyedia
barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negaraserta pekerjaan
lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas,
wewenang, dan hak sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
13) Bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat negaralainnya,
direksi, komisaris, dewan pengawas dan pada badan usahamilik negara
dan/atau badan usaha milik daerah serta badan Lain yanganggarannya
bersumber dari keuangan Negara.
14) Menjadi anggota Partai Politik Peserta Pemilu.
15) Dicalonkan hanya di 1(satu) lembaga perwakilan dan.
16) Dicalonkan hanya di 1 (satu) daerah pemilihan.

Syarat-syarat calon legislatif tersebut diatas disertasi dengan kelengkapan


administratif sebagaimana disebutkan dalam Pasal 240 ayat 2 UU No 7 Tahun
2017.

D.2 Persyaratan Calon Legislatif Berdasarkan Peraturan Komisi


Pemilihan Umum (PKPU )

Syarat Bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRDKabupaten/Kota


berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Republik Indonesia
Pasal 8 PKPU No 20 Tahun 2018 adalah Warga Negara Indonesia dan harus
memenuhi persyaratan52:

1) Telah berumur 21(dua puluh satu)tahun atau lebih terhitung sejak


penetapan DCT.
2) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3) Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4) Dapat berbicara, membaca, dan/atau menulis dalam bahasa Indonesia.
52
Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.20 Tahun 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5) Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas, madrasah
aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau
sekolah lain yang sederajat.
6) Setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhinneka Tunggal Ika.
7) Tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali secara terbuka dan jujur
mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan
terpidana.
8) Bagi terpidana yang tidak menjalani pidana di dalam penjara meliputi.
9) Terpidana karena kealpaan ringan (culpa levis ), atauTerpidana karena
alasan politik; wajib secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada
publik bahwa yang bersangkutan sedang menjalani pidana tidak di dalam
penjara.
10) Bagi mantan terpidana yang telah selesai menjalani masa
pemidanaannya, secara kumulatif, wajib memenuhi syarat secara terbuka
dan jujur mengemukakan kepada publik dan bukan sebagai pelaku
kejahatan yang berulang.
11) Bukan Mantan Terpidana bandar narkoba, kejahatan seksual terhadap
anak, atau korupsi.
12) Sehat jasmani, rohani, dan bebas penyalahgunaan narkotika, psikotropika
dan zat adiktif.
13) Terdaftar sebagai pemilih.
14) Bersedia bekerja penuh waktu.
15) Mengundurkan diri sebagai gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil
bupati, wali kota atau wakil wali kota, aparatur sipil negara, anggota
Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia, direksi, komisaris, dewan pengawas dan/atau karyawan pada
Badan Usaha Milik Negara dan/atau Badan Usaha Milik Daerah, atau
badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara, yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik
kembali.
16) Mengundurkan diri sebagai Penyelenggara Pemilu atau panitia Pemilu
yang dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik
kembali.
17) Persedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik, advokat, notaris,
pejabat pembuat akta tanah, atau tidak melakukan pekerjaan penyedia
barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan Negara serta
pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan
tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPR, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
18) Bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat Negara lainnya,
direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha
milik negara dan/atau badan usaha milik daerah, serta badan lain yang
anggarannya bersumber dari keuangan Negara.
19) Menjadi anggota Partai Politik Peserta Pemilu.
20) Dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan.
21) Dicalonkan hanya oleh 1 (satu)Partai Politik Peserta Pemilu.
22) Dicalonkan hanya di 1 (satu) Dapil; dan
23) Telah melaporkan kekayaannya kepada instansi yang berwenang
memeriksa laporan kekayaan penyelenggara negara.

E. PENATAPAN JUMLAH CALON ANGGOTA DPRD DI KABUPATEN


DAIRI

Ketua KPU Dairi, Sudiarman Manik SPdI, MM didampingi komisioner


lainnya Freddy, Veryanto Sitohang, Jenny Ester Pandiangan, S.Sos, Hartono
Maha SPdI menetapkan Kabupaten Dairi dengan jumlah penduduk 322.748
terbagi 4 daerah pemilihan (dapil) dan alokasi sebanyak 35 kursi untuk anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pada Pemilihan Umum (Pemilu)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tahun 2019 pada rapat pleno KPU di Aula Kantor KPU Sidikalang Kamis,
(12/4)53.

TABEL 1. PEMBAGIAN KURSI DPRD KABUPATEN DAIRI

DAPIL KECAMATAN DPT KURSI DPR

1. Sidikalang
2. Siempat Nempu Hulu
1 115.103 12 KURSI
3. Parbuluan
4. Sitinjo
1. Siempat Nempu
2. Silima Pungga-pungga
2 3. Siempat Nempu Hilir 75.952 8 KURSI
4. Lae Parira
5. Berampu
1. Tanah Pinem
3 2. Tigalingga 61.822 7 KURSI
3. Gunung Sitember
1. Sumbul
4 2. Silahi Sabungan 69.871 8 KURSI
3. Pegagan Hilir

J U M L A H DPT = 322.748 JIWA 35 KURSI

(Sumber:Lampiran pembagian kursi DPRD Kabupaten Dairi 2019)

53
http://harian.analisadaily.com/lintas-daerah/news/4-dapil-dan-alokasi-35-kursi-
dprd/537978/2018/04/13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

PEMBAHASAN
A. Metode Rekrutmen

Partai politik memiliki pola – pola tertentu dalam menentukan calon legislatif
yang akan diusung. Pada pola-pola tersebut, biasanya terdapat metode dalam
rekrutmen yang dilakukan. cara rekrutmen yang dilakukan oleh partai politik
biasanya dikenal dengan dua metode yakni metode ilmiah dan metode non ilmiah.

Pada hal ini peneliti melihat metode nya dari segi kriteria dan mekanisme
yang digunakan DPD PSI Kabupaten Dairi, yang didasarkan data dan fakta di
lapangan. Berkaitan dengan metode rekrutmen, DPD PSI Kabupaten Dairi
pastinya memiliki kriteria serta mekanisme yang digunakan, bagi calon legislative
ng akan diusung. Dalam hal ini metode yang digunakan oleh DPD PSI Kabupaten
Dairi menggunakan metode ilmiah, hal tersebut dikarenakan dalam pelaksanaan
rekrutmen DPD PSI Kabupaten Dairi didasarkan standar- standar ilmiah dan
perhitungan analisis yang matang, yang didasarkan oleh kriteria-kriteria yang
diinginkan PSI.

B. Kriteria Rekrutmen Calon Legislatif DPD PSI Kabupaten Dairi

Penentuan kriteria dan mekanisme pada proses rekrutmen merupakan


salah satu hal yang sangat diperlukan dan dianggap penting, dimana melalui
kriteria-kriteria yang ditentukan dapat mengetahui caleg seperti apa yang
diinginkan, serta dapat mencerminkan strategi seperti apa yang diinginkan oleh
partai politik tersebut dalam melakukan rekrutmen politiknya, dengan melalui
mekanisme-mekanisme rekrutmen.

Penentuan kriteria diharapkan dapat memunculkan calon-calon yang


sesuai harapan dalam fungsi rekrutmen pada partai politik. Kriteria biasanya
menjadi bagian yang tak terpisahkan baik dalam kontestasi jabatan politik ataupun
regenerasi kepemimpinan organisasi. AD/ART PSI serta syarat-syarat dari
undang-undang secara umum dan khusus dari partai merupakan pedoman yang
akan dijadikan sebagai bahan Acuan, sebagai pedoman kriteria penilaian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Acuan tersebut nantinya akan dimiliki panitia seleksi independen DPD PSI
Kabupaten Dairi dalam rangka penjaringan bakal calon legislatif. Seperti hasil
wawancara peneliti dengan Karisma Rajagukguk selaku Ketua DPD PSI
Kabupaten Dairi, mengatakan:
“PSI memiliki Acuan yang berisikan kriteria-kriteria yang menjadikan salah satu
penilaian juri independen, tidak ada kriteria khusus yang memberatkan para Bacaleg,
contohnya hanya seperti kecakapan, serta kreativitas yang dimiliki Bacaleg dalam
berbicara didepan publik serta kreativitas para Bacaleg dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada.” (Sumber: Hasil Wawancara, 01 juli 2019)

Penilaian kriteria Bacaleg akan dilakukan pada saat seleksi kompetensi,


seperti yang telah disampaikan diatas bahwa panitia seleksi DPD PSI Kabupaten
Dairi akan melakukan sesi wawancara untuk menguji kapabilitas dan
profesionalitas kandidat yang lolos tahapan evaluasi dokumen. Wawancara
terhadap kandidat ditujukan untuk mengevaluasi 6 (enam ) indicator Acuan
penilaian yaitu sebagai berikut:

i. Nilai
Sikap inklusif dan toleran (memandang positif perbedaan yang ada ),
komitmen terhadap pemberantasan korupsi, komitmen terhadap 4 pilar
kebangsaaan
ii. Visi
Memiliki visi yang jelas untuk berkontribusi membangun bangsa
melalui parlemen, kemampuan meyakinkan orang lain tentang visi
yang dimilikinya, kemampuan melihat trend dan perubahan Indonesia
ke depannya dalam kerangka strategis.
iii. Profesionalitas
Komitmem terhadap pencapaian hasil akhir yang berkualitas, memiliki
target pencapaian yang jelas, menetapkan standar yang tinggi untuk
setiap pekerjaan.
iv. Kreativitas
Memiliki ide-ide kreatif untuk menyelesaikan permasalahan yang ada,
menyukai pendekatan baru dalam melakukan sesuatu, kemampuan
mengakomodasi ide-ide dari orang lain
v. Komunikasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan jelas dan
terstruktur, kemampuan mendengar dan berdialog dengan orang lain,
dapat berdiskusi secara konstruktif.
vi. Agen Perubahan Inisiatif
untuk melakukan perubahan, menjadi role model bagi orang-orang di
sekitarnya, menggerakkan orang lain untuk terlibat gerakan perubahan.

Acuan diatas Dipertegas lagi oleh Hebsi sihombing selaku Caleg DPD PSI
Kabupaten Dairi, yang mengatakan:
“Berdasarkan kriteria penilaian yang digunakan PSI dalam merekrut Caleg nya, PSI
bertujuan akan mencari calon wakil rakyat yang nantinya akan membuat regulasi yang
berdampak bagi masyarakat dan membangun nilai solidaritas antar masyarakat, demi
terwujudnya “Anti Korupsi dan Anti Intoleransi”. (Sumber: Hasil Wawancara, Tanggal
01 juli 2019 )

Pernyataan diatas diperkuat lagi oleh salah satu bakal Caleg DPRD
Kabupaten Dairi dari Dapil 1 DPD PSI Kabupaten Dairi Gordon Haider Siburian
S.kom, mengatakan:
“Kriteria ini mungkin bisa dibilang salah satu strategi PSI untuk mendapatkan Caleg-
caleg yang berkualitas, karena PSI menginginkan proses pemilihan calon anggota
legislatif yang transparan dinilai kunci dari terwujudnya politik yang sehat, dimana PSI
ingin memulai sebuah tradisi politik yang baru. Bacaleg yang telah mendaftarkan diri
diwajibkan mengetahui kriteria tersebut, agar para Bacaleg yang mendaftar mengetahui
apa tujuan dari PSI sendiri, demi mewujudnya “Anti Korupsi dan Anti Intoleransi”.
(Sumber: Hasil Wawancara, 01 Juli 2019)

Berdasarkan penjelasan diatas yang didapatkan melalui wawancara dengan


internal partai dan salah satu calon legislatif, bahwa penilaian kriteria dilakukan
pada saat seleksi kompetensi yang dilakukan secara wawancara terhadap Bacaleg
yang ditujukan untuk mengevaluasi 6 (enam) indikator Acuan kriteria penilaian
yang digunakan PSI, serta kriteria-kriteria tersebut wajib diketahui oleh para bakal
calon legislatif.

Selesainya tahapan evaluasi kompetensi, panitia seleksi dari DPD PSI


Kabupaten Dairi akan melakukan penilaian melalui tata cara penghitungan
seleksian. Bacaleg yang memenuhi persyaratan akan dinyatakan lolos dan bias
masuk ke evaluasi sosialisasi, sebagaimana yang dikatakan oleh Karisma Raja
gukguk selaku ketua DPD PSI Kabupaten Dairi, yang mengatakan:
“Bacaleg yang memenuhi persyaratan nilai rata-rata minimum akan dinyatakan
lolos tahapan evaluasi kompetensi. PSI akan mengeluarkan keputusan Bacaleg

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang lolos seleksi pada tahapan kompetensi. Hasil dari keputusan tersebut akan di
informasikan kepada Bacaleg yang lolos dan tidak lolos, melalui Email. Bacaleg
yang lolos seleksi tahapan evaluasi kompetensi akan diundang untuk mengkuti
tahapan selanjutnya yaitu evaluasi sosialisasi.” (Sumber: Hasil Wawancara,
Tanggal 01 Juli 2019)

Berdasarkan pernyataan yang telah disampaikan, ditarik kesimpulan


bahwa kriteria yang digunakan DPD PSI Kabupaten Dairi lebih mengarah ke visi
misi PSI itu sendiri, dimana menargetkan Caleg yang berasal dari kalangan anak
muda yang berkarakter, berkemajuan dan bermartabat, serta memperjuangkan
politik dengan nilai solidaritas. Pada proses memberikan penilaian terhadap
Bacaleg yang mendaftar secara transparan, yang diberikan kuasa penuh kepada
panitia seleksi independen yang dimiliki DPD PSI Kabupaten Dairi. Dari kriteria
yang ada, akan mengahasilkan mekanisme rekrutmen secara keseluruhan yang
akan digunakan.

C. Mekanisme Rekrutmen Calon Legislatif pada DPD PSI Kabupaten


Dairi

Setiap partai politik memiliki cara yang berbeda dalam melakukan


rekrutmen politiknya. Biasanya cara yang berbeda tersebut dapat terlihat dari
ketentuan-ketentuan terkait kebijakan partai politik melakukan rekrutmen bagi
calon legislatif ataupun kadernya. Di dalam cara rekrutmen calon legislatif, DPD
PSI Kabupaten Dairi pasti memiliki aturan mengenai tata cara atau metodelogi
dalam melakukan rekrutmen politiknya.

Metodelogi tersebut dimungkinkan menjadi bagian yang tak tepisahkan


sekaligus menjadi strategi DPD PSI Kabupaten Dairi dalam merekrut calon
legislatifnya, dengan melalui mekanisme-mekanisme rekrutmen.

C.1 Pembentukan Tim panitia seleksi

Diawali dengan pembentukan tim rekrutmen Bacaleg yang dinamakan


panitia seleksi independen DPD PSI Kabupaten Dairi.Tim Pansel bakal calon
legisatif dibentuk sesuai dengan SK (Surat Keputusan) yang dikeluarkan Dewan
Pimpinan Daerah (DPD ) PSI, dengan membentuk panitia seleksi disetiap
tingkatan legislatif. DPP PSI bertanggung jawab untuk membentuk panitia seleksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


independen untuk tahapan seleksi calon legislative DPR RI, DPD PSI
bertanggung jawab untuk membentuk panitia seleksi independen untuk tahapan
seleksi calon legislatif DPRD Provinsi dan DPD PSI bertanggung jawab untuk
membentuk panitia seleksi independen untuk tahapan seleksi calon legislatif
DPRD Kabupaten/Kota. Anggota panitia seleksi yang dibentuk oleh DPD PSI
Kabupaten Dairi yang telah menyatakan kesediaannya dari berbagai latar
belakang yang berbeda untuk memastikan proses seleksi dapat menghasilkan
kandidat yang berkualitas.
Dipertegas lagi oleh sekretaris DPD PSI Kabupaten Dairi, mengatakan:
“PSI mengadakan rekrutmen terbuka untuk menjaring Bacaleg yang berkualitas. PSI telah
membentuk Panitia Seleksi (Pansel ). Pada saat sesi wawancara oleh Timsel terhadap
Bacaleg, akan dilihat rekam jejak, visi calon tersebut, profesionalitas, kreatifitas, dan lain-
lain untuk melihat kualitas Bacaleg. PSI siap untuk memberikan kendaraan bagi orang-
orang baik, yang mau memerangi korupsi, dan sejalan dengan PSI. Tim Pansel
Independen ini juga telah diseleksi secara ketat dan mereka juga mesti punya kemampuan
yang sudah teruji.” (Sumber: Hasil Wawancara, Tanggal 01 April 2019 )

Secara jelas berdasarkan peryataan yang telah disampaikan bahwa tim


Pansel yang dibentuk telah melalui tahap seleksi secara ketat oleh internal PSI,
tentunya mereka memiliki kemampuan yang telah teruji. PSI memiliki tiga
tahapan pada seleksi Bacaleg yang terdiri dari tahapan evaluasi administrasi,
evaluasi kompetensi, dan evaluasi sosialisasi.

C.2 Tahapan Evalusi Administrasi

Pada tahapan evaluasi administrasi dan dokumen, berkaitan dengan syarat-


syarat minimal pendaftaran yang di tetapkan oleh KPU dan PSI, mengisi formulir
pendaftaran dan membuat tulisan 1 (satu) halaman tentang “anti korupsi dan anti
intoleransi”, evaluasi ini akan dilakukan oleh tim dari internal PSI. Panitia seleksi
nantinya akan melakukan seleksi terkait dengan tulisan tentang “Penanganan Anti
Korupsi dan Intoleransi”, Sebagaimana diungkapkan oleh Karisma Rajagukguk
selaku Ketua DPD PSI Kabupaten Dairi, yang mengatakan:
“Diawal pendaftaran para Bacaleg akan membuat tulisan tentang “Penanganan Anti
Korupsi dan Intoleransi”, Dua kriteria ini menjadi poin penting dalam seleksi Bacaleg
PSI. setelah berkas nya masuk, ada tim sendiri dari PSI yang akan menyeleksi secara
administrasi. Setelah itu akan di agendakan untuk melaksanakan seleksi tes kompetensi
bersama juri independen, tahap selanjutnya yaitu seleksi sosialisasi, pada seleksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sosialisasi, Bacaleg yang mendaftar harus mendapatkan dukungan dari masyarakat yang
dibuktikan dengan videovideo.” (Sumber: Hasil Wawancara, 01 Juli 2019)

C.3 Tahapan Evaluasi kompetensi

Evaluasi kompetensi yaitu mengevaluasi kemampuan dan kecakapan


seorang kandidat, evaluasi pada tahapan ini akan dilakukan oleh tim panitia
seleksi dengan melakukan wawancara dengan para Bacaleg. Proses wawancara
tatap muka akan berlangsung selama 20 (dua puluh ) menit yang terdiri dari 2
(dua) bagian. Bagian pertama, kandidat melakukan presentasi selama maksimum
7 (tujuh) menit. Bagian kedua, panitia seleksi melakukan tanya jawab selama
maksimum 13 (tiga belas) menit. Presentasi peserta selama maksimum 7 (tujuh)
menit berisi tentang visi dan solusi kreatif apa yang akan mereka berikan bila
berhasil duduk menjadi anggota legislatif, ide untuk melawan korupsi dan
intoleransi serta bagaimana mengajak orang lain untuk ikut dalam melakukan
perubahan.

C.4 Tahapan evaluasi sosialisasi

Terakhir evaluasi sosialisasi yaitu mengukur kemampuan kandidat nuntuk


berinteraksi dan meyakinkan masyarakat di daerah pemilihan dan para Bacaleg
memiliki video dukungan. Evaluasi pada tahap ini akan dilakukan oleh tim dari
internal partai. Pada kesempatan ini setiap caleg
Mekanisme rekrutmen tersebut telah dijelaskan ke dalam Acuan yang dimiliki
panitian seleksi independen DPD PSI Kabupaten Dairi. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Karisma rajagukguk Ketua DPD PSI Kabupaten Dairi
menjelaskan:

“Pedoman atau Acuan yang digunakan oleh DPD PSI tentunya di dasarkan pada SK DPP
yang telah disosialisasikan ke pengurus daerah yang menyangkut tentang petunjuk
rekrutmen calon legislatif. Di dalamnya terdapat isi tentang mekanisme serta kriteria yang
dikedepankan untuk rekrutmen calon legislatif. Pedoman tersebut dijadikan sebagai
Acuan dalam merekrut calon legislatif.”
(Sumber: Hasil Wawancara, 01 juli 2019)

Dipertegas lagi oleh sekretaris DPD PSI Kabupaten Dairi, yang


mengatakan:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


“PSI memiliki tiga tahapan pada rekrutmen Bacaleg nya yang terdiri dari tahapan evaluasi
administrasi, disini para Bacaleg akan diseleksi secara administrasi, jika lolos akan diikuti
ke evaluasi kompetensi, dimana akan diakadakan sesi secara wawancara yang akan
diseleksi oleh tim Pansel independen yang dimiliki PSI dan yang terakhir evaluasi
sosialisasi,dimana pada tahapan ini bertujuan untuk mengukur kemampuan kandidat
dalam berinteraksi dan meyakinkan masyarakat di daerah pemilihannya serta para
Bacaleg harus membuat dukungan dari masyarakat. Setelah semuanya selesai tim Pansel
independen yang dimiliki PSI akan menilai dan memasukkannya ke scoring, setelah itu
Tim Pansel Independen ini akan mengadakan diskusi terhadap internal partai untuk
menentukan diterima atau tidak nya bacaleg tersebut”. (Sumber: Hasil Wawancara,
Tanggal 20 April 2018)

Diperkuat lagi oleh salah satu bakal Caleg DPRD Provinsi dari Dapil 1
DPD PSI Kabupaten Dairi Hebsi Sihombing, mengatakan: berkaitan dengan
mekanisme yang telah dijalankan, mengatakan:

“Tahapan yang telah dijalankan PSI dirasa sudah begitu jelas dan transparan, karena
Salah satu masalah utama di parpol adalah sistem rekrutmen calon anggota legislatif yang
tidak transparan. Tidak mengherankan praktik korupsi, misalnya, masih sangat marak
terjadi. PSI ingin membangun tradisi dan standar baru. PSI ingin Rekrutmen caleg
dijalankan dengan profesional dan transparan. Kalau proses dan sistemnya diperbaiki,
diharapkan kualitas anggota legislatif juga jauh lebih baik.” (Sumber: Hasil Wawancara,
Tanggal 01 juli 2019) .

Terkait tahapan rekrutmen yang telah dilakukan DPD PSI Kabupaten Dairi,
bahwa pada mekanisme rekrutmennya sudah dilakukan secara jelas, dimana dari
proses awal pendaftaran sampai dengan proses penilaian. selesainya tahap
kompetensi ini para Bacaleg akan dinilai sesuai dengan kriteria pokok yang
ditetapkan untuk menilai calon mana yang berhak lolos, guna mendapatkan calon
anggota legislatif yang benar-benar menguasai visi misi masing-masing, serta
sejalan dengan program pemenangan partai.

Selanjutnya untuk memutuskan dan menetapkan calon legislative berada


pada rapat harian partai, yang mekanisme pengambilan keputusannya diambil
dengan cara musyawarah dan tetap merujuk kepada undang-undang yang berlaku.
Dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti dengan Ketua DPD PSI Kabupaten
Dairi, yang mengatakan:

“Pengambilan keputusan terkait rekrutmen legislatif PSI diputuskan secara musyawarah


melalu rapat harian partai atas dasar pertimbangan terkait penilaian yang sudah di
tetapkan panitia tim seleksi independen DPD PSI Kabupaten Dairi, jika dibutuhkan
wewenang akan diserahkan kepada ketua dan pengurus partai lainnya untuk mengevaluasi
menyangkut pertimbangan yang butuh keputusan orang banyak.” (Sumber: Hasil
Wawancara, Tanggal 01 juli 2019).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Keputusan DPD akan diterbitkan dalam bentuk Surat Kerja (SK ) DPD
PSI Kabupaten Dairi yang selanjutnya disampaikan kepada KPUD Kabupaten.
Penetapan calon anggota legislatif terpilih sudah berdasarkan pada pertimbangan
kebijakan partai dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang sudah di
rapatkan sebelum nya.

Salah satu nya fakta integritas calon, dimana seperti yang dikatakan ketua
DPD PSI Kabupaten Dairi,

“dalam proses seleksi PSI menjamin seluruh bakal calon anggota DPRD pada Pemilu
2019 yang diajukan kepada KPU memiliki integritas dan komitmen yang tinggi untuk
tidak melakukan tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme atau melakukan pelanggaran
hukum, yang sudah ditanda tangani oleh ketua umum Grace Natalie Louisa dan sekretaris
jendral Raja Juli Antoni. (Sumber: Hasil Wawancara, Tanggal 01 April 2019 )

D .Konsistensi dan Kecenderungan Rekrutmen

Suatu kriteria menjadi hal yang tak dapat dipisahkan bagi partai politik
demi terciptanya individu-individu yang berkualitas untuk ditempatkan pada
jabatan politik ataupun organisasi. Kriteria dianggap menjadi suatu kewajiban
demi mendapatkan individu yang terbaik. Pada sebuah proses rekrutmen biasanya
partai politik memiliki kecenderungan yang berbeda dalam melakukan
rekrutmennya, kecenderungan tersebut terkadang mengacu pada hasil dan proses
yang ingin dicapai partai politik tersebut.

Berbicara pola kecenderungan rekrutmen politik, ada beberapa tipe


kecenderungan rekrutmen politik, diantaranya tipe partisan, compartmentalization,
immediate survival, dan civil service reform. Seperti hal nya DPD PSI Kabupaten
Dairi, kecenderungan rekrutmen yang digunakan DPD PSI Kabupaten Dairi bisa
dikatakan mencangkup keempatnya, dimana secara garis besar dapat dikatakan
lebih mengedepankan loyalitas, pendidikan, pengalaman organisasi, adanya
oAcuanitas pemimpin partai, dan kemampuan yang dimiliki oleh anggota calon
legislatif. Kecenderungan yang lebih dominan digunakan DPD PSI Kabupaten
Dairi dalam merekrut calon legislatif nya yaitu kecenderungan civil service
reform, dimana untuk kecenderungan ini menggambungkan dua tipe
kecenderungan antara tipe partisan dan tipe compartmentalization. kecenderungan
civil service reform lebih menjurus kedua-duanya yaitu loyalitas dan kemampuan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dimana sangat mempengaruhi kinerjanya di DPRD dalam membawa misi
kepartaiannya.

D.1. Partisan

Tipe kecenderungan partisan merupakan pendukung yang kuat, loyalitas


tinggi, terhadap partai hingga bisa direkrut untuk jabatan strategis. Tipe ini lebih
mengedapan kader-kader partai yang bias direkrut untuk menjadi calon legislatif.
Artinya pada kecenderungan ini, indikaAcuan yang dilihat adalah dari sisi
loyalitas dan pendukung terutama yang berkaitan dengan kader-kader partai. Pada
tipe kecenderungan ini menurut penulis semua partai hampir dipastikan
menggunakan tipe partisan.

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara dengan Ketua DPD PSI
Kabupaten Dairi, yang menyebutkan:

“PSI merupakan partai baru, dimana untuk melihat loyalitas maupun elektabilitas kader-
kader DPD PSI Kabupaten Dairi belum sepenuhnya kelihatan, tetapi tidak dipungkiri
DPD PSI Kabupaten Dairi sama halnya dengan partai-partai yang lain, dimana pastinya
DPD PSI Kabupaten Dairi melihat dari segi loyalitas nya, dan PSI sendiri sebagai partai
yang baru, dalam perekrutan akan menampung anak-anak muda yang mempunyai
kemampuan untuk gabung bersama PSI, seperti tujuan dari PSI itu sendiri yang
menjunjung Anti Korupsi dan Anti Toleransi.” (Sumber: Hasil Wawancara, 01 juli 2019)

Dipertegas lagi Sekretaris DPD PSI Kabupaten Dairi, yang mengatakan:


“Pastinya setiap partai mencari yang memiliki loyalitas tinggi tehadap partainya, bahkan
sangat bagus apabila mempunyai keduanya antara loyalitas dan elektabilitas, yang
terpenting para Bacaleg memiliki profesionalitas kinerja di bidang masing-masing. PSI
berkeyakinan, para Bacaleg tersebut akan mampu mengisi komisi-komisi dengan
profesional. PSI bertujuan bersama-sama berjuang mengubah paradigma politik koAcuan,
dengan cara memenuhi kursi legislatif untuk orangorang baik yang siap mendedikasikan
hidupnya demi kepentingan rakyat,.” (Sumber: Hasil Wawancara, 20 April 2018)

Pernyataan tersebut memperkuat bahwasanya tipe partisan ini memang


cenderung digunakan oleh DPD PSI Kabupaten Dairi dalam melakukan rekrutmen
Caleg. Dengan salah satu titik ukur keloyalitasan, diharapkan dapat memperkuat
penyampaian aspirasi dari pendukung partai dan menjalankan visi misi partai.

D.2.Compartmentalization

Partai politik di negara penganut sistem demokrasi seperti di Indonesia akan


memberikan kesempatan besar bagi warga negaranya untuk berpartisipasi menjadi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


anggota partai politik dan juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk
berkompetisi agar dapat terpilih menjadi orang yang dicalonkan sebagai
pemimpin jabatan politik. Bagi warga negara yang mempunyai kemampuan yang
menonjol, kemungkinan dirinya dapat terpilih sebagai calon legislatif ataupun
pemimpin lebih besar.

Kemampuan yang menonjol yang dimaksud tentu saja tidak hanya


berbicara segi kualitas semata. Tingkat pendidikan dan pengalaman organisasi
juga menjadi pertimbangan partai politik dalam memilih dan menetapkan calon
legislatifnya. Tingkat pendidikan dan pengalaman organisasi berkaitan erat
dengan kemampuan wawasan seorang individu dalam menghadapi suatu masalah
dan perilaku organisasi. Oleh karena itulah partai politik biasanya juga
menggunakan tingkat pendidikan dan pengalaman organisasi dalam merekrut
calon legislatifnya.

proses rekrutmen yang didasarkan pada latar belakang pendidikan dan


pengalaman organisasi ataupun kegiatan sosial politik seseorang (ketokohan)
seperti contohnya aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM )yang digunakan
oleh Partai politik dapat disebut kecenderungan tipe compartmentalization.
Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti,

tipe kecenderungan compartmentalization ini juga digunakan oleh DPD


PSI Kabupaten Dairi dalam menentukan calon legislatifnya. Tipe kecenderungan
compartmentalization ini sebenarnya hanya menjadi nilai tambah saja bagi kader
yang akan dicalonkan jadi anggota legislatif. Tipe ini memang menjadi poin
pertimbangan bagi DPD Partai Perindo Kabupaten Dairi dalam menentukan calon
anggota legislatif, namun ini hanya menjadi penunjang kapasitas kader ketika
nantinya terpilih menjadi anggota dewan. Terkait hal tersebut selaku Wakil Ketua
DPD PSI Kabupaten Dairi, mengatakan bahwa:
“Untuk pendidikan dan pengalaman organisasi PSI tidak terlalu mementingkan hal
tersebut ke dalam indicaAcuan penilaian, dalam artian bukan tidak mementingkan sama
sekali, hanya saja pendidikan dan pengalaman organisasi hanya sebagai penunjang untuk
para Caleg di hadapan masyarakat, yang terpenting mereka dapat bekerja secara
profesionalitas di bidangnya masing-masing, dan mampu mengisi komisi-komisi dengan
profesional nantinya.” (Sumber: Hasil Wawancara, 01 juli 2019)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dipertegas lagi oleh Wakil Sekretaris DPD PSI Sekretaris DPD PSI
Kabupaten Dairi, yang mengatakan:

“PSI terbuka untuk siapa saja, dari golongan apa saja baik baik itu aktivis atau bukan,
serta pendidikannya SMA, sarjana atau tidak, PSI tidak terlalu mementingkan hal
tersebut, asalkan Bacaleg yang mendaftar bisa komitmen dalam menjaga kesesuaian visi
misi Bacaleg dengan tujuan dari PSI.” (Sumber: Hasil Wawancara, 01 juli 2019)

Berdasarkan pernyataan yang telah disampaikan diatas, dapat disimpulkan


bahwa DPD PSI Kabupaten Dairi memberikan perhatian terhadap tingkat
pendidikan dan pengalaman organisas idari bakal calon . Namun PSI sendiri tidak
memfokuskan hal tersebut, ini hanya menjadi penunjang kapasitas seorang calon
ketika nantinya terpilih menjadi anggota dewan, yang dibuktikan oleh data DCT
Dapil 2 DPRD Kabupaten Dairi berikut :

Tabel 2. Pendidikan Terahir Caleg PSI Dapil 2 Kabupaten Dairi

PENDIDIKAN
No urut Nama lengkap
TERAHIR
1 RONALD SIANTURI D3
2 ADIMIN PASARIBU SMA
3 MARIATI DAMANIK SMA
4 FRANS MAKARIOS MN.NABABAN SMA
5 DUMARIS SIJABAT S1
6 LEONARDO SIHOMBING S1
(Sumber:https://drive.google.com/file/d/1LWPNes6h9Te3pRanA3ktOVF1ok7fnVkN/view)

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang telah diperoleh, dengan salah
satu titik ukur tingkat pendidikan dan pengalaman organisasi. Bahwa dari DCT
Dapil 2 DPRD Kabupaten Dairi menunjukan memang benar DPD PSI Kabupaten
Dairi tidak terlalu mefokuskan tingkat pendidikan dan hanya dijadikan sebagai
penunjang kapasitas kader saja nantinya, tetapi DPD PSI Kabupaten Dairi lebih
menekankan Caleg yang memiliki kemampuan yang mempuni.

D.3 Imediate Survival

Tipe kecenderungan imediate survival merupakan proses rekrutmen yang


dilakukan oleh oAcuanitas pimpinan partai tanpa memperhatikan kemampuan
orang-orang yang direkrut, yang artinya pada rekrutmennya dapat dikatakan
wewenang pimpinan mempunyai porsi yang sangat besar. Pada porsi yang sangat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


besar itu sendiri tanpa memperhatikan profil dan kompetensi seorang calon
legislatif.

Hanya berdasarkan perkiraan pimpinan partai saja terkait siapa saja yang
akan diusung menjadi calon legislatif. Berdasarkan hasil wawancara yang telah
dilakukan penulis, DPD PSI Kabupaten Dairi dalam rekrutmen politiknya
menolak adanya kebijakan ketua umum yang sifanya absolut terhadap perekrutan
politik terhadap calon legislatif. Hal tersebut disampaikan oleh sekretaris DPD
PSI Kabupaten Dairi, yang mengatakan:

“Pengambilan keputusan terkait rekrutmen legislatif PSI diputuskan secara musyawarah


melalu rapat harian partai atas dasar pertimbangan terkait penilaian yang sudah di
tetapkan panitia tim seleksi independen DPD PSI Kabupaten Dairi, jika dibutuhkan
wewenang akan diserahkan kepada ketua dan pengurus partai lainnya untuk mengevaluasi
menyangkut pertimbangan yang butuh keputusan orang banyak.” (Sumber: Hasil
Wawancara, 01 juli 2019)

Secara khusus memang jelas tidak terlihat bahwa adanya sentralisasi


kebijakan ketua umum dalam melakukan rekrutmen politik. Memang awalnya Juri
Independen dari berbagai profesi ini yang menyeleksi bacaleg, tetapi jikapun ada
kewenangan tersebut terkait pertimbangan-pertimbangan khusus yang mengacu
pada kriteria. Kemudian berkaitan transaksional politik pada rekrutmen DPD PSI
Kabupaten Dairi, Sekretaris DPD PSI Kabupaten Dairi, menegaskan bahwa:

“Dari awal pendaftar sampai dengan akhir penentuan calon legislatif, tidak ada
transaksional apapun yang dilakukan baik itu dari Bacaleg nya atau dari pengurusnya.
Kalau pun ada itu biaya masing-masing individu untuk membuat surat persyaratan dari
PSI, seperti membuat SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) dan lain-lain.”
(Sumber: Hasil Wawancara, 01 JULI 2019)

Diperkuat lagi oleh salah satu bakal Caleg DPRD Provinsi dari Dapil 1
DPD PSI Kabupaten Dairi Hebsi sihombing, yang berkaitan dengan transaksional
politik yang terjadi terkait rekrutmen Caleg, mengatakan:
“Dalam menjalankan proses-proses rekrutmen yang diadakan PSI, belum melihat dan
mendengar adanya praktek transaksional yang terjadi, PSI ingin proses rekrutmen yang
dilaksanakan terbebas dari unsur transaksional politik, PSI ingin menghasil Caleg yang
mempunyai kualitas dibidang nya masing-masing.” (Sumber: Hasil Wawancara, 01 juli
2019)

Secara khusus, berdasarkan penjelasan terhadap internal partai dan salah


satu calon anggota legislatif dari DPD PSI Kabupaten Dairi, tidak terlihat bahwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


adanya sentralisasi kebijakan ketua umum dalam melakukan rekrutmen politik.
Namun pada kenyataannya jika dilihat dari DCT PSI Dapil 1 DPRD Provinsi
Kabupaten Dairi yang telah dijelaskan sebelumnya pada tabel 2, terlihat jelas
terdapat peran pempinan partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang
yang direkrut.

Terlihat jelas bahwa DPD PSI Kabupaten Dairi dalam menjalankan proses
penjaringan caleg, pimpinan DPD Partai Perindo Kabupaten Dairi berhak
menunjuk langsung siapa kader yang akan ditempatkan menjadi caleg. Terlepas
pertimbangan apapun itu dalam menentukan caleg tersebut. Yang jelas pimpinan
partai mempunyai hak untuk menentukan caleg yang akan diberikan amanah.

D.4. Civil Service Reform

Pemilihan umum merupakan kesempatan pengurus partai politik yang


dianggap mampu untuk mengambil keputusan terkait yang akan diusung menjadi
calon legislatif. Untuk mempertahankan suatu jabatan, maka partai politik harus
mampu menampilkan orang-orang yang memiliki kemampuan serta loyalitas yang
sesuai dengan visi dan platform partai.

Melihat dari sistem demokrasi di Indonesia yang semakin hari semakin


mapan, partai politik tentunya dituntut semakin dewasa. Tuntutan kedewasaan
partai politik diuji seperti dalam merekrut orang-orang yang memiiki kemampuan
baik direkrut secara internal maupun eksternal. Kemampuan dan keterampilan
tersebutlah yang nantinya akan menjadi nilai jual bagi partai politik baik untuk
mendapatkan suara dari masyarakat pada Pemilu nantinya.

Indikator pada tipe kecenderungan Civil Service Reform merupakan


proses rekrutmen dengan salah satu titik ukur berdasarkan kemampuan dan
loyalitas seorang calon sehingga bisa mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi
atau penting. Artinya untuk tipe Civil Service Reform jika kita lihat bahwa
kecenderungan ini menggambungkan dua tipe antara tipe partisan dan tipe
compartmentalization, dimana tipe kecenderungan ini lebih menjurus kedua-
duanya yaitu loyalitas dan kemampuan seorang calon anggota legislatif. Dengan
kata lain DPD PSI Kabupaten Dairi menggunakan tipe kecenderungan tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berkaitan dengan keterampilan dan loyalitas individu yang dijadikan
pertimbangan dalam proses rekrutmen untuk calon legislatif yang akan diusung
oleh DPD Partai Perindo Kabupaten Dairi pada pemilu nantinya, Dalam hal ini
Ketua DPD PSI Kabupaten Dairi, mengatakan:
“Keterampilan, tentu itu juga menjadi salah satu bahan pertimbangan PSI, terampil
menurut PSI Bacaleg harus memiliki banyak ide-ide kreatif untuk menyelesaikan suatu
masalah, karna PSI ingin Caleg yang nantinya sudah jadi, bukan hanya mengenyangkan
perut sendiri saja, tetapi juga harus bisa menyalurkan, menyumbangkan ide-ide kreatif
khusus nya untuk Kabupaten Dairi dalam menyelesaikan masalah yang ada”. (Sumber:
Hasil Wawancara, 01 juli 2019)

Dipertegas lagi oleh Sekretaris DPD PSI Kabupaten Dairi, yang


menegaskan bahwa:
“Semua sudah menjadi bahan pertimbangan dari PSI dan juri independen, karena PSI
ingin Caleg yang benar-benar berjuang untuk Kabupaten Dairi khususnya dan juga untuk
Indonesia, makanya diadakan seleksi-seleksi tersebut untuk menjaring dan mendapatkan
Caleg yang terbaik. Begitu juga dengan loyalitas yang dimiliki, PSI mengharapkan
Bacaleg yang mendaftar mempunyai visi dan misi yang sesuai dengan tujuan dari PSI
yaitu “Anti Korupsi dan Anti Intoleransi.” (Sumber: Hasil Wawancara, 01 juli 2019)

Memiliki kader yang kemampuan operasionalnya mumpuni terutama di


bidang politik adalah hal yang diidamkan partai politik untuk mewakili partai di
DPRD termasuk DPD PSI Kabupaten Dairi. Berdasarkan hasil wawancara yang
telah dilakukan terhadap internal partai, didapatkan kesimpulan bahwa DPD PSI
Kabupaten Dairi secara khusus juga menggunakan kecenderungan Civil Service
Reform dalam menetapkan calon legislatifnya, dimana lebih mengedepankan
kemampuan dan loyalitas, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Secara garis besar pola kecenderungan yang dimiliki DPD PSI Kabupaten
Dairi dalam memilih dan menetapkan calon anggota legislatif, Acuan yang paling
dominan dalam melakukan perekrutan calon anggota legislatif adalah Acuan
loyalitas dan kemampuan, dimana seorang calon anggota legislatif itu pada
umumnya mempunyai basis operasional yang mempuni, sehingga diharapkan
dapat menyelesaikan dengan cepat permasalahan-permasalahan yang ada
dimasyarakat.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi pada penelitian


yang peneliti lakukan berfokus pada persoalan mengenai bagaimana pola
rekrutmen yang digunakan Partai Solidaritas Indonesia dalam merekrut calon

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


legislatifnya yang dibagi menjadi beberapa indicator Acuan penilaian. Fokus
tersebut telah ditelaah berdasarkan kategori dibawah ini:

Tabel 3. Triangulasi Data Penelitian


Indikator Observasi Wawancara
Sifat dan pola Partai Solidaritas Indonesia PSI dalam melakukan rekrutmen calon legislatif
rekrutmen (PSI) melakukan open mengacu pada aturan AD/ART partai dan di
rekrutmen secara terbuka untuk terjemahkan kembali ke dalam Acuan yang telah
masyarakat yang merasa ditetapkan tentang prosedur rekrutmen calon
memiliki kemampuan anggota legislatif, yang akan diikuti baik itu dari
dibidangnya dan cocok dengan eksternal maupun internal partai.
visi dan misi serta tujuan partai
dan ingin mendaftarkan diri PSI bersifat terbuka dalam syarat-syarat serta
sebagai calon legislatif PSI. pengumuman rekrutmen, dimana memulai
rekrutmen dengan melakukan sosialisasi di media
dan website pribadi yang dimiliki, baru setelah itu
PSI melakukan 3 (Tiga ) tahap rekrutmen dalam
merekrut calon legislatifnya. PSI dalam proses
rekrutmen Caleg juga menggunakan pola rekrutmen
tertutup yang berlaku bagi perekrutan calon
legislatif yang berasal dari kader internal partai,
dengan cara ditunjuk dan dihubungi secara
langsung oleh partai untuk maju sebagai calon
legislatif, tanpa melalui dan mengadakan Pemira
terlebih dahulu dalam hal proses rekrutmen calon
legislatif dari internal partai, karena salah satu
standard dan kriteria sifat rekrutmen terbuka yaitu
setiap partai harus mengadakan konvensi di internal
partai.
Metode PSI mengadakan sosialisasi Kriteria rekrutmen yang diinginkan PSI sudah
rekrutmen serta pelatihan terhadap dimasukkan ke dalam scoring penilaian yang
Bacaleg, serta memiliki tim nantinya akan dinilai oleh panitia seleksi
Pansel dari berbagai tokoh independen dalam merekrut bakal calon legislatif
dan keilmuan. melalui seleksi kompetensi.

Panitia seleksi independen PSI merupakan dari


eksternal PSI yang terdiri dari para pakar, ahli
dan profesional dari berbagai latar belakang
berbeda.

DPD PSI Kabupaten dairi menggunakan metode


secara ilmiah, hal tersebut dikarenakan dalam
pelaksanaan rekrutmen DPD PSI kabupaten dairi
didasarkan standar-standar ilmiah dan perhitungan
analisis yang matang.
kecenderungan PSI Lampung mengedepankan Pola kecenderungan yang digunakan DPW PSI
Caleg yang memiliki Kabupaten Dairi, menggunakan keempat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kemampuan, pengalaman Pola Kecenderungan partisan, compartmentalization,
kecenderungan yang digunakan mediate survival serta civil service reform, yang
DPD PSI Kabupaten dairi, dapat dikatakan lebih mengedepankan loyalitas,
menggunakan empat pendidikan, pengalaman organisasi, serta adanya
kecenderungan partisan, otoritas pemimpin partai, dan kemampuan yang
organisasi serta loyalitas dimiliki masing-masing calon.
terhadap Partai.
(sumber: diolah Dari hasil Penelitian penulis )

E. Hasil Penetapan DCT DPRD DPD PSI Kabupaten Dairi

Tabe 4. Nama Nama DCT DPRD DPD Kabupaten dairi

Jenis
No Nama Kab. Tempat Tinggal
kelamin
1 HENRA JAINUDDIN SINAGA, S.I.P L KABUPATEN DAIRI
2 JON VERI LEONARDO BANUREA, S.S L KABUPATEN DAIRI
3 Dr. MARINI STANNIE ANGGAIRAH, S.IP,M.Pdk P KABUPATEN DAIRI
4 PARLINDUNGAN SIMANJUNTAK, S.T L KABUPATEN DAIRI
5 FRIZ WEMINGTON TAMPUBOLON, S.T L KABUPATEN DAIRI
6 FITRI ANGELIA SARAGIH, Amd P KABUPATEN DAIRI
7 GORDON HAIDAR SIBURIAN, S.Kom L KABUPATEN DAIRI
8 EWIL MERODAKH SITANGGANG, S.H L KABUPATEN DAIRI
9 RIMA MELATI SIHITE P KABUPATEN DAIRI
10 HEBSI MARGANDA SIHOMBING, S.E L KABUPATEN DAIRI
11 SUKARI L KABUPATEN DAIRI
12 MARTA LENA MANIK P KABUPATEN DAIRI
13 RONALD SIANTURI, Amd L KOTA MEDAN
14 ADIMIN PASARIBU L KABUPATEN DAIRI
15 MARIATI DAMANIK P KABUPATEN DAIRI
16 FRANS MAKARIOS MN. NABABAN L KABUPATEN DAIRI
17 DUMARIS SIJABAT, S.T P KOTA MEDAN
18 LEONARD JOSEP SIHOMBING, S.E L KABUPATEN DAIRI
19 KARISMA RAJAGUKGUK L KABUPATEN DAIRI
20 TAMPAK KUDADIRI, S.K.M L KABUPATEN DAIRI
21 BERKAT NABABAN, S.K.M P KABUPATEN DAIRI
(Sumber: Arsip Rekrutmen Calon DPRD PSI Kabupaten Dairi )

F. Hasil Penetapan DCT DPRD DPD PSI Kabupaten Dairi


di Tiap DAPIL

Tabel 5. Nama Nama DCT DPRD DPD Kabupaten dairi DAPIL SATU
Jenis
No.urut Nama Kab. Tempat Tinggal
kelamin
1 HENRA JAINUDDIN SINAGA, S.I.P L KABUPATEN DAIRI
2 JON VERI LEONARDO BANUREA, S.S L KABUPATEN DAIRI
3 Dr. MARINI STANNIE ANGGAIRAH, S.IP,M.Pdk P KABUPATEN DAIRI
4 PARLINDUNGAN SIMANJUNTAK, S.T L KABUPATEN DAIRI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5 FRIZ WEMINGTON TAMPUBOLON, S.T L KABUPATEN DAIRI
6 FITRI ANGELIA SARAGIH, Amd P KABUPATEN DAIRI
7 GORDON HAIDAR SIBURIAN, S.Kom L KABUPATEN DAIRI
8 EWIL MERODAKH SITANGGANG, S.H L KABUPATEN DAIRI
9 RIMA MELATI SIHITE P KABUPATEN DAIRI
10 HEBSI MARGANDA SIHOMBING, S.E L KABUPATEN DAIRI
11 SUKARI L KABUPATEN DAIRI
12 MARTA LENA MANIK P KABUPATEN DAIRI
(Sumber: Arsip Rekrutmen Calon DPRD PSI Kabupaten Dairi )

Tabel 6. Nama Nama DCT DPRD DPD Kabupaten dairi DAPIL DUA
Jenis
No.urut Nama Kab. Tempat Tinggal
kelamin
1 RONALD SIANTURI, Amd L KOTA MEDAN
2 ADIMIN PASARIBU L KABUPATEN DAIRI
3 MARIATI DAMANIK P KABUPATEN DAIRI
4 FRANS MAKARIOS MN. NABABAN L KABUPATEN DAIRI
5 DUMARIS SIJABAT, S.T P KOTA MEDAN
6 LEONARD JOSEP SIHOMBING, S.E L KABUPATEN DAIRI
(Sumber: Arsip Rekrutmen Calon DPRD PSI Kabupaten Dairi )

Tabel 7. Nama Nama DCT DPRD DPD Kabupaten dairi DAPIL TIGA
Jenis
No.urut Nama Kab. Tempat Tinggal
kelamin

(Sumber: Arsip Rekrutmen Calon DPRD PSI Kabupaten Dairi )

Tabel 8. Nama Nama DCT DPRD DPD Kabupaten dairi DAPIL EMPAT
Jenis
No. urut Nama Kab. Tempat Tinggal
kelamin
1 KARISMA RAJAGUKGUK L KABUPATEN DAIRI
2 TAMPAK KUDADIRI, S.K.M L KABUPATEN DAIRI
3 BERKAT NABABAN, S.K.M P KABUPATEN DAIRI
(Sumber: Arsip Rekrutmen Calon DPRD PSI Kabupaten Dairi )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang “Peranan Partai


Politik Dalam Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Study
Kasus : Rekrutmen Calon Dan Pemasaran Calon Anggota Perwakilan Rakyat
Daerah ( DPRD) Kabupaten Dairi Yang Di Usung Oleh DPD Partai Solidaritas
Indonesia Kabupaten Dairi ).yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:

1. Sifat pola rekrutmen calon legislatif yang dilaksanakan DPD PSI


Kabupaten dairi mengunakan sifat pola rekrutmen terbuka pada
perencanaan atau pengumuman, persiapan, prosedur dan syarat rekrutmen,
dalam merekrut calon legislatif dari eksternal partai untuk mendaftarkan
diri sebagai calon legislatif, dan juga partai ini memberikan sosialisasi
serta pembekalan terhadap calon legislatif berupa pemahaman tentang visi
dan misi serta strategi pemenangan partai kepada para calon legislatif
jelang Pemilu 2019.
2. Metode pola rekrutmen calon legislatif yang digunakan DPD PSI
Kabupaten Dairi menggunakan metode ilmiah karena dalam pelaksanaan
rekrutmen partai didasarkan standar-standar ilmiah dan perhitungan
analisis yang matang, seperti terdapat form penilaian terhadap kriteria-
kriteria calon yang diinginkan partai, serta dinilai langsung oleh tim Pansel
yang dipercayai untuk menyeleksi calon-calon anggota legislatif yang
mendaftar.
3. Kecenderungan yang lebih dominan digunakan DPD PSI Kabupaten Dairi
dalam merekrut calon legislatif nya yaitu kecenderungan civil service
reform yaitu loyalitas dan kemampuan,dimana untuk kecenderungan ini
menggambungkan dua tipe kecenderungan antara tipe partisan dan tipe
compart mentalization. kecenderungan civil service reform lebih menjurus
kedua-duanya. Dimana partai lebih mencari bakal calon legislatif yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


memiliki loyalitas serta kemampuan di bidangnya masing-masing, dan PSI
juga menekankan nilai yaitu memandang positif perbedaan yang ada serta
komitmen terhadap pemberantasan korupsi.

B. Saran

Secara umum terkait dengan pola rekrutmen DPD PSI Kabupaten Dairi
sudah cukup baik, namun masih ada catatan dan saran untuk DPD PSI Kabupaten
Dairi, yakni:

1. Dalam mempromosikan partai nya dirasa kurang begitu luas dan


maksimal, sebaiknya semaksimal mungkin menggunakan media social
dengan cara yang efektif untuk mempromosikan partai, sehingga
masyarakat dapat dengan cepat dan mudah mengetahui dan mengenal
partai baru tersebut. Caranya dapat dengan memperbanyak artikel atau
tulisan-tulisan tentang keunggulan partai tersebut, sehingga masyarakat
mendapatkan pilihan dan meyakinkan bahwa partai tersebut pro rakyat
atau tidaknya.
2. Terkait dengan metode rekrutmennya yang digunakan, sebaiknya Partai
baru ini menerapkan metode yang lebih revolusioner atau metode- metode
yang lebih memberi warna baru yang berbasis ilmiah dan terukur,
sehingga bisa terlihat perbedaan dengan partai-partai sebelumnya, bahwa
partai baru ini mempunyai inovasi-inovasi yang baru dan bersifat ilmiah.
3. Terkait dengan kecenderungan rekrutmen, memiliki beberapa perbedaan
kecenderungan, namun secara umum jika dibandingkan dengan partai-
partai mainstream lainnya tidak ada perbedaan yang signifikan, dimana
seharusnya partai baru menggunakan inovasi-inovasi yang baru juga
sehingga membuat nilai lebih dimata masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Pustaka

Sorensen,Georg. 2003. Demokrasi dan Demokratisasi (Proses dan Prospek


dalam Sebuah Dunia yang Sedang berubah). Yogyakarta : Pustaka Belajar

Anwar, K. dan salviana,V.2006. Perilaku Partai Politik,Studi Perilaku Partai


Politik dalam Kampanye dan Kecenderungan Pemilih pada Pemilu
2004.Malang : UMM Press

Budiardjo,Miriam. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik.Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama

Sanit,Arbi.1985. Perwakilan Politik Indonesia.Jakarta : CV. Rajawali

Usman,Husni dan Purnomo.2000. Metodologi Penelitian Sosia.Bandung: Bumi


Aksara

Rahman,A.2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu


Firmanzah.2011. Mengelola Partai Politik (Komunikasi dan Positioning Ideologi
Politik Di Era Demokrasi). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Hasbi Umar.2008 “Paradigma Baru Demokrasi di Indonesia: Pendekatan


terhadap Pemilu DPR/DPRD ,Jurnal Innovatio Vol.VII, No.14 Edisi Juli-
September 2008,

Nursal, Adam. 2004. Political Marketing. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Firmanzah. 2008.Marketing Politik. Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta:


Yayasan Obor Indonesia.

Husni Usman dan Purnomo, 2000. Metodologi Penelitian Sosia.Bandung: Bumi


Aksara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai